GANGGUAN (HINDER) TERHADAP HAK MILIK ATAS TANAH

advertisement
GANGGUAN (HINDER) TERHADAP HAK MILIK ATAS TANAH SEBAGAI
DASAR GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM (STUDI KASUS :
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO 1829/K/PDT/2010).
Putu Krisna Yutatama dan Abdul Salam
Program Kekhususan Hukum Tentang Hubungan Sesama Anggota Masyarakat,
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, 16424
Abstrak
Skripsi ini akan membahas gangguan terhadap hak milik atas tanah. Hak milik atas suatu
benda yang dapat dibuktikan dengan alas hak yang sah memberikan kewenangan absolut bagi
pemegang hak nya guna mengambil kemanfaatan seluas-luasnya dari benda yang dihaki. Hak
milik dibatasi dengan ketentuan dalam hukum perdata di Indonesia salah satunya adalah tidak
menimbulkan gangguan (hinder) bagi orang lain. Setiap orang harus menghormati hak-hak
yang dimiliki orang lain agar tidak mengurangi kenikmatan dalam menikmati hak yang
dimiliki. Gangguan dapat terjadi terhadap hak milik atas tanah. Jika terjadi gangguan
terhadap hak milik maka dapat digugat berdasarkan gugatan Perbuatan Melawan Hukum.
Akan tetapi tidak semua gangguan tehadap hak milik atas tanah merupakan perbuatan
melawan hukum.
Kata kunci: Perbuatan melawan hukum, hak milik, gangguan
Abstract
This thesis will discuss the nuisance of land ownership. Proprietary rights over an object
which can be proved by legitimate title gives absolute authority to it’s holder to take the
widest benefit. Proprietary rights of Land are limited by the provisions of the civil law in
Indonesia, one of which is not to cause nuisance (hinder) for others. Everyone must respect
the rights of others as not to detact from enjoyment of enjoying owned rights. Nuisance can
occur on land ownership. In the event of nuisance to the land, it can be sued under Unlawful
act. However, not all nuisance to Proprietary rights of land is an unlawful act.
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
Key words: Unlawful Act, proprietary rights, nuisance
Pendahuluan
Hak kebendaan sebagai bagian dari hak absolut memberikan kenikmatan terhadap
orang yang memilikinya guna mengambil manfaat seluas-luasnya atas benda yang ia miliki.
Dengan kata lain bahwa seseorang telah memiliki hak milik pribadi yang absolut sehingga ia
dapat melakukan hal yang ia inginkan atas sesuatu yang memang ia miliki secara sah haknya,
namun dalam kepemilikannya atas hak tersebut tentunya tidaklah dibenarkan apabila
bertentangan dengan hak yang dimiliki orang lain juga. Berdasarkan pasal 570 Kitab
Undang-undang Hukum perdata1, bahwa hak milik yang dimiliki seseorang haruslah dibatasi
dengan tidak bertentangan dengan undang-undang, tidak menimbulkan gangguan terhadap
orang lain (hinder), tidak menyalahgunakan hak (misbruk van recht), pembatasan oleh
hukum tetangga, dan pencabutan hak untuk kepentingan umum.2
Salah satu pembatasan terhadap hak milik adalah tidak menimbulkan gangguan
terhadap orang lain. Penggunaan hak milik tidaklah dibenarkan jika menimbulkan gangguan
terhadap orang lain atau hak-hak orang lain.3 Misalnya adalah pemilik tape recorder yang
membunyikan benda tersebut dengan kencang sehingga menimbulkan suara bising yang
mengganggu tetangganya, atau pemilik pabrik yang membuang limbah pabriknya sehingga
membuat kotor lingkungan setempat. Gangguan terhadap hak orang lain dapat dikatakan
terjadi jika terpenuhinya unsur adanya perbuatan melawan hukum dan perbuatan melawan
hukum tersebut mengurangi atau menghilangkan kenikmatan dalam penggunaan hak milik
seseorang.4 Yurisprudensi di negeri belanda telah sejak lama memutus bahwa gangguan
1
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek], diterjemahkan oleh Subekti dan R
tjitrosudibio, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2004), pasal 570. Rumusan pasal 570 KUH Perdatadata “Hak milik
adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu kebendaan dengan leluasa, dan berbuat bebas terhadap
kebendaan itu dengan kedaulatan sepenuhnya, asal tidak bersalahan dengan undang-undang atau peraturan
umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkannya, dan tidak mengganggu hak-hak
orang lain, kesemuanya itu dengan tak mengurangi kemungkinan akan pencabutan hak itu demi kepentingan
umum berdasar atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi.“
2
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung: PT Citra aditya bakti, 20031993),
hal. 145.
3
4
Ibid.
Ibid.
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
terhadap hak seseorang merupakan suatu perbuatan melawan hukum melalui Arrest Hoge
Raad 30 januari 1914 yang terkenal dengan nama Krulareest,5 dan Arrest Hoge Raad 31
desember 1937 dalam perkara antara Willem Jan Nobel melawan perhimpunan mahasiswa.6
Gangguan terhadap hak orang lain juga tidak dibenarkan apabila gangguan
tersebut mengganggu hak milik orang lain atas suatu tanah. Hak milik atas tanah menurut
UU No. 5 Tahun 1960 merupakan hak turun-temurun, terkuat, dan terpenuh namun tetap
mempedulikan fungsi sosial dari hak atas tanah tersebut.7 Hal tersebut dapat diartikan bahwa
hak milik memberi kewenangan bagi pemegang hak tersebut untuk menggunakan bagi segala
macam keperluan selama waktu yang tidak terbatas sepanjang tidak ada larangan untuk itu.
Sehingga hak milik atas suatu tanah dapat dipertahankan terhadap siapapun yang
mengganggu dan mengurangi kenikmatan dari pemegang hak milik untuk merasakan
kenikmatan atas hak yang ia miliki tersebut.
Berdasarkan hal yang telah dinyatakan sebelumnya maka penulis tertarik
dalam skripsi ini untuk membahas mengenai tindakan gangguan terhadap hak atas tanah yang
menyebabkan terjadinya perbuatan melawan hukum terhadap seseorang. Penulis akan
menganalisis kasus gugatan yang dilayangkan oleh Hendra Kusnadi selaku direktur utama PT
Deruzzi melawan Purnawan Suriadi selaku direktur utama PT Bandung Pakar dengan
gugatan perbuatan melawan hukum. Kasus ini bermula ketika pihak tergugat melakukan
perbuatan-perbuatan yang merugikan bagi penggugat seperti dengan sengaja memasang
billboard besar di depan bangunan milik penggugat, menanam pohon bambu disepanjang
bangunan milik penggugat, membuat bangunan porgola di jalan umum yang masuk ke tanah
milik penggugat, memasang portal di jalan umum yang digunakan untuk menuju ke tempat
milik penggugat dengan tanpa penjagaan pada malam hari dan pada siang hari di ruas kiri dan
kanan jalan tersebut oleh tergugat tempat tersebut dijadikan lahan parkir, kemudian
memasang tanda larangan parkir bagi pihak yang bukan tamu dari tergugat, dan secara
5
Perkara tersebut terjadi antara J.A.H. Krul pengusaha roti dan H.Joosten. Krul digugat oleh Joosten
dengan alasan pabrik roti itu mengeluarkan suara keras dan getaran-getaran hebat sehingga menimbulkan
gangguan bagi Joosten. Gugatan tersebut dikabulkan oleh Hoge Raad karena suara keras dan getaran-getaran
hebat merupakan gangguan terhadap penggunaan hak milik Joosten.
6
Perhimpunan tersebut digugat oleh Nobel dengan alasan bahwa perhimpunan tersebut membuat gaduh
dalam gedung pertemuannya dengan berpesta pora shingga menimbulkan gangguan bagi tetangganya yaitu
Nobel. Gugatan kemudian dikabulkan oleh Hoge Raad.
7
Indonesia , Undang-Undang Pokok Agraria, UU No.5 Tahun 1960, LN 1960/104, TLN NO. 2043,
pasal 20 jo pasal 6.
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
sengaja telah menyerobot tanah milik tergugat dengan mencabut dan memindahkan batas
tanah resmi yang diterbitkan kantor pertanahan Kab. Bandung.
Tindakan tergugat selaku pengelola atau pemilik dari komplek yang didalamnya
terdapat hak milik penggugat telah menimbulkan kerugian bagi pihak penggugat. Pada
putusan No. 080/Pdt.G/2008/PN.BB pengadilan negeri bandung telah menjatuhkan putusan
yang menyatakan gugatan penggugat ditolak untuk seluruhnya. Hal tersebut kemudian
dikuatkan melalui putusan pengadilan tinggi dengan putusan No. 292/PDT/2009/PT.Bdg
yang menolak juga gugatan penggugat. Hal yang berbeda terjadi melalui kasasi yang
dilakukan Mahkamah Agung
dengan putusan No 1829/K/Pdt/2010 yang mengabulkan
gugatan penggugat.
Pembahasan
Seseorang yang memiliki hak milik tentunya tidak dibenarkan bila menimbulkan
gangguan terhadap orang lain. Gangguan tersebut dikenal juga dengan istilah hinder di negeri
belanda. Pada Pasal 570 KUH Perdata, dapat dilihat pada kalimat “….asal tidak
menimbulkan gangguan terhadap hak-hak orang lain”. Mengenai hal tersebut, kalimat itu
tidak memberikan dasar untuk mengadakan gugat tersendiri, tapi hanya memberikan
penunjukan kepada aturan lain yaitu Pasal 1365 KUH Perdata mengenai Perbuatan Melawan
Hukum.8
Hinder dapat diartikan sebagai gangguan terhadap hak milik seseorang. Atas hak
milik yang dimiliki, setiap orang mempunyai kewajiban untuk tidak berbuat sesuatu yang
merugikan bagi orang lain. Apabila timbul kerugian yang bersifat materiil maka disebut
Zaakschadiging dan Hinder terjadi apabila timbul kerugian imateriil bagi korbannya.
Unsur-unsur adanya suatu hinder adalah adanya perbuatan yang melawan hukum dan
perbuatan itu bersifat mengurangi/menghilangkan kenikmatan dalam penggunaan hak milik
seseorang.9Adapun penguraian dari unsur-unsur tersebut adalah :
a.
Perbuatan Melawan Hukum
a).
Perbuatan
8
9
M.A. Moegni Djojodirdjo, Perbuatan Melawan hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1982, hal. 52.
Ibid.
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
Suatu gangguan yang dilakukan haruslah perbuatan yang memang dilakukan seorang
subjek hukum dalam bentuk kesengajaan maupun kelalaian sehingga haruslah dibuktikan
bahwa atas perbuatan yang dilakukan timbul gangguan terhadap orang lain.
b).
Melawan Hukum
Unsur melawan hukum atas terjadinya suatu gangguan dapat dilihat sebagai perbuatan
yang bertentangan dengan hak subjektif orang lain maupun perbuatan yang bertentangan
dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian yang harus diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Hal tersebut dikarenakan atas terjadinya suatu gangguan maka dapat timbul
kerugian terhadap pihak korban yang tidak dapat menikmati hak yang dapat dimiliki dengan
penuh dan juga gangguan yang dilakukan merupakan suatu perbuatan yang tidak sepatutnya
dilajukan dalam hubungan antar sesama anggota masyarakat yang seharusnya menghormati
hak-hak orang lain disamping hak nya sendiri.
Seorang sarjana dari negeri Belanda, Vollmar, awalnya mengatakan bahwa hinder
merupakan pelanggaran yang dilakukan oleh orang terhadap hak-hak orang lain terutama hak
milik dalam menikmati hak miliknya dan ini bukanlah berupa perusakan, akan tetapi lebih
kepada perbuatan menghalang-halangi orang lain mengecap kenikmatan hak nya dengan
asap, kegaduhan, merusak pandangan dan sebagainya.10 Vollmar pada intinya menganggap
bahwa hinder merupakan pelanggaran terhadap kepentingan atau hak orang lain. Ajaran
tersebut seiring dengan keputusan Hoge Raad tanggal 30 Januari 1914 yang
mempertimbangkan :
“Melakukan gangguan terhadap penggunaan normal daripada hak milik dengan
menimbulkan banyak suara gaduh, suara bengung dengan keras dan goncangangoncangan besar merupakan perkosaan terhadap hak milik yang adalah merupakan
perusakan bendanya sendiri”. Sehingga adanya gangguan terhadap hak milik
seseorang tidaklah semata adanya kerusakan materiiel atas benda tersebut, namun
juga mencakup gangguan terhadp penggunaan bebas karena asap, bau-bauan, suara,
pandangan yang tidak sedap dan sebagainya.”
Rutten memberikan pendapat yang berbeda bahwa hinder dimana seseorang telah
diganggu dalam menikmati hak miliknya bukanlah pelanggaran atas hak-hak subjektif,
namun bersifat melawan hukum karena bertentangan dengan kaidah norma-norma yang
hidup di masyarakat.11 Hal tersebut dikarenakan Rutten berpandangan bahwa pelanggaran
10
Vollmar, Hukum Benda, disadur oleh Chidir Ali, (Bandung:1980, Tarsito).,hal.81.
11
Hal ini dikemukakan oleh Rutten dalam Serie Asser “Handleiding tot de beoefening van het
nederlands burgerlijk recht” sebagaimana dikutip dalam Moegni djodjordijo, op.cit.,hal 52.
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
atas hak subjektif hanya dapat dilakukan dengan sengaja, sedangkan hinder tidak harus
dilakukan dengan sengaja, bisa saja seseorang secara tidak sengaja melakukan suatu
perbuatan yang berakibat mengganggu seseorang dalam menikmati hak miliknya karena
adanya pelangaran-pelanggaran terhadap norma yang hidup di masyarakat. Berdasarkan
kedua teori tersebut maka hinder dapat termasuk pelanggaran terhadap hak subjektif orang
lain maupun sebagai perbuatan yang bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehatihatian dalam kehidupan bermasyarakat yang keduanya termasuk kedalam unsur melawan
hukum menurut ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata.
c).
Kesalahan
Dalam unsur kesalahan, seseorang hanya bertanggung jawab terhadap kerugian yang
timbul dari gangguan yang dilakukan terhadap orang lain. Kesalahan itu dapat
dipertanggungjawabkan dalam bentuk kesengajaan yang dilakukan maupun kelalaian serta
tidak adanya dasar pembenar maupun dasar pemaaf dalam melakukan gangguan terhadap hak
orang lain.
d).
Kerugian
Hal ini penting untuk menentukan besaran ganti rugi yang harus diberikan oleh pelaku
gangguan terhadap korban yang menderita kerugian. Atas terjadinya gangguan, maka lebih
kepada ganti rugi berupa pengembalian keadaan seperti pada saat gangguan itu belum atau
tidak terjadi dalam bentuk ganti kerugian materiil maupun imateriil berupa kerugian-kerugian
idiil seperti ketakutan, terkejut, kehilangan kesenangan hidup dan sebagainya.
e).
Kausalitas
Atas timbulnya suatu gangguan terhadap hak milik seseorang, maka harus dibuktikan
perbuatan yang dilakukan menimbulkan kerugian terhadap orang lain
b.
Perbuatan
tersebut
haruslah
mengurangi/menghilangkan
kenikmatan
dalam
penggunaan hak milik seseorang.
Dalam unsur ini, maka gangguan yang terjadi terhadap hak seseorang haruslah
bersifat mengurangi/menghilangkan kenikmatan korban tersebut dalam penggunaan hak
milik nya. Dalam hal ini ada beberapa kategori yang dapat digunakan yaitu gangguan itu
harus terhadap penggunaan hak milik secara normal dan harus diukur menurut ukuran
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
obyektif, gangguan harus mengenai pemakaian hak milik sendiri dan gangguan itu harus
mengenai pemakaian yang sesungguhnya dari hak milik seseorang.
Gangguan harus terhadap penggunaan normal dan harus diukur menurut ukuran
obyektif berarti gangguan tersebut terjadi karena pelaku menggunakan hak miliknya sesuai
dengan kapasitas dari hak yang dimilikinya yang dipandang secara objektif atau sesuai
dengan objeknya. Contohnya adalah seseorang menanam pohon beringin di halaman
rumahnya, kemudian pohon tersebut tumbuh besar hingga menghalangi sinar matahari yang
masuk ke rumah tetangganya sehingga timbul gangguan karena penggunaan hak yang normal
yaitu menanam pohon di halaman rumah sendiri. Gangguan harus mengenai pemakaian hak
milik sendiri juga berarti bahwa gangguan yang timbul itu terjadi karena seseorang
menggunakan hak miliknya namun timbul gangguan bagi orang lain atau korban yang
mengalaminya seperti seseorang yang membunyikan radio dengan keras sehingga
menimbulkan kebisingan bagi tetangganya. Gangguan itu harus mengenai pemakaian yang
sesungguhnya dari hak milik seseorang berarti gangguan yang timbul terjadi karena
penggunaan hak milik oleh orang yang memang memiliki secara sah hak milik atas suatu
benda tersebut
Adanya perbuatan melawan hukum berarti suatu gangguan yang dilakukan merupakan
suatu perbuatan yang bertentangan tidak hanya dengan hukum tertulis, melainkan juga
dengan kepatutan, ketelitian, dan kehati-hatian yang lazim berlaku di masyarakat atau dengan
kata lain bertentangan dengan norma-norma yang hidup di masyarakat. Kemudian perbuatan
tersebut
haruslah
mengurangi
atau
menghilangkan
kenikmatan
seseorang
dalam
menggunakan hak miliknya, dimana gangguan yang ditimbulkan oleh orang lain lah yang
mengganggu hak miliknya sehingga tidak dapat menggunakan hak milik tersebut sesuai
keinginannya.
Atas terjadinya suatu gangguan (hinder) terhadap hak milik maka dapat digugat
dengan Pasal 1365 KUH Perdata di Indonesia. Sedangkan di negeri Belanda, Arrest Hoge
Raad yang memperkenalkan/mengakui gugatan hinder melalui gugatan perbuata melawan
hukum adalah Arrest 30 Januari 1914. Dalam Arrest tersebut, perkara terjadi antara J.A.H.
Krul seorang pengusaha roti melawan Joosten. Krul digugat di muka pengadilan karena
pabriknya dengan suara-suaranya yang keras dan getaran-getaran yang hebat dianggap
menimbulkan gangguan bagi Joosten. Gugatan tersebut kemudian dikabulkan oleh Hoge
Raad, karena suara-suara yang keras dan getaran-getaran yang hebat tersebut dianggap
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
sebagai gangguan terhadap penggunaan hak milik seseorang. Pada tahun 1937 pun Hoge
Raad mengabulkan bahwa ganti kerugian atas terjadinya suatu gangguan dalam perkara
antara Kotamadya Tillburg melawan pemilik vila melalui Arrest Hoge Raad tanggal 29
Januari 1937.12 Dalam putusan tersebut hakim mempertimbangkan bahwa kehilangan
kenikmatan atas suatu hak milik dapat dikabulkan dengan dalih bahwa kenikmatan seseorang
atas suatu benda tertentu walaupun tidak dapat dinilai dengan kerugian materiil tetap saja
memperngaruhi nilai tukar barang tersebut dalam lalu lintas pertukaran. Perkara berikutnya
mengenai gangguan/hinder adalah perkara antara Willem Jan Nobel melawan sebuah
perhimpunan mahasiswa yang diputus dengan Arrest Hoge Raad 1 Desember 1937. Dalam
perkara tersebut perhimpunan mahasiwa digugat oleh Willem karena mahasiswa itu di dalam
gedung pertemuannya selalu membuat gaduh dengan berpesta sehingga menimbulkan
gangguan bagi tetangganya. Hoge Raad kemudian mengabulkan gugatan yang dilayangkan
oleh Willem tersebut. Dari kedua putusan pada tahun 1937 tersebut, dapat dilihat bahwa
gangguan terhadap hak milik seseorang tidak hanya dikabulkan karena adanya kerugian
materiil, namun juga ganti rugi diberikan terhadap kerugian immaterial yang dialami
seseorang karena tidak dapat menikmati hak miliknya dengan penuh.
Pada kasus ini, Hendar Sunardi mengajukan gugatan Perbuatan Melawan Hukum
terhadap Purnawan Suriadi. Gugatan Perbuatan Melawan Hukum tersebut didasarkan pada
Pasal 1365 KUH Perdata yang berbunyi, “Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa
kerugian kepada orang lain,mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian
itu, mengganti kerugian tersebut.”
Berdasarkan ketentuan pada pasal tersebut maka perbuatan Purnawan Suriadi dapat
dikatakan merupakan suatu Perbuatan Melawan Hukum apabila telah memenuhi unsur-unsur
pada pasal tersebut. Apabila dalam unsur-unsur dalam pasal tersebut tidak terpenuhi maka
perbuatannya tidaklah dapat dikatakan sebagai Perbuatan Melawan Hukum sehingga gugatan
yang dilayangkan oleh Hendar Sunardi dapat dinyatakan ditolak oleh Majelis Hakim. Adapun
unsur-unsur dari Perbuatan Melawan Hukum tersebut pada Pasal 1365 KUH Perdata adalah :
a. Perbuatan
b. Melawan Hukum
c. Kesalahan
12
Arrest Hoge Raad 29 Januari 1937, dalam perkara antara Kotamadya Tilburg melawan pemilik vila di
tempat tersebut. Perkara ini diawali tindakan kotamadya Tilburg yang sudah beberapa tahun mengalirkan air
kotor kedalam sungai yang menimbulkan bau busuk. Pemilik villa yang terletak di sungai tersebut menderita
kerugian karena bau busuk tersebut telah mengganggu hak miliknya guna menikmai villa tersebut.
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
d. Kerugian
e. Kausalitas
Dengan penjelasan masing-masing unsur agar terpenuhinya suatu perbuatan
merupakan Perbuatan Melawan Hukum adalah :
a.
Unsur Perbuatan
Atas terjadinya suatu Perbuatan Melawan Hukum, tentunya harus diawali dari adanya
perbuatan si pelaku. Perbuatan sebagai unsur pertama yang mensyaratkan terjadi Perbuatan
Melawan Hukum dapat digolongkan atas 2 bagian yaitu kesengajaan dan kelalaian.13
Perbuatan disini berarti setiap perbuatan dalam arti aktif atau berbuat sesuatu maupun dalam
arti pasif atau tidak berbuat sesuatu dengan mengabaikan suatu keharusan. Pendapat tersebut
sesuai dengan pendapat M.A Moegni Djojodirjo bahwa perbuatan sesuai Pasal 1365 KUH
Perdata mencakup dua hal yaitu perbuatan dengan segi positifnya yaitu berbuat sesuatu dan
perbuatan dari segi negatifnya yaitu mengabaikan suatu keharusan.14
Dalam kasus ini, Purnawan Suriadi telah memenuhi unsur perbuatan. Unsur tersebut
terpenuhi dengan dilakukannya pemasangan billboard di depan bangunan milik Hendar
sunardi, penanaman pohon bambu di belakang bangunan milik Hendar sunardi, pembangunan
pergola di jalan umum yang sebagian masuk ke tanah milik Hendar Sunardi, pemasangan
portal dan rantai yang mengganggu mobilisasi Hendar Sunardi maupun tamunya,
pemasangan tanda larangan parkir di depan tanah milik Hendar Sunardi dan pemindahan
patok batas tanah milik Hendar Sunardi.
Sehingga atas hal tersebut maka pada kasus ini Purnawan Suriadi telah memenuhi
unsur perbuatan.
b.
Unsur Melawan Hukum
Setelah tahun 1919, terjadi perkembangan di negeri Belanda bahwa PMH bukan saja
perbuatan yang melanggar hukum tertulis saja. PMH makin meluas dengan mencakup
pelangaran terhadap nilai kesusilaan, kepatutan, kehati-hatian, serta ketelitian yang ada dalam
kehidupan bermasyarakat. Hal ini diawali dengan diterimanya penafsiran yang luas oleh
Hoge Raad yakni menafsirkan Pasal 1401 BW Belanda yang sama dengan ketentuan dalam
Pasal 1365 KUH Perdata. Putusan Hoge Raad tersebut adalah terhadap kasus Lindebaum V.
Cohen.
13
Rosa Agustina et al, Hukum Perikatan (Law Of Obligations), Cet.1 (Jakarta: Universitas Indonesia,
2012), hal.8
14
M.A. Moegni Djojodirdjo, Perbuatan Melawan hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 1982), hal 57.
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
Putusan ini merupakan tonggak sejarah tentang perkembangan PMH itu sendiri
karena dalam putusan tersebut Hoge Raad menyatakan bahwa yang dimaksud dengan PMH
bukan hanya melangar hukum tertulis seperti yang diyakini sebelumnya, melainkan
mencakup juga tindakan :
a. Melanggar hak subjektif orang lain
b. Bertentangan dengan Kewajiban hukum pelaku
c. Bertentangan dengan Kaedah kesusilaan
d. Bertentangan dengan Kepatutan dalam masyarakat.15
Kategori pertama dan kedua bersumber pada hukum tertulis sedangkan kategori
ketiga dan keempat bersumber pada hukum tidak tertulis. Atas keempat kategori ini bukanlah
merupakan syarat kumulatif melainkan syarat alternatif. Jadi apabila salah satu syarat
terpenuhi maka perbuatan seseorang tersebut dapat memenuhi unsur perbuatan melawan
hukum.
Mengenai gangguan (hinder) sebagai dasar gugatan Perbuatan Melawan Hukum
dalam kasus ini, hinder sebagai gangguan yang menyebabkan berkurangnya kenikmatan
seseorang dalam menikmati hak miliknya, dapat digugat dengan Pasal 1365 KUH Perdata.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, hinder dapat digugat karena merupakan pelanggaran
hak subjektif maupun perbuatan yang bertentangan dengan kehati-hatian atau keharusan yang
diharuskan dalam pergaulan masyarakat yang baik.16
Sehingga dalam kasus ini perbuatan Purnawan Suriadi yang digugat oleh Hendar
Sunardi akan dianalisis apakah melawan hukum atau tidak berdasarkan kategori apakah
perbuatan tersebut bertentangan dengan hak subjektif orang lain dan perbuatan tersebut
bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.
a. Perbuatan tersebut melanggar hak subjektif orang lain
Perbuatan yang bertentangan dengan hak subjektif orang lain diartikan sebagai
perbuatan yang melanggar wewenang khusus yang diberikan oleh hukum kepada seseorang,
atau merupakan suatu pelangaran terhadap tingkah laku yang berdasarkan hukum tertulis
maupun tidak tertulis dimana tidak boleh dilanggar dan tidak ada alasan pembenar menurut
hukum. Yurisprudensi memberi arti hak subjektif yaitu sebagai berikut.
1. Hak-hak perorangan, seperti kebebasan, kehormatan, nama baik.
15
Rosa Agustina, Perbuatan Melawan Hukum, (Jakarta: Program Pascasarjana FHUI, 2003), hal.52.
16
Moegni Djojordjo, op.cit., hal.37.
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
2. Hak atas kekayaan, hak kebendaan, dan hak mutlak.
Pada kasus ini, perbuatan-perbuatan Purnawan Suriadi bertentangan dengan hak
subjektif orang lain, dimana dapat dilihat bahwa Purnawan Suriadi melanggar Hak atas
kekayaan, hak kebendaan dan hak mutlak atas Bangunan milik Hendar Sunardi yang
berlokasi di Jalan Resor Dago Pakar Raya kav 42-44 sekaligus tanah kavling miliknya no 3946 yang berlokasi di Jalan Graha Indah Golf.
Perbuatan Purnawan Suriadi yang memasang billboard sebesar 3m x 12m tepat di
depan bangunan milik Hendar Sunardi telah melanggar Hak dari Hendar Sunardi atas
bangunan tersebut karena kepemilikan atas tanah beserta bangunan yang ada diatasnya
memberikan hak kepada pemiliknya guna mengambil manfaat seluas-luasnya atas hak
tersebut asalkan tidak mengganggu. Dengan adanya billboard yang didirikan tersebut maka
Purnawan Suriadi terganggu dalam menikmati haknya tersebut karena billboard telah
menutupi pemandangan dari bangunannya dan menghalangi sinar matahari yang masuk.
Begitu pula dengan penanaman pohon bambu di belakang bangunan miliknya yang juga
melanggar kebebasan Hendar Sunardi dalam menikmati hak miliknya karena penanaman
tersebut telah menghalangi dan merusak pemandangan di belakang bangunan tersebut.
Perbuatan Purnawan Suriadi yang memasang bangunan pergola yang sebagian masuk
ke tanah milik Hendar Kusnadi juga merupakan pelanggaran terhadap hak subjektifnya. Hal
itu dikarenakan pemilik tanah dengan alas yang sah tidaklah dibenarkan apabila hak atas
tanahnya tersebut berkurang karena perbuatan orang lain, terutama luas tanah miliknya yang
harus sama dengan data yang tercantum dalam sertifikat seperti yang diatur dalam Pasal 32
PP No. 24 Tahun 1997, sertipikat merupakan surat tanda bukti yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang terkuat dan tidak dapat diganggu oleh pihak lain apabila dalam waktu 5
tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu tidak diajukan keberatan secara tertulis kepada
pemegang sertipikat dan kepala kantor pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak
mengajukan gugatan ke pengadillan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat.
Sehingga, tidaklah dibenarkan tindakan Purnawan Suriadi yang menyebabkan berkurangnya
luas tanah sesungguhnya milik Hendar Kusnadi atas dibangunnya pergola tersebut.
Hak subjektif Hendar Sunardi juga telah terlanggar dengan dibangunnya portal/rantai
oleh Purnawan Suriadi yang menutupi jalan masuk ke bangunan milik nya. Pembangunan
portal/rantai tersebut dengan menutupnya pada malam hari tanpa penjagaan telah
mengganggu Hendar Sunardi dalam menikmati hak miliknya karena telah menghalangi jalan
umum dan merupakan akses satu-satunya bagi Hendar Sunardi untuk bepergian sehingga ia
tidak dapat leluasa melakukan hal tersebut. Walaupun pada siang hari portal tersebut telah
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
dibuka, namun lagi-lagi ia tidak dapat menikmati jalan tersebut dengan leluasa karena
Purnawan Suriadi menempatkan tamu golf nya untuk parkir di ruas kiri dan kanan jalan
tersebut sehingga ia perbuatan-perbuatan tersebut telah melanggar hak subjektif nya dalam
menikmati bangunan dan tanah miliknya.
Pelanggaran hak subjektif juga terjadi karena Purnawan Suriadi memasang tanda
larangan parkir pada jalan di depan tanah milik Hendar Kusnadi dilengkapi tulisan “kecuali
tamu golf” sehingga mengganggu dan menyulitkan bagi Hendar Kusnadi dan tamu-tamu nya
yang akan singgah di bangunan dan tanah miliknya untuk parkir.
b. Perbuatan tersebut bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.
Suatu perbuatan dapat dikatakan juga sebagai perbuatan melawan hukum apabila
bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian yang seharusnya dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Kriteria ini berasal dari hukum tidak tertulis namun
berasal dari kondisi masyarakat yang menghendakinya bahwa dalam setiap perbuatan harus
memperhatikan nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Dalam kasus ini menurut penulis juga telah terdapat perbuatan yang bertentangan
dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian yang dilakukan oleh Purnawan Suriadi. Seperti
pemasangan billboard yang dilakukannya, hal tersebut sebenarnya tidaklah patut untuk
dilakukan karena dalam pemasangannya mengganggu pemandangan dari bangunan milik
Hendar Sunardi. Mengganggu tersebut merupakan suatu hal yang tidak memperhatikan nilainilai yang ada di masyarakat sehingga tidaklah patut untuk dilakukan. Begitu juga dengan
perbuatan-perbuatan lain yang telah ia lakukan terhadap Hendar Sunardi, dimana perbuatan
yang telah dilakukan tersebut tidaklah memperhatikan kepatutan ketelitian dan kehati-hatian
yang ada di masyarakat karena telah menimbulkan kerugian bagi orang lain.
Setiap manusia harus mempunyai tenggang rasa dengan lingkungannya dan sesama
manusia, sehingga tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi tetapi juga kepentingan
orang lain sehingga dalam bertindak haruslah sesuai dengan kepatutan, ketelitian dan kehatihatian yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.
c.
Unsur Kesalahan
Unsur kesalahan dalam Pasal 1365 KUH Perdata mencakup dua pengertian yang
berkembang. Yang pertama yaitu kesalahan dalam arti luas, dimana kesalahan mencakup
kealpaan dan kesengajaan. Kemudian mencakup juga pengertian kesalahan dalam arti sempit
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
yang menganut ajaran bahwa kesalahan hanya berupa kesengajaan.17 Kesengajaan terjadi bila
seseorang yang akan melakukan suatu perbuatan tersebut mengetahui jika perbuatan yang
akan dilakukan akan dapat merugikan orang lain. Namun, walaupun ia mengetahui akan
dampak dari perbuatannya, perbuatan tersebut tetap saja dilakukan olehnya.
Maka dari itu, berkaitan dengan adanya unsur kesalahan dalam pengaturan Perbuatan
Melawan Hukum pada Pasal 1365 KUH Perdata, maka perlu ditentukan batasan akan
kesalahan tersebut. Batasan tersebut adalah jika memenuhi unsur-unsur sebagai berikut.
a. Ada unsur kesengajaan, atau
b. Ada unsur kelalaian (negligence, culpa), dan
c. Tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf (recht-vaardigingsgrond), seperti keadaan
overmacht, membela diri, tidak waras, dan lain-lain.18
Perbuatan-perbuatan Purnawan Suriadi tersebut telah memenuhi unsur kesalahan
karena atas tindakannya secara sadar dan sengaja telah mengakibatkan kerugian bagi Hendar
Kusnadi. Walaupun ia tidak bertujuan untuk menimbulkan kerugian bagi Hendar Kusnadi,
namun tetap saja dengan dilakukannya perbuatan-perbuatan tersebut maka muncul kerugian
dan rasa terganggu untuk menikmati hak miliknya secara penuh. Lalu perbuatan-perbuatan
tersebut juga tidak memiliki dasar pembenar dan dasar pemaaf untuk dilakukan. Sehingga
berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa Purnawan Suriadi telah memenuhi unsur
kesalahan atas perbuatannya terhadap Hendar Sunardi.
d.
Unsur Kerugian
Unsur ini harus dibuktikan dimana hal ini penting untuk menentukan ganti rugi yang
akan diberikan akibat dari terjadinya perbuatan melawan hukum. Kerugian yang dimaksud
disini adalah kerugian yang berupa materiil dan kerugian immateriil. Kerugian materiil
merupakan kerugian yang nyata-nyata jelas diderita oleh seseorang tersebut, sedangkan
kerugian immateriil adalah kerugian yang akan timbul atau kemungkinan yang akan diterima
di kemudian hari atas tindakan seseorang tersebut.
Pada kasus ini, terdapat kerugian materiil maupun immaterial yang diderita oleh
Hendar Kusnadi selaku pemilik bangunan dan tanah yang disebabkan oleh perbuatanperbuatan oleh Purnawan Suriadi. Kerugian materiil dijelaskan oleh Hendar Kusnadi
sebanyak Rp 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) yang mencakup kerugian karena
17
Ibid, hal.66.
18
Fuady, Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum, (Bandung: PT Citra aditya bakti, 2005), hal. 12.
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
terganggunya usaha milik Hendar Kusnadi yaitu Club Deruzzi dan kerugian atas biaya-biaya
yang telah dikeluarkan termasuk biaya honorarium Advokat. Sedangkan kerugian immaterial
yang timbul akibat perbuatan-perbuatan Purnawan Suriadi tidak dapat diukur secara nominal.
Sehingga demi kepastian hukum ditentukan nilainya sebesar Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) karena kehilangan waktu, tenaga, pikiran dan keuntungan yang diharapkan
apabila dalam menjalankan usahanya tidak mengalami gangguan.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa pada kasus ini telah terpenuhi unsur kerugian yang
diderita oleh Hendar Kusnadi.
e.
Unsur Kausalitas
Kausalitas memiliki arti yaitu adanya hubungan sebab-akibat dari suatu perbuatan
yang dilakukan seseorang. Seseorang harus bertanggung jawab atas akibat dari perbuatannya
tersebut kepada orang lain. Sehingga dalam unsur ini harus dibuktikan apakah kerugian yang
timbul tersebut memang benar akibat perbuatan orang lain tersebut. Seperti dalam kasus ini,
terhadap kerugian yang diderita oleh Hendar Sunardi haruslah dibuktikan apakah memang
disebabkan oleh perbuatan Purnawan Suriadi atau tidak.
Dalam Kasus ini, perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh Purnawan Suriadi ternyata
menimbulkan kerugian bagi Hendar Sunardi. Perbuatan Purnawan Suriadi yang memasang
billboard sebesar 3m x 12m tepat di depan bangunan milik Hendar Sunardi dan penanaman
pohon bambu dibelakang bangunan tersebut ternyata telah merugikan Hendar Sunardi karena
menghalangi pemandangan dan juga sirkulasi udara sehingga bangunan tersebut yang
dijadikan tempat usaha tidak dapat semaksimal mungkin menjalankan usahanya. Kerugian
juga diderita karena bangunan pergola yang dibangun Purnawan Suriadi sebagian telah
masuk ke tanah milik Hendar Sunardi sehingga merugikan hak milik nya atas tanah tersebut.
Kemudian pembangunan portal di jalan umum menuju tanah dan bangunan juga merugikan
bagi Hendar Sunardi karena pada malam hari portal tersebut dikunci tanpa adanya penjagaan
sehingga menyulitkan ia untuk bepergian dan pada siang hari walaupun portal dibuka tetap
saja Purnawan Suriadi menempatkan tamu-tamunya di ruas kiri dan kanan jalan tersebut
sehingga membuat jalan sempit dan lagi-lagi menyulitkan Hendar Sunardi untuk bepergian.
Perbuatan lain yang menimbulkan kerugian adalah pembangunan tanda larangan parkir
dengan tulisan “kecuali tamu golf” di depan tanah milik Hendar Sunardi. Dengan pembuatan
tanda tersebut maka hanya tamu golf yang notabene merupakan tamu dari golf club milik
Purnawan Suriadi saja yang diperbolehkan untuk parkir di tempat tersebut. Perbuatan tersebut
tentu saja merugikan bagi Hendar Sunardi karena ia, keluarga, maupun tamu nya tidak dapat
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
parkir di tempat tersebut, terlebih satpam dari pihak Purnawan Suriadi akan selalu mengusir
bila bukan tamu golf yang parkir di tempat tersebut.
Sehingga, dapat dikatakan bahwa unsur kausalitas telah terpenuhi dalam kasus ini
dengan muculnya kerugian bagi Hendar Sunardi akibat perbuatan dari Purnawan Suriadi.
Berdasarkan uraian mengenai unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum dalam kasus
antara Hendar Sunardi melawan Purnawan Suriadi, maka dapat dilihat unsur-unsur tersebut
telah terpenuhi sehingga perbuatan yang dilakukan Purnawan Suriadi dapat dikategorikan
sebagai Perbuatan Melawan Hukum.
Majelis Hakim Mahkamah Agung yang mengadili kasus ini berpendapat bahwa
Perbuatan Melawan Hukum memang dilakukan Purnawan Suriadi terhadap Hendar Kusnadi
karena ia telah terbukti melakukan perbuatan-perbuatan yang merugikan sehingga ia dihukum
untuk membongkar tanda larangan parkir, billboard, pergola, portal, dan pohon bambu yang
telah ditanam secara melawan hukum. Pengadilan negeri dan Pengadilan tinggi yang
sebelumnya memutus perkara ini dan menolak terjadinya Perbuatan Melawan Hukum
ternyata telah salah dalam menerapkan hukum pembuktian karena kurang cermat dalam
mempertimbangkan bukti-bukti yang diajukan kedua belah pihak.
Kesimpulan
1. Perbuatan Melawan Hukum (PMH) di Indonesia diatur dalam Pasal 1365-1380 KUH
Perdata. Pada Pasal 1365 KUH Perdata disebutkan bahwa suatu perbuatan dikatakan
melawan hukum apabila memenuhi unsur-unsur yaitu harus ada perbuatan dalam
artian setiap tingkah laku berbuat atau tidak berbuat, melawan hukum yang berarti
perbuatan tersebut bertentangan dengan hak subjektif orang lain atau kewajiban
hukum pelaku atau kaedah kesusilaan ataupun juga kepatutan dalam masyarakat, ada
kerugian yang timbul, ada kausalitas antara perbuatan melawan hukum itu dengan
kerugian dan ada kesalahan.
2. Gangguan atau hinder sebagai salah satu bentuk pembatasan terhadap hak milik
unsur-unsurnya adalah adanya perbuatan yang melawan hukum dan perbuatan itu
bersifat mengurangi/menghilangkan kenikmatan dalam penggunaan hak milik
seseorang. Adanya perbuatan melawan hukum berarti suatu gangguan yang dilakukan
merupakan suatu perbuatan yang bertentangan tidak hanya dengan hukum tertulis,
melainkan juga dengan kepatutan, ketelitian, dan kehati-hatian yang lazim berlaku di
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
masyarakat atau dengan kata lain bertentangan dengan norma-norma yang hidup di
masyarakat. Kemudian perbuatan tersebut haruslah mengurangi atau menghilangkan
kenikmatan seseorang dalam menggunakan hak miliknya, dimana gangguan yang
ditimbulkan oleh orang lain lah yang mengganggu hak miliknya sehingga tidak dapat
menggunakan hak milik tersebut sesuai keinginannya. Kemudian ukuran yang dapat
digunakan akan terjadinya gangguan yang menyebabkan PMH itu sendiri adalah
gangguan itu harus terhadap penggunaan hak milik secara normal dan harus dilihat
secara objektif, gangguan itu harus mengenai pemakaian hak milik sendiri dan
gangguan itu harus mengenai pemakaian yang sesungguhnya dari hak milik
seseorang.
3. Pertimbangan Mahkamah Agung dalam putusan No. 1829 K/Pdt/2010 yang
memutuskan bahwa terjadinya PMH yang dilakukan Purnawan Suriadi terhadap
Hendra Kusnadi sudahlah tepat. Dalam putusan itu Mahkamah agung membatalkan
putusan pada tingkat pengadilan negeri dan pengadilan tinggi sebelumnya tidak
menyatakan terjadi PMH tersebut. Majelis hakim mempertimbangkan bahwa judex
facti kurang cermat dan kurang pertimbangannya dalam mempertimbangkan buktibukti yang diajukan kedua belah pihak terutama dalam hal keberadaan pergola dan
billboard yang menghalangi pemandangan dari bangunan milik Hendar Kusnadi
selaku penggugat. Kemudian walaupun dalam Judex Facti dipertimbangkan bahwa
segala bentuk gangguan yang dilakukan oleh Purnawan Suriadi terhadap Hendar
Kusnadi telah dibongkar dan telah dipenuhinya gugatan secara sukarela, namun pada
faktanya pembongkaran tersebut belum dilaksanakan. Berdasarkan hal tersebut maka
Mahkamah agung memutuskan bahwa telah terjadi Perbuatan Melawan Hukum yang
dilakukan Purnawan Suriadi terhadap Hendar Kusnadi dan menghukum Purnawan
Suriadi untuk melakukan pembongkaran terhadap tanda larangan parkir, billboard,
pergola, portal yang menutupi jalan menuju bangunan milik Hendar Kusnadi dan
pohon bambu yang telah ditanam. Penulis sepakat dengan keputusan Mahkamah
Agung tersebut karena perbuatan Purnawan Suriadi telah memenuhi unsur-unsur
dalam pasal 1365 KUH Perdata dan atas terjadinya gangguan ini hendaklah
dipandang sebagai perbuatan yang bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan
kehati-hatian karena perbuatannya tidaklah patut untuk dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya saja dan tidak
memikirkan dampak dari perbuatannya terhadap orang lain yang dirugikan. Perbuatan
ini juga dapat dikatakan melanggar hak subjektif orang lain karena perbuatannya
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
merugikan hak Hendar Kusnadi untuk menikmati hak miliknya dengan penuh akibat
gangguan –gangguan yang ia lakukan.
Saran
Majelis Hakim pada pengadilan negeri maupun pengadilan tinggi harus lebih berhatihati dan cermat dalam mempertimbangkan suatu putusan yang dikeluarkan dimana haruslah
didasarkan pada fakta-fakta hukum yang ada sehingga dapat dengan adil memutus sengketa
yang ada.
Judex Facti Pengadilan tinggi hendaknya memberikan pertimbangannya hukum
sendiri, tidak hanya mengambil alih pertimbangan hukum pengadilan negeri tanpa adanya
pertimbangan hukum sendiri untuk memeriksa perkara yang ada. Sehingga apabila majelis
Hakim pengadilan tinggi merasa putusan yang dikeluarkan majelis hakim pengadilan negeri
kurang tepat haruslah dibenarkan dengan memutus yang seadil-adilnya.
Perbuatan Melawan Hukum yang telah dilakukan dan menimbulkan akibat hukum
bagi pihak yang menderita karenanya hendaklah mendapatkan ganti kerugian baik materiil
maupun imateriil sesuai kebijaksanaan majelis hakim. Walaupun sudah ada pemenuhan
gugatan secara sukarela oleh pelaku nya, hal ini tidaklah boleh diabaikan dengan putusan
yang menolak adanya ganti rugi sekalipun sudah tidak ada masalah agar tidak menjadi
preseden buruk di masyarakat dan membuat orang mencoba-coba melakukan suatu perbuatan
melawan hukum serupa karena saat digugat, tinggal dihilangkan gangguannya saja dan
gugatan pasti ditolak.
Kepustakaan
Buku :
Agustina, Rosa. Perbuatan Melawan Hukum. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Hukum
Universitas Indonesia. 2003.
Agustina, Rosa, et al. Hukum Perikatan (Law of Obligations). Jakarta: Universitas Indonesia,
2012.
Djojodirdjo, Moegni. Perbuatan Melawan Hukum. Jakarta : Pradnya Paramita,2003
Fuady, Munir. Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer. Jakarta:PT Citra
Aditya Bakti, 2002)
Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
Peraturan Perundang-undangan :
Indonesia, Undang Undang No. 5 Tahun 1960, Tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok
Agraria, Lembaran Negara Tahun 1960 No. 104, Tambahan Lembaran Negara No.
2043.
________.Kitab Undang-­‐Undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek], Diterjemahkan oleh Subekti dan R. Tjitrosudibio. Jakarta: Pradnya Paramita, 2008. Gangguan hinder..., Putu Krisna Yutatama, FH UI, 2014
Download