pemanfaatan asam laktat hasil fermentasi limbah kubis terhadap

advertisement
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli –
Desember 2013
PEMANFAATAN ASAM LAKTAT HASIL FERMENTASI LIMBAH KUBIS
TERHADAP DAYA SIMPAN IKAN NILA
(USE OF LACTIC ACID FERMENTATION OF WASTE CABBAGE FISH SAVE
POWER OF INDIGO )
Yusmidiarti1), Ita Nurmala Sari 2) dan Agus Widada3)
1,2, dan3jurusan
Kesehatan Lingkungan, Poltekkes KemenKes Bengkulu
Jl. Indra Giri No 3 Padang Harapan Bengkulu Telp (0736) 341212 fax 0736 21514,25343
e-mail : [email protected] Website www.poltekkes-bengkulu.ac.id
ABSTRACT
Tilapia is a source of animal protein for human consumption but many because of
the high nutrient content of the water and the tilapia easily rot. Still many banned the
use of preservatives, especially the preservation of fish that is necessary to find an
alternative solution of the problem is that by making a solution of lactic acid fermented
cabbage waste as a natural preservative to extend the shelf life of tilapia. The purpose of
the study was to examine the use of lactic acid fermented cabbage waste on the shelf life
of tilapia. This type of research is conducted by using a true experimental design with
control group posttest study. This study was done using two groups, namely control
group and the treatment group. For the untreated control group and for the group
treated with a solution of lactic acid fermented cabbage waste. data analysis Univariate
and Bivariate using. The results were obtained p value = 0.000 <0.05. Concluded that
there is a significant difference between the length of time the shelf life of fish by soaking
lactic acid fermented cabbage waste. It is recommended for people, especially
housewives and managers can use waste food stalls cabbage useless as fish
preservation.
Keywords: Durability Fish, Lactic Acid
PENDAHULUAN
Sebagian besar sampah berasal
dari kegiatan pasar. Hal ini disebabkan
karena pasar merupakan tempat
melakukan berbagai jenis jual beli
barang,
sehingga
sampah
yang
dihasilkan akan bervariasi jenis dan
jumlahnya baik sampah organik maupun
sampah anorganik. Salah satu sampah
pasar yang bersifat organik yaitu limbah
kubis. Limbah kubis dihasilkan dari
sayur kubis yang bagian luarnya telah
membusuk
dan
dibuang
karena
dianggap tidak mempunyai manfaat lagi
sehingga apabila dibiarkan akan
menimbulkan permasalahan lingkungan,
kesehatan, maupun keindahan pasar.
Penanggulangan masalah limbah kubis
tersebut dapat diatasi dengan cara
fermentasi limbah kubis. Limbah kubis
yang di fermentasi dapat menghasilkan
bakteri asam laktat seperti Laktobacillus
plantarum yang dapat menghambat
proses pembusukan pada ikan karena
bersifat membunuh bakteri pembusuk
(Martin, 2006).
32
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli –
Desember 2013
Limbah
kubis
memiliki
kandungan karbohidrat yang tinggi yaitu
5,8 gr dan gula 3,2 gr. Karbohidrat
tersebut akan mengalami pemecahan
menjadi monosakarida. Monosakarida
tersebut
dengan
bantuan
enzim
Lactobacillus sp akan menjadi asam
laktat melalui proses fermentasi limbah
kubis yang dapat dijadikan sebagai
pengawet alami ikan (Suprihatin, 2010).
Ikan nila merupakan sumber
protein hewani yang murah bagi
konsumsi
manusia,
dikarenakan
budidayanya yang sangat mudah
kadang-kadang melimpah sampai tidak
dapat ditampung lagi sehingga sebagian
besar sering kali banyak yang rusak,
maka dari itu perlu pengolahan yang
baik agar ikan tidak mudah rusak
(Anonim, 2007).
Mikroorganisme yang dapat
merusak ikan berasal dari infeksi, juga
dapat berasal dari pencemaran air
dengan alat yang dipergunakan selama
proses pembuangan isi perut ikan. Ikan
mudah membusuk karena kandungan air
dan nutrisinya tinggi. Kerusakan pada
ikan ditandai dengan perubahan warna
pada insang, perubahan bau, lembek dan
timbulnya lendir (Budiman, 2008).
Ikan memiliki sifat yang mudah
membusuk, oleh sebab itu perlu
dilakukan
penambahkan
bahan
pengawet. Penambahan pengawet atau
bahan tambahan makanan bertujuan
untuk memperbaiki penampakan, cita
rasa, tekstur dan memperpanjang masa
simpan, sehingga masa simpan ikan
akan lebih lama. Untuk memperpanjang
masa simpan dan kesegaran ikan tentu
BAHAN:
Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi : ikan nila,
limbah kubis sebanyak 600 gram, garam
0,075 gram, air 3 liter, dan alkohol .
tidak akan lepas dari permasalahan
penggunaan bahan kimia sebagai
pengawet bahan pengawet ikan,
contohnya formalin. Di Indonesia
formalin digunakan sebagai bahan
pengawet pada makanan terutama ikan
segar. Penggunaan tersebut merupakan
bentuk penyalahgunaan fungsi dari
formalin. Formalin tidak diperkenankan
ada dalam makanan maupun minuman,
karena dalam jangka panjang dapat
memicu perkembangan sel-sel kanker
(Alfasia, 2012).
Penggunaan
bahan
kimia
tersebut dilakukan produsen karena
belum menemukan jalan keluar untuk
dapat mempertahankan kualitas ikan
dalam jangka waktu yang lama dengan
menggunakan pengawet alami makanan
yang ada saat ini. Harga yang terjangkau
serta pemakaian yang mudah membuat
para produsen lebih memilih pengawet
buatan yang berbahaya seperti formalin
dibandingkan
pengawet
alami.
Penanggulangan masalah tersebut dapat
diatasi dengan mencari alternatif bahan
pengawet makanan yang mudah didapat
dan efisien. Pengawetan dengan
fermentasi
limbah
kubis
yang
menghasilkan asam laktat diharapkan
dapat memperpanjang masa simpan ikan
nila (Alfasia, 2012).
BAHAN DAN CARA KERJA
Penelitian
ini
merupakan
penelitian
yang
bersifat
True
eksperiment dengan desain penelitian
posttest with control group.
a.
CARA KERJA :
32
Tahap
pembuatan Fermentasi Limbah Kubis
1. Menyiapkan semua alat dan
bahan yang dibutuhkan
2. Pembuatan larutan asam laktat :
a). Timbang limbah kubis
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli –
Desember 2013
b.
sebanyak 100 gr, 200 gr, dan 300
gr. b). Cuci limbah kubis sampai
bersih, lalu iris limbah kubis
dengan ukuran ± 2 cm, c).
Sterilkan toples dengan alkohol
dengan
cara
mengusap
menggunakan
tisue.
d).
Masukkan limbah kubis kedalam
toples yang telah diberi label 100
gr, 200 gr, dan 300 gr. e).
Tambahkan air bersih 1000 ml
ke dalam toples.f). Tambahkan
larutan
garam
dengan
konsentrasi 2,5%
kedalam
toples.g). Aduk rata lalu tutup
toples dengan plastik asoi warna
hitam
dan
diikat
dengan
menggunakan karet gelang.
h).Inkubasi selama 6-7 hari pada
suhu ruang.
Tahapan
Pelaksanaan Penelitian
1. Pemilihan ikan nila bertujuan
untuk memastikan ikan dalam
keadaan baik yang dijadikan
sebagai bahan penelitian dengan
kriteria kulit cerah, mata jernih,
daging segar, elastis, sisik masik
melekat dan kuat, tidak terdapat
lendir dan baunya tidak memberi
tanda-tanda busuk. Adapun
jumlah
ikan
yang
akan
digunakan sebanyak 3 kg dengan
berat 250 gr/ekor.
2. Perlakuan Terhadap Ikan : a).
Ikan dibersihkan jerohannya dan
dicuci hingga bersih pada
kelompok
perlakuan dan
kelompok kontrol dengan air
mengalir
b). Siapkan wadah untuk 12
perlakuan, dengan rincian: 1). 3
wadah untuk perendaman ikan
nila dengan asam laktat limbah
kubis 100 gr. 2). 3 wadah untuk
perendaman ikan dengan asam
laktat limbah kubis 200 gr.3). 3
wadah untuk perendaman ikan
dengan asam laktat limbah kubis
300 gr .4).siapkan 1 wadah untuk
control
tanpa
perlakuan.c).
Masukkan larutan asam laktat
hasil fermentasi limbah kubis
100 gr, 200 gr, dan 300 gr
kedalam baskom. d). Rendam
ikan kedalam masing-masing
baskom yang telah berisi larutan
asam laktat selama 2 jam
perendaman. e). Setiap baskom
masing-masing berisi 1 ekor ikan
nila. f). Angkat dan tiriskan ikan
dan letakkan pada piring yang
telah steril lalu bungkus dengan
cling warp guna menghindari
kontaminasi dari udara.
3. Tahap Pemeriksaan Keawetan
Ikan Nila, Pemeriksaan pada
ikan nila yang direndam dengan
asam laktat dan dibiarkan pada
suhu ruang. Kemudian diamati
berapa hari lama masa simpan
ikan dengan melihat tanda-tanda
kerusakan pada ikan.
HASIL
Lama masa simpan ikan
berdasarkan pengamatan dapat dilihat
pada Tabel berikut ini:
Grafik 1. Lama Masa Simpan Ikan Nila Dengan Perendaman Asam
Laktat Pada Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol
32
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli –
Desember 2013
Grafik 1 menunjukkan rata-rata
lama waktu masa simpan ikan yang
diperlukan oleh kelompok eksperimen
menggunakan limbah kubis 300 gram
rata-rata lama masa simpan ikan selama
450 menit atau 7 jam 30 menit dan
merupakan kelompok eksperimen yang
paling efektif untuk memperpanjang
masa simpan ikan nila.
Tabel 1. Hasil Uji One Way Anova Lama Masa simpan Ikan
Nila Dengan Perendaman Asam Laktat
Variabel
perlakuan
Kontrol
Mean
SD
95% CI
166
15.275
128.72-204.61
P value
0,000
100 gr
kubis
200 gr
kubis
300 gr
kubis
230
17.321
186.97-273.03
300
30.000
225.48-374.52
460
17.321
416.97-503.03
Tabel 1 menunjukkan bahwa ada
perbedaan lama masa simpan ikan nila
dari
setiap
perlakuan
dengan
perendaman asam laktat hasil fermentasi
limbah 300 gram rata-rata lama masa
simpan ikan nila 460 menit dengan ρ
value 0,000 dibawah 0,05. Untuk
mengetahui perbedaan lama waktu
simpan ikan nila dengan perendaman
asam laktat limbah kubis 100 gram, 200
gram, dan 300 gram dilakukan uji LSD
(least significance Difference). Hasil uji
tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil Uji LSD Lama Masa Simpan Ikan Nila Dengan Perendaman Asam
Laktat Hasil Fermentasi Limbah Kubis 100 gram, 200 gram, dan 300 gram.
Perlakuan
Kontrol
Rata-rata beda
(menit)
69,333
100 gram
Ρ value
0,000
100 gram
200 gram
300 gram
200 gram
300 gram
141,667
293,333
72,333
224,000
32
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli –
Desember 2013
200 gram
300 gram
151,667
Tabel 2 menunjukkan bahwa
selisih terkecil lama waktu simpan ikan
terdapat pada perlakuan perendaman
asam laktat limbah kubis 100 gram dan
kontrol yaitu -69,333. Sedangkan selisih
terbesar terdapat pada kelompok 100
gram dan 300 gram yaitu -224,000. Dari
selisih tersebut didapat ρ value pada
kelompok kontrol dan 100 gram 0,000
kemudian pada kelompok perlakuan 100
gram dan 300 gram yaitu 0,000 dibawah
0,05, menyatakan bahwa ada perbedaan
yang bermakna pada setiap kelompok
perlakuan tersebut.
PEMBAHASAN
dibutuhkkan selama 230 menit atau 3,50
jam , pada kelompok eksperimen
perendaman ikan nila pada asam laktat
200 gr rata-rata lama waktu pengawetan
ikan nila yang dibutuhkan selama 300
menit
atau
5
jam,
sementara
perendaman asam laktat 300 gr hasil
fermentasi limbah kubis rata-rata lama
waktu pengawetan ikan nila yang
dibutuhkan selama 460 menit atau 7,40
jam.
Penggunaan
limbah
kubis
sebagai bahan dasar untuk membuat
asam laktat terlebih dahulu limbah kubis
difermentasi dalam 1 liter air bersih
ditambah garam 0,025% selama 7 hari.
Hasil fermentasi limbah kubis berwarna
putih kekeruhan dan paling khas adalah
berbau asam menandakan bahwa bakteri
asam laktat telah berkembang biak.
Keadaan tersebut terbukti bahwa asam
laktat dapat memperpanjang keawetan
ikan nila khususnya pada kelompok
perlakuan fermentasi limbah kubis 300
gram yang dapat mengawetkan ikan
selama 460 menit atau selama 7,40 jam
dibandingkan dengan kontrol dan
kelompok eksperimen lainya yaitu
perendaman ikan nila dengan asam
laktat 100 gram dan 200 gram. Dengan
demikian semakin banyak bakteri yang
ada dalam asam laktat maka akan
semakin lama masa simpan ikan nila
yang diawetkan.
Pada analisis bivariat dengan uji
beda waktu masa simpan ikan nila
dengan kelompok perlakuan didapatkan
hasil rata-rata lama masa simpan ikan
nila pada kelompok kontrol adalah 166
menit atau 2, 46 jam dengan standart
deviasi 15,275 jam. Pada kelompok
eksperimen asam laktat hasil fermentasi
limbah kubis 100 gr rata-rata lama masa
simpan ikan nila selama 230 menit atau
3,50 jam dengan standar deviasi 17,321
jam. Pada kelompok eksperimen asam
laktat hasil fermentasi limbah kubis 200
gr rata-rata lama masa simpan ikan nila
selama 300 menit atau 5 jam dengan
standar deviasi 30,000 jam, sedangkan
pada kelompok eksperimen dengan
perendaman asam laktat hasil fermentasi
limbah 300 gr rata-rata lama masa
simpan ikan nila selama 460 menit atau
7,40 jam dengan standar deviasi 17,321
jam.
Pengaruh penggunaan asam
laktat terhadap masa simpan ikan nila
yang dilakukan pada tanggal 21 sampai
28 april 2013 di workshop kesehatan
lingkungan diperoleh hasil bahwa waktu
pengawetan ikan nila yang dibutuhkan
oleh kelompok kontrol rata-rata selama
166 menit atau 2,46 jam. Pada
kelompok
eksperimen
dengan
perendaman asam laktat hasil fermentasi
limbah kubis 100 gr rata-rata lama
waktu
pengawetan
ikan
yang
32
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli –
Desember 2013
Penentuan lama masa simpan
ikan didasarkan pada parameter
pemeriksaan kondisi ikan yaitu warna,
tekstur, dan bau ikan. Parameter tersebut
merupakan faktor yang sangat penting
untuk menentukan apakah ikan nila
sudah rusak apa belum, sehingga harus
terpenuhi sesuai dengan kriteria ikan
segar. Pengukuran parameter keawetan
ikan dilakukan setiap 30 menit sekali.
Kriteria ikan yang belum rusak adalah
berwarna cerah atau segar, tekstur
kenyal, dan berbau amis. Waktu
mulainya ikan rusak dapat dilihat pada
lampiran 3 yang data hasil pengamatan
yang dicetak tebal.
Hasil dalam penelitian ini secara
keseluruhan dapat dikatakan bahwa
pengawetan
ikan
nila
dengan
menggunakan
asam
laktat
hasil
fermentasi limbah kubis sebanyak 300
gram lebih efektif dalam mengawetkan
ikan
nila
dibandingkan
dengan
kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen lainya. Keawetan ikan nila
dapat ditentukan melalui pengamatan
bentuk fisik, warna, tekstur dan bau ikan
nila. Selama proses pengawetan akan
terjadi perubahan-perubahan pada ikan,
tekstur ikan yang semula kenyal
berangsur angsur akan lunak, begitu
juga dengan warna dan bau ikan akan
mengalami
perubahan
yang
menandakan kerusakan pada ikan.
Namun, apabila dibandingkan dengan
penelitian terdahulu dilakukan oleh
Hengky K. Martin (2006), `berjudul
“Pengawet Alami Ikan Yang Murah dan
Efisien Melalui Fermentasi Selada”,
dengan hasil bahwa penggunaan larutan
fermentasi selada yang diinkubasi
selama 6 hari sebagai bahan pengawet
alami pada ikan bandeng (perendaman 5
menit) memberikan pengaruh terbaik
terhadap masa simpan dan karakteristik
bandeng selama penyimpanan suhu
rendah, yaitu dengan batas hingga hari
ke-9.
SIMPULAN DAN SARAN
limbah kubis 100 gram, 200 gram, dan
300 gram.
SIMPULAN
Rata-rata lama masa simpan ikan
nila setelah direndam dengan asam
laktat hasil fermentasi limbah kubis 100
gram selama 230 menit atau 3, 50 jam,
200 gram selama 300 menit atau 5 jam,
dan 300 gram selama 460 menit atau
7,40 jam, serta ada perbedaan lama
masa simpan ikan nila dengan
perendaman asam laktat hasil fermentasi
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Budiman, 2008, Penanganan Hasil
Perikanan.http://
modul/pertanian/
budidayaikan/general/penangan
Bagi masyarakat khususnya ibu
rumah tangga dan pengelola warung
makan dapat memanfaatkan limbah
kubis yang tidak berguna sebagai
pengawetan ikan.
Anonim, 2007, Ikan Nila diakses dari
www.wikipedio.org. Tanggal
03 januari 2013
32
Mitra Raflesia Vol. 5 No. 2 Juli –
Desember 2013
an-hasil-perikanan tanggal 03
Alfasia, 2012. Mengawetkan makanan
secara alami dan sehat diakses
dari www. Wordpress.com
Martin, 2006. Teknologi Fermentasi
Produk Perikanan, Bandung, ITB
januari
32
2013.
Download