PENGERTIAN DASAR Gunungapi / Volcano I. Pendahuluan Dari segi bahasa gunungapi yang diterjemahkan dari kata Volcano berasal dari kata Vulcan, yaitu dewa api masyarakat Romawi kuno. Vulcan merupakan dewa pandai besi yang dipercaya melakukan aktivitasnya di atas Gunung Etna Sicilia. Secara ilmiah gunungapi mempunyai pengertian sebagai berikut : 1. Merupakan bentuk timbulan di permukaan bumi yang dibangun oleh timbunan rempah gunungapi. 2. Sebagai atau jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung. 3. Merupakan tempat munculnya batuan leleran dan rempah lepas gunungapi yang berasal dari dalam bumi (keluarnya magma ke permukaan bumi). 4. Tempat keluarnya magma ke permukaan bumi membentuk suatu kerucut raksasa, di bagian atasnya seperti terpancung dan bila didatangi ke puncak biasanya terdapat kawah yang terkadang terisi air. Vulkanologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kegunungapian. Vulkanisme merupakan gejala yang berhubungan dengan kegiatan penerobosan magma ke permukaan bumi secara keseluruhan. II. Lingkungan Pembentukan Gunungapi Bumi merupakan proyektil yang terdiri dari besi dan nikel dengan kerak di permukaannya. Hasil penelitian geofisika berdasarkan gelombang seismik dan sebaran berat jenis menurut Suess dan Wiechert ke arah pembagian susunan dan komposisi bumi adalah sebagai berikut: 1. Kerak bumi mempunyai ketebalan 330 – 70 km terdiri dari batuan basa, dengan berat jenis kurang lebih 2,7 gr/cm3. 2. Selubung bumi atau sisik silikat, mempunyai ketebalan 1200 km dan berat jenis 3,4 – 4,0 gr/cm3. 3. Lapisan antara atau chalkosfera, merupakan sisik oksida dan sulfide dengan ketebalan 1700 km dan berat jenis 6,4 gr/cm3. 4. Inti besi-nikel atau barisfera yang berjari-jari 3500 km dan berat jenis 9,6 gr/cm3. Gambar 1 : earth’s interior Kerak bumi, dari bagian permukaan hingga bidang diskontinyuitas mohorovisic, di bawah benua dengan kedalaman antara 20 – 50 km. Sedangkan di bawah samudera antara 10 – 12 km, kerak bumi ini tersusun atas batuan beku, sediment dan malihan. Selubung atas (upper mantle) terletak pada kedalaman 400 km di bawah kerak bumi, yang tercirikan oleh sebaran gempa rendah terutama untuk gelombang S. Bagian selubung atas bumi terutama terdiri dari eklogit atau peridotit yang kaya akan besi, magnesium, kalsium, dan natrium serta silikat alumunium, dengan viskositas rata-rata 8 x 1023 poise. Namun sebelumnya Daly (1940) menyebut kerak bumi dengan lithosfera dan selubung atas yang identik dengan low velocity zone yang disebut asthenosfera. Zona peralihan (transition zone) terletak pada kedalaman 400 – 1000 km, yang ditandai oleh landaian kecepatan gelombang gempa tinggi dan tersusun dari silikat besi padat, magnesium, kalsium, alumunium, oksida besi, dan silikat. Lapisan selubung bawah (lower mantle) terletak pada kedalaman 1000 – 2900 km yang dicirikan dengan kenaikan gelombang gempa yang relatif sebanding dengan bertambahnya kedalaman. Lapisan ini disusun oleh oksida besi padat, magnesium, dan silikat dengan viskositas rata-rata 1023 poise. Intibumi (core) yang terbagi menjadi dua, yaitu inti bumi luar (outer core) dan inti bumi dalam (inner core). Inti luar ini terdapat pada kedalaman 2900 – 5100 km dan inti dalam antara 5100 – 6371 km. Bagian luar inti bumi terdiri dari besi dan sejumlah kecil silika, sulfur dan oksigen. Sedangkan bagian dalam terutama terdiri dari besi padat (solid iron). Dalam mempelajari kegunungapian susunan dan komposisi bumi penting untuk diketahui sebagai lingkungan pembentukan gunungapi yang berhubungan dengan penentuan sifat gunungapi. Menurut para ahli dari United State Geological Survey (USGS) ada tiga lingkungan pembentukan gunung api yaitu: 1. Lingkungan tipe kepulauan, gunungapi terdapat di bagian puncak punggungan pegunungan yang membusur. Magma basal yang menerobos naik akan mengalami perubahan komposisi karena bercampur dengan lempeng yang bersifat asam sehingga di permukaan terbentuk gunungapi andesit yang magmanya bersifat intermediet. Contoh: Gunung api yang terdapat di kepulauan Indonesia. 2. Lingkungan tipe samudera, gunungapi muncul dan tersebar berderet di sepanjang puncak punggungan yang mempunyai sistem rekahan pada kerak samuderanya, sehingga di permukaan akan terbentuk gunungapi basalan. Contoh: Gunungapi yang terdapat di kepulauan Hawaii. 3. Lingkungan tipe benua, jalur pegunungan tidak stabil terdapat lapisan kerak granitan yang tebal. Magma bersifat asam. Contoh: Gunungapi yang terdapat di tengah Benua Asia dan Afrika. Gambar 2. Pembentukan gunungapi tipe kepulauan dan samudera Sementara berdasar Direktorat Vulkanologi adalah : a. Daerah punggungan tengah samudera tempat pemekaran lempeng Contoh : gunung berapi di Islandia. b. Pertumbukan lempeng benua dengan lempeng samudera Contoh : gunung berapi di Indonesia. c. Terbentuk pada titik panas tempat keluar magma ke permukaan Contoh : gunung berapi di Hawaii. Gambar 3. pembentukan gunungapi karena hotspot III. Tektonik dan Vulkanisme Plate tektonik atau tektonik lempeng merupakan paradigma dasar dalam ilmu kebumian, yang membantu dalam memahami fenomena alam termasuk asal dan penyebaran barisan kegunungapian. Proses yang ada dalam tektonik lempeng adalah : 1. Divergen atau konstruktif: Lempeng saling menjauh Proses ini bisa juga disebut proses pemekaran, dapat terjadi di benua dan samudera. Pusat penyebaran benua disebut zona rift, sedangkan pemekaran yang terjadi di samudera disebut dengan spreading. Hal ini merupakan karakter dari mid oceanic ridge. Contohnya adalah pecahnya Pangea pada zaman Trias dengan membentuk celah sepanjang pinggiran Atlantik. 2. Konvergen atau destruktif : Lempeng yang saling mendekat dan terjadi tumbukan Pada umumnya ditandai oleh adanya palung yang sangat dalam dan untaian gunungapi pada lempeng yang saling menunggangi dan paralel dengan palung. Lempeng samudera masuk ke bawah lempeng benua (subduksi) hingga jauh ke dalam lapisan astenosfera, dan akhirnya meleleh pada suhu dan kedalaman tertentu. 3. Transform fault : pergeseran Lempeng-lempeng yang saling bergeser disebabkan oleh sesar mendatar yang cukup besar dan ujung-ujungnya dibatasi oleh batas tektonik misalnya palung laut. IV. Magma Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersifat mudah bergerak (mobile), bersuhu antara 1100 – 1500 oC. Atau ada pula yang menyebutkan magma adalah suatu cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan kulit bumi bersuhu > 1000 0C, bila mengalir ke permukaan disebut lava, bila sudah membeku disebut batuan beku. Sifat-Sifat Fisik Magma meliputi : 1. Suhu magma, besarnya bervariasi tergantung komposisi kimiawinya. Leleran lava basaltic di Hawaii menunjukkan suhu antara 1100 – 1500 oC 2. Viskositas dan berat jenis magma.Viskositas diartikan sebagai pelekat atau ketahanan substansi terhadap gerak aliran.Magma yang mempunyai viskositas rendah akan mempunyai fluidity (sifat mengalir) tinggi sehingga relative lambat membeku, sedangkan magma yang mempunyai viskositas tinggi akan cepat membeku. Tipe magma : a. Berdasar kandungan silika magma asam (>66%) magma menengah (45 – 52 %) magma basa(<45%) b. Berdasar berat oksida magma asam, mengandung silikat dan natrium oksida. magma basa, mengandung aluminium oksida, magnesium oksida, kalsium oksida dan timah oksida. Klasifikasi tipe magma lainnya : 1. Berdasarkan kandungan gas a. Hipomagma: bersifat jenuh gas atau banyak mengandung gelembung gas (undersaturated) dan dapat terbentuk pada tekanan yang besar. b. Piromagma: jenuh gas atau banyak mengandung gelembung gas sehingga memberikan kenampakan membusa. c. Epimagma: miskin gas sehingga dapat disamakan dengan lava yang belum dierupsikan. 2. Berdasarkan Genesa a. Magma hybrid: dimana melalui proses hibridisasi dua jenis magma yang terpisah (unrelated) bercampur membentuk magma baru. b. Magma sintetik: Magma yang komposisinya berubah karena proses asimilasi. Proses pembentukan magma sintetik disebut sinteksis, dimana magma sintetik dapat merupakan akibat lanjut dari pelarutan batuan asing (umumnya sedimen) yang selain melebur juga mengubah komposisi magma. IV.1 Dapur magma Magma (basal olivine) yang bergerak keatas menuju kerak bumi adalah lajur retakan yang berfungsi sebagai saluran. Cairan magma akan mudah menembus lapisan bumi apabila retakan yang ada bersifat lebih terbuka. Gaya-gaya tarikan (tension) yang akan menghasilkan retakan terbuka di bagian bawah lapisan bumi dapat terjadi beberapa sebab: 1. Perbedaan kecepatan gerak mendatar kerak bumi, dimana regangan akan tegak lurus aliran. 2. Pergerakan magma setelah sampai di bagian atas akan berubah menjadi bilateral atau sentrifugal dan berlawanan (regangan ke arah atas dan bawah). 3. Gerak yang sejajar tidak seragam menyesuaikan tarikan. 4. Gerak yang sejajar tetapi mempunyai arah menyimpang sehingga hal inipun akan menyebabkan rekahan karena regangan sejajar aliran. Ukuran magma baik yang berhubungan langsung dengan gunungapi maupun yang hanya berupa tubuh magma yang terpisah dapat mencapai ratusan ribu kilometer kubik. Great dyke di Rhodesia selatan yang mempunyai panjang 500 km dan lebar 10 km, apabila terbukti bahwa bentuk terobosan itu makin ke dalam makin melebar,maka ukuran magma sebesar 100.000 km kubik masuk akal. Gambar 4. Dapur magma Sedangkan umur suatu dapur magma tergantung pada beberapa faktor yaitu: 1. Tenaga panas yang bersal dari jumlah unsur volatil yang terkandung dalam magma,yang dinyatakan sebagai tenaga letusan dan tenaga potensial 2. Lama berlangsungnya proses kristalisasi magma hingga kondisi tertentu,yaitu bila letusan hanya sebentar 3. Cara penggunaan tenaga. Tenaga yang hilang selama letusan umumnya sangat besar. Dan gunungapi yang telah meletus hingga ribuan kali, besar atau kecil, menunjukkan besar dan sangat aktifnya magma yang ada di dalam bumi sehingga tidak menutup kemungkinan akan adanya hubungan penyaluran ke atas magma sub-kerak. V. Tipe, Bentuk dan Struktur Gunungapi V.1 Tipe-Tipe gunungapi Berdasarkan bahan lepas yang dihasilkan, dibedakan menjadi: a. Gunungapi lava/gunungapi tameng (shield volcano) yang menghasilkan lava basalan. Gunungapi tameng dibentuk oleh lava yang sangat cair dari lava basalan atau andesitan. Ada dua tipe jenis gunungapi tameng, yaitu: 1. Tipe Hawaii: Tipe ini akan membentuk gunungapi tameng yang dibangun oleh leleran lava yang keluar dari beberapa retakan dan memencar membentuk suatu jalur celah yang cukup besar. Contoh: Mauna Loa di Hawaii. 2. Tipe Iceland: Dicirikan dengan lavanya yang keluar dari kawah utama dan mempunyai skala yang lebih kecil dari tipe Hawaii. Contoh: Izu peninsula (Iceland). b. Gunungapi piroklastik,merupakan gunungapi yang dibentuk oleh bahan lepas gunungapi piroklastik. Contoh : Gunung Tambora (Sumbawa) c. Gunungapi gas yaitu gunungapi yang terjadi karena kegiatan magmatik umumnya membentuk maar yaitu suatu lekukan yang disebabkan oleh letusan tunggal yang bersifat meledak, dikelilingi oleh kawah berbentuk cincin dan umumnya terisi air. Contoh: Pegunungan Tengger. Tipe lain : Cinder Cones, merupakan tipe gunungapi yang terbentuk oleh partikel dan lava yang dikeluarkan oleh vent tunggal. Karena tekanan gas, lava tersembur keras ke udara dan pecah menjadi fragmen kecil yang padat sehingga jatuh sebagai cinder di sekitar vent yang kemudian membentuk melingkar atau cone yang oval. Sebagian cinder cone mempunyai kawah berbentuk mangkok. Contoh : gunungapi di Amerika Utara Gambar 5. Cinder cones Composive Volcanoes, kadang-kadang dinamakan stratovolcanoes, biasanya saling bersisisan, berbentuk kerucut simetris yang besar dengan lapisan berasal dari aliran lava, debu vulkanik, cinder, block dan bomb yang dimungkinkan muncul di sekitar 8000 kaki di atas pusatnya. Contoh : Gunung fuji di Jepang, Gn St. Helens, Gunung Merapi, Gunung Agung, Gunung Rinjani. Gambar 6. Composite volcano Shield Volcano, merupakan tipe gunungapi yang terbentuk kebanyakan dari aliran lava cair, aliran setelah tertuang ke segala arah dari vent pusat atau kumpulan vent, yang meluas, menumpahkan vent dari daratan, domical shape, dengan profil dengan tameng prajurit. Aliran tersebut terbentuk secara perlahan dengan akresi ribuan lava cair yang disebut lava basalt, yang melebar seiring bertambahnya jarak. Lava juga biasanya bererupsi dari vent selama retakan yang berkembang di pinggir cone. Gambar 7. Shield volcano Lava Domes, tipe ini terbentuk relative kecil, berbentuk seperti umbi lava, konsekuensinya, timbunan lava yang berasal dari sekitar vent. Sebuah dome (kubah) tumbuh besar dengan ekspansi dari dalam.ketika tumbuh, permukaan luarnya dingin dan keras,kemudian hancur, menumpahkan fragmen di sis-sisinya. Beberapa dome berbentuk tonjolan karang atau spine yang bentuk lainnya pendek, aliran lava bersisisan (steep side).Volcanic dome biasanya berada dalam kawah atau pada sisi composite volcano. Contoh : G.Merapi Gambar 8. Lava dome V.2 Bentuk-bentuk Gunungapi 1. Bentuk kerucut, umumnya dijumpai pada gunungapi berlapis. Bentuk kerucut ini dapat dibangun oleh bahan lepas gunungapi. 2. Bentuk kubah, biasanya dijumpai pada gunungapi lava. Kubah lava merupakan bentukan dari leleran lava kental yang keluar melalui celah dan dibatasi oleh sisi curam di sekelilingnya. Bentuk-bentuk kubah sangat dipengaruhi oleh viskositas lava. 3. Bentuk maar yaitu pada gunungapi gas. 4. Bentuk kaldera, yaitu bila gunungapi tersebut memiliki kawah yang relatif lebar dan terkadang mengandung air. Contoh : Gunung Tambora. 5. Bentuk barangko (barronco), yaitu alur-alur pada tubuh gunungapi yang kasar dan tak teratur yang disebabkan oleh erosi dan sesar. 6. Bentuk campuran (statovolcanoes), seperti tipe compossive volcanoes. 7. Bentuk perisai, seperti tipe shield volcanoes. Apabila tidak ada gangguan, suatu gunungapi yang tumbuh semakin besar akan mempunyai bentuk yang teratur,baik berupa kerucut maupun bentuk lainnya. Faktorfaktor yang menyebabkan ketidakteraturan bentuk gunungapi antara lain : 1. Kegiatan vulkanisme,seperti misalnya pembentukan kaldera,dimana kegiatan tsb akan menggangu perkembangan suatu gunungapi 2. Berpindahnya pusat kegiatan gunungapi (pipa kepundan) yang berkaitan dengan keaktifan tektonik daerah setempat 3. Tekanan arus aliran lava yang naik keatas,yang lama-kelamaan akan merusak dan menghancurkan dinding kepundan 4. Adanya kerucut spatter (spatter cone) yaitu suatu kerucut yang bersisi curam yang tersusun dari batuan bahan lepas yang terendapkan di atas celah atau pipa kepundan,dan umumnya berkoposisi basalan. 5. Adanya gua-gua pada daerah aliran lava. V.3 Struktur Gunungapi Gambar 9. Sebagian struktur gunungapi 1. Main Vent Merupakan tempat yang diterobos oleh batuan cair dari magma chamber ke permukaan. Terkadang main vent memiliki cabang, jika mereka mencapai permukaan dari bentukan secondary cone atau fumarole. Ketika gunungapi meletus, lava, gas, dan fragmen batuan menuju ke main vent dan bergerak keluar melalui crater. Ketika letusan berhenti, lava dapat turun kembali ke pipa atau membentuk danau lava di dalam crater. 2. Lava Flow Aliran lava merupakan letusan yang berupa molten rock di bawah permukaan bumi yang keluar dari vulkanik vent (magma). Lava berwarna merah panas saat keluar dari vent, tetapi secara cepat berubah menjadi warna merah gelap. Abu-abu, hitam atau warna yang lain berdasarkan pengaruh proses yang dialaminya. 3. Strata lava dan Abu Strata lava dan abu merupakan lapisan yang terbentuk pada gunungapi ketika lava dan abu dari gunungapi aktif terlempar keluar. Abu berisikan fragmen kecil batuan, beberapa sama dengan partikel debu kecil, bongkahan lainnya dapat lebih besar dari kepalan tangan. Abu gunungapi biasanya keluar dari gunung berapi sebelum lava. Abu yang mengendap ke bawah dan membentuk kumpulan di pinggir yang curam. 4. Secondary Cone Merupakan kerucut yang baru terbentuk pada gunungapi, ketika saluran utama membentuk cabang. 5. Magma chamber Magma chamber atau dapur magma merupakan daerah sebagai tempat induk magma berada. Pembentukan magma chamber primer pada kerak sangat dipengaruhi oleh ukuran, pola dan kecepatan gerak rekahan, disamping macam batuan dan ketebalan kerak bumi. 6. Fumarole Fumarole merupakan retak pada terusan permukaan dimana uap panas dan gas dapat keluar. Magma di bawah memanaskan air sampai titik dimana air berubah menjadi uap panas dan mampu melarutkan mineral dari batuan di sekitarnya. Ketika gas mencapai permukaan maka gas tersebut panas dan bertekanan rendah. Gas ini lalu mendingin dan mngembang, mengendapkan mineral yang terlarut di sekitar saluran. 7. Crater Crater gunungapi merupakan struktur amblesan yang terjadi di permukaan gunungapi karena kegiatan gunungapi biasanya membuat lubang di bagian atas saluran. Kawah dibentuk dari lava, gas, dan debu yang meledak ke arah aras dari main vent.materila jatuh kembali ke bumi di sekitar saluran dan secara perlahan menumpuk membentuk rim di sekitarnya.Di dalam kawah selalu tetap bersih disebabkan adanya gaya gerakan ke atas material yang secara konstan memindahan runtuhan yang jatuh. V.4 Material yang dikeluarkan - Lava: cairan larutan silika pijar yang keluar dari dalam bumi. - Awan panas : terdiri dari batuan yang pijar bersuhu > 6000C. - Abu/pasir vulkanik atau jatuhan piroklastik: bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. - Gas vulkanik: gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan. Contoh: CO, CO2, H2S, SO2 - Hujan Lumpur : terjadi bila di kawah terdapat danau. - Lahar letusan: terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Contoh: Gunung Kelud - Aliran lahar: terjadi pada gunungapi yang baru meletus sehingga banyak material lepas hasil letusan di sekitar puncak terhanyutkan oleh air hujan. VI. Letusan Gunungapi Letusan gunungapi sebenarnya disebabkan oleh gaya yang berasal dari dalam bumi akibat terganggunya sistem kesetimbangan magma (suhu, termodinamika, dan hidrostatika) dan sistem kesetimbangan geologi (kesetimbangan gaya tarik bumi, kimiafisika dan panasbumi). Penyebab terganggunya keseimbangan magma : 1. Magma yang akan mulai membeku telah kehilangan panas, sehingga akan terjadi pergerakan magma. 2. Adanya perbedaan suhu akibat pendinginan magma yang tidak homogen. 3. Epimagma yang miskin gas turun pada kedalaman tertentu dalam keadaan tak seimbang. 4. Adanya pergerakan gas dalam piromagma ke arah tekanan yang lebih rendah atau permukaan bumi karena tekanan gas dalam piromagma lebih besar daripada tekanan beban luar. VI.1 Jenis dan klasifikasi letusan gunungapi 1. Berdasarkan bentuk dan lokasi pusat kegiatan a. letusan celah, dimana dihasilkan leleran besar-besaran lava cair yang bersifat basaan yang membentuk dataran tinggi.dan yang bersifat riolitan akan membentuk ignimbrite b. Letusan pusat, dimana akan dikeluarkan bahan lepas gunungapi dan lava 2. Berdasarkan tempat keluar magma a. Erupsi pusat, lava keluar dari kawah pusat b. Erupsi samping, lava keluar dari samping kepundan c. Erupsi celah, lava keluar melalui celah (memanjang) d. Erupsi eksentrik (parasit), lava keluar di bagian kaki, membentuk kepundan sendiri, tapi sumber magma dari kantong magma yang sama VI.2 Tipe-tipe letusan Gunungapi a. Menurut Escher Gambar 10. Skema tipe letusan menurut Escher. Tipe – tipe letusan Gunungapi menurut Escher, berdasarkan tekanan gas, derajat kecairan magma dan kedalaman dapur magma : 1. Tipe Hawaii, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma sangat dangkal, tekanan gas rendah. Contoh : gunungapi perisai di Hawaii, yaitu Kilaueaa dan Maunaloa 2. Tipe stromboli, ciri-cirinya : lava cair, dapur magma dangkal, tekanan gas sedang. 3. Tipe Volcano, ciri-cirinya : lava encer, terbentuk awan debu berbentuk bunga kol, tekanan gas sedang. Contoh : Gunung Raung dan Vesuvius. 4. Tipe Merapi, ciri-cirinya : lava kental, dapur magma sangat dangkal, tekanan gas rendah, terdapat sumbat lava dan kubah lava. 5. Tipe Peele, ciri-cirinya : lava kental, tekanan gasnya cukup besar, peletusan mendatar, Contoh : Gunung Peele 6. Tipe Vincent, ciri-cirinya : lava kental, tekanan gas sedang, kawahnya terdapat danau. Contoh : gunung kelud. 7. Tipe Perret, ciri-cirinya : tekanan gas sangat kuat, lava encer, penyebab kaldera. Contoh : gunung krakatau. b. Menurut kuat lemahnya letusan 1. Tipe Erupsi hawaii Dicirikan oleh adanya pancuran lava ke udara mencapai 200 m. Erupsi tipe Hawaii dapat terjadi sepanjang celah dan retakan yang merupakan vent yang linier, seperti pada letusan gunung Mauna di Hawaii 1950. Di erupsi tipe celah, lava cair menyembur dari celah di zona rift gunungapi dan membentuk aliran lava yang menuruni lereng. Gambar 11. G. Mauna Loa 2. Tipe Strombolian Seperti kembang api dari batuan pijar yang dilontarkan ke udara sampai 500 m. Contoh pada gunungapi Irazu di Costa Rica tahun 1965. Material halus dari lava cair menyembur dari kawah membentuk suatu gugusan cahaya di langit.terkumpul di cekungan gunung, lava cair tsb kemudian meluncur ke bawah membentuk suatu aliran yang berapi. 3. Tipe Volcanian Tipe ini dicirikan dengan adanya lontaran batuan pijar dan letusan abu. 4. Tipe Merapi Tipe ini dicirikan oleh adanya guguran lava pijar dari kubah lava yang runtuh. 5. Tipe Sursteyan Pada gunungapi tipe ini, kekuatan letusan lebih besar dari tipe volcanian yang bersifat eksplosif. 6. Tipe St. Helen Letusan disertai longsoran besar dari sebagian tubuh gunungapi, disertai awan panas Gambar 12. Gunung St. Helen 7. Tipe Plinian Erupsi yang paling kuat adalah tipe plinian.Tipe ini ditandai dengan ledakan lava kental. Ciri lain adalah adanya letusan ekplosif yang sangat kuat dengan ketinggian letusan mencapai > 55 km. Contoh erupsi Plinian yang paling besar seperti pada tahun 1991 di Pinatubo Filipina. Aliran piroklastik yang sangat cepat dan mematikan juga merupakan ciri letusan dari erupsi Plinian. Gambar 13. Tipe gunungapi berdasar kuat letusan. c. Tipe-tipe lain 1. Tipe Vesuvian Tipe letusan vesuvian disesuaikan dengan letusan gunung Vesuvius di Italia pada tahun 79 BC, abu seta gas pada kuantitas yang sangat besar keluar pada saat letusan kemudian terdapat awan yang berbentuk kembang kol melambung tinggi diatas gunungapi tersebut. Gambar 14. Letusan gunung Vesuvius. 2. Tipe Peelean Di erupsi Peelean atau awan terang seperti yang terjadi di letusan Gunung Mayon Philipina 1968, material yang sangat besar dan banyak gas seperti debu, abu, gas dan fragmen-fragmen lava keluar dari tengah kawah. Erupsi semacam itu akan menyebabkan kerusakan yang sangat besar dan akan menyebabkan kematian pada populasi area tersebut seperti di St Pierre tahun 1902 saat terjadi letusan Gunung Peele. 3. Tipe erupsi Phreatik Erupsi tipe phreatik (semburan uap) dikendalikan oleh ledakan uap hasil dari tanah yang dingin atau permukaan air yang bersinggungan dengan hot rock atau magma. Yang membedakan tipe ini dengan tipe lain adalah tipe ini hanya mengeluarkan fragmen batuan dari saluran vulkanik, tidak ada magma yang dikeluarkan. Contoh : Gunung Taal di Filipina. Gambar 15. Gunungapi Taal, Philiphina. VII. Ring of Fire, Challenger deep, Plume Gambar 16. Ring of Fire Ring of fire adalah zona di mana sering terjadi gempa bumi dan letusan gunung api. Busur kepulauan vulkanik juga selalu berhubungan dengan palung. Contoh (perhatikan di gbr 15) : busur kepulauan berasosiasi dengan Aleutian Trench yang direpresentasikan dengan adanya rantai panjang gunungapi yang membentuk Kepualauan Aleutian. Challenger Deep adalah titik terdalam (yang diketahui) di samudera, mempunyai kedalaman maksimum 10,911 meters (35,797 feet) pada posisi 11°22′N 142°36′E. Posisinya terletak di Samudera Pasifik, termasuk wilayah Guam, tepatnyadi Kepulauan Mariana, paling selatan dari palung Mariana. Plume adalah naiknya batuan panas (hot rock) dalam mantel. Plume ini juga sering disebut sebagai penyebab adanya pusat gunungapi yang lebih dikenal dengan sebutan hotspot dan juga penyebab banjir basalt. Menurut Don L. Anderson and James H. Natland , 2004 : Istilah, hotspot dan plume sering tercampur baur atau terbalik-balik. Menurut mereka : A plume is a hypothetical mantle feature. A hotspot is a region of magmatism or elevation that has been deemed to be anomalous in some respect because of its volume or location. Dalam hipotesa plume, hotspot merupakan manifestasi permukaan dari plume, jadi yang satu akibat, yang satu merupakan sebab. Keberadaan plume ini sering dikaitkan dengan keberadaan (deposit) bijih seperti nikel, tembaga, sulfide, intan, dan sedikit emas.