MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Psychoanalitic Social Theory Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 8 Kode MK Disusun Oleh MK61014 Yoanita Eliseba, M. Psi Abstract Kompetensi Pembahasan teori Karen Horney mengenai ciri-ciri khusus, struktur & dinamika kepribadian berdasarkan pandangan psychoanalitic social theory. Pemahaman konsep dasar dan utama dari Psychoanalytic Social Theory dan hal-hal penting yang terkait. BIOGRAFI KAREN HORNEY Karen Danielson dilahirkan di Jerman. Ayahnya adalah seorang kapten kapal dengan latar belakang Norwegia, sedangkan ibunya adalah orang Belanda. Horney muda mengagumi ayahnya dan sangat merindukan perhatian dan cinta kasihnya, tapi dia ditakut-takuti oleh ayahnya. Selalu teringat di benak Horney “mata biru ayahnya yang menakutkan” dan ketegangannya dengan sifat banyak menuntut. Pada tahun-tahun pertama Horney merasa ditolak oleh ayahnya. Ayahnya seringkali melontarkan komentar-komentar bernada meremehkan tentang penampilan dan inteligensinya. Dia merasa diremehkan dan tidak menarik, meskipun kenyataannya dia cantik. Pada usia 9 tahun, Horney menjadi seorang anak yang ambisius dan suka melawan. Dia memutuskan bahwa jika dia tidak dapat memperoleh cinta kasih dan rasa aman, maka dia akan melakukan balas dendam kepada perasaan tidak menarik dan kurangnya. Beberapa tahun kemudian dia menulis, “Jika aku tidak bisa menjadi cantik, maka aku harus menjadi pandai.” Dia berjanji untuk selalu menjadi yang pertama di kelasnya. Pada usia 12 tahun, setelah menjalani bermacam-macam perawatan untuk suatu penyakit dari seorang dokter, dia memutuskan untuk berkarier di bidang medis. Di tengah-tengah perlawanan kepada ayahnya dan perasaan tidak berharga serta putus asa, selama di SMU Horney berusaha keras untuk mewujudkan cita-citanya masuk sekolah medis. Ketika dewasa, dia menyadari betapa banyak rasa permusuhan yang telah dia bangun pada masa kecil. Teori kepribadian Horney menjelaskan bagaimana rasa cinta yang tidak terpenuhi pada masa kanak-kanak mendorong berkembangnya kecemasan dasar (basic anxienty) dan permusuhan dasar (basic hostility). Horney bersama dengan Alfred Adler akhirnya membentuk disiplin NeoPsikoanalisa. Dimana walaupun Horney mengakui dan setuju dengan Freud dalam banyak gagasan, Horney juga memiliki kritik terhadap Freud pada beberapa keyakinan inti. 2014 2 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Latar Belakang Dari pengalaman klinisnya, Horney menemukan bahwa pasien di Amerika berbeda dengan pasien di Jerman, baik dalam hal neurosa maupun kepribadian yang normal, di mana perbedaan keadaan sosial mungkin cukup menjadi alasan bagi terjadinya perbedaan kepribadian. Oleh karenanya dia berpendapat bahwa kepribadian tidak semata-mata dipengaruhi oleh keadaan biologis saja, sebagaimana dikemukakan oleh Freud. Karena jika pendapat Freud benar, maka kita tidak akan melihat perbedaan besar dalam kepribadian seseorang dari satu kebudayaan dengan kebudayaan lain. Dalam teori Horney, pusat kepribadian bukanlah sex atau agresi tapi kebutuhan dan usaha untuk memperoleh rasa aman. Seperti Adler, pandangan Horney mengenai sifat dasar manusia juga cenderung memuji dan optimis: kita dapat mengatasi kecemasan kita dan dapat tumbuh serta mengembangkan potensial kita semaksimal mungkin. PANDANGAN TENTANG MANUSIA Menurut Horney, setiap manusia adalah unik. Perilaku neurotik, tentu saja, dapat terjadi dan dapat hilang. Akan tetapi, ketika hal ini terjadi, ini merupakan hasil dari kekuatan (dorongan) sosial, kondisi-kondisi yang terjadi pada masa awal kanak-kanak. Kondisi ini juga dapat memenuhi atau menggagalkan kebutuhan anak-anak untuk keamanan dan perlindungan. Jika kondisi ini menggagalkan kebutuhan-kebutuhan tersebut, hasilnya adalah perilaku neurotik. Jadi neurosis dan masalah bukan merupakan kondisi yang sudah harus diterima oleh manusia. Mereka dapat menghindarinya, Horney menegaskan agar anak-anak dibesarkan di rumah yang memberikan perlindungan, kepercayaan, cinta dan penerimaan yang tulus. Horney percaya bahwa dengan memberikan kondisi yang tepat pada masa anakanak, banyak anak akan tumbuh dan berkembang di dalam kepribadian dewasa yang berintegrasi dengan baik dan menyatu. Setiap orang memiliki potensi yang dibawa sejak lahir untuk melakukan realisasi diri (self-realization). Keinginan untuk berkembang yang ada sejak lahir, dan ini merupakan keistimewaan dan kebutuhan kita untuk mencapai tujuan dalam hidup. 2014 3 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id TEORI Horney mengemukakan teorinya secara mendalam mengenai neurosis. Pertama, ia mengemukakan cara pandang yang berbeda mengenai neurosis. Ia melihatnya lebih merupakan kontinum dalam kehidupan normal. Lebih spesifik, Horney melihat neurosis sebagai suatu usaha untuk membuat hidup dapat ditanggung, sebagai suatu cara ‘kontrol kepribadian dan cara mengatasi (coping)’. Hal ini tentunya, menyangkut apa yang kita perjuangkan setiap harinya, hanya saja kebanyakan kita tampaknya baik-baik saja, sedangkan orang-orang yang neurotis tampaknya cepat ‘tenggelam’. Dalam pengalaman klinisnya, Horney membedakan sepuluh pola khusus dari kebutuhan neurotik. Kebutuhan tersebut berdasarkan pada hal-hal yang kita butuhkan, namun telah terdistorsi dalam beberapa hal dengan kesulitan-kesulitan hidup yang dialami beberapa orang: Pertama, kita ambil contoh kebutuhan neurotik akan afeksi dan pengakuan (affection and approval). Kita semua membutuhkan afeksi, lalu apa yang membuat itu menjadi kebutuhan neurotic? Pertama, jika kebutuhan tersebut sifatnya sudah tidak realistis, tidak masuk akal, sulit untuk diatasi. Sebagai contoh, kita semua membutuhkan afeksi, namun kita tidak mengharapkan semua orang yang kita temui memenuhi kebutuhan afeksi kita. Kita tidak berharap mendapat afeksi yang sangat besar bahkan dari teman dekat atau relasi kita. Kita tidak berharap orang yang kita kasihi harus menunjukkan afeksi pada kita setiap saat, dalam setiap situasi. Kita tidak berharap pasangan kita menunjukkan afeksi yang besar saat ia sedang sibuk bekerja, misalnya. Yang kedua, kebutuhan neurotik bersifat jauh lebih intens, dan seseorang akan mengalami kecemasan besar jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, atau bahkan jika terpenuhi sekarang dan ada kemungkinan tidak lagi di masa datang. Tentu saja hal ini mengarah pada sifat tidak realistisnya kebutuhan. Afeksi, lanjutan dari contoh, harus ditunjukkan dengan jelas setiap waktu, oleh setiap orang, bila tidak maka kecemasan muncul. Orang-orang neurotik telah membuat kebutuhan menjadi sentral kehidupan mereka. Kebutuhan neurotik terdiri dari sebagai berikut: 1. kebutuhan neurotik untuk afeksi dan pengakuan, kebutuhan yang berbahaya untuk menyenangkan orang lain dan disukai oleh orang lain. 2014 4 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. kebutuhan neurotik akan pasangan, terhadap seseorang yang akan memimpin hidupnya. Kebutuhan neurotik ini mencakup ide bahwa cinta akan memecahkan semua masalahnya. Kita semua akan mengingini pasangan dimana kita dapat berbagi hidup dengannya, tetapi orang-orang neurotik berada terlalu jauh melampaui poin ini. 3. kebutuhan neurotik untuk membatasi hidup seseorang dalam batasan-batasan sempit, untuk tidak menuntut, puas dengan yang sedikit, menjadi tidak terlihat. Orang-orang yang normal memiliki kebutuhan ini juga, seperti membuat hidup lebih sederhana saat mengalami masa-masa sulit atau menekan, atau mengikuti kehidupan biara, dll. 4. kebutuhan neurotik akan kekuasaan, akan kendali atas orang lain. Kita semua mencari kekuatan, namun orang-orang neurotis akan menjadi putus asa bila tidak mendapatkannya. Dominasi diri sering disertai dengan membenci orang lemah dan adanya suatu keyakinan yang kuat akan kekuatan akalnya. 5. kebutuhan neurotik untuk mengeksploitasi orang lain dan menjadikan dirinya lebih baik dari orang lain. Pada orang kebanyakan, kebutuhan ini tampak dari kebutuhan untuk memiliki pengaruh atau dampak bagi orang lain, kebutuhan untuk didengar. Pada orang-orang neurotic, kebutuhan ini dapat menjadi manipulasi dan keyakinan bahwa orang lain adalah untuk diperdayakan. Hal ini dapat mencakup ketakutan dirinya diperdaya, atau terlihat bodoh. 6. kebutuhan neurotik akan pengakuan social atau prestise. Kita adalah makhluk sosial dan makhluk seksual, dan senang mendapat apresiasi. Akan tetapi orangorang neurotis pada kebutuhan ini menjadi sangat peduli dengan penampilan dan popularitas. Mereka takut dirinya diabaikan, dianggap biasa atau tidak menarik. 7. kebutuhan neurotik untuk dikagumi. Kita butuh untuk dikagumi akan kualitas yang kita miliki, kita perlu merasa penting dan dihargai. Namun beberapa orang menjadi cemas dan perlu mengingatkan semua orang tentang betapa pentingnya diri mereka. Ketakutan tidak dianggap apa-apa, tidak penting dan tidak berarti menjadi pusat kepedulian mereka. 8. kebutuhan neurotik akan pencapaian pribadi. Tidak ada yang salah dengan pencapaian atau prestasi. Akan tetapi beberapa orang menjadi terobsesi dengan itu. Mereka harus menjadi nomer satu dalam segala hal. Karena hal ini adalah sulit, kita dapat menjumpai orang-orang demikian mengecilkan apapun dimana mereka tidak dapat menjadi nomer satu! 9. kebutuhan neurotik akan kemandirian. Kita semua membutuhkan kemandirian, namun beberapa orang merasa bahwa mereka seharusnya tidak perlu orang lain. 2014 5 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Mereka cenderung menolak bantuan dan seringkali enggan terlibat dalam suatu hubungan. 10. kebutuhan neurotik untuk kesempurnaan dan keterandalan. Untuk menjadi lebih baik dan memiliki hidup yang lebih baik sebagai minat khusus kita bukanlah hal yang neurotic. Namun beberapa orang memiliki dorongan untuk menjadi sempurna dan takut akan ‘kecacatan’. Mereka tidak bisa ketahuan berbuat kesalahan dan selalu butuh untuk terkendali setiap waktu. Dengan mengkaji macam-macam kebutuhan neurotik ini, ia mulai menyadari bahwa kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori besar ‘coping’: 1. Compliance, mencakup: kebutuhan neurotik untuk afeksi dan pengakuan kebutuhan neurotik akan pasangan 2. Aggression, meliputi: kebutuhan neurotik akan kekuasaan, akan kendali atas orang lain kebutuhan neurotik untuk mengeksploitasi orang lain dan menjadikan dirinya lebih baik dari orang lain kebutuhan neurotik akan pengakuan sosial atau prestise kebutuhan neurotik untuk dikagumi kebutuhan neurotik akan pencapaian pribadi. 3. Withdrawal, mencakup: kebutuhan neurotik akan kemandirian kebutuhan neurotik untuk kesempurnaan dan keterandalan kebutuhan neurotik untuk membatasi hidup seseorang dalam batasanbatasan sempit, untuk tidak menuntut, puas dengan yang sedikit, menjadi tidak terlihat. Horney menambahkan kebutuhan ketiga dalam coping withdrawal, karena hal tersebut berkontribusi penting terhadap ilusi akan kemandirian penuh dan kesempurnaan, sehingga seseorang membatasi jangkauan hidupnya. Dalam tulisannya, Horney menggunakan sejumlah istilah lain untuk mengacu pada ketiga strategi ini. Selain compliance, ia merujuk pada moving-toward strategy. Selain aggression, Horney menggunakan istilah moving-against. Dan selain withdrawal (menarik diri), Horney menyebutnya juga sebagai moving-away-from. 2014 6 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PERKEMBANGAN Adalah benar bahwa beberapa orang yang mengalami kekerasan atau pengabaian pada masa kanak-kanak sering mengembangkan neurosis pada masa dewasanya. Tetapi banyak juga orang yang tidak demikian. Jika seseorang memiliki ayah yang sering melakukan kekerasan atau ibu yang skizofrenik, atau pernah mengalami pelecehan seksual oleh paman, yang mungkin tidak memiliki anggota keluarga lain yang menyayanginya, merawat atau menjaganya, namun dapat menjadi orang dewasa yang sehat dan bahagia. Bahkan lebih banyak orang dewasa yang neurotik yang tidak mengalami kekerasan atau pengabaian masa kecil. Dengan demikian pertanyaannya menjadi, jika bukan perlakuan kekerasan atau pengabaian yang menyebabkan neurosis, lalu apa? Horney memberi jawaban dengan apa yang disebutnya sebagai ‘basic evil’ adalah parental indifference yaitu kurangnya kehangatan dan afeksi pada masa kanakkanak. Bahkan pemukulan atau pelecehan seksual yang dialami pada masa kanak-kanak dapat diatasi jika seorang anak merasa dicintai atau diinginkan. Kunci untuk memahami parental indifference (keacuhan orangtua) adalah menyangkut persepsi anak dan bukan masalah intensi orangtua. ‘Jalan menuju neraka’ dibuat dengan intensi yang baik. Orangtua yang memiliki intensi baik dapat dengan mudah mengkomunikasikan keacuhannya dengan menunjukkan bahwa anak yang satu lebih diutamakan dari yang lainnya, menyalahkan seorang anak akan apa yang tidak mereka lakukan, memanjakan anak pada suatu saat dan menolaknya pada saat yang lain, mengabaikan janji, mengganggu hubungan pertemanan anak, menertawakan pikiran atau gagasan anak, dll. Perlu diingat bahwa banyak orangtua, bahkan yang baik sekalipun, melakukan hal-hal ini karena mereka sedang berada di bawah kondisi tekanan. Orangtua lain melakukan hal ini karena mereka sendiri adalah neurotik, dan menempatkan kebutuhan mereka lebih utama dari kebutuhan anak-anak mereka. Horney menyadari bahwa, kebalikan dari stereotype kita akan anak sebagai pasif dan lemah, reaksi awal mereka terhadap parental indifference adalah kemarahan, suatu respon yang disebutnya sebagai basic hostility. Diawali dengan frustrasi kemudian mengarah pada usaha memprotes ketidakadilan. Beberapa anak menemukan rasa bermusuhan ini dapat menjadi efektif, dan seringkali hal ini menjadi respon kebiasaan dalam menghadapi kesulitan hidup. Dengan kata lain, mereka mengembangkan strategi coping agresif/aggression. Mereka mengatakan pada diri mereka sendiri ‘Jika saya memiliki kuasa, maka tidak ada yang dapat melukai saya.’ 2014 7 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Akan tetapi, kebanyakan anak menemukan diri mereka dikuasai oleh basic anxiety, dimana pada anak terutama adalah masalah kecemasan akan ketidakberdayaan dan ditinggalkan. Demi bertahan hidup, basic hostility harus ditekan dan orangtua menjadi pihak yang menang. Jika hal ini berhasil bagi anak, maka anak dapat memilih strategi coping: compliance. Mereka akan berkata pada diri mereka, ‘Jika saya dapat membuatmu menyayangi saya, maka kamu tidak akan melukai saya.’ Beberapa anak menemukan bahwa baik aggression maupun compliance tidak dapat menghilangkan persepsinya akan parental indifference. Mereka ‘memecahkan’ persoalan dengan menarik diri dari keterlibatan keluarga, akhirnya menjadi cukup dengan diri sendiri, strategi coping ketiga: withdrawal. Mereka berkata ‘Jika saya menarik diri, tidak akan ada yang dapat melukai saya.’ Self theory Horney memiliki satu lagi cara dalam memandang neurosis, dalam hal gambaran diri (self-images). Bagi Horney, self adalah inti dari keberadaan manusia, potensi manusia. Jika seseorang sehat, ia akan dapat memiliki konsepsi yang akurat akan siapa dirinya, dan ia akan menjadi bebas untuk menyadari potensinya (self realization). Orang-orang neurotik memiliki cara pandang yang berbeda. Self pada orang neurotik, ‘terbelah’ menjadi despised self dan ideal self. Jika seseorang melihat sekitarnya dan melihat (baik akurat ataupun tidak) orang lain merendahkan dirinya, maka ia akan memakai apa yang ada pada dirinya yang ia asumsikan sebagai dirinya sesungguhnya. Di sisi lain, jika seseorang kekurangan dalam hal tertentu yang merupakan suatu ideal yang harus dimiliki, maka ia akan menciptakan ideal self diluar hal itu. Perlu dipahami bahwa ideal self bukanlah suatu tujuan positif; sifatnya tidak realistis dan hampir mustahil. Dengan demikian orang-orang neurotic bergerak maju mundur antara membenci dirinya dan berpura-pura menjadi sempurna. 2014 8 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Horney menggambarkan tarik menarik antara despised self dan ideal self sebagai ‘tirani keharusan’ dan kecenderungan neurotik untuk ‘memperjuangkan kemenangan’ Orang-orang neurotik dengan pola coping compliant meyakini ‘Saya harus bersikap manis, penuh pengorbanan dan suci’. Orang-orang neurotik yang agresif berkata ‘Saya harus berkuasa, diakui, menjadi pemenang’. Sedangkan orang-orang neurotik withdrawal meyakini ‘Saya harus mandiri, sendiri dan sempurna.’ Dan sementara fluktuasi antara dua self yang mustahil ini terjadi, orang-orang neurotik terhindarkan dari pengaktualisasian potensi mereka. DAFTAR PUSTAKA Hall, C.S., Lindzey, G. & Campbell, J.B. (1998). Theories of Personality (4th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc. Diktat Psikologi Kepribadian. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. 2014 9 Psikologi Kepribadian I Yoanita Eliseba, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id