BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi optimal untuk

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi optimal untuk berinteraksi dengan lingkungan menjadi tuntutan
terhadap manusia, untuk dapat melakukan aktivitas dengan menggunakan
kapasitas individu yang dimilikinya antara lain adanya ability (kemampuan) yang
meliputi individual dan partisipan, kemampuan untuk melakukan gerak, aktifitas
fungsional, aktifitas fisik, ini merupakan ability individual sedangkan ability
partisipan meliputi kemampuan melakukan olahraga, hobby, rekreasi hingga
mempengaruhi pada kualitas hidupnya (Quality of life).
Masyarakat dalam melakukan aktivitasnya tidak pernah terlepas dari
proses gerak. Gerakan merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal. Menurut J.Hardjono (t.t)
Gerak yang ada pada tubuh manusia merupakan kontinum untuk mencapai gerak
fungsional, gerakan fungsional dibutuhkan kerjasama dari tingkat mikro sampai
ke tingkatan makro, salah satunya adalah kerjasama dari otot. Otot merupakan
salah satu komponen yang dapat menghasilkan gerakan melalui kontraksinya yang
membutuhkan suatu kekuatan untuk menghasilkan performance.
Performance aktivitas fungsional individu dapat terganggu dengan adanya
bagian tubuh yang mengalami cidera atau kerusakan akibat dari banyak faktor
yang salah satu nya adalah suatu kondisi karena dari proses degenerasi pada tubuh
individu tersebut. proses tersebut dapat terus berkembang menjadi disabilitas,
1
2
dimana disabilitas lebih merupakan akibat dan bukan penyebab bagi
ketidakmampuan seseorang untuk berpartisipasi penuh dalam kehidupan
masyarakat, jadi disabilitas adalah istilah payung yang mengacu pada
keberfungsian individu yaitu kecacatan, keterbatasan aktifitas dan pembatasan
partisipasi (ICF dikutip dari Arthtritis foundation, 2014). Salah satunya disabilitas
karena gangguan dari tungkai bawah, hal ini dapat mengganggu performance
seseorang terutama saat beraktivitas.
Osteoartritis adalah suatu kelainan yang sangat sering menyebabkan
disabilitas dan bersifat progresif, yang dialami oleh hampir 80% orang yang
berusia 55 tahun. Didalam populasi tersebut, osteoartritis lutut muncul dengan
frekuensi lebih dari 2 kali lebih sering daripada osteoartritis pada tangan dan hip.
Onset dan progresivitas osteoartritis berkaitan erat dengan faktor biologis dan
mekanik. Beban yang berlebih dan berulang pada sendi penumpu berat badan,
secara teori akan memicu perubahan biologis yang akan menyebabkan
osteoartritis pada sendi, meliputi perubahan dalam kandungan air, kandungan
proteoglikan, dan kolagen pada kartilago sendi (Prasad, 2000)
Distribusi penyakit ini cukup luas di seluruh dunia dan mengenai populasi
yang cukup banyak. Di Inggris dan Walles, sekitar 1,3 sampai 1,75 juta orang
mengalami osteoartritis. 500.000 diantaranya menderita osteoartritis lutut parah.
Osteoartritis menyebabkan disabilitas nomor dua setelah penyakit kardiovaskular.
(Haq et al, 2003), di Amerika sekitar 27 juta orang mengalami osteoartritis.yang
disebabkan oleh faktor bertambah usia, obesitas, trauma sendi atau penggunaan
sendi yang berlebihan, kelemahan otot dan faktor genetik (Arthtritis foundation,
3
2014). Prevalensi osteoartritis lutut di indonesia mencapai 69% pada wanita dan
31% pria, sedangkan berdasarkan usia, prevalensi nya mencapai 5%pada usia <
40 tahun, 30 % pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia > 61 tahun. Beberapa
penelitian di Indonesia, bahkan mendapat hasil yang lebih tinggi dari Amerika.
Menurut data catatan medik Rumah sakit Umum Dr.Pirngadi Medan kunjungan
pasien osteoarttritis menempati urutan kedua pasien paling banyak setelah low
back pain yang datang untuk mendapatkan pengobatan di Instalasi Rehabilitasi
Medik, selama tahun 2013 tercatat angka kunjungan Osteoartritis sebanyak 17,23
% dari seluruh kunjungan. (Data IRM RSUD.Dr Pirngadi Medan, 2013)
Nyeri pada Osteoartritis disebab kan karena terangsangnya nosiseptor oleh
mediator inflamasi seperti serotonin, bradikinin, calcitonin generelated peptide
(CGRP) dan Subtance P (SP), yang dilepaskan saat terjadinya kerusakan jaringan
(Ennohumah
dan
Imanrangiaye,
2008).
Nyeri
pada
Osteoartritis
lutut
berhubungan erat dengan menurunnya kekuatan otot sekitar lutut yaitu disisi
posterior, anterior, medial dan lateral. Periode inaktivitas dalam waktu yang lama
karena nyeri sendi menyebabkan disuse atropi dan kekuatan otot yang berkurang
sebesar 3% dalam satu minggu. Kelemahan otot ekstremitas adalah salah satu
kondisi yang paling awal dan paling sering di temukan pada osteoartritis lutut
(Roos,et al, 2011) Penelitian McAlindon et al menunjukan bahwa adanya
kelemahan otot merupakan prediksi yang lebih kuat untuk terjadinya disabilitas
dibandingkan dengan penyempitan
(Anestherita, 2013)
celah sendi maupun keluhan nyeri
4
Lebih lanjut karena pembebanan yang tidak seimbang pada permukaan
sendi akan terjadi peregangan kapsuloligamenter pada satu sisi sehingga terjadi
ligamen laxity dan pada sisi yang lain akibat penekanan yang berlebihan maka
akan menimbulkan erosi permukaan sendi, akibat nya akan terjadi instabilitas dan
deformitas sendi dalam posisi valgus dan varus (Hadi, 2009)
Deformitas merupakan kelainan yang bersifat kompleks dan multifaktorial
yang timbul dari interaksi antara genotype dengan faktor lingkungan yaitu sosial,
perilaku, kultural, fisiologis serta metabolik. Saat ini peningkatan usia harapan
hidup memberikan prevalensi deformitas meningkat pula dan sudah menjadi
problem kesehatan secara umum. Beberapa penyakit kronis berhubungan dengan
deformitas seperti diabetes melitus, penyakit kardiovaskular, gangguan respirasi
dan berbagai komplikasi neurologis dan muskuloskeletal. Salah satunya penyakit
degeneratif muskuloskeletal yang paling sering muncul adalah osteoartritis (OA).
Pada osteoartritis lutut factor nyeri, mobilitas terbatas, lokal instabilty
pada sendi yang dapat mengakibatkan timbulnya muscle imbalance sehingga
berbagai macam aktivitas yang terbatas sehingga timbul permasalahan aktivitas
sosialnya. Progresivitas penyakit yang tidak tertangani dengan baik dapat
meningkatkan disabilitas seseorang terutama dalam berjalan, kemampuan naik
tangga, bangkit dari duduk dan berdiri lama. Disabilitas tersebut akan
menimbulkan ketidakmandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari dan
menurunkan kualitas hidup dan pada akhirnya dapat menimbulkan handicap
(Kalim, 2014).
5
Otot-otot yang perperan sebagai stabilisator dinamis pada tungkai terdiri
dari empat bagian otot, yaitu otot bagian anterior otot Quadricep femoris yang
terdiri dari : rectus femoris, vastus intermedius, vastus lateralis, vastus medialis,
dan tensor fascia lata pada bagian lateral, bagian posterior otot hamstring yang
terdiri dari biceps femoris, dan semitendinosus, dan otot bagian medial pes
anserinus terdiri dari Sartorius, gracilis dan semimembranosus (Putz and Pabst,
2008. Kisner and Colby, 2013), tulang patella memiliki stabilisator yang terdiri
dari otot vastus medialis obliquus sebagai stabilisator dinamis sisi medial, vastus
lateralis obliquus, dan vastus lateralis longus sebagai stabilisator dinamis sisi
lateral. Otot-otot tersebut sebagai stabilisator dinamis dikarenakan mereka
berinsersi di retinacullum tulang patella dan ligamen patella melekat pada
tuberculum tibialis (Hafez, et al. 2012).
Penurunan fungsi otot pada kondisi ini mengakibatkan permasalahan
keterbatasan gerak, penurunan kekuatan otot secara general, keseimbangan dan
keterbatasan dalam melakukan aktivitas keseharian (Brach dan VanSwearingen,
2002).
Permasalahan yang timbul dari proses osteoartritis ini dapat segera diatasi
dengan melakukan tindakan-tindakan Fisioterapi yaitu dengan Ultrasound dan
latihan untuk koreksi dari Lutut yang mengalami keterbatasan dalam beraktivitas.
Ultra Sound modalitas fisioterapi yang memberikan efek terapeutik berupa
peningkatan temperatur sehingga mempercepat proses metabolisme, mengurangi
nyeri dan spasme otot sehingga meningkatkan daya hantar saraf juga sirkulasi
darah, peningkatan aliran kalsium intraseluler, peningkatan membran sel dan kulit,
6
peningkatan degranulasi mast cell, peningkatan pelepasan chemotactic faktor dan
histamin, peningkatan reaksi micropagus, dan peningkatan sintesa protein oleh
fibroblas. Terutama pada efek non thermal memacu peningkatan permeabilitas
membran dalam kaitannya untuk proses penyembuhan jaringan (Low dan Reed,
2000. Nikita, 2010)
Akibat nyeri dan kelemahan otot, akan menimbulkan gangguan terhadap
kemampuan berjalan dalam jarak tertentu, berjalan diatas medan tertentu,
kemampuan jongkok dan lain-lain, maka pada latihan stabilitas functional dengan
close chain dilakukan Maximally loos pack position (MLPP) hal ini memberikan
stimulasi kerja otot pada ke empat sisi yang memberi efek kepada koreksi posisi
dan menitik beratkan kerja otot medial dan lateral. Latihan penguatan otot sebagai
stabilisator dinamis merupakan bagian penting dalam management osteoartritis,
yaitu bertujuan memperbaiki fungsi sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan
mengurangi stress pada sendi, meningkatkan kekuatan otot-otot penyokong dan
melindungi
sendi,
mengurangi
nyeri,
kaku
sendi,
pembengkakan
dan
meningkatkan mobilitas sendi dan kebugaran (Mohammad, et al, 2003, Elizabeth,
et al, 2013)
Pada penellitian Deyle (2000, 2010) melakukan penelitian tentang manual
terapi dan latihan dengan close kinetic chain pada penderita osteoartritis sangat
bermanfaat untuk peningkatan kekuatan otot dan fungsional, karena latihan ini
melibatkan banyak sendi dan otot dalam setiap gerakannya. Latihan ini mengacu
pada gerakan yang terjadi dalam rantai kinematik tertutup di mana tubuh bergerak
dengan gerakan posisi menurunkan tubuh seperti pada naik tangga atau saat
7
jongkok dan latihan static quadriceps dengan teknik latihan aktif pada tipe
kontraksi otot isometrik, pada penelitian Deyle ini memberikan hasil yang
signifikan untuk penderita osteoartritis yang mengalami nyeri kekakuan dan
penurunan aktivitas fungsional
Pada deformitas osteoartritis lutut terjadi peregangan jaringan lunak pada
satu sisi dan stress/compression pada permukaan sendi di sisi lainnya, kemudian
aktivitas/gerak lutut yang terus digunakan beraktivitas memberikan peningkatan
regangan dan compression kemudian diberikan gaya seimbang pada jaringan lutut
dengan cara koreksi pada alas sepatu sehingga dapat memberikan kerja sendi yang
seimbang (Hunter, et al, 2009 )
Pada penelitian Kerrigan et al (2002) mengatakan bahwa 5º wedge lateral
bisa mengurangi varus di lutut pada 15 subyek dengan kompartement medial
osteoartritis lutut. Karena wadge lateral mendorong valgus loading pada lutut
melawan saat varus, sehingga mengurangi stres bagian medial kompartement
lutut.
Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud ingin melakukan penelitian
sejauh mana Penambahan Latihan Stabilitas Lutut Lebih Baik daripada Koreksi
Alignment
pada Terapi Ultrasound dalam Menurunkan Disabilitas pada
Osteoartritis Lutut di RSUD Dr.Pirngadi Medan sehingga proses yang terjadi baik
pada latihan stabilitas lutut akan terjadi penguatan otot-otot stabilisator sendi lutut
yang diikuti dengan kestabilan sendi patellofemoral joint, maupun koreksi
alignment dengan pemberian wadge lateral dan medial akan memberikan efek
loading pada lutut dapat mengurangi stress pada bagian medial atau lateral
8
kompartement lutut, sehingga diharapkan pasien osteoartritis akan lebih baik
dalam melakukan aktivitasnya dan mengurangi disabilitas yang terjadi pada
dirinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan diatas maka rumusan
masalah penelititan ini adalah:
Apakah latihan stabilitas lutut lebih baik dari koreksi alignment pada
Terapi Ultra Sound dalam menurunkan disabilitas pada pasien osteoartritis lutut
dengan deformitas?
1.3 Tujuan penelitian
Untuk membuktikan latihan stabilitas lutut lebih baik dari koreksi
alignment pada Terapi Ultra Sound dalam menurunkan disabilitas pada pasien
osteoartritis lutut dengan deformitas.
1.4 Manfaat Penelitian.
1.4.1 Manfaat keilmuan.
1. Meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuan
dalam
mempelajari,
mengidentifikasi dan mengembangkan teori-teori yang didapat dari
perkuliahan.
2. Menambah sumber referensi ataupun bahan perbandingan bagi kegiatan
yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi pelayanan
kesehatan.
9
1.4.2 Manfaat praktisi.
Memberikan gambaran tentang manfaat latihan stabilitas lutut lebih baik
dari koreksi alignment pada terapi Ultrasound dalam menurunkan disabilitas
pada pasien osteoartritis lutut dengan deformitas di RSUD Dr.Pirngadi Medan.
Download