EPIDEMIOLOGI PENYAKIT REMATIK

advertisement
EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT REMATIK
Oleh:
Santi Martini
Departemen Epidemiologi
FKM Unair
Besaran Masalah




Kelainan otot dan tulang: penyebab
utama nyeri dalam waktu yang lama
(jangka panjang) dan kecacatan fisik.
Prevalensi meningkat seiring dengan usia,
dan banyak dipengaruhi faktor gaya hidup
(obesitas, kurang olahraga)
Terdapat > 150 macam kelainan ini
Biaya medis > 6000 US$/tahun/pasien
Gambaran radiologik osteoartritis lutut
OSTEOARTRITIS (OA)



Definisi: kehilangan tulang rawan dalam
persendian karena hipertrofi tulang (osteofit
dan sklerosis tulang subkondral) dan penebalan
kapsul.OSTEOARTRITIS.JPG
Dapat mengenai semua sendi, paling sering
sendi panggul, lutut, tangan, kaki dan tulang
belakang.
Gejala klinis: nyeri persendian, kekakuan sendi,
pembengkakan, radang (inflamasi), pergerakan
terbatas, deformitas.
 The
Warning Signs of Osteoarthritis:
• stiffness in a joint after getting out of bed or sitting for a long time
• swelling in one or more joints
• a crunching feeling or the sound of bone rubbing on bone
OSTEOARTRITIS (cont’d)


1.
2.
Untuk studi epidemiologi, definisi OA:
nyeri persendian (seringkali) & gambaran rontgen
positif.
Klasifikasi OA:
OA Primer
- penyebab belum diketahui pasti
- sendi tangan (pdu), sendi lutut, panggul, tulang
belakang, pergelangan kaki
- gejala muncul pada umur >50 tahun
OA Sekunder
- semua sendi
- akibat fraktur, postur tubuh jelek
- muncul gejala <50 tahun
OSTEOARTRITIS (cont’d)
Insidens & Prevalensi
Di Australia:
Insidens OA wanita = 2,95 per 1000 pop
pria = 1,71 per 1000 pop (semua kelompok umur)
Insidens paling tinggi: wanita = 65 -74 thn
pria = ≥ 75 thn
Prevalensi meningkat ≈ peningkatan usia
Pria > wanita (usia <45 tahun)
Wanita > pria (usia >55 tahun)

Di dunia:
OA: 9,6% pria dan 18% wanita (usia ≥60 thn)
OA lebih sering terjadi di Eropa dan AS dibandingkan negara lain.
Wanita Afrika Amerika cenderung terkena OA lutut dibandingkan
wanita kulit putih.
Orang kulit putih Eropa lebih sering terjadi OA panggul daripada
orang kulit hitam Jamaika, Afrika, atau orang Cina.
Di Indonesia:
- Prevalensi OA adalah 8,1% dari total penduduk 29% berobat ke
dokter dan 71% berobat sendiri
Kriteria diagnosis OA lutut menggunakan kriteria klasifikasi
American College of Rheumatology
OSTEOARTRITIS (cont’d)




Faktor risiko:
Usia (prediktor paling kuat untuk terjadi dan progresi
OA)
Jenis kelamin: wanita
Obesitas (OR=8) untuk OA panggul, lutut tangan
BMI dan OA ---- hubungannya dose response
OSTEOARTRITIS (cont’d)



Hormon seks:
- Spector, dkk. (1988): OA > pd orang dengan
histerektomi
- Hanan, dkk. (1990): Gagal mengkonfirmasi hubungan
kausal atau efek protektif antara
penggunaan HRT dengan OA
Ras:
Orang Cina di Hongkong < orang kulit putih (OA paha)
Suku asli Amerika > orang kulit putih
Orang kulit hitam < orang kulit putih (Afsel) (OA sendi
interfalang)
Trauma mayor
OSTEOARTRITIS (cont’d)



Aktivitas fisik:
pekerjaan: RR=4,5 (bertani selama 1-9 thn)
RR=9,3 (bertani selama ≥10 thn)
Petani dengan OA panggul
Pekerja tambang dengan OA lutut, tulang
belakang lumbal.
Pekerja tekstil dengan OA tangan.
olahraga: penari balet, pitcher (baseball), tinju.
Merokok:
Anderson & Felson (1988): melindungi terhadap OA
Felson, dkk. (1989): risiko berkurang 25% untuk terjadi OA
lutut pada perokok
Genetik
OSTEOARTRITIS (cont’d)
Dampak:
- gangguan mobilitas terutama pada wanita
- OA penyebab ke-8 beban penyakit yang nonfatal di dunia tahun 1990, kemudian menjadi
penyebab ke-6.
 Kecenderungan:
- Insidens & prevalens meningkat seiring
peningkatan usia.
- UHH meningkat akan menghasilkan jumlah
orang yang terkena OA lebih banyak.
- Beban akan meningkat pada negara sedang
berkembang karena UHH meningkat dan akses
terhadap operasi (artroplasty & koreksi
persendian) belum tersedia.

Artritis Rematoid (AR)


Definisi: kondisi inflamasi yang mengenai
banyak persendian terutama sendi perifer
(poliartritis kronis) yang terjadi simetris
dan merupakan penyakit sistemik dengan
manifestasi sistemik berupa: kelainan
hematologi, paru, syaraf dan
kardiovaskular.
Etiologi: infeksi, enzym lisosom,
autoimun, kelainan metabolisme,
endokrin, psikosomatik, herediter
Artritis Rematoid (cont’d)

-
Gejala Klinis:
Gejala prodromal: malaise, penurunan BB,
kaku sendi pagi hari (makin siang makin
berkurang), gangguan vasomotorik.
Stadium dini: nyeri pembengkakan, panas,
merah kebiruan, efusi sendi (sendi membesar)
Stadium lanjut: atrofi otot & kulit sekitar
sendi, deformitas, kontraktur.
Artritis pada 3 persendian atau lebih.
Faktor rematoid positif.
Erosi pada radiografi
Artritis Rematoid (cont’d)
Insidens & Prevalensi
- meningkat seiring peningkatan usia sd usia 70
tahun setelah itu mulai turun.
- Wanita: Pria = 3: 1
- Eropa Utara:
insidens AR: 20-300 per 100.000 /tahun
insidens AR juvenil: 20-50 per 100.000/thn
- Prevalensi AR:
di negara maju: 0,3%-1%
di negara sedang berkembang: 0,3%

Artritis Rematoid (cont’d)
Studi di Soweto:
- prevalensi AR pada orang kulit hitam di
perkotaan = orang kulit putih Eropa
- prevalensi AR pada orang kulit hitam yang
tinggal di pedesaan rendah

Kehidupan di kota berhubungan dengan kejadian AR
Artritis Rematoid (cont’d)

Factors associated
with increased risk of
RA:
- genetic (the contribution
is 60%)
- female sex
- smoking
- obesity
- older age
- Silicate exposure
- Consumption of more
than three cups of coffee
daily—particularly decaffeinated coffee—also
may contribute
Factors associated with
decreased risk of RA:
- high vitamin D intake,
- tea consumption and
- oral contraceptive use are

Artritis Rematoid (cont’d)

-
Dampak:
lebih menyebabkan kecacatan dibandingkan OA
ekstremitas bawah
2/3 pasien AR: kecacatan ringan-sedang
10% pasien AR: kecacatan berat
penyakit yang dimulai usia <45 thn kemungkinan
menjadi cacat lebih parah dibandingkan onset penyakit
mulai usia tua (≥70 thn).
terapi & oprasi: bisa mengurangi kecacatan sampai 25%
di negara berkembang.
AR dihubungkan dengan harapan hidup berkurang.
Angka kematian AR di negara sedang berkembang
sangat tinggi.
Artritis Pirai (Gout Artritis)
Definisi:
artritis yang disertai gejala:
1. Kadar asam urat serum meningkat (7 mg/dl)
2. serangan artritis akut berkali-kali yang disertai kristal
urat (monosodium) dalam lekosit dan cairan sinovial
3. Ada tophi (tu sekitar sendi ekstremitas)
TOPHI_1.JPG
TOPHI_2.JPG
4. Ada kelainan ginjal
5. Ada neprolitiasis (batu asam urat)
 Etiologi: belum jelas—gangguan metabolisme purin

Artritis Pirai (cont’d)

Angka kejadian:
- 90% pada laki-laki (umur >30 tahun)
- pada wanita setelah menopause (jarang
sebelumnya)
- Pria : wanita = 20 : 1
- Ada faktor genetik
Artritis Pirai (cont’d)

Faktor Risiko
1. Hiperurisemia (≥ 7mg/dl)
--- dose response
2. Berat badan
- Campion, dkk. (1987);
Roubenof, dkk. (1991):
peningkatan BMI ~
peningkatan serum
asam urat
3. Hipertensi
- Campion, dkk. (1987): hipertensi ~ peningkatan risiko gout
3x lipat
Kelompok usia pasien HT
Insidens per 1000 persons years
20 – 39 tahun
4,6
40 – 59 tahun
5,9
≥ 60 tahun
9,5
Artritis Pirai (cont’d)
4. Asupan alkohol
5. Paparan timbal
- Poor & Mituszova (1989) di Hungaria:
studi pada 105 pekerja tempat penyimpanan
baterai ---- peningkatan serum asam urat
yang signifikan
6. Faktor genetik
Artritis Pirai (cont’d)
Gejala Klinis:
- artritis akut dan hebat, sering pada sendi
metarsofalang 1 (podagra)
- tanpa terapi keluhan menurun dalam 4 –
10 hari
- tophi sekitar sendi, tulang rawan telinga
- kondisi serangan akut berlangsung kronis
– artritis kronis, gangguan fungsi,
progresif, destruksi sendi, cacat (invalid)

Pencegahan Penyakit Rematik

Pencegahan primer
- Diet yang seimbang, rendah
purin
- menurunkan BB
- olahraga
- menghindari infeksi
- menginformasikan
tanda/gejala penyakit rematik
spt:
1. linu/nyeri pada persendian
atau sekitar sendi
2. bengkak pada persendian
3. sakit pada otot
4. gangguan gerak ekstremitas
Pencegahan Penyakit Rematik
(cont’d)


Pencegahan sekunder
- Deteksi dini & Ketersedian terapi
yang tepat
Pencegahan tersier
- Rehabilitasi
OSTEOPOROSIS





Definisi: ditandai rendahnya massa tulang dan
penyusutan mikroarsitektur dari jaringan tulang.
Konsekuensi: fragilitas tulang meningkat dan rentan
terhadap fraktur (patah tulang).
Diagnosis: pengukuran densitas (kepadatan) mineral
tulang dan menghubungkannya terhadap rata-rata
densitas mineral tulang dari wanita dewasa muda (Tscore):
Osteoporosis:
T-score densitas mineral tulang <-2,5
Osteoponia (massa tulang rendah):
-2,5< T-score densitas mineral tulang <-1
OSTEOPOROSIS (cont’d)
Secara klinis ditandai: patah tulang ok trauma
ringan pada paha, tulang belakang, dan lengan
bawah
 Insidens & Prevalensi:
- Di AS (bagian utara): 54% wanita kulit putih
pasca menopause.
- Di UK: 23% wanita usia ≥50 tahun
 Prevalensi diukur melalui frekuensi orang
dengan densitas mineral tulang berkurang atau
jumlah orang dengan deformitas tulang
belakang
 Insidensi diukur secara tidak langsung melalui
insidensi patah tulang ok trauma ringan.

OSTEOPOROSIS (cont’d)
Faktor risiko
- usia
- wanita
- massa tulang sedikit
- patah tulang sebelumnya
 Dampak
- nyeri, tidak bisa bergerak, mortalitas meningkat
- harus dirawat inap dan operasi
- dalam 1 tahun pertama: fraktur paha berkaitan dengan 20%
kematian dan 50% kehilangan fungsi, 30% yang fungsinya
kembali.
- banyak pasien menjadi tergantung dan membutuhkan
perawatan jangka panjang
- mempengaruhi kualitas hidup
- fraktur tulang belakang; mortalitas meningkat sekitar 5%
setelah 5 tahun fraktur
- Fraktur lengan bawah: 50% pasien mempunyai outcome baik
dalam 6 bulan.

Download