KECEMASAN PADA PENDERITA KANKER NASKAH PUBLIKASI

advertisement
KECEMASAN PADA PENDERITA KANKER
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
REISSA NUR FAUZIAH
F.100124015
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
KECEMASAN PADA PENDERITA KANKER
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
REISSA NUR FAUZIAH
F.100124015
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
KECEN,IASAN PADA PENDERITA KANI{E R
Yang Diajukan Oleh
:
REISSA NUR FAUZIA}I
F.100124015
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tanggal
e7 lpril zotb
Dan dinyatakantelah memenuhi syarat.
Penguji Utama
d\"A,-*-)
Wisnu Sri }Iertiniune., M.PsL Psi
Qkr{
Penguji Pendamping I
Setya Asyanti. S.Psi..M.Si. Psi
Penguji Pendamping
II
Dr. Eny Purwandari. M.Si
Muhammadiyah Surakarta
6fr
et
v
KK;
1V
ABSTRACT
THE ANXIETY AT CANCER PATIENTS
Reissa Nur Fauziah
Wisnu Sri Hertinjung., M.Psi, Psi
Psychology Faculty of Muhammadiyah Surakarta University
[email protected]
In Indonesia, cancer representing one of the disease type killings where
this disease could be groans whosoever do not know the social class of
economics, gender and patient age. In world estimated by 7,6 million people
die effect of cancer in 2005 and 84 million one would die till 10 year forwards
(WHO, 2005). Cancer disease could be because the mortality estimated will be
continued to increase. This matter that's making this disease resides in
sequence to 6 death cause. Pursuant to the mentioned, cancercous oftentimes
generate the feeling worry to death for every one who hears it. Taylor (1998)
dread was an experience subjective of concerning mental stress fidgeting as
public reaction and disability face the problem or inexistence feel safe.
Therefore researcher interested to study the anxiety at cancer patient.
Researcher was use qualitative method with the research informan
consisted by 3 especial informan and 3 supporter informan. Especial informan
was patient of cancer patient with the adult age early, madya adult and final
adult, while supporter informan was one who always consorts the especial
informan during cancercous medication process. In this research, researcher
was use the interview and observation method as a means of data compiler.
Result from this research indicate that the step of cancer patient when
confronted with death between individual one individually was other
differences, do not was regularly passed by and just earn skipped over was
swiftly depended from patients psychical condition. There were two factor
influencing cancer patients in face of dread to death that was internal factor and
factor external. Internal factor cover the age of cancer patient, while factor
external covers the education background, cancer stadium, nuptials status, old
suffer the social support and cancer. Dread of at the cancer patients and factors
influencing it each other interconnected one another. So that, knowable of
dread influenced by patients psychical condition, and also background by some
internal and external factor was each itself individual.
Key word: Cancer Patients, Anxiety, Death
v
KECEMASAN PADA PENDERITA KANKER
Reissa Nur Fauziah
Wisnu Sri Hertinjung., M.Psi, Psi
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstrak. Di Indonesia kanker merupakan salah satu jenis penyakit
yang mematikan dimana penyakit ini bisa menyerang siapa saja, tidak
mengenal kelas sosial ekonomi, jenis kelamin dan usia penderita. Di dunia
diperkirakan 7,6 juta orang meninggal akibat kanker pada tahun 2005 dan 84
juta orang akan meninggal hingga 10 tahun ke depan (WHO, 2005). Angka
kematian akibat penyakit kanker diperkirakan juga akan terus bertambah, hal
itu lah yang menjadikan penyakit ini berada pada urutan ke 6 penyebab
kematian. Berdasarkan hal tersebut, penyakit kanker seringkali menimbulkan
perasaan cemas terhadap kematian bagi setiap orang yang mendengarnya.
Taylor (1998) kecemasan ialah suatu pengalaman subjektif mengenai
ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dan ketidak
mampuan menghadapi masalah atau tidak adanya rasa aman. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk membahas kecemasan pada penderita kanker.
Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan informan penelitian
yang terdiri dari 3 informan utama dan 3 informan pendukung. Informan utama
adalah pasien penderita kanker dengan usia dewasa awal, dewasa madya dan
dewasa akhir, sedangkan informan pendukung adalah orang yang selalu
mendampingi informan utama selama proses pengobatan penyakit kanker.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi
sebagai alat pengumpul data.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tahapan penderita kanker
bila dihadapkan dengan kematian antara individu satu dengan individu lainnya
berbeda- beda, tidak secara teratur dilalui dan dapat saja dilampaui dengan
cepat tergantung dari kondisi psikis pasien. Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi penderita kanker dalam menghadapi kecemasan terhadap
kematian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
usia penderita kanker, sedangkan faktor eksternal meliputi latar belakang
pendidikan, stadium kanker, status pernikahan, lama menderita kanker dan
dukungan sosial. Kecemasan pada penderita kanker dan faktor- faktor yang
mempengaruhinya tersebut saling berkaitan satu sama lain. Sehingga, dapat
diketahui kecemasan dipengaruhi oleh kondisi psikis pasien, serta dilatar
belakangi oleh beberapa faktor internal dan eksternal dari masing- masing
individu itu sendiri.
Kata kunci : Penderita Kanker, Kecemasan, Kematian
vi
penurunan
berat
badan,
terjadi
penurunan
berat
badan
secara
kondisi dimana sel telah kehilangan
drastis
tanpa
pengendalian
penyebabnya. Kelima
PENDAHULUAN
Kanker merupakan suatu
dan
mekanisme
diketahui
perubahan
normalnya, sehingga mengalami
tahi lalat, tahi lalat berubah warna
pertumbuhan yang tidak normal,
maupun ukuran (Maharani, 2015).
Menurut data Kementrian
cepat dan tidak terkendali, serta
mengancam
nyawa
individu
Kesehatan (Kemenkes) Indonesia
penderitanya (Baradero, 2007).
tahun
WHO International Agency
2012
diketahui
prevalensi kanker di
bahwa
Indonesia
for Reasearch on Cancer (IARC)
mencapai 4,3 kasus setiap 1.000
telah mengidentifikasi lebih dari
penduduk. Daerah dengan penderita
100
kanker
jenis
penyebab
kanker
terbanyak
di
Indonesia
(karsinogen) berasal dari unsur
adalah kota Yogyakarta dengan
kimia,
biogis
prevalensi kasus tumor mencapai
(Cancerhelps, 2014). Menurut The
9,6 kasus per 1.000 penduduk
Teenage Cancer Trust, diagnosis
(Cancerhelps, 2014).
fisika,
dan
yang terlambat membuat kesehatan
Di dunia diperkirakan 7,6
para penderita kanker semakin
juta orang meninggal akibat kanker
memburuk. Ada 5 gejala paling
pada tahun 2005 dan 84 juta orang
umum dari penyakit kanker pada
akan meninggal hingga 10 tahun ke
usia muda yaitu:
depan (WHO, 2005). Di Indonesia,
yang pertama
nyeri, terasa nyeri yang tidak hilang
kanker
meskipun telah diobati dengan obat
kematian nomor 6 (Depkes, 2003).
penghilang
Diperkirakan
nyeri.
benjolan, terjadi
Kedua
benjolan
merupakan
penyebab
terdapat
100
atau
penderita kanker baru untuk setiap
pembengkakan di bagian tubuh.
100.000 penduduk per tahunnya.
Ketiga Sangat kelelahan, tiba-tiba
Dengan
selalu merasa sangat kelelahan,
penyakit kanker terlihat lonjakan
meskipun
melakukan
yang luar biasa. Dalam jangka
aktivitas seperti biasa. Keempat
waktu 10 tahun, terlihat bahwa
hanya
1
demikian,
masalah
peringkat kanker sebagai penyebab
penyakit ini terjadi di negara-
kematian naik dari peringkat 12
negara yang sedang berkembang,
menjadi peringkat 6. Setiap tahun
termasuk Indonesia. Tjandra juga
diperkirakan
menyertakan laporan World Cancer
terdapat
190
ribu
penderita dan seperlimanya akan
2014 International
meninggal
ini,
Research on Cancer (IARC) pada
akibat
Badan Kesehatan Dunia bahwa
bisa
pada tahun 2012 ada sekitar 14 juta
asal
kasus
akibat
penyakit
namun
angka
kematian
kanker
ini
sebenarnya
dikurangi
3-35
persen,
dilakukan
tindakan
screening
dan
prevalensi,
deteksi
baru
Agency
kanker
for
terjadi
(Hartawan, 2015).
dini.
Union
Seseorang penderita divonis bahwa
Contre
penyakit kankernya dalam kategori
memperkirakan jumlah penderita
stadium satu, maka harapan hidup
kanker di negara berkembang pada
lima tahun kedepan mencapai 90
tahun 2020 bisa mencapai 10 juta
persen. Stadium dua, 65 persen,
orang, dengan 16 kasus baru setiap
stadium tiga, 15-20 persen, dan
tahunnya. Apalagi penyakit kanker
stadium empat harapan hidupnya
bisa menyerang siapa saja, tidak
hanya kurang dari lima persen
mengenal kelas sosial ekonomi,
(Diananda, 2008).
jenis kelamin dan usia penderita.
Kepala
Cancer
(UICC)
Penelitian
Angka kematian akibat penyakit
Kesehatan
kanker diperkirakan juga akan terus
kantor Kementerian Kesehatan ini
bertambah, karena kecenderungan
mengutip data terakhir dari Badan
pasien memulai pengobatan ketika
Kesehatan Dunia (WHO) pada
penyakit kankernya sudah pada
tahun 2004 bahwa penyakit kanker
stadium lanjut (Luwina, 2006).
menduduki urutan pertama sebagai
Pada
penyebab kematian, dengan jumlah
disembuhkan bila dijumpai pada
kematian mencapai 7,4 juta jiwa
tahap awal. Semakin cepat kanker
atau 13 persen dari total kematian.
ditemukan maka semakin mudah
Dari jumlah tersebut, dua pertiga
penanganannya dan semakin besar
dan
Badan
le
Internationale
Pengembangan
2
hal,
kanker
dapat
mental
harapan sembuh (Anugerah, 2005).
Banyak
orang
kanker
karena
takut
terhadap
penyakit
yang
menggelisahkan
sebagai reaksi umum dan ketidak
ini
mampuan
dianggap sebagai lonceng kematian
menghadapi
masalah
atau tidak adanya rasa aman.
(Anna, 2013). Hal itu tidak jarang
akan menimbulkan reaksi berupa
Perasaan yang tidak menyenangkan
perasaan cemas jika membahas
ini umumnya menimbulkan gejala-
sesuatu yang berkaitan tentang
gejala fisiologis seperti (gemetar,
penyakit kanker.
Cemas
merupakan
berkeringat,
pengalaman subjektif dari individu
panik, tegang, bingung, tak dapat
emosi tanpa objek yang spesifik.
berkonsentrasi dan sebagainya).
Cemas berbeda dengan rasa takut,
takut
dan
gejala- gejala psikologis (seperti
langsung serta merupakan keadaan
rasa
jantung
meningkat dan lain- lain)
dan tidak dapat diobservasi secara
karakteristik
detak
Kecemasan adalah kondisi
adalah
kejiwaan
yang
penuh
dengan
kekhawatiran dan ketakutan akan
adanya objek atau sumber yang
apa yang mungkin terjadi, baik
spesifik dan dapat diidentifikasikan
berkaitan
serta dapat dijelaskan oleh individu,
kecemasan
selalu
dengan
permasalahan
yang terbatas maupun hal-hal yang
aneh.
melibatkan
Deskripsi
umum
akan
kecemasan yaitu “perasaan tertekan
komponen psikis (afektif, kognitif,
dan tidak tenang serta berpikiran
perilaku) dan biologi (somatik,
kacau
dengan
penyesalan”.
neurofisiologis) (Suliswati, 2005).
disertai
Hal
ini
banyak
sangat
berpengaruh pada tubuh, hingga
Taylor (1998) mengatakan bahwa
tubuh
kecemasan ialah suatu pengalaman
subjektif
mengenai
dirasa
menimbulkan
banyak
menggigil,
keringat,
jantung berdegup cepat, lambung
ketegangan
3
terasa mual, tubuh terasa lemas,
berpikir tentang kematian (Wong,
kemampuan
2002).
berproduktivitas
berkurang hingga banyak manusia
yang
melarikan
diri
ke
Belsky
alam
(1999)
Mendefinisikan
kecemasan
imajinasi sebagai bentuk terapi
terhadap kematian sebagai pikiran,
sementara ( Musfir, 2005).
ketakutan
dan
emosi
tentang
Reaksi pada sebagian orang
peristiwa akhir hidup yang akan
menderita
sangat
dialami individu. Manusia hidup
bervariasi, misalnya syok, takut,
dengan kesadaran akan datangnya
cemas, perasaan berduka, marah,
kematian yang bisa terjadi kapan
sedih,
saja, karena ketidakpastian inilah
yang
dan
kanker
sampai
ada
yang
menarik diri (Gale, 1999). Reaksi
individu
mengalami
tersebut sangat manusiawi dan
terhadap kematian.
kecemasan
merupakan kenyataan yang harus
Penderita kanker memang
dihadapi oleh setiap orang yang
berbeda dengan penderita penyakit
mengalaminya.
lainnya hal itu dapat dilihat dari
Perasaan
cemas
pada pasien kanker karena mereka
proses
takut akan dampak yang terjadi,
membutuhkan waktu cukup lama
misalnya perubahan body image
karena harus menjalani berbagai
dan kematian (Carbonel, 2004).
proses
Kecemasan
pengobatanya
yang
pengobatan
seperti
terhadap
kemoterapi, radioterapi, operasi dan
kematian adalah bentuk kecemasan
lain sebagainya, sehingga penderita
yang terjadi dalam pikiran individu
kanker
juga
yang dipelajari dari pengalaman
dukungan
dari
terdahulu yang pernah dialami oleh
seperti keluarga, perawat, dokter
masing- masing individu dalam
dan psikolog.
kehidupan sehari- hari. Kecemasan
terhadap
kematian
membuat
individu
mengalami
ketakutan,
membutuhkan
berbagai
pihak
Selain itu berbagai macam
proses pengobatan kanker juga
memiliki efek samping
serangan panik, atau kecemasan
kemoterapi,
berat pada saat menghadapi atau
4
seperti
misalnya
yang
dikemukakan oleh Diananda (2009)
klinis sebagai tenaga ahli yang
efek samping yang ditimbulkan dari
berada dirumah sakit diharapkan
kemoterapi adalah gangguan pada
mampu mengidentifikasi penyebab
sumsum
kecemasan
tulang
belakang
yang
sehingga
dapat
menimbulkan penurunan sel darah
mewujudkan
putih
sesuai, khususnya dalam mengatasi
(leukopenia),
penurunan
jumlah trombosit (trombositopenia)
intervensi
yang
kecemasan.
dan penurunan sel-sel darah merah
Berdasarkan uraian diatas,
(anemia) sehingga mudah lelah,
penulis
gangguan saluran cerna, seperti
mengadakan
mual dan muntah serta kehilangan
mengetahui bagaimana kecemasan
nafsu makan, rambut rontok hingga
terhadap kematian pada pasien
bahkan
penderita kanker.
mengalami
alopesia
(kebotakan), gangguan pada kulit,
dari 3 informan utama dan 3
pada ekstremitas dan kelemahan
informan pendukung yang dipilih
motorik. Rasa sakit atau nyeri yang
dengan menggunakan non-random
dirasakan penderita kanker juga
dan
sampling/
bau
takut
Informan
ditinggalkan.
Pendampingan
yang
kesehatan
rumah
sakit
dalam
sudah
menandatangani
informed consent, stadium II, III
2010).
sebagai
utama
penelitian ini yaitu penderita kanker
membangkitkan
kembali harapan hidup (Susilo,
Perawat
non-probability
sampling.
sehingga selain penyakitnya, pasien
sangat
untuk
Informan penelitian terdiri
seperti sering merasa kesemutan
borok
penelitian
untuk
Informan penelitian
tulang, gangguan sistem neurologis
diikuti
tertarik
METODE PENELITIAN
mulut dan tenggorokan, ngilu pada
sering
merasa
dan IV, dengan variasi usia dewasa
tenaga
awal (18-40 tahun), masa madya
juga
(41-60 tahun), dan masa dewasa
memiliki peran yang sangat penting
akhir atau usia lanjut 60 tahun
dalam membantu pasien mengatasi
keatas
kecemasan selain itu, psikolog
5
yang
masih
menjalani
perawatan atau pengobatan. Dapat
Yaitu
berkomunikasi dengan baik, dan
mengorganisasikan
dalam keadaan sadar. Sedangkan
yang
informan
dalam
lapangan berupa catatan atau
penelitian ini adalah significant
rekaman, data yang berupa
other atau orang yang dekat dengan
verbatim, data yang sudah
informan utama yaitu suami, istri,
ditandai atau diberi kode, dan
anak, atau saudara yang selalu
data lapangan yang masih akan
menemani informan utama dalam
ditambah terus atau diperbaiki
proses pengobatan.
sesuai dengan perkembangan
pendukung
Remaja dengan rentang usia
telah
diperoleh
dari
atau temuan dilapangan.
antara 12-15 tahun, santri yang
2.
tinggal di pondok pesantren modern
Mengkoding Data
Setelah
minimal 6 bulan dan maksimal 2
pengorganisasian
tahun, dan santri atau remaja yang
selanjutnya
memiliki latar belakang belum
pengkodingan.
pernah
dilakukan
tinggal
data-data
data,
adalah
Koding
di
lingkungan
pesantren
modern.
pengkodean atau pembubuhan
Informan penelitian berjumlah 80
kode- kode pada materi yang
orang yang terdiri dari 40 santri
diperoleh dengan tujuan agar
putra dan 40 santri putri.
dapat mengorganisasikan dan
Alat pengumpul data
mensistematisasi data secara
pondok
Dalam penelitian ini alat
pengumpul
data
lengkap
dengan
dan
cara
mendetail
mengunakan
sehingga dapat memunculkan
wawancara dan observasi. Hasil
gambaran tentang topik yang
dari
dipelajari.
wawancara
dan
observasi
tersebut kemudian akan peneliti
3.
analisis dengan cara sebagai berikut
Cara menetukan tema
:
1.
Menentukan Tema
berdasarkan isi cerita informan
Organisasi Data atau Mengolah
(content
dan Mempersiapkan Data
memberikan nama dan kode
6
analysis).
Setelah
pada berkas, maka peneliti
membaca
dan
6.
memahami
Pembahasan Hasil Penelitian
atau Menginterpretasi Tema-
transkrip yang sudah dikoding,
Tema.
untuk mencari tema- tema yang
4.
Deskripsi kategori yang
dapat dikategorisasikan atau
diperoleh
dikelompokkan
mengkaitkan
berdasarkan
dengan
teori-
teori
tema yang sama.
mengenai kecemasan terhadap
Mencari Kategori
kematian pada pasien penderita
Transkrip
wawancara
kanker.
dan laporan observasi yang
HASIL
telah dibuat dicari kategori-
PEMBAHASAN
kategori
dengan
mengelompokkan
gejala-
gejala
yang
sekiranya
tersebut
muncul
sama.
secara
dan
keputusan
untuk
umum
berdasarkan
data
yang
didapatkan
hasil
mengenai
kecemasan
Fase
terhadap
atau
tahapan
kecemasan dalam menghadapi
diperoleh.
kematian terdiri dari 5 tahapan
Mendeskripsikan Kategori
Kategori
observasi
kematian
mendapat
yang
dan
a. Pola
dari
kesimpulan
wawancara
pembahasannya sebagai berikut :
yaitu
ditarik
hasil
pasien penderita kanker, adapun
kesimpulan
kesimpulan
DAN
kecemasan terhadap kematian pada
dengan
induksi,
PENELITIAN
Berdasarkan
Kategori
dilakukan
pengambilan
5.
dibahas
yaitu
yang
sekaligus
menjelaskan
kecemasan
marah,
sikap menawar, depresi dan
diperoleh dideskripsikan untuk
menggambar
penyangkalan,
sikap menerima. Dari ketiga
informan utama dapat dilihat
bahwa fase reaksi manusia bila
terhadap kematian pada pasien
ia dihadapkan dengan kematian
penderita kanker.
satu individu dengan individu
7
lainnya berbeda- beda dan tidak
berurutan
seperti
hal
Penyebab
spesifik
dan
nya
durasi kematian termasuk jenis
Informan utama P dari fase 1, 2,
kelamin, usia, kepribadian, dan
4. Informan utama SH dari fase
tipe dukungan yang diperolah
1, 3, 5 dan yang terakhir
dari
Informan utama ASK yaitu dari
memiliki pengaruh pada cara
fase 1, 2, 3, 4. Dari ketiga
seseorang merespons kematian
informan,
(Carver
kecemasan
yang
keluarga
&
dan
teman
Scheier,
dialami oleh informan P dan
Menurut
ASK lebih tinggi dibandingkan
merupakan salah satu faktor
dengan informan SH hal tersebut
yang mempengaruhi kecemasan
dikarenakan informan SH sudah
pada pasien kanker. Hal ini juga
sampai pada tahap
bersikap
sesuai dengan pendapat Kaplan
menerima sedangkan informan P
dan Sadock (1997) gangguan
dan ASK belum sampai pada
kecemasan dapat terjadi pada
tahapan tersebut. Berdasarkan
semua usia, lebih sering pada
hasil penelitian menggunakan
usia dewasa dan lebih banyak
wawancara
observasi
pada wanita. Sebagian besar
diketahui bahwa dari 3 informan
kecemasan terjadi pada umur
tidak selalu melalui tahapan
21-45 tahun. Selain itu, pada
yang sama, hal ini sesuai dengan
tahap terakhir masa dewasa,
penelitian
Kubler-
seseorang
Ross (dalam Santrock, 2004)
menerima
bahwa fase-fase atau tahapan
kehidupan mereka sendiri serta
tersebut
tidak
tidak
teratur
dilalui,
dan
Elizabeth
selalu
dapat
secara
saja
Otto
2002).
menjadi
orang
terlalu
mengenai
(2003),
usia
lebih
lain
dan
memedulikan
masalah-
masalah
mengganggu
mereka.
dilampaui dengan cepat dari fase
yang
1 ke 4 misalnya, tergantung dari
Mereka mulai dapat menerima
kondisi psikis pasien.
fakta
bahwa
kematian
b. Faktor yang mempengaruhi
merupakan hal yang tidak dapat
kecemasan terhadap kematian
dihindari, dan mereka berusaha
8
untuk
mengerti
pencapaian
tubuhnya sehingga menderita
mereka dalam arti yang lebih
penyakit kanker. Namun, pada
luas tentang kehidupan. (Baltes
informan P dan SH kecemasan
& Kunzmasnn, 2003; Miner-
yang
Rubino, Winter, & Stewart,
dikarenakan mereka sudah dapat
2004;
2007).
memahami bahwa setiap orang
dengan
pasti akan meninggal. Adapun
pembahasan dalam penelitian
sesuai dengan pendapat Santrock
ini, jika dibandingkan dengan
(2002) bahwa orang dewasa
informan P yang berusia 67
lebih
tahun, informan SH yang berusia
kematian
58 tahun, dan Informan ASK
kronis, salah satunya disebabkan
yang memiliki usia 21 tahun
oleh penyakit kanker. Penyakit
kecemasan
yang
Ward-Baker,
Sehingga
sesuai
yang
muncul
muncul
lebih
sering
mengalami
karena
diderita
penyakit
orang
dewasa
berbeda- beda. Pada informan
sering
ASK kecemasan yang muncul
sebelum akhirnya membunuh,
lebih
berupa
dan mereka kebanyakan berada
perasaan cemas karena dirinya
dalam keadaan sekarat dimana
masih muda dan masih banyak
secara lambat laun keaadaan
hal yang ingin dia lakukan
tersebut
namun,
yang
kematian. Pada tahap dewasa
dideritanya ia menjadi lebih
awal diketahui bahwa tidak ada
sering berfikir tentang peristiwa
bukti
yang
menunjukkan
akhir hidup dan cemas jika
perkembangan
suatu
sewaktu- waktu ia meninggal
pemahaman
sebelum dapat melakukan hal-
khusus
hal yang dia inginkan. Fase
Peningkatan
marah pun hanya muncul pada
mengenai
Informan ASK yang berupa rasa
sejalan saat mereka beranjak tua,
bersalah terhadap dirinya sendiri
yang biasanya meningkat pada
karena
masa
besar
yaitu
akibat
tidak
sakit
dapat
menjaga
9
kali
sedikit
melumpuhkan
menuju
kearah
atau
orientasi
mengenai
kematian.
kesadaran
kematian
dewasa
tengah,
muncul
yang
mengindikasikan
paruh
baya
bahwa
usia
membuat seseorang membentuk
merupakan
saat
pendapatnya
dimana orang dewasa berpikir
sesuatu
lebih jauh mengenai
berapa
Informasi
banyak
tersisa
penjelasan
waktu
yang
berdasarkan
yang
diketahuinya.
adalah
yang
didapatkan
dalam hidup mereka. Orang-
pasien
orang diusia dewasa akhir lebih
tindakan kemoterapi terdiri dari
banyak
berpikir
tujuan
kematian
dan
mengenai
mereka
sebelum
segala
pelaksanaan
kemoterapi,
proses
lebih
kemoterapi,
banyak membicarakan mengenai
komplikasi
kematian dengan orang lain
tindakan yang tersedia, serta
dibandingkan
proses adminitrasi.
dengan
usia
resiko
serta
dan
alternatif
Namun,
dewasa tengah maupun dewasa
dapat dilihat bahwa Informan
muda.
ASK yang merupakan seorang
Lalu dari hasil penelitian,
mahasiswa cenderung memiliki
status pendidikan berpengaruh
rasa ingin tahu yang tinggi
terhadap kecemasan terhadap
sehingga,
kematian yang dialami oleh
melalui browsing dan banyak
informan.
yang
membaca yang menyebabkan
Informan
ia
mencari
tahu
berpendidikan
tinggi
berbeda
Informan memiliki kesadaran
dengan
hanya
lulusan
serta pemahaman yang lebih
sekolah dasar atau tidak sekolah,
tentang penyakit kanker yang
informan
dideritanya
yang
dengan
pendidikan
dan
bagaimana
tinggi cenderung lebih peduli
resiko atau kemungkinan yang
dengan mencari informasi dan
akan
lebih
setelah menjalani pengobatan,
memiliki
kesadaran
terjadi
pada
tentang penyakit kanker yang
dikarenakan
dideritanya.
atau pengetahuannya tersebut
pendapat
Sesuai
Smeltzer
dengan
&
Bare
informan
akses
tubuhnya
ASK
memiliki
(2001) pemberitahuan tentang
kecemasan
sesuatu atau informasi akan
dibandingkan dengan informan
10
yang
informasi
lebih
yang lain. Sehingga tidak sesuai
akan mempengaruhi pemahaman
dengan
seseorang
pernyataan
Soenardi
terhadap
suatu
(2006) bahwa penderita yang
pengetahuan
faham akan tujuan pengobatan
pengetahuan tentang penyakit
akan lebih mudah menerima dan
kanker.
Berbeda
melaksanakan semua tindakan
Informan
P
pengobatan
merupakan lulusan SD dan tidak
yang
dianjurkan
dalam
dan
hal
ini
dengan
SH
yang
oleh petugas kesehatan karena
sekolah
mereka
setiap dari tujuan pengobatan
mengalami
kecemasan
yang diberikan kepada penderita
lebih sedikit, mereka cenderung
kanker
untuk
merasa baik- baik saja lalu, tidak
mempercepat kesembuhan suatu
rutin melakukan kontrol untuk
penyakit itu sendiri.
memantau
adalah
Namun,
justru
kondisi
yang
informan
berbeda dengan informan ASK
sehingga yang terjadi adalah
yang
penyakit kanker tersebut sudah
justru
tidak
mematuhi
anjuran dokter dan hanya sekali
parah
saja melakukan kemoterapi yang
berangkat untuk berobat.
seharusnya dilakukan sebanyak
baru
Dari
lah
informan
hasil
penelitian
3 kali dikarenakan mengetahui
ditemukan bahwa informan yang
resiko dari pengobatan tersebut
berada pada stadium III yaitu
akan mengganggu salah satu
informan ASK dan P memiliki
kodratnya
perempuan
menyebabkan
sebagai
seorang
kecemasan terhadap kematian
yaitu
dapat
yang lebih besar dibandingkan
kemandulan,
dengan
informan
SH
walaupun demikian informan
menderita
ASK lebih rutin kontrol dan
stadium II. Hal ini membuktikan
menjalani
adanya
pengobatan
herbal
penyakit
yang
keterkaitan
kanker
antara
dibandingkan dengan informan
tingkat stadium yang diderita
P dan SH. Hal ini sesuai dengan
dengan kemungkinan sembuh
pendapat
sehingga
Notoadmojo (2003)
tingkat pendidikan yang tinggi
mempengaruhi
kecemasan terhadap kematian
11
pada
informan.
Seseorang
resiko
yang
mungkin
padanya
akan
penderita
divonis
bahwa
terjadi
yaitu
penyakit
kankernya
dalam
kemandulan membuat informan
kategori stadium satu, maka
ASK
harapan
tahun
Berlawanan dengan penelitian
kedepan mencapai 90 persen.
yang dilakukan oleh Nabilla
Stadium dua, 65 persen, stadium
irfani (2012) dari hasil penelitan
tiga, 15-20 persen, dan stadium
yaitu partisipan yang berstatus
empat harapan hidupnya hanya
menikah memiliki kecemasan
kurang dari 5 persen (Diananda,
terhadap kematian yang lebih
2008). Oleh karena itu, informan
tinggi
dengan stadium III memiliki
yang belum menikah. Menurut
kecemasan yang lebih karena
Aiken (1994) bahwa kecemasan
presentase harapan hidup yang
atau ketakutan akan kematian
dimiliki hanya mencapai 15- 20
menimbulkan
persen.
pemikiran
hidup
Status
lima
pernikahan
mempengaruhi
merasa
depresi.
dibandingkan
dengan
sejumlah
salah
satunya
juga
perpisahan dengan orang yang
kecemasan
disayangi dalam hal ini suami
terhadap
kematian
pada
penderita
kanker.
Pada
Dukungan yang berasal
penelitian ini informan ASK
dari keluarga yaitu kedua orang
yang berstatus belum menikah
tua, anak, pasangan, bude atau
mengalami
yang
dari tetangga, teman- teman, dan
dibandingkan
dokter yang merawatnya juga
lebih
kecemasan
tinggi
dan anak- anak.
dengan informan P dan SH yang
mempengaruhi
sudah menikah, hal tersebut
terhadap
dikarenakan
ASK
dengan pendapat Wina (2006)
tentang
mayoritas keluarga responden
kehidupan masa depan nya yang
yang kurang memiliki sikap
harus ia jalani setelah sembuh
saling
dari
keluarga membuat pasien cemas
selalu
informan
memikirkan
penyakit
kanker,
serta
12
kecemasan
kematian.
menyayangi
Sesuai
antar
dan panik karena kurangnya
dan bersikap menawar, kemudian
dukungan dari pihak keluarga
hanya
tersebut. Lalu, berdasarkan hasil
mengalami fase marah, depresi dan
penelitian ini seluruh informan
menerima. Sedangkan kecemasan
telah
terhadap kematian yang muncul
mendapatkan
dari
dukungan
orang-
orang
disekelilingnya sehingga,
tersebut
mampu
pada
hal
muncul
menurunkan
pada
pasien
saja
penderita
yang
kanker
berupa perasaan tegang, khawatir,
takut serta perasaan tertekan.
kecemasan terhadap kematian
yang
beberapa
Reaksi penyangkalan yang
pasien
muncul
yaitu
merasa
bahwa
penderita kanker. Namun, jika
diagnosa itu salah, kemudian pasien
pasien penderita kanker tidak
penderita
mendapatkan dukungan dapat
berbagai
mempengaruhi
medis
terhadap
kecemasan
kematian
atau
kanker
macam
melakukan
pemeriksaan
untuk
membuktikan
penyangkalannya tersebut. Reaksi
memungkinkan kecemasan yang
marah
hanya
ditemukan
pada
muncul akan lebih tinggi.
pasien penderita kanker dengan
usia muda atau dewasa awal dan
tidak ditemukan pada usia dewasa
KESIMPULAN
madya maupun dewasa akhir yang
Berdasarkan hasil penelitian
yang
telah
dilakukan,
berupa perasaan bersalah terhadap
terdapat
diri
beberapa kesimpulan yang dapat
muncul
penderita kanker bila dihadapkan
individu
sendiri.
tergantung
perasaan
acuh
segala
sesuatunya
Kemudian,
kecemasan
terhadap kematian lebih rendah
dilalui dan dapat saja dilampaui
cepat
berupa
melakukan
lainnya
berbeda- beda, tidak secara teratur
dengan
menyesal.
terhadap orang lain dan hanya ingin
dengan kematian antara individu
dengan
dan
Sedangkan reaksi depresi yang
diambil oleh peneliti, yaitu reaksi
satu
sendiri
terjadi pada pasien penderita kanker
dari
yang sudah sampai pada tahapan
kondisi psikis pasien. Fase yang
menerima.
selalu muncul adalah penyangkalan
13
Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi
kanker
pasien
dalam
dan munculnya semangat untuk
penderita
tetap bertahan hidup.
menghadapi
DAFTAR PUSTAKA
Anna, L. K. (2013, April Kamis).
Harapan bagi pasien kanker
stadium
lanjut.
Kompas.com. Di unduh dari
http://health.kompas.com/re
ad/2013/04/04/10500266/ha
rapan.bagi.pasien.kanker.sta
dium.lanjut.
kecemasan terhadap kematian yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi stadium
kanker, lama sakit, usia, status
ekonomi, status pernikahan dan
latar belakang pendidikan. Faktor
eksternal
keluarga
meliputi
(orang
dukungan
tua,
Anugerah.
(2005).
Jangan
remehkan kesehatan organ
reproduksi.
http://hudaifah.org/PNphpB
B2-printview-t-155-start0.phtml.
pasangan
suami atau istri, anak), tetangga,
teman- teman, dan dokter yang
menangani.
Kecemasan
Hartawan, Toni. (2015) Februari 4.
Kanker paru pembunuh
nomor satu. TEMPO.CO,
Jakarta. Di unduh dari
http://gaya.tempo.co/read/ne
ws/2015/02/04/060639852/
kanker-paru-pembunuhnomor-satu.
terhadap
kematian dan faktor- faktor yang
mempengaruhinya tersebut saling
berkaitan satu sama lain. Sehingga,
dapat
diketahui
kecemasan
dipengaruhi oleh kondisi psikis
Baradero, Merry dkk. (2007). Seri
asuhan keperawatan klien
kanker cetakan pertama.
Jakarta: EGC.
pasien, serta dilatar belakangi oleh
beberapa
faktor
eksternal
dari
internal
masing-
dan
masing
individu itu sendiri. Dukungan dari
Cancerhelps. (2014). Bebas Kanker
itu Mudah. Jakarta: Fmedia.
orang- orang diskeliling pasien
penderita kanker juga berpengaruh
dalam
mengurangi
Maharani, Dian. (2015), Oktober 2.
Waspadai 5 tanda kanker
pada
usia
muda.
Kompas.com. Diunduh dari
www.dailymail.co.uk.
kecemasan
terhadap kematian yang berupa
perasaan tegang, khawatir, takut
dan tertekan. Sehingga efek yang
didapatkan adalah perasaan senang
14
Diananda, Rama, 2008. Mengenal
seluk
beluk
kanker.
Yogyakarta: Kata hati.
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Papalia, D. E., Olds S. W., &
Feldman, R. D. (2009).
Human
development
perkembangan manusia.
Jakarta:
Salemba
Humanika
Gale, S. A & Charette, D. E.
(1999). Rencana Asuhan
Keperawatan
Onkologi.
Jakarta: EGC.
Luwina, N. S. (2006). Stres
meningkatkan
risiko
timbulnya kanker payudara.
Dikutip
dari
http://www.kalbe.co.id/inde
x.php?mn=news&tipe=detai
l&detail=19759.
Santrock, J. W. (2002). Life-span
development:
Perkembangan
masa
hidup. Jakarta: Erlangga
Santrock,
J.
W.
(2005).
Adolescence
perkembangan
remaja.
Jakarta: Erlangga.
Wong, P. T. P.(2002). From The
Anxiety Toward The Death
Acceptance.
Taiwan:
Conferension Death and
Life
In
Changhua
University.
Suliswati, S.Kp, M.Kes, dkk.
(2005).
Konsep
Dasar
Keperawatan
Kesehatan
Jiwa, Jakarta: Encourage
Creativity.
Hurlock, E. B. (2004). Psikologi
perkembangan:
Suatu
pendekatan
sepanjang
rentang
kehidupan.
Jakarta: Erlangga
Taylor,
S. E. (1998). Health
Psychology. Singapore; Mc.
Graw- Hill. Inc.
WHO: Angka kematian kanker
dunia
mengkhawatirkan.
(2014,
Februari).
TEMPO.CO,
Jakarta.
Diunduh
dari
http://gaya.tempo.co/read/ne
ws/2014/02/05/060551221/
who-angka-kematiankanker-duniamengkhawatirkan.
Katono, K. (2000). Hygiene mental.
Bandung: Mandar Maju
Kumalasari, F., & Ahyani, L. N.
(2012). Hubungan antara
dukungan sosial dengan
penyesuaian diri remaja di
panti
asuhan.
Jurnal
Psikologi Pitutur. Vol. 1,
No.1, 21-31
Maghfiroh. (2011). Penyesuaian
Diri pada Remaja Awal
dalam Lingkungan Pondok
Pesantren Modern. Skripsi
(Tidak
Diterbitkan).
Surakarta:
Fakultas
15
Download