IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL DI SMK PUSTEK SERPONG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: LUCI OKTAVIANI NIM: 1110018200024 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 ABSTRAK Luci Oktaviani, NIM (1110018200024), Implementasi Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK PUSTEK Serpong. Skripsi Program Strata Satu (S-1), Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada 10 informan, yaitu kepala sekolah, koordinator guru bimbingan dan konseling, 3 guru bimbingan dan konseling, 5 siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan dengan cukup efektif hanya saja dalam pelaksanaannya bimbingan pribadi dan sosial tidak terjadwal, bimbingan diberikan kepada siswa apabila ada pelajaran yang kosong. Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial sarana dan prasarana yang digunakan kurang memadai untuk menunjang implementasi program dan ada beberapa yang belum lengkap seperti teknik menggunakan sosiodrama dan psikodrama. Dalam penelitian ini implementasi program bimbingan pribadi dan sosial ini terdapat tiga unsur yaitu : perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Untuk itu disarankan membuat jadwal bimbingan pribadi dan sosial, melengkapi sarana dan prasarana sekolah, teknik yang digunakan dalam bimbingan sesuai dengan perkembangan siswa. Hendaknya meningkatkan implementasi bimbingan pribadi dan sosial untuk mencapai tujuan bimbingan yang efektif. Kata Kunci : Implementasi, Program Bimbingan, Pribadi, Sosial i ABSTRACT Luci Oktaviani, NIM (1110018200024), The Implementation of Private and Social Mentoring Program in SMK (Vocational High School) PUSTEK Serpong. Undergraduate Thesis Program Stratum One (S-1), Education Management Study Program, Faculty of Tarbiya Science and Teaching Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015. This study aims to find out the implementation of private and social mentoring program in SMK (Vocational High School) PUSTEK Serpong. The method in this study is descriptive analysis with qualitative approach. The used of data collecting techniques in this study are observation, interview, and study documentation. Interview is implemented to 10 informants, they are: the headmaster, the coordinator of mentoring teacher and counseling, 3 mentoring teacher and counseling, 5 students. This study indicates that private and social mentoring program has work quiet effective just in the implementation of private and social mentoring program is not scheduled, mentoring is given to student if there was an empty class. The implementation of private and social mentoring program, the facilities and infrastructure is insufficient to support program implementation and there are some that is incomplete like technique using socio-drama and psycho-drama. In this study the implementation of private and social mentoring consist of three elements, they are: planning, implementation, and evaluation. For it, it is suggested to create private and social mentoring schedule, complete the school facilities and infrastructures, appropriate techniques in mentoring based on students development. It should improve the private and social mentoring to reach effective mentoring aims. Key Words : Implementation, Mentoring Program, Private, Social ii KATA PENGANTAR Bismillahirohmanirrohim, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izinNya akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL DI SMK PUSTEK SERPONG” ini dapat penulis selesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan, namun dengan bantuan berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Sofyan Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd., dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu dan kritik yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik. 4. Seluruh dosen jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap ilmu dan keahlian kepada penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan. 6. Drs. H. Mathodah S, M. Si., Kepala SMK PUSTEK SERPONG yang telah mengizinkan mahasiswa untuk melakukan penelitian. iii 7. Ir. Harmen Latief, M.MPd.,Wakil Kepala Sekolah dan Masri, SE., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling serta semua guru Bimbingan Konseling dan staf SMK PUSTEK Serpong yang telah menyediakan kesempatan dan waktunya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik. 8. Mama dan Papa (Nafrita dan Safrial), terima kasih banyak atas segala dukungan baik mora maupun materil, doa, nasehat, kesabaran, kasih sayang serta pengorbanan yang tak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Adik- adikku (Revi novianti dan Deri Saputra), terima kasih untuk dukungan moral dan materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2010 yang telah mendukung, terutama MP A , dan penulis ucapakan terima kasih, untuk Dewi Arianti dan Monica Bramel Ari Azizah (Best Friend), Qnel Hidayatullah, Andin semoga persahabatan kita akan terus terjalin. Penulis tak lupa dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis hanya dapat mendoakan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini dan semoga menjadi amal shaleh yang akan dibalas oleh Allah SWT. Karya tulis ini sangat sederhana ini tentunya masih belum sempurna oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan. Dan penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah SWT juga segala sesuatunya penulis kembalikan. Jakarta, Juni 2015 Penulis iv DAFTAR ISI ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................................... iii DAFTAR ISI................................................................................................... v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 B. Identifikasi Masalah.................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah................................................................... 6 D. Perumusan Masalah .................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian........................................................................ 6 F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Implementasi Program Bimbingan .......................................... 9 1. Pengertian Bimbingan........................................................... 9 2. Penyusunan Program ............................................................ 12 3. Persyaratan Program Bimbingan dan Konseling .................. 14 4. Evaluasi Bimbingan dan Konseling ..................................... 15 B. Program Bimbingan Pribadi dan Sosial ................................... 16 1. Bimbingan Pribadi................................................................ 16 a. Pengertian Bimbingan Pribadi........................................ 16 b. Tujuan Bimbingan Pribadi ............................................. 18 c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi ................................. 19 d. Jenis Masalah Bimbingan Pribadi................................... 21 e. Teknik Bimbingan Pribadi ............................................... 24 2. Bimbingan Sosial ................................................................. 28 a. Pengertian Bimbingan Sosial ......................................... 28 b. Tujuan Bimbingan Sosial ............................................... 29 c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Sosial................................... 30 v d. Jenis Masalah Bimbingan Sosial .................................... 32 e. Teknik Bimbingan Sosial................................................ 34 C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 39 D. Kerangka Berpikir ..................................................................... 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 42 B. Metode Penelitian ....................................................................... 43 C. Sumber Data ............................................................................... 43 D. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 43 E. Instrumen Pengumpulan Data..................................................... 45 F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ......................... 46 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 48 1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong ............................ 48 2. Visi dan Misi SMK PUSTEK Serpong ............................... 49 3. Keadaan Guru dan Siswa SMK PUSTEK Serpong............. 51 4. Sarana dan Prasarana di SMK PUSTEK Serpong ............... 52 5. Struktur Organisasi SMK PUSTEK Serpong ...................... 54 6. Guru BK di SMK PUSTEK Serpong .................................. 55 B. Deskripsi Data ........................................................................... 56 1. Perencanaan Bimbingan Pribadi dan Sosial ........................ 56 2. Implementasi Layanan Bimbingan Pribadi dan Sosial ....... 61 3. Evaluasi Bimbingan Pribadi dan Sosial............................... 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 73 B. Saran ........................................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi DAFTAR TABEL 1. Tabel 2.1 Kerangka Berpikir ...........................................................46 2. Tabel 3.1 Waktu Penelitian .............................................................47 3. Tabel 3.2 Kisi- Kisi Wawancara .....................................................50 4. Tabel 4.1 Data Siswa SMK PUSTEK Serpong ...............................57 5. Tabel 4.2 Data Sarana Prasarana Bimbingan dan Konseling di SMK PUSTEK Serpong................................................................59 6. Tabel 4.3 Data Guru BK SMK PUSTEK Serpong .........................61 vii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Hasil wawancara Guru BK SMK PUSTEK Serpong Lampiran 2 Hasil wawancara Kepala Sekolah SMK PUSTEK Serpong Lampiran 3 Hasil wawancara Siswa SMK PUSTEK Serpong Lampiran 4 Silabus RPP Bimbingan Pribadi Lampiran 5 Silabus RPP Bimbingan sosial Lampiran 6 Silabus Bimbingan dan Konseling Lampiran 7 Program Kerja Bulanan Lampiran 8 Program Kerja Tahunan Lampiran 9 Laporan Kunjungan Rumah Lampiran 10 Kartu Izin Konseling & Bimbingan Kelompok Lampiran 11 Form Datar Kasus BP Lampiran 12 Form Laporan Bulanan Bimbingan dan Konseling Lampiran 13 Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling Lampiran 14 Penilaian Keberhasilan Bimbingan dan Konseling Lampiran 15 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 16 Surat Izin Penelitian Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 18 Lembar Uji Referensi x BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman modern di era globalisasi menuntut sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan yang luas dan menguasai teknologi yang semakin canggih dari masa ke masa. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk semua manusia, karena dengan pendidikan seseorang dapat mengangkat harkat dan martabat serta tidak dipandang sebelah mata dan juga untuk memajukan kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.1 Mengingat pentingnya pendidikan bagi manusia maka pendidikan harus di prioritaskan sebaik-baiknya dan sebagai yang utama, maka di dalamnya terdapat komponen yaitu tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional, karena pada dasarnya guru memiliki peran penting dalam kemajuan pendidikan. Pendidikan formal merupakan interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, akan tetapi dalam pelaksanaanya banyak masalah - masalah yang timbul dalam proses pembelajaran, banyak siswa yang mengalami masalah yang dapat menggangu konsentrasi belajarnya. Dalam suatu lembaga pendidikan formal untuk memulai pelaksanaan pendidikan dibutuhkan tenaga kependidikan karena salah satu penopang 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h.2 1 2 keberhasilan suatu pendidikan tidak lepas dari seorang tenaga pendidik yang profesional. Sekolah merupakan pusat pendidikan bagi anak-anak setelah keluarga. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian yang terpadu tidak dapat terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan dan mencakup seluruh kegiatan dan fungsi bimbingan dan konseling. Berkaitan dengan hal tersebut layanan bimbingan konseling maka hendaknya memungkinkan peserta didik untuk mengenal dan memahami dirinya sendiri, mengenal lingkungan dengan baik, mampu mengambil keputusan, dan mengarahkan dan mewujudkan dengan efektif dan sesuai dengan orientasi masa depan, oleh karena itu keberadaan bimbingan konseling sangat dibutuhkan dalam bidang lembaga pendidikan. Layanan bimbingan dan konseling disekolah merupakan kegiatan yang terprogram dan berkelanjutan. Hal ini mengandung makna bahwa layanan bimbingan bukan kegiatan tanpa rencana dan seadanya, baik menyangkut waktu layanan, isi kegiatan, saran dan parsarana, dan personilnya, akan tetapi merupakan kegiatan yang direncanakan secara khusus dengan pertimbangan kebutuhan dan tuntutan yang ada dis ekolah agar tepat sasaran. Berdasarkan SK Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 Tahun 1993 pasal 5 ayat 3 menyatakan bahwa guru bimbingan dan konseling harus membimbing 150 orang siswa.2 Jadi dalam suatu sekolah wajib memiliki guru bimbingan dan konseling lebih dari satu orang karena satu orang guru bimbingan dan konseling harus membimbing 150 siswa. Maka dari itu guru bimbingan dan konseling harus memiliki kompetensi untuk membimbing dan menangani masalah yang dihadapi siswa. Permasalahan yang terjadi dalam dunia bimbingan dan konseling sekarang 2 Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Indeks, 2011) h. 31 3 tidak jauh berbeda dengan masalah yang terjadi pada masa yang lalu. Program yang telah berjalan cenderung kurang diminati dan tidak di pedulikan oleh peserta murid. Dalam program bimbingan dan konseling terdapat bidang layanan bimbingan diantaranya yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karir. Dalam pembahasan ini berfokus pada bimbingan pribadi dan sosial. Aspek pribadi dan sosial berkenaan dengan pemahaman dan pengembangan karakteristik, potensi, dan kecakapan-kecakapan yang dimilikinya, baik intelektual, sosial, fisik motorik maupun efektif emosional. Dalam proses belajar mengajar siswa mengadapi berbagai situasi-situasi yang bersangkutan dengan kehidupan pribadi dan sosialnya. Tujuan umum bimbingan dan konseling membantu perkembangan kepribadian dan sosial seoptimal mungkin, dalam memberikan bantuan, koselor harus memperhatikan bakat - bakat , potensi, latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial dan ekonomi, serta tututan perkembangan zaman. Dalam Bidang bimbingan dan konseling bidang pribadi dan sosial merupakan hal yang penting untuk membantu menghadapi dan mengatasi masalah siswa. Program bimbingan dan konseling yang baik biasanya mengikuti suatu pola perencanaan tertentu, dan dapat melihat kondisi-kondisi yang dihadapi, serta sanggup menghadapi perubahan-perubahan. Program disusun bersama oleh personil bimbingan dan konseling dengan memperhatikan kebutuhan siswa, mendukung kebutuhan pendidik untuk memfasilitasi pelayanan perkembangan siswa secara optimal dalam pembelajaran dan mendukung pencapaian tujuan, visi dan misi sekolah. Akan tetapi dalam keberhasilan implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah ini tidak hanya bergantung kepada kemampuan konselor / guru pembimbing saja, melainkan juga tergantung kepada kerja sama yang baik dari semua stake holder terkait di sekolah seperti, kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, staf sekolah. Dari pihak-pihak 4 tersebut diharapkan dukungan dan kerja samanya untuk keberhasilan implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah demi kelancaran proses belajar dan mengajar sehingga tercapainya tujuan pendidikan. Layanan bimbingan pribadi dan sosial merupakan salah satu layanan bimbingan yang diselenggarakan guna layanan tepat sasaran dan kebutuhan. Melalui layanan bimbingan pribadi dan sosial diharapkan siswa mampu mengenali dirinya seutuhnya, selain itu layanan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan penyesuaian dirinya dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan itu hendaknya sekolah mempunya program. Ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah seperti, keterbatasan jumlah guru BK yang sangat minim tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada di sekolah, guru BK yang bukan berlatar belakang bidang bimbingan dan konseling, belum optimalnya guru bimbingan dan konseling dalam implementasi program bimbingan pribadi dan sosial, kurangnya minta siswa dalam pelayanan bimbingan, permasalah penurunan minat belajar, masalah pergaulan, penyesuaian diri, pacaran, minuman keras, tawuran, obat terlarang, sulit beradaptasi, konflik dengan guru, teman, dan lingkungan, pelanggaran tata tertib, kurangnya tindakan preventif himbauan untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi individu maupun kelompok. Permasalahan yang dihadapi dalam bidang bimbingan dan konseling pribadi dan sosial lainnya meliputi kurang memiliki nilai ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kurangnya pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, dan masyarakat, kurang memiliki toleransi, selalu ingin menyendiri, cepat bosan, agresif, kehilangan kepercayaan diri, kesulitan mencari teman, merasa terasingi dengan pekerjaan kelompok, siswa kurang memahami potensi yang ada pada dirinya, rendahnya kepedulian guru terhadap masalah yang dihadapi 5 siswa, serta kurangnya kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam menjalankan program bimbingan pribadi dan sosial, namun hingga saat ini layanan bimbingan pribadi dan sosial belum berjalan dengan efektif diseluruh sekolah. Sehingga implementasi program bimbingan pribadi dan sosial belum berjalan dengan efektif. Tetapi tidak semua sekolah seperti itu masih ada sekolah yang melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan pedoman bimbingan dan konseling. Berdasarkan latar belakang di atas penulis memilih tempat penelitian yaitu di SMK PUSTEK karena terdapat program bimbingan pribadi dan sosial. Sebagai lembaga pendidikan formal pada umumnya implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong menghadapi berbagai macam permasalahan, berikut adalah persentase yaitu: penyesuaian diri 10%, pelanggaran tata tertib 30%, pacaran 15%, kehadiran/ absensi1 10%, pergaulan 20% , konflik dengan guru dan teman 15%. Teknik bimbingan yang dilaksanakan terhadap seorang individu yang mempunyai masalah program bimbingan pribadi, misalnya: bertatap muka/ (face to face) dalam penyelesaian masalah, pemanggilan individu dan sebagainya, sedangkan bimbingan kelompok adalah teknik bimbingan yang dilaksanakan terhadap beberapa individu dalam memecahkan masalah, misalnya: bimbingan kelompok, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama, program home room, pengajaran remedial,konsultasi, nasihat dll. Dari latar belakang inilah maka penulis tertarik untuk meneliti “Implementasi program Serpong”. bimbingan pribadi-sosial di SMK PUSTEK 6 B. Identifikasi Masalah Bersadarkan penjelasan latar belakang, ada beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Program bimbingan dan konseling belum terlaksana secara efektif 2. Belum optimalnya upaya guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan program bimbingan pribadi dan sosial 3. Kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan pribadisosial. 4. Belum maksimalnya implementasi program bimbingan pribadi dan sosial. 5. Belum optimalnya evaluasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah penelitian pada “Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong”. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang dapat penulia rumuskan yaitu : “Bagaimana implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana Implementasi Program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong. 7 F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian manajemen pendidikan tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial. b. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan bahan rujukan penelitian yang akan datang, terutama dalam pengembangan program bimbingan pribadi dan sosial c. Memperkaya kajian tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial d. Memperkaya konsep manajemen bimbingan dan konseling terutama tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial 2. Secara praktis a. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi lembaga pendidikan dalam hal yang berkenaan dengan implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah, sekaligus hasilnya dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan keberhasilan yang seimbang di masa yang akan datang. b. Hasil penelitian ini akan menjadi masukan bagi kepala sekolah dalam implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah. 3. Secara akademis a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan suatu karya peneliti baru yang dapat mendukung dalam pengembangan manajemen bimbingan dan konseling terutama implementasi program bimbingan pribadi dan sosial. b. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan yang berarti dalam memahami secara lebih komprehensif dengan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh secara teori di lapangan. Selain itu, dapat memberikan keterampilan dalam menganalisis berbagai permasalahan 8 bimbingan dan konseling, khususnya terkait dengan impelementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah. c. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai acuan terhadap pengembangan penelitian pada kajian yang sama. . BAB II KAJIAN TEORI A. Implementasi Program Bimbingan 1. Pengertian Bimbingan Secara garis besar bimbingan adalah kegiatan untuk membantu para peserta didik menggali potensi yang ada dalam dirinya, membantu individu agar mengetahui, memahami, dan mengenal pribadinya. Untuk memperoleh gambaran yang jelas maka akan diuraikan beberapa definisi tentang bimbingan. Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti, menunjukan, membimbing, menuntun, atau membantu.1 Bimbingan secara etimologis makna merupakan proses membimbing, menuntut, dan membantu individu. Sedangkan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Tohirin: “Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.2 1 Hallen,Bimbingan dan Konseling (Jakarta,Ciputat Pers,2002), Cet I h. 23 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta : Raja Grafindo Persada 2007) h.20 2 9 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Implementasi Program Bimbingan 1. Pengertian Bimbingan Secara garis besar bimbingan adalah kegiatan untuk membantu para peserta didik menggali potensi yang ada dalam dirinya, membantu individu agar mengetahui, memahami, dan mengenal pribadinya. Untuk memperoleh gambaran yang jelas maka akan diuraikan beberapa definisi tentang bimbingan. Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti, menunjukan ,membimbing, menuntun, atau membantu.1 Bimbingan secara etimologis makna merupakan proses membimbing, menuntut, dan membantu individu. Sedangkan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Tohirin: Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.2 1 Hallen,Bimbingan dan Konseling (Jakarta,Ciputat Pers,2002), Cet I h. 23 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta : Raja Grafindo Persada 2007) h.20 2 10 Pengertian menurut Tohirin menekankan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan pembimbing kepada individu agar mencapai kemandirian melalui interaksi sosial pemberian nasihat kepada individu dan tetap berdasarkan ketentuan yang berlaku yaitu norma dalam masyarakat. Rahman Natawidjaja seperti di kutip di Winkel menyatakan bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambung, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.3 Berdasarkan pengertian yang diungkapkan dengan Rahman Natawidjaya dapat disimpulkan bimbingan merupakan proses memberikan bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar individu dapat memahami dirinya sendiri agar dapat bertindak sesuai dengan tuntutan keadaan keluarga dan ketentuan masyarakat. Penjelasan Rahman yang mengutip Winkel selaras dengan yang dikemukakan oleh Anas Salahudin yang mendefinisikan : Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun 3 W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Yogyakarta: Widiasarana Indonesia,1999), h. 67 11 rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.4 Dapat disimpulkan dari pernyataan bimbingan menurut Anas Salahudin pengertian bimbingan merupakan proses pemberian bantuan seorang ahli kepada individu untuk memahami diri, lingkungan, memilih dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri sesuai dngan norma yang berlaku dimasyarakat. Berdasarkan definisi yang diungkapan Anas Salahudin Menurut Robert Tolbert dalam buku Fenti Hikmawati yang mendefinisikan “Bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari”.5 Dapat disimpulkan bimbingan merupakan program dan kegiatan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan untuk membantu individu menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan aspek dalam kehidupan sehari-hari. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses menunjukan, membimbing, menuntun, atau pemberian bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar dapat memahami diri, mengarahkan diri, bertindak wajar sesuai dengan norma yang berlaku di keluarga dan masyarakat. Bimbingan bantuan yang diberikan kepada konselor dilakukan tidak secara kebetulan tetapi secara terorganisir. Bimbingan di lakukan secara individual maupun secara kelompok. Bimbingan yang dilakukan untuk 4 5 Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010, h. 15 Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h.1 12 membantu individu menyelesaikan masalah secara mandiri, dengan melakukan interaksi sosial yang baik, pemberian nasihat serta gagasan yang bermanfaat dalam norma yang berlaku di masyarakat. Masih banyak definisi dari pendapat lain namun pada dasarnya bimbingan adalah pemberian bantuan kepada individu untuk mengembangkan potensi diri, memahami diri, memberikan bantuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi individu melalui para ahli yaitu pembimbing untuk mencapai pengembangan diri secara optimal dan dilakukan secara berkesinambungan. 2. Penyusunan Program Penyusunan program hendaknya memperhatikan beberapa pertimbangan, diantaranya:6 a. Susunlah program bimbingan yang relevan dengan kebutuhan bimbingan disekolah, akan dapat berfungsi sesuai tujuan yang ingin dicapai. b. Mempertimbangkan sifat-sifat khas sekolah, yaitu: jenis sekolah, sifat dan tujuan sekolah, guru-guru, murid-murid dengan persoalan yang ingin dicapai. c. Hendaknya diadakan inventarisasi sebagai fasilitas yang ada, termasuk didalamnya petugas yang telah ada sebagai pelaksanan program bimbingan, ruangan yang telah tersedia dan dapat dipergunakan untuk memperlancar jalannya layanan bimbingan di sekolah. d. Hendaknya ditentukan program kerja yang terinci dan sistematis dalam program bimbingan di sekolah berdasarkan masalah-masalah yang secara mendesak harus ditangani. 6 Slameto, Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 139-140. 13 e. Hendaknya ditentukan program kerja personalia, pembagian tugas dan tanggung jawab yang merata dengan pertimbangan berbagai faktor, yaitu kemampuan minat, kesempatan, dan bakat yang dimiliki oleh staf sekolah yang ada. f. Menentukan organisasi, termasuk didalamnya ialah cara kerja sama dalam mewujudkan program bimbingan, cara berfugsinya tim atau personalia, serta hirarkinya. g. Hendaknya diadakan evaluasi program bimbingan yang gunannya mengecek seberapa jauh rencana dan pengaturan kerja itu telah dapat dilaksanakan, dan seberapa jauh pula program kerja yang telah direalisasikan. h. Isi atau kegiatan yang diprogramkan, tidak hanya menyangkut bahan yang hendak disajikan tetapi juga metode penyajian maupun kegiatan penunjangnya. Menurut H.M Surya program bimbingan yang baik yaitu program bimbingan yang bila dilaksanakan akan efisien dan efektif. Hal diatas memiliki ciri-ciri antara lain: a. Program bimbingan itu disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata para siswa di sekolah yang bersangkutan. b. Kegiatan bimbingan diatur skala prioritas yang juga ditentukan berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas. c. Program bimbingan memiliki tujuan yang ideal tetapi realistis dalam pelaksanaanya. d. Menyediakan fasilitas yang memadai. e. Memberikan pelayanan kepada siswa sekolah.7 7 H.M Surya, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:Depdikbud,1997), h. 21. 14 3. Persyaratan Program Bimbingan dan Konseling Dalam merencanakan suatu program bimbingan dan konseling ada beberapa persyaratan pokok yang harus diperhatikan: a. Personil Untuk tahap permulaan pelaksanaan program bimbingan diperlukan dua macam tenaga, yaitu tenaga profesional yang meliputi konselor senior, konselor muda, dan guru konselor. Yang kedua yaitu tenaga yang bukan profesional yaitu tenaga bidang administrasi. Untuk tenaga konselor hendaknya dari sarjana bimbingan konseling atau sarjana psikologi dengan praktek bimbingan dan konseling. Untuk tenaga muda setidaknya dari jenjang D3. b. Fasilitas fisik Ruang untuk konseling. ruang kerja konselor, ruang pertemuan, ruang bimbingan kelompok, ruang penyimpanan data, alat perlengkapan meja, kursi, papan tulis dan lain-lain. c. Fasilitas teknis Alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data seperti tes, angket, daftar dan cek, skala penilaian dan lain sebagainya. d. Anggaraan biaya Untuk kelancaran dalam pelaksanaan program bimbingan di sekolah perlu dana yang memadai, baik untuk personil. Pengadaan dan pengembangan alat, dan lain sebagainya.8 8 Hallen , op.cit , h. 8 15 4. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Kriteria yang dilakukan untuk menilai keberhasilan implementasi program pelayanan bimbingan pribadi dan sosial adalah ketercapaian kompetensi serta keterpenuhan kebutuhan peserta didik. Dalam kegiatan pelayanan bimbingan pribadi dan sosial penilaian diperlukan adanya feedback atau umpan balik terhadap kefektifan pelayanan bimbingan pribadi dan sosial. Adapun aspek yang dievaluasi dan langkah- langkah dalam mengevaluasi program 9: a. Aspek Yang Dievaluasi 1) Kesesuaian program dengan pelaksanaan 2) Hambatan yang dijumpai 3) Dampak pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar 4) Respon masyarakat sekolah terhadap pelayanan 5) Perubahan dan kemajuan peserta didik dari pencapaian tujuan pelayanan bimbingan. b. Langkah-langkah evaluasi 1) Merumuskan masalah atau instrumentasi, maka konselor perlu mempersiapkan yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi pada dasarnya terkait dengan dua aspek yaitu, tingkat terlaksananya program/ pelayanan dan tingkat ketercapaian tujuan. 2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpulan data, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program. 3) Mengumpulkan dan menganalisa data, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah terlaksana dan belum terlaksana 9 Ibid.,h.220 16 4) Melakukan tindakan lanjut (follow up), meliputi dua kegiatan yaitu memperbaiki hal hal yang dipandang lemah dan mengembangkan program yang dianggap dapat meningkatkan kualitas program. B. Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK 1. Bimbingan Pribadi a. Pengertian Bimbingan pribadi Di dalam kamus bimbingan dan konseling dalam buku Thantawy “Bimbingan pribadi merupakan bidang pelayanan bimbingan konseling yang membantu individu atau peserta didik/siswa/mahasiswa dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri, serta sehat jasmani dan rohani.” 10 Jadi menurut Thantawy bimbingan pribadi merupakan layanan untuk membantu seorang individu untuk menemukan jati diri dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Hibana Bimbingan pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.” 11 Maka dari pengertian dapat disimpulkan bimbingan pribadi Hibana tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan Thantawy, 10 11 Thantawy, Kamus Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Pamantor,1997), h. 16 Hibana S Rahman, Bimbingan & Konseling Pola 17 (Yogyakarta: Ucy Press, 2003), h.39 17 bimbingan pribadi merupakan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan mengembangkan pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Sedangkan Menurut Fenti Hikmawati bimbingan pribadi adalah layanan pengembangan kemampuan mengatasi masalahmasalah pribadi dan kepribadian berkenaan dengan aspek-aspek intelektual, afektif, dan psikomotorik.12 Maka pengertian yang dapat disimpulkan dari pendapat Fenti Hikmawati bimbingan pribadi merupakan layanan pengembangan kemampuan untuk mengatasi masalah pribadi pada diri siswa mengenai aspek - aspek yang dimiliki oleh seseorang yaitu tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Jadi kesimpulan dari berbagai pendapat pengertian dapat disimpulkan bimbingan pribadi adalah bimbingan yang diberikan kepada individu/peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bimbingan pribadi dilakukan oleh konselor kepada individu untuk membantu menemukan, mengembangkan jati diri, mampu mengatasi masalah kepribadian, dan mampu mengoptimalkan berbagai potensi yang dimiliki siswa dan berkenaan dengan apek yang dimiliki siswa yaitu meliputi: aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Bimbingan pribadi berperan aktif untuk membimbing dan menyelesaikan masalah pribadi yang dialami oleh siswa. Maka dari itu layanan bidang bimbingan pribadi sangat penting dalam proses perkembangan dalam diri siswa agara siswa mampu 12 Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010), h.4. 18 memahami diri dan memiliki keyakinan dalam beragama dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Tujuan Bimbingan Pribadi Menurut Depdikbud dalam buku Tohirin merumuskan tujuan bimbingan pribadi bertujuan agar individu mampu mengatasi sendiri, mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri yang menyangkut keadaan batinnya sendiri. 13 Jadi kesimpulan Depdikbud bimbingan pribadi bertujuan agar individu mampu mengatasi dan mengambil sikap untuk memecahkan masalah sendiri yang menyangkut ke dalam batinnya agar dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Dalam buku Ny. Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih. D.Gunarsa: Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu anak mengatasi masalah pribadi, sebagai akibat kurang kemampuannya anak didik untuk mengadakan penyesuaian diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik, pribadi, sosial, seks, dan lain-lainnya.14 Dapat disimpulkan Menurut Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih. D.Gunarsa Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu peserta didik untuk mengatasi masalah pribadi yang dihadapi karena kurangnya pemahaman dan kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan diri terhadap masalah pribadi yang sedang dialami. Dalam buku Koestoer Partowisastro berpendapat bahwa tujuan dari bimbingan penyesuaian kepribadian mengandung hal berikut: 13 Tohirin, op.cit, h.125 Ny.Y.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2000), h.37 14 19 1) Membantu murid untuk menyadari bahwa adalah normal untuk selalu tidak tenang. 2) Membantu murid yang memungkinkan dia dapat mengatasi tahap-tahap perkembangan fisik. 3) Membantu murid untuk masuk ke dalam aktivitas mental dengan perhatian dan kekuatan yang diperbaharui apabila ia mencapai kedewasaan. 4) Membantu murid menjadi murid yang baik dengan hubungan sosial dan dalam mentaati kewajiban-kewajibannya. 5) Membantu murid untuk dapat tahan kritik. 6) Membantu murid untuk menerima persahabatan yang diberikan kepadanya. 7) Membantu murid untuk bergerak secara bertingkat dari ketergantungan kepada orang lain, kebebasan dalam pendapat dan perbuatan. 8) Membantu murid untuk dapat bekerja sekeras-kerasnya. 9) Membantu murid untuk dapat mengontrol emosi. 10) Membantu murid untuk dapat berpartisipasi pada kehidupan sosial dengan ikut dalam klub-klub maupun aktivitas-aktivitas sekolah. 11) Membantu murid mengerti mengenai relasi anak-anak laki-laki, perempuan.15 Jadi tujuan bimbingan pribadi untuk membantu individu dalam mengatasi masalah pribadi karena kurangnya penyesuaian diri dengan aspek perkembangan. Bimbingan ini membantu siswa agar menjadi pribadi yang dapat menyelesaikan masalah sendiri tanpa bergantung dengan orang lain dan menjadikan pribadi yang baik. c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi, yaitu pertama layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap perkembangan dapat mencakup perkembangan: fisik, motorik, bicara, emosi, sosial, penyesuaian sosial, bermain, kreativitas, 15 Koestoer Partowisastro, Bimbingan & Penyuluhan di Sekolah-Sekolah Jilid I, (Jakarta : Erlangga, 1985), h. 36-37. 20 pengertian, moral, seks, dan perkembangan kepribadian. Sedangkan informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat mencakup informasi tentang: ciri-ciri masyarakat maju, makna ilmu pengetahuan, dan pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia. Kedua, pengumpulan data. Data yang di kumpulkan berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi dapat, mencakup: identitas lengkap individu seperti nama lengkap, nama panggilan, jenis kelamin, tempat tinggal, agama, alamat, bahasa daerah, anak ke, orang tua dan lain-lain, kejasmanian dan kesehatan, riwayat pendidikan, prestasi, bakat, minat,dan lain-lain. Ketiga, orientasi. Layanan orientasi bidang pengembangan pribadi mencakup: suasana lembaga, dan objek pengembangan pribadi seperti lembaga bakat, pusat kebugaran dan latihan pengembangan kemampuan diri, tempat rekreasi, dan lain sebagainya .16 Dapat ditarik kesimpulan menurut Tohirin bentuk macam bimbingan pribadi menjadi tiga bagian yaitu: layanan informasi, pengumpulan data, dan orientasi. Dalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk bimbingan ada dua yaitu : 1) Bentuk bimbingan individual Bentuk bimbingan individual menunjukan pada usahausaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi masalah khusus/unik 16 Tohirin, op.cit., h.125. 21 yang dihadapinya. Jenis bimbingan pribadi dan bimbingan sosial kerap kali dilaksanakan dalam bentuk bimbingan individual karena kebanyakan masalah bimbingan pribadi sosial bersifat rahasia dan penaganannya melalui pertemuan konseling individual. 2) Bentuk bimbingan kelompok Bentuk bimbingan kelompok menunjukan pada usahausaha yang sistematis dan berencana membantu sekelompok siswa (biasanya) yang menghadapi masalah-masalah yang relatif sama agar mereka dapat mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalah-masalah mereka, atau mengadakan penyesuaian yang baik terhadap masalah-masalah kelompok yang mereka alami bersama.17 Dapat disimpulkan dari Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani ada dua macam bentuk bimbingan pribadi yaitu bimbingan individual yaitu usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi masalah khusus/unik yang dihadapinya. Sedangkan bimbingan kelompok usaha yang sistematis dan terencana membantu sekelompok siswa menghadapi masalah yang relatif sama dan juga memecahkan masalah secara bersama-sama. d. Jenis Masalah Bimbingan Pribadi Dalam buku Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati bentuk bimbingan pribadi : 17 Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 1991), h.113-114 22 1) Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan. 3) Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya pada atau melalui kegiatankegiatan yang kreatif dan produktif. 4) Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usahausaha penanggulanganya. 5) Pemantapan kemampuan mengambil keputusan. 6) Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya. 7) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupu maupun jasmaniah.18 Didalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk masalah pribadi : Berlebihan dalam mengasingkan diri, keterampilan bergaul, sementara dirinya sangat ingin bergaul seperti teman lain; kecanduan minum-minuman keras, merasa tak sanggup untuk melepaskan diri, sementara dirinya ingin sekali terbebas, khawatir yang sangat tidak akan lulus, sementara dirinya tak bergairah belajar; dan lain-lain jenisnya.19 Dapat disimpulkan dari dalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk masalah pribadi adalah seorang mengasingkan diri, keterampilan bergaul bergaul, kecanduan minuman keras, tidak bisa melepaskan diri, ingin bebas, ketakutan tidak lulus, malas belajar, dll. 18 Dewa ketut Sukardi dan Desak P.E, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta:Rineka Cipta ,2008), h.12 19 Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, op.cit, h.109 23 Menurut Amin Budiamin dan Setiawati dalam buku bimbingan konseling direktorat jendral pendidikan islam permasalahan yang dihadapi dalam bimbingan pribadi yakni: 1) Ketakwaan kepada Allah SWT , mencakup: a) Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman hidup; b) Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup; c) Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia diawasi oleh Tuhan; d) Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat; e) Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur. 2) Perolehan sistem nilai, meliputi: a) Masih memiliki kebiasaan berbohong; b) Masih memiliki kebiasaan mencontek; c) Kurang disiplin (khususnya memelihara kebersihan) 3) Kemandirian emosional, meliputi: a) Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku kekanak-kanakan; b) Belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara ikhlas. c) Masih kurang mampu menghadapi situasi frustasi (stress) secara positif. 4) Pengembangan keterampilan intelektual, meliputi : a) Masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan yang matang; b) Masih suka melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan baik-buruknya dan untung ruginya. 5) Menerima diri dan mengembangkan secara efektif, meliputi: tanpa 24 a) Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri; b) Merasa rendah diri, apabila bergaul dengan orang lain yang mempunyai kelebihan (seperti teman yang lebih cantik/ cakep).20 Jadi simpulan pendapat dari Amin Budiamin dan Setiawati masalah bimbingan pribadi adalah mencakup ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, perolehan sistem nilai, kemandirian emosional, keterampilan bergaul, pengembangan keterampilan intelektual, keinginan bergaul seperti teman lain, kecaanduan minum-minuman keras, merasa tak sanggup untuk melepaskan diri, sementara dirinya ingin sekali terbebas, khawatir yang sangat tidak akan lulus, sementara dirinya tak bergairah belajar, pengembangan keterampilan intelektual dan menerima diri dan mengembangkan secara efektif. e. Teknik Bimbingan Pribadi Dalam Buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani berpendapat bahwa teknik dalam menangani masalah pribadi adalah role playing, khususnya psikodrama salah satu jenis bermain peran. 21 Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa metode dan teknik dalam bimbingin pribadi adalah dengan metode role playing dan psikodrama salah satunya bermain peran, dengan memerankan suatu peranan prilaku tertentu memberi bantuan kepada masalah psikis yang dialami oleh anak. 20 Amin Budiamin, Setiawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2009),h.83-84 21 Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, op.cit., h.114 25 Dalam buku I Djumjur & Moh Surya, teknik bimbingan pribadi adalah bimbingan individual (individual counceling). Pada umumnya ada tiga teknik yang terkenal dalam konseling individual yaitu :22 1) Non directive. Metode ini menekankan pada kemampuan manusia untuk menentukan tujuan hidupnya sendiri dan mampu mengembangkan dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya ciri-ciri hubungan non-direktif: a) Hubungan non direktif ini menempatkan klien pada kedudukan sentral, klienlah yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah b) konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien bisa berkembang sendiri.23 2) Directive counseling method. Metode ini menekankan konselor lebih banyak berperan atau mengambil inisiatif, sehingga klien tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor. Ciriciri directive counseling, yaitu: a) Konselor memegang sebagian besar tanggung jawab mengenai keputusan dan pemilihan untuk memecahkan masalah konseling b) Proses konseling dengan cara pendekatan yang sifatnya langsung dan memimpin c) Konselor mengumpulkan informasi mengenai masalah konseling.24 22 I Djumhur & Moh Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV Ilmu;2003), h. 110 23 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta; 2008), h 60-61 26 3) Elective counseling method ini maksudnya menggabungkan kedua teknik diatas dengan mengambil intisari dari penggunaan keduanya.25 Metode ini digunakan oleh pembimbing dengan face to face relationship antara pembimbing dengan yang dibimbing mengenai masalah yang dihadapi oleh klien sifatnya pribadi, Pembimbing hendaknya bersikap simpati dan empati terhadap masalah yang dihadapi klien. Adapun tekniknya meliputi: 1) Percakapan pribadi yakni pembimbing melakukan dialog langsung secara tatp muka dengan pihak yang dibimbing 2) Kunjungan rumah (home visit), yakni pembimbing mengadakan dialog dengan kliennya, tetapi dilakukan di rumah klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien dan lingkungannya.26 Bimbingan yang diberikan kepada individu dalam tingkat Menegah Atas sebagian dapat disalurkan melalui bimbingan kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1) Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang dilalui oleh siswa remaja dan mahasiswa, antar lain tentang konflik batin yang ditimbul dan tentang cara-cara bergaul yang baik. Termasuk disini apa yang disebut sex education, yang tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi pula corak pergaulan antara jenis kelamin. 24 Yusuf Gunawan dan Catherine Dewi Liman Subroto, Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 1992), cet -1 h.119. 25 I Djumhur dan Moh Surya , op.cit , h.104. 26 M.Umar, dan Santono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka, 1998) h. 152. 27 2) Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, yang semakin berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain apa ciri-ciri kehidupan modern, dan apa makna ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia. 3) Pengaturan dikusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siswa dan mahasiswa, misalnya menghadapi orang tua yang taraf pendidikannya lebih rendah daripada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat merasa lega, bila dia menyadari bahwa teman-temanya mengalami kesulitan yang sama; dia lalu tidak akan memandang dirinya lagi orang yang abnormal. Diskusi kelompok ini dapat mendorong siswa dan mahasiswa untuk menghadapi ahli bimbingan, guna membicarakan suatu masalah secara pribadi dalam wawancara konseling. 4) Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa, misalnya sifat-sifat yang tampak dalam tingkah laku, latar belakang keluarga, dan keadaan kesehatan.27 Dari kutipan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik bimbingan pribadi dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni: non directive, directive counseling method , elective counseling method. Teknik yang digunakan dalam bimbingan pribadi yakni tatap muka (face to face) jadi bertatapan langsung antara guru BK dan siswa mengenai masalh pribad, lalu dengan teknik home visit yaitu mengunjungi rumah siswa yang bermasalah, guru BK memberikan informasi mengenai fase tahapan perkembangan yang dialami remaja, berdiskusi dengan siswa tentang masalah 27 W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo,1991),h.128. 28 apa yang sedang dihadapi, dan mengumpulkan tentang sifat, kepribadian, latar belakang keluarga, kesehatan, dll. 2. Bimbingan Sosial a. Pengertian Bimbingan Sosial Dalam kamus bimbingan dan konseling dalam buku Thantawy Bimbingan sosial adalah Bidang pelayanan bimbingan konseling yang /siswa/mahasiswa membantu individu dalam mengenal atau peserta didik lingkungan dan mengembangkan diri dalam lingkungan hubungan sosial yang dilandasi dengan budi.28 Dapat disimpulkan dalam kamus bimbingan dan konseling Bimbingan sosial adalah bidang pelayanan untuk membantu individu mengenal lingkungan dan mengembangkan diri dan berinteraksi sosial dilandasi dengan budi pekerti dalam suatu lingkungan. Senada dengan dengan kamus bimbingan dan konseling dalam buku Thantawy menurut Hibana mendefinisikan bahwa: Bimbingan sosial adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk mengenal lingkungannya sehingga mampu bersosialisasi dengan baik dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab.29 Dapat disimpulkan dari pernyataan Hibana Bimbingan sosial adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa 28 29 Thantawy, op.cit., h.17. Hibana S Rahman, op.cit., h.41. 29 mengenal lingkungan sehingga mampu bersosialisasi dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Menurut Fenti Hikmawati mendefinisikan bahwa Bimbingan sosial adalah layanan pengembangan kemampuan dan mengatasi masalah sosial, dalam kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat dalam bekerja sama dan berinteraksi dengan orang dewasa ataupun dengan peserta didik yang lebih muda.30 Dapat disimpulkan dari pernyataan Fenti Hikmawati bimbingan sosial merupakan layanan untuk mengembangkan kemampuan mengatasi masalah sosial dalam keluarga, sekolah dan masyarakat bekerja sama dan berinteraksi baik dengan yang lebih tua maupun lebih muda. Jadi Bimbingan sosial adalah Bimbingan yang diberikan kepada individu/peserta didik untuk mengembangkan dan mengenal lingkungan dengan cara bersosialisasi dengan baik kepada keluarga, sekolah dan masyarakat. Bimbingan sosial yang dilakukan konselor kepada individu untuk mengatasi masalah sosial yang dihadapi agar sesuai dengan norma atau ketentuan yang berlaku dalam masyarakat. b. Tujuan Bimbingan Sosial Dalam buku Ny. Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih. D.Gunarsa: Bimbingan sosial bertujuan untuk membantu anak dalam mengatasi 30 kesulitan-kesulitan Fenti Hikmawati, op.cit., h.4. dalam kehidupan sosialnya, 30 sehingga ia mampu mengadakan hubungan-hubungan sosial dengan baik. 31 Thohirin dalam bukunya bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah merumuskan tujuan bimbingan sosial untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu dapat menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan sosialnya.32 Dalam buku Koestoer Partowisastro bimbingan sosial bertujuan untuk: 1) Membantu murid mengerti tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan. 2) Membantu murid mengerti aturan sosial. 3) Membantu murid ikut serta dalam aktivitas-aktivitas di luar kelas. 4) Membantu murid dalam penyesuaiannya dengan orang lain. 33 Jadi kesimpulannya tujuan bimbingan sosial untuk membantu individu dalam mengatasi masalah sosial dan mampu berinteraksi dengan orang lain dan bersosialisasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku didalam masyarakat. c. Bentuk Bimbingan sosial Menurut Tohirin bentuk bimbingan sosial sebagai berikut : ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan sosial yang bisa 31 Ny.Y.Singgih, op.cit .,h. 36 Tohirin, op.cit., h. 128 33 Koestoer Partowisastro, op.cit., h. 37. 32 31 diberikan kepada para siswa disekolah atau madrasah. Bentukbentuk layanan tersebut: pertama, layanan informasi yang mencakup: informasi tentang keadaaan masyarakat dewasa ini; yang pengetahuan, pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia dan lainlain dan informasi tentang cara-cara bergaul. Informasi tentang cara-cara berkomunikasi penting diberikan kepada setiap individu. Sebagai makhluk sosial, individu perlu berhubungan dengan orang. Dengan perkataan lain, individu memerlukan orang lain dalam kehidupannya. Untuk dapat berhubungan dengan orang lain secara baik, individu dituntut untuk mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungannya. Kedua,orientasi. Layanan orientasi untuk bidang pengembangan hubungan sosial adalah: suasana, lembaga dan objek-objek pengembangan sosial seperti berbagai suasana hubungan sosial antar individu dalam keluarga , organisasi atau lembaga tertentu, dalam acara sosial tertentu.34 Dalam buku Hallen bentuk bimbingan sosial sebagai berikut : 1) Pengembangan dan pemantapan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif. 2) Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, disekolah maupun di masyarkat dengan menjungjung tinggi tata krama, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku.Pengembangan dan pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya, 34 Tohirin, op.cit., h.128-129 32 baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah maupun masyarakat pada umumnya. 3) Pengenalan, pemahaman, dan pemantapan tentang peraturan, kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan serta upaya dan kesadaran untuk melaksanakannya secara dinamis dan bertanggung jawab. 4) Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta argumentasi secara dinamis, kreatif dan produktif. 5) Orientasi tentang hidup berkeluarga.35 Jadi bentuk bimbingan pribadi dan sosial ada dua yaitu bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Bimbingan individual adalah usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi masalah khusus/unik yang dihadapinya. Bentuk bimbingan ini bersifat rahasia dan di berikan dalam bentuk individu. Sedangkan bimbingan kelompok adalah usaha-usaha yang sistematis dan berencana membantu sekelompok siswa (biasanya) yang menghadapi masalah-masalah yang relatif sama agar mereka dapat mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalahmasalah mereka, atau megadakan penyesuaian yang baik terhadap masalah-masalah kelompok yang mereka alami bersama. d. Jenis Masalah Bimbingan Sosial Dalam buku Dewa Ketut Sukardi rincian bentuk bimbingan sosial : 35 Hallen,op.cit.., h.79. 33 1) Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif. 2) Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, keratif dan produktif. 3) Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas dengan menjungjung tinggi tata krama, sopan santun, serat nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku. 4) Pemantapan hubungan yang dinamis, harmonis, dan produktif dengan teman teman sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di masyarakat pada umumnya. 5) Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta upaya pelaksanaanya secara dinamis dan bertanggung jawab. 6) Orientasi tentang hidup berkeluarga.36 Menurut Amin Budiaamin dan Setiawati dalam buku Bimbingan Konseling Direktorat Jendral Pendidikan Islam permasalahan yang dihadapi dalam bimbingan sosial yakni: 1) Berprilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi: a) Kurang menyenangi kritikan orang lain; b) Kurang memahami tata krama (etika) pergaulan; c) Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di sekolah maupun dimasyarakat. 36 Dewa Ketut Sukardi, op.cit., h.55. 34 2) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya , meliputi ; a) Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis; b) Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik 3) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi: a) Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan; b) Sikap yang kurang positif terhadap hidup berkeluarga. 37 Jadi masalah bimbingan sosial adalah Pemantapan kemampuan berkomunikasi, Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, keratif dan produktif, Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial. e. Teknik Bimbingan Sosial Dalam Buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani teknik role playing (baik jenis sosiodrama maupun psikodrama), dan diskusi kelompok. Banyak masalah sosial yang lebih efektif dan efisien jika ditangani melalui bentuk bimbingan kelompok 38 Dapat disimpulkan Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani teknik bimbingan sosial adalah bimbingan kelompok karena bimbingan ini menggunakan role playing (baik jenis sosiodrama maupun psikodrama), dan diskusi kelompok. Pemecahan masalah sosial diusahakan dalam memainkan suatu peranannya langsung menghayati situasi masalah yang dihadapinya, setelah pementasan, diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan persoalannya dan 37 38 Amin Budiamin, Setiawati, op.cit., h.84 Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, op.cit., h.114 35 juga pemecahan masalah psikis yang dialami oleh anak dapat diberikan melalui psikodrama. Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Cara ini dilakukan untuk menyampaikan informasi yang tepat kepada siswa tentang masalah pendidikan, pemahaman pribadi, serta penyesuaian diri. Pemberian informasi tersebut bertujuan untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahanan diri sendiri (peserta didik) serta pemahaman terhadap orang lain. Menurut Gadza (1989) yang dikutip oleh Tatiek Romlah mengemukanan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok pada umumnya dilakukan dikelas dengan jumlah siswa antar 20 sampai 35 orang.39 Dalam bimbingan kelompok ini terdapat beberapa jenis metode bimbingan kelompok yang bisa diterapkan dalam pelayanan bimbingan kelompok yaitu: 1) Program home room 2) Karyawisata 3) Diskusi kelompok 4) Kegiatan kelompok 5) Organisasi siswa 6) Sosiodrama 7) Psikodrama 8) Pengajaran remedial.40 39 40 Slameto,op.cit , h. 139-140 Tohirin, op.cit, h.290-294 36 Dalam buku Asep Suryana dan Suryadi Teknik yang digunakan dalam bimbingan sosial untuk membantu perkembangan murid yaitu: 1) Konseling Individual Konseling individual adalah merupakan batuan yang sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap dan prilaku murid. Konseling dilaksanakan melalui wawancara langsung dengan murid. Konseling ditunjukan kepada murid yang normal, bukan yang mengalami kesulitan jiwa, melainkan penyesuaian diri hanya mengalami dalam pendidikan, kesulitan pekerjaan, dalam dan kehidupan sosial. 2) Konsultasi Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh konselor. Konsultasi dalam pengertian umum dipandang sebagai nasihat dari seorang profesial. 3) Nasihat Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang dapat diberikan oleh guru pemberi nasihat hendaknya memperhatikan sebagai berikut : a. Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh murid b. Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi 37 c. Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat dipilih oleh murid, disertai kemungkinan keberhasilan dan kegagalan. d. Penentuan keputusan diserahkan kepada murid, alternatif mana yang akan diambil. e. Hendaknya murid mau dan mampu mempertanggung jawabkan keputusan yang diambilnya. 4) Bimbingan Kelompok Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap murid yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok yang dimaksud untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri murid. Isi bimbingan terdiri atas penyampaian informasi ataupun aktivitas kelompok yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran. 5) Konseling Kelompok Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada murid dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan. 6) Pengajaran Remedial Pengajaran Remedial dapat didefinisikan sebagai upaya untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan murid atau kelompok murid tertentu lebih mampu mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan , dengan melalui suatu proses interaksi yang terencana, 38 terorganisasi, terkontrol dengan lebih memeperhatikan taraf kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu dan atau kelompok murid yang bersangkutan serta daya dukung sarana dan lingkungannya. 7) Mengajar bernuansa bimbingan Murid yang berhasil dalam belajar apabila guru menerapkan prinsip-prinsip dan memberikan bimbingan waktu mengajar. Lebih jelas bimbingan pada waktu mengajar yang dapat dilakukan oleh guru menjelaskan tujuan dan manfaat materi pelajaran, cara belajar, karakteristik mata pelajaran yang dihadapi individu, penyelesaian tugas, merencanakan masadepan,memberikan, fasilitas belajar, memberikan kesempatan untuk berprestasi, dan lain-lain.41 Jadi kesimpulannya metode dan teknik dalam bimbingan pribadi dan bimbingan sosial adalah Bimbingan kelompok adalah proses pemberian batuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan di dalamnya terdapat, program home room, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa ,sosiodrama, psikodrama, pengajaran remedial. 41 Asep Suryana dan Suryadi. Modul Bimbingan dan Konseling. (Jakarta:Direktur Jendral Pendidikan Islam,2009) h.116-121. 39 C. Penelitian Relevan Adapun penelitian yang relevan yang memiliki kesamaan subjek penelitian yaitu bagian tata usaha yang diteliti oleh penulis, diantaranya: 1. Jazim Fauzi, skripsi yang berjudul “ Layanan bimbingan PribadiSosial pada siswa kelas II MTSN Giriloyo Imogiri Bantul”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, penemuan layanan bimbingan pribadi dan sosial terdiri dari tiga pelayanan yaitu: layanan bimbingan secara klasikal, secara kelompok, secara perseorangan. Serta menerapkan berberapa metode yakni: metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan keteladanan. Pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di sekolah ini cukup efektif tetapi belum terlaksana secara optimal.. 2. Syahrul Alwan Sarwo Edi, skripsi yang berjudul “ Implementasi bimbingan sosial-pribadi dalam lembaga pendidikan islam”. Penelitian ini bertujuan untuk membina pribadi siswa agar mereka dapat berhasil dalam proses pendidikan yang ditempuhnya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Dari hasil penelitian ini pelayanan konseling perorangan, bentuk kegiatannya adalah penanganan masalah dengan menggunakan sistem skor dan pola bimbingan di madrasah yaitu kegiatan bimbingan yang saling berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan . 3. Ismail Al Fatoni, skripsi yang berjudul “Evaluasi pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di SMK Kristen 2 Klaten”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan hambatan dalam layanan bimbingan pribadi dan sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model 40 kesenjangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan (kombinasi) karena mempunyai komponen kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil penelitian ini pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di sekolah ini dilakukan secara klasikal dan diluar kelas dengan media papan tulis dan mading dan evaluasi bimbingan pribadi dan sosial. 41 D. Kerangka Berpikir INPUT IDENTIFIKASI MASALAH 1. Program bimbingan dan konseling yang belum terlaksana secara efektif. 2. Belum optimalnya upaya guru bimbingan dan konseling dalam pelaksanan program bimbingan pribadi dan sosial 3. Kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan Bimbingan pribadi-sosial. 4. Belum optimalnya implementasi program bimbingan pribadi dan sosial. 5. Belum optimalnya evaluasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PROSES OUT PUT MASALAH SOLUSI Belum maksimalnya Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong. 1. Hendaknya membuat jadwal bimbingan pribadi dan sosial bimbingan tidak hanya diberikan pada saat jam pelajaran kosong. 2. Hendaknya guru bimbingan dan konseling mengoptimalkan program bimbingan pribadi dan sosial. 3. Hendaknya membangun minat siswa untuk melakukan bimbingan tidak hanya pada saat terjadi masalah tetapi adanya tindakan preventif. 4. Seharusnya mengoptimalkan implementasi program bimbingan pribadi dan sosial. 5. Hendaknya mengoptimalkan evaluasi program bimbingan pribadi dan sosial. 6. 7. Seharusnya mengoptimalkan evaluasi program bimbingan GAMBAR 2.1 pribadi dan sosial. HASIL/ HARAPAN Tercapainya implemetasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong yang efektif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK PUSTEK Serpong yang belokasi di jalan Raya Serpong No.17 Kelurahan Pondok Jagung (Samping WTC Matahari) Kecamatan Serpong kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan September s/d Mei 2015. Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian NO Nama Kegiatan Bulan Pelaksanaan Penelitian 2014 Sep 1 Okt Nov 2015 Des Permohonan Izin Penelitian & Observasi 2 Wawancara ke sekolah 3 Pengumpulan data 4 Ket Pengolahan dan analisis data 42 Jan Feb Mar Apr Mei 43 B. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif ditujukan untuk menggmbarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasaa manusia.1 Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengkaji kejadian yang alamiah/ menggambarkan suatu kondisi apa adanya yakni terkait implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong. C. Sumber Data Sumber data penelitian ini terdiri dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. 1. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, dari kepala sekolahsumber data primer berasal dari, kepala sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, 3 guru bimbingan dan konseling dan 5 siswa. 2. Sumber data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data sekunder merupakan pendukung dari data primer. Data sekunder di dapat dari dokumen yang berkaitan dengan program bimbingan pribadi dan sosial. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian observasi sebagai alat 1 Nana Syaodih Sukmadinata ,Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h.72. 44 pengumpulan data dapat dilakukan secara optimal.2 Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengenai permasalahan implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong. 2. Wawancara Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Bentuk wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan, tertulis/ pedoman wawancara. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara, perekam suara, dan alat tulis. Teknik ini digunakan untuk mewawancarai kepala sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling dan siswa mengenai Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong. 3. Studi Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Instrumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan dari metode wawancara dalam penelitian kualitatif.3 Studi dokumen dimaksudkan untuk mengumpulkan dengan mempelajari dan mencatat bagian resmi yang terdapat di lokasi penelitian. Data yang dikumpulkan yaitu, data silabus RPP bimbingan pribadi, silabus RPP bimbingan sosial, laporan kunjungan rumah, rincian materi pokok bidang bimbingan pribadi dan sosial, program kerja tahunan. 2 Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Ptraktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2004) Cet. 4. h. 63 3 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif R & D, ( Bandung : Alfabeta, 2009) h. 329 45 E. Instrumen Pengumpulan Data 1. Instrumen wawancara Sebelum melakukan wawancara ,maka perlu dibuat pedoman. Adapun pedoman tersebut dibuat dalam bentuk kisi-kisi instrumen penelitian sebagaimana tabel di bawah ini: Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara Variabel Dimensi Indikator No. Item Program 1. Perencanaan A. Penyusunan program 1,2 bimbingan bimbingan pribadi dan sosial. B. Persyaratan program 2,3 bimbingan C. Penetapan jenis 4 layanan yang digunakan 2. Implementasi A. Implementasi program bimbingan 5,6,7,8,9,10, 11,12 pribadi dan sosial B. Implementasi pencapaian tujuan 13 layanan C. Implementasi jenis layanan yang digunakan 14 46 3. Evaluasi A. Hambatan yang 15 terjadi segi internal dan eksternal B. Cara mengatasi 16 hambatan. F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data a. Perpanjangan Keikutsertaan Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan keikutsertaan dilakukan guna memastikan konteks untuk dipahami dan dihayati. Perpanjangan keikutsertaan dilakukan dengan terjun kelokasi dalam waktu yang cukup panjang hal ini juga dilakukan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.4 b. Ketekunan Pengamatan Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsurunsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri padahal-hal tersebut secara 4 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2011), Cet.29. h.327. 47 rinci, maka ketekunan penagamatan menyediakan kedalaman mengenai persoalan yang menjadi pembahasan.5 c. Triangulasi Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya yaitu pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987:331). Dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987: 329), terdapat dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. 5 Lexy J Moleong, Ibid.,h.329. BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) mutlak diperlukan, dalam rangka peningkatan pemberdayaan seluruh potensi wilayah yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan. Dengan demikian upaya penataan dan pengembangan program pendidikan perlu diperhatikan dengan seksama agar tetap relevan dengan kebutuhan pembangunan daerah dan pusat. Sekolah Menengah Kejuruan Pengembangan Sain dan Teknologi (SMK PUSTEK) Serpong Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah berpotensi untuk mencetak SDM yang berkualitas dengan kompetensi yang di handal. Untuk itu penataan dan pengembangan SMK PUSTEK diarahkan pada program-program yang dapat meningkatkan pemberdayaan potensi wilayah serta memacu pertumbuhan ekonomi wilayah. Sekolah Menengah Kejuruan Pengembangan Sains dan Teknologi (SMK PUSTEK) Serpong merupakan SMK Swasta yang berlokasi di Jalan Raya Serpong No.17 Kelurahan Pondok Jagung ( Samping WTC Matahari ) Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten dengan luas tanah 4500M2. Didirikan pada tahun 1999 dan pendiri SMK tersebut didirikan oleh banyak pihak diantaranya H. Totong, Drs. H. Mathodah S. M. Si, Ir. H. Harmen Latief M. M. Pd, Drs. Ade Ma’mun R, M. M. Pd, Bambang Supiyanto, S. Sos, Saiful Andhi, ST dkk. 48 48 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) mutlak diperlukan, dalam rangka peningkatan pemberdayaan seluruh potensi wilayah yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan. Dengan demikian upaya penataan dan pengembangan program pendidikan perlu diperhatikan dengan seksama agar tetap relevan dengan kebutuhan pembangunan daerah dan pusat. Sekolah Menengah Kejuruan pengembangan sain dan teknologi (SMK PUSTEK) Serpong Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah berpotensi untuk mencetak SDM yang berkualitas dengan kompetensi yang di handal. Untuk itu penataan dan pengembangan SMK PUSTEK diarahkan pada program-program yang dapat meningkatkan pemberdayaan potensi wilayah serta memacu pertumbuhan ekonomi wilayah. Sekolah Menengah Kejuruan Pengembangan Sains dan Teknologi (SMK PUSTEK) Serpong merupakan SMK Swasta yang berlokasi di Jalan Raya Serpong No.17 Kelurahan Pondok Jagung ( Samping WTC Matahari ) Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten dengan luas tanah 4500M2. Didirikan pada tahun 1999 dan pendiri SMK tersebut didirikan oleh banyak pihak diantaranya H. Totong, Drs. H. Mathodah S. M. Si, Ir. H. Harmen Latief M. M. Pd, Drs. Ade Ma’mun R, M. M. Pd, Bambang Supiyanto, S. Sos, Saiful Andhi, ST dkk. 49 Kepala sekolah pertama kali dijabat oleh Drs. Sudirman yang bertugas dari tahun 1999 sampai tahun 2002 kemudian digantikan jabatannya oleh Drs. H. Mathoda S, M. Si dari tahun 2003 sampai saat ini. Awal jumlah siswa yang masuk berjumlah 110 siswa yang terdiri dari 2 (dua) kelas bidang teknik permesinan dan 1 (satu) kelas bidang otomotif, dengan jumlah tenaga pendidik yang mengajar kurang dari 20 guru. Pada tahun ke-4 karena banyaknya animo masyarakat yang berminat untuk menyekolahkan anaknya ke SMK semakin bertambah maka dibuka jurusan baru yaitu administrasi perkantoran dan administrasi. Saat ini terdapat 7 (tujuh) program studi diantaranya Teknik Permesinan, Teknik Kendaraan Ringan/ Otomotif, Teknik Komputer Jaringan, Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Multimedia dan Teknik Sepeda Motor. Dengan jumlah siswa berjumlah 1961 siswa dan 85 tenaga pendidik yang mengajar. 2. Visi dan Misi SMK PUSTEK Serpong a. Visi “Terwujudnya SMK PUSTEK Serpong sebagai lembaga diklat kejuruan yang berorientasi pada dasar kerja, dengan Standar Nasional menuju Standar Internasional.” b. Misi 1) Mengembangkan sistem pendidikan yang fleksibel. 2) Mengembangkan sistem pada SMK PUSTEK Serpong berwawasan mutu dan keunggulan sesuai dengan tuntutan pasar kerja. 3) Memberikan pelayanan prima dalam pemberdayaan sekolah dan masyarakat. 4) Mengembangkan iklim belajar yang berwawasan global berakar pada norma agama dan nilai budaya bangsa Indonesia. 50 Misi merupakan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan bersama-sama. Oleh karena itu, pihak sekolah harus mampu melaksanakan misi tersebut dalam bentuk kegiatan nyata sehingga ada manfaat yang didapat dalam kegiatan tersebut. c. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang berpotensi untuk mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas dengan kompetensi yang handal. 2. Sasaran Tujuan yang akan dicapai untuk mencapai SMK berstandar nasional adalah sebagai berikut: a) Pada tahun pertama jumlah siswa-siswi yang lulus terserap pada DU/ DI yang telah relevan minimal 40%. b) Pada tahun pertama jumlah peserta ujian yang memperoleh nilai matematika 5.0 lebih dari 30%. c) Pada tahun pertama jumlah peserta ujuan nasional memperoleh skor TOEIC 405 atau 7.01 lebih dari 20%. d) Pada tahun pertma uji coba penyelenggaraan uji satu mata diklat dengan pengantar bahasa inggris. e) Pada tahun kedua menjadi minimal juara pada PKS tingkat provinsi untuk program keahlian yang diunggulkan. d. Motto 1. Kokoh dalam IMTAQ sinergi dengan IPTEK 2. 3S (Senyum, Salam dan Sapa). 51 3. Keadaan Guru dan Siswa SMK PUSTEK Serpong a. Keadaan Guru Guru-guru yang berada di SMK PUSTEK Serpong berjumlah 85 orang guru yang terdiri dari 9 guru PNS dan 76 guru honorer. Guruguru di SMK PUSTEK ini lulusan dari perguruan tinggi negeri maupun swasta yang mengajar sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. b. Keadaan Siswa (Peserta didik) Data terakhir jumlah siswa SMK PUSTEK Serpong tahun pelajaran 2014- 2015 seluruhnya berjumlah 1961 siswa. Peserta didik di kelas X ada sebanyak 19 rombongan belajar. Peserta didik di kelas XI seluruhnya ada sebanyak 18 rombongan belajar, peserta didik di kelas XII seluruhnya ada sebanyak 16 rombongan belajar. Tabel 4.1 Data Siswa SMK PUSTEK Serpong Tahun Ajaran 2014/ 2015 Jurusan X XI Teknik Permesinan Teknik Kendaraan Ringan Teknik Komputer Jaringan Administrasi Perkantoran Multimedia Akuntansi Teknik Sepeda Motor Teknik Permesinan Teknik Kendaraan Ringan Teknik Komputer Jaringan Administrasi Perkantoran Multimedia Jumlah Jumlah Jumlah rombel siswa keseluruhan 3 121 2 84 4 166 3 99 4 2 1 3 3 159 88 29 95 101 4 158 2 88 4 140 746 645 Ket 52 XII 4. Akuntansi Teknik Permesinan Teknik Kendaraan Ringan Teknik Komputer Jaringan Administrasi Perkantoran Multimedia Akuntansi 2 3 2 63 119 82 4 144 570 2 77 3 2 97 51 Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling di SMK PUSTEK Serpong a. Ruang Bimbingan dan Konseling Ruang bimbingan dan konseling (BK) merupakan salah satu sarana yang penting mempengaruhi kualitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Secara geografis ruang BK terletak di lantai 2 bersebelahakan dengan ruang perpustakaan, sedangkan ditinjau dari keadaan ruang BK dan segi luas ruangan sudah cukup memenuhi standar ideal. Di dalam ruangan terdapat 1buah meja panjang dengan 12 sekat, 1 set meja untuk tamu, 1 ruangan untuk proses konseling, sebuah meja komputer, printer, dan beberapa inventaris ruang lainnya serta fasilitas bimbingan dan konseling. b. Administrasi Bimbingan dan Konseling 1) Administrasi BK perkelas Administrasi BK perkelas dilaksanakan unntuk mengetahui kondisi keberadaan siswa siswa yang terdiri dari buku pemantauan kehadiran siswa, grafik ketidak hadiran siswa. 2) Pola 17 dalam pelayanan Pola ini merupakan layanan yang akan diberikan kepada siswa. Pola yang diditerapkan yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penyaluran dan penempatan, layanan pembelajaran, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan 53 kelompok, layanan konsultasi, layanan mediasi, aplikasi instrumentasi, himpunan data, konfrensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus. 3) Data pekerjaan orang tua Data ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan kondisi keluarga siswa sebagai pelengkap untuk konseling. 4) Buku administrasi bimbingan dan konseling Buku administrasi BK di sekolah ini terdiri dari bimbingan pribadi, bimbingan sosial, belajar, keluarga, home visit, silabus/RPP, program tahunan, progam bulanan, kartu konseling dan bimbingan kelompok. Tabel 4.2 Data Ruangan Sarana Prasarana BK di SMK PUSTEK Serpong Tahun 2015 Rusak Ringan Rusak Berat Rusak Total Bangun Ruang Baik Jumlah Ruang khusus bimbingan dan konseling Komputer PC 1 Printer Telepon Loker Lemari arsip Lemari penyimpanan data siswa Lemari penyimpan dokumen AC Dispenser CCTV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 54 5. Struktur Organisasi SMK PUSTEK Serpong 6. Komite Sekolah H. Oo Madiyah Kepala Sekolah Drs. H. Mathodah S., M. Si h h PKS Sapras PKS BP/ BK H. Rusli, S. sos Danang SN, S. Pd Wakil Kepala Sekolah Ir. Harmen Latief., M. MPd. PKS Kurikulum Kepala Tata Usaha Saiful Andhi, h ST Peni Herawati, S. Pd, M. MPd. Nuraeni, S. sos Masri, SE. Staf Ur. Adm umum h Yoyoh Nuryeti, S. Pd h h PKS Pembina OSIS PKS Kesiswaan Herdi Supriyadi, S. Pd Ridwan, SE PKS Humas/ Hubin Endah Novitasari S.P Dewi Susinawati, S. Pd h h h Ka. Prog Pemesinan Dedi Ediono, S. Pd. Ka. Beng h Pemesinan Darja H h Staf Ur. IT & dinas Ahmad, A. Md Staf Ur. Piket & siswa Jaswari Rohani apriyanty SIP h h Ka. Prog TKR/ h Otomotif Achmad Iwa Istiwa, ST Ka. Prog TKJ Sumiyadi, SE h Ka. Beng TKR/ Otomotif A. hHermansyah, Md Ka. lab komputer Indrawan AF, S. Kom MR. TKJ/ Assembling Anita Triana, A. Md MR. TKR/ Otomotif hMat Sarifudin h Dewan Guru h Siswa h Ka. Prog MM Drs. H. Karwandi Ka. Prog Bisnis & Manaj Dra. Titik Asmiati h MR. MM/ Ka. Lab bisnis & manaj Sufira wahyuni h Assembling Sahroni h h 55 7. Guru BK di SMK PUSTEK Serpong Guru BK adalah adalah guru yang memberikan bantuan dalam memecahkan masalah-masalah yang dialami siswa. Adapun guru di SMK PUSTEK Serpong berjumlah 4 orang personal terdiri 1 Koordinator dan 3 anggota guru BK Tabel 4.3 Guru BK SMK PUSTEK Serpong Tahun 2015 NO Nama Pendidikan Jabatan Terakhir 1 Danang, S.Pd. S1 Psikologi Koordinator guru BK 2 Nahrowi, S.Pd. S1 Bimbingan dan Guru BK Konseling 3 Fatiah, S.Pd. S1 Psikologi Guru BK 4 Sufira Wahyuni, S.Pd S1 Psikologi Guru BK B. Deskripsi Data Dalam penelitian ini penulis mewawancarai kepala sekolah, koordinator BK, 3 guru BK dan 5 siswa dengan tujuan untuk medapatkan data yang lengkap tentang pelaksanaan program bimbingan pribadi dan sosial. Berdasarkan hasil observasi, wawancara,dan studi dokumentasi, maka hasil penelitian diuraikan sebagai berikut : Program bimbingan dan konseling diarahkan kepada upaya memfasilitasi siswa untuk mengenal diri serta lingkungannya. Bimbingan konseling yang ada di SMK PUSTEK Serpong cukup berkembang, salah satu layanan bimbingan yang dibutuhkan siswa yaitu bimbingan pribadi dan sosial. Dalam upaya meningkatkan mutu layanan bimbingan dan konseling maka diadakannya layanan bimbingan pribadi dan sosial agar 56 siswa dapat menghadapi masalah yang kompleks baik pada dirinya maupun terhadap orang lain. Bimbingan pribadi dan sosial sebaiknya tidak hanya diberikan kepada siswa yang bermasalah tetapi bimbingan juga diberikan kepada siswa yang tidak bermasalah, misalnya layanan informasi mengenai menggali potensi diri, pengetahuan, agama, tata krama, cara bersikap, tentang masa puber, pengetahuan mengenai penyalahgunaan narkoba, sex bebas, dll. Berdasarkan hasil wawancara selama penelitian yang dilakukan ,berikut disajikan data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong sebagai berikut: 1. Perencanaan Layanan Bimbingan Pribadi dan Sosial Perencanaan merupakan awal dari sebuah dalam penyusunan program. Dengan perencanaan maka dapat menentukan hasil yang ingin dicapai dalam suatu program. Perencanaan program juga berkaitan dengan proses layanan yang diberikan diharapkan akan memeperlancar proses pelayanan bimbingan. Berikut ini dijelaskan tahap – tahap penyusunan program di SMK PUSTEK Serpong sebagai berikut : a. Penyusunan program layanan bimbingan pribadi dan sosial. Program merupakan suatu kesatuan kegiatan yang berkesinambungan. Dengan adanya suatu program maka terdapat sebuah landasan dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan untuk mencapai hasil yang maksimal dari kegiatan yang dilakukan. Program Bimbingan yang baik yaitu program bimbingan yang bila dilaksanakan dengan efisien dan efektif. Dalam penyusunan program bimbingan kepala sekolah berperan dalam pembuatan acuan/landasan berikut kutipan wawancara kepala sekolah “ Sebelum saya melakukan layanan 57 bimbingan saya membutuhkan landasan/ acuan program dalam memberikan layanan agar layanan yang saya berikan tepat sasaran.”1 Jadi menurut kepala sekolah dalam penyusunan bimbingan pribadi dan sosial menggunakan landasan / acuan dalam memberikan layanan agaran layanan yang diberikan tepat sasaran. Guru BK di SMK PUSTEK Serpong juga membutuhkan landasan dalam melaksanakan layanan bimbingan pribadi dan sosial. Hasil wawancara dengan guru BK yaitu Ibu Fathia memperkuat penyataan diatas, yaitu sebagai berikut: “Ya tentu saja, sebelum saya melakukan layanan bimbingan saya membutuhkan landasan/ acuan program dalam memberikan layanan agar layanan yang saya berikan tepat sasaran.”2 Petikan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa guru BK memerlukan landasan dalam melaksanakan bimbingan bimbingan pribadi dan sosial dalam acuan program. Jadi kesimpulannya dalam penyusunan program bimbingan pribadi dan sosial menggunakan acuan program seperti penyusunan program sesuai dengan kebutuhan bimbingan yang disesuaikan dengan tujuan yang ideal dan bersifat realistis dalam pelaksanaanya, menggunakan fasilitas yang menunjang jalannya layanan bimbingan dan menyediakan fasilitas yang memadai, program kerja yang berjalan dengan sistematis, evaluasi program bimbingan untuk mengukur seberapa jauh rencana, program kerja yang terealisasi. Menurut kepala sekolah pembuatan acuan program dibuat dengan kerja sama dengan para stake holder berikut kutipan 1 Drs. H. Mathodah S, M.Si., Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, 15 Desember 2014. Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014. 2 58 wawancaranya “Acuan program bimbingan di buat oleh seluruh stakeholder yang terkait seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah,wali kelas, guru BK, kesiswaan, pembina osis dan personil sekolah, dll”.3 Menurut Bapak Danang pihak yang terlibat dalam penyusunan bimbingan “penyusunan bimbingan dibuat dengan bekerja sama dengan stake holder, seperti kepala sekolah, guru BK, wali kelas, kesiswaan,dll.”4 Dari kutipan wawancara diatas kepala sekolah membuat program acuan layanan bimbingan tidak hanya bekerja sama dengan guru BK saja tetapi juga bekerja sama dengan seluruh stake holder yang ada bekerja sama untuk membuat program layanan bimbingan yang efektif dan sesuai dengan tujuan bimbingan. b. Persyaratan program bimbingan pribadi dan sosial Dalam bimbingan pribadi dan sosial ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Guru BK menurut Ibu Sufira Wahyuni, yakni: “Sesuai dengan acuan/landasan program ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam bimbingan yaitu: Personil yang memadai yakni harus memenuhi standar kriteria yaitu minimal pendidikan terakhir S1 dan jurusan bimbingan dan konseling/ psikologi. Fasilitas fisik yang memadai untuk melakukan suatu bimbingan seperti ruang khusus bimbingan dan konseling , meja, kursi, dll. Fasilitas teknis yakni tes, angket, daftar dan cek, skala penilaian, dll. Anggaran yang memadai untuk kelancaran layanan bimbingan”5 Menurut Bapak Nahrowi persyaratan yang harus dipenuhi dalam program bimbingan pribadi dan sosial adalah : 3 Drs. H. Mathodah S, M.Si., Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, 15 Desember 2014. Danang,S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13 Desember 2014. 5 Sufira Wahyuni,S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014. 4 59 “Sesuai dengan acuan program yang telah dibuat persysaratannya yaitu, minimal harus lulusan S1, jurusan BK/ Psikologi, fasilitas yang memadai dalam bimbingan baik secara teknis maupun secara fisik, lalu anggaran yang memadai.6 Jadi kesimpulan dari pernyataan diatas Persyaratan program bimbingan harus memenuhi beberapa syarat seperti yang telah dijelaskan diatas oleh guru BK yakni harus memenuhi syarat yaitu pendidikan terakhir minimal S1 dan mengambil jurusan bimbingan dan konseling/ psikologi, lalu fasilitas fisik yang memadai meliputi ruang untuk konseling, ruang kerja konselor, ruang pertemuan, ruang bimbingan kelompok, ruang penyimpanan data, meja, kursi, dll. Selanjutnya fasilitas teknis yang memadai meliputi alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data seperti tes, angket, daftar dan cek, skala penilaian dan lain sebagainya. Dan untuk kelancaran bimbingan pribadi dan sosial maka diperlukan anggaran yang memadai baik untuk personil, pengadaan dan pengembangan alat, dan lain sebagainya. c. Menetapkan jenis layanan bimbingan pribadi dan sosial Setelah memaparkan persyaratan program selanjutnya adalah menetapkan jenis layanan yang digunakan. Berikut kutipan wawancara dengan Ibu Fatiah selaku guru BK: “Layanan yang saya berikan dalam pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan bimbingan kelompok, dan layanan konsultasi.”7 Menurut Bapak Nahrowi selaku guru BK : 6 Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember 2014. 7 Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014. 60 “Layanan yang diberikan dalam bimbingan pribadi dan sosial biasanya yang sering dipergunakan adalah jenis layanan orientasi dan informasi. Karena jika layanan orientasi terdapat dalam MOS (Masa Orientasi Sekolah) dan layanan informasi pada saat kapanpun apabila ada informasi yang penting harus disampaikan.”8 Guru BK beranggapan bahwa jenis layanan bimbingan yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan siswa kaitannya dengan tujuan bimbingan pribadi dan sosial dengan mempertimbangkan keberagaman masalah dan sesuai dengan tingkat kematangan siswa. Menurut Ibu Sufira selaku guru BK : “Jenis layanan yang saya berikan sudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa serta keberagaman masalah yang timbul disesuaikan dengan tingat kematangan siswa.”9 Selanjutnya paparan yang berbeda yang diungkapkan oleh Pak Danang selaku koordinator guru BK bahwasanya “Pada dasarnya jenis layanan yang dipakai sudah baik hanya saja ada beberapa yang tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga perlu adanya perbaikan.” 10 Berdasarkan hasil kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa layanan yang ditetapkan untuk membantu tercapainya tujuan program bimbingan pribadi dan sosial adalah layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan bimbingan kelompok, dan layanan konsultasi. Tetapi layanan dominan yang digunakan adalah layanan orientasi dan layanan informasi. Layanan bimbingan yang diberikan guru BK diyakini sesuai dengan dengan kebutuhan siswa 8 serta keberagaman masalah Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember 2014. 9 Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014. 10 Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13 Desember 2014. 61 yang timbul disesuaikan dengan tingkat kematangan siswa, namun ada beberapa yang tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan perlu adanya pembenahan atau perbaikan. 2. Implementasi layanan bimbingan pibadi dan sosial Implementasi merupakan tindak lanjut dari perencanaan yang telah disusun, implemenasti adalah aplikasi dari apa yang telah direncanakan, dengan begitu implemenatsi dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini tahapan impelemtasi bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong yaitu sebagai berikut: a. Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial Guru BK tidak mendapatkan jam pelajaran khusus dalam memberikan layanan bimbingan pribadi dan sosial, tetapi guru BK hanya masuk ke dalam kelas apabila ada jam pelajaran yang kosong atau guru yang berhalangan untuk mengajar. Berikut kutipan wawancara dengan Bapak Nahrowi selaku guru BK: “Tidak ada jam khusus untuk pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial tetapi jika ada jam pelajaran yang kosong atau ada guru yang berhalangan untuk mengajar maka saya menggantikan untuk mengisi materi bimbingan”.11 Menurut Bapak Danang, S.Pd. sebagai koordinator guru BK, “Implementasi bimbingan pribadi dan sosial dilakukan tidak menentu dan tidak ada jam yang khusus biasanya dilakukan bila ada guru yang tidak hadir atau berhalangan untuk hadir.”12 Menurut Ade sebagai siswa “ Jika bentuk bimbingan pribadi biasanya guru BK memberikan bimbingan mengenai 11 2014 12 Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13 Desember 2014 62 masalah yang dialami pribadi misalnya, sholat, membaca Al-Quran selama lima menit sebelum dimulainya pelajaran, apabila terlambat datang ke sekolah maka dikenai sangsi yaitu membaca surat pendek sebanyak 3 surat. Jika bimbingan sosial biasanya guru BK memeberikan bimbingan pada saat upacara mengenai tata krama, cara bersikap, tata tertib, masalah tawuran, dll.13 Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa implementasi bimbingan pribadi dan sosial yang dilaksanakan tidak memiliki jam khusus untuk melakukan layanan bimbingan tetapi melakukan bimbingan apabila ada jam pelajaran yang kosong dan saat guru berhalangan hadir. Guru BK mengungkapkan bahwa dalam implemantasi layanan bimbingan pribadi dan sosial selalu bekerja sama dengan pihak yang terkait yaitu guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, kesiswaan dan kepala sekolah sebagai penentu kebijakan. Berikut kutipan wawancara dengan Ibu Fatiah selaku guru BK: “Dalam pelaksanaanya program bimbingan pribadi dan sosial ini kami guru BK bekerja sama dengan seluruh stake holder seperti wali kelas, orang tua, kesiswaan, dan kepala sekolah sebagai penentu kebijakan.”14 Menurut Ibu Sufira “ Implementasi bimbingan pribadi dan sosial ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama oleh pihak yang terkait yaitu kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, kesiswaan, dan tentu saja pihak luar seperti kepolisian, BNN, dan pihak lainnya yang membantu jalannya proses bimbingan ini”15 Berdasarkan hasil kutipan wawancara diatas bahwa pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial bekerja sama dengan 13 Ade Septiana, Siswa., Wawancara Pribadi, 16 Desember 2014. Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014. 15 Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014. 14 63 stake holder yang terkait yaitu kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, kesiswaan, dan pihak yang luar yang terkait yakni polisi, BNN, dll. Implementasi bimbingan pribadi dan sosial berjalan dengan berjalan secara bersama tidak dapat dipisahkan hanya saja dalam peraturan yang baru bimbingan pribadi dan sosial dipisahkan tetapi tetap memiliki esensi yang sama. Berikut adalah pemaparan impelementasi bimbingan pribadi menurut Ibu Fatiah selaku guru BK: “Implementasi bimbingan pribadi dilaksanakan perkasus, dan ada juga beberapa anak yang tidak memiliki masalah tapi hanya berkonsultasi mengenai masalah keluarga, masalah pribadi/ individual. Bentuk bimbingan pribadi ada dua yaitu bimbingan individual dan kelompok, tetapi lebih dominan bimbingan dilakukan secara individual karena bersifat pribadi melibatkan permasalahan yang dialami oleh siswa. Jika bentuk bimbingan kelompok biasanya sejumlah murid yang memiliki masalah yang sama dan menyelesaikan masalahnya secara sama, Tetapi bentuk bimbingan ini jarang.”16 Sedangkan menurut Bapak Nahrowi “Implementasi bimbingan pribadi dilakukan setiap hari, dilaksanakan dengan perkasus, bentuknya seperti pemanggilan siswa, tatap muka, mengungkapkan masalah mengenai persoalan apa yang dihadapi individual.”17 Menurut Ade selaku siswa “Jika bentuk bimbingan pribadi biasanya guru BK memberikan bimbingan mengenai masalah yang dialami oleh pribadi misalnya sholat, membaca alquran selama 5 menit sebelum dimulainya pelajaran, apabila terlambat datang ke 16 17 2014. Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014. Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember 64 sekolah maka dikenai sangsi yaitu membaca surat pendek sebanyak 3 surat”.18 Menurut Widia selaku siswa “Saya dipanggil wali kelas, lalu diserahkan ke guru BK dalam penanganan masalah, dan memanggil orang tua, lalu diberikan surat perjanjian oleh guru BK, diberi sanksi sesuai dengan pelanggaran.19 Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan pribadi dilaksanakan dengan perkasus, bentuknya seperti pemanggilan siswa yang bermasalah, tatap muka dan siswa yang datang sekedar ingin berkonsultasi mengenai masalah pribadi, keluarga, lingkungan, dll bimbingan pribadi ini dilakukan secara individul dan bersifat pribadi dan rahasia yang melibatkan permasalahan yang dialami oleh individu. Selanjutnya implementasi bimbingan sosial menurut Bapak Danang “Implementasi bimbingan sosial yaitu bimbingan dilakukan kelas dengan menjelaskan tata terib sekolah, tata cara bergaul, besikap antar sesama teman, guru, orang tua, lingkungan, dll”.20 Menurut Ibu Sufira implementasi bimbingan sosial yaitu : “Bentuk implementasi bimbingan sosial adalah dengan cara memberikan pemahaman kepada siswa etika bergaul dengan teman sebaya, dan tata krama terhadap guru, orang tua, masyrakat, dll. Tolong menolong kepada sesama teman misalnya menjenguk teman yang sedang sakit atau terkena musibah maka siswa patungan untuk membantu dan menyumbangkan pakaian, sembako kepada siswa yang kurang mampu dengan seikhlasnya dan juga 18 Ade Septiana, Siswa., Wawancara Pribadi, 16 Desember 2014. Widia., Siswa, Wawancara Pribadi, 17 Desember 2014. 20 Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13 Desember 2014. 19 65 dukungan atau motivasi kepada teman yang sedang terkena musibah”.21 Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan bimbingan sosial dilakukan dengan cara klasikal mengenai tata tertib, etika bergaul, tata krama terhadap guru, orang tua,masyarakat,dll, tolong menolong. Dalam implementasi bimbingan pribadi ada beberapa jenis masalah yang dihadapi menurut Ibu Fatiah “Jenis masalah Masalah Kedisplinan, merasa rendah diri, terlambat, bolos, absensi, keluar saat pelajaran, penurunan minat belajar, tawuran, masih memiliki kebiasaan mencontek,dll”.22 Menurut Bapak Danang “Jenis masalah yang dihadapi dalam bimbingan pribadi adalah masalah kurang percaya diri dalam bergaul, kurang disiplin, malas belajar, kurangnya motivasi dalam beragama, masalah merokok”.23 Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa jenis masalah yang dihadapi mengenai kurangnya dalam bimbingan pribadi adalah ketakwaan kepada tuhan yang maha esa, masalah tata tertib, masalah merokok, masalah mencontek, bolos, penurunan minat belajar, dll. Selanjutnya mengenai jenis masalah dalam bimbingan sosial menurut Ibu Sufira adalah “ Jenis Masalah yang dihadapi dalam bimbingan sosial adalah masalah komunikasi kepada sesama teman, guru, orang tua, lingkungan, etika dalam bergaul, kurang 21 Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014. 22 Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014. 23 Danang, S.Pd.,Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13 Desember 2014. 66 berpatisipasi dalam kegiatan sosial baik di dalam maupun luar sekolah, tidak suka dikritik, dll.24 Sedangkan menurut Bapak Nahrowi “Jenis masalah yang dihadapi dalam bimbingan sosial adalah masalah tata tertib, masalah merokok, masalah kepada guru karena sering meninggalkan kelas saat jam pelajaran,tawuran, pergaulan yang menyimpang”25 Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa jenis masalah yang dihadapi dalam bimbingan sosial adalah masalah komunikasi, etika bergaul, tata tertib, kurangnya berpartisipasi dalan kegiatan didalam maupun luar sekolah, kurang menghormati guru dengan meninggalkan kelas saat jam pelajaran, tawuran, masalah pergaulan yang menyimpang, dll. Selanjutnya dalam bimbingan implementasi bimbingan pribadi ada beberapa teknik yang digunakan dalam kegiatan bimbingan menurut Ibu Fatiah yakni: “Teknik yang digunakan face to face tentang masalah yang terjadi diberikan pengarahan kepada siswa dan pemanggilan orang tua ke sekolah, pemberian sanksi tergantung dengan masalah apa yang dihadapi oleh siswa. Jika masalah sangat besar dan sulit dihadapi maka akan diadakannya sangsi tegas seperti penyalahgunaan narkoba dengan cara surat pengunduran diri dari sekolah.”26 Menurut Pak Nahrowi teknik yang digunakan dalam bimbingan pribadi adalah “Teknik individual, jadi siswa menjelaskan problem apa yang dihadapi dan guru BK mendengarkan lalu mengarahkan siswa dan memberikan solusi 24 Sufira Wahyuni, S.Pd,. Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014. 25 Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember 2014. 26 Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014. 67 kepada permasalahan yang dihadapi dan melakukan kunjungan ke rumah siswa yang bermasalah”. Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa teknik yang digunakan dalam bimbingan pribadi teknik tatap muka (face to face) tentang masalah yang dihadapi, melakukan pemanggilan orang tua, melakukan kunjungan rumah (home visit). Selanjutnya teknik bimbingan sosial menurut Pak Danang “Menggunakan teknik bimbingan kelompok, dengan metode kunjungan rumah (home visit) untuk mengetahui kondisi keluarga dan lingkungan siswa, diskusi kelompok pada saat dikelas mengenai permasalah yang dihadapi secara klasikal.”27 Menurut Ibu Sufira teknik bimbingan sosial “ Teknik yang digunakan metode konsultasi, kegiatan kelompok, dan kegiatan organisasi, seharusnya menggunakan metode psikodrama dan sosiometri tetapi dikarenakan fasilitas yang belum memadai dan jadwal yang tak menentu mengakibatkan belum terlaksananya bimbingan tersebut.”28 Jadi kesimpulan dari beberapa wawancara diatas teknik bimbingan sosial menggunakan teknik bimbingan kelompok secara klasikal, dengan metode konsultasi, kunjungan rumah (home visit), kegiatan kelompok, kegiatan organisasi, seharusnya metode sosiometri dan psikodrama tetpai karena fasilitas yang belum memadai dan bimbingan hanya dilakukan pada saat jam pelajaran kosong dan tak menentu menyebabkan belum terlaksananya bimbingan tersebut. 27 Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13 Desember 2014 28 Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014 68 b. Pencapaian tujuan layanan bimbingan pribadi dan sosial Pencapaian tujuan tidak terlepas dari pelaksanaan bimbingan program layanan yang direalisasikan dalam pencapaian tujuan. Melaksanakan program direncanakan dalam wujud yang nyata untuk pencapaian tujuan yang diinginkan. Menurut guru BK pencapaian tujuan sudah berjalan dengan baik tetapi masih perlu perbaikan. Menurut Ibu Fatiah “Secara umum tujuan pencapaian pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan dengan efektif sesuai dengan rencana tetapi masih terdapat kekurangan “29 Menurut Bapak Danang “Pencapaian tujuan bimbingan sudah cukup baik hanya saja masih memiliki kekurangan dan perlu adanya perbaikan”. 30 Dari kutipan wawancara diatas pencapaian tujuan bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan dengan cukup efektif tetapi masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaanya dan perlu adanya perbaikan. c. Implementasi jenis layanan Implementasi jenis layanan disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Guru BK memiliki beberapa jenis layanan sehingga jenis layanan yang dipakai dapat berjalan dengan efektif. Menurut Bapak Nahrowi “Disini terdapat beberapa jenis layanan yang dipakai jenis layanan yang diberikan kepada siswa tergantung kepada kebutuhan siswa dan perkembangan siswa.”31 29 Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014. Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13 Desember 2014. 30 69 Menurut Ibu Sufira “Jenis layanan bimbingan yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik tetapi masih harus diperbaiki”.32 Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis layanan yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa, tetapi dalam implementasi program masih terdapat kekurangan dan harus melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas jenis pelayanan. 3. Evaluasi bimbingan pribadi dan sosial a. Hambatan dalam segi internal dan eksternal Kriteria yang dilakukan untuk menilai keberhasilan implementasi program bimbingan pribadi dan sosial mengacu kepada ketercapaian kompetensi serta terpenuhinya kebutuhankebutuhan siswa. Dalam keseluruhan kegiatan pelayanan penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan pelayanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Untuk keberhasilan suatu program maka perlu adanya evaluasi. Program implementasi bimbingan disusun dengan cara bertahap dan berkesinambungan. Impelementasi bimbingan pribadi dan sosial tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan dan direncanakan dikarenakan beberapa hambatan. Dalam pencapaian tujuan implemantasi bimbingan pribadi dan sosial tidak lepas dari beberapa hambatan dan kendala maka kendala tersebut dievaluasi dan dilakukan beberapa perbaikan dan apabila program yang sudah 31 Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember 2014. 32 Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014. 70 berjalan dengan baik maka dipertahankan dan dikembangkan untuk mendapatkan kualitas porgram yang efektif. Menurut Ibu Fatiah permasalahan yang terjadi dalam segi internal dan eksternal sebagai berikut: “Hambatan dalam segi internal walaupun sudah ada 4 guru BK untuk menangani siswa yang jumlahnya ribuan maka guru BK tidak dapat memperhatikan kebutuhan siswa secara mendetail hanya beberapa saja jika siswa bermasalah, jiksegi eksternal yaitu kurangnya komunikasi antara orang tua dan guru BK dan kurang terbukanya orang tua terhadap guru BK terhadap permasalahan siswa, dan tidak ada jadwal yang menentu dalam bimbingan pribadi dan sosial, jadi bimbingan hanya ada jika pelajaran yang kosong.”33 Menurut Ibu Sufira hambatan dalam implementasi yaitu : “Hambatan dalam segi eksternal menjalin hubungan komunikasi dengan orang tua agar tidak terjadi kesalah pahaman dan orangtua bersikap terbuka terhadap permasalahan yang dihadapi siswa. Lalu dalam segi intenal saya sebagai guru BK berusaha untuk memahami perkembangan siswa sesuai dengan kebutuhan siswa tidak hanya pada siswa yang bermasalah saja tetapi juga kepada siswa yang hanya berkonsultasi untuk mendapatkan bimbingan, melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang dalam bimbingan”. 34 Menurut kepala sekolah Bapak Mathodah kendala/ hambatan dalam implementasi bimbingan pribadi dan sosial sebagai berikut : “Kendala fasilitas sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam pelaksanaan bimbingan, menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa tentang permasalahan siswa, dan karena jumlah siswa yang banyak maka keterbatasan guru BK 33 Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014. Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014. 34 71 untuk memantau perkembangan siswa sesuai dengan kebutuhannya, jadi apabila ada masalah saja guru bk membantu permasalahan siswa, meskipun ada beberapa yang berkonsultasi mengenai masalah pribadi namun seharusnya ada tindakan pencegahan/ preventif sebelum terjadi permasalahan”.35 b. Cara mengatasi hambatan Menurut Bapak bimbingan yaitu: Danang cara mengatasi hambatan “Cara mengatasi hambatan dalam segi internal yaitu dengan cara guru harus mulai belajar memahami perkembangan dan kebutuhan siswa secara individu meskipun jumlahnya banyak tetapi personil BK jumlahnya ada 4 orang jadi kami bekerja sama dengan stake holder yang lainnya, dan apabila dalam segi eksternal yaitu dengan selalu berkomunikasi dengan orang tua tentang perkembangan siswa supaya tidak ada kenjangan dan hal yang tutupi oleh orang tua mengenai masalah yang dihadapi siswa”.36 Menurut Ibu Sufira cara mengatasi hambatan bimbingan yakni: “Cara mengatasi kendala yang diperoleh dalam bimbingan pribadi dan sosial ada dua yakni internal dan eksternal, jika dalam hambatan internal yakni guru BK yang kurang memahami masalah siswa dan tidak selalu mengetahui keadaan siswa, jika dalam segi eksternal orang tua yang kurang kooperatif kepada guru BK mengenai masalah siswa cenderung menutupi masalah siswa, selanjutanya sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam pelaksanaan.”37 Menurut Bapak Mathodah cara mengatasi hambatan bimbingan yaitu : “Cara mengatasi hambatan dan kendala dengan cara berusaha untuk melengkapi sarana dan prasarana dalam pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial, lalu bekerja sama dengan 4 personil BK, wali kelas, kesiswaan, osis, dan stake 35 Drs. H. Mathodah S, M.Si, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, 15 Desember 2014. 36 Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13 Desember 2014. 37 Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11 Desember 2014. 72 holder dalam memantau perkembangan sisiwa, dan mejalin komunikasi yang baik dengan orang tua siswa. Menghimbau kepada siswa untuk tindakan pencegahan/ preventif sebelum terjadinya masalah misalnya penyalahgunaan narkoba, HIV aids, melarang untuk merokok, dll. Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan cara mengatasi hambatan bimbingan pribadi dan sosial ada 2 segi yaitu internal dan eksternal, jika dalam segi internal jika guru BK kurang memahami tentang perkembangan siswa dan kebutuhan siswa dikarenakan jumlah siswa yang banyak maka guru bk bekerja sama dengan 1 koordinator BK, dan 3 personil bk bekerja sama dan dengan bantuan stake holder lainya dalam pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial, lalu jika segi eksternal maka para guru BK melakukan pendekatan dengan orang tua menjalin komunikasi dengan baik untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa, agar orang tua tidak cenderung menutupi permasalahan dan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis lakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Implementasi bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan cukup efektif hanya saja dalam pelaksanaan bimbingan belum adanya jadwal untuk bimbingan guru BK hanya memberikan bimbingan apabila ada jam pelajaran yang kosong/ guru mata pelajaran berhalangan untuk mengajar. 2. Dalam pelaksanaan bimbingan personil BK yang berjumlah 4 orang sudah cukup membantu mengatasi masalah siswa tetapi jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang banyak mengakibatkan guru BK kurang memahami perkembangan siswa. 3. Pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial hanya jika terjadi permasalahan pada siswa minimnya siswa yang berkonsultasi untuk melakukan bimbingan tanpa dipanggil terlebih dahulu, tindakan preventif/ pencegahan yang kurang dalam implementasi bimbingan 4. Dalam implementasi program bimbingan pribadi dan sosial sarana dan prasarana yang digunakan kurang memadai untuk menunjang implementasi program dan ada beberapa yang belum lengkap seperti teknik menggunakan sosiodrama dan psikodrama dalam bimbingan. 5. Dalam implementasi bimbingan pribadi dan sosial dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di buat secara terpisah tetapi dalam pelaksanaanya dilaksanakan secara bersamaan dan berkesinambungan karena seyogyanya bimbingan pribadi dan sosial saling terkait sulit untuk dipisahkan. 73 74 B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang mungkin menjadi bahan pertimbangan dalam implementasi bimbingan pribadi dan sosial di sekolah sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah a. Memperbaharui program sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa b. Melengkapi fasilitas sarana dan prasarana yang memadai untuk layanan bimbingan pribadi dan sosial c. Membuat bimbingan yang terjadwal, bimbingan tidak hanya diberikan pada saat jam pelajaran kosong. 2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling a. Berupaya meningkatkan kerja sama dan komunikasi dengan kepala sekolah, guru bidang studi, juga wali murid sehingga masalah-masalah yang dihadapi lebih cepat diketahui dan dapat segera diselesaikan. b. Mengintensifkan pelaksanaan program bimbingan pribadi dan sosial yang bersifat preventif, remedial teaching, cara berprilaku dengan guru,siswa dan lingkungan yang baik serta pemberian pemanfaatan waktu secara efektif. c. Agar guru BK berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk membuat jadwal bimbingan pribadi dan sosial. DAFTAR PUSTAKA Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003. Badrujaman, Aip Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Indeks, 2011. Sulistyarini dan Mohammad Jauhar, Dasar-Dasar Konseling, Jakarta: Prestasi Pustaka Karya, 2014. Aqib, Zainal, Ikhtisar Bimbingan&Konseling di Sekolah, Bandung: Yrama Widya,2012. Hallen ,Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat pers,2002. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta : Raja Grafindo Persada 2007. W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: Widiasarana Indonesia,1999. Salahudin, Anas, Bimbingan dan Konseling, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010 Hikmawati, Fenti Bimbingan dan Konseling Jakarta : Rajawali pers, 2010 Slameto, Bimbingan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, 1988 Surya, HM , Bimbingan dan Konseling, Jakarta:Depdikbud,1997. Depdiknas. Penataan pendidikan Profesional Konselor Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam jalur Pendidkan Formal, Jakarta: Departmen Pendidikan Nasional , 2007 Thantawy, Kamus Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Pamantor,1997 Rahman , Hibana S, Bimbingan &Konseling Pola 17 ,Yogyakarta: Ucy Press, 2003 Gunarsa , Ny.Y.Singgih D., Psikologi Untuk Membimbing, Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2000. Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Malang:volume 1,nomer 1,September 2011. Partowisastro , Koestoer, Bimbingan & Penyuluhan di Sekolah-Sekolah Jilid I, Jakarta : Erlangga, 1985 Ahmadi, Abu dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1991. Sukardi , Dewa ketut dan Desak P.E, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta:Rineka Cipta ,2008. Djumur, L & Surya ,M , Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah. Bandung: CV.Ilmu, 2003. Dewa Ketut Sukardi, Pengantar pelaksanaan program Bimbingan dan konseling di sekolah ,Jakarta:Rineka cipta, 2008 Yusuf Gunawan dan Catherine Dewi Liman Subroto, Pengantar Bimbingan dan Konseling Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta : PT Gramedia Pustaka utama 1992. Umar,HM, Santono, Bimbingan dan penyuluhan, Bandung: CV Pustaka, 1998 Asep Suryana dan Suryadi. Modul Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Direktur Jendral Pendidikan Islam,2009 Nana Syaodih Sukmadinata ,Metode Penelitian Pendididikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Ptraktek Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendekatan kualitatif dan kuantitatif R & D, Bandung : Alfabeta, 2009. Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda karya, 2011. INSTRUMEN OBSERVASI BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL Nama Sekolah : SMK PUSTEK Serpong Hari/Tanggal : Senin, 20 Oktober 2014 No Keterangan Kondisi Memadai Keterangan Tidak Memadai 1 Kepala Sekolah 2 Wakil Kepala sekolah Bidang Kesiswaan 3 4 No Guru Bimbingan dan konseling Wali kelas Keterangan Lembar Pengamatan (Observasi) Tabel 5.2 Sarana Materil Kondisi Memadai Tidak Memadai 1 Sarana materil (fisik) 2 Ruangan konselor 3 Ruangan Bimbingan 4 Ruangan Konselor 5 Ruangan konfrensi kelompok kecil 6 Ruangan Meditasi 7 Ruangan Layanan klerikal 8 Ruangan berkas, kartu Keterangan pribadi 9 Ruangan menyimpan chard,slide,film 10 Ruangan layanan penempatan 11 Ruangan tes individual 12 Ruangan kelas bimbingan kelompok No Keterangan Lembar Pengamatan (Observasi) Tabel 5.3 Anggaran Kondisi Memadai Tidak Memadai 1 Pengumpulan data tentang siswa 2 Angket 3 Pedoman Observasi 4 Pedoman wawancara 5 Sosiometri 6 Kartu pemeriksa kesehatan 7 Tes psikologi 8 Penyimpanan data tentang siswa 9 Buku 10 Folders 11 Booklets Keterangan 12 Map 13 Pelaksanaan bimbingan 14 Blangko Surat 15 Kartu Penyuluhan 16 Daftar kasus 17 Catatan bimbingan kelompok 18 Tata laksanan bimbingan 19 Alat alat tulis menulis 20 Blangko surat 21 Agenda surat 22 File surat 23 Laporan 24 Catatan kegiatan BERITA WAWANCARA “Implementasi Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK PUSTEK Serpong” Identitas Responden: Hari/Tanggal : Waktu : Tempat : Interviewe : Jabatan : 1. Apakah sebelum ibu/ bapak melakukan layanan bimbingan memiliki acuan/ landasan program? 2. Siapa saja yang berperan dalam pembuatan program bimbingan? 3. Bagaimana fasilitas BK yang disekolah bapak pimpin? 4. Apakah guru BK yang bertugas disekolah Bapak sesuai dengan latar belakang pendidikannya? 5. Apakah bapak mengadakan evaluasi dalam implementasi bimbingan pribadi dan sosial? 6. Kendala apa saja yang dihadapi pada saat implementasi bimbingan pribadi dan sosial? PEDOMAN WAWANCARA “Implementasi Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK PUSTEK Serpong” Identitas Responden: Hari/Tanggal : Waktu : Tempat : Interviewe : Kelas : 1. Apa kamu pernah memanfaatkan pelayanan BK? 2. Kapan anda mengikuti kegiatan bimbingan pribadi dan sosial? 3. Dari siapa saja anda mendapatkan bimbingan pribadi dan sosial? 4. Dimana saja kegiatan bimbingan pribadi dan sosial dilaksanakan? 5. Bagaimana bentuk pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial? 6. Apa yang anda peroleh setelah mendapatkan setelah mengikuti bimbingan pribadi dan sosial? 7. Bagaimana dampak layanan bimbingan pribadi dan sosial yang anda rasakan? SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI Jenjang Sekolah Sub Tugas Perkembangan : SMK PUSTEK Serpong : 1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Bidang Bimbingan Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Kelas Kegiatan Layanan 1) Kegiatan Pendukung2) Penilaian3) Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Memiliki kemantapan keimanan - Hakekat iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa - Mengagumi kebesaran Tuhan melalui ciptaannya - Menggali potensi diri untuk mengembangkan peranannya dalam kegiatan keagamaan di sekolah - Hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan - Melaksanakan kaidah-kaidah agama untuk mengembangkan aktualisasi diri APIN Laijapen HPDT Laijapan APIN Laijapen HPDT Laijapan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama yang dianut Bimbingan Pribadi 2. Memiliki kemantapan dalam melaksanakan kaidah-kaidah ajaran agama yang dianut ORIN X, XI, XII INFO PBLJ Bekerja sama dengan guru Agama 1. Memiliki kemantapan keyakinan - Nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari tentang aspek-aspek sosial kehidupan beragama Bimbingan Sosial 2. Melaksanakan secara mantap aspek-aspek sosial kehidupan beragama - Peran siswa dalam pembangunan tempat ibadah di sekolah - Mengembangkan fungsi tempat ibadah di sekolah - Toleransi antar umat beragama - Mengembangkan kepedulian siswa sesuai ajaran agama yang dianut - Mengelola organisasi kerohanian siswa - Cara bergaul dengan teman sesuai dengan ajaran agama ORIN X, XI, XII INFO PBLJ Bekerja sama dengan guru Agama 1 1) Jenis layanan : ORIN KPOR INFO BIKP PPNL KOKP PBLJ = = = = = = = 2) Jenis Kegiatan Pendukung layanan Orientasi layanan Konseling Perorangan layanan Informasi layanan Bimbingan Kelompok layanan Penempatan dan Penyaluran layanan Konseling Kelompok layanan Pembelajaran APIN HPDT KFKS KJRM ATKS = = = = = Aplikasi Instrumentasi Himpunan Data Konferensi Kasus Kunjungan Rumah Alih Tangan Kasus 3) Tahap Penilaian : Laiseg Laijapen Laijapan = penilaian segera = penilaian jangka pendek = penilaian jangka panjang 2 2 1. Memiliki kemantapan keyakinan bahwa belajar merupakan perintah Tuhan Yang Maha Esa Bimbingan Belajar 2. Memiliki kemantapan keyakinan bahwa kegiatan belajar yang sebaik-baiknya akan meningkatkan mutu kehidupan beragama 3. Mampu mewujudkan secara efektif, efisien dan produktif tentang kegiatan belajar sesuai dengan ajaran agama 1. Memiliki kemantapan keyakinan bahwa bekerja dan pengembangan karir merupakan perintah Tuhan Yang Maha Esa 2. Memiliki kemantapan keyakinan Bimbingan Karir bahwa bekerja dan pengembangan karir dapat meningkatkan kehidupan beragama 3 - Belajar seumur hidup - Belajar sebagai wujud ibadah - Belajar menjamin keberhasilan hidup dunia dan akhirat - Kesuksesan belajar meningkatkan kualitas ibadah - Fungsi ajaran agama di era globalisasi 4 5 6 7 APIN Laijapen HPDT Laijapan ORIN APIN Laijapen INFO HPDT Laijapan INFO X, XI, XII KPOR KPOK 8 Bekerja sama dengan guru Agama - Belajar yang efektif dan efisien sesuai ajaran agama - Motivasi belajar dalam kehidupan beragama - Bekerja sebagai bagian dari ibadah - Pengembangan sikap positif terhadap karier sesuai ajaran agama - Kesuksesan dalam karier menunjang peningkatan ibadah - Bekerja untuk ibadah - Sikap kerja keras dan tawakal dalam bekerja X, XI, XII Bekerja sama dengan guru Agama - Pemilihan karir sesuai dengan ajaran agama. efektif, efisien dan produktif tentang pengembangan persiapan - Berdoa sebelum dan sesudah bekerja karir sesuai dengan ajaran agama - Aplikasi nilai-nilai agama dalam pengembangan karir 3. Mampu mewujudkan secara 3 SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI Jenjang Sekolah Sub Tugas Perkembangan : SMK PUSTEK Serpong : 2. Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria atau wanita Bidang Bimbingan Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Kelas Kegiatan Layanan Kegiatan Pendukung Penilaian Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 APIN Laijapen HPDT Laijapan Bekerja sama dengan guru Biologi Bimbingan Pribadi Bimbingan Sosial Bimbingan Belajar Memiliki kesadaran pentingnya hubungan teman sebaya yang sehat dalam peranan yang mantap sebagai pria atau wanita - Etika pergaulan pria dan wanita Mampu menjalin hubungan yang sehat dan dinamis dengan teman sebaya dalam peranannya sebagai pria atau wanita - Etika bergaul dengan lain jenis 1. Memiliki pemantapan pemahaman tentang pentingnya hubungan teman sebaya dalam kegiatan belajar - Karakteristik sebagai pria dan wanita pentingnya hubungan teman sebaya dalam kegiatan belajar X, XI, XII - Perbedaan peran antara pria dan wanita - Mengikuti Organisasi Sekolah sesuai pengembangan peranannya sebagai pria atau wanita. PBLJ BIKP ORIN X, XI, XII INFO PBLJ APIN Laijapen HPDT Laijapan Bekerja sama dengan wali kelas dan Wakasek kesiswaan - Pembentukan Kelompok Belajar - Pemilihan Kegiatan Ekstrakurikuler - Memilih teman sebaya untuk kelompok belajar - Bimbingan Teman Sebaya (BTS) 2. Mampu mewujudkan ORIN - Menjaga hubungan baik dengan teman sebaya untuk sukses dalam belajar. ORIN X, XI, XII INFO PBLJ APIN HPDT Laiseg Laijapen Laijapan Bekerja sama dengan Wakasek Kesiswaan - Dampak positif dan negatif hubungan dalam kelompok belajar 4 1 2 1. Memiliki kemantapan Bimbingan Karir pemahaman tentang manfaat hubungan teman sebaya dalam pengembangan perencanaan karir tanpa membeda-bedakan kedudukan jenis kelamin tertentu dalam berkarir 2. Mampu mewujudkan pentingnya hubungan teman sebaya dalam pilihan karir tanpa membeda-bedakan kedudukan jenis kelamin tertentu dalam berkarir 3 4 5 6 INFO APIN BIKP HPDT 7 8 Laiseg Bekerja sama dengan instasi terkait dan orang tua - Manfaat hubungan teman sebaya dalam pengembangan karir - Teman sebagai sebagai sumber informasi karir - Pemanfaatan reuni alumni dapat menjadi sumber informasi kerja X, XI, XII - Memilih kegiatan ekstrakurikuler guna pengembangan karir. Laijapen Laijapan - Kegiatan asah trampil lewat kursus tertentu. - Membuat perencanaan masa depan 5 SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI Jenjang Sekolah : SMK PUSTEK Serpong Sub Tugas Perkembangan : 3. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat Bidang Bimbingan Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Kelas Kegiatan Layanan Kegiatan Pendukung Penilaian Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Memiliki pemantapan Bimbingan Pribadi pemahaman tentang kondisi jasmaniah yang sehat sesuai dengan jenis kelaminnya sebagai pria atau wanita - Tahap-tahap perkembangan masa remaja - Ciri-ciri pertumbuhan jasmaniah berdasarkan jenis kelamin. INFO - Pertumbuhan remaja yang sehat PBLJ APIN BIKP HPDT X, XI, XII 2. Memiliki kemampuan untuk meme-lihara dan merawat kondisi jasmaniah yang sehat 1. Menyadari pentingnya kondisi jasmani yang sehat dalam hubungan sosial - Upaya memelihara dan merawat kondisi jasmani yang sehat KPOR jasmani yang sehat dalam hubungan sosial Laijapan - Teori hubungan social “Jauhari window” dan aplikasinya - Bahaya narkoba dan sek bebas 2. Mampu menampilkan kondisi Laijapen - Pola hidup sehat dengan makanan yang bergizi dan seimbang INFO - Cara bergaul yang sehat pada remaja. Bimbingan Sosial Laiseg - Tampil meyakinkan di depan umum - Cara berpenampilan yang menarik dan sehat X, XI, XII PBLJ APIN Laijapen BIKP HPDT Laijapan KOKP 6 1 2 1. Memiliki pemahaman yang Bimbingan Belajar man-tap tentang pentingnya kondisi jasmani yang sehat dalam kegiatan belajar 2. Mampu memelihara dan merawat kondisi jasmani yang sehat untuk belajar 3 4 5 6 7 8 - Pengaruh antara kesehatan jasmani dan rohani pada diri anak. - Pengaruh kesehatan jasmani dalam motivasi belajar. - Menjaga kondisi fisik agar sehat dalam INFO X, XI, XII PBLJ BIKP belajar APIN HPDT Laiseg Laijapen Laijapan - Manfaat pola hidup sehat dalam kegiatan belajar. 1. Memiliki pemahaman yang mantap tentang pentingnya kondisi yang sehat dalam pengembangan karir - Memelihara kesehatan dalam mengembangkan karir - Mengembangkan kesehatan mampu meningkatkan karirt - Memahami kesehatan mampu menciptakan karir Bimbingan Karir 2. Mampu memelihara dan merawat kondisi jasmani yang sehat dalam rangka pengembangan persiapan karir - Pola makan menentukan masa depan - Tubuh yang sehat merupakan pangkal keberhasilan INFO X, XI, XII PBLJ BIKP APIN HPDT Laijapen Laijapan - Peranan kesehatan jasmani terhadap kelanjutan studi - Pengaruh kesehatan jasmani terhadap prestasi karir 7 SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI Jenjang Sekolah : SMK PUSTEK Serpong Sub Tugas Perkembangan 4 : Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas 1 Bimbingan PRIBADI Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Bidang Bimbingan Kelas 2 3 1. Memiliki kesadaran dan dorongan yang kuat untuk menguasai ilmu, teknologi dan seni yang menjadi program sekolah - Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam tanan kehidupan 2. Memiliki kesadaran dan dorongan untuk menlanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi - Informasi Perguruan Tinggi di dalam dan di luar negeri. 4 Kegiatan Layanan Kegiatan Pendukung Penilaian Keterangan 5 6 7 8 APIN Laiseg HPDT Laijapen ATKS Laijapan - Pentingnya menuntut ilmu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. INFO ORIN - Orientasi Perguruan Tinggi - Rencana studi lanjut X, XI, XII PBLJ BIKP 3. Memiliki kesadaran dan dorongan untuk mempersiapkan karir yang cocok bagi dirinya - Konsep karir sesuai potensi yang dimiliki PPNL - Pemilihan program studi sekolah lanjutan KPOR 4. Memiliki kesadaran dan dorongan untuk berperan aktif dalam kehidupan masyarakat - Manfaat berorganisasi di masyarakat Bekerjasama dengan guru TI, alumni dan orang tua - Berperan aktif dalam kehidupan masyarakat 8 1 2 1. Memahami dan mewujudkan aspek-aspek sosial untuk materi yang dipelajari di SLTA - Kemampuan berkomunikasi - Pengenalan berbagai teknologi informasi dan komunikasi - Perlunya penguasaan teknologi informasi - Mensikapi perubahan sosial lingkungan sekitar 2. Memahami dan mewujudkan aspek-aspek sosial dari upaya melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi - Pengenalan sistem penerimaan mahasiswa baru di dalam dan di luar negeri. - Cara mengikuti SPMB - Orientasi belajar di Perguruan Tinggi Bimbingan SOSIAL 3. Memahami dan mewujudkan aspek-aspek sosial dalam mempersiapkan karir 4. Memahami dan mewujudkan aspek-aspek sosial dalam kehidupan bermasyarakat Bimbingan BELAJAR 3 1. Mampu mempraktikkan caracara belajar dengan menggunakan sumber-sumber yang bervariasi, luas dan kaya 4 ORIN X, XI, XII INFO PPNL BIKP - Pengenalan jenis dan syarat karir - Pengenalan lembaga latihan kerja - Pengenalan dan wawancara tokoh sukses dalam masyarakat - Jenis-jenis organisasi dalam masyarakat - Taat dan patuh terhadap norma - Bersikap adil - Penguasaan penggunaan alat-alat multi media - Belajar efektif dan efisien 5 INFO X, XI, XII KPOR PBLJ 6 7 APIN Laiseg HPDT Laijapen ATKS Laijapan APIN HPDT Laijapen ATKS Laijapan KJRM 8 Bekerjasama dengan guru TI dan instansi terkait Bekerjasama dengan guru TI dan instansi terkait 9 1 2 3 2. Mampu belajar secara optimal untuk menguasai programprogram di SLTA. - Teknik membaca cepat 3. - Program dan prospek lanjutan pendidikan SMA Mampu belajar secara optimal untuk menguasai bekal bagi program pendidikan lebih tinggi - Teknik menghitung cepat - Life skill lulusan SMA - Strategi penguasaan materi pelajaran sesuai jurusan yang diminati. - Orientasi belajar di Perguruan Tinggi - Keterampilan belajar 4. Mampu belajar secara optimal untuk pengembangan persiapan karir - Penguatan mental interpreneurship 5. Mampu belajar secara optimal untuk kehidupan dalam masyarakat - Modal dasar sukses belajar dan sukses hidup di masa datang INFO X, XI, XII PBLJ PPNL BIKP APIN Laiseg HPDT Laijapen ATKS Laijapan Bekerjasama dengan guru mata pelajaran dan instansi terkait - Membangun visi dan misi hidup sebagai persiapan karir. - Pemahaman diri dan lingkungan 10 1 Bimbingan KARIR 2 3 1. Mampu mengaitkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di SLTA dengan karir-karir tertentu. - Pengenalan dan informasi bursa kerja 2. Mampu mengaitkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh di SLTA dengan arah pengembangan karir tertentu - Arah program studi yang dikembangkan di sekolah 4 6 7 APIN Laiseg HPDT Laijapen ATKS Laijapan 8 - Perencanaan diri dalam pengembangan karir - Profil lulusan setiap program studi INFO - Studi lapangan ke dunia kerja untuk mendapatkan gambaran karir. X, XI 3. Mampu menyelenggarakan pengembangan persiapan karir 5 - Menentukan jurusan di Perguruan Tinggi untuk mempersiapkan karir PBLJ PPNL BIKP Bekerjasama dengan wali kelas dan instansi terkait - Keputusan untuk memilih jurusan/program keahlian 4. Mampu memanfaatkan peranan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas untuk pengembangan persiapan karir. - Identifikasi potensi diri untuk persiapan karir - Menentukan pilihan karir. 11 SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI Jenjang Sekolah Sub Tugas Perkembangan : SMK PUSTEK Serpong : 5. Mencapai kematangan dalam pilihan karir Bidang Bimbingan Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Kelas Kegiatan Layanan Kegiatan Pendukung Penilaian Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 Bimbingan Pribadi 1. Memiliki kemantapan pemahaman tentang perlunya pilihan karir yang tepat untuk dikembangkan lebih lanjut - Kreteria pilihan karir Kerjasama dengan: - Macam-macam jabatan dan cara-cara pemilihan karir. - Pengembangan karir. ORIN X, XI, XII INFO BIKP Bimbingan Sosial 1. Memiliki kemantapan tentang pemahaman pengaruh sosial terhadap pemilihan karir HPDT Laiseg 1. PT Laijapen 2. Alumni Laijapan 3. Lembaga yang terkait - Karier Day - Pengaruh hubungan sosial dalam pemilihan karir. - Informasi dunia kerja 2. Mewujudkan pengaruh sosial yang positif dalam pemilihan karir APIN - Pengembangan jiwa kewirausahaan X, XI, XII - Pengenalan dunia kerja guna pengembangan karir. ORIN APIN Laiseg INFO HPDT Laijapen PPNL ATKS Laijapan ORIN APIN Laijapen KPOR HPDT Laijapan Kerjasama dengan: 1. Bursa kerja - Kunjungan ke PT dan BLK Bimbingan Belajar 1. Memiliki pemahaman tentang peranan kegiatan belajar dalam pemilihan karir - Peranan kegiatan belajar dalam pilihan karir X, XI, XII Bekerjasama dengan Guru MP dan wali kelas 12 2. Mampu mewujudkan kegiatan - Pentingnya belajar dalam persiapan karir. PPNL peranan belajar dalam rangka pilihan karir 13 1 2 1. Memiliki pemahaman tentang 3 4 5 6 7 8 X, XI, XII Semua jenis layanan Semua kegiatan pendukung Semua tahap penilaian Bekerjasama dengan Orangorang sukses - Berbagai jenis karir dan permasalahannya aspek-aspek yang terkait dengan berbagai jenis karir 2. Mampu mengidentifikasi keserasian karakteristik diri sendiri dengan aspek-aspek berbagai jenis karir - Identifikasi aspek-aspek karir tertentu yang menjadi alternatif pilihan karir. - Identifikasi karakteristik diri dalam kaitan pilihan karir. - Peran minat dalam pengembangan karir Bimbingan Karir 3. Mampu mengambil keputusan tentang pilihan karir 4. Mampu mengarahkan dirinya melalui kegiatan belajar dan lainnya sesuai dengan pilihan karir 5. Memiliki sikap dan semangat - Cara pengambilan keputusan dan pengembangan karir - Pemilihan kegiatan belajar yang sesuai pilihan karir - Jadwal dan program kegiatan belajar yang mengarah pada pilihan karir. - Sikap dan semangat dalam kewirausahaan kewirausahaan 6. Menguasai keterampilan khusus kejuruan dalam karir yang dipilihnya (khusus siswa SMK) - Pengenalan lembaga-lembaga kursus keterampilan sesuai pilihan karir. 14 SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI : SMK PUSTEK Serpong Jenjang Sekolah Sub Tugas Perkembangan : Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi Bidang Bimbingan Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Kelas Kegiatan Layanan Kegiatan Pendukung Penilaian Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 APIN Laiseg HPDT Laijapan Bimbingan Pribadi 1. Memiliki gambaran yang mantap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi - Pemahaman sikap hidup mandiri secara emosional, intelektual, sosial, dan ekonomi. - Beradaptasi dengan lingkungan secara mandiri - Hubungan yang sehat dan saling hormat menghormati antar sesama. 2. Memiliki sikap yang mantap untuk mewujudkan kehidupan mandiri secara emosional, sosial intelektual dan ekonomi Bimbingan Sosial 1. Memiliki kemantapan gambaran tentang aspekaspek sosial dalam kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi 2. Memiliki kemampuan untuk mewujudkan aspek-aspek sosial dalam kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi ORIN X, XI, XII - Sikap hidup mandiri di era globalisasi. INFO BIKP - Sikap kewirausahaan - Membangun sikap usaha mandiri dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan. - Kemandirian secara sosial dan emosional dalam kehidupan - Kehidupan mandiri secara ekonomi ORIN - Peran intelektual dalam kehidupan mandiri. - Pengambilan keputusan dalam menghadapi masalah X, XI, XII INFO BIKP APIN Laiseg HPDT Laijapan Bekerjasama dengan Guru Ekonomi dan Pembina Koperasi - Pengelolaan kehidupan ekonomi yang baik 15 1 2 1. Memiliki pemahaman tentang aspek-aspek belajar untuk mengembangkan kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi Bimbingan Belajar 2. Mampu mewujukan aspekaspek belajar dan kegiatan belajar dalam kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi 1. Memiliki pemahaman tentang keterkaitan kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi dengan berbagai jenis karir Bimbingan Karir 3 4 5 6 7 - Aspek-aspek belajar - Pengenalan IQ, EQ, SQ, dan AQ - Manfaat tes psikologis - Cara belajar efektif dan efisien BIKP X, XI, XII PBLJ KOKP - Kebiasaan belajar mandiri APIN HPDT Laiseg Laijapen Laijapan Bekerjasama dengan orang tua, wali kelas, dan instansi terkait - Pengembangan aspek-aspek belajar dalam kehidupan mandiri - Pembentukan konsep diri - Visi hidup yang jelas - Jenis-jenis pekerjaan (sesuai KJI) - Persyaratan emosional, sosial, intelektual dalam dunia kerja. Bekerjasama dengan BLK - Perolehan ”gaji” dalam suatu pekerjaan 2. Mampu mengaitkan kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi dengan karir yang dipilihnya 8 ORIN - Ambisi, kenyataan, dan usaha - Disiplin diri dan kesuksesan dalam bekerja - Menumbuhkan motivasi kerja dalam meraih cita-cita X, XI, XII INFO BIKP APIN Laiseg HPDT Laijapan - Mewujudkan cita-cita 3. Mampu mengembangkan kemandirian diri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi sesuai dengan karir yang dipilihnya - Harapan dan peluang meraih pekerjaan - Kunjungan ke balai latihan kerja - Kunjungan ke industri sesuai pilihan karir - Memilih pekerjaan sesuai potensi diri. 16 SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI Jenjang Sekolah : SMK PUSTEK Serpong Tugas Perkembangan : Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Bidang Bimbingan Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Kelas Kegiatan Layanan Kegiatan Pendukung Penilaian Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 INFO APIN Laiseg PBLJ HPDT Laijapan Bekerjasama dengan Guru PPkn APIN Laiseg HPDT Laijapan 1. Memiliki gambaran yang mantap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Bimbingan Pribadi 2. Memiliki sikap yang mantap untuk mengarahkan diri bagi terwujudnya kehidupan yang sehat untuk berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Bimbingan Sosial 1. Memiliki kemantapan gambaran tentang aspek-aspek sosial dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara - Cara kehidupan keluarga,bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. * Keluarga sejahtera * Peranan masing-masing anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari. * Nilai-nilai kehidupan dalam bermasyarakat. - Sikap untuk mengarahkan diri bagi terwujudnya kehidupan yang sehat . * Nilai atau norma yang berlaku di keluarga, masyarakat dan negara. * Adat istiadat / Budaya. - Aspek-aspek sosial dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. * Pengertian aspek sosial * Peranan dan fungsi anggota keluarga, masyarakat . ORIN BIKP ORIN INFO BIKP Bekerjasama dengan Guru Sosiologi 17 2. Memiliki kemampuan untuk mewujudkan tentang aspekaspek sosial dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara - Penerapan aspek-aspek sosial dalam Kehidupan keluarga , masyarakat, bangsa dan negara. Kerja sama dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Toleransi dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. 18 1 2 1. Memiliki kemantapan gambaran dan sikap tentang aspek-aspek belajar untuk berkehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Bimbingan Belajar 2. Mampu mewujudkan aspekaspek dan kegiatan belajar untuk membangun kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 1. Memiliki kemantapan Bimbingan Karir pemaham-an pemantapan gambaran dan sikap aspekaspek karir yang terkait dengan kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara 2. Mampu mengembangkan diri untuk karir yang dipilihnya berkenaan dengan kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, bernegara dan berbangsa 3 - Belajar tentang kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. * Sikap belajar untuk kehidupan keluarga , masyarakat, bangsa dan negara. * Hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan warga negara. 4 Cara membangun kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Kesadaran belajar dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Motivasi belajar dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. X, XI, XII 5 ORIN INFO BIKP 6 7 APIN Laiseg HPDT Laijapen APIN Laiseg HPDT Laijapen 8 - Cara mewujudkan aspek-aspek karir dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. * Pemilihan karir secara tepat . * Pengembangan karir yang sehat . INFO X, XI, XII - Membuat perencanaan masa depan tentang kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. * Menyusun rencana karir. * Membuat keputusan dalam pemilihan karir.. PBLJ BIKP Bekerjasama dengan Guru Ekonomi 19 SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI Jenjang Sekolah Sub Tugas Perkembangan : SMK PUSTEK Serpong : 8. Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni Bidang Bimbingan Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Kelas Kegiatan Layanan Kegiatan Pendukung Penilaian Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 INFO APIN BIKP HPDT INFO APIN BIKP HPDT INFO APIN BIKP HPDT 1. Memiliki kemantapan kesadaran tentang pentingnya komunikasi sosial dan intelektual secara efektif, efisien dan produktif Bimbingan Pribadi 2. Memiliki kemantapan kesadaran tentang pentingnya apresiasi seni - Komunikasi sosial dan intelektual - Komunikasi intelektual sebagai sarana aktualisasi diri. - Melestarikan budaya dan seni dalam kehidupan sehari-hari X, XI, XII Laiseg Laijapen Laijapan - Menyalurkan bakat dan minat pada bidang seni 1. Memiliki kemantapan pemahanan Bimbingan Sosial tentang aspek-aspek sosial dalam berkomunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni 2. Mampu mewujudkan tentang - Mengembangkan sikap positif dalam berkomunikasi baik sosial maupun intelektual - Mengembangkan kemampuan apresiasi seni - Etika berkomunikasi baik lisan maupun tulisan X, XI, XII aspek-aspek sosial dalam berkomunijkasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni. Bimbingan Belajar 1. Memiliki kemantapan pemahaman - Kreatif dan inovatif dalam berkomunikasi sosial, tentang aspek-aspek belajar dalam berkomunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni intelektual serta apresiasi seni X, XI, XII Laiseg Laijapen Bekerjasama dengan media massa Laijapan Laiseg Laijapen Laijapan Bekerjasama dengan Guru MP 20 2. Mampu mewujudkan aspek-aspek - Mempergunakan alat-alat komunikasi dalam dan kegiatan belajar dalam berkomunikasi sosial dan intelektual, serta apresiasi seni berkomunikasi sosial dan intelektual. - Internet sebagai sarana berlajar berkomunikasi - Lomba karya ilmiah remaja 21 1 2 3 4 5 6 INFO APIN BIKP HPDT 7 8 3. Mampu mewujudkan aspek-aspek - Mempergunakan alat-alat komunikasi dalam dan kegiatan belajar dalam berkomunikasi sosial dan intelektual, serta apresiasi seni berkomunikasi sosial dan intelektual. - Internet sebagai sarana belajar berkomunikasi - Lomba karya ilmiah remaja 1. Memiliki kemantapan pemahaman tentang pentingnya berkomunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni dalam pekerjaan dan pengembangan karir - Pentingnya berkomunikasi sosial dan intelektual serta aspirasi seni dalam pengembangan karir. - Sikap yang tepat dan benar dalam bersosialisasi dalam dunia kerja/karir. - Sistem nilai yang berkaitan dengan dunia kerja. Bimbingan Karir 2. Mampu mengembangkan diri dalam berkomunikasi sosial dan intelektual dan atau apresiasi seni berkenaan dengan karir yang dimiliki - Pengembangan diri dalam berkomunikasi sosial dan intelektual berkenaan dengan karir yang dimiliki. X, XI, XII Laiseg Laijapen Laijapan Bekerjasama dengan dunia usaha - Berkomunikasi yang efektif dan efisien - Bersosialisasi yang baik dengan menunjang perkembangan dan kesuksesan karir. 22 SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI Jenjang Sekolah : SMK PUSTEK Serpong Sub Tugas Perkembangan : 9. Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai Bidang Bimbingan Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Kelas Kegiatan Layanan Kegiatan Pendukung Penilaian Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 Bimbingan Pribadi Memiliki kemantapan kesadaran tentang pentingnya sistem etika dan nilai serta penerapannya secara tepat dalam berbagai setting kehidupan. APIN Laijapen HPDT Laijapan Semua kegiatan pendukung Semua jenis penilaian - Sistem etika dan nilai dalam berbagai setting kehidupan. - Penerapan etika dan nilai dalam berbagai setting kehidupan ORIN X, XI, XII PBLJ - Etika bergaul dalam masyarakat 1. Memiliki kemantapan pemahaman tentang aspekaspek sosial dalam sistem etika dan nilai - Pengendalian diri dalam menghadapi konflik - Pengenalan norma yang berlaku di masyarakat - Bergaul sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Bimbingan Sosial - Menghargai perbedaan pendapat 2. Mampu mewujudkan tentang aspek-aspek sosial dalam sistem etika dan nilai INFO X, XI, XII Semua jenis layanan - Norma-norma yang berlaku di masyarakat - Nilai-nilai kehidupan 23 1 Bimbingan Belajar Bimbingan Karir 2 3 1. Memiliki kemantapan pemahaman tentang aspek-aspek belajar dalam sistem etika dan nilai - Aspek belajar dalam sistem etika dan nilai 2. Mampu mewujudkan aspekaspek dan kegiatan belajar dalam sistem etika dan nilai serta penerapannya dalam berbagai setting kehidupan - Penerapan aspek kegiatan belajar dalam sistem etika dan nilai. 1. Memiliki kemantapan pemahaman tentang pentingnya sistem etika dan nilai dalam pekerjaan dan pengembangan karir - Petingnya sistem etika dan nilai dalam pekerjaan dan pengembangan karir. 5 INFO X, XI, XII PBLJ BIKP 6 7 Semua kegiatan pendukung Semua jenis penilaian Semua kegiatan pendukung Semua jenis penilaian 8 - Etika dan nilai dalam pemilihan pekerjaan dan proses pengembangan karir. - Pentingnya kebersamaan dalam lingkungan kerja 2. Mampu mewujudkan sistem etika dan nilai dalam pekerjaan dan pengembangan karir 4 - Sikap dalam bekerja dan pengembangan karir Semua jenis X, XI, XII layanan - Perilaku yang bersahabat, terbuka dan luwes dalam bergaul - Bekerja dengan penuh tanggung jawab - Semangat juang dan etos kerja. Mengetahui Kepala Sekolah SMK PUSTEK Serpong Drs. H. Mathodah S, M.Si Serpong Utara, 14 Juli 2014 Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling Danang Setyogroho, S.Pd 24 LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT) SMK PUSTEK SERPONG A. IDENTITAS SISWA 1. Nama Siswa : ………………………………………………………………………………… 2. Kelas : ………………………………………………………………………………… 3. Jenis Kelamin : ………………………………………………………………………………… 4. Alamat : ………………………………………………………………………………… 5. Nama Orangtua : ………………………………………………………………………………… 6. No. Telp Orangtua : ………………………………………………………………………………… B. PERMASALAHAN SISWA ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… C. TUJUAN HOME VISIT ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… D. PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH 1. Hari / Tanggal Pelaksanaan : ………………………………………………………………………….. 2. Yang ditemui : ………………………………………………………………………….. E. HASIL HOME VISIT ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… F. TINDAK LANJUT ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………… Serpong Utara, ………………… Guru Pembimbing/ Wali Kelas ……………………………………. Mengetahui, Guru BP/BK ……………….. PKS Kesiswaan Ridwan, SE PROGRAM TAHUNAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH/MADRASAH : ……………………………… KELAS : …………………………….. No 1 1. 2. TAHUN AJARAN KONSELOR Kegiatan Layanan Orientasi 2 Layanan Informasi 3 Layanan Penempatan/Penyaluran 4 Layanan Penguasaan Konten : ……………………………….. : ……………………………….. Pribadi 3 Objek-objek penngembangan pribadi Materi Bidang Pengmbangan Sosial Belajar 4 5 Objek-objek Objek-objek pengmbangan kemampuan hubungan social belajar (1) Informasi tentang perkembangan,potensi, kemampuan dan kondisi diri (2) Informasi tentang potensi, kemampuan dan kondisi diri (3) Informasi tentang potensi, kemampuan, kegiatan dan hasil belajar (4) Informasi tentang potensi, kemampuan, arah dan kondisi karir (5) Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan pribadi (6) Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan social (8) Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan karir (9) Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan pribadi (10) Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sosial (7) Penempatan dan penyaluran untuk pengembangan kemampuan belajar (11) Kompetensi dan kebiasaan dalam kegiatan serta penguasaan bahan belajar (15) (13) (14) Karir 6 Objek-objek impiementasa karir (12) Kompetensi dan kebiasaan dalam pengembangan karir (16) No 1 5 Kegiatan 2 Layanan Bimbingan dan Konseling Perorangan 6 Layanan Bimbingan Kelompok 7 Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok 8 Layanan Konsultasi Pribadi 3 Masalah pribadi: dalam kehidupan sosial (17) Topik tentang: Kemampuan dan kondisi pribadi (21) Masalah pribadi: dalam kehidupan pribadi (25) Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi (29) Materi Bidang Pengmbangan Sosial Belajar 4 5 Masalah pribadi: Masalah pribadi: dalam kehidupan dalam sosial kemampuan, kegiatan dan hasil belajar Karir 6 Masalah pribadi: dalam pengembangan karir (18) Topik tentang: Kemampuan dan kondisi hubungan sosial (22) Masalah pribadi; dalam kehidupan sosial (19) Topik tentang: Kemampuan, kegiatan dan hasil belajar (23) Masalah pribadi; dalam kemampuan kegiatan belajar (20) Topik tentang: Kemampuan dan arah karir (26) Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan kemampuan sosial (27) Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan kemampuan belajar (28) Pemberdayaan pihak tertentu untuk dapat membantu peserta didik dalam pengembangan karir (30) (31) (24) Masalah pribadi: dalam pengembangan karir (32) No Kegiatan 1 2 10 Aplikasi Instrumentasi 11 12 13 Himpunan Data Konferensi Kasus Kunjungan Rumah Materi Bidang Pengmbangan Pribadi Sosial Belajar Karir 3 4 5 6 Instrument tes dan non tes untukmengungkapkan kondisi dan masalah pribadi peserta didik Instrument tes dan non tes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah hubungan sosial peserta didik Instrumen tes dan non tes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah karir peserta didik (37) Data perkembangan, kondisi dan lingkungan diri pribadi (38) Data perkembangan, kondisi hubungan dan lingkungan sosial (42) Pembahasan kasus-kasus masalah sosial tertentu yang dialami peserta didik Instrumen tes dan non tes untuk mengungkapkan kondisi dan masalah belajar peserta didik (39) Data kemampuan, kegiatan dan hasil belajar (43) Pembahasan kasus-kasus masalah belajar tertentu yang dialami peserta didik (44) Pembahasan kasuskasus masalah karir tertentu yang dialami peserta didik (47) Pertemuan dengan orang tua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah belajar (51) (48) Pertemuan dengan orangtua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah karir (41) Pembahasan kasus-kasus masalah pribadi tertentu yang dialami peserta didik (45) Pertemuan dengan orang tua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah pribadi (46) Pertemuan dengan orangtua, keluarga, peserta didik yang mengalami masalah sosial (49) (50) (40) Data kemampuan, arah dan persiapan karir (52) No 1 14 Kegiatan 2 Tampilan Kepustakaan Materi Bidang Pengmbangan Pribadi Sosial Belajar Karir 3 4 5 6 Bacaan dan rekaman tentang perkembangan dan kehidupan pribadi (53) Bacaan dan rekaman tentang perkembangan dan SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI (SMK) Kelas : X Semester : I dan II Tugas Perkembangan 1: Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Bidang Bimbingan Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Kegiatan Layanan Kegiatan Pendukung Penilaian Keterangan 1 2 3 5 6 7 8 Pribadi Memiliki kemantapan keimanan 1. Kebiasaan hidup yang berperilaku Informasi dan ketaqwaan kepada Tuhan positip Yang Maha Esa sesuai agama 2. Kebiasaan hidup menjalankan perintah yang dianut agama yang dianut 3. Kebiasaan hidup yang mencerminkan toleransi beragama 4. Mengagungi kebesaran Tuhan melalui ciptaannya Semua kegiatan pendukung Laiseg Laijapen Laijapang Buku BK Buku agama Pribadi Memiliki kemantapan keimanan 1. Mengikuti kegiatan keagamaan Informasi dan ketaqwaan kepada Tuhan 2. Membiasakan diri mendengarkan Yang Maha Esa sesuai agama ceramah agama ceramah agama yang dianut 3. Agama sebagai pedoman hidup 4. Mengembangkan SQ Semua kegiatan pendukung Laiseg Laijapen Laijapang Buku BK Buku agama 1 SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI (SMK) Kelas : Semester : Tugas Perkembangan 2: Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria atau wanita Bidang Bimbinga n Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Kegiatan Layanan Kegiatan Pendukung Penilaian Keterangan 1 2 3 5 6 7 8 Pribadi Memiliki kesadaran 1. Etika dalam bergaul antara pria Informasi Himpunan Laiseg pentingnya hubungan teman dan wanita data Laijapen sebaya yang sehat dalam 2. Perasaan wanita lebih peka Aplikasi Laijapang peranan yang mantap dibandingkan dengan pria Instrumen sebagai pria dan wanita 3. Bergaul sebagai kebutuhan -tasi aktualisasi diri 4. Nilai-nilai hubungan teman sebaya Buku sumber tentang keagamaan 2 SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI (SMK) Kelas : Bidang Bimbinga n 1 Semester Tugas Perkembangan 3: Mencapai kematangan pertumbuhan – pertumbuhan jasmanin yang sehat Rumusan Kompetensi Materi Pengembangan Kompetensi Kegiatan Layanan Kegiatan Pendukung Penilaian Keterangan 2 3 5 6 7 8 Pribadi Memiliki kemantapan pemahan 1. Perkembangan jasmani yang sehat bagi Informasi tentang kondisi jasmani yang pria dan wanita sehat sesuai dengan jenis 2. Perbedaan perkembangan jasmani antara kelaminnya sebagai wanita dan pria dan wanita pria 3. Tahap perkembangan jasmani remaja akhir Aplikasi Instrumentasi Laiseg Laijapen Laijapang Pribadi Memiliki kemampuan untuk 1. Pengertian hidup sehat Informasi memelihara dan merawat kondisi 2. Jenis makanan yang mengandung 4 sehat jasmaniah yang sehat yang dianut 5 sempurna 3. Manfaat olah raga bagi kesehatan jasmani 4. Perawatan tubuh Aplikasi Instrumentasi Alih tangan kasus Laiseg Laijapen Laijapang 3 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DANKONSELING Tugas Perkembangan I Mencapai Kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Sekolah Kelas/Semester Tahun : SMK : X / II : 2014 - 2015 A. Bahasan/ Topik/Permasalahan B. Bidang Bimbingan C. Jenis Layanan D. Fungsi Layanan E. Kompetensi yang ingin Dicapai F. Uraian Kegiatan 1. Strategi Penyajian 2. Materi : : : : Kebiasaan hidup yang berperilaku positip Pribadi Informasi Pemahaman : Memiliki kematangan dalam melaksanakan kaidahkaidah ajaran agama yang dianut : : Klasikal : 1. 2. 3. 4. Arti penting doa sebelum dan sesuadah belajar Manfaat memberi salam, sapa dan senyum Berkomunikasi dengan bahasa sopan dan santun Berpakaian rapi dan sopan G. Tempat Penyelenggaraan H Alokasi Waktu I. Pihak yang Disertakan/ Peran J. Alat dan Perlengkapan K. Rencana Penilaian Rencana Tindak Lanjut : : Kelas 2 X 45 menit : : : : L. Catatan Khusus : Guru Pembimbing OHP, buku-buku keagamaan Layseg, layjapen, layjapan a. Konseling kelompok b. Interaksi antar pribadi siswa c. Perilaku di dalam dan di luar kelas Jika muncul masalah baru dibuat rencana layanan lainnya Kepala Sekolah Serpong Utara, ........................ Guru Pembimbing Drs. H. Mathodah S, M.Si ............................................... 4 PENILAIAN KEBERHASILAN LAYANAN BK Tugas Perkembangan 1 : Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME Kelas/Semester Bidang bimbingan Jenis layanan Topik Bahasan Isi Materi : : : : : X/2 Pribadi Informasi Kebiasaan hidup yang berperilaku positip 1. Arti penting doa sebelum dan sesuadah belajar 2. Manfaat memberi salam, sapa dan senyum 3. Berkomunikasi dengan bahasa sopan dan santun 4. Berpakaian rapi dan sopan Penilaian Instrumen penilaian : : Laiseg, laijapen, laijapang Angket Observasi I. No Angket Pernyataan Sering 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Jawaban Kadang2 Tdk pernah Melakukan doa sebelum dan sesudah belajar dengan sungguh-sungguh Ketika berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan YME melakukan doa sebelum dan sesudah belajar akan tertib jika ada guru Setiap berangkat /pulang sekolah mengucapkan salam kepada yang di rumah Menyapa setiap bertemu dengan teman, guru dan seluruh personil sekolah Apakah Anda termasuk orang yang mudah tersenyum Merasa jengkel mendengar perkataan teman yang kotor dan jorok Mudah bergaul dengan siapa saja Berkomunikasi dengan bahasa yang sopan dan santun dengan siapa saja Merasa tidak bebas ketika berpakaian tidak rapi Merasa kesal kepada teman yang berpenampilan tidak rapi Menyetujui apabila ada teman yang berpakaian tidak memenuhi aturan yang berlaku diberi sanksi. 5 II. Observasi 1. Memahami arti penting doa sebelum dan sesudah belajar: a. Mengamati siswa di kelas pada awal pelajaran b. Mengamati siswa di kelas pada akhir pelajaran 2. Memahami manfaat memberi salam, sapa dan senyum Mengamati siswa sebelum mulai pelajaran 3. Berkomunikasi dengan bahasa yang sopan dan santun Mengamati siswa pada jam istirahat 4. Berpakaian rapi dan sopan Mengamati siswa pada jam istirahat. 6 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DANKONSELING Tugas Perkembangan II Mencapai Kematangan Dalam Sistem Etika dan Nilai Sekolah Kelas/Semester Tahun : SMK PUSTEK Serpong : X / II : 2014 - 2015 A. Bahasan/ Topik/Permasalahan B. Bidang Bimbingan C. Jenis Layanan D. Fungsi Layanan E. Kompetensi yang ingin Dicapai F. Uraian Kegiatan 1. Strategi Penyajian 2. Materi : : : : Nilai-nilai hubungan teman sebaya Pribadi Informasi Pemahaman : Memiliki kesadaran pentingnya hubungan teman sebaya yang sehat dalam peranannya : : : G. Tempat Penyelenggaraan H Alokasi Waktu I. Pihak yang Disertakan/ Peran J. Alat dan Perlengkapan K. Rencana Penilaian Rencana Tindak Lanjut : : L. Catatan Khusus : : : : : Klasikal (cermah, tanya jawab) 1 Pengertian pergaulan yang sehat 2. Perkembangan emosi pria dan wanita 3. Nilai-nilai hidup sebagai makhluk sosial 4. Masalah gender dalam pekerjaan siswa Ruang kelas 2 X 45 menit Rekan guru konseling OHP, buku sumber, transparan Angket dan observasi Bimbingan kelompok a. Interaksi dalam diskusi b. Komunikasi antar teman c. Adanya saling pengertian Bila menemukan gejala yang perlu ditindaklanjuti dibuat perencanaan pelayanan berikutnya Kepala Sekolah Serpong Utara, ...................... Guru Pembimbing Drs. H. Mathodah S, M.Si ........................................... 7 PENILAIAN KEBERHASILAN LAYANAN BK Tugas Perkembangan 2 : Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya serta kematangan dalam peranannya sebagai pria atau wanita Kelas/Semester Bidang bimbingan Jenis layanan Topik Bahasan Isi Materi : : : : : Penilaian Instrumen penilaian : : I. No X/2 Pribadi Informasi Nilai-nilai hubungan teman sebaya 1. Pengertia pergaulan yang sehat 2. Perkembangan emosi pria dan wanita 3. Nilai-nilai hidup sebagai makhluk sosial 4. Masalah gender dalam pekerjaan siswa Laiseg, laijapen, laijapang Angket Observasi Angket Pernyataan Sering 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Jawaban Kadang2 Tdk pernah Mengeluarkan kata-kata kotor terhadap teman Merasa dikucilkan oleh teman di kelas Menolak ajakan teman untuk melakukan perbuatan yang buruk Dipercaya untuk memimpin dalam kelompok tertentu Menerima besar hati ketika tidak terpilih dalam kegiatan tertentu Menghargai prestai seseorang tanpa membedakan jenis kelamin Mengakui perbedaan tingkat emosi pria dan wanita Saling menjaga dan menghargai ketika bergaul dengan lawan jenis Merasa canggung ketika bergaul dengan lawan jenis Jenuh dan bosan ketika kerja kelompok dalam satu jenis Berteman tanpa membedakan latar belakangnya Menolong orang hanya karena ikhlas Mengecewakan niat baik seseorang Selalu kerjasama saat mengerjakan tugas kelompok Memberikan bantuan saat teman mengalami musibah 8 16. 17. 18. 19. 20. Merasa tidak puas bila ketua kelasmu perempuan Merasa kasihan bila perempuan mengerjakan tugas yang berat Mengucapkan selamat kepada perempuan yang berprestasi Menyukai wanita karir yang meninggalkan tugas seorang ibu Mencela hasil pekerjaan perempuan II. Observasi No 1. 2. 3. 4. Sasaran Observasi Hasil Observasi Sikap pergaulan yang sehat di dalam dan di luar kelas Sikap dan tingkah laku perkembangan emosi pria dan wanita dalam diskusi dan tugas kelompok Sikap dan perilaku dalam melaksanakan nilai-nilai hidup sebagai makhluk sosial. Contoh kegiatan Jumat bersih Sikap positip dalam masalah gender pada kegiatan piket harian 9 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Tugas Perkembangan III Mencapai Kematangan Pertumbuhan jasmani yang sehat Sekolah Kelas/Semester Tahun : SMK PUSTEK Serpong : X / II : 2014 - 2015 A. Bahasan/ Topik/Permasalahan B. Bidang Bimbingan C. Jenis Layanan D. Fungsi Layanan E. Kompetensi yang ingin Dicapai F. Uraian Kegiatan 1. Strategi Penyajian 2. Materi G. Tempat Penyelenggaraan H Alokasi Waktu I. Pihak yang Disertakan/ Peran J. Alat dan Perlengkapan K. Rencana Penilaian Rencana Tindak Lanjut L. Catatan Khusus Kepala Sekolah Drs. H. Mathodah S, M.Si : : : : Manfaat olah raga bagi kesehatan jasmani Pribadi Informasi Pemahaman : Siswa mampu memahami manfaat olahraga bagi kesehatan jasmani : : Klasikal (cermah, tanya jawab) : 1 Macam-macam jenis olahraga 2. Akibat kurang olah raga 3. Manfaat dari masing-masing olahraga : : Ruang kelas 2 X 45 menit : : : : : OHP, buku sumber, transparan Observasi dan angket Konseling Serpong Utara, .......................... Guru Pembimbing .................................... 10 PENILAIAN KEBERHASILAN LAYANAN BK Tugas Perkembangan 3 : Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani yang sehat Kelas/Semester Bidang bimbingan Jenis layanan Topik Bahasan Isi Materi : : : : : Penilaian Instrumen penilaian : : I. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15 II. No 1. 2. 3. X/2 Pribadi Informasi Manfaat olahraga bagi kesehatan jasmani 1. Macam-macam jenis olahraga 2. Manfaat dari masing-masing olahraga 3. Akibat kurangnya olahraga Laiseg, laijapen, laijapang Angket Observasi Angket Pertanyaan Apakah Anda memiliki salah satu saran olahraga Apakah Anda mengetahui jenis-jenis olahraga Apakah Anda sering menyaksikan kegiatan olahraga Apakah Anda pernah mengikuti lomba olah raga Apakah Anda punya prstasi di bidang olahraga Apakah Anda tahu manfaat olahraga Apakah olahraga menjadi kebutuhan bagi Anda Apakah Anda mengikuti ekstra olahraga Apakah Anda berolahraga karena orang lain Apakah Anda sering tidak berolahraga Apakah Anda malas berolahraga Apakah Anda tahu akibat orang yang tidak pernah olahraga Apakah Anda bisa membedakan sebelum dan sesudah olahraga Apakah Anda pernah mengajak orang lain untuk berolahraga Pernahkah Anda melarang orang lain untuk berolahraga Ya Tidak Keterangan Observasi Sasaran observasi Hasil observasi Keaktifan siswa Kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran Kegembiraan siswa 11 BIOGRAFI PENULIS Luci Oktaviani, lahir di Pati, 24 Oktober 1992. Penulis memulai Pendidikan di SDN 5 Serpong pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004. Kemudian penulis melanjutkan ke SMPN 1 Serpong dan selesai pada tahun 2007. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikannya ke SMAN 7 Tangerang Selatan dan lulus tepat waktu pada tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis berhasil lulus di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Manajemen Pendidikan. Melalui skripsi yang berjudul “Implementasi Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK PUSTEK Serpong” di bawah bimbingan Dr.Salman Tumanggor, M.Pd alhamdulillah penulis mendapat gelar S.Pd. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk adik-adik kelas yang ingin mengambil penelitian tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial.