implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di smk pustek

advertisement
IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL
DI SMK PUSTEK SERPONG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
LUCI OKTAVIANI
NIM: 1110018200024
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
ABSTRAK
Luci Oktaviani, NIM (1110018200024), Implementasi Program Bimbingan
Pribadi dan Sosial di SMK PUSTEK Serpong. Skripsi Program Strata Satu
(S-1), Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program
bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
studi dokumentasi. Wawancara dilakukan kepada 10 informan, yaitu kepala
sekolah, koordinator guru bimbingan dan konseling, 3 guru bimbingan dan
konseling, 5 siswa.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa program bimbingan pribadi dan
sosial sudah berjalan dengan cukup efektif hanya saja dalam pelaksanaannya
bimbingan pribadi dan sosial tidak terjadwal, bimbingan diberikan kepada siswa
apabila ada pelajaran yang kosong. Implementasi program bimbingan pribadi dan
sosial sarana dan prasarana yang digunakan kurang memadai untuk menunjang
implementasi program dan ada beberapa yang belum lengkap seperti teknik
menggunakan sosiodrama dan psikodrama. Dalam penelitian ini implementasi
program bimbingan pribadi dan sosial ini terdapat tiga unsur yaitu : perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
Untuk itu disarankan membuat jadwal bimbingan pribadi dan sosial,
melengkapi sarana dan prasarana sekolah, teknik yang digunakan dalam
bimbingan sesuai dengan perkembangan siswa. Hendaknya meningkatkan
implementasi bimbingan pribadi dan sosial untuk mencapai tujuan bimbingan
yang efektif.
Kata Kunci : Implementasi, Program Bimbingan, Pribadi, Sosial
i
ABSTRACT
Luci Oktaviani, NIM (1110018200024), The Implementation of Private and
Social Mentoring Program in SMK (Vocational High School) PUSTEK
Serpong. Undergraduate Thesis Program Stratum One (S-1), Education
Management Study Program, Faculty of Tarbiya Science and Teaching
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015.
This study aims to find out the implementation of private and social
mentoring program in SMK (Vocational High School) PUSTEK Serpong. The
method in this study is descriptive analysis with qualitative approach. The used of
data collecting techniques in this study are observation, interview, and study
documentation. Interview is implemented to 10 informants, they are: the
headmaster, the coordinator of mentoring teacher and counseling, 3 mentoring
teacher and counseling, 5 students.
This study indicates that private and social mentoring program has work
quiet effective just in the implementation of private and social mentoring program
is not scheduled, mentoring is given to student if there was an empty class. The
implementation of private and social mentoring program, the facilities and
infrastructure is insufficient to support program implementation and there are
some that is incomplete like technique using socio-drama and psycho-drama. In
this study the implementation of private and social mentoring consist of three
elements, they are: planning, implementation, and evaluation.
For it, it is suggested to create private and social mentoring schedule,
complete the school facilities and infrastructures, appropriate techniques in
mentoring based on students development. It should improve the private and
social mentoring to reach effective mentoring aims.
Key Words : Implementation, Mentoring Program, Private, Social
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izinNya akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI PROGRAM
BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL DI SMK PUSTEK SERPONG” ini
dapat penulis selesaikan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan,
namun dengan bantuan berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
setulus-tulusnya pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Sofyan Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd., dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu dan kritik
yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan
baik.
4. Seluruh dosen jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap
ilmu dan keahlian kepada penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan.
6. Drs. H. Mathodah S, M. Si., Kepala SMK PUSTEK SERPONG yang telah
mengizinkan mahasiswa untuk melakukan penelitian.
iii
7. Ir. Harmen Latief, M.MPd.,Wakil Kepala Sekolah dan Masri, SE.,
Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling serta semua guru Bimbingan
Konseling dan staf SMK PUSTEK Serpong yang telah menyediakan
kesempatan dan waktunya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan
baik.
8. Mama dan Papa (Nafrita dan Safrial), terima kasih banyak atas segala
dukungan baik mora maupun materil, doa, nasehat, kesabaran, kasih sayang
serta pengorbanan yang tak pernah putus sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Adik- adikku (Revi novianti dan Deri Saputra), terima kasih untuk dukungan
moral dan materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2010 yang telah mendukung,
terutama MP A , dan penulis ucapakan terima kasih, untuk Dewi Arianti dan
Monica Bramel Ari Azizah (Best Friend), Qnel Hidayatullah, Andin semoga
persahabatan kita akan terus terjalin.
Penulis tak lupa dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam
penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis hanya dapat
mendoakan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan tulus dalam
penyusunan skripsi ini dan semoga menjadi amal shaleh yang akan dibalas oleh
Allah SWT. Karya tulis ini sangat sederhana ini tentunya masih belum sempurna
oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan. Dan penulis berharap semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Akhirnya kepada Allah SWT juga segala sesuatunya penulis
kembalikan.
Jakarta, Juni 2015
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah................................................................... 6
D. Perumusan Masalah .................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian........................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Implementasi Program Bimbingan .......................................... 9
1. Pengertian Bimbingan........................................................... 9
2. Penyusunan Program ............................................................ 12
3. Persyaratan Program Bimbingan dan Konseling .................. 14
4. Evaluasi Bimbingan dan Konseling ..................................... 15
B. Program Bimbingan Pribadi dan Sosial ................................... 16
1. Bimbingan Pribadi................................................................ 16
a. Pengertian Bimbingan Pribadi........................................ 16
b. Tujuan Bimbingan Pribadi ............................................. 18
c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi ................................. 19
d. Jenis Masalah Bimbingan Pribadi................................... 21
e. Teknik Bimbingan Pribadi ............................................... 24
2. Bimbingan Sosial ................................................................. 28
a. Pengertian Bimbingan Sosial ......................................... 28
b. Tujuan Bimbingan Sosial ............................................... 29
c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Sosial................................... 30
v
d. Jenis Masalah Bimbingan Sosial .................................... 32
e. Teknik Bimbingan Sosial................................................ 34
C. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 39
D. Kerangka Berpikir ..................................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................... 42
B. Metode Penelitian ....................................................................... 43
C. Sumber Data ............................................................................... 43
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 43
E. Instrumen Pengumpulan Data..................................................... 45
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ......................... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 48
1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong ............................ 48
2. Visi dan Misi SMK PUSTEK Serpong ............................... 49
3. Keadaan Guru dan Siswa SMK PUSTEK Serpong............. 51
4. Sarana dan Prasarana di SMK PUSTEK Serpong ............... 52
5. Struktur Organisasi SMK PUSTEK Serpong ...................... 54
6. Guru BK di SMK PUSTEK Serpong .................................. 55
B. Deskripsi Data ........................................................................... 56
1. Perencanaan Bimbingan Pribadi dan Sosial ........................ 56
2. Implementasi Layanan Bimbingan Pribadi dan Sosial ....... 61
3. Evaluasi Bimbingan Pribadi dan Sosial............................... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 73
B. Saran ........................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Kerangka Berpikir ...........................................................46
2. Tabel 3.1 Waktu Penelitian .............................................................47
3. Tabel 3.2 Kisi- Kisi Wawancara .....................................................50
4. Tabel 4.1 Data Siswa SMK PUSTEK Serpong ...............................57
5. Tabel 4.2 Data Sarana Prasarana Bimbingan dan Konseling
di SMK PUSTEK Serpong................................................................59
6. Tabel 4.3 Data Guru BK SMK PUSTEK Serpong .........................61
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil wawancara Guru BK SMK PUSTEK Serpong
Lampiran 2
Hasil wawancara Kepala Sekolah SMK PUSTEK Serpong
Lampiran 3
Hasil wawancara Siswa SMK PUSTEK Serpong
Lampiran 4
Silabus RPP Bimbingan Pribadi
Lampiran 5
Silabus RPP Bimbingan sosial
Lampiran 6
Silabus Bimbingan dan Konseling
Lampiran 7
Program Kerja Bulanan
Lampiran 8
Program Kerja Tahunan
Lampiran 9
Laporan Kunjungan Rumah
Lampiran 10
Kartu Izin Konseling & Bimbingan Kelompok
Lampiran 11 Form Datar Kasus BP
Lampiran 12
Form Laporan Bulanan Bimbingan dan Konseling
Lampiran 13 Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling
Lampiran 14
Penilaian Keberhasilan Bimbingan dan Konseling
Lampiran 15
Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 16
Surat Izin Penelitian
Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 18
Lembar Uji Referensi
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman modern di era globalisasi menuntut sumber
daya manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan yang luas dan
menguasai teknologi yang semakin canggih dari masa ke masa. Pendidikan
merupakan hal yang sangat penting untuk semua manusia, karena dengan
pendidikan seseorang dapat mengangkat harkat dan martabat serta tidak
dipandang sebelah mata dan juga untuk memajukan kehidupan yang lebih
baik dimasa yang akan datang.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia, dan
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.1
Mengingat pentingnya pendidikan bagi manusia maka pendidikan
harus di prioritaskan sebaik-baiknya dan sebagai yang utama, maka di
dalamnya terdapat komponen yaitu tenaga pendidik dan kependidikan yang
profesional, karena pada dasarnya guru memiliki peran penting dalam
kemajuan pendidikan. Pendidikan formal merupakan interaksi antara guru dan
siswa dalam proses belajar mengajar, akan tetapi dalam pelaksanaanya banyak
masalah - masalah yang timbul dalam proses pembelajaran, banyak siswa
yang mengalami masalah yang dapat menggangu konsentrasi belajarnya.
Dalam suatu lembaga pendidikan formal untuk memulai pelaksanaan
pendidikan
dibutuhkan tenaga kependidikan karena salah satu penopang
1
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h.2
1
2
keberhasilan suatu pendidikan tidak lepas dari seorang tenaga pendidik yang
profesional.
Sekolah merupakan pusat pendidikan bagi anak-anak setelah keluarga.
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian yang terpadu
tidak dapat terpisahkan dari keseluruhan kegiatan pendidikan dan mencakup
seluruh kegiatan dan fungsi bimbingan dan konseling. Berkaitan dengan hal
tersebut layanan bimbingan konseling maka hendaknya memungkinkan
peserta didik untuk mengenal dan memahami dirinya sendiri, mengenal
lingkungan dengan baik, mampu mengambil keputusan, dan mengarahkan dan
mewujudkan dengan efektif dan sesuai dengan orientasi masa depan, oleh
karena itu keberadaan bimbingan konseling sangat dibutuhkan dalam bidang
lembaga pendidikan.
Layanan bimbingan dan konseling disekolah merupakan kegiatan yang
terprogram dan berkelanjutan. Hal ini mengandung makna bahwa layanan
bimbingan bukan kegiatan tanpa rencana dan seadanya, baik menyangkut
waktu layanan, isi kegiatan, saran dan parsarana, dan personilnya, akan tetapi
merupakan kegiatan yang direncanakan secara khusus dengan pertimbangan
kebutuhan dan tuntutan yang ada dis ekolah agar tepat sasaran.
Berdasarkan SK Mendikbud dan Kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan
No. 25 Tahun 1993 pasal 5 ayat 3 menyatakan bahwa guru bimbingan dan
konseling harus membimbing 150 orang siswa.2 Jadi dalam suatu sekolah
wajib memiliki guru bimbingan dan konseling lebih dari satu orang karena
satu orang guru bimbingan dan konseling harus membimbing 150 siswa.
Maka dari itu guru bimbingan dan konseling harus memiliki kompetensi
untuk membimbing dan menangani masalah yang dihadapi siswa.
Permasalahan yang terjadi dalam dunia bimbingan dan konseling sekarang
2
Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:
PT Indeks, 2011) h. 31
3
tidak jauh
berbeda dengan masalah yang terjadi pada masa yang lalu.
Program yang telah berjalan cenderung kurang diminati dan tidak di
pedulikan oleh peserta murid.
Dalam program bimbingan dan konseling terdapat bidang layanan
bimbingan diantaranya yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan karir. Dalam pembahasan ini berfokus pada bimbingan
pribadi dan sosial. Aspek pribadi dan sosial berkenaan dengan pemahaman
dan pengembangan karakteristik, potensi, dan kecakapan-kecakapan yang
dimilikinya, baik intelektual, sosial, fisik motorik maupun efektif emosional.
Dalam proses belajar mengajar siswa mengadapi berbagai situasi-situasi yang
bersangkutan dengan kehidupan pribadi dan sosialnya.
Tujuan umum bimbingan dan konseling membantu perkembangan
kepribadian dan sosial
seoptimal mungkin, dalam memberikan bantuan,
koselor harus memperhatikan bakat - bakat , potensi, latar belakang keluarga,
pendidikan, status sosial dan ekonomi, serta tututan perkembangan zaman.
Dalam Bidang bimbingan dan konseling bidang pribadi dan sosial merupakan
hal yang penting untuk membantu menghadapi dan mengatasi masalah siswa.
Program bimbingan dan konseling yang baik biasanya mengikuti suatu
pola perencanaan tertentu, dan dapat melihat kondisi-kondisi yang dihadapi,
serta sanggup menghadapi perubahan-perubahan. Program disusun bersama
oleh personil bimbingan dan konseling dengan memperhatikan kebutuhan
siswa, mendukung kebutuhan pendidik untuk memfasilitasi pelayanan
perkembangan siswa secara optimal dalam pembelajaran dan mendukung
pencapaian tujuan, visi dan misi sekolah.
Akan tetapi dalam keberhasilan implementasi program bimbingan
pribadi dan sosial di sekolah ini tidak hanya bergantung kepada kemampuan
konselor / guru pembimbing saja, melainkan juga tergantung kepada kerja
sama yang baik dari semua stake holder terkait di sekolah seperti, kepala
sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, staf sekolah. Dari pihak-pihak
4
tersebut diharapkan dukungan dan kerja samanya untuk keberhasilan
implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah demi
kelancaran proses belajar dan mengajar sehingga tercapainya tujuan
pendidikan.
Layanan bimbingan pribadi dan sosial merupakan salah satu layanan
bimbingan yang diselenggarakan guna layanan tepat sasaran dan kebutuhan.
Melalui layanan bimbingan pribadi dan sosial diharapkan siswa mampu
mengenali dirinya seutuhnya, selain itu layanan ini bertujuan untuk membantu
siswa dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan penyesuaian
dirinya dan lingkungan. Untuk mencapai tujuan itu hendaknya sekolah
mempunya program.
Ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam implementasi program
bimbingan pribadi dan sosial di sekolah seperti, keterbatasan jumlah guru BK
yang sangat minim tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada di sekolah,
guru BK yang bukan berlatar belakang bidang bimbingan dan konseling,
belum optimalnya guru bimbingan dan konseling dalam implementasi
program bimbingan pribadi dan sosial, kurangnya minta siswa dalam
pelayanan bimbingan, permasalah penurunan minat belajar, masalah
pergaulan, penyesuaian diri, pacaran, minuman keras, tawuran, obat terlarang,
sulit beradaptasi, konflik dengan guru, teman, dan lingkungan, pelanggaran
tata tertib, kurangnya tindakan preventif himbauan untuk menghadapi
permasalahan yang dihadapi individu maupun kelompok.
Permasalahan yang dihadapi dalam bidang bimbingan dan konseling
pribadi dan sosial lainnya meliputi kurang memiliki nilai ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, kurangnya pergaulan dengan teman sebaya, sekolah,
dan masyarakat, kurang memiliki toleransi, selalu ingin menyendiri, cepat
bosan, agresif, kehilangan kepercayaan diri, kesulitan mencari teman, merasa
terasingi dengan pekerjaan kelompok, siswa kurang memahami potensi yang
ada pada dirinya, rendahnya kepedulian guru terhadap masalah yang dihadapi
5
siswa, serta kurangnya kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam
menjalankan program bimbingan pribadi dan sosial, namun hingga saat ini
layanan bimbingan pribadi dan sosial belum berjalan dengan efektif diseluruh
sekolah. Sehingga implementasi program bimbingan pribadi dan sosial belum
berjalan dengan efektif. Tetapi tidak semua sekolah seperti itu masih ada
sekolah yang melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan
pedoman bimbingan dan konseling.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis memilih tempat penelitian
yaitu di SMK PUSTEK karena terdapat program bimbingan pribadi dan
sosial. Sebagai
lembaga pendidikan formal pada umumnya implementasi
program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong menghadapi
berbagai macam permasalahan, berikut adalah persentase yaitu: penyesuaian
diri 10%, pelanggaran tata tertib 30%, pacaran 15%, kehadiran/ absensi1 10%,
pergaulan 20% , konflik dengan guru dan teman 15%.
Teknik bimbingan yang dilaksanakan terhadap seorang individu yang
mempunyai masalah program bimbingan pribadi, misalnya: bertatap muka/
(face to face) dalam penyelesaian masalah, pemanggilan individu dan
sebagainya, sedangkan bimbingan kelompok adalah teknik bimbingan yang
dilaksanakan terhadap beberapa individu dalam memecahkan masalah,
misalnya: bimbingan kelompok, karyawisata, diskusi kelompok, kegiatan
kelompok, organisasi siswa, sosiodrama, psikodrama, program home room,
pengajaran remedial,konsultasi, nasihat dll.
Dari latar belakang inilah maka penulis tertarik untuk meneliti
“Implementasi program
Serpong”.
bimbingan pribadi-sosial di SMK PUSTEK
6
B. Identifikasi Masalah
Bersadarkan penjelasan latar belakang, ada beberapa permasalahan
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Program bimbingan dan konseling belum terlaksana secara efektif
2. Belum optimalnya upaya guru bimbingan dan konseling dalam
pelaksanaan program bimbingan pribadi dan sosial
3. Kurangnya minat siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan pribadisosial.
4. Belum maksimalnya implementasi program bimbingan pribadi dan sosial.
5. Belum optimalnya evaluasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, penulis membatasi masalah
penelitian pada “Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di SMK
PUSTEK Serpong”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka masalah yang dapat penulia rumuskan yaitu : “Bagaimana implementasi
program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin
dicapai dalam Penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana
Implementasi Program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK
Serpong.
7
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas wawasan bagi kajian
manajemen pendidikan tentang implementasi program bimbingan
pribadi dan sosial.
b. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan bahan rujukan
penelitian yang akan datang, terutama dalam pengembangan program
bimbingan pribadi dan sosial
c. Memperkaya kajian tentang implementasi program bimbingan pribadi
dan sosial
d. Memperkaya konsep manajemen bimbingan dan konseling terutama
tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial
2. Secara praktis
a. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi lembaga pendidikan dalam
hal yang berkenaan dengan implementasi program bimbingan pribadi
dan sosial di sekolah, sekaligus hasilnya dapat dijadikan acuan untuk
meningkatkan keberhasilan yang seimbang di masa yang akan datang.
b. Hasil penelitian ini akan menjadi masukan bagi kepala sekolah dalam
implementasi program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah.
3. Secara akademis
a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memberikan suatu
karya peneliti baru yang dapat mendukung dalam pengembangan
manajemen bimbingan dan konseling terutama implementasi program
bimbingan pribadi dan sosial.
b. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan yang berarti dalam
memahami secara lebih komprehensif dengan mengaplikasikan ilmu
yang telah diperoleh secara teori di lapangan. Selain itu, dapat
memberikan keterampilan dalam menganalisis berbagai permasalahan
8
bimbingan dan konseling, khususnya terkait dengan impelementasi
program bimbingan pribadi dan sosial di sekolah.
c. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai acuan terhadap
pengembangan penelitian pada kajian yang sama.
.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Implementasi Program Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Secara garis besar bimbingan adalah kegiatan untuk
membantu para peserta didik menggali potensi yang ada dalam
dirinya, membantu individu agar mengetahui, memahami, dan
mengenal pribadinya. Untuk memperoleh gambaran yang jelas
maka akan diuraikan beberapa definisi tentang bimbingan.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan
dari kata “guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang
mempunyai arti, menunjukan, membimbing, menuntun, atau
membantu.1 Bimbingan secara etimologis makna
merupakan
proses membimbing, menuntut, dan membantu individu.
Sedangkan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh
Tohirin:
“Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing
kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai
kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui
interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana
asuhan dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.2
1
Hallen,Bimbingan dan Konseling (Jakarta,Ciputat Pers,2002), Cet I h. 23
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta : Raja Grafindo
Persada 2007) h.20
2
9
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Implementasi Program Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Secara garis besar bimbingan adalah kegiatan untuk membantu
para peserta didik menggali potensi yang ada dalam dirinya, membantu
individu agar mengetahui, memahami, dan mengenal pribadinya. Untuk
memperoleh gambaran yang jelas maka akan diuraikan beberapa definisi
tentang bimbingan.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“guidance” yang berasal dari kata kerja “to guide” yang mempunyai arti,
menunjukan ,membimbing, menuntun, atau membantu.1 Bimbingan secara
etimologis makna
merupakan proses membimbing, menuntut, dan
membantu individu.
Sedangkan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Tohirin:
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh pembimbing
kepada individu agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian
dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan
pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.2
1
Hallen,Bimbingan dan Konseling (Jakarta,Ciputat Pers,2002), Cet I h. 23
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Jakarta : Raja Grafindo
Persada 2007) h.20
2
10
Pengertian menurut Tohirin menekankan bahwa bimbingan
merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan pembimbing
kepada individu agar mencapai kemandirian melalui interaksi sosial
pemberian nasihat kepada individu dan tetap berdasarkan ketentuan
yang berlaku yaitu norma dalam masyarakat.
Rahman Natawidjaja seperti di kutip di Winkel menyatakan
bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambung, supaya individu tersebut dapat
memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat
bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta
masyarakat.3
Berdasarkan pengertian yang diungkapkan dengan Rahman
Natawidjaya
dapat
disimpulkan
bimbingan
merupakan proses
memberikan bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar
individu dapat memahami dirinya sendiri agar dapat bertindak sesuai
dengan tuntutan keadaan keluarga dan ketentuan masyarakat.
Penjelasan Rahman yang mengutip Winkel selaras dengan
yang dikemukakan oleh Anas Salahudin yang mendefinisikan :
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan
oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu
dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman
tentang dirinya sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya
sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan, dan menyusun
3
W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Yogyakarta: Widiasarana
Indonesia,1999), h. 67
11
rencana sesuai dengan konsep dirinya dan tuntutan lingkungan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.4
Dapat disimpulkan dari pernyataan bimbingan menurut Anas
Salahudin pengertian bimbingan merupakan proses pemberian bantuan
seorang ahli kepada individu untuk memahami diri, lingkungan,
memilih dan menyusun rencana sesuai dengan konsep diri sesuai
dngan norma yang berlaku dimasyarakat.
Berdasarkan definisi yang diungkapan Anas Salahudin
Menurut Robert Tolbert dalam buku Fenti Hikmawati yang
mendefinisikan “Bimbingan adalah seluruh program atau semua
kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada
membantu individu agar melakukan penyesuaian diri dalam semua
aspek kehidupannya sehari-hari”.5
Dapat disimpulkan bimbingan merupakan program dan
kegiatan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan untuk membantu
individu menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan aspek dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah
suatu proses menunjukan, membimbing, menuntun, atau pemberian
bantuan kepada individu secara berkesinambungan agar dapat
memahami diri, mengarahkan diri, bertindak wajar sesuai dengan
norma yang berlaku di keluarga dan masyarakat. Bimbingan bantuan
yang diberikan kepada konselor dilakukan tidak secara kebetulan
tetapi secara terorganisir. Bimbingan di lakukan secara individual
maupun secara kelompok. Bimbingan yang dilakukan untuk
4
5
Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010, h. 15
Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h.1
12
membantu individu menyelesaikan masalah secara mandiri, dengan
melakukan interaksi sosial yang baik, pemberian nasihat serta gagasan
yang bermanfaat dalam norma yang berlaku di masyarakat. Masih
banyak definisi dari pendapat lain namun pada dasarnya bimbingan
adalah pemberian bantuan kepada individu untuk mengembangkan
potensi
diri,
memahami
diri,
memberikan
bantuan
untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi individu melalui para ahli yaitu
pembimbing untuk mencapai pengembangan diri secara optimal dan
dilakukan secara berkesinambungan.
2. Penyusunan Program
Penyusunan
program
hendaknya
memperhatikan
beberapa
pertimbangan, diantaranya:6
a. Susunlah program bimbingan yang relevan dengan kebutuhan
bimbingan disekolah, akan dapat berfungsi sesuai tujuan yang ingin
dicapai.
b. Mempertimbangkan sifat-sifat khas sekolah, yaitu: jenis sekolah, sifat
dan tujuan sekolah, guru-guru, murid-murid dengan persoalan yang
ingin dicapai.
c. Hendaknya diadakan inventarisasi sebagai fasilitas yang ada,
termasuk didalamnya petugas yang telah ada sebagai pelaksanan
program bimbingan, ruangan yang telah tersedia dan dapat
dipergunakan untuk memperlancar jalannya layanan bimbingan di
sekolah.
d. Hendaknya ditentukan program kerja yang terinci dan sistematis
dalam program bimbingan di sekolah berdasarkan masalah-masalah
yang secara mendesak harus ditangani.
6
Slameto, Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 139-140.
13
e. Hendaknya ditentukan program kerja personalia, pembagian tugas dan
tanggung jawab yang merata dengan pertimbangan berbagai faktor,
yaitu kemampuan minat, kesempatan, dan bakat yang dimiliki oleh
staf sekolah yang ada.
f. Menentukan organisasi, termasuk didalamnya ialah cara kerja sama
dalam mewujudkan program bimbingan, cara berfugsinya tim atau
personalia, serta hirarkinya.
g. Hendaknya diadakan evaluasi program bimbingan yang gunannya
mengecek seberapa jauh rencana dan pengaturan kerja itu telah dapat
dilaksanakan, dan seberapa jauh pula program kerja yang telah
direalisasikan.
h. Isi atau kegiatan yang diprogramkan, tidak hanya menyangkut bahan
yang hendak disajikan tetapi juga metode penyajian maupun kegiatan
penunjangnya.
Menurut H.M Surya program bimbingan yang baik yaitu program
bimbingan yang bila dilaksanakan akan efisien dan efektif. Hal diatas
memiliki ciri-ciri antara lain:
a. Program bimbingan itu disusun dan dikembangkan berdasarkan
kebutuhan nyata para siswa di sekolah yang bersangkutan.
b. Kegiatan bimbingan diatur skala prioritas yang juga ditentukan
berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan petugas.
c. Program bimbingan memiliki tujuan yang ideal tetapi realistis dalam
pelaksanaanya.
d. Menyediakan fasilitas yang memadai.
e. Memberikan pelayanan kepada siswa sekolah.7
7
H.M Surya, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:Depdikbud,1997), h. 21.
14
3. Persyaratan Program Bimbingan dan Konseling
Dalam merencanakan suatu program bimbingan dan konseling ada
beberapa persyaratan pokok yang harus diperhatikan:
a. Personil
Untuk tahap permulaan pelaksanaan program bimbingan diperlukan
dua macam tenaga, yaitu tenaga profesional yang meliputi konselor
senior, konselor muda, dan guru konselor. Yang kedua yaitu tenaga
yang bukan profesional yaitu tenaga bidang administrasi. Untuk
tenaga konselor hendaknya dari sarjana bimbingan konseling atau
sarjana psikologi dengan praktek bimbingan dan konseling. Untuk
tenaga muda setidaknya dari jenjang D3.
b. Fasilitas fisik
Ruang untuk konseling. ruang kerja konselor, ruang pertemuan, ruang
bimbingan kelompok, ruang penyimpanan data, alat perlengkapan
meja, kursi, papan tulis dan lain-lain.
c. Fasilitas teknis
Alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data seperti
tes, angket, daftar dan cek, skala penilaian dan lain sebagainya.
d. Anggaraan biaya
Untuk kelancaran dalam pelaksanaan program bimbingan di sekolah
perlu dana yang memadai, baik untuk personil. Pengadaan dan
pengembangan alat, dan lain sebagainya.8
8
Hallen , op.cit , h. 8
15
4. Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
Kriteria yang dilakukan untuk menilai keberhasilan implementasi
program pelayanan bimbingan pribadi dan sosial adalah ketercapaian
kompetensi serta keterpenuhan kebutuhan peserta didik. Dalam kegiatan
pelayanan bimbingan pribadi dan sosial
penilaian diperlukan adanya
feedback atau umpan balik terhadap kefektifan pelayanan bimbingan
pribadi dan sosial. Adapun aspek yang dievaluasi dan langkah- langkah
dalam mengevaluasi program 9:
a. Aspek Yang Dievaluasi
1) Kesesuaian program dengan pelaksanaan
2) Hambatan yang dijumpai
3) Dampak pelayanan bimbingan terhadap kegiatan belajar
4) Respon masyarakat sekolah terhadap pelayanan
5) Perubahan dan kemajuan peserta didik dari pencapaian tujuan
pelayanan bimbingan.
b. Langkah-langkah evaluasi
1) Merumuskan masalah atau instrumentasi, maka konselor perlu
mempersiapkan yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi
pada dasarnya terkait dengan dua aspek
yaitu, tingkat
terlaksananya program/ pelayanan dan tingkat ketercapaian
tujuan.
2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpulan data,
yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program.
3) Mengumpulkan dan menganalisa data, yaitu menelaah tentang
program apa saja yang telah terlaksana dan belum terlaksana
9
Ibid.,h.220
16
4) Melakukan tindakan lanjut (follow up), meliputi dua kegiatan
yaitu memperbaiki hal hal yang dipandang lemah dan
mengembangkan program yang dianggap dapat meningkatkan
kualitas program.
B. Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK
1. Bimbingan Pribadi
a. Pengertian Bimbingan pribadi
Di dalam kamus bimbingan dan konseling dalam
buku
Thantawy “Bimbingan pribadi merupakan bidang pelayanan
bimbingan konseling yang membantu individu atau peserta
didik/siswa/mahasiswa dalam menemukan dan mengembangkan
pribadi yang beriman dan mengembangkan pribadi yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri,
serta sehat jasmani dan rohani.” 10
Jadi menurut Thantawy bimbingan pribadi merupakan
layanan untuk membantu seorang individu untuk menemukan jati
diri dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut
Hibana
Bimbingan
pribadi
adalah
layanan
bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan
mengembangkan pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap
dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.” 11
Maka dari pengertian dapat disimpulkan bimbingan pribadi
Hibana tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan Thantawy,
10
11
Thantawy, Kamus Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Pamantor,1997), h. 16
Hibana S Rahman, Bimbingan & Konseling Pola 17 (Yogyakarta: Ucy Press, 2003), h.39
17
bimbingan pribadi merupakan bimbingan yang diberikan kepada
siswa untuk menemukan dan mengembangkan pribadinya sehingga
menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengoptimalkan potensi
yang dimiliki oleh siswa.
Sedangkan Menurut Fenti Hikmawati bimbingan pribadi
adalah layanan pengembangan kemampuan mengatasi masalahmasalah pribadi dan kepribadian berkenaan dengan aspek-aspek
intelektual, afektif, dan psikomotorik.12
Maka pengertian yang dapat disimpulkan dari pendapat Fenti
Hikmawati bimbingan pribadi merupakan layanan pengembangan
kemampuan untuk mengatasi masalah pribadi pada diri siswa
mengenai aspek - aspek yang dimiliki oleh seseorang yaitu tiga
aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Jadi kesimpulan dari berbagai pendapat pengertian dapat
disimpulkan bimbingan pribadi adalah bimbingan yang diberikan
kepada individu/peserta didik untuk mengembangkan potensi yang
ada dalam dirinya dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Bimbingan pribadi dilakukan oleh konselor kepada individu untuk
membantu
menemukan,
mengembangkan
jati
diri,
mampu
mengatasi masalah kepribadian, dan mampu mengoptimalkan
berbagai potensi yang dimiliki siswa dan berkenaan dengan apek
yang dimiliki siswa yaitu meliputi: aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Bimbingan pribadi berperan aktif untuk membimbing
dan menyelesaikan masalah pribadi yang dialami oleh siswa. Maka
dari itu layanan bidang bimbingan pribadi sangat penting dalam
proses perkembangan dalam diri siswa agara siswa mampu
12
Fenti Hikmawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010), h.4.
18
memahami diri dan memiliki keyakinan dalam beragama dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Tujuan Bimbingan Pribadi
Menurut Depdikbud dalam buku Tohirin merumuskan tujuan
bimbingan pribadi bertujuan agar individu mampu mengatasi
sendiri, mengambil sikap sendiri atau memecahkan masalah sendiri
yang menyangkut keadaan batinnya sendiri. 13
Jadi kesimpulan Depdikbud bimbingan pribadi bertujuan
agar individu mampu mengatasi dan mengambil sikap untuk
memecahkan masalah sendiri yang menyangkut ke dalam batinnya
agar dapat menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi.
Dalam buku Ny. Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih. D.Gunarsa:
Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu anak
mengatasi masalah pribadi, sebagai akibat kurang kemampuannya
anak didik untuk mengadakan penyesuaian diri dengan aspek-aspek
perkembangan, keluarga, persahabatan, belajar, cita-cita, konflik,
pribadi, sosial, seks, dan lain-lainnya.14
Dapat disimpulkan Menurut Y. Singgi D. Gunarsa dan
Singgih. D.Gunarsa Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu
peserta didik untuk mengatasi masalah pribadi yang dihadapi karena
kurangnya pemahaman dan kemampuan peserta didik untuk
menyesuaikan diri terhadap masalah pribadi yang sedang dialami.
Dalam buku Koestoer Partowisastro berpendapat bahwa tujuan dari
bimbingan penyesuaian kepribadian mengandung hal berikut:
13
Tohirin, op.cit, h.125
Ny.Y.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Jakarta : PT BPK Gunung Mulia,
2000), h.37
14
19
1) Membantu murid untuk menyadari bahwa adalah normal untuk
selalu tidak tenang.
2) Membantu murid yang memungkinkan dia dapat mengatasi
tahap-tahap perkembangan fisik.
3) Membantu murid untuk masuk ke dalam aktivitas mental
dengan perhatian dan kekuatan yang diperbaharui apabila ia
mencapai kedewasaan.
4) Membantu murid menjadi murid yang baik dengan hubungan
sosial dan dalam mentaati kewajiban-kewajibannya.
5) Membantu murid untuk dapat tahan kritik.
6) Membantu murid untuk menerima persahabatan yang diberikan
kepadanya.
7) Membantu murid untuk bergerak secara bertingkat dari
ketergantungan kepada orang lain, kebebasan dalam pendapat
dan perbuatan.
8) Membantu murid untuk dapat bekerja sekeras-kerasnya.
9) Membantu murid untuk dapat mengontrol emosi.
10) Membantu murid untuk dapat berpartisipasi pada kehidupan
sosial dengan ikut dalam klub-klub maupun aktivitas-aktivitas
sekolah.
11) Membantu murid mengerti mengenai relasi anak-anak laki-laki,
perempuan.15
Jadi tujuan bimbingan pribadi untuk membantu individu
dalam mengatasi masalah pribadi karena kurangnya penyesuaian diri
dengan aspek perkembangan. Bimbingan ini membantu siswa agar
menjadi pribadi yang dapat menyelesaikan masalah sendiri tanpa
bergantung dengan orang lain dan menjadikan pribadi yang baik.
c. Bentuk-Bentuk Bimbingan Pribadi
Ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan pribadi,
yaitu pertama layanan informasi. Informasi tentang tahap-tahap
perkembangan dapat mencakup perkembangan: fisik, motorik,
bicara, emosi, sosial, penyesuaian sosial, bermain, kreativitas,
15
Koestoer Partowisastro, Bimbingan & Penyuluhan di Sekolah-Sekolah Jilid I, (Jakarta :
Erlangga, 1985), h. 36-37.
20
pengertian, moral, seks, dan perkembangan kepribadian. Sedangkan
informasi tentang keadaan masyarakat dewasa ini dapat mencakup
informasi
tentang:
ciri-ciri
masyarakat
maju,
makna
ilmu
pengetahuan, dan pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia.
Kedua, pengumpulan data. Data yang di kumpulkan
berkenaan dengan layanan bimbingan pribadi dapat, mencakup:
identitas lengkap individu seperti nama lengkap, nama panggilan,
jenis kelamin, tempat tinggal, agama, alamat, bahasa daerah, anak
ke, orang tua dan lain-lain, kejasmanian dan kesehatan, riwayat
pendidikan, prestasi, bakat, minat,dan lain-lain.
Ketiga, orientasi. Layanan orientasi bidang pengembangan
pribadi mencakup: suasana lembaga, dan objek pengembangan
pribadi seperti lembaga bakat, pusat kebugaran dan latihan
pengembangan kemampuan
diri, tempat
rekreasi, dan lain
sebagainya .16
Dapat ditarik kesimpulan menurut Tohirin bentuk macam
bimbingan pribadi menjadi tiga bagian yaitu: layanan informasi,
pengumpulan data, dan orientasi.
Dalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk
bimbingan ada dua yaitu :
1) Bentuk bimbingan individual
Bentuk bimbingan individual menunjukan pada usahausaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik
secara perorangan agar dapat mengatasi masalah khusus/unik
16
Tohirin, op.cit., h.125.
21
yang dihadapinya. Jenis bimbingan pribadi dan bimbingan
sosial kerap kali dilaksanakan dalam bentuk bimbingan
individual karena kebanyakan masalah bimbingan pribadi sosial
bersifat rahasia dan penaganannya melalui pertemuan konseling
individual.
2) Bentuk bimbingan kelompok
Bentuk bimbingan kelompok menunjukan pada usahausaha yang sistematis dan berencana membantu sekelompok
siswa (biasanya) yang menghadapi masalah-masalah yang
relatif sama agar mereka dapat mengidentifikasi, memahami
dan memecahkan masalah-masalah mereka, atau mengadakan
penyesuaian yang baik terhadap masalah-masalah kelompok
yang mereka alami bersama.17
Dapat disimpulkan dari Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani
ada dua macam bentuk bimbingan pribadi yaitu bimbingan
individual yaitu usaha-usaha yang sistematis dan berencana
membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi
masalah khusus/unik yang dihadapinya. Sedangkan bimbingan
kelompok usaha yang sistematis dan terencana membantu
sekelompok siswa menghadapi masalah yang relatif sama dan
juga memecahkan masalah secara bersama-sama.
d. Jenis Masalah Bimbingan Pribadi
Dalam buku Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila
Kusmawati bentuk bimbingan pribadi :
17
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta : PT
Rineka Cipta, 1991), h.113-114
22
1) Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan
dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Pemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan
pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan
produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk
peranannya di masa depan.
3) Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya pada atau melalui kegiatankegiatan yang kreatif dan produktif.
4) Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usahausaha penanggulanganya.
5) Pemantapan kemampuan mengambil keputusan.
6) Pemantapan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan
keputusan yang telah diambilnya.
7) Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup
sehat, baik secara rohaniah maupu maupun jasmaniah.18
Didalam buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani bentuk
masalah pribadi :
Berlebihan dalam mengasingkan diri,
keterampilan
bergaul, sementara dirinya sangat ingin bergaul seperti teman lain;
kecanduan minum-minuman keras, merasa tak sanggup untuk
melepaskan diri, sementara dirinya ingin sekali terbebas, khawatir
yang sangat tidak akan lulus, sementara dirinya tak bergairah
belajar; dan lain-lain jenisnya.19
Dapat disimpulkan dari dalam buku Abu Ahmadi dan
Ahmad
Rohani
bentuk
masalah
pribadi
adalah
seorang
mengasingkan diri, keterampilan bergaul bergaul, kecanduan
minuman keras, tidak bisa melepaskan diri, ingin bebas, ketakutan
tidak lulus, malas belajar, dll.
18
Dewa ketut Sukardi dan Desak P.E, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
(Jakarta:Rineka Cipta ,2008), h.12
19
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, op.cit, h.109
23
Menurut Amin Budiamin dan Setiawati dalam buku
bimbingan
konseling
direktorat
jendral
pendidikan
islam
permasalahan yang dihadapi dalam bimbingan pribadi yakni:
1) Ketakwaan kepada Allah SWT , mencakup:
a) Kurang motivasi untuk mempelajari agama sebagai pedoman
hidup;
b) Kurang memahami bahwa agama sebagai pedoman hidup;
c) Kurang memiliki kesadaran bahwa setiap perbuatan manusia
diawasi oleh Tuhan;
d) Masih merasa malas untuk melaksanakan shalat;
e) Kurang memiliki kemampuan untuk bersabar dan bersyukur.
2) Perolehan sistem nilai, meliputi:
a) Masih memiliki kebiasaan berbohong;
b) Masih memiliki kebiasaan mencontek;
c) Kurang disiplin (khususnya memelihara kebersihan)
3) Kemandirian emosional, meliputi:
a) Belum mampu membebaskan diri dari perasaan atau perilaku
kekanak-kanakan;
b) Belum mampu menghormati orang tua atau orang lain secara
ikhlas.
c) Masih kurang mampu menghadapi situasi frustasi (stress)
secara positif.
4) Pengembangan keterampilan intelektual, meliputi :
a) Masih kurang mampu mengambil keputusan berdasarkan
pertimbangan yang matang;
b) Masih
suka
melakukan
sesuatu
tanpa
mempertimbangkan baik-buruknya dan untung ruginya.
5) Menerima diri dan mengembangkan secara efektif, meliputi:
tanpa
24
a) Kurang merasa bangga dengan keadaan diri sendiri;
b) Merasa rendah diri, apabila bergaul dengan orang lain
yang mempunyai kelebihan (seperti teman yang lebih
cantik/ cakep).20
Jadi simpulan pendapat dari Amin Budiamin dan
Setiawati masalah bimbingan pribadi adalah mencakup
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, perolehan sistem
nilai,
kemandirian
emosional,
keterampilan
bergaul,
pengembangan keterampilan intelektual, keinginan
bergaul
seperti teman lain, kecaanduan minum-minuman keras, merasa
tak sanggup untuk melepaskan diri, sementara dirinya ingin
sekali terbebas, khawatir yang sangat tidak akan lulus,
sementara dirinya tak bergairah belajar, pengembangan
keterampilan
intelektual
dan
menerima
diri
dan
mengembangkan secara efektif.
e. Teknik Bimbingan Pribadi
Dalam Buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani berpendapat
bahwa teknik dalam menangani masalah pribadi adalah role playing,
khususnya psikodrama salah satu jenis bermain peran. 21
Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa metode dan
teknik dalam bimbingin pribadi adalah dengan metode role playing
dan psikodrama salah satunya bermain peran, dengan memerankan
suatu peranan prilaku tertentu memberi bantuan kepada masalah
psikis yang dialami oleh anak.
20
Amin Budiamin, Setiawati, Bimbingan Konseling, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam, 2009),h.83-84
21
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, op.cit., h.114
25
Dalam buku I Djumjur & Moh Surya, teknik bimbingan
pribadi adalah bimbingan individual (individual counceling). Pada
umumnya ada tiga teknik yang terkenal dalam konseling individual
yaitu :22
1) Non directive. Metode ini menekankan pada kemampuan
manusia untuk menentukan tujuan hidupnya sendiri dan mampu
mengembangkan dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas
apa yang dilakukannya ciri-ciri hubungan non-direktif:
a) Hubungan non direktif ini menempatkan klien pada
kedudukan
sentral,
klienlah
yang
aktif
untuk
mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah
b) konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta
situasi yang memungkinkan klien bisa berkembang
sendiri.23
2) Directive counseling method. Metode ini menekankan konselor
lebih banyak berperan atau mengambil inisiatif, sehingga klien
tinggal menerima apa yang dikemukakan oleh konselor. Ciriciri directive counseling, yaitu:
a) Konselor memegang sebagian besar tanggung jawab
mengenai keputusan dan pemilihan untuk memecahkan
masalah konseling
b) Proses konseling dengan cara pendekatan yang sifatnya
langsung dan memimpin
c) Konselor mengumpulkan informasi mengenai masalah
konseling.24
22
I Djumhur & Moh Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV
Ilmu;2003), h. 110
23
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta; 2008), h 60-61
26
3) Elective counseling method ini maksudnya menggabungkan
kedua teknik diatas dengan mengambil intisari dari penggunaan
keduanya.25
Metode ini digunakan oleh pembimbing dengan face to
face relationship antara pembimbing dengan yang dibimbing
mengenai masalah yang dihadapi oleh klien sifatnya pribadi,
Pembimbing hendaknya bersikap simpati dan empati terhadap
masalah yang dihadapi klien. Adapun tekniknya meliputi:
1) Percakapan pribadi yakni pembimbing melakukan dialog
langsung secara tatp muka dengan pihak yang dibimbing
2) Kunjungan
rumah
(home
visit),
yakni
pembimbing
mengadakan dialog dengan kliennya, tetapi dilakukan di
rumah klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien
dan lingkungannya.26
Bimbingan yang diberikan kepada individu dalam tingkat
Menegah Atas sebagian dapat disalurkan melalui bimbingan
kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1) Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang
dilalui oleh siswa remaja dan mahasiswa, antar lain tentang
konflik batin yang ditimbul dan tentang cara-cara bergaul
yang baik. Termasuk disini apa yang disebut sex education,
yang tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi pula
corak pergaulan antara jenis kelamin.
24
Yusuf Gunawan dan Catherine Dewi Liman Subroto, Pengantar Bimbingan dan Konseling
Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama 1992), cet -1 h.119.
25
I Djumhur dan Moh Surya , op.cit , h.104.
26
M.Umar, dan Santono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: CV Pustaka, 1998) h. 152.
27
2) Penyadaran akan keadaan masyarakat dewasa ini, yang
semakin berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain
apa ciri-ciri kehidupan modern, dan apa makna ilmu
pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia.
3) Pengaturan dikusi kelompok mengenai kesulitan yang
dialami oleh kebanyakan siswa dan mahasiswa, misalnya
menghadapi orang tua yang taraf pendidikannya lebih rendah
daripada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat
merasa lega, bila dia menyadari bahwa teman-temanya
mengalami kesulitan yang sama; dia lalu tidak akan
memandang dirinya lagi orang yang abnormal. Diskusi
kelompok ini dapat mendorong siswa dan mahasiswa untuk
menghadapi ahli bimbingan, guna membicarakan suatu
masalah secara pribadi dalam wawancara konseling.
4) Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian
siswa, misalnya sifat-sifat yang tampak dalam tingkah laku,
latar belakang keluarga, dan keadaan kesehatan.27
Dari kutipan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
teknik bimbingan pribadi dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni:
non directive, directive counseling method , elective counseling
method. Teknik yang digunakan dalam bimbingan pribadi yakni
tatap muka (face to face) jadi bertatapan langsung antara guru
BK dan siswa mengenai masalh pribad, lalu dengan teknik home
visit yaitu mengunjungi rumah siswa yang bermasalah, guru BK
memberikan informasi mengenai fase tahapan perkembangan
yang dialami remaja, berdiskusi dengan siswa tentang masalah
27
W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta:
Grasindo,1991),h.128.
28
apa yang sedang dihadapi, dan mengumpulkan tentang sifat,
kepribadian, latar belakang keluarga, kesehatan, dll.
2. Bimbingan Sosial
a. Pengertian Bimbingan Sosial
Dalam kamus bimbingan dan konseling dalam
buku
Thantawy Bimbingan sosial adalah Bidang pelayanan bimbingan
konseling
yang
/siswa/mahasiswa
membantu
individu
dalam
mengenal
atau
peserta
didik
lingkungan
dan
mengembangkan diri dalam lingkungan hubungan sosial yang
dilandasi dengan budi.28
Dapat disimpulkan dalam kamus bimbingan dan konseling
Bimbingan sosial adalah bidang pelayanan untuk membantu
individu mengenal lingkungan dan mengembangkan diri dan
berinteraksi sosial dilandasi dengan budi pekerti dalam suatu
lingkungan.
Senada dengan dengan kamus bimbingan dan konseling
dalam buku Thantawy menurut Hibana mendefinisikan bahwa:
Bimbingan sosial adalah layanan bimbingan yang
diberikan kepada siswa untuk mengenal lingkungannya sehingga
mampu bersosialisasi dengan baik dan menjadi pribadi yang
bertanggung jawab.29
Dapat disimpulkan dari pernyataan Hibana Bimbingan
sosial adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa
28
29
Thantawy, op.cit., h.17.
Hibana S Rahman, op.cit., h.41.
29
mengenal lingkungan sehingga mampu bersosialisasi dan menjadi
pribadi yang bertanggung jawab.
Menurut
Fenti
Hikmawati
mendefinisikan
bahwa
Bimbingan sosial adalah layanan pengembangan kemampuan dan
mengatasi masalah sosial, dalam kehidupan keluarga, sekolah dan
masyarakat dalam bekerja sama dan berinteraksi dengan orang
dewasa ataupun dengan peserta didik yang lebih muda.30
Dapat disimpulkan dari pernyataan Fenti Hikmawati
bimbingan sosial merupakan layanan untuk mengembangkan
kemampuan mengatasi masalah sosial dalam keluarga, sekolah
dan masyarakat bekerja sama dan berinteraksi baik dengan yang
lebih tua maupun lebih muda.
Jadi Bimbingan sosial adalah Bimbingan yang diberikan
kepada individu/peserta didik untuk mengembangkan dan
mengenal lingkungan dengan cara bersosialisasi dengan baik
kepada keluarga, sekolah dan masyarakat. Bimbingan sosial yang
dilakukan konselor kepada individu untuk mengatasi masalah
sosial yang dihadapi agar sesuai dengan norma atau ketentuan
yang berlaku dalam masyarakat.
b. Tujuan Bimbingan Sosial
Dalam buku Ny. Y. Singgi D. Gunarsa dan Singgih.
D.Gunarsa:
Bimbingan sosial bertujuan untuk membantu anak dalam
mengatasi
30
kesulitan-kesulitan
Fenti Hikmawati, op.cit., h.4.
dalam
kehidupan
sosialnya,
30
sehingga ia mampu mengadakan hubungan-hubungan sosial
dengan baik. 31
Thohirin dalam bukunya bimbingan dan konseling di
sekolah dan madrasah merumuskan tujuan bimbingan sosial
untuk membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi
kesulitan-kesulitan dalam masalah sosial, sehingga individu dapat
menyesuaikan diri secara baik dan wajar dalam lingkungan
sosialnya.32
Dalam
buku
Koestoer
Partowisastro
bimbingan
sosial
bertujuan untuk:
1) Membantu murid mengerti tanggung jawab sosial dan
kewarganegaraan.
2) Membantu murid mengerti aturan sosial.
3) Membantu murid ikut serta dalam aktivitas-aktivitas di luar
kelas.
4) Membantu murid dalam penyesuaiannya dengan orang lain. 33
Jadi
kesimpulannya
tujuan
bimbingan
sosial
untuk
membantu individu dalam mengatasi masalah sosial dan mampu
berinteraksi dengan orang lain dan bersosialisasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku didalam masyarakat.
c. Bentuk Bimbingan sosial
Menurut Tohirin bentuk bimbingan sosial sebagai berikut :
ada beberapa macam bentuk layanan bimbingan sosial yang bisa
31
Ny.Y.Singgih, op.cit .,h. 36
Tohirin, op.cit., h. 128
33
Koestoer Partowisastro, op.cit., h. 37.
32
31
diberikan kepada para siswa disekolah atau madrasah. Bentukbentuk layanan tersebut: pertama, layanan informasi
yang
mencakup: informasi tentang keadaaan masyarakat dewasa ini; yang
pengetahuan, pentingnya IPTEK bagi kehidupan manusia dan lainlain dan informasi tentang cara-cara bergaul.
Informasi tentang cara-cara berkomunikasi penting diberikan
kepada setiap individu. Sebagai makhluk sosial, individu perlu
berhubungan dengan orang. Dengan perkataan lain, individu
memerlukan orang lain dalam kehidupannya. Untuk dapat
berhubungan dengan orang lain secara baik, individu dituntut untuk
mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan lingkungannya.
Kedua,orientasi.
Layanan
orientasi
untuk
bidang
pengembangan hubungan sosial adalah: suasana, lembaga dan
objek-objek
pengembangan
sosial
seperti
berbagai
suasana
hubungan sosial antar individu dalam keluarga , organisasi atau
lembaga tertentu, dalam acara sosial tertentu.34
Dalam buku Hallen bentuk bimbingan sosial sebagai berikut :
1) Pengembangan dan pemantapan kemampuan berkomunikasi
baik melalui ragam lisan maupun tulisan secara efektif.
2) Pengembangan
kemampuan
bertingkah
laku
dan
berhubungan sosial, baik di rumah, disekolah maupun di
masyarkat dengan menjungjung tinggi tata krama, sopan
santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan
yang berlaku.Pengembangan dan pemantapan hubungan
yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya,
34
Tohirin, op.cit., h.128-129
32
baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah
maupun masyarakat pada umumnya.
3) Pengenalan, pemahaman, dan pemantapan tentang peraturan,
kondisi dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan serta
upaya dan kesadaran untuk melaksanakannya secara dinamis
dan bertanggung jawab.
4) Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan
pendapat serta argumentasi secara dinamis, kreatif dan
produktif.
5) Orientasi tentang hidup berkeluarga.35
Jadi bentuk bimbingan pribadi dan sosial ada dua yaitu
bimbingan individual dan bimbingan kelompok. Bimbingan
individual adalah usaha-usaha yang sistematis dan berencana
membantu peserta didik secara perorangan agar dapat mengatasi
masalah khusus/unik yang dihadapinya. Bentuk bimbingan ini
bersifat rahasia dan di berikan dalam bentuk individu. Sedangkan
bimbingan kelompok adalah usaha-usaha yang sistematis dan
berencana
membantu
sekelompok
siswa (biasanya)
yang
menghadapi masalah-masalah yang relatif sama agar mereka
dapat mengidentifikasi, memahami dan memecahkan masalahmasalah mereka, atau megadakan penyesuaian yang baik
terhadap
masalah-masalah
kelompok
yang
mereka
alami
bersama.
d. Jenis Masalah Bimbingan Sosial
Dalam buku Dewa Ketut Sukardi rincian bentuk bimbingan
sosial :
35
Hallen,op.cit.., h.79.
33
1) Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik melalui ragam
lisan maupun tulisan secara efektif.
2) Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan
pendapat serta berargumentasi secara dinamis, keratif dan
produktif.
3) Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan
sosial, baik di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat luas
dengan menjungjung tinggi tata krama, sopan santun, serat
nilai-nilai agama, adat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang
berlaku.
4) Pemantapan
hubungan
yang
dinamis,
harmonis,
dan
produktif dengan teman teman sebaya, baik di sekolah yang
sama, di sekolah yang lain, di luar sekolah, maupun di
masyarakat pada umumnya.
5) Pemantapan pemahaman kondisi dan peraturan sekolah serta
upaya pelaksanaanya secara dinamis dan bertanggung jawab.
6) Orientasi tentang hidup berkeluarga.36
Menurut Amin Budiaamin dan Setiawati dalam buku
Bimbingan Konseling Direktorat Jendral Pendidikan Islam
permasalahan yang dihadapi dalam bimbingan sosial yakni:
1) Berprilaku sosial yang bertanggung jawab, meliputi:
a) Kurang menyenangi kritikan orang lain;
b) Kurang memahami tata krama (etika) pergaulan;
c) Kurang berpartisipasi dalam kegiatan sosial, baik di
sekolah maupun dimasyarakat.
36
Dewa Ketut Sukardi, op.cit., h.55.
34
2) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
, meliputi ;
a) Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis;
b) Merasa tidak senang kepada teman yang suka mengkritik
3) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, meliputi:
a) Sikap yang kurang positif terhadap pernikahan;
b) Sikap yang kurang positif terhadap hidup berkeluarga. 37
Jadi masalah bimbingan sosial adalah Pemantapan
kemampuan berkomunikasi, Pemantapan kemampuan menerima
dan menyampaikan pendapat serta berargumentasi secara
dinamis, keratif dan produktif, Pemantapan kemampuan
bertingkah laku dan berhubungan sosial.
e. Teknik Bimbingan Sosial
Dalam Buku Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani teknik role
playing (baik jenis sosiodrama maupun psikodrama), dan diskusi
kelompok. Banyak masalah sosial yang lebih efektif dan efisien jika
ditangani melalui bentuk bimbingan kelompok 38
Dapat disimpulkan Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani teknik
bimbingan sosial adalah bimbingan kelompok karena bimbingan ini
menggunakan role playing
(baik jenis sosiodrama maupun
psikodrama), dan diskusi kelompok. Pemecahan masalah sosial
diusahakan
dalam
memainkan
suatu
peranannya
langsung
menghayati situasi masalah yang dihadapinya, setelah pementasan,
diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan persoalannya dan
37
38
Amin Budiamin, Setiawati, op.cit., h.84
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, op.cit., h.114
35
juga pemecahan masalah psikis yang dialami oleh anak dapat
diberikan melalui psikodrama.
Bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan yang
diberikan pada individu dalam situasi kelompok. Cara ini dilakukan
untuk menyampaikan informasi yang tepat kepada siswa tentang
masalah pendidikan, pemahaman pribadi, serta penyesuaian diri.
Pemberian informasi tersebut bertujuan untuk memperbaiki dan
mengembangkan pemahanan diri sendiri (peserta didik) serta
pemahaman terhadap orang lain.
Menurut Gadza (1989) yang dikutip oleh Tatiek Romlah
mengemukanan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok pada
umumnya dilakukan dikelas dengan jumlah siswa antar 20 sampai
35 orang.39
Dalam bimbingan kelompok ini terdapat beberapa jenis
metode bimbingan kelompok yang bisa diterapkan dalam pelayanan
bimbingan kelompok yaitu:
1) Program home room
2) Karyawisata
3) Diskusi kelompok
4) Kegiatan kelompok
5) Organisasi siswa
6) Sosiodrama
7) Psikodrama
8) Pengajaran remedial.40
39
40
Slameto,op.cit , h. 139-140
Tohirin, op.cit, h.290-294
36
Dalam buku Asep Suryana dan Suryadi Teknik yang
digunakan
dalam
bimbingan
sosial
untuk
membantu
perkembangan murid yaitu:
1) Konseling Individual
Konseling individual adalah merupakan batuan yang
sifatnya terapeutik yang diarahkan untuk mengubah sikap
dan
prilaku
murid.
Konseling
dilaksanakan
melalui
wawancara langsung dengan murid. Konseling ditunjukan
kepada murid yang normal, bukan yang mengalami kesulitan
jiwa,
melainkan
penyesuaian
diri
hanya
mengalami
dalam
pendidikan,
kesulitan
pekerjaan,
dalam
dan
kehidupan sosial.
2) Konsultasi
Konsultasi merupakan salah satu teknik bimbingan
yang penting sebab banyak masalah karena sesuatu hal akan
lebih berhasil jika ditangani secara tidak langsung oleh
konselor. Konsultasi dalam pengertian umum dipandang
sebagai nasihat dari seorang profesial.
3) Nasihat
Nasihat merupakan salah satu teknik bimbingan yang
dapat diberikan oleh guru pemberi nasihat hendaknya
memperhatikan sebagai berikut :
a.
Berdasarkan masalah atau kesulitan yang dihadapi oleh
murid
b.
Diawali dengan menghimpun data yang berkaitan
dengan masalah yang dihadapi
37
c. Nasihat yang diberikan bersifat alternatif yang dapat
dipilih oleh murid, disertai kemungkinan keberhasilan
dan kegagalan.
d. Penentuan keputusan diserahkan kepada murid, alternatif
mana yang akan diambil.
e. Hendaknya murid mau dan mampu mempertanggung
jawabkan keputusan yang diambilnya.
4) Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap
murid
yang
dilaksanakan
dalam
situasi
kelompok.
Bimbingan kelompok yang dimaksud untuk mencegah
berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri murid. Isi
bimbingan terdiri atas penyampaian informasi ataupun
aktivitas
kelompok
yang
berkenaan
dengan
masalah
pendidikan, pekerjaan pribadi dan sosial yang tidak disajikan
dalam bentuk pelajaran.
5) Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan upaya bantuan
kepada murid dalam rangka memberikan kemudahan dalam
perkembangan
dan
pertumbuhannya.
Selain
bersifat
pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat
penyembuhan.
6) Pengajaran Remedial
Pengajaran Remedial dapat didefinisikan sebagai
upaya untuk menciptakan suatu situasi yang memungkinkan
murid
atau
kelompok
murid
tertentu
lebih
mampu
mengembangkan dirinya seoptimal mungkin sehingga dapat
memenuhi kriteria keberhasilan minimal yang diharapkan ,
dengan melalui suatu
proses interaksi yang terencana,
38
terorganisasi, terkontrol dengan lebih memeperhatikan taraf
kesesuaiannya terhadap keragaman kondisi objektif individu
dan atau kelompok murid yang bersangkutan serta daya
dukung sarana dan lingkungannya.
7) Mengajar bernuansa bimbingan
Murid yang berhasil dalam belajar apabila guru
menerapkan prinsip-prinsip dan memberikan bimbingan
waktu mengajar. Lebih jelas bimbingan pada waktu mengajar
yang dapat dilakukan oleh guru menjelaskan tujuan dan
manfaat materi pelajaran, cara belajar, karakteristik mata
pelajaran yang dihadapi individu,
penyelesaian tugas,
merencanakan masadepan,memberikan, fasilitas belajar,
memberikan kesempatan untuk berprestasi, dan lain-lain.41
Jadi kesimpulannya metode dan teknik dalam
bimbingan pribadi dan bimbingan sosial adalah Bimbingan
kelompok adalah proses pemberian batuan yang diberikan
pada individu dalam situasi kelompok. Bimbingan di
dalamnya terdapat, program home room, karyawisata, diskusi
kelompok, kegiatan kelompok, organisasi siswa ,sosiodrama,
psikodrama, pengajaran remedial.
41
Asep Suryana dan Suryadi. Modul Bimbingan dan Konseling. (Jakarta:Direktur Jendral
Pendidikan Islam,2009) h.116-121.
39
C. Penelitian Relevan
Adapun penelitian yang relevan yang memiliki kesamaan subjek
penelitian yaitu bagian tata usaha yang diteliti oleh penulis, diantaranya:
1. Jazim Fauzi, skripsi yang berjudul “ Layanan bimbingan PribadiSosial pada siswa kelas II MTSN Giriloyo Imogiri Bantul”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
bimbingan pribadi dan sosial. Dalam penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif, penemuan layanan bimbingan pribadi dan
sosial terdiri dari tiga pelayanan yaitu: layanan bimbingan secara
klasikal, secara kelompok, secara perseorangan. Serta menerapkan
berberapa metode yakni: metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan
keteladanan. Pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di sekolah ini
cukup efektif tetapi belum terlaksana secara optimal..
2. Syahrul Alwan Sarwo Edi, skripsi yang berjudul “ Implementasi
bimbingan sosial-pribadi dalam lembaga pendidikan islam”.
Penelitian ini bertujuan untuk membina pribadi siswa agar
mereka dapat berhasil dalam proses pendidikan yang ditempuhnya,
penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus. Dari hasil penelitian ini
pelayanan konseling perorangan,
bentuk kegiatannya adalah
penanganan masalah dengan
menggunakan sistem skor dan pola bimbingan di madrasah yaitu
kegiatan bimbingan yang saling berhubungan dengan pelaksanaan
pendidikan .
3. Ismail Al Fatoni, skripsi yang berjudul “Evaluasi pelaksanaan
bimbingan pribadi dan sosial di SMK Kristen 2 Klaten”.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan,
pelaksanaan, dan hambatan dalam layanan bimbingan pribadi dan
sosial. Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan model
40
kesenjangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan
(kombinasi) karena mempunyai komponen kuantitatif dan kualitatif.
Dari hasil penelitian ini pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di
sekolah ini dilakukan secara klasikal dan diluar kelas dengan media
papan tulis dan mading dan evaluasi bimbingan pribadi dan sosial.
41
D. Kerangka Berpikir
INPUT
IDENTIFIKASI
MASALAH
1. Program bimbingan
dan konseling yang
belum terlaksana
secara efektif.
2. Belum optimalnya
upaya guru bimbingan
dan konseling dalam
pelaksanan program
bimbingan pribadi dan
sosial
3. Kurangnya minat
siswa dalam
memanfaatkan
layanan Bimbingan
pribadi-sosial.
4. Belum optimalnya
implementasi program
bimbingan pribadi dan
sosial.
5. Belum optimalnya
evaluasi program
bimbingan pribadi dan
sosial di SMK
PROSES
OUT PUT
MASALAH
SOLUSI
Belum maksimalnya
Implementasi
program bimbingan
pribadi dan sosial di
SMK PUSTEK
Serpong.
1. Hendaknya membuat jadwal
bimbingan pribadi dan sosial
bimbingan tidak hanya
diberikan pada saat jam
pelajaran kosong.
2. Hendaknya guru bimbingan
dan konseling mengoptimalkan
program bimbingan pribadi dan
sosial.
3. Hendaknya membangun minat
siswa untuk melakukan
bimbingan tidak hanya pada
saat terjadi masalah tetapi
adanya tindakan preventif.
4. Seharusnya mengoptimalkan
implementasi program
bimbingan pribadi dan sosial.
5. Hendaknya mengoptimalkan
evaluasi program bimbingan
pribadi dan sosial.
6.
7. Seharusnya mengoptimalkan
evaluasi program bimbingan
GAMBAR 2.1
pribadi dan sosial.
HASIL/ HARAPAN
Tercapainya
implemetasi program
bimbingan pribadi dan
sosial di SMK
PUSTEK Serpong yang
efektif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK PUSTEK Serpong yang belokasi
di jalan Raya Serpong No.17 Kelurahan Pondok Jagung (Samping WTC
Matahari) Kecamatan Serpong kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.
Adapun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan September s/d
Mei 2015.
Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
NO
Nama
Kegiatan
Bulan Pelaksanaan Penelitian
2014
Sep
1
Okt
Nov
2015
Des
Permohonan
Izin Penelitian
& Observasi
2
Wawancara ke
sekolah
3
Pengumpulan
data
4
Ket
Pengolahan
dan analisis
data
42
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
43
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif ditujukan untuk menggmbarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasaa manusia.1 Dalam
penelitian
ini,
peneliti
hanya
mengkaji
kejadian
yang
alamiah/
menggambarkan suatu kondisi apa adanya yakni terkait implementasi
program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong.
C. Sumber Data
Sumber data penelitian ini terdiri dua macam, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, dari kepala sekolahsumber
data primer berasal dari, kepala sekolah, koordinator bimbingan dan
konseling, 3 guru bimbingan dan konseling dan 5 siswa.
2. Sumber data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini, data sekunder merupakan
pendukung dari data primer. Data sekunder di dapat dari dokumen yang
berkaitan dengan program bimbingan pribadi dan sosial.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian observasi sebagai alat
1
Nana Syaodih Sukmadinata ,Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), h.72.
44
pengumpulan data dapat dilakukan secara optimal.2 Observasi yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengenai permasalahan implementasi
program bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK Serpong.
2. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Bentuk
wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur. Peneliti
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan, tertulis/ pedoman
wawancara. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara, perekam
suara, dan alat tulis. Teknik ini digunakan untuk mewawancarai kepala
sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan
konseling dan siswa mengenai Implementasi program bimbingan pribadi
dan sosial di SMK PUSTEK Serpong.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Instrumen bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan dari metode
wawancara dalam penelitian kualitatif.3 Studi dokumen dimaksudkan
untuk mengumpulkan dengan mempelajari dan mencatat bagian resmi
yang terdapat di lokasi penelitian. Data yang dikumpulkan yaitu, data
silabus RPP bimbingan pribadi, silabus RPP bimbingan sosial, laporan
kunjungan rumah, rincian materi pokok bidang bimbingan pribadi dan
sosial, program kerja tahunan.
2
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Ptraktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2004) Cet. 4. h. 63
3
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif R & D, (
Bandung : Alfabeta, 2009) h. 329
45
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Instrumen wawancara
Sebelum melakukan wawancara ,maka perlu dibuat pedoman. Adapun
pedoman tersebut dibuat dalam bentuk kisi-kisi instrumen penelitian
sebagaimana tabel di bawah ini:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara
Variabel
Dimensi
Indikator
No. Item
Program
1. Perencanaan
A. Penyusunan program
1,2
bimbingan
bimbingan pribadi
dan sosial.
B. Persyaratan program
2,3
bimbingan
C. Penetapan jenis
4
layanan yang
digunakan
2. Implementasi
A. Implementasi
program bimbingan
5,6,7,8,9,10,
11,12
pribadi dan sosial
B. Implementasi
pencapaian tujuan
13
layanan
C. Implementasi jenis
layanan yang
digunakan
14
46
3. Evaluasi
A. Hambatan yang
15
terjadi segi internal
dan eksternal
B. Cara mengatasi
16
hambatan.
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
a. Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.
Keikutsertaan tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi
memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian
sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.
Perpanjangan keikutsertaan dilakukan guna memastikan konteks
untuk dipahami dan dihayati. Perpanjangan keikutsertaan dilakukan
dengan terjun kelokasi dalam waktu yang cukup panjang hal ini juga
dilakukan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti
dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.4
b. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan
atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari
apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat.
Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsurunsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri padahal-hal tersebut secara
4
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda
karya, 2011), Cet.29. h.327.
47
rinci, maka ketekunan penagamatan menyediakan kedalaman mengenai
persoalan yang menjadi pembahasan.5
c. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.Teknik triangulasi
yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya
yaitu pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik, dan teori.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton 1987:331).
Dengan jalan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data
hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan
umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan
apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa
yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan hasil wawancara
dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987: 329), terdapat dua
strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil
penelitian beberapa teknik pengumpulan data, (2) pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
5
Lexy J Moleong, Ibid.,h.329.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong
Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) mutlak diperlukan, dalam rangka
peningkatan pemberdayaan seluruh potensi wilayah yang mendukung
pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan. Dengan demikian upaya
penataan dan pengembangan program pendidikan perlu diperhatikan
dengan seksama agar tetap relevan dengan kebutuhan pembangunan
daerah dan pusat.
Sekolah Menengah Kejuruan Pengembangan Sain dan Teknologi
(SMK PUSTEK) Serpong Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu
lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja
tingkat menengah berpotensi untuk mencetak SDM yang berkualitas
dengan kompetensi yang di handal. Untuk itu penataan dan pengembangan
SMK
PUSTEK
diarahkan
pada
program-program
yang
dapat
meningkatkan pemberdayaan potensi wilayah serta memacu pertumbuhan
ekonomi wilayah.
Sekolah Menengah Kejuruan Pengembangan Sains dan Teknologi
(SMK PUSTEK) Serpong merupakan SMK Swasta yang berlokasi di
Jalan Raya Serpong No.17 Kelurahan Pondok Jagung ( Samping WTC
Matahari ) Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan Provinsi
Banten dengan luas tanah 4500M2. Didirikan pada tahun 1999 dan pendiri
SMK tersebut didirikan oleh banyak pihak diantaranya H. Totong, Drs. H.
Mathodah S. M. Si, Ir. H. Harmen Latief M. M. Pd, Drs. Ade Ma’mun R,
M. M. Pd, Bambang Supiyanto, S. Sos, Saiful Andhi, ST dkk.
48
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong
Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, peningkatan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) mutlak diperlukan, dalam rangka
peningkatan pemberdayaan seluruh potensi wilayah yang mendukung
pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan. Dengan demikian upaya
penataan dan pengembangan program pendidikan perlu diperhatikan
dengan seksama agar tetap relevan dengan kebutuhan pembangunan
daerah dan pusat.
Sekolah Menengah Kejuruan pengembangan sain dan teknologi
(SMK PUSTEK) Serpong Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu
lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja
tingkat menengah berpotensi untuk mencetak SDM yang berkualitas
dengan
kompetensi
yang
di
handal.
Untuk
itu
penataan
dan
pengembangan SMK PUSTEK diarahkan pada program-program yang
dapat meningkatkan pemberdayaan
potensi wilayah serta memacu
pertumbuhan ekonomi wilayah.
Sekolah Menengah Kejuruan Pengembangan Sains dan Teknologi
(SMK PUSTEK) Serpong merupakan SMK Swasta yang berlokasi di
Jalan Raya Serpong No.17 Kelurahan Pondok Jagung ( Samping WTC
Matahari ) Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan Provinsi
Banten dengan luas tanah 4500M2. Didirikan pada tahun 1999 dan pendiri
SMK tersebut didirikan oleh banyak pihak diantaranya H. Totong, Drs. H.
Mathodah S. M. Si, Ir. H. Harmen Latief M. M. Pd, Drs. Ade Ma’mun R,
M. M. Pd, Bambang Supiyanto, S. Sos, Saiful Andhi, ST dkk.
49
Kepala sekolah pertama kali dijabat oleh Drs. Sudirman yang
bertugas dari tahun 1999 sampai tahun 2002 kemudian digantikan
jabatannya oleh Drs. H. Mathoda S, M. Si dari tahun 2003 sampai saat ini.
Awal jumlah siswa yang masuk berjumlah 110 siswa yang terdiri dari 2
(dua) kelas bidang teknik permesinan dan 1 (satu) kelas bidang otomotif,
dengan jumlah tenaga pendidik yang mengajar kurang dari 20 guru. Pada
tahun ke-4 karena banyaknya animo masyarakat yang berminat untuk
menyekolahkan anaknya ke SMK semakin bertambah maka dibuka
jurusan baru yaitu administrasi perkantoran dan administrasi.
Saat ini terdapat 7 (tujuh) program studi diantaranya Teknik
Permesinan, Teknik Kendaraan Ringan/ Otomotif, Teknik Komputer
Jaringan, Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Multimedia dan Teknik
Sepeda Motor. Dengan jumlah siswa berjumlah 1961 siswa dan 85 tenaga
pendidik yang mengajar.
2. Visi dan Misi SMK PUSTEK Serpong
a. Visi
“Terwujudnya SMK PUSTEK Serpong sebagai lembaga diklat
kejuruan yang berorientasi pada dasar kerja, dengan Standar Nasional
menuju Standar Internasional.”
b. Misi
1) Mengembangkan sistem pendidikan yang fleksibel.
2) Mengembangkan
sistem
pada
SMK
PUSTEK
Serpong
berwawasan mutu dan keunggulan sesuai dengan tuntutan pasar
kerja.
3) Memberikan pelayanan prima dalam pemberdayaan sekolah dan
masyarakat.
4) Mengembangkan iklim belajar yang berwawasan global berakar
pada norma agama dan nilai budaya bangsa Indonesia.
50
Misi merupakan kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai visi yang telah ditetapkan bersama-sama. Oleh karena
itu, pihak sekolah harus mampu melaksanakan misi tersebut dalam
bentuk kegiatan nyata sehingga ada manfaat yang didapat dalam
kegiatan tersebut.
c. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang berpotensi
untuk mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas
dengan kompetensi yang handal.
2. Sasaran
Tujuan yang akan dicapai untuk mencapai SMK berstandar
nasional adalah sebagai berikut:
a) Pada tahun pertama jumlah siswa-siswi yang lulus terserap
pada DU/ DI yang telah relevan minimal 40%.
b) Pada tahun pertama jumlah peserta ujian yang memperoleh
nilai matematika 5.0 lebih dari 30%.
c) Pada tahun pertama jumlah peserta ujuan nasional memperoleh
skor TOEIC 405 atau 7.01 lebih dari 20%.
d) Pada tahun pertma uji coba penyelenggaraan uji satu mata
diklat dengan pengantar bahasa inggris.
e) Pada tahun kedua menjadi minimal juara pada PKS tingkat
provinsi untuk program keahlian yang diunggulkan.
d. Motto
1. Kokoh dalam IMTAQ sinergi dengan IPTEK
2. 3S (Senyum, Salam dan Sapa).
51
3. Keadaan Guru dan Siswa SMK PUSTEK Serpong
a. Keadaan Guru
Guru-guru yang berada di SMK PUSTEK Serpong berjumlah 85
orang guru yang terdiri dari 9 guru PNS dan 76 guru honorer. Guruguru di SMK PUSTEK ini lulusan dari perguruan tinggi negeri
maupun swasta yang mengajar sesuai dengan keahlian yang
dimilikinya.
b. Keadaan Siswa (Peserta didik)
Data terakhir jumlah siswa SMK PUSTEK Serpong tahun
pelajaran 2014- 2015 seluruhnya berjumlah 1961 siswa. Peserta didik
di kelas X ada sebanyak 19 rombongan belajar. Peserta didik di kelas
XI seluruhnya ada sebanyak 18 rombongan belajar, peserta didik di
kelas XII seluruhnya ada sebanyak 16 rombongan belajar.
Tabel 4.1
Data Siswa SMK PUSTEK Serpong
Tahun Ajaran 2014/ 2015
Jurusan
X
XI
Teknik Permesinan
Teknik Kendaraan
Ringan
Teknik Komputer
Jaringan
Administrasi
Perkantoran
Multimedia
Akuntansi
Teknik Sepeda Motor
Teknik Permesinan
Teknik Kendaraan
Ringan
Teknik Komputer
Jaringan
Administrasi
Perkantoran
Multimedia
Jumlah Jumlah Jumlah
rombel siswa
keseluruhan
3
121
2
84
4
166
3
99
4
2
1
3
3
159
88
29
95
101
4
158
2
88
4
140
746
645
Ket
52
XII
4.
Akuntansi
Teknik Permesinan
Teknik Kendaraan
Ringan
Teknik Komputer
Jaringan
Administrasi
Perkantoran
Multimedia
Akuntansi
2
3
2
63
119
82
4
144
570
2
77
3
2
97
51
Sarana dan Prasarana Bimbingan dan Konseling di SMK PUSTEK
Serpong
a. Ruang Bimbingan dan Konseling
Ruang bimbingan dan konseling (BK) merupakan salah satu
sarana yang penting mempengaruhi kualitas pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Secara geografis ruang BK terletak di lantai 2
bersebelahakan dengan ruang perpustakaan, sedangkan ditinjau dari
keadaan ruang BK dan segi luas ruangan sudah cukup memenuhi standar
ideal. Di dalam ruangan terdapat 1buah meja panjang dengan 12 sekat, 1
set meja untuk tamu, 1 ruangan untuk proses konseling, sebuah meja
komputer, printer, dan beberapa inventaris ruang lainnya serta fasilitas
bimbingan dan konseling.
b. Administrasi Bimbingan dan Konseling
1) Administrasi BK perkelas
Administrasi BK perkelas dilaksanakan unntuk mengetahui kondisi
keberadaan siswa siswa yang terdiri dari buku pemantauan kehadiran
siswa, grafik ketidak hadiran siswa.
2) Pola 17 dalam pelayanan
Pola ini merupakan layanan yang akan diberikan kepada siswa. Pola
yang diditerapkan yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan
penyaluran
dan
penempatan,
layanan
pembelajaran,
layanan
konseling individu, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan
53
kelompok,
layanan
konsultasi,
layanan
mediasi,
aplikasi
instrumentasi, himpunan data, konfrensi kasus, kunjungan rumah,
alih tangan kasus.
3) Data pekerjaan orang tua
Data ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui keberadaan kondisi
keluarga siswa sebagai pelengkap untuk konseling.
4) Buku administrasi bimbingan dan konseling
Buku administrasi BK di sekolah ini terdiri dari bimbingan pribadi,
bimbingan sosial, belajar, keluarga, home visit, silabus/RPP, program
tahunan, progam bulanan, kartu konseling dan bimbingan kelompok.
Tabel 4.2
Data Ruangan Sarana Prasarana BK
di SMK PUSTEK Serpong
Tahun 2015
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Rusak
Total
Bangun Ruang
Baik
Jumlah
Ruang khusus bimbingan
dan konseling
Komputer PC 1
Printer
Telepon
Loker
Lemari arsip
Lemari penyimpanan
data siswa
Lemari penyimpan
dokumen
AC
Dispenser
CCTV
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
54
5.
Struktur Organisasi SMK PUSTEK Serpong
6.
Komite Sekolah
H. Oo Madiyah
Kepala Sekolah
Drs. H. Mathodah S., M.
Si
h
h
PKS
Sapras
PKS
BP/ BK
H. Rusli, S.
sos
Danang SN, S. Pd
Wakil Kepala Sekolah
Ir. Harmen Latief., M.
MPd.
PKS Kurikulum
Kepala Tata Usaha
Saiful Andhi,
h ST
Peni Herawati, S.
Pd, M. MPd.
Nuraeni, S. sos
Masri, SE.
Staf Ur.
Adm umum
h
Yoyoh Nuryeti,
S. Pd
h
h
PKS Pembina
OSIS
PKS
Kesiswaan
Herdi Supriyadi,
S. Pd
Ridwan, SE
PKS Humas/
Hubin
Endah
Novitasari S.P
Dewi
Susinawati, S.
Pd
h
h
h
Ka. Prog
Pemesinan
Dedi Ediono, S. Pd.
Ka. Beng
h Pemesinan
Darja H
h
Staf Ur.
IT & dinas
Ahmad, A.
Md
Staf Ur. Piket
& siswa
Jaswari
Rohani apriyanty SIP
h
h
Ka. Prog TKR/
h
Otomotif
Achmad Iwa
Istiwa, ST
Ka. Prog TKJ
Sumiyadi, SE
h
Ka. Beng TKR/
Otomotif
A.
hHermansyah,
Md
Ka. lab
komputer
Indrawan AF,
S. Kom
MR. TKJ/
Assembling
Anita Triana,
A. Md
MR. TKR/
Otomotif
hMat Sarifudin
h
Dewan Guru
h
Siswa
h
Ka. Prog MM
Drs. H.
Karwandi
Ka. Prog Bisnis
& Manaj
Dra. Titik
Asmiati
h MR. MM/
Ka. Lab bisnis
& manaj
Sufira
wahyuni
h
Assembling
Sahroni
h
h
55
7.
Guru BK di SMK PUSTEK Serpong
Guru BK adalah adalah guru yang memberikan bantuan dalam
memecahkan masalah-masalah yang dialami siswa. Adapun guru di SMK
PUSTEK Serpong berjumlah 4 orang personal terdiri 1 Koordinator dan 3
anggota guru BK
Tabel 4.3
Guru BK SMK PUSTEK Serpong
Tahun 2015
NO
Nama
Pendidikan
Jabatan
Terakhir
1
Danang, S.Pd.
S1 Psikologi
Koordinator
guru BK
2
Nahrowi, S.Pd.
S1 Bimbingan dan Guru BK
Konseling
3
Fatiah, S.Pd.
S1 Psikologi
Guru BK
4
Sufira Wahyuni, S.Pd
S1 Psikologi
Guru BK
B. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini penulis
mewawancarai kepala
sekolah,
koordinator BK, 3 guru BK dan 5 siswa dengan tujuan untuk medapatkan
data yang lengkap tentang pelaksanaan program bimbingan pribadi dan
sosial. Berdasarkan hasil observasi, wawancara,dan studi dokumentasi,
maka hasil penelitian diuraikan sebagai berikut :
Program bimbingan dan konseling diarahkan kepada upaya
memfasilitasi siswa untuk mengenal diri serta lingkungannya. Bimbingan
konseling yang ada di SMK PUSTEK Serpong cukup berkembang, salah
satu layanan bimbingan yang dibutuhkan siswa yaitu bimbingan pribadi
dan sosial.
Dalam upaya meningkatkan mutu layanan bimbingan dan
konseling maka diadakannya layanan bimbingan pribadi dan sosial agar
56
siswa dapat menghadapi masalah yang kompleks baik pada dirinya
maupun terhadap orang lain.
Bimbingan pribadi dan sosial sebaiknya tidak hanya diberikan
kepada siswa yang bermasalah tetapi bimbingan juga diberikan kepada
siswa yang tidak bermasalah, misalnya layanan
informasi mengenai
menggali potensi diri, pengetahuan, agama, tata krama, cara bersikap,
tentang masa puber, pengetahuan mengenai penyalahgunaan narkoba, sex
bebas, dll.
Berdasarkan hasil wawancara selama penelitian yang dilakukan
,berikut disajikan data yang dibutuhkan sesuai dengan tujuan dilakukan
penelitian mengenai pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial di SMK
PUSTEK Serpong sebagai berikut:
1. Perencanaan Layanan Bimbingan Pribadi dan Sosial
Perencanaan merupakan awal dari sebuah dalam penyusunan
program. Dengan perencanaan maka dapat menentukan hasil yang
ingin dicapai dalam suatu program. Perencanaan program juga
berkaitan dengan proses layanan yang diberikan diharapkan akan
memeperlancar proses pelayanan bimbingan. Berikut ini dijelaskan
tahap – tahap penyusunan program di SMK PUSTEK Serpong sebagai
berikut :
a. Penyusunan program layanan bimbingan pribadi dan sosial.
Program
merupakan
suatu
kesatuan
kegiatan
yang
berkesinambungan. Dengan adanya suatu program maka terdapat
sebuah landasan
dalam melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan untuk mencapai hasil yang maksimal dari kegiatan
yang dilakukan.
Program Bimbingan yang baik yaitu program
bimbingan yang bila dilaksanakan dengan efisien dan efektif.
Dalam penyusunan program bimbingan kepala sekolah
berperan
dalam
pembuatan
acuan/landasan
berikut
kutipan
wawancara kepala sekolah “ Sebelum saya melakukan layanan
57
bimbingan saya membutuhkan landasan/ acuan program
dalam
memberikan layanan agar layanan yang saya berikan tepat
sasaran.”1
Jadi menurut kepala sekolah dalam penyusunan bimbingan
pribadi dan sosial menggunakan landasan / acuan dalam
memberikan layanan agaran layanan yang diberikan tepat sasaran.
Guru BK di SMK PUSTEK Serpong juga membutuhkan
landasan dalam melaksanakan layanan bimbingan pribadi dan
sosial. Hasil wawancara dengan guru BK yaitu Ibu Fathia
memperkuat penyataan diatas, yaitu sebagai berikut:
“Ya tentu saja, sebelum saya melakukan layanan bimbingan
saya membutuhkan landasan/ acuan program dalam memberikan
layanan agar layanan yang saya berikan tepat sasaran.”2
Petikan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa guru
BK
memerlukan
landasan
dalam
melaksanakan
bimbingan
bimbingan pribadi dan sosial dalam acuan program.
Jadi kesimpulannya dalam penyusunan program bimbingan
pribadi dan sosial menggunakan acuan program seperti penyusunan
program sesuai dengan kebutuhan bimbingan yang disesuaikan
dengan tujuan yang ideal dan bersifat realistis dalam pelaksanaanya,
menggunakan fasilitas yang menunjang jalannya layanan bimbingan
dan menyediakan fasilitas yang memadai, program kerja yang
berjalan dengan sistematis, evaluasi program bimbingan untuk
mengukur seberapa jauh rencana, program kerja yang terealisasi.
Menurut kepala sekolah pembuatan acuan program dibuat
dengan kerja sama dengan para stake holder berikut kutipan
1
Drs. H. Mathodah S, M.Si., Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, 15 Desember 2014.
Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014.
2
58
wawancaranya “Acuan program bimbingan di buat oleh seluruh
stakeholder yang terkait seperti kepala sekolah, wakil kepala
sekolah,wali kelas, guru BK, kesiswaan, pembina osis dan personil
sekolah, dll”.3
Menurut Bapak Danang pihak yang terlibat dalam
penyusunan bimbingan “penyusunan bimbingan dibuat dengan
bekerja sama dengan stake holder, seperti kepala sekolah, guru BK,
wali kelas, kesiswaan,dll.”4
Dari kutipan wawancara diatas kepala sekolah membuat
program acuan layanan bimbingan tidak hanya bekerja sama dengan
guru BK saja tetapi juga bekerja sama dengan seluruh stake holder
yang ada bekerja sama untuk membuat program layanan bimbingan
yang efektif dan sesuai dengan tujuan bimbingan.
b. Persyaratan program bimbingan pribadi dan sosial
Dalam bimbingan pribadi dan sosial ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi oleh Guru BK menurut Ibu Sufira
Wahyuni, yakni:
“Sesuai dengan acuan/landasan program ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi dalam bimbingan yaitu: Personil
yang memadai yakni harus memenuhi standar kriteria yaitu minimal
pendidikan terakhir S1 dan jurusan bimbingan dan konseling/
psikologi. Fasilitas fisik yang memadai untuk melakukan suatu
bimbingan seperti ruang khusus bimbingan dan konseling , meja,
kursi, dll. Fasilitas teknis yakni tes, angket, daftar dan cek, skala
penilaian, dll. Anggaran yang memadai untuk kelancaran layanan
bimbingan”5
Menurut Bapak Nahrowi persyaratan yang harus dipenuhi
dalam program bimbingan pribadi dan sosial adalah :
3
Drs. H. Mathodah S, M.Si., Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, 15 Desember 2014.
Danang,S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13
Desember 2014.
5
Sufira Wahyuni,S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11
Desember 2014.
4
59
“Sesuai dengan acuan program yang telah dibuat
persysaratannya yaitu, minimal harus lulusan S1, jurusan BK/
Psikologi, fasilitas yang memadai dalam bimbingan baik secara
teknis maupun secara fisik, lalu anggaran yang memadai.6
Jadi kesimpulan dari pernyataan diatas Persyaratan program
bimbingan harus memenuhi beberapa syarat seperti yang telah
dijelaskan diatas oleh guru BK yakni harus memenuhi syarat yaitu
pendidikan terakhir minimal S1 dan mengambil jurusan bimbingan
dan konseling/ psikologi, lalu fasilitas fisik yang memadai meliputi
ruang untuk konseling, ruang kerja konselor, ruang pertemuan,
ruang bimbingan kelompok, ruang penyimpanan data, meja, kursi,
dll. Selanjutnya fasilitas teknis yang memadai meliputi alat-alat
yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data seperti tes,
angket, daftar dan cek, skala penilaian dan lain sebagainya. Dan
untuk kelancaran bimbingan pribadi dan sosial maka diperlukan
anggaran yang memadai baik untuk personil, pengadaan dan
pengembangan alat, dan lain sebagainya.
c. Menetapkan jenis layanan bimbingan pribadi dan sosial
Setelah memaparkan persyaratan program selanjutnya
adalah menetapkan jenis layanan yang digunakan. Berikut kutipan
wawancara dengan Ibu Fatiah selaku guru BK:
“Layanan yang saya berikan dalam pelaksanaan bimbingan
pribadi dan sosial yaitu layanan orientasi, layanan informasi,
layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten,
layanan bimbingan kelompok, dan layanan konsultasi.”7
Menurut Bapak Nahrowi selaku guru BK :
6
Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember
2014.
7
Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014.
60
“Layanan yang diberikan dalam bimbingan pribadi dan
sosial biasanya yang sering dipergunakan adalah jenis layanan
orientasi dan informasi. Karena jika layanan orientasi terdapat
dalam MOS (Masa Orientasi Sekolah) dan layanan informasi pada
saat kapanpun apabila ada informasi yang penting harus
disampaikan.”8
Guru BK beranggapan bahwa jenis layanan bimbingan
yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan siswa kaitannya
dengan tujuan bimbingan pribadi dan sosial
dengan
mempertimbangkan keberagaman masalah dan sesuai dengan
tingkat kematangan siswa.
Menurut Ibu Sufira selaku guru BK :
“Jenis layanan yang saya berikan sudah disesuaikan
dengan kebutuhan siswa serta keberagaman masalah yang
timbul disesuaikan dengan tingat kematangan siswa.”9
Selanjutnya paparan yang berbeda yang diungkapkan
oleh Pak Danang selaku koordinator guru BK bahwasanya “Pada
dasarnya jenis layanan yang dipakai sudah baik hanya saja ada
beberapa yang tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan
sehingga perlu adanya perbaikan.” 10
Berdasarkan hasil kutipan wawancara diatas dapat
disimpulkan bahwa layanan yang ditetapkan untuk membantu
tercapainya tujuan program bimbingan pribadi dan sosial adalah
layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan
penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan bimbingan
kelompok, dan layanan konsultasi. Tetapi layanan dominan
yang digunakan adalah layanan orientasi dan layanan informasi.
Layanan bimbingan yang diberikan guru BK diyakini sesuai
dengan dengan kebutuhan siswa
8
serta keberagaman masalah
Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember
2014.
9
Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11
Desember 2014.
10
Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13
Desember 2014.
61
yang timbul disesuaikan dengan tingkat kematangan siswa,
namun ada beberapa yang tidak selalu sesuai dengan yang
diharapkan perlu adanya pembenahan atau perbaikan.
2. Implementasi layanan bimbingan pibadi dan sosial
Implementasi merupakan tindak lanjut dari perencanaan yang telah
disusun,
implemenasti
adalah
aplikasi
dari
apa
yang telah
direncanakan, dengan begitu implemenatsi dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini tahapan impelemtasi
bimbingan pribadi dan sosial di SMK PUSTEK
Serpong yaitu
sebagai berikut:
a.
Implementasi program bimbingan pribadi dan sosial
Guru BK tidak mendapatkan jam pelajaran khusus dalam
memberikan layanan bimbingan pribadi dan sosial, tetapi guru BK
hanya masuk ke dalam kelas apabila ada jam pelajaran yang
kosong atau guru yang berhalangan untuk mengajar. Berikut
kutipan wawancara dengan Bapak Nahrowi selaku guru BK:
“Tidak ada jam khusus untuk pelaksanaan bimbingan
pribadi dan sosial tetapi jika ada jam pelajaran yang kosong atau
ada guru yang berhalangan untuk mengajar maka saya
menggantikan untuk mengisi materi bimbingan”.11
Menurut Bapak Danang, S.Pd. sebagai koordinator guru
BK, “Implementasi bimbingan pribadi dan sosial dilakukan tidak
menentu dan tidak ada jam yang khusus biasanya dilakukan bila
ada guru yang tidak hadir atau berhalangan untuk hadir.”12
Menurut Ade sebagai siswa “ Jika bentuk bimbingan
pribadi biasanya guru BK memberikan bimbingan mengenai
11
2014
12
Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember
Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13
Desember 2014
62
masalah yang dialami pribadi misalnya, sholat, membaca Al-Quran
selama lima menit sebelum dimulainya pelajaran, apabila terlambat
datang ke sekolah maka dikenai sangsi
yaitu membaca surat
pendek sebanyak 3 surat. Jika bimbingan sosial biasanya guru BK
memeberikan bimbingan pada saat upacara mengenai tata krama,
cara bersikap, tata tertib, masalah tawuran, dll.13
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
implementasi bimbingan pribadi dan sosial yang dilaksanakan
tidak memiliki jam khusus untuk melakukan layanan bimbingan
tetapi melakukan bimbingan apabila ada jam pelajaran yang
kosong dan saat guru berhalangan hadir.
Guru BK mengungkapkan bahwa dalam implemantasi
layanan bimbingan pribadi dan sosial selalu bekerja sama dengan
pihak yang terkait yaitu guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua,
kesiswaan dan kepala sekolah sebagai penentu kebijakan. Berikut
kutipan wawancara dengan Ibu Fatiah selaku guru BK:
“Dalam pelaksanaanya program bimbingan pribadi dan
sosial ini kami guru BK bekerja sama dengan seluruh stake holder
seperti wali kelas, orang tua, kesiswaan, dan kepala sekolah
sebagai penentu kebijakan.”14
Menurut Ibu Sufira “ Implementasi bimbingan pribadi dan
sosial ini tidak terlepas dari bantuan dan kerja sama oleh pihak
yang terkait yaitu kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran,
kesiswaan, dan tentu saja pihak luar seperti kepolisian, BNN, dan
pihak lainnya yang membantu jalannya proses bimbingan ini”15
Berdasarkan hasil kutipan wawancara diatas bahwa
pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial bekerja sama dengan
13
Ade Septiana, Siswa., Wawancara Pribadi, 16 Desember 2014.
Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014.
15
Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11
Desember 2014.
14
63
stake holder yang terkait yaitu kepala sekolah, wali kelas, guru
mata pelajaran, kesiswaan, dan pihak yang luar yang terkait yakni
polisi, BNN, dll.
Implementasi bimbingan pribadi dan sosial berjalan dengan
berjalan secara bersama tidak dapat dipisahkan hanya saja dalam
peraturan yang baru bimbingan pribadi dan sosial dipisahkan tetapi
tetap memiliki esensi yang sama. Berikut adalah pemaparan
impelementasi bimbingan pribadi menurut Ibu Fatiah selaku guru
BK:
“Implementasi bimbingan pribadi dilaksanakan perkasus,
dan ada juga beberapa anak yang tidak memiliki masalah tapi
hanya berkonsultasi mengenai masalah keluarga, masalah pribadi/
individual. Bentuk bimbingan pribadi ada dua yaitu bimbingan
individual dan kelompok, tetapi lebih dominan bimbingan
dilakukan secara individual karena bersifat pribadi melibatkan
permasalahan yang dialami oleh siswa. Jika bentuk bimbingan
kelompok biasanya sejumlah murid yang memiliki masalah yang
sama dan menyelesaikan masalahnya secara sama, Tetapi bentuk
bimbingan ini jarang.”16
Sedangkan
menurut
Bapak
Nahrowi
“Implementasi
bimbingan pribadi dilakukan setiap hari, dilaksanakan dengan
perkasus, bentuknya seperti pemanggilan siswa, tatap muka,
mengungkapkan masalah mengenai persoalan apa yang dihadapi
individual.”17
Menurut Ade selaku siswa “Jika bentuk bimbingan pribadi
biasanya guru BK memberikan bimbingan mengenai masalah yang
dialami oleh pribadi misalnya sholat, membaca alquran selama 5
menit sebelum dimulainya pelajaran, apabila terlambat datang ke
16
17
2014.
Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014.
Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember
64
sekolah maka dikenai sangsi yaitu membaca surat pendek sebanyak
3 surat”.18
Menurut Widia selaku siswa “Saya dipanggil wali kelas, lalu
diserahkan ke guru BK dalam penanganan masalah, dan memanggil
orang tua, lalu diberikan surat perjanjian oleh guru BK, diberi sanksi
sesuai dengan pelanggaran.19
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
pribadi
dilaksanakan
dengan
perkasus,
bentuknya
seperti
pemanggilan siswa yang bermasalah, tatap muka dan siswa yang
datang sekedar ingin berkonsultasi mengenai masalah pribadi,
keluarga, lingkungan, dll bimbingan pribadi ini dilakukan secara
individul dan bersifat pribadi dan rahasia yang melibatkan
permasalahan yang dialami oleh individu.
Selanjutnya implementasi bimbingan sosial menurut Bapak
Danang
“Implementasi
bimbingan
sosial
yaitu
bimbingan
dilakukan kelas dengan menjelaskan tata terib sekolah, tata cara
bergaul, besikap antar sesama teman, guru, orang tua, lingkungan,
dll”.20
Menurut Ibu Sufira implementasi bimbingan sosial yaitu :
“Bentuk implementasi bimbingan sosial adalah dengan cara
memberikan pemahaman kepada siswa etika bergaul dengan teman
sebaya, dan tata krama terhadap guru, orang tua, masyrakat, dll.
Tolong menolong kepada sesama teman misalnya menjenguk
teman yang sedang sakit atau terkena musibah maka siswa
patungan untuk membantu dan menyumbangkan pakaian, sembako
kepada siswa yang kurang mampu dengan seikhlasnya dan juga
18
Ade Septiana, Siswa., Wawancara Pribadi, 16 Desember 2014.
Widia., Siswa, Wawancara Pribadi, 17 Desember 2014.
20
Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13
Desember 2014.
19
65
dukungan atau motivasi kepada teman yang sedang terkena
musibah”.21
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
bimbingan sosial dilakukan dengan cara klasikal mengenai tata
tertib, etika bergaul, tata krama
terhadap guru, orang
tua,masyarakat,dll, tolong menolong.
Dalam implementasi bimbingan pribadi ada beberapa jenis
masalah yang dihadapi menurut Ibu Fatiah “Jenis masalah Masalah
Kedisplinan, merasa rendah diri, terlambat, bolos, absensi, keluar
saat pelajaran, penurunan minat belajar, tawuran, masih memiliki
kebiasaan mencontek,dll”.22
Menurut Bapak Danang “Jenis masalah yang dihadapi
dalam bimbingan pribadi adalah masalah kurang percaya diri
dalam bergaul, kurang disiplin, malas belajar, kurangnya motivasi
dalam beragama, masalah merokok”.23
Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
jenis masalah yang dihadapi
mengenai kurangnya
dalam bimbingan pribadi adalah
ketakwaan kepada tuhan yang maha esa,
masalah tata tertib, masalah merokok, masalah mencontek, bolos,
penurunan minat belajar, dll.
Selanjutnya mengenai jenis masalah dalam bimbingan
sosial menurut Ibu Sufira adalah “ Jenis Masalah yang dihadapi
dalam bimbingan sosial adalah masalah komunikasi kepada sesama
teman, guru, orang tua, lingkungan, etika dalam bergaul, kurang
21
Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11
Desember 2014.
22
Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember
2014.
23
Danang, S.Pd.,Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13
Desember 2014.
66
berpatisipasi dalam kegiatan sosial baik di dalam maupun luar
sekolah, tidak suka dikritik, dll.24
Sedangkan menurut Bapak Nahrowi “Jenis masalah yang
dihadapi dalam bimbingan sosial adalah masalah tata tertib,
masalah
merokok,
masalah
kepada
guru
karena
sering
meninggalkan kelas saat jam pelajaran,tawuran, pergaulan yang
menyimpang”25
Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
jenis masalah yang dihadapi
dalam bimbingan sosial adalah
masalah komunikasi, etika bergaul, tata tertib, kurangnya
berpartisipasi dalan kegiatan didalam maupun luar sekolah, kurang
menghormati guru dengan meninggalkan kelas saat jam pelajaran,
tawuran, masalah pergaulan yang menyimpang, dll.
Selanjutnya dalam bimbingan implementasi bimbingan
pribadi ada beberapa teknik yang digunakan dalam kegiatan
bimbingan menurut Ibu Fatiah yakni:
“Teknik yang digunakan face to face tentang masalah yang
terjadi diberikan pengarahan kepada siswa dan pemanggilan orang
tua ke sekolah, pemberian sanksi tergantung dengan masalah apa
yang dihadapi oleh siswa. Jika masalah sangat besar dan sulit
dihadapi maka akan diadakannya sangsi tegas seperti
penyalahgunaan narkoba dengan cara surat pengunduran diri dari
sekolah.”26
Menurut Pak Nahrowi teknik yang digunakan dalam
bimbingan
pribadi
adalah
“Teknik
individual,
jadi
siswa
menjelaskan problem apa yang dihadapi dan guru
BK
mendengarkan lalu mengarahkan siswa dan memberikan solusi
24
Sufira Wahyuni, S.Pd,. Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11
Desember 2014.
25
Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember
2014.
26
Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember
2014.
67
kepada permasalahan yang dihadapi dan melakukan kunjungan ke
rumah siswa yang bermasalah”.
Dari kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
teknik yang digunakan dalam bimbingan pribadi
teknik tatap
muka (face to face) tentang masalah yang dihadapi, melakukan
pemanggilan orang tua, melakukan kunjungan rumah (home visit).
Selanjutnya teknik bimbingan sosial menurut Pak Danang
“Menggunakan teknik bimbingan kelompok, dengan metode
kunjungan rumah (home visit) untuk mengetahui kondisi keluarga
dan lingkungan siswa, diskusi kelompok pada saat dikelas
mengenai permasalah yang dihadapi secara klasikal.”27
Menurut Ibu Sufira teknik bimbingan sosial “ Teknik yang
digunakan metode konsultasi, kegiatan kelompok, dan kegiatan
organisasi, seharusnya menggunakan metode psikodrama dan
sosiometri tetapi dikarenakan fasilitas yang belum memadai dan
jadwal yang tak menentu mengakibatkan belum terlaksananya
bimbingan tersebut.”28
Jadi kesimpulan dari beberapa wawancara diatas teknik
bimbingan sosial menggunakan
teknik bimbingan kelompok
secara klasikal, dengan metode konsultasi, kunjungan rumah (home
visit), kegiatan kelompok, kegiatan organisasi, seharusnya metode
sosiometri dan psikodrama tetpai karena fasilitas yang belum
memadai dan bimbingan hanya dilakukan pada saat jam pelajaran
kosong dan tak menentu menyebabkan belum terlaksananya
bimbingan tersebut.
27
Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13
Desember 2014
28
Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11
Desember 2014
68
b. Pencapaian tujuan layanan bimbingan pribadi dan sosial
Pencapaian
tujuan
tidak
terlepas
dari
pelaksanaan
bimbingan program layanan yang direalisasikan dalam pencapaian
tujuan. Melaksanakan program direncanakan dalam wujud yang
nyata untuk pencapaian tujuan yang diinginkan. Menurut guru BK
pencapaian tujuan sudah berjalan dengan baik tetapi masih perlu
perbaikan.
Menurut Ibu Fatiah “Secara umum tujuan pencapaian
pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan dengan
efektif sesuai dengan rencana tetapi masih terdapat kekurangan
“29
Menurut Bapak Danang “Pencapaian tujuan bimbingan
sudah cukup baik hanya saja masih memiliki kekurangan dan
perlu adanya perbaikan”. 30
Dari
kutipan
wawancara
diatas
pencapaian
tujuan
bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan dengan cukup efektif
tetapi masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaanya
dan perlu adanya perbaikan.
c. Implementasi jenis layanan
Implementasi jenis layanan disesuaikan dengan kebutuhan
siswa. Guru BK memiliki beberapa jenis layanan sehingga jenis
layanan yang dipakai dapat berjalan dengan efektif.
Menurut Bapak Nahrowi “Disini terdapat beberapa jenis
layanan yang dipakai jenis layanan yang diberikan kepada siswa
tergantung kepada kebutuhan siswa dan perkembangan siswa.”31
29
Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014.
Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13
Desember 2014.
30
69
Menurut Ibu Sufira “Jenis layanan bimbingan yang
dilaksanakan sudah berjalan dengan baik tetapi masih harus
diperbaiki”.32
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa jenis layanan
yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan siswa, tetapi dalam implementasi program masih
terdapat kekurangan dan harus melakukan perbaikan dan
meningkatkan kualitas jenis pelayanan.
3. Evaluasi bimbingan pribadi dan sosial
a. Hambatan dalam segi internal dan eksternal
Kriteria yang dilakukan untuk menilai keberhasilan
implementasi program bimbingan pribadi dan sosial mengacu
kepada ketercapaian kompetensi serta terpenuhinya kebutuhankebutuhan siswa. Dalam keseluruhan kegiatan pelayanan penilaian
diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan
pelayanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Untuk keberhasilan
suatu program maka perlu adanya evaluasi.
Program implementasi bimbingan disusun dengan cara
bertahap dan berkesinambungan. Impelementasi bimbingan pribadi
dan sosial tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan
dan
direncanakan dikarenakan beberapa hambatan. Dalam pencapaian
tujuan implemantasi bimbingan pribadi dan sosial tidak lepas dari
beberapa hambatan dan kendala maka kendala tersebut dievaluasi
dan dilakukan beberapa perbaikan dan apabila program yang sudah
31
Nahrowi, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 12 Desember
2014.
32
Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11
Desember 2014.
70
berjalan dengan baik maka dipertahankan dan dikembangkan untuk
mendapatkan kualitas porgram yang efektif.
Menurut Ibu Fatiah permasalahan yang terjadi dalam segi
internal dan eksternal sebagai berikut:
“Hambatan dalam segi internal walaupun sudah ada 4 guru
BK untuk menangani siswa yang jumlahnya ribuan maka guru BK
tidak dapat memperhatikan kebutuhan siswa secara mendetail
hanya beberapa saja jika siswa bermasalah, jiksegi eksternal yaitu
kurangnya komunikasi antara orang tua dan guru BK dan kurang
terbukanya orang tua terhadap guru BK terhadap permasalahan
siswa, dan tidak ada jadwal yang menentu dalam bimbingan
pribadi dan sosial, jadi bimbingan hanya ada jika pelajaran yang
kosong.”33
Menurut Ibu Sufira hambatan dalam implementasi yaitu :
“Hambatan dalam segi eksternal menjalin hubungan
komunikasi dengan orang tua agar tidak terjadi kesalah pahaman
dan orangtua bersikap terbuka terhadap permasalahan yang
dihadapi siswa. Lalu dalam segi intenal saya sebagai guru BK
berusaha untuk memahami perkembangan siswa sesuai dengan
kebutuhan siswa tidak hanya pada siswa yang bermasalah saja
tetapi juga kepada siswa yang
hanya berkonsultasi untuk
mendapatkan bimbingan, melengkapi sarana dan prasarana yang
menunjang dalam bimbingan”. 34
Menurut kepala sekolah Bapak Mathodah kendala/
hambatan dalam implementasi bimbingan pribadi dan sosial
sebagai berikut :
“Kendala fasilitas sarana dan prasarana yang kurang
memadai dalam pelaksanaan bimbingan, menjalin komunikasi
yang baik dengan orang tua siswa tentang permasalahan siswa,
dan karena jumlah siswa yang banyak maka keterbatasan guru BK
33
Fatiah, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 10 Desember 2014.
Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11
Desember 2014.
34
71
untuk memantau perkembangan siswa sesuai dengan
kebutuhannya, jadi apabila ada masalah saja guru bk membantu
permasalahan siswa, meskipun ada beberapa yang berkonsultasi
mengenai masalah pribadi namun seharusnya ada tindakan
pencegahan/ preventif sebelum terjadi permasalahan”.35
b. Cara mengatasi hambatan
Menurut Bapak
bimbingan yaitu:
Danang
cara
mengatasi
hambatan
“Cara mengatasi hambatan dalam segi internal yaitu
dengan cara guru harus mulai belajar memahami perkembangan
dan kebutuhan siswa secara individu meskipun jumlahnya banyak
tetapi personil BK jumlahnya ada 4 orang jadi kami bekerja sama
dengan stake holder yang lainnya, dan apabila dalam segi
eksternal yaitu dengan selalu berkomunikasi dengan orang tua
tentang perkembangan siswa supaya tidak ada kenjangan dan hal
yang tutupi oleh orang tua mengenai masalah yang dihadapi
siswa”.36
Menurut Ibu Sufira cara mengatasi hambatan bimbingan
yakni:
“Cara mengatasi kendala yang diperoleh dalam bimbingan
pribadi dan sosial ada dua yakni internal dan eksternal, jika dalam
hambatan internal yakni guru BK yang kurang memahami masalah
siswa dan tidak selalu mengetahui keadaan siswa, jika dalam segi
eksternal orang tua yang kurang kooperatif kepada guru BK
mengenai masalah siswa cenderung menutupi masalah siswa,
selanjutanya sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam
pelaksanaan.”37
Menurut Bapak Mathodah cara mengatasi hambatan
bimbingan yaitu :
“Cara mengatasi hambatan dan kendala dengan cara
berusaha untuk melengkapi sarana dan prasarana
dalam
pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial, lalu bekerja sama
dengan 4 personil BK, wali kelas, kesiswaan, osis, dan stake
35
Drs. H. Mathodah S, M.Si, Kepala Sekolah, Wawancara Pribadi, 15 Desember
2014.
36
Danang, S.Pd., Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 13
Desember 2014.
37
Sufira Wahyuni, S.Pd., Guru Bimbingan dan Konseling, Wawancara Pribadi, 11
Desember 2014.
72
holder dalam memantau perkembangan sisiwa, dan mejalin
komunikasi yang baik dengan orang tua siswa. Menghimbau
kepada siswa untuk tindakan pencegahan/ preventif sebelum
terjadinya masalah misalnya penyalahgunaan narkoba, HIV aids,
melarang untuk merokok, dll.
Dari
kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan cara
mengatasi hambatan bimbingan pribadi dan sosial ada 2 segi yaitu
internal dan eksternal, jika dalam segi internal jika guru BK kurang
memahami tentang perkembangan siswa dan kebutuhan siswa
dikarenakan jumlah siswa yang banyak maka guru bk bekerja sama
dengan 1 koordinator BK, dan 3 personil bk bekerja sama dan
dengan bantuan stake holder lainya dalam pelaksanaan bimbingan
pribadi dan sosial, lalu jika segi eksternal maka para guru BK
melakukan pendekatan dengan orang tua menjalin komunikasi
dengan baik untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi
oleh siswa, agar orang tua tidak cenderung menutupi permasalahan
dan melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis lakukan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi bimbingan pribadi dan sosial sudah berjalan cukup
efektif hanya saja dalam pelaksanaan bimbingan belum adanya jadwal
untuk bimbingan guru BK hanya memberikan bimbingan apabila ada
jam pelajaran yang kosong/ guru mata pelajaran berhalangan untuk
mengajar.
2. Dalam pelaksanaan bimbingan personil BK yang berjumlah 4 orang
sudah cukup membantu mengatasi masalah siswa tetapi jika
dibandingkan dengan jumlah siswa yang banyak mengakibatkan guru
BK kurang memahami perkembangan siswa.
3. Pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial hanya jika terjadi
permasalahan pada siswa minimnya siswa yang berkonsultasi untuk
melakukan bimbingan tanpa dipanggil terlebih dahulu, tindakan
preventif/ pencegahan yang kurang dalam implementasi bimbingan
4. Dalam implementasi program bimbingan pribadi dan sosial sarana dan
prasarana yang digunakan kurang memadai untuk menunjang
implementasi program dan ada beberapa yang belum lengkap seperti
teknik menggunakan sosiodrama dan psikodrama dalam bimbingan.
5. Dalam implementasi bimbingan pribadi dan sosial dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di buat secara terpisah tetapi dalam
pelaksanaanya dilaksanakan secara bersamaan dan berkesinambungan
karena seyogyanya bimbingan pribadi dan sosial saling terkait sulit
untuk dipisahkan.
73
74
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang mungkin
menjadi bahan pertimbangan dalam implementasi bimbingan pribadi dan
sosial di sekolah sebagai berikut:
1. Bagi Kepala Sekolah
a. Memperbaharui program sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
siswa
b. Melengkapi fasilitas sarana dan prasarana
yang memadai untuk
layanan bimbingan pribadi dan sosial
c. Membuat bimbingan yang terjadwal, bimbingan tidak hanya
diberikan pada saat jam pelajaran kosong.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
a. Berupaya meningkatkan kerja sama dan komunikasi dengan kepala
sekolah, guru bidang studi, juga wali murid sehingga masalah-masalah
yang dihadapi lebih cepat diketahui dan dapat segera diselesaikan.
b. Mengintensifkan pelaksanaan program bimbingan pribadi dan sosial
yang bersifat preventif, remedial teaching, cara berprilaku dengan
guru,siswa dan lingkungan yang baik serta pemberian pemanfaatan
waktu secara efektif.
c. Agar guru BK berkoordinasi dengan kepala sekolah untuk membuat
jadwal bimbingan pribadi dan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia,
2003.
Badrujaman, Aip Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling,
Jakarta: PT Indeks, 2011.
Sulistyarini dan Mohammad Jauhar, Dasar-Dasar Konseling, Jakarta: Prestasi
Pustaka Karya, 2014.
Aqib, Zainal, Ikhtisar Bimbingan&Konseling di Sekolah, Bandung: Yrama
Widya,2012.
Hallen ,Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat pers,2002.
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta : Raja Grafindo
Persada 2007.
W.S Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta:
Widiasarana Indonesia,1999.
Salahudin, Anas, Bimbingan dan Konseling, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010
Hikmawati, Fenti Bimbingan dan Konseling Jakarta : Rajawali pers, 2010
Slameto, Bimbingan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, 1988
Surya, HM , Bimbingan dan Konseling, Jakarta:Depdikbud,1997.
Depdiknas. Penataan pendidikan Profesional Konselor Dalam Layanan Bimbingan
dan Konseling Dalam jalur Pendidkan Formal, Jakarta: Departmen
Pendidikan Nasional , 2007
Thantawy, Kamus Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Pamantor,1997
Rahman , Hibana S, Bimbingan &Konseling Pola 17 ,Yogyakarta: Ucy Press, 2003
Gunarsa , Ny.Y.Singgih D., Psikologi Untuk Membimbing, Jakarta : PT BPK Gunung
Mulia, 2000.
Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan Malang:volume 1,nomer 1,September
2011.
Partowisastro , Koestoer, Bimbingan & Penyuluhan di Sekolah-Sekolah Jilid I,
Jakarta : Erlangga, 1985
Ahmadi, Abu dan Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta : PT
Rineka Cipta, 1991.
Sukardi , Dewa ketut dan Desak P.E, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah,
Jakarta:Rineka Cipta ,2008.
Djumur, L & Surya ,M , Bimbingan dan Penyuluhan Sekolah. Bandung: CV.Ilmu,
2003.
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar pelaksanaan program Bimbingan dan konseling di
sekolah ,Jakarta:Rineka cipta, 2008
Yusuf Gunawan dan Catherine Dewi Liman Subroto, Pengantar Bimbingan dan
Konseling Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta : PT Gramedia Pustaka utama
1992.
Umar,HM, Santono, Bimbingan dan penyuluhan, Bandung: CV Pustaka, 1998
Asep Suryana dan Suryadi. Modul Bimbingan dan Konseling. Jakarta:Direktur
Jendral Pendidikan Islam,2009
Nana Syaodih Sukmadinata ,Metode Penelitian Pendididikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Ptraktek Jakarta: Rineka Cipta,
2004.
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendekatan kualitatif dan kuantitatif R & D,
Bandung : Alfabeta, 2009.
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda
karya, 2011.
INSTRUMEN OBSERVASI BIMBINGAN PRIBADI DAN SOSIAL
Nama Sekolah : SMK PUSTEK Serpong
Hari/Tanggal : Senin, 20 Oktober 2014
No
Keterangan
Kondisi
Memadai
Keterangan
Tidak
Memadai
1
Kepala Sekolah
2
Wakil Kepala sekolah


Bidang Kesiswaan
3
4
No
Guru Bimbingan dan
konseling

Wali kelas

Keterangan
Lembar Pengamatan (Observasi)
Tabel 5.2
Sarana Materil
Kondisi
Memadai
Tidak
Memadai
1
Sarana materil (fisik)

2
Ruangan konselor

3
Ruangan Bimbingan

4
Ruangan Konselor

5
Ruangan konfrensi
kelompok kecil
6

Ruangan Meditasi

7
Ruangan Layanan
klerikal
8
Ruangan berkas, kartu

Keterangan

pribadi
9
Ruangan menyimpan

chard,slide,film
10
Ruangan layanan

penempatan
11
Ruangan tes individual
12
Ruangan kelas bimbingan
kelompok
No
Keterangan


Lembar Pengamatan (Observasi)
Tabel 5.3
Anggaran
Kondisi
Memadai
Tidak
Memadai
1
Pengumpulan data

tentang siswa
2
Angket

3
Pedoman Observasi

4
Pedoman wawancara
5
Sosiometri
6
Kartu pemeriksa


kesehatan

7
Tes psikologi

8
Penyimpanan data

tentang siswa
9
Buku

10
Folders

11
Booklets

Keterangan
12
Map

13
Pelaksanaan bimbingan

14
Blangko Surat

15
Kartu Penyuluhan

16
Daftar kasus

17
Catatan bimbingan

kelompok
18
Tata laksanan bimbingan

19
Alat alat tulis menulis

20
Blangko surat

21
Agenda surat

22
File surat

23
Laporan

24
Catatan kegiatan

BERITA WAWANCARA
“Implementasi Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK PUSTEK Serpong”
Identitas Responden:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
Tempat
:
Interviewe
:
Jabatan
:
1. Apakah sebelum ibu/ bapak melakukan layanan bimbingan memiliki acuan/
landasan program?
2. Siapa saja yang berperan dalam pembuatan program bimbingan?
3. Bagaimana fasilitas BK yang disekolah bapak pimpin?
4. Apakah guru BK yang bertugas disekolah Bapak sesuai dengan latar belakang
pendidikannya?
5. Apakah bapak mengadakan evaluasi dalam implementasi bimbingan pribadi dan
sosial?
6. Kendala apa saja yang dihadapi pada saat implementasi bimbingan pribadi dan
sosial?
PEDOMAN WAWANCARA
“Implementasi Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK PUSTEK Serpong”
Identitas Responden:
Hari/Tanggal
:
Waktu
:
Tempat
:
Interviewe
:
Kelas
:
1. Apa kamu pernah memanfaatkan pelayanan BK?
2. Kapan anda mengikuti kegiatan bimbingan pribadi dan sosial?
3. Dari siapa saja anda mendapatkan bimbingan pribadi dan sosial?
4. Dimana saja kegiatan bimbingan pribadi dan sosial dilaksanakan?
5. Bagaimana bentuk pelaksanaan bimbingan pribadi dan sosial?
6. Apa yang anda peroleh setelah mendapatkan setelah mengikuti bimbingan pribadi
dan sosial?
7. Bagaimana dampak layanan bimbingan pribadi dan sosial yang anda rasakan?
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI
Jenjang Sekolah
Sub Tugas Perkembangan
: SMK PUSTEK Serpong
: 1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Bidang
Bimbingan
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Kelas
Kegiatan
Layanan 1)
Kegiatan
Pendukung2)
Penilaian3)
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
1. Memiliki kemantapan keimanan
- Hakekat iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
- Mengagumi kebesaran Tuhan melalui
ciptaannya
- Menggali potensi diri untuk mengembangkan
peranannya dalam kegiatan keagamaan di
sekolah
- Hakekat manusia sebagai makhluk Tuhan
- Melaksanakan kaidah-kaidah agama untuk
mengembangkan aktualisasi diri
APIN
Laijapen
HPDT
Laijapan
APIN
Laijapen
HPDT
Laijapan
dan ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa sesuai agama
yang dianut
Bimbingan
Pribadi
2. Memiliki kemantapan dalam
melaksanakan kaidah-kaidah
ajaran agama yang dianut
ORIN
X, XI, XII
INFO
PBLJ
Bekerja
sama
dengan guru
Agama
1. Memiliki kemantapan keyakinan - Nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari
tentang aspek-aspek sosial
kehidupan beragama
Bimbingan
Sosial
2. Melaksanakan secara mantap
aspek-aspek sosial kehidupan
beragama
- Peran siswa dalam pembangunan tempat
ibadah di sekolah
- Mengembangkan fungsi tempat ibadah di
sekolah
- Toleransi antar umat beragama
- Mengembangkan kepedulian siswa sesuai
ajaran agama yang dianut
- Mengelola organisasi kerohanian siswa
- Cara bergaul dengan teman sesuai dengan
ajaran agama
ORIN
X, XI, XII
INFO
PBLJ
Bekerja
sama
dengan guru
Agama
1
1)
Jenis layanan :
ORIN
KPOR
INFO
BIKP
PPNL
KOKP
PBLJ
=
=
=
=
=
=
=
2) Jenis Kegiatan Pendukung
layanan Orientasi
layanan Konseling Perorangan
layanan Informasi
layanan Bimbingan Kelompok
layanan Penempatan dan Penyaluran
layanan Konseling Kelompok
layanan Pembelajaran
APIN
HPDT
KFKS
KJRM
ATKS
=
=
=
=
=
Aplikasi Instrumentasi
Himpunan Data
Konferensi Kasus
Kunjungan Rumah
Alih Tangan Kasus
3) Tahap Penilaian :
Laiseg
Laijapen
Laijapan
= penilaian segera
= penilaian jangka pendek
= penilaian jangka panjang
2
2
1. Memiliki kemantapan keyakinan
bahwa belajar merupakan
perintah Tuhan Yang Maha Esa
Bimbingan
Belajar
2. Memiliki kemantapan keyakinan
bahwa kegiatan belajar yang
sebaik-baiknya akan
meningkatkan mutu kehidupan
beragama
3. Mampu mewujudkan secara
efektif, efisien dan produktif
tentang kegiatan belajar sesuai
dengan ajaran agama
1. Memiliki kemantapan keyakinan
bahwa bekerja dan
pengembangan karir merupakan
perintah Tuhan Yang Maha Esa
2. Memiliki kemantapan keyakinan
Bimbingan
Karir
bahwa bekerja dan
pengembangan karir dapat
meningkatkan kehidupan
beragama
3
- Belajar seumur hidup
- Belajar sebagai wujud ibadah
- Belajar menjamin keberhasilan hidup dunia
dan akhirat
- Kesuksesan belajar meningkatkan kualitas
ibadah
- Fungsi ajaran agama di era globalisasi
4
5
6
7
APIN
Laijapen
HPDT
Laijapan
ORIN
APIN
Laijapen
INFO
HPDT
Laijapan
INFO
X, XI, XII
KPOR
KPOK
8
Bekerja
sama
dengan guru
Agama
- Belajar yang efektif dan efisien sesuai ajaran
agama
- Motivasi belajar dalam kehidupan beragama
- Bekerja sebagai bagian dari ibadah
- Pengembangan sikap positif terhadap karier
sesuai ajaran agama
- Kesuksesan dalam karier menunjang
peningkatan ibadah
- Bekerja untuk ibadah
- Sikap kerja keras dan tawakal dalam bekerja
X, XI, XII
Bekerja
sama
dengan guru
Agama
- Pemilihan karir sesuai dengan ajaran
agama.
efektif, efisien dan produktif
tentang pengembangan persiapan - Berdoa sebelum dan sesudah bekerja
karir sesuai dengan ajaran agama - Aplikasi nilai-nilai agama dalam
pengembangan karir
3. Mampu mewujudkan secara
3
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI
Jenjang Sekolah
Sub Tugas Perkembangan
: SMK PUSTEK Serpong
: 2. Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai pria atau wanita
Bidang
Bimbingan
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Kelas
Kegiatan
Layanan
Kegiatan
Pendukung
Penilaian
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
APIN
Laijapen
HPDT
Laijapan
Bekerja sama
dengan guru
Biologi
Bimbingan
Pribadi
Bimbingan
Sosial
Bimbingan
Belajar
Memiliki kesadaran pentingnya
hubungan teman sebaya yang
sehat dalam peranan yang mantap
sebagai pria atau wanita
- Etika pergaulan pria dan wanita
Mampu menjalin hubungan yang
sehat dan dinamis dengan teman
sebaya dalam peranannya sebagai
pria atau wanita
- Etika bergaul dengan lain jenis
1. Memiliki pemantapan
pemahaman tentang
pentingnya hubungan teman
sebaya dalam kegiatan belajar
- Karakteristik sebagai pria dan wanita
pentingnya hubungan teman
sebaya dalam kegiatan belajar
X, XI, XII
- Perbedaan peran antara pria dan wanita
- Mengikuti Organisasi Sekolah sesuai
pengembangan peranannya sebagai pria
atau wanita.
PBLJ
BIKP
ORIN
X, XI, XII
INFO
PBLJ
APIN
Laijapen
HPDT
Laijapan
Bekerja sama
dengan wali
kelas dan
Wakasek
kesiswaan
- Pembentukan Kelompok Belajar
- Pemilihan Kegiatan Ekstrakurikuler
- Memilih teman sebaya untuk kelompok
belajar
- Bimbingan Teman Sebaya (BTS)
2. Mampu mewujudkan
ORIN
- Menjaga hubungan baik dengan teman
sebaya untuk sukses dalam belajar.
ORIN
X, XI, XII
INFO
PBLJ
APIN
HPDT
Laiseg
Laijapen
Laijapan
Bekerja sama
dengan
Wakasek
Kesiswaan
- Dampak positif dan negatif hubungan dalam
kelompok belajar
4
1
2
1. Memiliki kemantapan
Bimbingan
Karir
pemahaman tentang manfaat
hubungan teman sebaya
dalam pengembangan
perencanaan karir tanpa
membeda-bedakan kedudukan
jenis kelamin tertentu dalam
berkarir
2. Mampu mewujudkan
pentingnya hubungan teman
sebaya dalam pilihan karir
tanpa membeda-bedakan
kedudukan jenis kelamin
tertentu dalam berkarir
3
4
5
6
INFO
APIN
BIKP
HPDT
7
8
Laiseg
Bekerja sama
dengan instasi
terkait dan
orang tua
- Manfaat hubungan teman sebaya dalam
pengembangan karir
- Teman sebagai sebagai sumber informasi
karir
- Pemanfaatan reuni alumni dapat menjadi
sumber informasi kerja
X, XI, XII
- Memilih kegiatan ekstrakurikuler guna
pengembangan karir.
Laijapen
Laijapan
- Kegiatan asah trampil lewat kursus tertentu.
- Membuat perencanaan masa depan
5
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI
Jenjang Sekolah
: SMK PUSTEK Serpong
Sub Tugas Perkembangan : 3. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat
Bidang
Bimbingan
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Kelas
Kegiatan
Layanan
Kegiatan
Pendukung
Penilaian
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
1. Memiliki pemantapan
Bimbingan
Pribadi
pemahaman tentang kondisi
jasmaniah yang sehat sesuai
dengan jenis kelaminnya
sebagai pria atau wanita
- Tahap-tahap perkembangan masa remaja
- Ciri-ciri pertumbuhan jasmaniah
berdasarkan jenis kelamin.
INFO
- Pertumbuhan remaja yang sehat
PBLJ
APIN
BIKP
HPDT
X, XI, XII
2. Memiliki kemampuan untuk
meme-lihara dan merawat
kondisi jasmaniah yang sehat
1. Menyadari pentingnya kondisi
jasmani yang sehat dalam
hubungan sosial
- Upaya memelihara dan merawat kondisi
jasmani yang sehat
KPOR
jasmani yang sehat dalam
hubungan sosial
Laijapan
- Teori hubungan social “Jauhari window” dan
aplikasinya
- Bahaya narkoba dan sek bebas
2. Mampu menampilkan kondisi
Laijapen
- Pola hidup sehat dengan makanan yang
bergizi dan seimbang
INFO
- Cara bergaul yang sehat pada remaja.
Bimbingan
Sosial
Laiseg
- Tampil meyakinkan di depan umum
- Cara berpenampilan yang menarik dan
sehat
X, XI, XII
PBLJ
APIN
Laijapen
BIKP
HPDT
Laijapan
KOKP
6
1
2
1. Memiliki pemahaman yang
Bimbingan
Belajar
man-tap tentang pentingnya
kondisi jasmani yang sehat
dalam kegiatan belajar
2. Mampu memelihara dan
merawat kondisi jasmani yang
sehat untuk belajar
3
4
5
6
7
8
- Pengaruh antara kesehatan jasmani dan
rohani pada diri anak.
- Pengaruh kesehatan jasmani dalam
motivasi belajar.
- Menjaga kondisi fisik agar sehat dalam
INFO
X, XI, XII
PBLJ
BIKP
belajar
APIN
HPDT
Laiseg
Laijapen
Laijapan
- Manfaat pola hidup sehat dalam kegiatan
belajar.
1. Memiliki pemahaman yang
mantap tentang pentingnya
kondisi yang sehat dalam
pengembangan karir
- Memelihara kesehatan dalam
mengembangkan karir
- Mengembangkan kesehatan mampu
meningkatkan karirt
- Memahami kesehatan mampu menciptakan
karir
Bimbingan
Karir
2. Mampu memelihara dan
merawat kondisi jasmani yang
sehat dalam rangka
pengembangan persiapan karir
- Pola makan menentukan masa depan
- Tubuh yang sehat merupakan pangkal
keberhasilan
INFO
X, XI, XII
PBLJ
BIKP
APIN
HPDT
Laijapen
Laijapan
- Peranan kesehatan jasmani terhadap
kelanjutan studi
- Pengaruh kesehatan jasmani terhadap
prestasi karir
7
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI
Jenjang Sekolah
: SMK PUSTEK Serpong
Sub Tugas Perkembangan 4
: Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai dengan program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan
dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas
1
Bimbingan
PRIBADI
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Bidang Bimbingan
Kelas
2
3
1. Memiliki kesadaran dan
dorongan yang kuat untuk
menguasai ilmu, teknologi dan
seni yang menjadi program
sekolah
- Pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
tanan kehidupan
2. Memiliki kesadaran dan
dorongan untuk menlanjutkan
pendidikan pada tingkat yang
lebih tinggi
- Informasi Perguruan Tinggi di dalam dan di luar
negeri.
4
Kegiatan
Layanan
Kegiatan
Pendukung
Penilaian
Keterangan
5
6
7
8
APIN
Laiseg
HPDT
Laijapen
ATKS
Laijapan
- Pentingnya menuntut ilmu sesuai dengan minat
dan bakat yang dimilikinya.
INFO
ORIN
- Orientasi Perguruan Tinggi
- Rencana studi lanjut
X, XI, XII
PBLJ
BIKP
3. Memiliki kesadaran dan
dorongan untuk
mempersiapkan karir yang
cocok bagi dirinya
- Konsep karir sesuai potensi yang dimiliki
PPNL
- Pemilihan program studi sekolah lanjutan
KPOR
4. Memiliki kesadaran dan
dorongan untuk berperan aktif
dalam kehidupan masyarakat
- Manfaat berorganisasi di masyarakat
Bekerjasama
dengan guru
TI, alumni
dan orang tua
- Berperan aktif dalam kehidupan masyarakat
8
1
2
1. Memahami dan mewujudkan
aspek-aspek sosial untuk
materi yang dipelajari di SLTA
- Kemampuan berkomunikasi
- Pengenalan berbagai teknologi informasi dan
komunikasi
- Perlunya penguasaan teknologi informasi
- Mensikapi perubahan sosial lingkungan sekitar
2. Memahami dan mewujudkan
aspek-aspek sosial dari upaya
melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi
- Pengenalan sistem penerimaan mahasiswa baru di
dalam dan di luar negeri.
- Cara mengikuti SPMB
- Orientasi belajar di Perguruan Tinggi
Bimbingan
SOSIAL
3. Memahami dan mewujudkan
aspek-aspek sosial dalam
mempersiapkan karir
4. Memahami dan mewujudkan
aspek-aspek sosial dalam
kehidupan bermasyarakat
Bimbingan
BELAJAR
3
1. Mampu mempraktikkan caracara belajar dengan
menggunakan sumber-sumber
yang bervariasi, luas dan kaya
4
ORIN
X, XI, XII
INFO
PPNL
BIKP
- Pengenalan jenis dan syarat karir
- Pengenalan lembaga latihan kerja
- Pengenalan dan wawancara tokoh sukses dalam
masyarakat
- Jenis-jenis organisasi dalam masyarakat
- Taat dan patuh terhadap norma
- Bersikap adil
- Penguasaan penggunaan alat-alat multi media
- Belajar efektif dan efisien
5
INFO
X, XI, XII
KPOR
PBLJ
6
7
APIN
Laiseg
HPDT
Laijapen
ATKS
Laijapan
APIN
HPDT
Laijapen
ATKS
Laijapan
KJRM
8
Bekerjasama
dengan guru
TI dan
instansi
terkait
Bekerjasama
dengan guru
TI dan
instansi
terkait
9
1
2
3
2. Mampu belajar secara optimal
untuk menguasai programprogram di SLTA.
- Teknik membaca cepat
3.
- Program dan prospek lanjutan pendidikan SMA
Mampu belajar secara optimal
untuk menguasai bekal bagi
program pendidikan lebih
tinggi
- Teknik menghitung cepat
- Life skill lulusan SMA
- Strategi penguasaan materi pelajaran sesuai
jurusan yang diminati.
- Orientasi belajar di Perguruan Tinggi
- Keterampilan belajar
4. Mampu belajar secara optimal
untuk pengembangan
persiapan karir
- Penguatan mental interpreneurship
5. Mampu belajar secara optimal
untuk kehidupan dalam
masyarakat
- Modal dasar sukses belajar dan sukses hidup di
masa datang
INFO
X, XI, XII
PBLJ
PPNL
BIKP
APIN
Laiseg
HPDT
Laijapen
ATKS
Laijapan
Bekerjasama
dengan guru
mata
pelajaran dan
instansi
terkait
- Membangun visi dan misi hidup sebagai persiapan
karir.
- Pemahaman diri dan lingkungan
10
1
Bimbingan
KARIR
2
3
1. Mampu mengaitkan
pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh di SLTA
dengan karir-karir tertentu.
- Pengenalan dan informasi bursa kerja
2. Mampu mengaitkan
pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh di SLTA
dengan arah pengembangan
karir tertentu
- Arah program studi yang dikembangkan di sekolah
4
6
7
APIN
Laiseg
HPDT
Laijapen
ATKS
Laijapan
8
- Perencanaan diri dalam pengembangan karir
- Profil lulusan setiap program studi
INFO
- Studi lapangan ke dunia kerja untuk mendapatkan
gambaran karir.
X, XI
3. Mampu menyelenggarakan
pengembangan persiapan karir
5
- Menentukan jurusan di Perguruan Tinggi untuk
mempersiapkan karir
PBLJ
PPNL
BIKP
Bekerjasama
dengan wali
kelas dan
instansi
terkait
- Keputusan untuk memilih jurusan/program keahlian
4. Mampu memanfaatkan
peranan dalam kehidupan
masyarakat yang lebih luas
untuk pengembangan
persiapan karir.
- Identifikasi potensi diri untuk persiapan karir
- Menentukan pilihan karir.
11
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI
Jenjang Sekolah
Sub Tugas Perkembangan
: SMK PUSTEK Serpong
: 5. Mencapai kematangan dalam pilihan karir
Bidang
Bimbingan
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Kelas
Kegiatan
Layanan
Kegiatan
Pendukung
Penilaian
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
Bimbingan
Pribadi
1. Memiliki kemantapan
pemahaman tentang perlunya
pilihan karir yang tepat untuk
dikembangkan lebih lanjut
- Kreteria pilihan karir
Kerjasama
dengan:
- Macam-macam jabatan dan cara-cara
pemilihan karir.
- Pengembangan karir.
ORIN
X, XI, XII
INFO
BIKP
Bimbingan
Sosial
1. Memiliki kemantapan tentang
pemahaman pengaruh sosial
terhadap pemilihan karir
HPDT
Laiseg
1. PT
Laijapen
2. Alumni
Laijapan
3. Lembaga
yang
terkait
- Karier Day
- Pengaruh hubungan sosial dalam pemilihan
karir.
- Informasi dunia kerja
2. Mewujudkan pengaruh
sosial yang positif dalam
pemilihan karir
APIN
- Pengembangan jiwa kewirausahaan
X, XI, XII
- Pengenalan dunia kerja guna pengembangan
karir.
ORIN
APIN
Laiseg
INFO
HPDT
Laijapen
PPNL
ATKS
Laijapan
ORIN
APIN
Laijapen
KPOR
HPDT
Laijapan
Kerjasama
dengan:
1. Bursa kerja
- Kunjungan ke PT dan BLK
Bimbingan
Belajar
1. Memiliki pemahaman tentang
peranan kegiatan belajar
dalam pemilihan karir
- Peranan kegiatan belajar dalam pilihan karir
X, XI, XII
Bekerjasama
dengan Guru MP
dan wali kelas
12
2. Mampu mewujudkan kegiatan
- Pentingnya belajar dalam persiapan karir.
PPNL
peranan belajar dalam rangka
pilihan karir
13
1
2
1. Memiliki pemahaman tentang
3
4
5
6
7
8
X, XI, XII
Semua
jenis
layanan
Semua
kegiatan
pendukung
Semua tahap
penilaian
Bekerjasama
dengan Orangorang sukses
- Berbagai jenis karir dan permasalahannya
aspek-aspek yang terkait
dengan berbagai jenis karir
2. Mampu mengidentifikasi
keserasian karakteristik diri
sendiri dengan aspek-aspek
berbagai jenis karir
- Identifikasi aspek-aspek karir tertentu yang
menjadi alternatif pilihan karir.
- Identifikasi karakteristik diri dalam kaitan
pilihan karir.
- Peran minat dalam pengembangan karir
Bimbingan
Karir
3. Mampu mengambil keputusan
tentang pilihan karir
4. Mampu mengarahkan dirinya
melalui kegiatan belajar dan
lainnya sesuai dengan pilihan
karir
5. Memiliki sikap dan semangat
- Cara pengambilan keputusan dan
pengembangan karir
- Pemilihan kegiatan belajar yang sesuai pilihan
karir
- Jadwal dan program kegiatan belajar yang
mengarah pada pilihan karir.
- Sikap dan semangat dalam kewirausahaan
kewirausahaan
6. Menguasai keterampilan
khusus kejuruan dalam karir
yang dipilihnya (khusus siswa
SMK)
- Pengenalan lembaga-lembaga kursus
keterampilan sesuai pilihan karir.
14
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI
: SMK PUSTEK Serpong
Jenjang Sekolah
Sub Tugas Perkembangan
: Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi
Bidang
Bimbingan
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Kelas
Kegiatan
Layanan
Kegiatan
Pendukung
Penilaian
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
APIN
Laiseg
HPDT
Laijapan
Bimbingan
Pribadi
1. Memiliki gambaran yang
mantap tentang kehidupan
mandiri secara emosional,
sosial, intelektual dan ekonomi
- Pemahaman sikap hidup mandiri secara
emosional, intelektual, sosial, dan ekonomi.
- Beradaptasi dengan lingkungan secara mandiri
- Hubungan yang sehat dan saling hormat
menghormati antar sesama.
2. Memiliki sikap yang mantap
untuk mewujudkan kehidupan
mandiri secara emosional,
sosial intelektual dan ekonomi
Bimbingan
Sosial
1. Memiliki kemantapan
gambaran tentang aspekaspek sosial dalam kehidupan
mandiri secara emosional,
sosial, intelektual dan ekonomi
2. Memiliki kemampuan untuk
mewujudkan aspek-aspek
sosial dalam kehidupan
mandiri secara emosional,
sosial, intelektual dan ekonomi
ORIN
X, XI, XII
- Sikap hidup mandiri di era globalisasi.
INFO
BIKP
- Sikap kewirausahaan
- Membangun sikap usaha mandiri dalam
perkembangan Ilmu Pengetahuan.
- Kemandirian secara sosial dan emosional
dalam kehidupan
- Kehidupan mandiri secara ekonomi
ORIN
- Peran intelektual dalam kehidupan mandiri.
- Pengambilan keputusan dalam menghadapi
masalah
X, XI, XII
INFO
BIKP
APIN
Laiseg
HPDT
Laijapan
Bekerjasama
dengan Guru
Ekonomi dan
Pembina
Koperasi
- Pengelolaan kehidupan ekonomi yang baik
15
1
2
1. Memiliki pemahaman tentang
aspek-aspek belajar untuk
mengembangkan kehidupan
mandiri secara emosional,
sosial, intelektual dan ekonomi
Bimbingan
Belajar
2.
Mampu mewujukan aspekaspek belajar dan kegiatan
belajar dalam kehidupan
mandiri secara emosional,
sosial, intelektual dan ekonomi
1. Memiliki pemahaman tentang
keterkaitan kehidupan mandiri
secara emosional, sosial,
intelektual dan ekonomi
dengan berbagai jenis karir
Bimbingan
Karir
3
4
5
6
7
- Aspek-aspek belajar
- Pengenalan IQ, EQ, SQ, dan AQ
- Manfaat tes psikologis
- Cara belajar efektif dan efisien
BIKP
X, XI, XII
PBLJ
KOKP
- Kebiasaan belajar mandiri
APIN
HPDT
Laiseg
Laijapen
Laijapan
Bekerjasama
dengan orang
tua, wali kelas,
dan instansi
terkait
- Pengembangan aspek-aspek belajar dalam
kehidupan mandiri
- Pembentukan konsep diri
- Visi hidup yang jelas
- Jenis-jenis pekerjaan (sesuai KJI)
- Persyaratan emosional, sosial, intelektual
dalam dunia kerja.
Bekerjasama
dengan BLK
- Perolehan ”gaji” dalam suatu pekerjaan
2. Mampu mengaitkan kehidupan
mandiri secara emosional,
sosial, intelektual dan ekonomi
dengan karir yang dipilihnya
8
ORIN
- Ambisi, kenyataan, dan usaha
- Disiplin diri dan kesuksesan dalam bekerja
- Menumbuhkan motivasi kerja dalam meraih
cita-cita
X, XI, XII
INFO
BIKP
APIN
Laiseg
HPDT
Laijapan
- Mewujudkan cita-cita
3. Mampu mengembangkan
kemandirian diri secara
emosional, sosial, intelektual
dan ekonomi sesuai dengan
karir yang dipilihnya
- Harapan dan peluang meraih pekerjaan
- Kunjungan ke balai latihan kerja
- Kunjungan ke industri sesuai pilihan karir
- Memilih pekerjaan sesuai potensi diri.
16
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI
Jenjang Sekolah
: SMK PUSTEK Serpong
Tugas Perkembangan : Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Bidang
Bimbingan
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Kelas
Kegiatan
Layanan
Kegiatan
Pendukung
Penilaian
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
INFO
APIN
Laiseg
PBLJ
HPDT
Laijapan
Bekerjasama
dengan Guru
PPkn
APIN
Laiseg
HPDT
Laijapan
1. Memiliki gambaran yang
mantap tentang kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
Bimbingan
Pribadi
2. Memiliki sikap yang mantap
untuk mengarahkan diri bagi
terwujudnya kehidupan yang
sehat untuk berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
Bimbingan
Sosial
1. Memiliki kemantapan gambaran
tentang aspek-aspek sosial
dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
- Cara kehidupan
keluarga,bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara.
* Keluarga sejahtera
* Peranan masing-masing anggota keluarga
dalam kehidupan sehari-hari.
* Nilai-nilai kehidupan dalam bermasyarakat.
- Sikap untuk mengarahkan diri bagi terwujudnya
kehidupan yang sehat .
* Nilai atau norma yang berlaku di keluarga,
masyarakat dan negara.
* Adat istiadat / Budaya.
- Aspek-aspek sosial dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
* Pengertian aspek sosial
* Peranan dan fungsi anggota keluarga,
masyarakat .
ORIN
BIKP
ORIN
INFO
BIKP
Bekerjasama
dengan Guru
Sosiologi
17
2. Memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tentang aspekaspek sosial dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara
- Penerapan aspek-aspek sosial dalam
Kehidupan keluarga , masyarakat, bangsa dan
negara.
 Kerja sama dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.
 Toleransi dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.
18
1
2
1. Memiliki kemantapan
gambaran dan sikap tentang
aspek-aspek belajar untuk
berkehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara
Bimbingan
Belajar
2. Mampu mewujudkan aspekaspek dan kegiatan belajar
untuk membangun kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
1. Memiliki kemantapan
Bimbingan
Karir
pemaham-an pemantapan
gambaran dan sikap aspekaspek karir yang terkait
dengan kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
2. Mampu mengembangkan diri
untuk karir yang dipilihnya
berkenaan dengan kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat,
bernegara dan berbangsa
3
- Belajar tentang kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa, dan negara.
* Sikap belajar untuk kehidupan keluarga ,
masyarakat, bangsa dan negara.
* Hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga,
masyarakat, dan warga negara.
4
Cara membangun kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.
 Kesadaran belajar dalam kehidupan
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
 Motivasi belajar dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara.
X, XI, XII
5
ORIN
INFO
BIKP
6
7
APIN
Laiseg
HPDT
Laijapen
APIN
Laiseg
HPDT
Laijapen
8
- Cara mewujudkan aspek-aspek karir dalam
kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara.
* Pemilihan karir secara tepat .
* Pengembangan karir yang sehat .
INFO
X, XI, XII
- Membuat perencanaan masa depan tentang
kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara.
* Menyusun rencana karir.
* Membuat keputusan dalam pemilihan karir..
PBLJ
BIKP
Bekerjasama
dengan Guru
Ekonomi
19
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI
Jenjang Sekolah
Sub Tugas Perkembangan
: SMK PUSTEK Serpong
: 8. Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta apresiasi seni
Bidang
Bimbingan
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Kelas
Kegiatan
Layanan
Kegiatan
Pendukung
Penilaian
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
INFO
APIN
BIKP
HPDT
INFO
APIN
BIKP
HPDT
INFO
APIN
BIKP
HPDT
1. Memiliki kemantapan kesadaran
tentang pentingnya komunikasi
sosial dan intelektual secara
efektif, efisien dan produktif
Bimbingan
Pribadi
2. Memiliki kemantapan kesadaran
tentang pentingnya apresiasi seni
- Komunikasi sosial dan intelektual
- Komunikasi intelektual sebagai sarana
aktualisasi diri.
- Melestarikan budaya dan seni dalam
kehidupan sehari-hari
X, XI, XII
Laiseg
Laijapen
Laijapan
- Menyalurkan bakat dan minat pada bidang
seni
1. Memiliki kemantapan pemahanan
Bimbingan
Sosial
tentang aspek-aspek sosial dalam
berkomunikasi sosial dan
intelektual serta apresiasi seni
2. Mampu mewujudkan tentang
- Mengembangkan sikap positif dalam
berkomunikasi baik sosial maupun intelektual
- Mengembangkan kemampuan apresiasi seni
- Etika berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
X, XI, XII
aspek-aspek sosial dalam
berkomunijkasi sosial dan
intelektual serta apresiasi seni.
Bimbingan
Belajar
1. Memiliki kemantapan pemahaman - Kreatif dan inovatif dalam berkomunikasi sosial,
tentang aspek-aspek belajar
dalam berkomunikasi sosial dan
intelektual serta apresiasi seni
intelektual serta apresiasi seni
X, XI, XII
Laiseg
Laijapen
Bekerjasama
dengan media
massa
Laijapan
Laiseg
Laijapen
Laijapan
Bekerjasama
dengan Guru
MP
20
2. Mampu mewujudkan aspek-aspek - Mempergunakan alat-alat komunikasi dalam
dan kegiatan belajar dalam
berkomunikasi sosial dan
intelektual, serta apresiasi seni
berkomunikasi sosial dan intelektual.
- Internet sebagai sarana berlajar berkomunikasi
- Lomba karya ilmiah remaja
21
1
2
3
4
5
6
INFO
APIN
BIKP
HPDT
7
8
3. Mampu mewujudkan aspek-aspek - Mempergunakan alat-alat komunikasi dalam
dan kegiatan belajar dalam
berkomunikasi sosial dan
intelektual, serta apresiasi seni
berkomunikasi sosial dan intelektual.
- Internet sebagai sarana belajar berkomunikasi
- Lomba karya ilmiah remaja
1. Memiliki kemantapan
pemahaman tentang pentingnya
berkomunikasi sosial dan
intelektual serta apresiasi seni
dalam pekerjaan dan
pengembangan karir
- Pentingnya berkomunikasi sosial dan
intelektual serta aspirasi seni dalam
pengembangan karir.
- Sikap yang tepat dan benar dalam
bersosialisasi dalam dunia kerja/karir.
- Sistem nilai yang berkaitan dengan dunia
kerja.
Bimbingan
Karir
2. Mampu mengembangkan diri
dalam berkomunikasi sosial dan
intelektual dan atau apresiasi
seni berkenaan dengan karir
yang dimiliki
- Pengembangan diri dalam berkomunikasi
sosial dan intelektual berkenaan dengan karir
yang dimiliki.
X, XI, XII
Laiseg
Laijapen
Laijapan
Bekerjasama
dengan dunia
usaha
- Berkomunikasi yang efektif dan efisien
- Bersosialisasi yang baik dengan menunjang
perkembangan dan kesuksesan karir.
22
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI
Jenjang Sekolah
: SMK PUSTEK Serpong
Sub Tugas Perkembangan : 9. Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai
Bidang
Bimbingan
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Kelas
Kegiatan
Layanan
Kegiatan
Pendukung
Penilaian
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
Bimbingan
Pribadi
Memiliki kemantapan kesadaran
tentang pentingnya sistem etika dan
nilai serta penerapannya secara tepat
dalam berbagai setting kehidupan.
APIN
Laijapen
HPDT
Laijapan
Semua
kegiatan
pendukung
Semua jenis
penilaian
- Sistem etika dan nilai dalam berbagai setting
kehidupan.
- Penerapan etika dan nilai dalam berbagai
setting kehidupan
ORIN
X, XI, XII
PBLJ
- Etika bergaul dalam masyarakat
1. Memiliki kemantapan
pemahaman tentang aspekaspek sosial dalam sistem etika
dan nilai
- Pengendalian diri dalam menghadapi konflik
- Pengenalan norma yang berlaku di
masyarakat
- Bergaul sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat.
Bimbingan
Sosial
- Menghargai perbedaan pendapat
2. Mampu mewujudkan tentang
aspek-aspek sosial dalam sistem
etika dan nilai
INFO
X, XI, XII
Semua jenis
layanan
- Norma-norma yang berlaku di masyarakat
- Nilai-nilai kehidupan
23
1
Bimbingan
Belajar
Bimbingan
Karir
2
3
1. Memiliki kemantapan pemahaman tentang aspek-aspek belajar
dalam sistem etika dan nilai
- Aspek belajar dalam sistem etika dan nilai
2. Mampu mewujudkan aspekaspek dan kegiatan belajar
dalam sistem etika dan nilai
serta penerapannya dalam
berbagai setting kehidupan
- Penerapan aspek kegiatan belajar dalam
sistem etika dan nilai.
1. Memiliki kemantapan
pemahaman tentang pentingnya
sistem etika dan nilai dalam
pekerjaan dan pengembangan
karir
- Petingnya sistem etika dan nilai dalam
pekerjaan dan pengembangan karir.
5
INFO
X, XI, XII
PBLJ
BIKP
6
7
Semua
kegiatan
pendukung
Semua jenis
penilaian
Semua
kegiatan
pendukung
Semua jenis
penilaian
8
- Etika dan nilai dalam pemilihan pekerjaan
dan proses pengembangan karir.
- Pentingnya kebersamaan dalam lingkungan
kerja
2. Mampu mewujudkan sistem
etika dan nilai dalam pekerjaan
dan pengembangan karir
4
- Sikap dalam bekerja dan pengembangan
karir
Semua jenis
X, XI, XII
layanan
- Perilaku yang bersahabat, terbuka dan luwes
dalam bergaul
- Bekerja dengan penuh tanggung jawab
- Semangat juang dan etos kerja.
Mengetahui
Kepala Sekolah SMK PUSTEK Serpong
Drs. H. Mathodah S, M.Si
Serpong Utara, 14 Juli 2014
Koordinator Guru Bimbingan dan Konseling
Danang Setyogroho, S.Pd
24
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT)
SMK PUSTEK SERPONG
A. IDENTITAS SISWA
1. Nama Siswa
: …………………………………………………………………………………
2. Kelas
: …………………………………………………………………………………
3. Jenis Kelamin
: …………………………………………………………………………………
4. Alamat
: …………………………………………………………………………………
5. Nama Orangtua
: …………………………………………………………………………………
6. No. Telp Orangtua
: …………………………………………………………………………………
B. PERMASALAHAN SISWA
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
C. TUJUAN HOME VISIT
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
D. PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH
1. Hari / Tanggal Pelaksanaan
: …………………………………………………………………………..
2. Yang ditemui
: …………………………………………………………………………..
E. HASIL HOME VISIT
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
F. TINDAK LANJUT
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………
Serpong Utara, …………………
Guru Pembimbing/ Wali Kelas
…………………………………….
Mengetahui,
Guru BP/BK
………………..
PKS Kesiswaan
Ridwan, SE
PROGRAM TAHUNAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SEKOLAH/MADRASAH : ………………………………
KELAS
: ……………………………..
No
1
1.
2.
TAHUN AJARAN
KONSELOR
Kegiatan
Layanan Orientasi
2
Layanan Informasi
3
Layanan Penempatan/Penyaluran
4
Layanan Penguasaan Konten
: ………………………………..
: ………………………………..
Pribadi
3
Objek-objek
penngembangan pribadi
Materi Bidang Pengmbangan
Sosial
Belajar
4
5
Objek-objek
Objek-objek
pengmbangan
kemampuan
hubungan social
belajar
(1)
Informasi tentang
perkembangan,potensi,
kemampuan dan kondisi
diri
(2)
Informasi tentang
potensi,
kemampuan dan
kondisi diri
(3)
Informasi
tentang potensi,
kemampuan,
kegiatan dan
hasil belajar
(4)
Informasi tentang
potensi, kemampuan,
arah dan kondisi karir
(5)
Penempatan dan
penyaluran untuk
pengembangan
kemampuan pribadi
(6)
Penempatan dan
penyaluran untuk
pengembangan
kemampuan social
(8)
Penempatan dan
penyaluran untuk
pengembangan
kemampuan karir
(9)
Kompetensi dan
kebiasaan dalam
kehidupan pribadi
(10)
Kompetensi dan
kebiasaan dalam
kehidupan sosial
(7)
Penempatan dan
penyaluran untuk
pengembangan
kemampuan
belajar
(11)
Kompetensi dan
kebiasaan dalam
kegiatan serta
penguasaan
bahan belajar
(15)
(13)
(14)
Karir
6
Objek-objek
impiementasa karir
(12)
Kompetensi dan
kebiasaan dalam
pengembangan karir
(16)
No
1
5
Kegiatan
2
Layanan Bimbingan dan Konseling
Perorangan
6
Layanan Bimbingan Kelompok
7
Layanan Bimbingan dan Konseling
Kelompok
8
Layanan Konsultasi
Pribadi
3
Masalah pribadi: dalam
kehidupan sosial
(17)
Topik tentang:
Kemampuan dan kondisi
pribadi
(21)
Masalah pribadi: dalam
kehidupan pribadi
(25)
Pemberdayaan pihak
tertentu untuk dapat
membantu peserta didik
dalam pengembangan
pribadi
(29)
Materi Bidang Pengmbangan
Sosial
Belajar
4
5
Masalah pribadi:
Masalah pribadi:
dalam kehidupan
dalam
sosial
kemampuan,
kegiatan dan
hasil belajar
Karir
6
Masalah pribadi:
dalam pengembangan
karir
(18)
Topik tentang:
Kemampuan dan
kondisi hubungan
sosial
(22)
Masalah pribadi;
dalam kehidupan
sosial
(19)
Topik tentang:
Kemampuan,
kegiatan dan
hasil belajar
(23)
Masalah pribadi;
dalam
kemampuan
kegiatan belajar
(20)
Topik tentang:
Kemampuan dan arah
karir
(26)
Pemberdayaan
pihak tertentu
untuk dapat
membantu peserta
didik dalam
pengembangan
kemampuan sosial
(27)
Pemberdayaan
pihak tertentu
untuk dapat
membantu
peserta didik
dalam
pengembangan
kemampuan
belajar
(28)
Pemberdayaan pihak
tertentu untuk dapat
membantu peserta
didik dalam
pengembangan karir
(30)
(31)
(24)
Masalah pribadi:
dalam pengembangan
karir
(32)
No
Kegiatan
1
2
10
Aplikasi Instrumentasi
11
12
13
Himpunan Data
Konferensi Kasus
Kunjungan Rumah
Materi Bidang Pengmbangan
Pribadi
Sosial
Belajar
Karir
3
4
5
6
Instrument tes dan non
tes untukmengungkapkan
kondisi dan masalah
pribadi peserta didik
Instrument tes dan
non tes untuk
mengungkapkan
kondisi dan
masalah hubungan
sosial peserta didik
Instrumen tes dan
non tes untuk
mengungkapkan
kondisi dan masalah
karir peserta didik
(37)
Data perkembangan,
kondisi dan lingkungan
diri pribadi
(38)
Data
perkembangan,
kondisi hubungan
dan lingkungan
sosial
(42)
Pembahasan
kasus-kasus
masalah sosial
tertentu yang
dialami peserta
didik
Instrumen tes
dan non tes
untuk
mengungkapkan
kondisi dan
masalah belajar
peserta didik
(39)
Data
kemampuan,
kegiatan dan
hasil belajar
(43)
Pembahasan
kasus-kasus
masalah belajar
tertentu yang
dialami peserta
didik
(44)
Pembahasan kasuskasus masalah karir
tertentu yang dialami
peserta didik
(47)
Pertemuan
dengan orang
tua, keluarga,
peserta didik
yang mengalami
masalah belajar
(51)
(48)
Pertemuan dengan
orangtua, keluarga,
peserta didik yang
mengalami masalah
karir
(41)
Pembahasan kasus-kasus
masalah pribadi tertentu
yang dialami peserta
didik
(45)
Pertemuan dengan orang
tua, keluarga, peserta
didik yang mengalami
masalah pribadi
(46)
Pertemuan dengan
orangtua, keluarga,
peserta didik yang
mengalami
masalah sosial
(49)
(50)
(40)
Data kemampuan,
arah dan persiapan
karir
(52)
No
1
14
Kegiatan
2
Tampilan Kepustakaan
Materi Bidang Pengmbangan
Pribadi
Sosial
Belajar
Karir
3
4
5
6
Bacaan dan rekaman
tentang perkembangan
dan kehidupan pribadi
(53)
Bacaan dan
rekaman tentang
perkembangan dan
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI (SMK)
Kelas : X
Semester : I dan II
Tugas Perkembangan 1: Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
Bidang
Bimbingan
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Kegiatan
Layanan
Kegiatan
Pendukung
Penilaian
Keterangan
1
2
3
5
6
7
8
Pribadi
Memiliki kemantapan keimanan 1. Kebiasaan hidup yang berperilaku Informasi
dan ketaqwaan kepada Tuhan
positip
Yang Maha Esa sesuai agama 2. Kebiasaan hidup menjalankan perintah
yang dianut
agama yang dianut
3. Kebiasaan hidup yang mencerminkan
toleransi beragama
4. Mengagungi kebesaran Tuhan melalui
ciptaannya
Semua
kegiatan
pendukung
Laiseg
Laijapen
Laijapang
Buku BK
Buku agama
Pribadi
Memiliki kemantapan keimanan 1. Mengikuti kegiatan keagamaan
Informasi
dan ketaqwaan kepada Tuhan 2. Membiasakan
diri
mendengarkan
Yang Maha Esa sesuai agama
ceramah agama ceramah agama
yang dianut
3. Agama sebagai pedoman hidup
4. Mengembangkan SQ
Semua
kegiatan
pendukung
Laiseg
Laijapen
Laijapang
Buku BK
Buku agama
1
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI (SMK)
Kelas :
Semester :
Tugas Perkembangan 2:
Mencapai kematangan dalam hubungan teman
sebaya, serta kematangan dalam perannya sebagai
pria atau wanita
Bidang
Bimbinga
n
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Kegiatan
Layanan
Kegiatan
Pendukung
Penilaian
Keterangan
1
2
3
5
6
7
8
Pribadi
Memiliki
kesadaran 1. Etika dalam bergaul antara pria Informasi Himpunan Laiseg
pentingnya hubungan teman
dan wanita
data
Laijapen
sebaya yang sehat dalam 2. Perasaan wanita lebih peka
Aplikasi
Laijapang
peranan
yang
mantap
dibandingkan dengan pria
Instrumen
sebagai pria dan wanita
3. Bergaul
sebagai
kebutuhan
-tasi
aktualisasi diri
4. Nilai-nilai
hubungan
teman
sebaya
Buku
sumber
tentang
keagamaan
2
SILABUS PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BERBASIS KOMPETENSI (SMK)
Kelas :
Bidang
Bimbinga
n
1
Semester
Tugas Perkembangan 3: Mencapai kematangan pertumbuhan – pertumbuhan
jasmanin yang sehat
Rumusan Kompetensi
Materi Pengembangan Kompetensi
Kegiatan
Layanan
Kegiatan
Pendukung
Penilaian
Keterangan
2
3
5
6
7
8
Pribadi
Memiliki kemantapan pemahan 1. Perkembangan jasmani yang sehat bagi Informasi
tentang kondisi jasmani yang
pria dan wanita
sehat sesuai dengan jenis 2. Perbedaan perkembangan jasmani antara
kelaminnya sebagai wanita dan
pria dan wanita
pria
3. Tahap perkembangan jasmani remaja
akhir
Aplikasi
Instrumentasi
Laiseg
Laijapen
Laijapang
Pribadi
Memiliki kemampuan untuk 1. Pengertian hidup sehat
Informasi
memelihara dan merawat kondisi 2. Jenis makanan yang mengandung 4 sehat
jasmaniah yang sehat yang dianut
5 sempurna
3. Manfaat olah raga bagi kesehatan
jasmani
4. Perawatan tubuh
Aplikasi
Instrumentasi
Alih tangan
kasus
Laiseg
Laijapen
Laijapang
3
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DANKONSELING
Tugas Perkembangan I
Mencapai Kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Sekolah
Kelas/Semester
Tahun
: SMK
: X / II
: 2014 - 2015
A. Bahasan/
Topik/Permasalahan
B. Bidang Bimbingan
C. Jenis Layanan
D. Fungsi Layanan
E. Kompetensi yang ingin
Dicapai
F. Uraian Kegiatan
1. Strategi Penyajian
2. Materi
:
:
:
:
Kebiasaan hidup yang berperilaku positip
Pribadi
Informasi
Pemahaman
:
Memiliki kematangan dalam melaksanakan kaidahkaidah ajaran agama yang dianut
:
:
Klasikal
:
1.
2.
3.
4.
Arti penting doa sebelum dan sesuadah belajar
Manfaat memberi salam, sapa dan senyum
Berkomunikasi dengan bahasa sopan dan santun
Berpakaian rapi dan sopan
G. Tempat Penyelenggaraan
H Alokasi Waktu
I. Pihak yang Disertakan/
Peran
J. Alat dan Perlengkapan
K. Rencana Penilaian
Rencana Tindak Lanjut
:
:
Kelas
2 X 45 menit
:
:
:
:
L. Catatan Khusus
:
Guru Pembimbing
OHP, buku-buku keagamaan
Layseg, layjapen, layjapan
a. Konseling kelompok
b. Interaksi antar pribadi siswa
c. Perilaku di dalam dan di luar kelas
Jika muncul masalah baru dibuat rencana layanan
lainnya
Kepala Sekolah
Serpong Utara, ........................
Guru Pembimbing
Drs. H. Mathodah S, M.Si
...............................................
4
PENILAIAN KEBERHASILAN
LAYANAN BK
Tugas Perkembangan 1 : Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan YME
Kelas/Semester
Bidang bimbingan
Jenis layanan
Topik Bahasan
Isi Materi
:
:
:
:
:
X/2
Pribadi
Informasi
Kebiasaan hidup yang berperilaku positip
1. Arti penting doa sebelum dan sesuadah belajar
2. Manfaat memberi salam, sapa dan senyum
3. Berkomunikasi dengan bahasa sopan dan santun
4. Berpakaian rapi dan sopan
Penilaian
Instrumen penilaian
:
:
Laiseg, laijapen, laijapang
Angket
Observasi
I.
No
Angket
Pernyataan
Sering
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Jawaban
Kadang2
Tdk pernah
Melakukan doa sebelum dan sesudah belajar
dengan sungguh-sungguh
Ketika berdoa meminta sesuatu kepada Tuhan
YME
melakukan doa sebelum dan sesudah belajar
akan tertib jika ada guru
Setiap berangkat /pulang sekolah mengucapkan
salam kepada yang di rumah
Menyapa setiap bertemu dengan teman, guru
dan seluruh personil sekolah
Apakah Anda termasuk orang yang mudah
tersenyum
Merasa jengkel mendengar perkataan teman
yang kotor dan jorok
Mudah bergaul dengan siapa saja
Berkomunikasi dengan bahasa yang sopan dan
santun dengan siapa saja
Merasa tidak bebas ketika berpakaian tidak
rapi
Merasa
kesal
kepada
teman
yang
berpenampilan tidak rapi
Menyetujui apabila ada teman yang berpakaian
tidak memenuhi aturan yang berlaku diberi
sanksi.
5
II. Observasi
1. Memahami arti penting doa sebelum dan sesudah belajar:
a. Mengamati siswa di kelas pada awal pelajaran
b. Mengamati siswa di kelas pada akhir pelajaran
2. Memahami manfaat memberi salam, sapa dan senyum
Mengamati siswa sebelum mulai pelajaran
3. Berkomunikasi dengan bahasa yang sopan dan santun
Mengamati siswa pada jam istirahat
4. Berpakaian rapi dan sopan
Mengamati siswa pada jam istirahat.
6
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DANKONSELING
Tugas Perkembangan II
Mencapai Kematangan Dalam Sistem Etika dan Nilai
Sekolah
Kelas/Semester
Tahun
: SMK PUSTEK Serpong
: X / II
: 2014 - 2015
A. Bahasan/
Topik/Permasalahan
B. Bidang Bimbingan
C. Jenis Layanan
D. Fungsi Layanan
E. Kompetensi yang ingin
Dicapai
F. Uraian Kegiatan
1. Strategi Penyajian
2. Materi
:
:
:
:
Nilai-nilai hubungan teman sebaya
Pribadi
Informasi
Pemahaman
:
Memiliki kesadaran pentingnya hubungan teman sebaya
yang sehat dalam peranannya
:
:
:
G. Tempat Penyelenggaraan
H Alokasi Waktu
I. Pihak yang Disertakan/
Peran
J. Alat dan Perlengkapan
K. Rencana Penilaian
Rencana Tindak Lanjut
:
:
L. Catatan Khusus
:
:
:
:
:
Klasikal (cermah, tanya jawab)
1 Pengertian pergaulan yang sehat
2. Perkembangan emosi pria dan wanita
3. Nilai-nilai hidup sebagai makhluk sosial
4. Masalah gender dalam pekerjaan siswa
Ruang kelas
2 X 45 menit
Rekan guru konseling
OHP, buku sumber, transparan
Angket dan observasi
Bimbingan kelompok
a. Interaksi dalam diskusi
b. Komunikasi antar teman
c. Adanya saling pengertian
Bila menemukan gejala yang perlu ditindaklanjuti dibuat
perencanaan pelayanan berikutnya
Kepala Sekolah
Serpong Utara, ......................
Guru Pembimbing
Drs. H. Mathodah S, M.Si
...........................................
7
PENILAIAN KEBERHASILAN
LAYANAN BK
Tugas Perkembangan 2 : Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya
serta kematangan dalam peranannya sebagai pria atau
wanita
Kelas/Semester
Bidang bimbingan
Jenis layanan
Topik Bahasan
Isi Materi
:
:
:
:
:
Penilaian
Instrumen penilaian
:
:
I.
No
X/2
Pribadi
Informasi
Nilai-nilai hubungan teman sebaya
1. Pengertia pergaulan yang sehat
2. Perkembangan emosi pria dan wanita
3. Nilai-nilai hidup sebagai makhluk sosial
4. Masalah gender dalam pekerjaan siswa
Laiseg, laijapen, laijapang
Angket
Observasi
Angket
Pernyataan
Sering
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Jawaban
Kadang2
Tdk pernah
Mengeluarkan kata-kata kotor terhadap teman
Merasa dikucilkan oleh teman di kelas
Menolak ajakan teman untuk melakukan
perbuatan yang buruk
Dipercaya untuk memimpin dalam kelompok
tertentu
Menerima besar hati ketika tidak terpilih dalam
kegiatan tertentu
Menghargai
prestai
seseorang
tanpa
membedakan jenis kelamin
Mengakui perbedaan tingkat emosi pria dan
wanita
Saling menjaga dan menghargai ketika bergaul
dengan lawan jenis
Merasa canggung ketika bergaul dengan lawan
jenis
Jenuh dan bosan ketika kerja kelompok dalam
satu jenis
Berteman
tanpa
membedakan
latar
belakangnya
Menolong orang hanya karena ikhlas
Mengecewakan niat baik seseorang
Selalu kerjasama saat mengerjakan tugas
kelompok
Memberikan bantuan saat teman mengalami
musibah
8
16.
17.
18.
19.
20.
Merasa tidak puas bila ketua kelasmu
perempuan
Merasa kasihan bila perempuan mengerjakan
tugas yang berat
Mengucapkan selamat kepada perempuan yang
berprestasi
Menyukai wanita karir yang meninggalkan
tugas seorang ibu
Mencela hasil pekerjaan perempuan
II. Observasi
No
1.
2.
3.
4.
Sasaran Observasi
Hasil Observasi
Sikap pergaulan yang sehat di dalam dan di luar kelas
Sikap dan tingkah laku perkembangan emosi pria dan
wanita dalam diskusi dan tugas kelompok
Sikap dan perilaku dalam melaksanakan nilai-nilai hidup
sebagai makhluk sosial. Contoh kegiatan Jumat bersih
Sikap positip dalam masalah gender pada kegiatan piket
harian
9
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Tugas Perkembangan III
Mencapai Kematangan Pertumbuhan jasmani yang sehat
Sekolah
Kelas/Semester
Tahun
: SMK PUSTEK Serpong
: X / II
: 2014 - 2015
A. Bahasan/
Topik/Permasalahan
B. Bidang Bimbingan
C. Jenis Layanan
D. Fungsi Layanan
E. Kompetensi yang ingin
Dicapai
F. Uraian Kegiatan
1. Strategi Penyajian
2. Materi
G. Tempat Penyelenggaraan
H Alokasi Waktu
I. Pihak yang Disertakan/
Peran
J. Alat dan Perlengkapan
K. Rencana Penilaian
Rencana Tindak Lanjut
L. Catatan Khusus
Kepala Sekolah
Drs. H. Mathodah S, M.Si
:
:
:
:
Manfaat olah raga bagi kesehatan jasmani
Pribadi
Informasi
Pemahaman
:
Siswa mampu memahami manfaat olahraga bagi
kesehatan jasmani
:
:
Klasikal (cermah, tanya jawab)
:
1 Macam-macam jenis olahraga
2. Akibat kurang olah raga
3. Manfaat dari masing-masing olahraga
:
:
Ruang kelas
2 X 45 menit
:
:
:
:
:
OHP, buku sumber, transparan
Observasi dan angket
Konseling
Serpong Utara, ..........................
Guru Pembimbing
....................................
10
PENILAIAN KEBERHASILAN
LAYANAN BK
Tugas Perkembangan 3 : Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani yang sehat
Kelas/Semester
Bidang bimbingan
Jenis layanan
Topik Bahasan
Isi Materi
:
:
:
:
:
Penilaian
Instrumen penilaian
:
:
I.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15
II.
No
1.
2.
3.
X/2
Pribadi
Informasi
Manfaat olahraga bagi kesehatan jasmani
1. Macam-macam jenis olahraga
2. Manfaat dari masing-masing olahraga
3. Akibat kurangnya olahraga
Laiseg, laijapen, laijapang
Angket
Observasi
Angket
Pertanyaan
Apakah Anda memiliki salah satu saran olahraga
Apakah Anda mengetahui jenis-jenis olahraga
Apakah Anda sering menyaksikan kegiatan olahraga
Apakah Anda pernah mengikuti lomba olah raga
Apakah Anda punya prstasi di bidang olahraga
Apakah Anda tahu manfaat olahraga
Apakah olahraga menjadi kebutuhan bagi Anda
Apakah Anda mengikuti ekstra olahraga
Apakah Anda berolahraga karena orang lain
Apakah Anda sering tidak berolahraga
Apakah Anda malas berolahraga
Apakah Anda tahu akibat orang yang tidak pernah
olahraga
Apakah Anda bisa membedakan sebelum dan
sesudah olahraga
Apakah Anda pernah mengajak orang lain untuk
berolahraga
Pernahkah Anda melarang orang lain untuk
berolahraga
Ya
Tidak
Keterangan
Observasi
Sasaran observasi
Hasil observasi
Keaktifan siswa
Kesungguhan siswa dalam mengikuti pelajaran
Kegembiraan siswa
11
BIOGRAFI PENULIS
Luci Oktaviani, lahir di Pati, 24 Oktober 1992.
Penulis memulai Pendidikan di SDN 5 Serpong
pada tahun 1998 dan selesai pada tahun 2004.
Kemudian penulis melanjutkan ke SMPN 1
Serpong dan selesai pada tahun 2007. Selanjutnya
penulis melanjutkan pendidikannya ke SMAN 7
Tangerang Selatan dan lulus tepat waktu pada
tahun 2010. Pada tahun 2010, penulis berhasil lulus
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Jurusan Manajemen Pendidikan.
Melalui
skripsi
yang
berjudul
“Implementasi Program Bimbingan Pribadi dan Sosial di SMK PUSTEK Serpong” di bawah
bimbingan Dr.Salman Tumanggor, M.Pd alhamdulillah penulis mendapat gelar S.Pd.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk adik-adik kelas yang ingin
mengambil penelitian tentang implementasi program bimbingan pribadi dan sosial.
Download