siaran pers

advertisement
SIARAN PERS
Pusat Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Pameran OKI:
Menangguk Potensi Dagang dari Negara-Negara Islam
Tehran, 1 November 2013 – Dalam upaya meningkatkan kehadiran Indonesia di pasar non
tradisional negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) sekaligus memperbaiki
neraca perdagangan bilateral dengan Iran, Indonesia melalui Kementerian Perdagangan
berpartisipasi pada pameran dagang negara anggota OKI ke-14 pada 28 Oktober-1 November
2013 di Tehran Permanent International Fairground, Teheran, Iran. Pada penyelenggaran tahun
ini, pameran diikuti oleh 34 dari 57 negara anggota OKI dengan lebih dari 500 perusahaan yang
turut berpartisipasi menampilkan aneka produk dan jasa.
Pameran dibuka tanggal 28 Oktober 2013 oleh Wakil Presiden Republik Islam Iran, Eshagh
Jahangiri didampingi oleh Menteri Perdagangan, Industri dan Pertambangan Republik Islam
Iran, Mohammad Reza Nematzadeh, Menteri Perdagangan dari beberapa negara anggota OKI,
anggota parlemen Iran, para Duta Besar negara-negara anggota OKI serta perwakilan dari
delegasi negara-negara peserta pameran.
Pada sambutannya, Wapres Iran menyampaikan bahwa masih terdapat kesenjangan ekonomi
dan perdagangan diantara sesama negara anggota OKI. Untuk itu diharapkan agar sesama
negara muslim dapat meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk bidang
perdagangan, sehingga kesenjangan yang masih ada akan semakin berkurang.
Wapres Iran juga menyampaikan bahwa dalam bidang perdagangan, negara-negara anggota
OKI harus melakukan kerja sama Free Trade Area (FTA) untuk mengurangi hambatan tarif dan
non-tarif yang masih menghambat laju perdagangan diantara negara anggota OKI.
Setelah selesai acara pembukaan pameran, Wapres Iran dan Menteri Perdagangan Iran
berkesempatan mengunjungi Paviliun Indonesia. Kunjungan tersebut sekaligus dimanfaatkan
sebagai pembukaan Paviliun Indonesia yang ditandai dengan upacara pemotongan pita secara
bersama-sama dengan Duta Besar Republik Indonesia di Tehran.
Paviliun Indonesia dengan tema “Trade with Remarkable Indonesia” menampilkan produk dari
13 perusahaan skala besar dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Perusahaan yang berpartisipasi
yaitu: 1) Tan Putra Tama, PT (bubuk kakao); 2) Selatan Jadi Jaya, PT. (bagian otomotif-baterai);
3) Tjiwi Kimia Paper Products, PT (produk kertas); 4) Mayora Indah, PT (produk makanan dan
kopi instan); 5) Indo Nusa Enterprise (perhiasan); 6) Timur Mas Abadi (bahan bangunan-atap);
7) Indokom Citra Persada (kopi dan seafoods); 8) Ariega Hospitality (produk interior dan
furnitur); 9) OT Group (produk makanan dan minuman); 10) Betrien Shoes, CV (sepatu); 11) Dua
Kelinci (kacang); 12) Mapat, PT (kain batik Besurek); 13) Ende, CV (makanan kering siap makan).
Prospective kontak dagang yang diperoleh perusahaan Indonesia selama pameran adalah
sebesar USD 2.625.000 untuk produk biji kopi, kopi instan, dan bubuk kakao. Adapun transaksi
ritel yang terjadi adalah sejumlah USD 8.000.
Selain produk-produk tersebut, permintaan (inquiry) terhadap produk-produk Indonesia lainnya
yang tercatat adalah untuk kertas gulung, bubur kertas, baterai kendaraan bermotor, karet
alam, barang-barang konsumen lainnya, serta bahan bangunan.
Selama berlangsungnya pameran, paviliun Indonesia mendapat kunjungan dari tamu VIP
lainnya, seperti Gholamre za Mesbahi Moghadam, Anggota Parlemen Iran dan Ketua Badan
Anggaran Parlemen Iran, serta Dr. El Hassane Hzaine, Director General of Islamic Centre for
Development of Trade – OKI. Mereka menyampaikan apresiasinya atas partisipasi Indonesia
pada kegiatan ini sekaligus mengharapkan Indonesia semakin berperan dalam peningkatan
kerja sama antara negara-negara anggota OKI.
Capaian lain yang diperoleh Paviliun Indonesia adalah The 3rd Prize Award yang diberikan oleh
Dr. El Hassane Hzaine kepada Direktur Pengembangan Promosi dan Citra Kemendag,
Pradnyawati. Penghargaan paviliun terbaik ketiga setelah Iran dan Kuwait tersebut diberikan
berdasarkan kriteria desain paviliun dan keanekaragaman produk yang ditampilkan.
Dalam rangkaian partisipasi Indonesia pada pameran ini, Kemendag juga telah bekerja sama
dengan Kementerian Perindustian, KBRI Tehran dan Iran Chamber of Commerce, Industries,
Mines and Agricultures (ICCIMA), terutama dalam menyelenggarakan Forum Bisnis IndonesiaIran pada 29 Oktober 2013 bertempat di KADIN ICCIMA.
Acara Bisnis Forum tersebut dipandu oleh Ali Asghar Farschi, Director General of Asia and
Oceania, ICCIMA serta dihadiri oleh Duta Besar RI di Tehran, Dian Wirengjurit; Direktur
Pengembangan Promosi dan Citra Kemendag; Perwakilan Kementerian Perindustrian RI;
perusahaan Indonesia peserta pameran; serta perusahaan Iran dari berbagai sektor.
Penyelenggaraan forum bisnis ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada pelaku
usaha kedua negara mengenai kondisi riil masing-masing negara serta upaya peningkatan kerja
sama di bidang perdagangan. Acara dilanjutkan dengan business matching antar pengusaha
Indonesia dengan perusahaan Iran untuk menjajagi peluang menjadi mitra dagang.
Dalam kesempatan presentasi tersebut Pradnyawati menyerukan agar “Indonesia dan Iran
harus terus mengupayakan kerja sama perbankan di antara kedua negara, sehingga dapat
memfasilitasi transaksi antara pengusaha Indonesia-Iran. Ini tentunya akan berdampak
terhadap peningkatan riil nilai perdagangan kedua negara.”
Lebih lanjut Pradnyawati mengatakan bahwa kerja sama di bidang keuangan dimaksud akan
membuka kerja sama bilateral yang lebih luas di berbagai bidang potensial, antara lain ilmu
pengetahuan dan teknologi, industri, infrastruktur, jasa konstruksi, pendidikan, dan pariwisata.
Dari hasil pengamatan selama kegiatan pameran, embargo atau sanksi ekonomi yang dikenakan
kepada negara tersebut sejak lebih dari tiga dekade yang lalu membuat Iran terus berupaya
untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dengan memperkuat ketahanan pangan dan sektor
industri. Iran saat ini relatif self-sufficient dan memiliki beberapa industri unggulan, antara lain
makanan dan minuman, petrokimia, otomotif, mesin-mesin industri, turbin.
Kendala sementara yang dihadapi Indonesia untuk masuk ke pasar Iran secara langsung adalah
mekanisme pembayaran. Pembayaran harus dilakukan melalui perbankan di negara ketiga
seperti Uni Emirate Arab (Dubai), Turki, dan Malaysia. Namun demikian Bank Jabar dilaporkan
telah bersedia menjadi settlement bank untuk perdagangan antara Indonesia dan Iran. Bank
tersebut telah menyusun skema payment and banking arrangement dan selanjutnya akan
menyusun pedoman bagi para pelaku usaha Indonesia yang akan memanfaatkan skema
pembayaran ini. Bank Indonesia sendiri pada dasarnya mendukung upaya peningkatan
perdagangan dengan Iran dan tidak melarang kerja sama dengan Iran.
Dari interaksi peserta pameran dengan calon mitra bisnisnya juga terdapat indikasi awal adanya
eskalasi tarif yang berpotensi untuk menjadi kendala. Sebagai contoh produk makanan olahan
dikenakan tarif bea masuk sebesar 32% ditambah dengan VAT sebesar 6%. Kondisi ini
nampaknya tidak dihadapi oleh peserta pameran yang membawa produk setengah jadi,
misalnya bubuk kakao, karena menurut importir Iran harga yang ditawarkan oleh Indonesia
cukup kompetitif.
Untuk menjaga agar harga produk Indonesia tetap kompetitif maka beberapa
komoditas/produk unggulan ekspor Indonesia perlu diturunkan tarifnya. Komoditas/produk
tersebut antara lain adalah kertas, minyak sawit, minyak goreng, produk karet, benang tekstil,
elektronika, produk toiletries, barang konsumen lainnya, serta teh dan kopi. Penurunan tarif
tersebut kiranya dimungkinkan dengan diaktifkannya kembali perundingan Preferential Trade
Agreement yang terhenti sejak tahun 2010.
Pameran Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)
Pameran negara-negara anggota OKI ini sendiri diselenggarakan untuk meningkatkan kerja
sama perdagangan diantara negara-negara anggota OKI. Dalam kurun waktu lima tahun
terakhir, perdagangan negara-negara anggota OKI meningkat rata-rata lebih dari 14% setahun.
Tahun 2012 nilai ekspor non migas Indonesia ke negara-negara OKI berjumlah USD 20,3 miliar
dengan tren sebesar 10,31%.
Dua tahun lalu, pameran serupa diadakan di Sharjah, Uni Emirat Arab yang diikuti oleh 500
eksibitor dari 27 negara anggota OKI dan komunitas muslim dari tiga negara non-anggota OKI
(India, China, dan Thailand). Dikunjungi oleh lebih dari 1.500 pengunjung bisnis, partisipasi
Indonesia pada pameran OKI di Sharjah tersebut menghasilkan total transaksi dagang sebesar
USD 452.435.
Sebagai negara mayoritas muslim terbesar di dunia, keterlibatan Indonesia pada pameran ini
merupakan kesempatan yang baik dalam rangka pengembangan hubungan ekonomi,
perdagangan dan investasi di antara sesama negara-negara anggota OKI, khususnya dalam
peningkatan ekspor nonmigas.
Produk utama ekspor nonmigas Indonesia ke negara OKI antara lain minyak sawit, briket batu
bara, alat transportasi, kertas, dan kelapa. Khusus dengan Iran, Indonesia banyak mengimpor
dari Iran minyak mentah serta kacang-kacangan, sementara produk ekspor Indonesia ke Iran
antara lain minyak kelapa sawit, benang, bahan baku tekstil, ban, suku cadang mobil, karet,
bubuk coklat, kopi, karton dan kayu.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Arlinda Imbang Jaya
Kepala Pusat Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Pradnyawati
Direktur Pengembangan Promosi dan Citra
Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-23528644/021-23528654
Email: [email protected]
Download