paparan utusan khusus presiden untuk timur tengah dan oki pada

advertisement
PAPARAN UTUSAN KHUSUS PRESIDEN UNTUK TIMUR TENGAH
DAN OKI PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN
TAHUN 2017 DAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA TAHUN 2018
(Hotel Borobudur-Jakarta, 20-21 Februari 2017)
TEMA PAPARAN:
TATA PERDAGANGAN UNTUK GERAKAN EKONOMI DOMESTIK
DAN TINGKATKAN EKSPOR
_________________________________________________________
 Kegiatan ekspor produk Indonesia ke luar negeri merupakan salah
satu target di dalam mengembangkan produk Indonesia lebih dikenal
dan mempunyai pasar yang luas di dunia internasional yang
diharapkan dapat berdampak positif pada peningkatan penerimaan
devisa negara dan peningkatan kesejahteraan dan ketrampilan para
pelaku usaha di bidang dan sektor terkait.
 Beberapa isu yang menjadi tantangan bagi kegiatan ekspor produk
Indonesia ini adalah kondisi perekonomian global yang belum akan
stabil; adanya pembentukan blok perdagangan regional sehingga
kondisi pasar internasional yang semakin sempit dan ketat; produk
ekspor kita masih banyak tergolong komoditas primer dan produkproduk manufakturnya masih bernilai tambah rendah. Tantangantantangan ini dirasakan telah memberikan dampak pada
menurunkanya kinerja ekspor produk Indonesia ke luar negeri.
 Dari perkembangan terakhir, sekarang ini justru sektor perdagangan
yang tengah menarik untuk dikaji lebih dalam.Beberapa komoditas
strategis ekspor yang sebelumnya didominasi produk di kategori hasil
SDA atau barang mentah, kinerjanya semakin lesu karena negaranegara tujuan ekspor yang sulit move on dari iklim
ketidakpastian.Dari sini kita perlu mulai mengalihkan perhatian pada
potensi ekspor produk setengah jadi atau barang akhir yang
dihasilkan dari sektor industri. Momentumnya sudah sangat ideal
mengingat situasi global yang cenderung serba-ambigu sangat
rentan membawa mudharat bagi ketahanan perekonomian Indonesia.
1
 Sementara tantangan tersebut di atas ditemukan, terdapat pemikiran
untuk merubah paradigma agar Indonesia menurunkan tingkat
interdependensi Indonesia terhadap negara-negara lain di dunia yang
bukan berarti Indonesia menghilang dari peredaran perdagangan
internasional secara radikal, melainkan untuk membantu
“meluruskan” semangat ketahanan ekonomi nasional agar semakin
kuat dan sehat serta menciptakan iklim sosial ekonomi yang
superkondusif. Selain itu, ada juga pemikiran dan kebijakan untuk
melakukan pasar yang kebutuhannya bersifat komplementer.
 Dalam konteks ini isu perlunya meningkatkan ketahanan ekonomi
nasional menjadi sangat penting dan strategis. Sejalan dengan
pemikiran tersebut, terdapat kebijakan-kebijakan yang perlu
dilperkuat yakni kebijakan yang berorientasi ke dalam (internal) dan
kebijakan yang berorientasi ke luar (eksternal) .
 Dalam kaitan aspek internal isu pokok yang perlu dilakukan adalah
pertama,penguatan terkait penegakan peraturan yang diberlakukan
terhadap sektor-sektor yang berbasis pada penyerapan tenaga kerja
dan pasar yang besar yang memberikan lapangan pekerjaan kepada
masyarakat nasional sehingga memiliki pendapatan yang dapat
menaikkan
daya
beli
masyarakat.
Kedua,menurunkan
ketergantungan sektor industri terhadap suplai bahan baku, bahan
penolong, dan barang modal impor yang hampir mencapai 64 %.
Ketiga,peningkatan terhadap kegiatan penciptaan dan pemakaian
energi-energi baru lain terbarukan yang tidak melulu bergantung
pada energi fossil, Keempat,peningkatan daya saing dan ketrampilan
pada pekerja dan pelaku usaha dengan menggalang sinergitas antar
pemangku kepentingan baik pemerintahan, lembaga perguruan tinggi
dan swasta.
 Dalam kaitan dengan aspek internal tersebut, kebijakan-kebijakan di
atas perlu dipahami dan menjadi pedoman di dalam menetapkan
kebijakan eksternalyang termaktub dalam kebijakan perdagangan
internasional Indonesia. Kebijakan perdagangan internasional
Indonesia sendiri adalah tidak terlepas dari bahagian kegiatan
Diplomasi Ekonomi yang mencakup promosi potensi ekonomi,
perdagangan, investasi dan pariwisata dan kerjasama teknik
Indonesia di lingkup bilateral maupun internasional.
 Oleh karena itu, kebijakan eksternal terkait perdagangan
internasional disini adalah cara Indonesia untuk mengatasi masalah
2
negeri dengan mengoptimalkan diplomasi ekonomi dan perdagangan
secara terintegrasi dan terkoordinasi antara pemegang kebijakan dan
stakeholders terkait. Ditambah penguatan relasi publik-privat dan
pemberdayaan civil society serta diselaraskan dengan peningkatan
mutu komoditas ekspor unggulan Indonesia yang berbasis pada
maksimalisasi produk-produk yang ber ‘comparative advantage’.
 Selaku Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan
OKI/UKPTTOKI, saya diamanatkan untuk memperkuat posisi
kerjasama Indonesia dengan Timur Tengah dan OKI, khususnya di
bidang Ekonomi, Perdagangan dan Investasi serta Teknik. Oleh
karena itu di dalam memperkuat pasar produk Indonesia di Timur
Tengah dan negara-negara anggota OKI ini bisa dikatakan bahwa
apa yang terjadi belum menggambarkan potensi yang ada di antara
kedua negara dan yang lebih istimewa juga adalah wilayah ini
menghasilkan produk yang bersifat komplementer dengan Indonesia.
Sehingga sangat tepat bila kebijakan perdagangan internasional dan
bilateral Indonesia diarahkan ke negara-negara ini. Terlebih–lebih
secara akumulasi jumlah penduduk, penduduk negara-negara Timur
Tengah dan OKI ini mencapai 1,2 milyar jiwa.
 Di dalam melihat potensi ini, peningkatan ekspor Indonesia ke
wilayah ini juga tidak terlepas dari berbagai tantangan, antara lain
letak geografis yang berjauhan, belum adanya perjanjian Preferential
Tarrif Agreement/PTA untuk barang-barang, belum adanya
transportasi laut/penerbangan langsung, hampir dengan semua
negara ini Indonesia belum adanya kerjasama perbankan yang dapat
mempermudah transaksi keuangan bagi para pemangku kepentingan
terkait di bidang ekonomi dan perdagangan, sistem standarisasi
nasional masing-masing negara serta pembiayaan/permodalan di
kalangan pemangku kepentingan di bidang perdagangan. Hampir
semua roda perekonomian negara-negara di kawasan ini didrive oleh
pelaku Usaha Kecil Menengah.
 Dalam konteks perdagangan internasional ini, sangat dirasakan perlu
pendekatan yang berorientasi pada sinergitas kebijakan nasional dan
internasional, perhatian terhadap aspek riset dan penelitian,
pembiayaan perdagangan terhadap komoditas unggulan serta
asuransi bagi transaksi perdagangan barang/jasa antar pelaku
usaha.
3
 Dalam konteks ini, Indonesia dengan beberapa negara lain seperti
Turki, Malaysia dipandang memiliki keunggulan yang komparatif,
khususnya di dalam hal perkembangan sumber bahan baku dan
teknik dibanding dengan negara-negara lain di kawasan (Afirika dan
Timur Tengah). Oleh karena itu, dalam upaya melakukan upaya
mengatasi kendala yang dihadapi oleh ekspor produk Indonesia,
sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Timur Tengah dan OKI, kami
melakukan pendekatan yang sifatnya memperkuat agar terjadi
outcome yang menjadi landasan bagi kerjasama yang lebih kuat atau
bahkan bersifat membuka pasar bagi para pelaku usaha terkait, baik
dengan mekanisme bilateral, (triparti maupun multilateral, yakni
dalam hal ini dengan lembaga Islamic Development Bank dan Organ
Subsidaire Sektor Ekonomi Perdagangan dari Lembaga OKI sendiri)
yang diharapkan dapat mendorong kontak antar pelaku usaha,
terjalinnya kerjasama pembiayaan perdagangan dan terciptanya
kerjasama teknik/kapasitas antara pemangku kepentingan
Demikian paparan kami, semoga bermanfaat,
Jakarta,
Februari 2017
*Dari berbagai sumber
4
Download