ﻌ ﻮﺍـ ﻭ ﺃﻃـﻴ ﻪ ـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــ

advertisement
PB 5 (X)
SUMBER-SUMBER HUKUM ISLAM
I.
Standar Kompetensi
Memahami sumber hukum Islam, hukum taklifi, dan hikmah ibadah
II. Kompetensi Dasar
1. Menyebutkan pengertian, kedudukan dan fungsi Al Qur’an, Al Hadits,
dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam
2. Menjelaskan pengertian, kedudukan, dan fungsi hukum taklifi dalam
hukum Islam
3. Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari
A. AL QUR’AN
Al Qur’an adalah firman (wahyu) Allah swt. yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw. melalui perantaraan malaikat Jibril, merupakan mukjizat,
menggunakan bahasa Arab, berisi petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia,
membacanya merupakan ibadah.
Al Qur’an merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama. Dalam
segala persoalan hidup, seorang muslim harus merujuk dan berpegang teguh
kepada Al Qur’an dan tidak boleh menyimpang apalagi bertentangan
dengannya, perhatikan penegasan Allah swt. berikut :
‫ﻮﺍ‬‫ــــﻌ‬‫ ﺃﻃـﻴ‬‫ ﻭ‬‫ﻮﺍ ﺍﻟﻠـــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــﻪ‬‫ــــﻌ‬‫ﺍ ﺃﻃـﻴ‬‫ﻮ‬‫ـــــﻨ‬‫ ﺍﻣ‬‫ﺎ ﺍﻟـــﺬﻳﻦ‬‫ﻳـﺎﻳـــــﻬ‬
٥٩ : ‫ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ‬.‫ُﻢ‬
‫ﻜ‬‫ـﺮ ﻣﻨ‬‫ ﺃﻭﻟـﻲ ﺍﻷﻣ‬‫ﻝَ ﻭ‬‫ــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــﻮ‬‫ﺳ‬‫ﺍﻟﺮ‬
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah swt. dan
taatilah Rasul serta ulil amri di antara kamu. QS. An Nisa’: 59
Ayat ini menjelaskan bahwa yang pertama kali ditaati atau dipedomani oleh
segenap muslim adalah Al Qur’an, baru setelah itu menggunakan Al Hadis dan
setelah itu aturan-aturan lain yang dibenarkan syara’.
Ayat lain yang menjelaskan secara tegas kebenaran Al Qur’an sebagai sumber
hukum yaitu :
‫ ﺍﻟـــﻨﺎﺱ‬‫ ﺑـــﲔ‬‫ﻜﻢ‬‫ ﻟـﺘـﺤ‬‫ ﺑﺎﳊـــــــــــــﻖ‬‫ﻚ ﺍﻟﻜـﺘـﺐ‬‫ﺎ ﺇﻟــﻴ‬‫ ﻟــﻨ‬‫ﺇﻧﺎ ﺃﻧـﺰ‬
١٠٥ : ‫ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ‬
.‫ﺎ‬‫ـﻤ‬‫ﺼـﻴ‬‫ ﺧ‬‫ ﻟﻠـﺨﺎﺋـﻨــﲔ‬‫ ﻭﻻ ﺗـﻜــــــــــــﻦ‬‫ﺎ ﺃﺭﺍﻙ ﺍ‬‫ﲟـ‬
Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan
apa yang telah Allah swt. wahyukan kepadamu, dan janganlah
kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah) karena
membela orang-orang yang berkhianat. QS. An Nisa’ : 105
noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011
.
PAI Kelas X Bab Smbr Hkm Islam, hal - 1 -
‫ ﺍﻟـﺬﻳﻦ‬‫ﻣـﻨــﲔ‬‫ ﺍﳌــﺆ‬‫ﺮ‬‫ﺸ‬‫ــﺒ‬‫ﻳـ‬‫ﻡ ﻭ‬‫ ﺃﻗــﻮ‬‫ﺪﻱ ﻟﻠــﱵ ﻫـﻲ‬‫ ﻳــﻬ‬‫ ﺍﻥ‬‫ـﺮ‬‫ﺇﻥ ﻫـﺬﺍ ﺍﻟﻘـ‬
٩ : ‫ﺍﻻﺳﺮﺍﺀ‬
.‫ ﺍ‬‫ـﺮ‬‫ ﺍ ﻛﺒـﻴ‬‫ـــﺮ‬‫ ﺃﺟ‬‫ﻢ‬‫ ﺍﻟﺼـﻠﺤـﺖ ﺃﻥ ﳍـ‬‫ﻥ‬‫ـﻠﻮ‬‫ﻤ‬‫ـﻌ‬‫ﻳ‬
Artinya : “Sesungguhnya Al Qur’an ini memberi petunjuk kepada jalan yang
lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang
muslim yang mengerjakan amal sholeh, sesungguhnya bagi mereka
ada pahala yang besar. QS. Al Isra’ : 9
Juga firman Allah swt. :
٢ : ‫ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ‬
.‫ــﺘــﻘــﲔ‬‫ﻯ ﻟﻠﻤ‬‫ــﺪ‬‫ﻪ ﻫ‬‫ ﻓـــــــــــــﻴ‬‫ﻳـﺐ‬‫ ﻻ ﺭ‬‫ ﺍﻟﻜـﺘـﺐ‬‫ﺫﻟﻚ‬
Artinya : “Kitab (Al Qur an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa. QS. Al Baqarah : 2
Al Qur’an sebagai sumber hukum mengandung beberapa inti :
a. Hukum yang berhubungan dengan masalah akidah (keimanan).
b. Hukum yang berhubungan dengan akhlak atau budi pekerti.
c. Hukum yang berhubungan dengan syari’ah, baik syari’ah yang berkaitan
dengan ibadah khusus kepada Allah swt., seperti sholat, puasa, haji dan
lain-lain : maupun ibadah yang bersifat umum dalam lingkup muamalah,
seperti jual beli, perkawinan, harta benda, pembunuhan dan lain-lain.
B. Al Hadits
Al Hadits adalah perkataan, perbuatan atau ketetapan Nabi Muhammad saw.
menurut istilah syara’ Al Hadits merupakan semua perilaku dan tatanan
Rasulullah saw. yang diucapkan dan diperbuat atau ditetapkan oleh Beliau,
untuk menjadi pedoman hidup manusia.
Al Hadis sebagai sumber hukum yang kedua, dalam Al Qur’an dijelaskan :
‫ــــــﺎ‬‫ﻣ‬‫ ﻭ‬‫ﻩ‬‫ـــــــــﺬﻭ‬‫ﻝ ﻓـﺨـ‬‫ـــــــــــــــــــــــــــــــــــﻮ‬‫ﺳ‬‫ ﺍﻟﺮ‬‫ــــــﺎ ﺍﺗــــــﺎﻛﻢ‬‫ﻣ‬‫ﻭ‬
٧ : ‫ﺍﳊﺸﺮ‬
.‫ﺍ‬‫ـﻮ‬‫ ﻓﺎﻧـﺘــــــــــﻬ‬‫ﻪ‬‫ــــــــــــــــــــــــــــــــﻨ‬‫ ﻋ‬‫ـﺎﻛﻢ‬‫ﻧــﻬ‬
Artinya : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa
yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. QS. Al Hasyr : 7
‫ﻝ ﻓـــﺈﻥ‬‫ـــــــــــــــــــــــــــﻮ‬‫ﺳ‬‫ـﻮﺍﺍﻟﻠــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــﻪ ﻭﺍﻟﺮ‬‫ﻌ‬‫ﻗـ ــﻞ ﺃﻃـﻴ‬
٣٢ : ‫ ﺍﻝ ﻋﻤﺮﺍﻥ‬.‫ ﺍﻟﻜﺎﻓﺮ ﻳﻦ‬‫ﺤﺐ‬‫ﺍ ﻓﺈﻥ ﺍﻟﻠـــــــــــــــــــــــــــــــــــﻪ ﻻﻳ‬‫ﺗﻮﻟﻮ‬
noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011
.
PAI Kelas X Bab Smbr Hkm Islam, hal - 2 -
Artinya : “Katakanlah : “Taatilah Allah dan RasulNya, jikakamu berpaling,
maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir. QS.
Ali Imran : 32
‫ـﻦ‬‫ﻣ‬‫ ﺍﻟﻠـــــــــــــــــــــــــــــــــــﻪ ﻭ‬‫ ﺃﻃـﺎﻉ‬‫ﻝ ﻓـﻘـــﺪ‬‫ــــــــــــــــــــــﻮ‬‫ﺳ‬‫ـﻄــﻊ ﺍﻟﺮ‬‫ﻳ‬‫ﻦ‬‫ﻣ‬
٨٠ : ‫ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ‬
‫ـﻔﻴـــــــﻈﺎ‬‫ ﺣ‬‫ﻬﻢ‬‫ـﻠـﻴ‬‫ﺎﻙ ﻋ‬‫ـﻠــــــــــــــــــــــــــــﻨ‬‫ﺳ‬‫ﺎ ﺃﺭ‬‫ﺗـﻮﱃ ﻓـﻤ‬
Artinya : “Barang siapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah
mentaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan
itu), maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi
mereka. QS. An Nisa’ : 80
Rasulullah saw. sendiri menyatakan pula dengan sabdanya :
‫ ﺑـﻬــﻤﺎ‬‫ﻜﺘــــــــﻢ‬‫ـﺴ‬‫ ﺍﻣـﺮ ﻳـﻦ ﻣـﺎ ﺍﻥ ﺗـﻤ‬‫ ﻓــــــــــــــﻴﻜﻢ‬‫ﺗـﺮﻛﺖ‬
‫ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻣﺎﻡ ﻣﺎﻟﻚ‬
‫ ﻭﺳـﻨـﺔ ﺭﺳـﻮﻟـﻪ‬‫ ﺍ‬‫ﺍ ﻛــــــــــﺘﺎﺏ‬‫ـﻟ ﻦ ﺗـﻀـﻠﻮﺍ ﺍﺑــﺪ‬
Artinya :“ Aku tinggalkan dua perkara untukmu sekalian, kalian tidak akan
sesat selama kalian berpegang pada keduanya yaitu Kitabullah (Al
Qur’an) dan Sunnah RasulNya. HR. Imam Malik.
1. Macam-macam Hadis
Al Hadits
pada dasarnya adalah Firman Allah swt. akan tetapi
disampaikan langsung kepada Nabi saw. tidak melalui perantaraan
Malaikat Jibril, dalam kaitana ini Hadis dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Hadis Qudsi, yaitu hadis yang idenya / inti hadis dan teks hadis /
redaksi hadis murni berasal dari Allah swt. posisi Nabi saw. hanya
menyampaikan apa adanya. hadis jenis ini biasanya didahului oleh
Qalallahu Ta’ala.
b. Hadis Nabawi, yaitu hadis yang idenya / inti hadis berasal dari Allah
swt. sedangkan teks hadis / redaksi hadis berasal dari Nabi saw.
Perhatikan penegasan Al Qur’an berikut :
٤-٣ : ‫ﺍﻟـﻨﺠﻢ‬
.‫ﺣﻰ‬‫ـﻮ‬‫ـﻲﻳ‬‫ﺣ‬‫ ﺇﻻ ﻭ‬‫ــﻮ‬‫ ﻫ‬‫ ﺇﻥ‬.‫ﻯ‬‫ـﻦ ﺍﳍــﻮ‬‫ ﻋ‬‫ـﻄﻖ‬‫ـﺎ ﻳـﻨ‬‫ﻣ‬‫ﻭ‬
Artinya : “Dan tidaklah apa yang diucapkannya (Rasul) itu menurut
kemauan hawa nafsunya, ucapan itu tiada lain adalah wahyu
yang diwahyukan. QS. An Najm : 3-4
Al Hadits bila dilihat dari keabsahannya secara garis besar dibedakan
menjadi :
a. Hadis Shahih, yaitu suatu hadis yang memiliki tingkat keabsahan yang
kuat, diriwayatkan oleh orang-orang yang kompeten dan memiliki
matan serta sanad yang baik dan kuat
noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011
.
PAI Kelas X Bab Smbr Hkm Islam, hal - 3 -
b. Hadis Hasan, yaitu suatu hadis yang memiliki tingkat keabsahan yang
kurang kuat karena ada satu atau beberapa perawinya yang kurang
kompeten atau memiliki matan serta sanad yang kurang baik dan kuat
c. Hadis Dha’if, yaitu suatu hadis yang memiliki tingkat keabsahan
lemah karena ada diantara perawinya tidak kompeten atau memiliki
matan serta sanad yang tidak sehat dan lemah
d. Hadis Maudlu’, adalah hadis palsu, bukan berasal perkataan,
perbuatan atau ketetapan Nabi Muhammad saw., sama sekali tidak
boleh dijadikan pedoman atau dasar dalam penetapan hukum.
2. Fungsi Al Hadis.
Dalam kaitanya dengan Al Qur’an sebagai sumber hukum pertama, maka
Hadis mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Menguatkan hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al Qur’an
Di dalam Al Qur’an terdapat ayat yang melarang tentang syirik
(menyekutukan Allah swt.) :
٣٦ : ‫ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀ‬.‫ﺮﻛﻮﺍ ﺑـﻪ‬‫ ﻻ ﺗـﺸ‬‫ﻭﺍ ﺍﻟﻠـــــــــــــــــــــــﻪ ﻭ‬‫ﺪ‬‫ـﺒ‬‫ ﺍﻋ‬‫ﻭ‬
Artinya : “Dan
sembahlah
Allah
dan
janganlah
kamu
mempersekutukannya. QS. An Nisa’: 36
Kemudian Nabi saw. menguatkannya dan sekaligus menjelaskan kadar
dosanya, dengan sabdanya :
‫ ﺑﺎﻛﺒـﺮﺍﻟﻜـــﺒﺎﺋـﺮ ﺛـﻼ ﺛــﺎ ﺍﻻﺷـﺮﺍﻕ ﺑـﺎ‬‫ﺍﻻ ﺍﻧﺒـﺌﻜﻢ‬
‫ ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ‬.‫ﺍﻟـﺰﻭﺭ ﺍﻭ ﻗـﻮﻝ ﺍﻟـﺰﻭﺭ‬
‫ﻕ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺷﻬﺎﺩﺓ‬‫ﻭﻋﻘـﻮ‬
Artinya : “Inginkah kamu kuberitahukan tentang 3 dosa yang terbesar ? yaitu menyekutukan Allah, durhaka kepada orang
tua, menjadi saksi palsu atau berdusta”. HR. Muslim.
2. Memperjelas atau memperinci ayat-ayat Al Qur’an yang bersifat
umum.
Ayat-yat Al Qur’an banyak yang bersifat umum, oleh karena-nya
kemudian diperjelas oleh Nabi saw. seperti ayat tentang perintah
shalat 5 waktu, zakat, puasa serta haji.
Perhatikan ayat berikut :
‫ــﺎ‬‫ ﻟﻠـــﻨﺎﺱ ﻣ‬‫ـــﲔ‬‫ ﻟﺘـﺒ‬‫ ﺍﻟﺬﻛـــﺮ‬‫ﻚ‬‫ﺎ ﺇﻟـــــــــــــــــــــــــــــــــﻴ‬‫ ﻟـــﻨ‬‫ ﺃﻧــﺰ‬‫ﻭ‬
٤٤: ‫ﺍﻟـﻨﺤﻞ‬
.‫ﻭﻥ‬‫ ﻳـﺘـﻔﻜﺮ‬‫ـﻢ‬‫ـﻠﻬ‬‫ ﻟـﻌ‬‫ ﻭ‬‫ﻬﻢ‬‫ﻧـﺰﻝ ﺇﻟــــــــــــــــــــﻴـ‬
Artinya : “Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an agar kamu
menerangkan kepada umat manusia apa yang telah
diturunkan kepada mereka”. QS. An Nahl : 44
noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011
.
PAI Kelas X Bab Smbr Hkm Islam, hal - 4 -
3. Menetapkan hukum-hukum yang tidak terdapat dalam Al Qur’an.
Hadis juga berfungsi menetapkan hukum bila di dalam Al Qur’an tidak
dijumpai, seperti tentang keharaman seorang laki-laki untuk kawin
dengan bibi istrinya dalam waktu yang bersamaan.
Perhatikan hadis Nabi saw. berikut :
‫ـــﺎ ﻭﻻ ﺑـــﲔ ﺍﳌـــﺮﺃﺓ ﻭﺣـﺎﻟــﺘـــﻬﺎ‬‫ ﺑـ ــﲔ ﺍﳌـــﺮﺃﺓ ﻭﻋﻤـﺘﻬ‬‫ﺠﻤـــﻊ‬‫ﻻﻳـ‬
‫ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ﻣﺴﻠﻢ‬
Artinya : “Dilarang seseorang mengumpulkan (mengawini secara
bersama) seorang perempuan dengan saudara perempuan
dari ayahnya serta seorang perempuan dengan saudara
perembuan dari ibunya”. HR. Bukhari Muslim.
Jika Al Hadits merupakan sumber hukum yang kedua setelah Al
Qur’an, hal ini bukan berarti bahwa Nabi Muhammad saw. memiliki
kapasitas sebagai Tuhan atau sebagai wakil Tuhan apalagi anak
Tuhan, melainkan karena Allah swt. sendiri yang memberi garis jelas
sebagaimana firmanNya pada surat Al Hasyr 7 di atas.
C. IJTIHAD
Dalam segi bahasa Ijtihad berarti usaha yang keras dan bersungguh-sungguh.
Sedangkan dari segi istilah Ijtihad adalah berusaha menetapkan hukum
terhadap masalah yang belum ada ketetapan hukumnya dalam Al Qur’an dan
Al Hadits yang dilakukan dengan secara cermat dan pikiran yang murni serta
berpedoman pada aturan penetapan hukum yang benar.
Rujukan Ijtihad tetap pada Al Qur’an dan Al Hadits, dalam arti bahwa
penetapan hukum Ijtihad tidak boleh bertentangan dengan ayat-ayat Al
Qur’an atau ajaran Rasulullah saw.
Orang yang berijtihad disebut mujtahid, bisa jadi antara mujtahid yang satu
dengan mujtahid lainnya dalam menetapkan perkara yang belum ada
ketentuan hukumnya dalam Al Qur’an akan berbeda dalam memberikan
penetapan hukum. Ada pendapat yang satu benar dan yang lain salah dan ada
pula kedua-duanya justru benar.
Ijtihad menjadi sumber hukum Islam yang ketiga, boleh dilakukan oleh siapa
saja yang memiliki persyaratan minimal, seperti memahami mafhum ayat
atau hadits, memiliki/menguasai ilmu alat (seperti nahwu sorof), mengetahui
latar belakang suatu ayat atau hadis, luas pemahamannya terhadap
pengetahuan Islam, memiliki loyalitas yang tinggi terhadap agama dan lainlain.
Tentang keabsahan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam ketiga, perhatikan
dua hadis berikut :
a. Hadis Nabi saw. ketika Beliau mengutus sahabat Muadz bin Jabal ke
Yaman.
Nabi saw. bertanya : dengan apa anda memutus suatu perkara ? sahabat
Muadz menjawab; dengan Kitab Allah swt, bila tidak dijumpai maka
noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011
.
PAI Kelas X Bab Smbr Hkm Islam, hal - 5 -
dengan sunnah RasulNya, dan bila tidak menemukan maka saya akan
berijtihad untuk mengambil keputusan sendiri.
Mendenganjawaban sahabat Muadz tersebut, kemudian Nabi saw.
bersabda :
‫ﻟـــﻪ ﳌــــﺎ‬‫ﻗــﺎﻝ ﺍﻟـﺤـﻤـــﺪ ﻟﻠــــــــــــــــــــــــــﻪ ﺍﻟــﺬﻯ ﻭﻓــﻖ ﺭﺳـــﻮﻝ ﺭﺳـﻮ‬
‫ﻟـﻪ‬‫ﻳــﺮﺿـﻰ ﺑـﻪ ﺭﺳـﻮ‬
Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada
utusan RasulNya, untuk mendapatkan sesuatu yang disukai
oleh Allah dan RasulNya.
b. Hadis Nabi saw. yang berkaitan dengan tugas kehakiman :
‫ﺍﻥ‬‫ ﺍﺟـﺮ‬‫ ﻓـﻠـﻪ‬‫ ﺍﺻـﺎﺏ‬‫ﺛُـﻢ‬‫ ﻓﺎﺟﺘـﻬـﺪ‬‫ﺍﺫﺍ ﺣﻜﻢ ﺍﳊـﺎﻛﻢ‬
.‫ــــﺪ‬‫ ﻭﺍﺣ‬‫ـــﺮ‬‫ ﺍﺟ‬‫ ﺍﺧـــﻄﺄ ﻓـﻠـــﻪ‬‫ﺛُـــﻢ‬‫ﻭ ﺍﺫﺍ ﺣﻜــﻢ ﻓﺎﺟـﺘﻬـــﺪ‬
‫ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ﻣﺴﻠﻢ‬
Artinya : Apabila hakim memutuskan perkara, kemudian ia melakukan
Ijtihad dan ternyata hasilnya benar, maka ia memperoleh dua
pahala. Dan bila hakim memutuskan perkara, lalu berijtihad
ternyata hasil ijtihadnya salah, maka ia memperoleh satu
pahala. HR. Bukhari Muslim.
Ijtihad diterapkan dengan beberapa cara, antara lain ijmak dan qiyas.
Ijmak adalah kesepakatan para mujtahid pada suatu masa setelah Rasulullah
saw. wafat terhadap suatu masalah hukum (hasil ijtihad satu atau sekelompok
ulama), bila kesepakatan ulama lain itu tidak dinyatakan terang terangan
atau ulama lain tidak memberikan komentar atau hanya diam saja, maka
disebut Ijmak Sukuti.
Sedangkan qiyas adalah menetapkan hukum dengan cara menghubungkan
suatu perkara yang sudah ada ketetapan hukumnya terhadap masalah lain
yang dihadapi dan belum ada ketetapan hukumnya sedang antara keduanya
sama-sama memiliki sebab yang bisa disepadankan.
Dewasa ini Ijtihad bisa dilakukan secara perorangan dan kelompok, yang
dimaksud ijtihad perorangan berarti ijtihad tersebut hanya digunakan sebagai
sumber hukum untuk pribadi atau untuk kelompok dan orang yang
memerlukan tanpa disebarluaskan secara umum. Sedang Ijtihad kelompok
merupakan ijtihad para ulama yang dilakukan secara musyawarah penetapan
hukum terhadap masalah yang timbul dengan tetap berpedoman pada Al
Qur’an dan Al Hadits.
noer faqih arsyi ys. SMAN1 Jember 2011
.
PAI Kelas X Bab Smbr Hkm Islam, hal - 6 -
Download