Implementasi Pendidikan Inklusif ... (Winda Andriyani) 307 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI SEKOLAH DASAR TAMAN MUDA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN ELEMENTARY SCHOOL TAMAN MUDA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA Oleh: Winda Andriyani,Jurusan Pendidikan Luar Biasa,Universitas Negeri Yogyakarta [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perencanaan program pendidikan inklusif di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan, (2) proses implementasi pendidikan inklusif di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan, (3) evaluasi pendidikan inklusif di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, koordinator inklusi dan guru pendamping khusus SD Taman Muda Ibu Pawiyatan. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis, data disajikan dengan menarik kesimpulan mengenai pemaknaan data yang terkumpul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru menyusun perencanaan berupa program kerja guru pendamping khusus yang berisi agenda kegiatan-kegiatan siswa berkebutuhan khusus selama satu tahun. Proses implementasi meliputi tenaga pendidik kependidikan, kurikulum yang digunakan dan sarana prasarana untuk sekolah inklusif. Evaluasi pendidikan inklusif di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan dilaksanakan setiap enam bulan sekali sebelum penerimaan raport. Kata Kunci : implementasi, pendidikan inklusif. Abstract This research aimed to determine: (1) planning of inclusive programs in elementary school Taman Muda Ibu Pawiyatan, (2) the process of implementation of inclusive education in elementary school Taman Muda Ibu Pawiyatan,(3) evaluation of inclusive education in elementary school Taman Muda Ibu Pawiyatan. The research used is descriptive analytic study. The research subject is the principal, coordinator and teacher assistant special inclusion elementery school Taman Muda IbuPawiyatan. The data retrieval was done by using the techniques of observation, interview, and documentation. The acquired data were analyzed and presented, and the conclusion was drawn as a definition of the acquired data. The results showed that teachers planning in the form of a work program containing a special teacher assistant agenda activities of students with special needs for one year. The implementation process includes education educators, curriculum and infrastructure used for school inclusion. Evaluation of inclusive education in elementary school Taman Muda Ibu Pawiyatan carried out every six months prior to the receipt of report cards. Keywords : implementation, inclusive education. PENDAHULUAN Menurut Deddy Kustawan (2012: 19) pendidikan Pendidikan inklusif adalah sistem layanan inklusif bertujuan untuk memberikan kesempatan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik semua anak belajar bersama-sama di sekolah yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, umum dengan memperhatikan keragaman dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat kebutuhan individual, sehingga potensi anak istimewa untuk memperoleh pendidikan yang dapat berkembang secara optimal (Indianto, bermutu 2013: 9). kemampuannya. Mewujudkan penyelenggaraan sesuai dengan kebutuhan dan 308 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 6 No 3 Tahun 2017 Implementasi Pendidikan Inklusif (Winda Andriyani) pendidikan yang menghargai keanekaragaman satu kelas atau kelompok. (2) Hari sekolah diatur dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik. penuh Mudjito dkk (2013:3-7) menjelaskan dengan tugas-tugas pembelajaran kooperatif dengan perbedaan pendidikan dan bahwa landasan pendidikan inklusif adalah kefleksibelan dalam memilih dengan sepuas hati. landasan filosofis, landasan yuridis pendidikan, (3) landasan pedagogis dan landasan Empiris. Zenal pengetahuan pendidikan umum, khusus dan Alimin (Dedy Kustawan & Yani Meimulyani, teknik belajar individu serta keperluan-keperluan 2013: 20) menjelaskan bahwa sesuai disiplin ilmu pelatihan fungsi pendidikan khusus dibagi menjadi tiga, keanekaragaman dan perbedaan individu dalam yaitu: fungsi preventif, fungsi intervensi, fungsi pengorganisasiankelas. Guru berkerja dan sama bagaimana dan mendapat mengapresiasikan Karakteristik pendidikan inklusi menurut kompensensi. Mohammad Takdir Ilahi (2013:44) yaitu: Proses Dalam Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yaitu Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Kota Yogyakarta menyatakan bahwa, setiap satuan pendidikan yang akan menyelenggarakan pendidikan inklusif sekurang-kurangnya harus memenuhi standar keberhasilan sebagai berikut: Tersedia guru pembimbing khusus yang dapat memberikan program pembelajaran bagi peserta yang berjalan terus dalam usahanya menemukan cara-cara sekolah memperhatikan aksesibilitas dan alat sesuai kebutuhan program kegiatan peserta yang didik. Memiliki bertujuan Berikut adalah konsep dalam pendidikan individu. hambatan-hambatan anak dalam belajar. Anak kecil yang hadir (di sekolah), berpartisipasi dan mendapatkan hasil belajar yang bermakna dalam hidupnya. Diperuntukan utamanya bagi anakanak yang tergolong marginal, eksklusif dan membutuhkan layanan pendidikan khusus. Sukinah (2010:43) mengungkapkan bahwa dalam manajemen strategi inklusi paling sedikit mencakup tiga aspek yaitu perencanaan, penerapan dan pengawasan. untuk mengembangkan pendidikan inklusif. keragaman Memperdulikan cara-cara untuk meruntuhkan didik berkebutuhan khusus. Tersedia sarana dan prasarana bagi peserta didik kebutuhan khusus, merespon Peran tenaga pendidik dalam iplementasi pendidikan inklusif: Takdirilahi 2013) Menurut peran (Muhammad kepala sekolah inklusi menurut (Mohammad Takdir Ilahi 2013: merupakan pengurus dan pimpinan yang paling 117) yaitu: Konsep anak dan peran orang tua, penting di sekolah. Menurut Deddy Kustawan konsep sistem pendidikan dan sekolah, konsep (2012:11) peran guru di sekolah inklusif harus keberagaman lebih dan diskriminasi, konsep terbuka terhadap perbedaan atau memajukan inklusi dan konsep sumber daya keberagaman peserta didik, mampu mendidik manusia. peserta didik yang beragam, lebih terbiasa dan Budiyanto (2005: 41) menjabarkan tiga terlatih untuk mengatasi tantangan pelajaran prinsip dasar pendidikan inklusif: (1) Setiap anak supaya siswa mendapatkan prestasi yang tinggi termasuk dalam komunitas setempat dana dalam dan guru pendamping khusus yaitu mempunyai Implementasi Pendidikan Inklusif ... (Winda Andriyani) Implementasi Pendidikan Inklusif (Winda Andriyani)309 3 tugas penting dalam pendampingan anak berkebutuhan khusus dan mempunyai peran dalam penyelenggaraan sekolah inklusi. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1. Observasi, teknik observasi digunakan untuk METODE PENELITIAN memperoleh gambaran tentang kegiatan guru, Jenis Penelitian siswa berkebutuhan khusus, keadaan sarana Jenis penelitian yang digunakan dalam prasarana dan kegiatan program pendidikan penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik inklusif yang telah dilaksanakan di SD Taman dengan Muda Ibu Pawiyatan. teknik analisis data kualitatatif. Penelitian ini berusaha mengkaji, menguraikan 2. Wawancara, teknik wawancara digunakan data-data tentang pendidikan inklusif di SD untuk menggali informasi secara lebih jauh Taman Muda Ibu Pawiyatan Yogyakarta. dan mendalam serta untuk mengumpulkan data tentang implementasi pendidikan inklusif di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari tanggal 26 3. Dokumantasi, teknik dokumentasi digunakan Agustus sampai 28 September 2016. Penelitian sebagai data pelengkap dalam memenuhi ini dilaksanakan di SD Taman Muda Ibu informasi yang diperlukan untuk menjawab Pawiyatan yang terletak di jalan Tamansiswa No. pertanyaan penelitian. 25 Kota Yogyakarta. Teknik Analisis Data Data Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, koordinator inklusi dan guru 2. 3. AI AS Informasi Kepala sekolah Koordinator inklusi Guru Pendamping Khusus diolah dan yang sudah dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif dengan data yang diperoleh secara apa adanya. Tabel 1. Subyek Penelitian. Subjek AA penelitian berupa penjabaran dan penggambaran sesuai pendamping kgusus. No 1. dikumpulkan hasil Pendidikan S2 S1 S1 Keterangan AA merupakan pegawai negeri sipil, menjadi kepala sekolah karena diutus dari dinas. AI merupakan pegawai negeri sipil, menjadi guru kunjung sekaligus koordinator inklusi di sekolah di sekolah karena diutus oleh dinas AS merupakan guru tetap yayasan dan belum bestsatus sebagai pegawai negeri sipil Data yang dianalisis menggunakan analisis data kualitiatif yakni terkait dengan perencanaan, proses dan evaluasi implementasi pendidikan inklisif di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan. HASIL Pada penelitian ini, data yang diambil oleh peneliti adalah tentang implementasi pendidikan inklusif di SD Taman Muda Ibu Pawiyatan. Data tentang implementasi pendidikan inkusif tersebut meliputi perencanaan, proses dan evaluasi 310 41 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 6 No 3 Tahun 2017 Implementasi Pendidikan Inklusif (Winda Andriyani) impementasi pendidikan inklusif di SD Taman seminggu (jumat dan sabtu) sekaligus sebagai Muda Ibu Pawiyatan. koordinator pendidikan inklusi di SD Taman Muda. Selain itu, terdapat satu guru pendamping Perencanaan khusus yang berlatar belakang sarjana pendidikan Pendidikan inklusif di SD Taman muda luar biasa yang setiap hari datang ke sekolah dan didasari oleh surat keputusan kepala dinas terdapat pula dua puluh dua pendamping siswa dikpora kota Yogyakarta pada tahun 2011 berkebutuhan khusus yang dibawa sendiri oleh mengenai sekolah penyelenggara pendidikan orang tua untuk mendampingi anak berkebutuhan inklusi di kota Yogyakarta salah satunya yaitu SD khusus di kelas. Setiap kegiatan belajar mengajar Taman Muda Ibu Pawiyatan dan sejak saat itu SD dimulai, siswa berkebutuhan khusus ada yang Taman Muda Ibu Pawiyatan resmi sebagai didampingi oleh pendamping siswa berkebutuhan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. khusus dan ada juga yang tidak. Sedangkan untuk Sebagai sekolah penyelenggara tenaga professional selain guru baik untuk yang pendidikan inklusif, SD Taman Muda memiliki menetap di sekolah maupun tenaga kunjung koordinator yang mengurus pendidikan inklusif seperti dokter, psikolog, dan lainnya belum ada. dan yang menjadi koordinator merupakan guru Hal tersebut diungkapkan karena terbatasnya kunjung dari SLB sehingga koordinator tidak anggaran dan belum adanya hubungan kerjasama tergambar dalam struktur organisasi sekolah. dengan tenaga professional tersebut. Meskipun sekolah sudah resmi menjadi sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, Implementasi Kurikulum pernah Kurikulum yang digunakan di SD Taman mengadakan sosialisasi kepada warga sekolah Muda yaitu kurikulum 2013 untuk semua siswa. tentang implentasi pendidikan inklusi. Sekolah Penerapan kurikulum untuk anak berkebutuhan melibatkan SLB sebagai rujukan untuk siswa khusus dan anak reguler disamakan sehingga yang tidak dapat dididik di SD Taman Muda dan dalam proses pembelajarannya belum dilakukan koordinasi yang dilakukan di sekolah tentang penyesuaian-penyesuaian. Sekolah juga tidak penyelenggaraan menyusun silabus, RPP dan PPI khusus untuk sekolah secara mandiri pendidikan belum inklusif masih sebatas antara guru kunjung dari SLB, GPK masing-masing sekolah, dengan guru kelas, pendamping siswa alasan anak berkebutuhan terlalu banyaknya khusus siswa berkebutuhan khusus (kalau ada), orang tua, dan berkebutuhan khusus yang ada di sekolah. Selain kepala sekolah. itu, dalam perencanaan program pembelajaran sekolah juga belum melibatkan orang tua dan tenaga ahli lain. apabila terdapat anak yang Proses Ketenagaan khusus untuk benar-benar sudah tertinggal dari yang lainnya penyelenggaraan pendidikan inklusi di SD Taman dilakukan model pullout untuk siswa yang Muda sudah ada. Terdapat satu guru kunjung dari mengalami kesulitan dengan menarik ke belakang sekolah luar biasa (SLB) yang hadir 2 kali dalam kelas karena keterbatasan sekolah tidak adanya Implementasi Pendidikan Inklusif ... (Winda Andriyani) 311 Implementasi Pendidikan Inklusif (Winda Andriyani) 5 rung sumber dan diberikan pembelajaran secara pendamping khusus dan guru kelas maupun guru individual oleh GPK maupun koordinator inklusi. mata pelajaran. Implementasi Sarana dan Prasarana PEMBAHASAN Bersadarkan hasil penelitian di SD Taman Muda, sarana dan prasaran yang mendukung 1. Perencanaan Implentasi Pendidikan Inklusif pendidikan inklusi di sekolah tersebut masih Berdasarkan paparan hasil penelitian belum memadai. Di sekolah tersebut belum maka dalam pengelolaan terdapat ruang khusus bagi koordinator pengelola pendidikan inklusif berawal dari langkah program pendidikan inklusi sehingga ruang untuk strategi pertama yaitu perencanaan yang koordinator bergabung dengan guru-guru lain di dapat ruang pamong. persiapan apa yang harus dilakukan dan digunakan guru implementasi sebagai bahan Berdasarkan hasil pengamatan saya pada tentang apa yang perlu disiapkan untuk aksesibilitas anak berkebutuhan khusus di sekolah mencapai tujuan yang telah ditentukan. Di masih sebatas rem (bidang miring) dari halaman SD Taman Muda Ibu Pawiyatan perencanaan menuju teras kelas, pintu masuk kelas yang luas dilakukan dengan membuat program kerja dan wc yang dilengkapi dengan pegangan untuk guru anak. Untuk fasilitas sekolah seperti perpustakaan kegiatan-kegiatan siswa selama satu tahun, dan laboratorium komputer belum aksesibel kegiatan untuk siswa berkebutuhan khusus karena letaknya pertemuan rutin orang GPK dan sekolah, yang terlalu jauh dan untuk laboratorium rapatkenaikan latihan komputer outbond, konsultasi orang tua, pull out, berada dilantai atas dengan menggunakan tangga. pendamping khusus kegiatan yang tersebut kelas, berisi meliputi anklung, pembentukan pengurus GPK, latihan menari, karawitan dan angklung. Dari uraian tersebut diketahui dalam perencanaan yang dilakukan Evaluasi Pelaksanaan evaluasi di SD Taman Muda SD Taman Muda Ibu Pawiyatan kurang Ibu Pawiyatan dilaksanakan enam bulan sekali sesuai, seperti yang di kemukakan oleh Suryo yaitu Subroto pada saat akhir semester sebelum (2004:111) bahwa “Dalam penerimaan raport. Evaluasi itu sendiri belum merencanakan, ada tindakan yang mesti menggunakan instrumen baku dalam bentuk dilakukan menetapkan seperti apa tujuan dan dokumen yang sudah valid. Instrumen yang target yang ingin dicapai, merumuskan digunakan tersebut di buat oleh kepala sekolah itu taktikdan strategi agar tujuan dan target dapat sendiri. untuk menindak lanjuti hasil dari evaluasi tercapai, menetapkan sumber daya atau tersebut bisa menambahkan atau merencanakan peralatan ulang program kerja, semua itu tergantung menentukan kesepakatan bersama antara kepala sekolah, guru keberhasilan dalam mencapai tujuan dan apa yang indikator diperlukan atau dan standar target.” Dalam perencanaan di SD Taman 312 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 6 No 3 Tahun 2017 Muda Ibu Pawiyatan guru juga tidak dengan memberikan kesempatan kepada membuat perencanaan pembelajaran bagi semua anak belajar bersama-sama di sekolah siswa ABK seperti mebuat RPP atau PPI, umum dengan memperhatikan keragaman merencanakan metode, serta sarana. dan kebutuhan individual. Namun dalam pelaksanaannya untuk menciptakan suasana 2. Proses Implementasi Pendidikan Inklusif Proses implentasi pendidikan inklusi di SD Taman Siswa Ibu Pwiyatan dapat belajar yang kondusif masih banyak yang harus dibenahi, mulai dari sarana dan prasarana, belum pernah mengadakan diketahui bahwa penyelenggaraan pendidikan sosialisasi kepada warga sekolah, sekolah inklusi juga belum berkolaborasi dengan pihak lain ini belum memenuhi sesuai indikator atau belum keberhasilan (dokter, psikolog, organisasi, dituangkan dalam instrumen studi lapangan dilakukan yang didukung pendapat ahli yang dikaji penyelenggaraan pendidikan inklusif masih menunjukkan dalam sebatas antara guru kunjung dari SLB, GPK penyelenggaraan pendidikan inklusi masih sekolah, guru kelas, pendamping siswa perlu bebenah diri agar terwujud pendidikan berkebutuhan khusus (kalau ada), orang tua inklusi yang benar-benar mengakomodasi (terkadang tidak dilibatkan), serta kepala kebutuhan anak sekolah. Sekolah hanya melibatkan SLB sesuai pendapat bahwa pendidikan inklusif sebagai rujukan untuk siswa yang tidak dapat adalah sistem layanan pendidikan yang dididik di SD Taman Muda. khusus sekolah masing-masing di dan organisasi- penyelenggaraan pendidikan inklusi yang bahwa dll), terapis, koordinasi sekolah yang tentang memberikan kesempatan kepada semua anak Dari segi kurikulum sekolah ini belajar bersama-sama di sekolah umum menggunakan kurikulum 2013, namun dalam dengan dan proses pembelajaran kurikulum untuk anak kebutuhan individual, sehingga potensi anak berkebutuhan khusus dan anak reguler dapat berkembang secara optimal (Indianto, disamakan, yang seharusnya dalam proses 2013:9). pembelajaran harus dilakukan penyesuaian- memperhatikan Meskipun keragaman sekolah tersebut telah penyesuaian atau modifikasi. Pihak sekolah menerapkan teori yang dikatakan Budiyanto juga (2005:18) bahwa pendidikan inklusif adalah pelatihan modifikasi kurikulum bagi guru model pendidikan yang mengikutsertakan kelas yang terdapat siswa berkebutuhan anak-anak khusus. berkebutuhan khusus untuk belum melakukan sosialisasi dan belajar bersama-sama dengan anak-anak Sekolah juga tidak menyusun silabus, sebayanya di sekolah umum, dan pada RPP dan PPI khusus untuk masing-masing akhirnya anak berkebutuhan khusus dengan alasan mereka menjadi bagian dari masyarakat sekolah tersebut hingga tercipta terlalu suasana belajar khusus yang ada di sekolah. Sekolah yang kondusif. Inklusi banyaknya siswa berkebutuhan Implementasi Pendidikan Inklusif ... (Winda Andriyani) 313 melakukan pembelajaran Taman menggunakan Muda Ibu Pawiyatan perlu model pullout untuk siswa yang mengalami melibatkan tenaga kunjung seperti dokter, kesulitan. Untuk anak low vision guru psikolog dan lain-lain agar sekolah tersebut memberikan lup sebagai alat bantu anak dapat memberikan pelayanan yang sesuai untuk membaca dan kursi roda kepada anak dengan tunadaksa khusus. untuk mempermudah kebutuhan anak berkebutuhan mobilitasnya. Sedangkan, untuk evaluasinya, Disini hanya terlihat pelaksanaan guru tidak menentukan standar minimal inklusi dari segi penerimaan pihak sekolah ketuntasan khusus untuk siswa berkebutuhan terhadap ABK, namun belum merujuk khusus tetapi dalam proses evaluasi hasil kepada tujuan sekolah inklusi menurut Dedy belajar pada siswa berkebutuhan khusus Kustawan diberikan materi yang diturunkan dengan kesempatan waktu pengerjaan yang sama dengan siswa semua peserta didik yang memiliki kelainan normal. Siswa berbetuhan khusus juga fisik, emosional, mental, sosial atau memiliki menerima laporan hasil belajar dengan potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk pemberian nilai yang sama seperti anak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai normal, meskipun nilainya sama tetapi dengan kebutuhvan dan kemampuannya. (2) dibedakan dalam deskripsi hasil belajarnya. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan Salah berjalannya satu faktor sekolah pendukung inklusi (2012:9) : (1) Memberikan yang seluas-luasnya kepada yang menghargai keanekaragaman dan tidak adalah diskriminatif bagi semua peserta didik. Jadi, ketenagaan guru pendamping khusus (GPK), sekolah guru tersebut didatangkan dari sekolah luar keberadaan anak ABK disekolahnya namun biasa (SLB) yang hadir 2 kali dalam juga seminggu sekaligus pembelajaran yang kondusif, sehingga tujuan sebagai koordinator pendidikan inklusi di SD dari pendidikan inklusi ini mencapai titik Taman Muda. Namun di sekolah tersebut, yang diharapkan. (jumat dan sabtu) inklusi bagaimana tidak hanya menciptakan menerima suasana terdapat satu guru pendamping khusus yang berlatarbelakang sarjana pendidikan luar 3. Evaluasi Implemntasi Pendidikan Inklusi biasa dari sekolah yang setiap hari datang ke sekolah dan terdapat pula lima Menurut Direktorat PLB (2004:42) belas kemajuan belajar perlu dipantau untuk pendamping siswa berkebutuhan khusus mengetahui apakah program manajemen untuk masing-masing anak khusus di kelas. khusus yang diberikan berhasil atau tidak. Untuk tenaga professional selain guru baik Apabila dalam kurun waktu tertentu anak untuk yang menetap di sekolah maupun yang tidak mengalami kemajuan yang berarti sebagai tenaga kunjung seperti dokter, signifikan, maka perlu ditinjau kembali psikolog, dan lainnya belum ada. Sehingga beberapa aspek yang berkaitan. Sebaliknya, dalam pelayanan pendidikan khusus SD apabila dengan program khusus yang 314 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 6 No 3 Tahun 2017 diberikan anak mengalami kemajuan yang orang GPK satu GPK sekolah dan satunya cukup signifikan, maka program tersebut lagi merupakan guru kunjung yang hanya perlu diteruskan sambil memperbaiki atau datang dua kali seminggu, sekolah belum menyempurnakan kekurangan-kekurangan berkerja sama dengan psikolog, dokter yang ada. Berdasarkan penjabaran diatas ataupun terapis. Kurikulum yang digunakan evalusi yang berjalan di SD Taman Muda untuk anak berkebutuhan khusus dan anak sudah cukup sesuai karena apabila ada reguler program yang kurang sesuai maka akan kurikulum 2013. Sekolah tidak menyusun menambahkan prgram atau merencanakan silabus, RPP dan PPI khusus untuk masing- ulang masing anak berkebutuhan khusus. Sekolah program semua tergantung kesepakatan bersama. disamakan melakukan yaitu menggunakan pembelajaran menggunakan model pullout untuk siswa yang mengalami KESIMPULAN DAN SARAN kesulitan. Sarana dan prasaran disekolah Kesimpulan masih Berdasarkan hasil penelitian minim pegangan dan sekolah ditembok tidak untuk memiliki memudahkan tentang mobilitas ABK, jalan blok untuk tunanetra, implementasi pendidikan inklusif di SD Taman tidak adanya ruang khusus untuk pengelola Siswa Ibu Pawiyatan Yogyakarta, maka dapat inklusidan tidak adanya ruang sumber. pembahasan secara keseluruhan 3. ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Evaluasi dilakukan setiap enam bulan sekali pendidikan pada akhir semester sebelum pembagian inklusf yang dilakukan oleh SD Taman Muda raport, evalusi dilakukan untuk menemkan Ibu Pawiyatan kelebihan dan kekurangan program. Perencanaan implementasi adalah dengan membuat program kerja guru pendamping khusus yang berisi kegiatan-kegiatan siswa selama satu Saran tahun, kegiatan kegiatan tersebut meliputi penelitian yang telah pertemuan rutin orang GPK dan sekolah, dilaksanakan, maka saran yang dapat diajukan rapatkenaikan latihan antara lain: kelas, anklung, outbond, konsultasi orang tua, pull out, 2. Berdasarkan 1. Bagi sekolah, perlu membangun kerjasama pembentukan pengurus GPK, latihan menari, dengan tenaga ahli seperti dokter, psikolog, karawitan dan angklung. dan lainnya serta orang tua sebagai upaya Proses penerapan di SD Taman Muda Ibu peningkatankan layanan pendidikan bagi Pawiyatan di bagi menjadi tiga aspek yaitu siswa tenaga pendidik kependidikan, kurikulum layanan yang diberikan dengan kebutuhan dan sarana prasarana. Tenaga pendidik siswa kependidikan di SD Taman Muda Ibu diberikannya pelatihan modifikasi kurikulum pawiyatan hanya mempunyai dua puluh kepada guru-guru di sekolah agar mampu pendamping siswa berkebutuhan khusus, dua memberikan berkebutuhan berkebutuhan khusus (kesesuaian khusus). modifikasi-modifikasi Perlu yang Implementasi Pendidikan Inklusif ... (Winda Andriyani) 315 sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Direktorat Pendidikan Luar Biasa. (2004). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. Direktorat Pendidikan Luar Biasa. (2005). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Terpadu. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. Direktorat Pendidikan Luar Biasa. (2007). Pedoman Umum Penyelenggaraan pendidikan Inklusif. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa. Indiyanto. (2013). Implementasi Pendidikan Inklusif. Surakarta: FKIP UNS. masing-masing siswa berkebutuhan khusus. Sebaiknya guru memberikan perhatian khusus dan memahami kebutuhan atau kemampuan siswa berkebutuhan khusus sehingga dapat memberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak yang dapat dituangkan dalam PPI. Perlu dilakukan pengembangan dan pembangunan sarpras yang ramah siswa berkebutuhan khusus sehingga aksesibilitas siswa bekebutuhan khusus di sekolah menjadi semakin luas dan kebutuhan siswa berkebutuhan khusus semakin terakomodasi Mohammad Takdir Illahi. (2013). Pendidikan Inklusif Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. dengan baik. Sukinah. DAFTAR PUSTAKA Budiyanto. (2005). Pengantar Pendidikan Inklusif Berbasis Budaya Lokal. Jakarta : Depdiknas. Dedy Kustawan & Yani Mei Mulyani. (2013). Mengenal pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus serta Inplementasinya. Jakarta : Luxima. Dedy Kustawan. (2012). Pendidikan Inklusif & Upaya Implementasinya. Jakarta : Luxima. (2010). Manajemen Strategik Implementasi Pendidikan Inklusif. Jurnal Pendidikan Khusus (Vol.7 Nomor 2). Suryosubroto. (2004). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineke Cipta.