“KONTRIBUSI DISIPLIN, MOTIVASI KERJA DAN SARANA PRASARANA TERHADAP PROFESIONALISME GURU SMK N I NGAWI ” NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh: G.Ngarifah Rindang Ilmi Kartini NIM: Q 100 12 00 24 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 1 NASKAH PUBLIKASI KONTRIBUSI DISIPLIN, MOTIVASI KERJA DAN SARANA PRASARANA TERHADAP PROFESIONALISME GURU SMK N 1 NGAWI Telah disetujui oleh: Pembimbing I Pembimbing II Dr.Suyatmini, M.Si Dr.Sumardi, M.si 2 KONTRIBUSI DISIPLIN, MOTIVASI KERJA DAN SARANA PRASARANA TERHADAP PROFESIONALISME GURU SMK N 1 NGAWI ABSTRACT G.Ngarifah Rindang Ilmi Kartini, NIM Q100120024, Leadership Concentration Master of Educational Management Graduate Program, University of Muhammadiyah Surakarta,suyatmini59@yahoo,com, [email protected]. Contributions Discipline, Work Motivation And Infrastructure To The Professional Teacher of Vocational high school 1 of Ngawi. For research purposes, determine and analyze the, (1)contribution of the discipline to the professionalism of teachers Vocational high school 1 of Ngawi, (2) contribution of motivation to work in the professionalism of teachers of Vocational high school 1 of Ngawi, (3) contribution of infrastructure to the professionalism of teachers of Vocational high school 1 of Ngawi, 4) contribution of the discipline, work motivation and infrastructure in the professionalism of teachers of Vocational high school 1 of Ngawi. This research is a quantitative study. The sampling technique using proportionate stratified random sampling. To test the hypothesis using multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that the discipline (X1), the partial effect on teacher professionalism (Y), seen from the t test or the value of t for discipline (X1) of 3.351.Contributions discipline (X1) in influencing professionalism of teachers (Y) of 18.06%. Work motivation (X2) partially affect the professionalism of teachers (Y), seen from the results of the t test or the value of t for work motivation variable (X2) of 2.148. The contribution of work motivation (X2) in influencing the professionalism of teachers (Y) is equal to 8.29%. Infrastructure (X3) partially affect the professionalism of teachers (Y), seen from the results of the t test for variables that tcount infrastructure (X3) of 3.240. Contribution of infrastructure (X3) in influencing the professionalism of teachers (Y) of 17.06%. The results of the research discipline (X1), work motivation (X2), infrastructure (X3) simultaneously affect the professionalism of teachers (Y), seen from the results of the F test is the value of F obtained at 20.037. Contributions discipline (X1), work motivation (X2), infrastructure (X3) in influencing the professionalism of teachers by 54.1% and 45.9% explained by other variables not discussed in this study. Keywords: discipline, work motivation, infrastructure, professionalism of teachers 1 PENDAHULUAN Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003, bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara demokratis dan bertanggung jawab. Sedangkan visi yang diemban oleh pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan nasional sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia Indonesia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman. Fakta dilapangan kinerja guru yang tersertifikasi sebagai guru profesional belum menunjukkan kinerja yang baik. Ada pula guru yang mengalami penuruan kinerja setelah mereka mendapat sertifikasi. Guru sebagai pendidik merupakan tenaga professional, sebagaimana disebutkan dalam undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, 2005, dalam pasal 1 ayat (1) disebutkan bahwa “ Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.” Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang untuk menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. 2 Siswanto, (2005: 291) mengemukakan indikator dari disiplin kerja adalah: (1) frekwensi kehadiran, (2) tingkat kewaspadaan, (3) ketaatan pada standar kerja, (4) ketaatan pada peraturan kerja, (5) etika kerja, diperlukan oleh setiap pegawai dalam melaksanakan pekerjaan agar tercipta suasana harmonis, saling menghargai antar sesama pegawai. Seorang guru harus menerapkan prinsip disiplin, sehingga tujuan organisasi tercapai. Jadi pada dasarnya disiplin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi profesionalisme bagi guru. Guru adalah sosok yang menjadi contoh bagi para siswa-siswinya. Karena itu seorang guru harus memiliki motivasi kerja yang tinggi. Motivasi adalah sebagai dorongan atau keinginan untuk mencapai prestasi yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, (Suparno,2008:13). Mudlofir, (2012: 183), mengemukakan, motivasi merupakan daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas. Motivasi menjadi faktor yang sangat berarti dalam pencapaian prestasi belajar. Guru memiliki peran yang penting, merupakan posisi yang strategis dan bertanggung jawab dalam pendidikan nasional. Guru memiliki tugas sebagai pendidik, pengajar dan pelatih. Karena itulah guru harus memanfaatkan sarana prasarana yang ada disekolah, untuk mampu mempersiapkan peserta didik menjadi siswa yang berprestasi, sehingga menimbulkan kesiapan siswa dalam menghadapi dunia kerja. 3 Sarana Prasarana Pendidikan adalah semua benda bergerak maupun benda yang tidak bergerak yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar , baik secara langsung maupun tidak langsung,( Sucipto, 2008: 170). Altay Eren, (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan antara motivasi guru dalam mengajar, keprofesionalan guru, pengembangan karier dan kepuasan kerja. Ann B. Berry, (2012), hasil penelitiannya menunjukkan hubungan antara motivasi terhadap kepuasan kerja dan komitmen kerja bagi pendidik di pedesaan, adanya dukungan motivasi menjadikan tingkat kepuasan kerja lebih besar serta komitmen kerja. Katharine Burn, (2007) Hasil dari penelitiannya menunjukkan pengembangan pengetahuan siswa dan pendidikan guru. Dalam penelitiannya dimaksudkan untuk pengembangan pembelajaran yang efektif,kaitannya untuk pendukung proses belajar mengajar antara siswa dan guru.Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa dengan disiplin yang tinggi maka dapat mengembangkan sifat profesional guru sehingga guru sebagai pendidik mampu mengembangkan tantangan dalam memajukan pendidikan. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini terbagi menjadi 4, yaitu, apakah ada kontribusi disiplin, 4 terhadap profesionalisme guru SMK N 1 Ngawi ?, Apakah ada kontribusi motivasi kerja terhadap profesionalisme guru SMK N 1 Ngawi ?, Apakah ada kontribusi sarana prasarana terhadap profesionalisme guru SMK N 1 Ngawi?, Apakah ada kontribusi disiplin, motivasi kerja dan sarana prasarana terhadap profesionalisme guru SMK N 1 Ngawi? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran empirik tentang: (1) Kontribusi disiplin terhadap profesionalisme guru SMK N 1 Ngawi, (2) Kontribusi motivasi kerja terhadap profesionalisme guru SMK N 1 Ngawi, (3) Kontribusi sarana prasarana terhadap profesionalisme guru SMK N 1 Ngawi, (4) Kontribusi disiplin, motivasi kerja dan sarana prasarana terhadap profesionalisme guru SMK N 1 Ngawi. Manfaat teoritis hasil penelitian ini adalah menambah wawasan bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan terutama yang berhubungan dengan kontribusi disiplin, motivasi kerja dan sarana prasarana terhadap profesionalisme guru, sedangkan manfaat praktis: (1) memberikan informasi bagi guru agar meningkatkan kualifikasinya sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme, (2) sebagai bahan masukan bagi guru dan kepala sekolah bahwa disiplin, motivasi kerja harus dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mendorong terciptanya kinerja guru yang profesional. 5 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif disebut sebagai metode positivistik. Dalam penelitian kuantitatif data Desain penelitian ini adalah statistik inferensial sering disebut statistik induktif atau statistik probabilitas, merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2013: 148). Tempat penelitian mengambil lokasi di SMK N 1 Ngawi, alasan pemilihan sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Ngawi karena merupakan salah satu SMK berprestasi di lingkungan Kabupaten Ngawi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru SMK N 1 Ngawi, yang menjadi pengajar di sekolah tersebut, baik guru PNS maupun GTT yang berjumlah 65 orang guru. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi, (Sugiyono, 2013: 81). Sampel yang kami gunakan adalah sejumlah guru yang ada di SMK N1 Ngawi sejumlah 55 guru dengan taraf kesalahan 5%. Ada lima buah prosedur dan instrumen yang umum dikenal oleh para peneliti dan dapat mereka gunakan untuk menghimpun data dalam proyek penelitian. Kelima buah prosedur dan instrumen tersebut meliputi observasi, analisis isi, wawancara, angket dan pengujian dari skala obyektif, (Sutama, 2012: 92).Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket untuk menghimpun data. 6 Pada penelitian (1))menyeleksi ini, data, langkah-langkah (2)menentukan atau bobot prosedur mengolah data: nilai,(3)analisis data untuk mengetahui rata-rata, median, standar deviasi, varian data masing-masing variabel, (4) melakukan uji validitas, uji regresi linier berganda, uji asumsi klasik , uji F dan uji t. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur dari kuesioner tersebut (Ghozali, 2007 : 45). Uji validitas butir dilakukan dengan menganalisis hubungan antara skor setiap butir pertanyaan dengan total skor butir. Untuk menguji tingkat validitas digunakan teknik analisis dengan metode korelasi Product Moment Pearson. Uji reliabilitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2007 : 41). Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah koefisien Alpha (a) dari Cronbach atau uji statistik Cronbach, (Ghozali, 2002: 133). Uji persyaratan analisis, terbagi menjadi uji normalitas, uji multikolinieritas, heterokedastisitas, uji autokorelasi. 7 Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikut sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya metode Kolmogorov Smirnov. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) . Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data time series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross sectional) (Gujarati, 1993:201). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, dengan alasan bahwa metode ini dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Uji F , dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. 8 HASIL PENELITIAN Uji instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas. Apabila diperhatikan, untuk hasil uji validitas semua item pernyataannya dinyatakan valid, sebab item-item pernyataan tersebut mempunyai nilai corrected item total correlation lebih tinggi dari r tabel yaitu 0,3610. Uji selanjutnya yang dilakukan yaitu dengan menguji reliabilitas. Hasil uji reliabilitas pada variabel profesionalisme guru, disiplin, motivasi kerja dan sarana prasarana adalah reliabel, sebab nilai alpha cronbach’s yang dihasilkan lebih tinggi dari angka 0,60. Hasil pengolahan data dengan metode regresi linier berganda , konstanta 0,701, disiplin kerja 0,243, motivasi kerja 0,230, sarana prasarana 0,309. Konstanta (a) yang dihasilkan sebesar 0,701 mempunyai arti bahwa besarnya profesionalisme guru adalah 0,701 apabila variabel disiplin , motivasi kerja dan sarana prasarana adalah nol atau konstan. Koefisien regresi pada variabel disiplin adalah positif yaitu 0,243 artinya jika disiplin naik satu satuan maka profesionalisme guru akan naik sebesar 0,243 satuan dengan asumsi variabel motivasi kerja dan sarana prasarana adalah konstan. Koefisien regresi pada variabel motivasi kerja adalah positif yaitu 0,230 artinya jika motivasi kerja naik satu satuan maka profesionalisme guru akan naik sebesar 9 0,230 satuan dengan asumsi variabel disiplin dan sarana prasarana adalah konstan. Koefisien regresi pada variabel sarana prasarana adalah positif yaitu 0,309 artinya jika sarana prasarana naik satu satuan maka profesionalisme guru akan naik sebesar 0,309 satuan dengan asumsi variabel disiplin dan motivasi kerja adalah konstan.Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap variabel terikat. Nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 20,037 dan signifikan F sebesar 0,000 (p-value) < 0,05 sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya variabel disiplin kerja (X1), motivasi kerja (X2) dan sarana prasarana (X3) secara simultan berpengaruh terhadap profesionalisme (Y). Nilai R 2 yang dihasilkan sebesar 0,541 artinya disiplin kerja (X1), motivasi kerja (X2) dan sarana prasarana (X3) mampu menjelaskan variasi dari profesionalisme (Y) sebesar 54,1% dan sisanya 100% 54,1% = 45,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung untuk variabel disiplin kerja (X1) sebesar 3,351 dan signifikan sebesar 0,002 kurang dari 0,05. Karena nilai signifikan kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Hi ditolak yang artinya disiplin kerja (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme (Y). Nilai thitung untuk variabel motivasi kerja (X2) sebesar 2,148 dan signifikan sebesar 10 0,036 kurang dari 0,05. Karena nilai signifikan kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Hi ditolak yang artinya motivasi kerja (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme (Y). Nilai thitung untuk variabel sarana prasarana (X3) sebesar 3,240 dan signifikan sebesar 0,002 kurang dari 0,05. Karena nilai signifikan kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Hi ditolak yang artinya sarana prasarana (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme (Y). PEMBAHASAN 1. Kontribusi Disiplin (X1), Motivasi Kerja (X2) dan Sarana Prasarana (X3) terhadap Profesionalisme guru(Y) SMK N 1 Ngawi. Dalam penelitian ini membahas tentang kontribusi disiplin, motivasi kerja dan sarana prasarana terhadap profesionalisme guru SMK N 1 Ngawi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel disiplin (X1), motivasi kerja (X2) dan sarana prasarana (X3) secara simultan berpengaruh terhadap profesionalisme (Y), dilihat dari hasil uji F yaitu nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 20,037 dan signifikan F sebesar 0,000 (p-value) < 0,05. Untuk besarnya kontribusi disiplin (X1), motivasi kerja (X2) dan sarana prasarana (X3) dalam mempengaruhi profesionalisme (Y) yaitu sebesar 54,1% dan 45,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. 2. Kontribusi Disiplin(X1) terhadap Profesionalisme guru 11 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel disiplin (X1), secara parsial berpengaruh terhadap profesionalisme guru (Y), dilihat dari hasil uji t yaitu nilai thitung untuk variabel disiplin kerja (X1) sebesar 3,351 dan signifikan sebesar 0,002 kurang dari 0,05. Untuk besarnya kontribusi disiplin kerja (X1) dalam mempengaruhi profesionalisme guru (Y) yaitu sebesar 18,06% dimana nilai ini adalah nilai tertinggi dibandingkan dengan variabel lainnya, dengan kata lain disiplin kerja paling dominan mempengaruhi profesionalisme guru. 3. Kontribusi Motivasi Kerja (X2) terhadap Profesionalisme guru (Y) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja (X2) secara parsial berpengaruh terhadap profesionalisme (Y), dilihat dari hasil uji t yaitu nilai thitung untuk variabel motivasi kerja (X2) sebesar 2,148 dan signifikan sebesar 0,036 kurang dari 0,05. Untuk besarnya kontribusi motivasi kerja (X2) dalam mempengaruhi profesionalisme (Y) yaitu sebesar 8,29% dimana nilai ini adalah nilai terendah dibandingkan variabel lainnya dengan kata lain motivasi kerja paling kecil mempengaruhi profesionalisme guru. 4. Kontribusi Sarana prasarana (X3) terhadap Profesinalisme guru (Y) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel sarana prasarana (X3) secara parsial berpengaruh terhadap profesionalisme guru (Y), dilihat dari hasil uji t yaitu nilai thitung untuk variabel sarana prasarana (X3) sebesar 3,240 dan signifikan sebesar 0,002 kurang dari 0,05. Untuk besarnya kontribusi sarana prasarana (X3) 12 dalam mempengaruhi profesionalisme guru (Y) yaitu sebesar 17,06% dimana nilai ini adalah terbesar kedua setelah variabel disiplin kerja. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah disiplin (X1) secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap profesionalisme guru (Y) yang artinya peningkatan disiplin kerja memiliki kontribusi positif terhadap peningkatan profesionalisme guru yaitu sebesar 18,06%.Motivasi kerja (X2) secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap profesionalisme guru (Y) yang artinya peningkatan motivasi kerja memiliki kontribusi positif terhadap peningkatan profesionalisme guru yaitu sebesar 8,29%.Sarana prasarana (X3) secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap profesionalisme guru (Y) yang artinya peningkatan sarana prasarana memiliki kontribusi positif terhadap peningkatan profesionalisme guru yaitu sebesar 17,06%.Secara bersama-sama, besarnya kontribusi disiplin (X1), motivasi kerja (X2) dan sarana prasarana (X3) terhadap profesionalisme guru (Y) adalah sebesar 54,1% dan 45,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Disiplin berkontribusi terhadap profesionalisme guru SMK Negeri 1 Ngawi, memberikan makna bahwa dengan adanya tingkat disiplin guru yang tinggi, maka profesionalisme guru akan semakin meningkat, sebaliknya dengan tingkat kedisiplinan yang rendah, maka profesionalisme guru semakin menurun, bahkan 13 guru tidak profesional lagi. Motivasi kerja berkontribusi terhadap profesionalisme guru SMK Negeri 1 Ngawi, mempunyai makna bahwa dengan memiliki motivasi kerja yang tinggi, maka profesionalisme guru akan meningkat, sebaliknya dengan motivasi kerja yang rendah, maka profesionalisme guru SMK N 1 Ngawi akan turun.Sarana prasarana berkontribusi terhadap profesionalisme guru SMK Negeri 1 Ngawi, memiliki makna bahwa dengan memanfaatkan sarana prasarana yang telah tersedia maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa, sehingga mampu meningkatkan ketrampilan, kemampuan serta profesionalisme guru, demikian sebaliknya dengan tidak memamfaatkan sarana prasarana yang telah tersedia, maka akan menurun tingkat ketrampilan dan kemampuan guru sehingga sangat berdampak pada kwalitas pembelajaran dan profesionalisme guru. Disiplin, motivasi kerja dan sarana prasarana berkontribusi terhadap profesionalisme guru SMK Negeri 1 Ngawi memiliki makna bahwa apabila tingkat disiplin tinggi, motivasi kerja yang kuat serta mampu memanfaatkan sarana prasarana yang telah tersedia secara optimal maka profesionalisme guru akan baik, namun bila disiplin rendah, motivasi kerja rendah serta tidak mampu memanfaatkan sarana prasarana yang tersedia maka berdampak pada tingkat ketrampilan dan kemampuan pembelajaran yang rendah, sehingga profesionalisme guru tidak akan terwujud.Disarankan kesadaran disiplin yang tinggi, memiliki motivasi kerja yang kuat serta memanfaatkan sarana prasarana yang tersedia, maka profesionalisme guru SMK N 1 Ngawi akan terwujud dengan baik, namun dalam kenyataannya masih ada beberapa guru yang hadir tidak 14 tepat waktu, tidak menaati peraturan kedisiplinan, tidak melaksanakan tugas sesuai prosedur kerja, serta kurang memiliki motivasi kerja, dikarenakan adanya sifat malas serta tidak mau memanfaatkan sarana prasarana secara optimal, diantaranya pemanfaatan laboratorium, LCD, Internet dan lainnya. 15 DAFTAR PUSTAKA Altay, Eren, 2012 “Prospective Teacher’s Interest in Teaching Professional Plans about Teaching and Career Choice Satisfaction,” Australian Journal Of Education Vol 56 Num. 3, 2012, p, 303-318 Burn, Katharine, 2007 “Professional Knowledge and Identity in a Contested Discipline,” Oxford Review of Education, vol 33, num. 4, September 2007, p. 445-467 Berry, Ann B, 2012 “The Relationship Of Perceived Support to Satisfaction and Commitment for Special Education Teachers in Rural Areas”, Plymouth State University Jurnal Special Education Quarterly,vol 31, num 1, 2012, p.3-14. Ghozali, Imam, 2002, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS,Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati,Damodar, 1978, Basic Econometric, Gelora Aksara Pratama,Jakarta. Mudlofir,Ali, 2012,Pendidik Profesional, Rajagrafindo Persada, Jakarta. Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif,dan R&D, Alfabeta Bandung . Sutama, 2012, Metode penelitian pendidikan, Fairuz media, Kartasura Suparno, 2008, Pengembangan Profesionalitas Guru, Bahan Ajar PLPG,Penerbit Universitas Negeri Malang, Malang Suparman, 2010, Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, Pinus, Yogyakarta Sagala,Syaiful, 2011 Kemampuan professional Guru Dan Tenaga Kependidikan, Alfabeta, Bandung Wahyudi, Imam, 2012 Pengembangan Pendidikan, Prestasi Pustaka, Jakarta. 16