BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara, untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana
tercantum dalam alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945,
yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Berdasarkan
pokok pikiran tersebut maka pembangunan yang diharapkan adalah
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
masyarakat Indonesia seluruhnya. Keberhasilan pembangunan itu
sendiri merupakan tanggung jawab bersama yang dipikul oleh
pemerintah dan rakyat.
Menurut penjelasan Pasal 18 ayat (1) UUD 1945, Indonesia
dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah. Kemudian daerah tersebut menurut
aturan akan ditetapkan dengan Undang Undang yang bersifat otonom.
Otonomi daerah tidak lepas dari konsep desentralisasi, karena otonomi
adalah salah satu perwujudan dari desentralisasi. Otonomi daerah
dilaksanakan dengan cara memberikan hak, wewenang dan kewajiban
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut
Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 pengganti Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka daerah diberi
1
2
kewenangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan secara
optimal yang diikuti dengan pemberian sumber-sumber penerimaan
3
yang
cukup kepada daerah. Daerah diberi hak untuk
mendapatkan
sumber
keuangan
guna
mempercepat
proses
pembangunan bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat (Ismail,
2011:33).
Sektor pajak daerah memiliki peran yang semakin besar karena
akan digunakan untuk membiayai penyelengaraan Pemerintah Daerah
dan pembangunan daerah peran pajak sangatlah penting bagi
penerimaan kas negara. Sebagai salah satu sumber penerimaan negara
yang sangat potensial, sektor pajak merupakan pilihan yang sangat
tepat, selain karena jumlahnya yang relatif stabil juga merupakan
cerminan
partisipasi
aktif
masyarakat
dalam
membiayai
pembangunan. Penggolongan Pajak bila ditinjau dari lembaga
pemungutnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu Pajak Pusat dan
Pajak Daerah (Marihot Pahala Siahaan, 2010:141). Pajak daerah diatur
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah. Pajak Daerah merupakan salah satu sumber
pendapatan daerah yang penting yang bertujuan untuk meningkatkan
pendapatan asli daerah dan kemandirian daerah.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah memberikan harapan yang lebih baik bagi
Pemerintah Daerah karena adanya diskresi dalam penetapan tarif,
adanya penambahan obyek pajak dan juga adanya sumber pajak yang
baru. Namun demikian tetap dilakukan pengkajian yang cermat dalam
rangka pembentukan peraturan daerah sebagai dasar hukum untuk
penerapannya secara efektif di daerah. Pendapatan daerah yang
bersumber dari pajak daerah akan meningkat dibandingkan dengan
penerimaan pada tahun-tahun sebelumnya sehingga ketergantungan
Pemerintah
Daerah
terhadap
sumber-sumber
penerimaan
dari
pemerintah pusat dapat di kurangi demi menciptakan Pemerintah
Daerah yang lebih mandiri, khusunya dalam pengelolaan keuangan
negara.
4
Sebagai
daerah
otonomi,
daerah
dituntut
untuk
dapat
mengembangkan dan mengoptimalkan semua potensi daerah, yang
digali dari dalam wilayah daerah yang yang bersumber dari
Pendapatan Asli Daerah tersebut (Mulyadi, 2011:1). Kabupaten
Ngawi mempunyai banyak potensi pajak daerah yang masih harus
digali oleh pemerintah setempat. Salah satunya adalah Pajak Hotel dan
Pajak Restoran.
Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Provinsi Jawa Timur
yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten
Ngawi merupakan jalur utama yang dilintasi dari arah Surabaya
menuju Yogyakarta, sehingga mempunyai aksesibilitas transportasi
yang cukup ramai. Oleh karena itu sangat memungkinkan bagi para
pelancong yang melewati jalur ini untuk beristirahat atau transit
menginap
dan
makan/minum
di
restoran/warung
yang
telah
disediakan. Selain itu di Kabupaten Ngawi juga terdapat beberapa
sektor pariwisata yang menarik wisatawan untuk singgah menikmati
situs wisata tersebut. Sehingga pemberdayaan situs-situs yang
mempunyai posisi strategis di Kabupaten Ngawi ini memungkinkan
untuk meningkatkan pendapatan daerah khusunya di bidang Hotel dan
Restoran. (wikipedia, https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ngawi,
diakses pada tanggal 2 Maret 2016)
Untuk itu pemerintah perlu berupaya meningkatkan penerimaan
Pajak Hotel dan Pajak Restoran, agar penerimaan pemerintah terus
meningkat sehingga dapat memperlancar pembangunan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pemerintah harus melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah yang dikelola secara
efektif dan efesien. Namun untuk mengetahui secara lebih mendalam
mengenai pengelolaan pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran
yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah kabupaten Ngawi perlu dilakukan suatu penelitian
5
sehingga didapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi
yang terjadi pada saat ini.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis
tertarik untuk mengambil judul penelitian “ PELAKSANAAN
PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN DI
KABUPATEN NGAWI BERDASARKAN UNDANG UNDANG
NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN
RETRIBUSI DAERAH “.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam suatu penelitian sangat penting untuk
mempermudah pelaksanaan dan dimaksudkan supaya
sasaran
penelitian menjadi jelas, tegas, terarah dan mencapai hasil yang
diinginkan.
Selain itu
diharapkan dapat
memberikan
arahan
pembahasan yang jelas sehingga terbentuk hubungan dengan masalah
yang dibahas. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat
diidentifikasi berbagai masalah dan penulis mengajukan rumusan
masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah kebijakan Pemerintah Daerah dalam pelaksanaan
pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Ngawi
berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah?
2.
Seberapa jauh peran Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap
Pendapatan Asli Daerah?
3.
Apa sajakah kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah dalam
pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Ngawi?
4.
Solusi apa yang dilakukan Pemerintah Daerah atas kendala pada
pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Ngawi?
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dari penelitian dan penulisan hukum
ini diperlukan untuk memberikan acuan bagi penulis dalam
melakukan
penelitian
dan penulisan hukum,
sehingga dapat
memberikan manfaat kedepannya. Tujuan dari penelitian dan
penulisan hukum ini yaitu:
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten
Ngawi dalam pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran;
b. Untuk mengetahui seberapa jauh peran Pajak Hotel dan Pajak
Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah;
c. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah
dalam pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran di
Kabupaten Ngawi;
d. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan Pemerintah Daerah
atas kendala pada pemungutan Pajak Hotel dan Pajak
Restoran di Kabupaten Ngawi.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk menambah pengetahuan akademis di bidang hukum
administrasi negara, khususnya dibidang pajak;
b. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang pemungutan
Pajak Hotel dan Pajak Restoran di Kabupaten Ngawi;
c. Untuk melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana
di bidang Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
7
D. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian dan penulisan hukum diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi penulisnya maupun pembaca. Manfaat yang
diperoleh dapat berupa manfaat yang bersifat teori dan bersifat
praktek. Penulis berharap penelitian dan penulisan hukum ini
bermanfaat bagi penulis dan orang lain. Adapun manfaatnya yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan menambah ilmu tentang perpajakan daerah,
mekanisme pemungutan serta pemanfaatannya.
b. Diharapkan memperkaya referensi atau literatur untuk
penulisan selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Diharapkan
menjadi
sarana
bagi
penulis
untuk
mengembangkan pengetahuan ilmiah di bidang hukum pajak
dari ilmu-ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan.
b. Diharapkan memberikan jawaban dari rumusan masalah yang
dibuat oleh penulis, sehingga sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian dan penulisan hukum ini.
E. Metode Penelitian
Penelitian hukum dilakukan untuk memecahkan isu hukum yang
diajukan. Hasil yang akan dicapai adalah memberikan preskripsi
mengenai apa yang seyogyanya (Peter Mahmud Marzuki, 2013:130).
Fungsi penelitian dalam rangka mencari kebenaran koherensi adalah
mendapatkan sesuatu yang secara aksiologis merupakan nilai atau
ketetapan/aturan sebaga referensi untuk yang ditelaah (Peter Mahmud
Marzuki, 2013:33). Mengacu pada fungsi penelitian ini maka
8
diperlukan suatu metode penelitian untuk dapat menjawab perumusan
masalah dari suatu penelitian. Adapun metode yang akan digunakan
yaitu:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian
hukum empiris (yuridis sosiologis) yaitu penelitian yang berbasis
pada ilmu hukum normatif (peraturan perundang-undangan)
dengan mengamati bagaimana reaksi dan interaksi yang terjadi
ketika sistem norma tersebut bekerja (Mukti Nur Fajar Dewata dan
Yulianto Achmad,2010:47).
2. Sifat Penelitian
Sifat Penelitian dalam penulisan hukum ini adalah deskriptif.
Sifat analisis deskriptif adalah bahwa peneliti dalam menganalisis
berkeinginan untuk memberikan gambaran atau pemaparan atas
subjek dan objek penelitian sebagaimana hasil penelitian yang
dilakukannya (Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad,
2010:183).
3. Pendekatan Penelitian
Penulis menggunakan pendekatan Undang-Undang (statute
approach). Penekatan ini dilakukan dengan menelaah semua
Undang-Undang yang terkait dengan isu hukum yang menjadi
obyek penelitian. Hasil telaah tersebut merupakan suatu argumen
untuk memecahkan isu yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki,
2013:133).
4. Sumber Bahan Hukum
9
Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi
sumber-sumber penelitian hukum yang berupa bahan-bahan hukum
primer dan bahan-bahan hukum sekunder. (Peter Mahmud
Marzuki, 2013:181). Bahan hukum yang digunakan penulis dalam
penelitian ini yaitu:
a. Bahan Hukum Primer
1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum Dan Tata Cara Perpajakan;
2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis
Pajak Daerah Yang Dipungut berdasarkan Penetapan
Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri Oleh Wajib Pajak;
4) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 24 Tahun
2011 tentang Pajak Hotel;
5) Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 25 Tahun
2015 tentang Pajak Restoran, dll.
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan-bahan hukum sekunder berupa semua publikasi
tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen
resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks,
kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum dan komentarkomentar atas putusan pengadilan (Peter Mahmud Marzuki,
2013:181).
5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Penelitian yang menggunakan pendekatan undang-undang
(statute approach), yang harus dilakukan oleh penulis adalah
mencari peraturan perundang-undangan mengenai atau yang
10
berkaitan dengan isu tersebut. Perundang-undangan yang dimaksud
meliputi
delegated
legislation,
regulation
Pengumpulan
data
regulation,
(Peter
yang
delegated
Mahmud
dilakukan
legislation
Marzuki.
oleh
dan
2013:237).
penulis
selain
mengumpulkan bahan hukum primer juga mengumpulkan bahan
hukum sekunder.
6. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis Data dalam penelitian ini yaitu pengolahan
data dilakukan dengan cara peneliti harus memeriksa kembali
informasi yang diperoleh dari responden atau informan dan
narasumber. Harus ada kejelasan, konsistensi jawaban atau
informasi dan relevansinya bagi penelitian. Disamping itu harus
diperhatikan adanya keterhubungan antara data primer dengan data
sekunder serta diantara bahan-bahan hukum yang dikumpulkan
(Mukti Fajar Nur Dewanto dan Yulianto Ahmad, 2010:181)
F. Sistematika Penulisan Hukum
Sistematika penulisan hukum bermaksud untuk memberikan
gambaran mengenai keseluruhan pembahasan sesuai dengan aturan
baku penulisan hukum. Sistematika penulisan hukum ada 4 bab, setiap
bab dibagi menjadi sub bab untuk memudahkan pemahaman
keseluruhan hasil penelitian:
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini Penulis memberikan gambaran penulisan
hukum mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodelogi
penelitian ini dan sistematika penulisan hukum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
11
Dalam bab ini Penulis menguraikan tentang tinjauan umum
tentang hukum administrasi negara, tinjauan umum tentang
Pajak Hotel, dan tinjauan umum tentang Pajak Restoran.
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini Penulis akan membahas dan menjawab
permasalahan yang telah ditentukan sebelumnya yang
meliputi:
Pertama, kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi
dalam pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Kedua,
seberapa jauh peran Pajak Hotel dan Pajak Restoran
terhadap Pendapatan Asli Daerah. Ketiga, kendala yang
dialami Pemerintah Daerah Kabupaten Ngawi dalam
pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Keempat,
solusi yang dilakukan Pemerintah Daerah atas kendala pada
pemungutan Pajak Hotel dan Pajak Restoran.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan jawaban permasalahan
yang menjadi objek penelitian dan saran yang didasarkan
pada kesimpulan yang ada.
Download