ASPEK REPRODUKSI IKAN BADUT (Amphiprion ocellaris, Pomancentridae)DI PERAIRAN MENTAWAI Paraditya Nurkusuma Ayu1, Mas Eriza2 danAzrita3 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Padang 25133 2) Dosen Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Padang 25133 3) Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Padang 25133 Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta Email: [email protected] ABSTRACK Clown fish (Amphiprion ocellaris) is a hermaphrodite protandri who undergo sex change from male into a female. The purpose of this study was to determine the sex change based on the size of the fish body length clown with morphological and histological observations of the gonads and know aspects of clown fish reproduction includes TKG, IKG, fecundity, and egg diameter based on body size. Intake of fish samples were taken and carried out in January to February 2015 in which sampling in bungus originating from waters Mentawai islands. From the results of the sampling taken 50 fish clown making random. The results showed that the length of the clown fish measuring 3.02 cm to 4.50 cm male sex, size of 4.60 cm to 5.40 cm manifold hermaphrodite which has begun to change sex, and size of 5.50 cm to 8, 00 cm had a female is perfectly in histology TKG I was still filled with granules of sperm, TKG II oocytes begin to develop cytoplasm grew at TKG III follicular development and oocyte cells swell and the TKG IV euvitelin core has grown and is located around the membrane core. Based on the results of the IKG ranging from 0.01612% to 0.0526% with an average of 0.0360%. Fecundity 10-386 grains with egg size 206-500μm with the type of spawning multiple times (multi spawner). Keyword; Clown fish, Reproductive. parasit dan anemon alga. Ikan ini dikenal PENDAHULUAN Ikan badut atau clownfish merupakan ikan agresif dalam menjaga teritorinya. Ikan salah satu jenis ikan yang digemari oleh ini tersebar luas di ekosistem terumbu penggemar ikan hias. Ikan ini hidup pada karang di wilayah tropis dan subtropis mulai daerah dari perairan tropis dangkal dan Indo-Barat Pasifik: Archipelago sebagai Australia Indo termasuk India, Burma, habitatnya. Ikan ini masuk dalam kelompok Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, Pomancentridae dan beberapa genus yang Nugini, New Britain, Kepulauan Solomon, sering Vanuatu dan Australia (Madhu, 2012). bersimbiosis dengan ditemui anemone ialah Amphiprion dan badut merupakan ikan Para anemon milik keluarga Pomacen- omnivore, ikan ini memakan larva crustacea, tridae terdiri dari 27 spesies genus Am- Premnas. Ikan 1 phiprion dan satu spesies dalam genus kelamin dan tingkat kematangan gonad Premnas, dan merupakan spesies yang dalam paling popular dalam perdagangan akuarium pengetahuan dasar dari biologi reproduksi laut karena memiliki warna yang menarik suatu mereka, serta harga bernilai ekonomis tinggi reproduksinya.Sumber setiap ekornya berkisar hingga Rp.10.000 termasuk sumber daya yang dapat pulih s/d Rp.80.000. Ikan badut mempunyai kembali, namun tetap diperlukan upaya karakteristik khusus terutama untuk studi untuk penjagaan kelestariannya.Salah satu vertebrata (Langelandand Kimmel, 1997; upaya pengelolaan dan pengembangandan Falk-Petersen, 2005). pelestarian ikan badut ini yaitu dengan Ikan badut ini termasuk dalam jenis aplikasinya dapat sediaan mengetahui merupakan dan potensi daya perikanan perubahan jenis kelamin ikan yang hermaprodit protandri, Herma- berdasarkan ukuran panjang tubuh dengan prodit protandri merupakan keadaan dimana pengamatan histologis dan morfologi gonad, proses diferensiasi gonadnya berjalan dari mengetahui fase jantan ke fase betina. Ikan ini memulai meliputi tingkat kematangan gonad dan siklus reproduksinya sebagai ikanjantan fekunditas yang berfungsi kemudian berubah menjadi ocellaris). aspek ikan biologi badut reproduksi (Amphiprion ikan betina yang berfungsi perubahan Mengetahui perubahan jenis kelamin kelamin ini dipengaruhi ukuran umur dan berdasarkan ukuran panjang tubuh ikan jenisnya. badut dengan pengamatan morfologi dan Tingkat dipergunakan kematangan sebagai gonad penduga dapat histologist gonad dan Mengetahui aspek status reproduksi ikan badut (Tingkat pertama kali matang gonad, proporsi jumlah Kematangan Gonad (IKG), fekunditas dan stok yang secara produktif matang dengan diameter telur berdasarkan ukuran tubuh suatu populasi atau spesies. Gonad), TKG reproduksi ikan, ukuran dan umur pada saat pemahaman tentang siklus reproduksi bagi Kematangan meliputi Indeks Memberikan informasi ilmiah bagi dunia ilmu pengetahuan terkait pengelolaan Biologi reproduksi ikan adalah aspek dan pengembangan sumberdaya ikan badut mendasar dari ikhtiologi yang penting untuk untuk kegiatan pengelolaan penangkapan, keperluan pengelolaan dan pemanfaatan budidaya dan konservasi sumber daya perikanan.Pengkajian jenis 2 Pengambilan ikan sampel diambil pada kelamin ikan badut.Penentuan bulan November sampai Desember 2014, kelamin juga dilakukan dimana sampel yang di koleksi berasal dari morfologi hasil tangkapan nelayan di alam yang tersebut dimasukkan ke dalam formalin berasal dari perairan Kepulauan Mentawai, 5% yang akan dibuat preparat histologi kab.Mentawai.Lokasi pengambilan sampel dan sebelum dimasukkan ke dalam larutan ikan Badut (Amphiprion ocellaris) di formalin gonad ini sebelum diawetkan bungus terlebih dahulu diukur beratnya dan secara yang berasal dari perairan Kepulauan Mentawai. Bahan dan jenis berdasarkan histologinya. Gonad visual ditentukan jenis kelamin dan tingkat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan badut, formalin 5%, dan larutan Gilson. Alat kematangan gonadnya secara morfologi. Pada penelitian ini dilakukan juga yang penghitungan pada indeks kematangan digunakan adalah penggaris, mikroskop gonadnya (IKG), penghitungan fekunditas kamera, botol sampel, timbangan, alat pada ikan badut betina yang ada pada sexio, dan hand counter. stadia tingkat kematangan gonad (TKG) II Proseduk kerja pada penelitian ini dan IV dengan metoda penghitungan yaitu Penentuan jenis kelamindilakukan langsung dan fekunditas juga dilakukan secara morfologi dan juga dilakukan pengukuran diameter telur yang diambil berdasarkan preparat histologinya.Contoh berdasarkan ukuran dari bagian anterior, ikan dibedah dan diambil gonadnya, gonad tengah tersebut dimasukkan ke dalam larutan menggunakan mikroskop yang dilengkapi gilson, sedangkan gonad yang akan dibuat dengan micrometer yang telah ditera. preparat histologi direndam dalam larutan HASIL DAN PEMBAHASAN formalin 5%. Sebelum diawetkan gonad- dan bagian Berdasarkan posterior hasil dengan pengamatan gonad ini terlebih dahulu di ukur beratnya selama penelitian dengan jumlah sampel dan secara visual di tentukan jenis kelamin 50 ekor diperoleh nisbah kelamin ikan dan tingkat kematangan gonadnya.dan yang berjenis kelamin jantan sebanyak 16 sampel gonad untuk diuji kematangannya ekor, hermaphrodite 12 ekor dan betina 22 dilakukan di Balai Veteriner Bukittinggi. ekor. Deskripsi rataan panjang dan rataan Berdasarkan metode penelitian memiliki 2 tahap penelitian yang tahap pertama mengetahui perubahan bobot sampel ikan badut (A.ocellaris) dapat dilihat pada tabel 1 dan 2. jenis 3 Tabel 1.Deskripsi nilai minimum dan maksimum serta rataan panjang tubuh ikan Badut (cm) N (Jumlah Sampel) 16 12 22 Jenis Kelamin Jantan Hermaprodit Betina Tabel 1 menunjukkan bahwa min 3,02 4,60 5,50 Panjang tubuh (cm) max Rataan ± SD 4,50 3,95 ± 0,38 5,40 4,96 ± 0,23 8,00 6,36 ± 0,85 (hermaprodit).Untuk deskripsi bobot sampel ikan Badut yang berjenis kelamin sampel ikan Badut tercantum pada Tabel 2 jantan memiliki kisaran panjang tubuh berikut ini. 3,02 sampai dengan 4,50 cm dengan rataan Menurut Lokman, 2011 ikan jantan panjang jenis kelamin ukuran sampel berkisar 5,3 sampai dengan betina memiliki panjang tubuh berkisar 6,9 cm total panjang dan mereka berat dari antara 4,60sampai dengan 5,40 cm dengan 2.1 sampai dengan 5,95 gr ovotestis rataan panjang 4,96 ± 0,23 cm. Sedangkan campuran terletak di bagian ekor dari untuk ikan Badut yang sudah mengalami rongga tubuh yang ditemukan di ikan perubahan betina jantan adalah ovotestis jika dibandingkan kisaran panjang dengan ovotestis jantan lebih besar dalam tubuh 4,60 sampai dengan 5,40 cm dengan berbagai ukuran. Pada ovotestis terhubung 3,95±0,38 cm, dari jantan (hermaprodit) memiliki ke rataan panjang 4,96 ± 0,23 cm. Dari rataan panjang ikan yang jelas betina dari A.ocellaris jantan berwarna putih Badut terdapat perbedaan susu, datar dan memiliki bentuk oval mirip antara jenis kelamin jantan, dengan testis yang dapat ditemukan di dan ikan Badut yang sudah banyak jenis ikan lainnya. mengalami perubahan dari jantan ke betina Tabel 2. Deskripsi nilai minimum dan maksimum serta rataan bobot tubuh ikan badut (gr) Jenis Kelamin Jantan Hermaprodit N (Jumlah Sampel) 16 12 Min 0,51 1,75 Bobot tubuh (g) max Rataan ± SD 1,51 1,44 ± 0,49 2,06 2,32 ± 0,66 Betina 22 Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan 5,91 8,00 4,91 ± 2,02 memiliki bobot tubuh berkisar antara 5,91 bahwa sampel ikan Badut yang berjenis sampai dengan 8,00 g dengan rataan bobot kelamin jantan memiliki kisaran bobot tubuh tubuh 0,51 sampai dengan 1,51 g dengan berdasarkan bobot tubuh untuk ikan Badut rataan bobot 1,44 ± 0,49 g, ikan betina yang sudah mengalami perubahan dari 4,91 ± 2,02g. Sedangkan 4 jantan ke betina (hermaprodit) memiliki Induk ikan betina ikan Klon Hitam kisaran bobot tubuh 1,75 sampai dengan (Amphiprion 2,06 g dengan rataan bobot 2,32 ± 0,66 g. berkisar pada panjang total 6,8 sampai percula)yang memijah Ikan betina diteliti dalam penelitian dengan 9,5 cm, bahkan induk dengan ini berkisar 6,0 cm sampai dengan 9,2 cm ukuran 9,5 cm tersebut masih dapat aktif total panjang dan berat sekitar 5,5 gr memijah dengan frekuensi 3 kali/bulan dan sampai dengan 13,5 gr. ovarium terdiri dapat menghasilkan jumlah telur di atas dari dua kantung terhubung diisi dengan 700 telur/pemijahan (Setiawati et al, telur berwarna oranye. masing-masing 2012). Tingkat kematangan gonad secara ovarium diposisikan dalam cara yang mirip dengan ovotestis di non-peternak morfologi dan histologi dan ikan jantan. Pengamatan inintial menunjukkan bahwa ovarium Pada tingkat kematangan gonad betina secara morfologi sampel yang diamati dewasa (7,5 cm sampai dengan 9,2 cm menunjukan bahwa ikan badut awal ukuran tubuh) dan betina yang belum perkembangan gonadnya pertama kali dewasa (6,0 cm sampai dengan 7,2 cm terjadi pada fase jantan. ukuran tubuh) yang sama baik dalam bentuk dan warna (Lokman, 2011). Tabel 3. Perkembangan gonad ikan badut secara morfologi No Deskripsi Morfologi I - Organ reproduksi berbentuk menyerupai testis seperti sepasang benang kasar yang memanjang - Terdapat cairan berwarna putih II - Terdapat butiran kuning yang disertai cairan putih. III - Gonad membesar, seluruh gonad di penuhi oleh butiran-butiran telur berwarna kuning Keterangan Jantan Hermaprodit Betina Dilihat pada tabel 3 perkembangan jenis kelamin jantan kearah perkembangan gonad ikan badut di mulai pada fase jantan gonad betina yang menandakan bahwa dimana masih terdapat cairan putih dan pada fase ini gonad ikan badut sedang organ reproduksi berbentuk menyerupai mengalami masa transisi intersex yaitu testis seperti pada ikan yang tergolong proses hermaprodit dimana pada organ heteroseksual seperti sepasang benang reproduksi ikan badut ditandai dengan kasar fase mulai terdapatnya butiran-butiran kuning selanjutnya terjadi perubahan kelamin dari yang menyebar disertai cairan putih. yang memanjang, pada 5 Butiran-butiran kuning yang menyerupai kondisi jenis kelamin betina yang ditandai butiran telur ini akan bertambah seiring dengan gonad yang membesar, seluruh dengan bertambahnya ukuran panjang dan gonad dipenuhi olah butiran butiran telur obot tubuh ikan badut sampai terjadinya berwarna kuning dilihat pada tabel 4 Tabel 4. Tingkat kematangan gonad ikan Badut betina TKG Deskripsi Morfologi I Ovari seperti benang sampai ke rongga tubuh warna jernih dan permukaan kecil II Ukuran ovari lebih besar, bewarna kekuningan telur belum dapat terlihat oleh mata III Ovari berwarna kuning secara morfologi telur mulai kelihatan butirnya oleh mata IV Ovari semakin besar telur berwarna kuning dan mudah dipisahkan, butir minyak tidak tampak Tingkat kematanga secara histologi Gambar gonad II yaitu dimana oositberkembang Pada pengamatan secara histologi ukurannya, sitoplasma bertambah besar, gonad ikan badut di dapati bulatan berupa inti biru terang dengan pewarnaan dan oogenia terletak di tengah sel, oosit dilapisi oleh sekaligus butiran-butiran merupakan sperma dalam satu gonad padafase ini mulai Fase akhir perkembangan gonad berkembang menjadi oosit dan sel sperma ikan badut dijumpai ukuran panjang rataan mulai berkurang digantikan oleh oogenia 3,95 ± 0,38 cm dan ukuran bobot rataan yang mulai berkembang. Pada preparat di 1,44 ± 0,49 gr ditemukan gonad yang temukan dipenuhi oleh butiran-butiran telur ini kematangan terlihat sel betina gonad I oogenia satu lapis epitel. pada tingkat yaitu oogonia membuktikan bahwa ikan badut dikelilingi satu lapis yang besar ditengah merupakan ikan hermaphrodite protoandri dan ciri-ciri pada tingkat kematangan yaitu awal perkembangan gonadnya 6 dimulai dari jantan dan pada saat dewasa makin berkembang pesat dan pada ukuran berubah ini tidak lagi terdapat sel sperma dapat menjadi betina, dari hasil pengamatan histology pada ukuran ini dilihat pada tabel 5. gonad ikan badut terdapat oogenia yang Tabel 5. Pengamatan secara histogis ikan Badut (gonad jantan - intersex gonad (hermaprodit) - gonad betina) Deskripsi Histologis Gambar - Gonad ikan dipenuhi butiran butiran sperma gonad jantan ditandai dengan warna kebiru-biruan Sp - Oosit mulai berkembang ukurannya, sitoplasma bertambah besar, inti ungu terang dengan pewarnaan, dan terletak di tengah sel, oosit dilapisi oleh satu lapis epitel TKG 1 TKG II - Berkembangnya sel folikel dan osit membesar, provitelin(pv) nukleoli mengelilingi epitel TKG IV TKG I TKG II TKG III - Euvitelin inti telah berkembang dan berada di sekitar selaput inti. - Pada ukuran ini gonad ikan betina sudah mengalami perubahan menjadi betina secara sempurna. TKG IV Ikan badut betina ditemukan pada ukuran panjang 6,36 ± 0,85 cm dan bobot berkembang dan berada di sekitar selaput inti. tubuh 4,91 ± 2,02 gr ditandai tidak Berdasarkan preparat histologi dijumpai lagi sel sperma dalam kantong dapat dilhat perkembangan sel telur tidak gonad, semua telah tergantikan oleh sama ini menandakan ikan badut bersifat oogenia yang terus berkembang, pada asyuhnchronous Artinya stadium ini berkembangnya sel folikel dan gonad oosit sehingga dapat memijah beberapa kali membesar, provitelin nucleoli terdapat mengelilingi epitel, dan pada TKG IV (multiple terdapat ciri-ciri dimana euvitelin inti telah pemijahan beberapa spawner) dan dalam satu dalam peningkatan tingkatan satu kali frekuensi 7 pemijahan terjadi selama bulan musim mengalami pemijahan. Menurut Effendie, panas dibandingkan dengan bulan lainnya (1979), tingkat kematangan gonad juga (Fernando et al., 2006). Peningkatan bisa digunakan untuk perbandingan ikan pemjahan terjadi selama musim panas dan yang masak dan yang belum masak semi (2,67 kali/bulan), sedangkan pada gonadnya, ukuran dan umur ikan pertama musim kali dingin berpengaruh 2 kali/bulan. terhadap Suhu kesinambungan masak, waktu pemijahan, serta intensitas pemijahan ikan wader dalam pemijahan induk ikan klon (Hoff, 1996; satu tahun. Madhu and Madhu, 2007; Dhaneesh, et INDEKS KEMATANGAN GONAD al., 2011) Indeks kematangan gonad (IKG) Menurut dan adalah nilai dalam persen sebagai hasil tingkat perbandingan berat gonad dengan berat kematangan gonad ikan dapat digunakan tubuh ikan.Indeks kematangan gonad pada untuk akan ikan badut dapat dilihat pada tabel 6. Dari bereproduksi atau belum. Dari setiap hasil pengamatan pada penelitian ini pengambilan pada TKG IV dan V diduga berkisar dari 0,01612% sampai 0,0526% ikan-ikan wader tersebut telah atau sedang dengan rata-rata 0,0360%. Sadhotomo, Suwarso (1995), mengetahui ikan dari yang Tabel. 6 kisaran IKG pada ikan badut No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah rata-rata Bobot Tubuh (gr) 6,2 3,2 2,6 1,9 8,2 7 4,7 6,6 4,6 2,2 47,2 4,72 Berdasarkan pada Bobot Gonad (gr) 0,1 0,2 0,1 0,1 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2 0,1 1,7 0,17 tabel diatas IKG (%) 0,0161 0,0625 0,0384 0,0526 0,0365 0,0285 0,0425 0,0303 0,0434 0,0454 0,3966 0,03601 tubuh 1,9 gr dan IKG terendah pada bobot tubuh 6,2 gr. dilihat dari bobot tubuh dan gonad memiliki kisaran IKG tertinggi pada bobot 8 FEKUNDITAS DAN DIAMETER diamati cukup rendah yakni 10 sampai TELUR 386. hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa fekunditas pada ikan badut yang Rendahnya disebabkan fekunditas ikan badut tersebut mempunyai kebiasaan menjaga telurnya hal ini sesuai dengan pendapat (Riani, 2004). Tabel 8. Kisaran fekunditas, diameter telur dan tingkat kematangan gonad ikan Badut berdasarkan ukuran. No Ukuran (cm) 1 3,0 s/d 4,5 - - - 2 4,5 s/d 6,0 10 s/d 82 206 s/d 304 I s/d III 3 6,0 s/d 8,0 82 s/d 386 304 s/d 500 IV Tabel menunjukkan TKG bahwa Menurut Madhu, (2012), Pasangan fekunditas ikan badut yang diamati cukup ikan Clown Amphiprion ocellarisyang rendah yakni 10 sampai dengan 386 butir. baru berbentuk dapat memproduksi 300- Rendahnya fekunditas ini menyebabkan 350 telur diawal pemijahan dan kemudian bahwa setelah ikan 8 Fekunditas (Butir) Diameter Telur (µm) badut ini mempunyai mengalami beberapa kali kebiasaan memijah pada malam hari dan pemijahan menunjukkan peningkatan pada mempunyai kebiasaan menjaga telurnya. jumlah selanjutnya dan Pada ukuran tertentu terdapat beberapa lebih telur banyak. ukuran dapat dilihat perkembangan sel memproduksi KESIMPULAN DAN SARAN telur di dalam gonad relatif tidak sama sehingga sel telur tersebut dikeluarkan secara bersama-sama. Pada ukuran 4,5 sampai dengan 6,0 cm tidak ditemukan gonad yang mempunyai TKG IV, ukuran 4,6 sampai dengan 6,0 cm sudah siap untuk memijahkan telur bahkan pada gonad yang sudah siap memijah sekalipun (TKG IV) memperlihatkanbahwa sebaran diameter telurnya lebih dari satu puncak. Perkembangan gonadnya pertama tidak kali terjadi pada fase jantan yaitu pada ukuran panjang rataan 3,95±0.38 cm dan ukuran bobot rataan 1,44 ± 0,49 g, kondisi intersex (hermaprodit) terjadi pada ukuran panjang tubuh 4,96 ± 0,23 cm dan bobot tubuh 2,32 ± 0,66 g, sedangkan ukuran ikan betina ditemukan pada panjang tubuh 6,36 ± 0,85 cm dan bobot tubuh 4,91 ± 2,02 g,Terdapat perbedaan secara 9 morfologi dan histologis dari gonad jantan - intersex gonad (hermaprodit) - gonad betina dengan tipe pemijahan beberapa kali (multie spawner) dalam satu kali pemijahan pemijahan dan peningkatan dan berdasarkan frekuensi indeks kematangan gonad pada ikan badut ikan ini memiliki rata-rata 0,0360% dan Pada ukuran ikan 6,0 s/d Langeland, J. A and C. B. Kimmel. 1997. Fishes In: S.F. Gilbert and A. M.Raunion (Eds.), Embryology Constructing the organism. Sunderland and M. A. Sinauer Associates Inc. p 383-407. 8,0 fekunditas sebanyak 82 - 386 butir dengan ukuran diameter 304-500µm Untuk memperoleh informasi yang lebih sempurna dalam rangka pengelolaan sumberdaya ikan badut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada ikan badut, selain itu perlu juga dilakukan penelitian mengenai pemijahan buatan ikan badut, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk kegiatan pembudidayaan dan pelestarian ikan badut dimasa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Bogor: YayasanDewi Sri. Falk-Petersen, I. B. 2005. Comparative organ differentiation during early life stages of marine fish. Fish Shellfish Immun., 19, 397 – 412. Madhu. 2012. Life History Pathways in False Clown Amphiprionocellaris Cuvier, 1830: A Journey from egg to adult under captive condition. Available Online at: www.mbai.org.in. Mariskha,P.R, 2012. Aspek Reproduksi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus sex fasciatus) di Perairan glondo nggede Tuban, Jurusan Biologi, Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Munafi, A.B., Lokman, N.H., Asma, N.A., Sarmiza, S., dan Abduh, M.Y. 2011.Histological Sudy on the gonad of the Protandrus Anemofish (Amphiprion ocellaris). 1 (10):3031-3036. Setiawati, K.M, Gunawan, dan Hutapea, J.H. 2012. Biologi Reproduksi Induk Ikan Klon Hitam (Amphiprion percula) di Hatchery. 1 (4) : 182-190. Suwarso dan B. Sadhotomo. 1995. “Perkembangan Kematangan Gonad Ikan Bentong, Selarcrumenophthalmus (Carangidae) di LautJawa”.: 7787. 10 11