ASPEK REPRODUKSI IKAN BADUT (Amphiprion ocellaris

advertisement
ASPEK REPRODUKSI IKAN BADUT
(Amphiprion ocellaris, Pomancentridae)DI PERAIRAN MENTAWAI
Paraditya Nurkusuma Ayu1, Mas Eriza2 danAzrita3
1)
Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Padang 25133
2)
Dosen Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Padang 25133
3)
Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Padang 25133
Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta
Email: [email protected]
ABSTRACK
Clown fish (Amphiprion ocellaris) is a hermaphrodite protandri who undergo sex change
from male into a female. The purpose of this study was to determine the sex change based on the
size of the fish body length clown with morphological and histological observations of the
gonads and know aspects of clown fish reproduction includes TKG, IKG, fecundity, and egg
diameter based on body size. Intake of fish samples were taken and carried out in January to
February 2015 in which sampling in bungus originating from waters Mentawai islands. From the
results of the sampling taken 50 fish clown making random. The results showed that the length
of the clown fish measuring 3.02 cm to 4.50 cm male sex, size of 4.60 cm to 5.40 cm manifold
hermaphrodite which has begun to change sex, and size of 5.50 cm to 8, 00 cm had a female is
perfectly in histology TKG I was still filled with granules of sperm, TKG II oocytes begin to
develop cytoplasm grew at TKG III follicular development and oocyte cells swell and the TKG
IV euvitelin core has grown and is located around the membrane core. Based on the results of the
IKG ranging from 0.01612% to 0.0526% with an average of 0.0360%. Fecundity 10-386 grains
with egg size 206-500μm with the type of spawning multiple times (multi spawner).
Keyword; Clown fish, Reproductive.
parasit dan anemon alga. Ikan ini dikenal
PENDAHULUAN
Ikan badut atau clownfish merupakan
ikan agresif dalam menjaga teritorinya. Ikan
salah satu jenis ikan yang digemari oleh
ini tersebar luas di ekosistem terumbu
penggemar ikan hias. Ikan ini hidup pada
karang di wilayah tropis dan subtropis mulai
daerah
dari
perairan
tropis
dangkal
dan
Indo-Barat
Pasifik:
Archipelago
sebagai
Australia Indo termasuk India, Burma,
habitatnya. Ikan ini masuk dalam kelompok
Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina,
Pomancentridae dan beberapa genus yang
Nugini, New Britain, Kepulauan Solomon,
sering
Vanuatu dan Australia (Madhu, 2012).
bersimbiosis
dengan
ditemui
anemone
ialah
Amphiprion
dan
badut
merupakan
ikan
Para anemon milik keluarga Pomacen-
omnivore, ikan ini memakan larva crustacea,
tridae terdiri dari 27 spesies genus Am-
Premnas.
Ikan
1
phiprion dan satu spesies dalam genus
kelamin dan tingkat kematangan gonad
Premnas, dan merupakan spesies yang
dalam
paling popular dalam perdagangan akuarium
pengetahuan dasar dari biologi reproduksi
laut karena memiliki warna yang menarik
suatu
mereka, serta harga bernilai ekonomis tinggi
reproduksinya.Sumber
setiap ekornya berkisar hingga Rp.10.000
termasuk sumber daya yang dapat pulih
s/d Rp.80.000. Ikan badut mempunyai
kembali, namun tetap diperlukan upaya
karakteristik khusus terutama untuk studi
untuk penjagaan kelestariannya.Salah satu
vertebrata (Langelandand Kimmel, 1997;
upaya pengelolaan dan pengembangandan
Falk-Petersen, 2005).
pelestarian ikan badut ini yaitu dengan
Ikan badut ini termasuk dalam jenis
aplikasinya
dapat
sediaan
mengetahui
merupakan
dan
potensi
daya
perikanan
perubahan
jenis
kelamin
ikan yang hermaprodit protandri, Herma-
berdasarkan ukuran panjang tubuh dengan
prodit protandri merupakan keadaan dimana
pengamatan histologis dan morfologi gonad,
proses diferensiasi gonadnya berjalan dari
mengetahui
fase jantan ke fase betina. Ikan ini memulai
meliputi tingkat kematangan gonad dan
siklus reproduksinya sebagai ikanjantan
fekunditas
yang berfungsi kemudian berubah menjadi
ocellaris).
aspek
ikan
biologi
badut
reproduksi
(Amphiprion
ikan betina yang berfungsi perubahan
Mengetahui perubahan jenis kelamin
kelamin ini dipengaruhi ukuran umur dan
berdasarkan ukuran panjang tubuh ikan
jenisnya.
badut dengan pengamatan morfologi dan
Tingkat
dipergunakan
kematangan
sebagai
gonad
penduga
dapat
histologist gonad dan Mengetahui aspek
status
reproduksi
ikan
badut
(Tingkat
pertama kali matang gonad, proporsi jumlah
Kematangan Gonad (IKG), fekunditas dan
stok yang secara produktif matang dengan
diameter telur berdasarkan ukuran tubuh
suatu populasi atau spesies.
Gonad),
TKG
reproduksi ikan, ukuran dan umur pada saat
pemahaman tentang siklus reproduksi bagi
Kematangan
meliputi
Indeks
Memberikan informasi ilmiah bagi
dunia ilmu pengetahuan terkait pengelolaan
Biologi reproduksi ikan adalah aspek
dan pengembangan sumberdaya ikan badut
mendasar dari ikhtiologi yang penting untuk
untuk kegiatan pengelolaan penangkapan,
keperluan pengelolaan dan pemanfaatan
budidaya dan konservasi
sumber daya perikanan.Pengkajian jenis
2
Pengambilan ikan sampel diambil pada
kelamin
ikan
badut.Penentuan
bulan November sampai Desember 2014,
kelamin
juga
dilakukan
dimana sampel yang di koleksi berasal dari
morfologi
hasil tangkapan nelayan di alam yang
tersebut dimasukkan ke dalam formalin
berasal dari perairan Kepulauan Mentawai,
5% yang akan dibuat preparat histologi
kab.Mentawai.Lokasi pengambilan sampel
dan sebelum dimasukkan ke dalam larutan
ikan Badut (Amphiprion ocellaris) di
formalin gonad ini sebelum diawetkan
bungus
terlebih dahulu diukur beratnya dan secara
yang
berasal
dari
perairan
Kepulauan Mentawai.
Bahan
dan
jenis
berdasarkan
histologinya.
Gonad
visual ditentukan jenis kelamin dan tingkat
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah ikan badut, formalin
5%, dan larutan Gilson. Alat
kematangan gonadnya secara morfologi.
Pada penelitian ini dilakukan juga
yang
penghitungan pada indeks kematangan
digunakan adalah penggaris, mikroskop
gonadnya (IKG), penghitungan fekunditas
kamera, botol sampel, timbangan, alat
pada ikan badut betina yang ada pada
sexio, dan hand counter.
stadia tingkat kematangan gonad (TKG) II
Proseduk kerja pada penelitian ini
dan IV dengan metoda penghitungan
yaitu Penentuan jenis kelamindilakukan
langsung dan fekunditas juga dilakukan
secara morfologi dan juga dilakukan
pengukuran diameter telur yang diambil
berdasarkan preparat histologinya.Contoh
berdasarkan ukuran dari bagian anterior,
ikan dibedah dan diambil gonadnya, gonad
tengah
tersebut dimasukkan ke dalam larutan
menggunakan mikroskop yang dilengkapi
gilson, sedangkan gonad yang akan dibuat
dengan micrometer yang telah ditera.
preparat histologi direndam dalam larutan
HASIL DAN PEMBAHASAN
formalin 5%. Sebelum diawetkan gonad-
dan
bagian
Berdasarkan
posterior
hasil
dengan
pengamatan
gonad ini terlebih dahulu di ukur beratnya
selama penelitian dengan jumlah sampel
dan secara visual di tentukan jenis kelamin
50 ekor diperoleh nisbah kelamin ikan
dan tingkat kematangan gonadnya.dan
yang berjenis kelamin jantan sebanyak 16
sampel gonad untuk diuji kematangannya
ekor, hermaphrodite 12 ekor dan betina 22
dilakukan di Balai Veteriner Bukittinggi.
ekor. Deskripsi rataan panjang dan rataan
Berdasarkan
metode
penelitian
memiliki 2 tahap penelitian yang tahap
pertama
mengetahui
perubahan
bobot sampel ikan badut (A.ocellaris)
dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.
jenis
3
Tabel
1.Deskripsi
nilai
minimum
dan
maksimum
serta
rataan
panjang
tubuh
ikan
Badut (cm)
N
(Jumlah Sampel)
16
12
22
Jenis Kelamin
Jantan
Hermaprodit
Betina
Tabel
1
menunjukkan
bahwa
min
3,02
4,60
5,50
Panjang tubuh (cm)
max
Rataan ± SD
4,50
3,95 ± 0,38
5,40
4,96 ± 0,23
8,00
6,36 ± 0,85
(hermaprodit).Untuk
deskripsi
bobot
sampel ikan Badut yang berjenis kelamin
sampel ikan Badut tercantum pada Tabel 2
jantan memiliki kisaran panjang tubuh
berikut ini.
3,02 sampai dengan 4,50 cm dengan rataan
Menurut Lokman, 2011 ikan jantan
panjang
jenis kelamin
ukuran sampel berkisar 5,3 sampai dengan
betina memiliki panjang tubuh berkisar
6,9 cm total panjang dan mereka berat dari
antara 4,60sampai dengan 5,40 cm dengan
2.1 sampai dengan 5,95 gr ovotestis
rataan panjang 4,96 ± 0,23 cm. Sedangkan
campuran terletak di bagian ekor dari
untuk ikan Badut yang sudah mengalami
rongga tubuh yang ditemukan di ikan
perubahan
betina
jantan adalah ovotestis jika dibandingkan
kisaran panjang
dengan ovotestis jantan lebih besar dalam
tubuh 4,60 sampai dengan 5,40 cm dengan
berbagai ukuran. Pada ovotestis terhubung
3,95±0,38 cm,
dari
jantan
(hermaprodit) memiliki
ke
rataan panjang 4,96 ± 0,23 cm. Dari rataan
panjang ikan
yang jelas
betina
dari A.ocellaris jantan berwarna putih
Badut terdapat perbedaan
susu, datar dan memiliki bentuk oval mirip
antara jenis kelamin jantan,
dengan testis yang dapat ditemukan di
dan
ikan
Badut
yang
sudah
banyak jenis ikan lainnya.
mengalami perubahan dari jantan ke betina
Tabel 2. Deskripsi nilai minimum dan maksimum serta rataan bobot tubuh ikan badut (gr)
Jenis Kelamin
Jantan
Hermaprodit
N
(Jumlah Sampel)
16
12
Min
0,51
1,75
Bobot tubuh (g)
max
Rataan ± SD
1,51
1,44 ± 0,49
2,06
2,32 ± 0,66
Betina
22
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan
5,91
8,00
4,91 ± 2,02
memiliki bobot tubuh berkisar antara 5,91
bahwa sampel ikan Badut yang berjenis
sampai dengan 8,00 g dengan rataan bobot
kelamin jantan memiliki kisaran bobot
tubuh
tubuh 0,51 sampai dengan 1,51 g dengan
berdasarkan bobot tubuh untuk ikan Badut
rataan bobot 1,44 ± 0,49 g, ikan betina
yang sudah mengalami perubahan dari
4,91
±
2,02g.
Sedangkan
4
jantan ke betina (hermaprodit) memiliki
Induk ikan betina ikan Klon Hitam
kisaran bobot tubuh 1,75 sampai dengan
(Amphiprion
2,06 g dengan rataan bobot 2,32 ± 0,66 g.
berkisar pada panjang total 6,8 sampai
percula)yang
memijah
Ikan betina diteliti dalam penelitian
dengan 9,5 cm, bahkan induk dengan
ini berkisar 6,0 cm sampai dengan 9,2 cm
ukuran 9,5 cm tersebut masih dapat aktif
total panjang dan berat sekitar 5,5 gr
memijah dengan frekuensi 3 kali/bulan dan
sampai dengan 13,5 gr. ovarium terdiri
dapat menghasilkan jumlah telur di atas
dari dua kantung terhubung diisi dengan
700 telur/pemijahan (Setiawati et al,
telur berwarna oranye. masing-masing
2012).
Tingkat kematangan gonad secara
ovarium diposisikan dalam cara yang
mirip dengan ovotestis di non-peternak
morfologi dan histologi
dan ikan jantan. Pengamatan inintial
menunjukkan
bahwa
ovarium
Pada tingkat kematangan gonad
betina
secara morfologi sampel yang diamati
dewasa (7,5 cm sampai dengan 9,2 cm
menunjukan bahwa ikan badut awal
ukuran tubuh) dan betina yang belum
perkembangan gonadnya pertama kali
dewasa (6,0 cm sampai dengan 7,2 cm
terjadi pada fase jantan.
ukuran tubuh) yang sama baik dalam
bentuk dan warna
(Lokman, 2011).
Tabel 3. Perkembangan gonad ikan badut secara morfologi
No
Deskripsi Morfologi
I
- Organ reproduksi berbentuk menyerupai testis seperti sepasang
benang kasar yang memanjang
- Terdapat cairan berwarna putih
II
- Terdapat butiran kuning yang disertai cairan putih.
III
- Gonad membesar, seluruh gonad di penuhi oleh butiran-butiran telur
berwarna kuning
Keterangan
Jantan
Hermaprodit
Betina
Dilihat pada tabel 3 perkembangan
jenis kelamin jantan kearah perkembangan
gonad ikan badut di mulai pada fase jantan
gonad betina yang menandakan bahwa
dimana masih terdapat cairan putih dan
pada fase ini gonad ikan badut sedang
organ reproduksi berbentuk menyerupai
mengalami masa transisi intersex yaitu
testis seperti pada ikan yang tergolong
proses hermaprodit dimana pada organ
heteroseksual seperti sepasang benang
reproduksi ikan badut ditandai dengan
kasar
fase
mulai terdapatnya butiran-butiran kuning
selanjutnya terjadi perubahan kelamin dari
yang menyebar disertai cairan putih.
yang
memanjang,
pada
5
Butiran-butiran kuning yang menyerupai
kondisi jenis kelamin betina yang ditandai
butiran telur ini akan bertambah seiring
dengan gonad yang membesar, seluruh
dengan bertambahnya ukuran panjang dan
gonad dipenuhi olah butiran butiran telur
obot tubuh ikan badut sampai terjadinya
berwarna kuning dilihat pada tabel 4
Tabel 4. Tingkat kematangan gonad ikan Badut betina
TKG
Deskripsi Morfologi
I
Ovari seperti benang sampai ke rongga tubuh warna
jernih dan permukaan kecil
II
Ukuran ovari lebih besar, bewarna kekuningan telur
belum dapat terlihat oleh mata
III
Ovari berwarna kuning secara morfologi telur mulai
kelihatan butirnya oleh mata
IV
Ovari semakin besar telur berwarna kuning dan mudah
dipisahkan, butir minyak tidak tampak
Tingkat kematanga secara histologi
Gambar
gonad II yaitu dimana oositberkembang
Pada pengamatan secara histologi
ukurannya, sitoplasma bertambah besar,
gonad ikan badut di dapati bulatan berupa
inti biru terang dengan pewarnaan dan
oogenia
terletak di tengah sel, oosit dilapisi oleh
sekaligus
butiran-butiran
merupakan sperma dalam satu gonad
padafase
ini
mulai
Fase akhir perkembangan gonad
berkembang menjadi oosit dan sel sperma
ikan badut dijumpai ukuran panjang rataan
mulai berkurang digantikan oleh oogenia
3,95 ± 0,38 cm dan ukuran bobot rataan
yang mulai berkembang. Pada preparat di
1,44 ± 0,49 gr ditemukan gonad yang
temukan
dipenuhi oleh butiran-butiran telur ini
kematangan
terlihat
sel
betina
gonad
I
oogenia
satu lapis epitel.
pada
tingkat
yaitu
oogonia
membuktikan
bahwa
ikan
badut
dikelilingi satu lapis yang besar ditengah
merupakan ikan hermaphrodite protoandri
dan ciri-ciri pada tingkat kematangan
yaitu
awal
perkembangan
gonadnya
6
dimulai dari jantan dan pada saat dewasa
makin berkembang pesat dan pada ukuran
berubah
ini tidak lagi terdapat sel sperma dapat
menjadi
betina,
dari
hasil
pengamatan histology pada ukuran ini
dilihat pada tabel 5.
gonad ikan badut terdapat oogenia yang
Tabel 5. Pengamatan secara histogis ikan Badut (gonad jantan - intersex gonad (hermaprodit) - gonad
betina)
Deskripsi Histologis
Gambar
- Gonad ikan dipenuhi butiran butiran sperma gonad jantan
ditandai dengan warna kebiru-biruan
Sp
- Oosit mulai berkembang ukurannya, sitoplasma bertambah
besar, inti ungu terang dengan pewarnaan, dan terletak di
tengah sel, oosit dilapisi oleh satu lapis epitel
TKG 1
TKG II
- Berkembangnya sel folikel dan osit membesar, provitelin(pv)
nukleoli mengelilingi epitel
TKG IV
TKG I
TKG II
TKG III
- Euvitelin inti telah berkembang dan berada di sekitar selaput
inti.
- Pada ukuran ini gonad ikan betina sudah mengalami
perubahan menjadi betina secara sempurna.
TKG IV
Ikan badut betina ditemukan pada
ukuran panjang 6,36 ± 0,85 cm dan bobot
berkembang dan berada di sekitar selaput
inti.
tubuh 4,91 ± 2,02 gr ditandai tidak
Berdasarkan
preparat
histologi
dijumpai lagi sel sperma dalam kantong
dapat dilhat perkembangan sel telur tidak
gonad, semua telah tergantikan oleh
sama ini menandakan ikan badut bersifat
oogenia yang terus berkembang, pada
asyuhnchronous Artinya
stadium ini berkembangnya sel folikel dan
gonad
oosit
sehingga dapat memijah beberapa kali
membesar,
provitelin
nucleoli
terdapat
mengelilingi epitel, dan pada TKG IV
(multiple
terdapat ciri-ciri dimana euvitelin inti telah
pemijahan
beberapa
spawner)
dan
dalam satu
dalam
peningkatan
tingkatan
satu
kali
frekuensi
7
pemijahan terjadi selama bulan musim
mengalami pemijahan. Menurut Effendie,
panas dibandingkan dengan bulan lainnya
(1979), tingkat kematangan gonad juga
(Fernando et al., 2006). Peningkatan
bisa digunakan untuk perbandingan ikan
pemjahan terjadi selama musim panas dan
yang masak dan yang belum masak
semi (2,67 kali/bulan), sedangkan pada
gonadnya, ukuran dan umur ikan pertama
musim
kali
dingin
berpengaruh
2
kali/bulan.
terhadap
Suhu
kesinambungan
masak,
waktu
pemijahan,
serta
intensitas pemijahan ikan wader dalam
pemijahan induk ikan klon (Hoff, 1996;
satu tahun.
Madhu and Madhu, 2007; Dhaneesh, et
INDEKS KEMATANGAN GONAD
al., 2011)
Indeks kematangan gonad (IKG)
Menurut
dan
adalah nilai dalam persen sebagai hasil
tingkat
perbandingan berat gonad dengan berat
kematangan gonad ikan dapat digunakan
tubuh ikan.Indeks kematangan gonad pada
untuk
akan
ikan badut dapat dilihat pada tabel 6. Dari
bereproduksi atau belum. Dari setiap
hasil pengamatan pada penelitian ini
pengambilan pada TKG IV dan V diduga
berkisar dari 0,01612% sampai 0,0526%
ikan-ikan wader tersebut telah atau sedang
dengan rata-rata 0,0360%.
Sadhotomo,
Suwarso
(1995),
mengetahui
ikan
dari
yang
Tabel. 6 kisaran IKG pada ikan badut
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
rata-rata
Bobot
Tubuh (gr)
6,2
3,2
2,6
1,9
8,2
7
4,7
6,6
4,6
2,2
47,2
4,72
Berdasarkan
pada
Bobot Gonad
(gr)
0,1
0,2
0,1
0,1
0,3
0,2
0,2
0,2
0,2
0,1
1,7
0,17
tabel
diatas
IKG (%)
0,0161
0,0625
0,0384
0,0526
0,0365
0,0285
0,0425
0,0303
0,0434
0,0454
0,3966
0,03601
tubuh 1,9 gr dan IKG terendah pada bobot
tubuh 6,2 gr.
dilihat dari bobot tubuh dan gonad
memiliki kisaran IKG tertinggi pada bobot
8
FEKUNDITAS DAN DIAMETER
diamati cukup rendah yakni 10 sampai
TELUR
386.
hasil penelitian ini memperlihatkan
bahwa fekunditas pada ikan badut yang
Rendahnya
disebabkan
fekunditas
ikan
badut
tersebut
mempunyai
kebiasaan menjaga telurnya hal ini sesuai
dengan pendapat (Riani, 2004).
Tabel 8.
Kisaran fekunditas, diameter telur dan tingkat kematangan gonad ikan Badut
berdasarkan ukuran.
No
Ukuran (cm)
1
3,0 s/d 4,5
-
-
-
2
4,5 s/d 6,0
10 s/d 82
206 s/d 304
I s/d III
3
6,0 s/d 8,0
82 s/d 386
304 s/d 500
IV
Tabel
menunjukkan
TKG
bahwa
Menurut Madhu, (2012), Pasangan
fekunditas ikan badut yang diamati cukup
ikan Clown Amphiprion ocellarisyang
rendah yakni 10 sampai dengan 386 butir.
baru berbentuk dapat memproduksi 300-
Rendahnya fekunditas ini menyebabkan
350 telur diawal pemijahan dan kemudian
bahwa
setelah
ikan
8
Fekunditas (Butir) Diameter Telur (µm)
badut
ini
mempunyai
mengalami
beberapa
kali
kebiasaan memijah pada malam hari dan
pemijahan menunjukkan peningkatan pada
mempunyai kebiasaan menjaga telurnya.
jumlah selanjutnya dan
Pada ukuran tertentu terdapat beberapa
lebih telur banyak.
ukuran dapat dilihat perkembangan sel
memproduksi
KESIMPULAN DAN SARAN
telur di dalam gonad relatif tidak sama
sehingga
sel
telur
tersebut
dikeluarkan secara bersama-sama. Pada
ukuran 4,5 sampai dengan 6,0 cm tidak
ditemukan gonad yang mempunyai TKG
IV, ukuran 4,6 sampai dengan 6,0 cm
sudah siap untuk memijahkan telur bahkan
pada gonad yang sudah siap memijah
sekalipun
(TKG
IV)
memperlihatkanbahwa sebaran diameter
telurnya lebih dari satu puncak.
Perkembangan gonadnya pertama
tidak
kali terjadi pada fase jantan yaitu pada
ukuran panjang rataan 3,95±0.38 cm dan
ukuran bobot rataan 1,44 ± 0,49 g, kondisi
intersex (hermaprodit) terjadi pada ukuran
panjang tubuh 4,96 ± 0,23 cm dan bobot
tubuh 2,32 ± 0,66 g, sedangkan ukuran
ikan betina ditemukan pada panjang tubuh
6,36 ± 0,85 cm dan bobot tubuh 4,91 ±
2,02
g,Terdapat
perbedaan
secara
9
morfologi dan histologis dari gonad jantan
-
intersex gonad (hermaprodit) - gonad
betina dengan tipe pemijahan beberapa
kali (multie spawner) dalam satu kali
pemijahan
pemijahan
dan
peningkatan
dan
berdasarkan
frekuensi
indeks
kematangan gonad pada ikan badut ikan
ini memiliki rata-rata 0,0360% dan Pada
ukuran ikan 6,0 s/d
Langeland, J. A and C. B. Kimmel.
1997. Fishes In: S.F. Gilbert and A.
M.Raunion (Eds.), Embryology
Constructing
the
organism.
Sunderland and M. A. Sinauer
Associates Inc. p 383-407.
8,0 fekunditas
sebanyak 82 - 386 butir dengan ukuran
diameter 304-500µm
Untuk memperoleh informasi yang
lebih sempurna dalam rangka pengelolaan
sumberdaya ikan badut, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut pada ikan badut,
selain itu perlu juga dilakukan penelitian
mengenai pemijahan buatan ikan badut,
sehingga hasilnya dapat digunakan untuk
kegiatan pembudidayaan dan pelestarian
ikan badut dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi
Perikanan. Bogor: YayasanDewi
Sri.
Falk-Petersen, I. B. 2005. Comparative
organ differentiation during early
life stages of marine fish. Fish
Shellfish Immun., 19, 397 – 412.
Madhu. 2012. Life History Pathways in
False Clown Amphiprionocellaris
Cuvier, 1830: A Journey from egg
to adult under captive condition.
Available
Online
at:
www.mbai.org.in.
Mariskha,P.R, 2012. Aspek Reproduksi
Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
sex fasciatus) di Perairan glondo
nggede Tuban, Jurusan Biologi,
Fakultas matematika dan Ilmu
Pengetahuan
Alam
Institut
teknologi
Sepuluh
Nopember
(ITS).
Munafi, A.B., Lokman, N.H., Asma,
N.A., Sarmiza, S., dan Abduh,
M.Y. 2011.Histological Sudy on
the gonad of the Protandrus
Anemofish (Amphiprion ocellaris).
1 (10):3031-3036.
Setiawati,
K.M,
Gunawan,
dan
Hutapea, J.H. 2012. Biologi
Reproduksi Induk Ikan Klon Hitam
(Amphiprion percula) di Hatchery.
1 (4) : 182-190.
Suwarso dan B. Sadhotomo. 1995.
“Perkembangan
Kematangan
Gonad
Ikan
Bentong,
Selarcrumenophthalmus
(Carangidae) di LautJawa”.: 7787.
10
11
Download