32 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Wijaya Kusuma Surakarta yang
beralamat di jalan Raya Kutai RT 007/07 Sumber, Banjarsari, Surakarta. Kelas
yang digunakan penelitian adalah kelas X Administrasi Perkantoran. Alasan
pemilihan lokasi ini sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut :
a. Terdapat data yang dibutuhkan peneliti untuk menjawab permasalahan
penelitian.
b. Terdapat masalah yang sesuai dengan penelitian yaitu peserta didik kurang
berperan aktif dalam proses mata pelajaran Melakukan prosedur
administrasi perkantoran kelas X Administrasi Perkantoran SMK Wijaya
Kusuma Surakarta.
c. Belum terdapat penelitian sejenis di lokasi penelitian.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk kegiatan penelitian ini adalah pada
bulan Juli 2015 sampai Maret 2016. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan
penelitian sampai analisis data dan pelaporan. Dengan matrik waktu penelitian
terlampir.
32
33
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah peserta didik Kelas X Jurusan Administrasi
Perkantoran SMK Wijaya Kusuma Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang
berjumlah 30 orang dan guru mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi
Perkantoran.
C. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data penelitian diambil dari informasi tentang keadaan peserta didik
yang dilihat dari data kuantitatif dan kualitatif
a. Data Kuantitatif
Data ini diperoleh dari jumlah, rata-rata, dan persentase keaktifan. Data
kuantitatif ini memberikan hasil akhir tentang perbandingan tingkat
keaktifan antar siklus penelitian, yang diambil di akhir siklus.
b. Data Kualitatif
Data ini diambil dari pengamatan yang dikelola dari lembar observasi. Data
kualitatif ini memberikan penjelasan tentang perbandingan data pada setiap
siklus penelitian.
2. Sumber data
Sumber data penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber yaitu
peserta didik, guru, dan dokumen yang berhubungan dengan masalah. Adapun
sumber data yang dimaksud sebagai berikut:
a. Peserta didik Kelas X Administrasi Perkantoran SMK Wijaya Kusuma
Surakarta, yang terdiri dari 30 peserta didik.
b. Guru Mata Pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi Perkantoran SMK
Wijaya Kusuma Surakarta.
c. Dokumen atau arsip berupa silabus, RPP, data peserta didik berupa nilai
yang diperoleh dari dokumen sekolah dan gambar atau foto.
34
D. Pengumpulan data
Mustafa (2009:92) mengemukakan bahwa, “metode pengumpulan data
merupakan langkah penting dalam penelitian karena terhadap data itulah
pengujian atau analisis akan dilakukan.” Adapun beberapa metode pengumpulan
data yang digunakan peneliti antara lain sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah suatu metode pengukuran data untuk mendapatkan
data primer, yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung secara
seksama dan sistematis, dengan menggunakan alat indra (indra mata, telinga,
hidung, tangan, pikiran). Mustafa (2009) menjelaskan beberapa prinsip yang
yang harus dipenuhi dalam kegiatan observasi adalah:
a. Dapat diukur melalui pengamatan (tanpa berinteraksi langsung dengan
subjek penelitian.
b. Peristiwa atau kejadian hanya terjadi pada periode tertentu dan dapat
diamati berulang-ulang.
c. Kapan dan bagaimana pengamatan dilakukan.
d. Berapa lama pengamatan harus dilakukan.
2. Wawancara
Mustafa (2009:96-99) menjelaskan bahwa wawancara (interview)
merupakan metode untuk mendapatkan data primer dengan cara komunikasi
dua arah. Wawancara dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu wawancara
tidak terstruktur (unstructured interview) dan wawancara terstruktur (structure
Interview). Wawancara akan mudah dilakukan apabila tersedia instrument yang
memadai. Instrument itu sebagian berada pada pewawancara, yaitu indra
manusia, dan sebagian berada di luar pewawancara, diantaranya adalah alat
perekam suara (voice recorder), alat perekam gambar (video recorder) baik
untuk video maupun foto dan alat-alat lain yang diperlukan.
35
3. Analisis dokumen
Mustafa (2009:114-115) menjelaskan bahwa analisis dokumen adalah
kegiatan mencari data dari arsip dokumen atau data sekunder. Data sekunder
dapat dipergunakan sebagai sarana pendukung memahami dan menjelaskan
masalah yang diteliti agar lebih operasional dan memberi solusi permasalahan
yang ada. Meskipun data sekunder secara fisik sudah tersedia, namun dalam
mencari data tersebut tidak boleh dilakukan dengan sembarangan. Pelu
diperhatikan kecocokan jenis data dengan tujuan penelitian, dan sumber data
yang relevan.
E. Uji Validitas Data
Uji Validitas dilakukan dengan triangulasi, triangulasi merupakan cara
pemeriksaan validitas data yang paling umum digunakan. Cara ini dilakukan
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Adapun beberapa jenis triangulasi menurut
Patton (dalam Sutopo, 2006: 92-98) sebagai berikut:
1. Triangulasi Data
Teknik triangulasi data dapat disebut juga triangulasi sumber. Cara ini
mengarahkan peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia berusaha
menggunakan berbagai sumber yang ada.
2. Triangulasi Peneliti
Triangulasi peneliti adalah hasil penelitian baik yang berupa data
maupun kesimpulan mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya dapat diuji
oleh
peneliti
lain.
Triangulasi
peneliti
dapat
dilakukan
dengan
menyelenggarakan diskusi atau melibatkan beberapa peneliti yang memiliki
pengetahuan yang mencukupi.
3. Triangulasi Metodologis
Teknik triangulasi metode digunakan dengan cara mengumpulkan
data sejenis tetapi menggunakan metode yang berbeda.
36
4. Triangulasi Teoretis
Triangulasi jenis ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan
perspektif lebih dari satu teori dalam membahas permasalahan yang dikaji.
Oleh karena itu, dalam melakukan jenis triangulasi ini, peneliti harus
memahami
teori-teori
yang
digunakan
dan
keterkaitannya
dengan
permasalahan yang diteliti sehingga mampu menghasilkan simpulan yang baik.
Triangulasi yang digunakan oleh peneliti adalah triangulasi data dan
triangulasi metodologis. Triangulasi data dilakukan dengan mengumpulkan dan
mencatat semua data dalam kegiatan penelitian. Data yang sejenis
dikumpulkan melalui beberapa sumber yang berbeda dan kemudian
membandingkan data dari sumber yang berbeda-beda tersebut untuk menguji
kebenaranya, yaitu hasil wawancara dengan guru dibandingkan hasil
wawancara dengan peserta didik untuk memastikan kebenaran hasil kinerja
guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan triangulasi metodologis
dilakukan dengan mengumpulkan data menggunakan beberapa metode. Data
yang sejenis dikumpulkan melalui beberapa metode yang berbeda untuk
menguji kebenaran dari data tersebut, antara lain dengan metode observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil wawancara dengan guru dan peserta didik
dibandingkan dengan hasil observasi peneliti untuk memastikan kebenaran data
keaktifan belajar peserta didik.
F. Analisis Data
Muhadi (2011:140) menjelaskan bahwa “analisis data adalah kegiatan
mencermati, menguraikan dan mengaitkan setiap informasi yang terkait dengan
kondisi awal, proses belajar dan hasil pembelajaran untuk memperoleh simpulan
tentang keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran”. Ada dua jenis data yang
diolah dalam penelitian tindakan kelas yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
Menurut Sugiyono (2003:14) data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka
atau data kualitatif yang diangkakan. Sedangkan data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata, skema, dan gambar.
37
Data kuantitatif berupa data hasil belajar peserta didik yang diperoleh
data keaktifan dari lembar observasi keaktifan peserta didik. Data kuantitatif yang
digunakan adalah kuantitatif sederhana yang berupa perhitungan nilai jumlah,
rata-rata, dan persentase jumlah peserta didik yang mencapai batas ketuntasan.
Data kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan lengkap
selama proses penelitian berlangsung atau keterangan dari kegiatan refleksi
diakhir siklus dari tiap-tiap siklus maupun keterangan dari olah hasil analisis data
kuantitatif.
Berikut beberapa teknik analisis yang digunakan oleh peneliti :
1. Analisis Deskriptif Komparatif
Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni
dengan membandingkan hasil antar siklus. Teknik komparatif dalam penelitian
ini dilakukan dengan membandingkan hasil penelitian pada pra-siklus, siklus
pertama, dan siklus kedua penelitian. Hasil komparasi tersebut digunakan
untuk mengetahui indikator keberhasilan dan kegagalan dalam setiap siklus.
2. Analisis Kritis
Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif, yakni
mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja
peserta didik dan guru pada proses pembelajaran. Hasil analisis tersebut
dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan tindakan untuk tahap
berikutnya (Suwandi, 2009: 61).
G. Indikator Kinerja Penelitian
Kegiatan pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Proses pencapaian tersebut dapat
ditempuh
melalui
upaya
membelajarkan
peserta
didik
dengan
tujuan
meningkatkan keaktifan dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
Indikator kinerja atau keberhasilan penelitian adalah indicator ketercapaian
keaktifan peserta didik yang dapat dinyatakan dalam bentuk presentase.
Presentase indikator target keberhasilan keaktifan peserta didik adalah 75%
38
sehingga tindakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi
indikator tersebut.
Tabel 3.1 Indikator Kinerja Penelitian
Aspek yang diukur
Persentase
ketercapaian
Keaktifan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran yang
ditunjukkan dengan :
1) Meningkatnya Oral
activities seperti bertanya,
mengeluarkan pendapat, dan
diskusi
2) Meningkatnya visual
activities seperti membaca
75%
dan memperhatikan materi
3) Meningkatnya writing
activities seperti menulis
surat menyurat
4) Meningkatnya mental
activities seperti
menanggapi dan
menganalisis hasil kerja
kelompok lain
Cara pengukuran
Diamati selama proses
pembelajaran
berlangsung dengan
lembar observasi.
Dihitung dari
perbandingan jumlah
peserta didik yang
aktif selama
pembelajaran
Hal tersebut menjadi pedoman bagi peneliti untuk menentukan besar
kecilnya indikator pencapaian penelitian. Pada aspek keaktifan peserta didik
peneliti menargetkan 75% peserta didik dapat aktif dalam pembelajaran, yang
diambil dalam lembar observasi keaktifan siswa pada setiap siklusnya.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari dua siklus. Setiap siklus tindakannya ada
empat tahapan yaitu persiapan/perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Berikut secara rinci gambaran prosedur penelitian yang
dilakukan :
39
Perencanaan
Siklus I
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Gambar 3.1 Prosedur penelitian Tindakan Kelas
(Arikunto, 2010:17)
1. Siklus I
Berikut beberapa deskripsi tahapan dari siklus I
a. Perencanaan
Tahap ini diawali dengan kegiatan observasi awal yang telah
dilakukan untuk mengidentifikasi masalah. Dari permasalahan tersebut
direncanakan upaya perbaikan. Adapun intrumen yang perlu di persiapkan
yang disusun pada kegiatan ini meliputi :
1) Membantu guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat lembar observasi keaktifan peserta didik.
3) Menyusun skenario pembelajaran dengan menggunakan kolaborasi
metode pembelajaran drill dan diskusi.
40
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus merupakan realisasi dari perencanaan yang
telah disusun melalui kegiatan pembelajaran. Dalam tahap ini bersama guru
telah menerapkan kolaborasi metode pembelajaran drill dan diskusi,
sebagaimana yang telah direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
c. Pengamatan
Dalam tahap ini peran peneliti hanya bertugas untuk memonitoring
proses pembelajaran. pengamatan dilakukan untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan terhadap proses pembelajaran. yang diamati adalah
proses tindakan, pengaruh tindakan, kendala dalam implementasi tindakan,
identifikasi penyebab terkendalanya tindakan, dan persoalan lain yang
mungkin timbul.
d. Refleksi
Dalam melakukan refleksi, peneliti berdiskusi dengan guru
mengenai kekurangan yang mungkin ada dalam pelaksanaan pembelajaran
Siklus I dan kemudian memberikan rancangan perbaikan pada siklus
berikutnya. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap seluruh hasil
penilaian baik yang menyangkut penilaian proses (Hasil observasi kegiatan
guru dan peserta didik) maupun hasil (tugas) serta permasalahan yang
menghambat dalam melakukan tindakan di kelas. Hasil penilaian tersebut
digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi. Analisis hasil refleksi
digunakan sebagai pedoman untuk menyusun rencana pada siklus II.
2. Siklus II
Perlakuan pada siklus ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan
pembelajaran dari siklus I, urutan kegiatannya adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari hasil refleksi dari siklus I.
Dari data yang ada disusun perencanaan yang lebih matang dan perbaikan
dari setiap tahapan yang memiliki kelemahan. Seperti pada siklus
sebelumnya berikut beberapa intrumen yang perlu di persiapkan:
41
1) Membantu guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat lembar observasi keaktifan peserta didik.
3) Membantu guru mempersiapkan materi yang akan diberikan.
b. Pelaksanaan
Tahap Pelasanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang telah
disusun memalui kegiatan pembelajaran. Dalam tahap ini guru melakukan
tindakan seperti pada siklus I, sebagaimana yang telah direncanakan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), diikuti dengan perbaikan yang
sudah ditemukan dalam kegiatan refleksi siklus I.
c. Pengamatan
Dalam tahap ini peran peneliti hanya bertugas untuk memonitoring
proses pembelajaran. pengamatan dilakukan untuk mendokumentasikan
pengaruh tindakan terhadap proses pembelajaran. yang diamati adalah
proses tindakan, pengaruh tindakan, kendala dalam implementasi tindakan,
identifikasi penyebab terkendalanya tindakan, dan persoalan lain yang
mungkin timbul.
d. Refleksi
Dalam melakukan refleksi, peneliti berdiskusi dengan guru untuk
membahas kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahap ini dilakukan analisis
terhadap seluruh hasil penilaian baik yang menyangkut penilaian proses
(Hasil observasi kegiatan guru dan siswa) maupun hasil (tugas) serta
permasalahan yang menghambat dalam melakukan tindakan di kelas. Hasil
penilaian tersebut digunakan sebagai bahan untuk melakukan refleksi.
Tahap refleksi di siklus ini diharapkan sudah mampu mencapai indikator
pencapaian tujuan penelitian.
Download