FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN INVESTASI (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 - 2014) SKRIPSI OLEH : DIAN SAFITRI STB. B1B1 12 021 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN INVESTASI (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010 - 2014) SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Halu Oleo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana OLEH : DIAN SAFITRI B1B1 12 021 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016 ABSTRAK DIAN SAFITRI (B1B1 12 021), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014), Skripsi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari. Pembimbing (1) Dr. Sujono SE, M.,Si dan (2) Dr. Salma Saleh SE, M.,Si. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah Struktur Modal, Cash Flow, Current Ratio, Kesempatan Investasi, ROI, dan Firm Size baik secara parsial maupun secara simultan mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan makanan and minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan investasi dari keenam faktor yang diteliti. Keputusan investasi berkaitan dengan sumber dana di dalam perusahaan untuk jangka waktu yang di kehendaki dengan harapan akan memperoleh keuntungan selam jangka waktu tersebut. Penelitian ini menggunakan sampel 9 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Hipotesis diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda dan pengolahan data menggunakan program SPSS 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Struktur Modal, Cash Flow, Current Ratio, Kesempatan Investasi, ROI dan Firm Size baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap terhadap keputusan investasi, dan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan investasi adalah ROI. Kata kunci : Keputusan Investasi, Struktur Modal, Cash Flow, current Ratio, Kesempatan Investasi, ROI, dan Firm Size. vi ABSTRACT DIAN SAFITRI (B1B1 12 021), Factors Effecting the Invesment Decision at Company Of Food And Beverages Which Enlist In Indonesian Stock Exchange 2010 -2014, Thesis, Department of Management, Faculty of Economics and Business Halu Oleo University Kendari. Supervisors (1) Dr. Sujono SE, M.,Si dan (2) Dr. Salma Saleh SE, M.,Si. This Research aim to test and to analyze what is Capital Structure, Cash Flow, Current Ratio, Invesment Opportunity Set, ROI and Firm Size either through parsial and also by simultan influnce decision invesment at company of food and beverages which enlist in Indonesian Stock Exchange and to know which is most dominant influnce decision of invesment from is sixth of accurate factor. Decision of invesment relate to usage of source of fund in company for the duration of desired on the chance of will get advantage during the duration. This research use sampel 9 company of food and beverages which enlist in Indonesian Stock Exchange wit period 2010 up to year 2014. Source of data is obtained sekunder data from Indonesian capital Market Directory. Hypothesis tested by using data-processing and multiple linear regresion method use SPSS 22 program. Result of this research indicate that Capital Structur, Cash Flow, Current Ratio, Invesment Opportunity Set, ROI and Firm Size either through simultan and also parsial influence decision invesment, and most dominant factor influnce decision invesment is ROI. Keywords : Decision Invesment, Capital Structure, Cash Flow, Current Ratio, Invesment Opportunity Set, ROI and Firm Size. vii KATA PENGANTAR Assalammualaikum Wr. Wb. Dengan mengucap Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi ( Studi Pada Perusahaan Manufaktur Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014) ”, sebagai syarat untuk menyelesaikan studi Program Sarjana (S1) jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi danBisnis Universitas Halu Oleo. Dalam penulisan skripsi ini disadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah memberikan bantuan serta dorongan yang sangat bermanfaat. Persembahan yang paling utama penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada yang tercinta dan tersayang kedua orang tua saya yakni Bapak Hambali dan Ibu Dahlia terima kasih telah mendidik dan membesarkan penulis dengan keikhlasan dan penuh cinta kasih yang begitu besar dan nyata,sehingga penulis dapat menjadi seseorang yang berpendidikan. Terima kasih buat segala cinta, kasih sayang, bimbingan, motivasi yang tiada henti, nasehat yang selalu ada untuk penulis, yang selalu sabar dan tak pernah berhenti mengingatkan untuk terus menjaga kesehatan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. viii Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, petunjuk, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ir. H Usman Rianse, M.Sc., selaku Rektor Universitas Halu Oleo Kendari 2. Prof. Dr. H Muhammad Syarif, SE., MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo. 3. Dr. Sujono, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen sekaligus sebagai pembimbing satu yang telah memberikan arahan dan masukan. 4. Dr. Salma Saleh, SE.,M.Si selaku Dosen pembimbing dua yang telah memberikan arahan, dan masukan 5. La Ode Ashfahyadin, SE.,MM., selaku sekertaris jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo 6. Sinarwati, SE., M.Si., selaku Koordinator Program Studi S1 jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo 7. Agustinus Tangalayuk SE., M.Si (Selaku Ketua Penguji), La Ode Ashfahyadin, SE.,MM (selaku Sekertaris Penguji), Nuryamin Budi, SE., M.Si (selaku Anggota Penguji) yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun dalam perbaikan penulisan Skripsi ini. 8. Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo khususnya Bapak Ibu Dosen Jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis. ix 9. Staf dan Karyawan Jurusan Manajemen yang telah memberikan saran dan bantuannya. 10. Teman-teman seperjuangan Konsentrasi Keuangan (Delvi, Darmin, Fakri, Ayu, Kiki, Chely, Yuda, kak ika, Serli, Mita, Rianti, yumna, Irma, Ridwan dll) 11. Sahabat-sahabatku Wildayanti, Nur Mutiara, Zurnia Zanu. R, Irmalasari, Nurdianti Hastuti. H dan Serli yang telah memberikan semangat dan terima kasih telah menjadi sahabat terbaik selama kuliah. 12. Teman-teman manajemen 2012 reguler (Asman, Risdiani, Yanti, Sumardin, Asia, Jumaria, Satri, Rusnia, Mitha,Kiki, Inang, Yasha Aulia, Ani, Yumna, Ade, Ikrah, jamil, Ayu dll ), dan teman-teman manajemen 2012 reguler yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih telah saling mendukung dan membantu selama ini. 13. Sahabat-sahabatku Nurhasanah, Yuni Afriyani Rusli, dan Sukma Dewi Rusdin yang telah memberikan masukan dan semangat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 14. Buat yang terkhusus Jusman, terima kasih sudah banyak membantu dan memberikan perhatian, semangat, motivasi, dorongan serta doanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. x 15. Teman-teman KKN Desa Kancinaa Kab. Buton , Ka Ikha, Mardin, Ka Syawal, Irfan, dan Icha, terima kasih atas kekeluargaan dan dukungan yang diberikan. 16. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga penelitian ini berguna bagi pihak pembaca. Kendari, April 2016 Penulis Dian safitri xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ................................................... v ABSTRAK ......................................................................................................... vi ABSTRACT ....................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 1.5 Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ............................................................................... 7 2.1.1 Teori Struktur Modal............................................................ 7 2.1.2 Teori Modigliani-Miller Model ............................................ 8 2.1.3 The Trade Off Model ............................................................ 9 2.1.4 Pecking Order Theory ......................................................... 9 2.1.5 Agency Theory ...................................................................... 10 2.1.6 Signaling Theory .................................................................. 10 2.1.7 Asymetric Information Theory ............................................. 11 2.2 Capital Asset Pricing Model (CAPM) .......................................... 12 2.2.1 Teori Pemisahan(Separation Theorem) ................................ 14 2.2.2 Portofolio Pasar ..................................................................... 15 xii 2.2.3 Efficient Set .......................................................................... 17 2.3 Investasi ......................................................................................... 17 2.3.1 Pengertian Investasi .............................................................. 17 2.3.2 Penggolongan Investasi ........................................................ 17 2.3.3 Macam-Macam Bentuk Investasi.......................................... 18 2.3.4 Bentuk Investasi .................................................................... 19 2.4 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 19 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ......................................................... 24 3.1.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Keputusan Investasi..... 24 3.1.2 Pengaruh Cash Flow Terhadap Keputusan Investasi ........... 24 3.1.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Keputusan Investasi ............. 25 3.1.4 Pengaruh Kesempatan Investasi Terhadap Keputusan Investasi ................................................................................ 25 3.1.5 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Keputusan Investasi ....... 26 3.1.6 Pengaruh Firm Size Terhadap Keputusan Investasi ............. 26 3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 27 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian ............................................................................. 28 4.2 Populasi Dan Sampel ..................................................................... 28 4.2.1 Populasi ................................................................................ 28 4.2.2 Sampel................................................................................... 28 4.3 Jenis Dan Sumber Data .................................................................. 30 4.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 30 4.5 Metode Analisis Data .................................................................... 30 4.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 30 4.5.2 PengujianAsumsiKlasik ........................................................... 31 4.5.2.1 Uji Normalitas ........................................................... 31 4.5.2.2 Uji Multikolinearitas ................................................. 32 4.5.2.3 Uji Autokorelasi ........................................................ 32 4.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas.............................................. 33 xiii 4.5.3 Regresi Linear Berganda .......................................................... 34 4.5.4 Pengujian Hipotesis .............................................................. 35 4.5.4.1 koefisien Determinasi ............................................... 35 4.5.4.2 Uji Secara Simultan ................................................. 36 4.5.4.3 Uji Secara Parsial ...................................................... 36 4.6 DefinisiOperasional ....................................................................... 37 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil penelitian ............................................................................. 42 5.1.1 GambaranUmumObyekPenelitian ...................................... 42 5.1.2 Gambaran Umum Variabel ................................................. 62 5.1.2.1 Perkembangan Keputusan Investasi ........................ 62 5.1.2.2 Perkembangan Struktur Modal................................ 63 5.1.2.3 Perkembangan Cash Flow ....................................... 64 5.1.2.4 Perkembangan Current Ratio .................................. 65 5.1.2.5 Perkembangan Kesempatan Investasi ..................... 66 5.1.2.6 Perkembangan Return On Invesment ...................... 66 5.1.2.7 Perkembangan Firm Size ........................................ 67 5.1.3 Analisis Data ........................................................................ 68 5.1.3.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian ................... 68 5.1.3.2 Uji Asumsi Klasik ................................................... 69 5.1.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda ........................... 73 5.1.3.4 Uji Koefisien Determinasi ...................................... 76 5.1.3.4 Pengujian Hipotesis ................................................. 76 5.2 Pembahasan................................................................................... 81 5.2.1. Pembahasan Hipotesis Struktur Modal ................................. 81 5.2.2. Pembahasan Hipotesis Cash Flow ........................................ 82 5.2.3. Pembahasan Hipotesis Current Ratio .................................... 84 5.2.4. Pembahasan Hipotesis Kesempatan Investasi ....................... 85 5.2.5. Pembahasan Hipotesis Return on Invesment ........................ 87 5.2.6. Pembahasan Hipotesis Firm Size .......................................... 88 5.2.7. Pembahasan Secara Simultan ................................................ 88 xiv BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 90 6.2 Keterbatasan penelitian ................................................................... 91 6.3 Saran ............................................................................................... 91 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 92 LAMPIRAN ....................................................................................................... 94 xv DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Penggolongan Sampel Penelitian Berdasarkan Kriteria Yang Ditentukan .......................................................................................... 29 Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian ......................... 95 Tabel 4.3 Ringkasan Definisi Operasional Variabel ........................................... 41 Tabel 5.1 Perkembangan Keputusan Investasi ................................................... 96 Tabel 5.2 Perkembangan Struktur Modal ........................................................... 96 Tabel 5.3 Perkembangan Cash Flow.................................................................. 97 Tabel 5.4 Perkembangan Current Ratio .............................................................. 97 Tabel 5.5 Perkembangan Kesempatan Investasi .............................................. .. 98 Tabel 5.6 Perkembangan Return on Investment ................................................. 98 Tabel 5.7 Perkembangan Firm Size .................................................................... 99 Tabel 5.8 Deskriptive Statistik ............................................................................ 99 Tabel 5.9 Uji Normalitas..................................................................................... 100 Tabel 5.10 Uji Multikolinearitas ......................................................................... 101 Tabel 5.11 Uji Autokorelasi ................................................................................ 102 Tabel 5.12 Regresi Linear Berganda................................................................ 103 Tabel 5.13 Koefisien Determinasi ................................................................... 103 Tabel 5.14 Uji Secara Simultan (Uji F) ........................................................... 104 Tabel 5.15 Uji Secara Parsial (Uji t) ................................................................ 104 Tabel 5.16 Mapping Penelitian Terdahulu....................................................... 105 xvi DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 27 Gambar 5.1 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ................................................... 100 Gambar 5.2 Hasil Perhitungan Uji Normal P-Plot.............................................. 100 Gambar 5.3 Hasil Perhitungan Uji Heteroskedastisitas ...................................... 102 xvii DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN I DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN LAMPIRAN II PERKEMBANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR FOOD AND BEVERAGES DI INDONESIA LAMPIRAN III UJI ASUMSI KLASIK LAMPIRAN IV OUTPUT REGRESI LAMPIRAN V DAFTAR PENELITIAN TERDAHULU xviii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi perekonomian suatu negara. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk meningkatkan peran pasar modal karena peranannya dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan sarana investasi bagi masyarakat. Sistem pasar modal mirip dengan pasar-pasar lainnya, dimana terjadi transaksi jual-beli dan permintaan serta penawaran diantara pembeli dan penjualnya. Begitu juga di pasar modal, efek-efek yang ditawarkan emiten kepada investor yang nantinya terjadi transaksi jual beli surat-surat berharga. Terdapatnya kegiatan investasi di pasar modal dimana investasi sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dan meningkatkan kemakmuran di masa-masa yang akan datang. Pasar modal juga berperan sebagai sarana dalam mencari dana yang bersifat jangka panjang seperti penerbitan saham dan obligasi. Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 mengenai pasar modal dalam pasal 1 ayat (13) dijelaskan bahwa pasar modal adalah sebagai suatu kegiatan yang berkenaan dengan penawaran umum dan perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Tidak hanya perusahaan saja yang dapat menanamkan investasi di pasar modal, namun masyarakat pun dapat melakukannya. 1 2 Kelebihan dana yang mereka miliki digunakan untuk berinvestasi yang diharapkan akan menguntungkan. Perusahaan sendiri juga memerlukan berbagai kekayaan (mesin, gedung, kendaraan bermotor, persediaan bahan baku, dan sebagainya) untuk menjalankan operasinya, (Husnan, Enny P,2004). Untuk itu perusahaan perlu mencari sumber dana untuk membiayai kebutuhan untuk operasi tersebut. Berinvestasi berarti mengharapkan adanya kenaikan dari nilai uang seiring dengan berjalannya waktu, sehingga akan memberikan keuntungan. Uang yang diharapkan memberikan tambahan nilainya itu disimpan dalam suatu bentuk kekayaan yang disebut dengan aset. Aset-aset yang dipilih dalam berinvestasi antara lain adalah aset riil (aset yang memiliki wujud) dan aset finansial (aset yang wujudnya tidak terlihat, tetapi tetap memiliki nilai yang tinggi). Pada umumnya aset-aset finansial terdapat di dunia perbankan dan juga di pasar modal, yang di Indonesia dikenal dengan Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa contoh dari aset finansial adalah instrumen pasar uang, obligasi, saham, dan reksa dana. Setiap jenis investasi memiliki beberapa karakteristik tersendiri, yaitu potensi imbal hasil yang didapatkan, tingkat risiko investasi, jangka waktu investasi ideal, kemudahan untuk mencairkan investasi, dan jumlah modal yang dibutuhkan. Dalam perusahaan, manajer keuangan bertanggungjawab dalam melakukan pengambilan keputusan, manajer sendiri diberi kewenangan oleh pemilik modal atau pemegang saham. Keputusan-keputusan tersebut antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen. Keputusan investasi bagi pemegang saham sangat penting karena investasi dijadikan 3 indikator eksistensi perusahaan yang apabila tidak adanya investasi baru maka perusahaan tersebut tidak memiliki prospek positif. Keputusan investasi adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dengan demikian perlunya bagi pihak manajemen untuk mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi keputusan investasi dalam memilih peluang investasi yang baik bagi perusahaan. Pengeluaran modal juga mendasari keputusan investasi. Pengeluaran modal adalah dana yang dikeluarkan perusahaan, dengan pengeluaran modal perusahaan akan memperoleh manfaat lebih dari satu tahun. Motif dasar pengeluaran modal adalah untuk ekspansi, penggantian, atau memperbaharui aktiva tetap atau mencari manfaat yang mungkin less tangible dalam jangka panjang (Hidayat,2010). Pengeluaran modal merupakan bagian dari penganggaran modal (capital budgeting). Capital budgeting ini menjelaskan perlunya diperhatikan nilai waktu uang sewaktu melakukan keputusan investasi, meskipun diakui bahwa penentuan tingkat bunga yang layak dalam perhitungan nilai sekarang (present value) tidaklah mudah, konsep capital budgeting memberikan dasar bagi teori penilaian. Alat analisa penganggaran modal memiliki berbagai metode, antara lain adalah nilai tunai bersih (net present value), tingkat pengembalian internal (internal rate of return), pay back period dan sebagainya Dengan alat analisis ini manajer keuangan dapat menentukan apakah tingkat pengembalian atas investasi pada aktiva nyata mampu menutupi biaya penggunaan dana. Apabila hasil dari analisis penganggaran modal menunjukan 4 bahwa tingkat pengembalian atas aktiva nyata mampu menutupi biaya penggunaan dana maka manajemen akan merealisasikan keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Setelah manajemen keuangan mampu memilih dan menentukan jumlah dana yang dibutuhkan dalam melakukan investasi pada aktiva nyata, maka tanggung jawab manajemen keuangan adalah mencari sumber dana untuk membiayai investasi pada aktiva nyata atau disebut keputusan pendanaan (financing decisions). Keterkaitan antara keputusan investasi dan keputusan pendanaan juga dipengaruhi oleh likuiditas. Keputusan investasi yang dibuat perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek atau yang disebut likuiditas perusahaan (Hidayat,2010). Dalam penelitian ini tidak akan membahas semua faktor yang mempengaruhi keputusan investasi, hanya beberapa faktor yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu struktur modal, cash flow, likuiditas,kesempatan investasi, profitabilitas dan firm size. Kelompok perusahaan yang tergabung ke dalam industri food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipilih untuk diteliti dengan mempertimbangkan bahwa perusahaan yang tergabung dalam kelompok ini memiliki tingkat daya persaingan yang tinggi, juga pergerakan harga saham emiten dalam industri ini yang meningkat menarik minat investor terhadap saham perusahaan-perusahaan ini yang dilihat dari fluktuasi harga sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, perusahaan harus mampu meningkatkan nilai 5 perusahaan sehingga terjadi peningkatan penjualan sahamnya di pasar modal. Keputusan investasi menjadi salah satu tolak ukur perusahaan dalam memperoleh pengembalian (return) yang tinggi dalam berinvestasi. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi (Studi Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). 1.2 Rumusan Masalah Dengan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya terhadap perbedaan akan hasil penelitian terdahulu di atas maka pertanyaan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Struktur Modal berpengaruh terhadap keputusan investasi? 2. Apakah Cash Flow berpengaruh terhadap keputusan investasi? 3. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap keputusan investasi? 4. Apakah Kesempatan Investasi berpengaruh terhadap keputusan investasi? 5. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan investasi? 6. Apakah Firm Size berpengaruh terhadap keputusan investasi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Struktur Modal terhadap keputusan investasi. 2. Untuk mengetahui pengaruh Cash Flow terhadap keputusan investasi. 3. Untuk mengetahui pengaruh Likuiditas terhadap keputusan investasi. 6 4. Untuk mengetahui pengaruh kesempatan investasi terhadap keputusan investasi. 5. Untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap keputusan investasi. 6. Untuk mengetahui pengaruh Firm Size terhadap keputusan investasi. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi 2. Manfaat Praktis Diharapkan penelitian dapat memberikan informasi bagi manajemen perusahaan dan digunakan sebagai alat untuk mengetahui kemajuan perusahaan pada perusahaan manufaktur. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Karena begitu kompleknya permasalahan atau ruang lingkup pembahasan maka untuk mempermudah dan menjadikan penulis lebih terarah maka perlu adanya pembatasan-pembatasan, yaitu : Penelitian ini lebih difokuskan pada variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu: Struktur Modal, Cash Flow, Likuiditas (Current Ratio),Kesempatan Investasi, Profitabilitas (ROI), dan Firm size. Kemudian Periode analisis dalam penelitian ini dibatasi hanya untuk jangka waktu dari Januari 2010 sampai Desember 2014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Struktur Modal Struktur modal sendiri merupakan bagian dari struktur keuangan yang dapat diartikan sebagai pembelanjaan permanen yang mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Bambang Riyanto, 2001). Menurut Weston dan Copeland (1996) struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham. Sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham. Jadi, struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur keuangannya. Sedangkan menurut Van Horne dan Wachowicz (1998) struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh hutang, ekuitas saham preferen dan saham biasa. Pemenuhan akan kebutuhan dana dapat diperoleh dengan baik secara internal perusahaan maupun secara eksternal. Bentuk pendanaan secara internal (internal financing) adalah laba ditahan dan depresiasi. Pemenuhan kebutuhan yang dilakukan secara eksternal dapat dibedakan menjadi pembiayaan hutang 7 8 (debt financing) dan pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan hutang dapat diperoleh dengan melalui pinjaman, sedangkan modal sendiri melalui penerbitan saham baru. 2.1.2 The Modigliani-Miller Model Teori mengenai struktur modal bermula pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller (yang selanjutnya disebut MM) mempublikasikan artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis yaitu “The Cost of capital, Corporation Finance, and The Theory of Invesment”. MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya (Brigham dan Houston, 2001). MM berpendapat bahwa dalam keadaan pasar sempurna maka penggunaan hutang adalah tidak relevan dengan nilai perusahaan, tetapi dengan adanya pajak maka hutang akan menjadi relevan (Modigliani dan Miller, 1960 dalam Hartono, 2003). Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital: A Correction” yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM membuktikan bahwa karena bunga atas hutang dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaan meningkatkan sejalan dengan makin besarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai titik maksimum bila seluruhnya dibiayai dengan hutang (Brigham dan Houston, 2001). 9 2.1.3 The Trade Off Model Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut (Hartono, 2003). Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang (Suad Husnan, 2000). Kesimpulannya adalah penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan (Hartono, 2003). 2.1.4 Packing Order Theory Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun 1984. Teori ini disebut pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menetukan hieraki sumber dana yang paling disukai. Implikasi pecking order theory adalah perusahaan tidak menetapkan struktur modal optimal tertentu, tetapi perusahaan menetapkan kebijakan prioritas sumber dana (Laili Hidayat, et al, 2001). Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable (menguntungkan) umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan karena perusahaan mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena memerlukan external financing yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung 10 mempunyai hutang yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. 2.1.5 Agency Theory Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976. Menurut pendekatan ini, struktur modal tersusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan (Mamduh M. Hanafi, 2003). Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham (Van Horne dan wachowicz, 1998). Pada dasarnya agency theory adalah teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik, berdasarkan kenyataan bahwa manajer profesional bukan agen yang sempurna dari pemilik perusahaan, dengan demikian belum tentu selalu bertindak untuk kepentingan pemilik. Dengan kata lain, manajer sebagai manusia rasional dalam pengambilan keputusan perusahaan akan memaksimalkan kepuasan dirinya sendiri (Hidayati, et, al. 2001). Jensen dan meckling (1976) dalam Weston dan Copeland (1996) menyatakan bahwa masalah keagenan berhubungan dengan penggunaan ekuitas eksternal. 2.1.6 Signaling Theory Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan 11 setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah (Brigham dan Houston, 2001). 2.1.7 Asymetric Information Theory Asymetric information atau ketidaksamaan informasi menurut Brigham dan Houston (2001) adalah situasi dimana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Ketidaksamaan informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada para pemodal (Suad Husnan, 2000). Dengan demikian, pihak manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue (telalu mahal). Kalau hal ini yang diperkirakan terjadi, maka manajemen tentu akan berpikir untuk lebih menawarkan saham baru (sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya). Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau perusahaan menawarkan saham baru, salah satu kemungkinannya adalah harga saham saat ini sedang terlalu mahal (sesuai dengan persepsi pihak manajemen). Sebagai akibatnya para pemodal akan 12 menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang lebih rendah. Oleh karena itu, emisi saham baru akan menurunkan harga saham (Saidi, 2004). 2.2 Capital Asset Pricing Model (CAPM) Sesuai Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM LK) NOMOR: KEP-101 /BL/2008 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal Pasal 20 ayat j diketahui bahwa biaya ekuitas untuk saham dapat dihitung melalui dua model yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau Discounted Cash Flow (DCF) (Bapepam- LK, 2008: 22). CAPM merupakan suatu model yang digunakan untuk menentukan harga suatu asset dengan mempertimbangkan resikonya. Dengan keseimbangan pasar, suatu saham diharapkan untuk memberikan keuntungan sesuai dengan resiko yang tidak bisa dihindarkan/resiko yang sistematis/resiko pasar. Semakin tinggi resiko yang tidak bisa dihindarkan, maka akan semakin tinggi pula keuntungan yang diharapkan dari saham tersebut. Model hubungan antara keuntungan yang diharapkan dengan resiko yang tidak terhindarkan dapat dijelaskan dengan model CAPM. Model ini dikembangkan oleh Sharp dan Litner (Lubis, 2008: 142). Implikasi utama model ini adalah ekspektasi return asset berhubungan dengan risiko asset yang disebut beta. Hubungan ekspektasi return dan beta dijelaskan oleh Model Penentuan Harga Aktiva Modal (Capital Asset Pricing Model . CAPM). Model ini memberikan landasan intelektual bagi beberapa praktek sekarang ini dalam investasi. Meskipun banyak praktek yang didasarkan 13 pada berbagai pengembangan dan modifikasi CAPM. Secara teoritis, CAPM diformulasikan sebagai berikut: Di mana: Rf adalah risk free rate Rm adalah return pasar β= beta pasar. Sebagian asumsi yang digunakan untuk CAPM juga digunakan untuk pendekatan normatif dalam investasi. Asumsi-asumsi ini adalah sebagai berikut (Lubis, 2008: 142-144): 1. Investor mengevaluasi portofolio dengan melihat ekspektasi return dan standar diviasi (sebagai risiko) portofolio untuk satu periode. 2. Investor tidak pernah puas, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio yang identik, mereka akan memilih portofolio yang memberi ekspektasi return yang lebih tinggi. 3. Investor adalah risk averse, jadi jika diberi pilihan antara dua portofolio identik, mereka memilih portofolio dengan standar diviasi yang lebih rendah. 4. Aset individual dapat dibagi tidak terbatas, artinya investor dapat membeli sebagian saham jika investor berminat. 5. Terdapat tingkat bebas risiko dengan investor dapat memberi pinjaman (berinvestasi) atau meminjam uang. 6. Pajak dan biaya transaksi tidak relevan. Asumsi tambahan, 7. Semua investor memiliki satu periode yang sama. 14 8. Tingkat bunga bebas risiko sama untuk semua investor. 9. Informasi ini bebas diperoleh dan tersedia secara cepat untuk semua investor. 10. Investor mempunyai ekspektasi yang homogen (homogeneous expectation). Artinya mereka memiliki persepsi yang sama dalam hal ekspektasi return, standar diviasi dan kovarian sekuritas. Setiap investor mempunyai informasi yang sama dan sepakat mengenai prospek sekuritas. Secara implisit hal ini berarti investor menganalisis dan memproses informasi dengan cara yang sama. Pasar sekuritas adalah pasar sempurna (perfect market), artinya tidak ada pertentangan untuk melakukan investasi (Arifin,2005: 18). Penelitian Dhankar dan Boora (1996) dengan judul Cost of Capital, Optimal Capital Structure and Value of Firm Empirical Study of Indian Companies menggunakan modifikasi CAPM untuk penilaian biaya ekuitas (cost of equity) dalam penelitiannya. 2.2.1 Teori Pemisahan (Separation Theorem) Setiap investor akan mencapai keseimbangan pada titik singgung portofolio yang sama. Semua investor mengahadapi efisien set yang sama, satusatunya alasan investor memilih portofolio yang berbeda adalah kalau mereka memiliki kurva indefensi yang berbeda. Jadi investor yang berbeda akan memilih portofolio yang berbeda dari efisien set yang sama karena mereka memiliki pendapat yang berbeda mengenai risiko dan return. Meskipun portofolio yang dipilih berbeda, setiap investor akan memiliki kombinasi yang sama dari sekuritas berisiko, artinya setiap investor akan menyebarkan dananya di antara sekuritassekuritas berisiko dengan proporsi yang relatif sama, menambah pinjaman dan pemberian pinjaman bebas risiko untuk memperoleh kombinasi risiko dan return 15 individu yang diminati. Ciri CAPM ini sering disebut teorema pemisahan (separation theorem): Kombinan optimal dari asset berisiko bagi investor dapat ditentukan tanpa mengetahui preferensi investor atas risiko dan return (Subramanyam, 2008: 259). 2.2.2. Portofolio pasar Ciri penting dari CAPM adalah pada titik keseimbangan (equilibrium) tiap-tiap sekuritas harus memiliki proporsi bukan nol dikomposisi titik singgung portofolio. Artinya tidak ada sekuritas dapat berada pada keseimbangan dan memiliki proporsi di T yang bernilai nol. Dasar ciri ini terletak pada teorema pemisahan, yang menjelaskan bahwa bagian berisiko dari setiap portofolio investor adalah bebas dari preferensi risiko-return investor. Pembuktian teorema ini adalah bahwa porsi portofolio berisiko investor adalah investasi di T. Jika setiap investor membeli T dan T tidak melibatkan investasi pada setiap sekuritas, maka tidak seorangpun yang berinvestasi pada sekuritas yang memiliki proporsi nol di T. Akibatnya harga sekuritas tersebut akan turun, yang menyebabkan ekspektasi return sekuritas ini naik sampai titik singgung portofolio tidak lagi memiliki proporsi. Portofolio pasar adalah portofolio yang terdiri dari semua sekuritas dengan proporsi yang diinvestasikan di tiap sekuritas berkoresponden terhadap nilai pasar relatifnya. Nilai pasar relatif sekuritas adalah nilai pasar agregat sekuritas dibagi dengan total nilai pasar semua sekuritas. Alasan portofolio pasar memegang peran penting di CAPM adalah bahwa efisien set terdiri dari investasi di portofolio pasar. Jadi adalah hal yang biasa untuk menyebut titik singgung portofolio sebagai 16 portofolio pasar dan untuk menotasikannya sebagai M dan bukannya T. Dalam teori, M terdiri tidak hanya saham biasa tetapi juga investasi lain seperti obligasi, saham preferen (preferred stock) dan real estate. Namun, dalam prakteknya sebagian orang membatasi M untuk saham biasa saja (Subramanyam, 2008: 256). 2.2.3 Efficient set CAPM menentukan hubungan antara risiko dan return untuk portofolio yang efisien merupakan hal yang mudah dilakukan. Titik M memiliki portofolio pasar dan rf menunjukkan return bebas risiko. Portofolio yang efisien berada di sepanjang garis yang bermula dari rf sampai M dan berisi kombinasi risiko dan return yang dapat diperoleh dengan mengkombinasikan portofolio pasar dengan peminjaman dan pemberian pinjaman bebas risiko. Efficient set linear dari CAPM disebut Capital market Line (CML). Semua portofolio yang tidak menggunakan portofolio pasar, peminjaman dan pemberian pinjaman bebas risiko akan berada di bawah CML, meskipun mungkin sebagian ada yang sangat dekat dengan CML. Keseimbangan di pasar sekuritas dicirikan oleh dua hal penting. Pertama, titik potong vertical CML (yaitu tingkat bebas risio), yang sering disebut imbalan atas waktu menunggu (reward for waiting). Kedua, Kemiringan CML, yang sering disebut imbalan atas risiko yang ditangung (reward per unit of risk borne). Pada intinya, pasar sekuritas menyediakan tempat untuk memperdagangkan waktu dan risiko dengan harga yang ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan. Jadi, titik potong dan kemiringan CML dapat dianggap sebagai harga waktu dan harga risiko. Jadi, titik potong dan kemiringan CML dapat dianggap sebagai harga waktu dan harga risiko. 17 2.3 Investasi 2.3.1 Pengertian Investasi Investasi sebagai komitmen menanamkan sejumlah dana pada satu atau lebih aset selama beberapa periode pada masa mendatang. Dana yang diinvestasikan di pasar modal adalah “dana lebih”, bukan dana yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari dan juga bukan dana yang digunakan sebagai dana cadangan atau dana untuk keperluan darurat. Tujuan dari investasi haruslah jelas, dari apa saja tujuan melakukan investasi di pasar modal, membuat skala prioritas manakah yang paling penting, tingkat toleransi terhadap risiko dan jangka waktu investasi. 2.3.2 Penggolongan investasi Saragih (2008) menyatakan investor dapat melakukan investasi pada berbagai jenis aset baik aset riil maupun aset finansial. Beberapa penggolongan investasi antara lain : a. Investasi jangka panjang Investasi jangka panjang adalah investasi dalam bentuk saham, obligasi, tanah, dan bentuk lain yang dimiliki investor dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Investasi jangka panjang itu sendiri terdiri dari investasi dalam sekuritas, seperti obligasi, saham biasa, atau wesel jangka panjang. Investasi dalam harta tetap berwujud yang saat ini digunakan dalam spekulasi seperti tanah yang ditahan untuk spekulasi. Investasi yang disisihkan untuk dana khusus, seperti dana pelunasan, dana pensiun atau dana yang digunakan untuk perluasan pabrik, dan 18 nilai penyerahan kas dari asuransi jiwa. Investasi dalam anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi. b. Investasi jangka pendek Investasi jangka pendek adalah investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang dimiliki investor dalam jangka waktu yang relatif pendek. Pengaturan investasi yang efektif perlu memperhatikan faktor-faktor berikut : a. Adanya usulan-usulan investasi. b. Estimasi arus kas dari usul-usul investasi tersebut. c. Evaluasi arus kas tersebut. d. Memilih proyek-proyek yang sesuai dengan kriteria tertentu. e. Monitoring dan penilaian terus menerus terhadap proyek investasi setelah investasi dilaksanakan. 2.3.3 Macam-Macam Bentuk Investasi Beberapa macam bentuk investasi antara lain : 1. Investasi pada asset riil (Real Assets) misalnya : tanah, emas, mesin,bangunan dan lain-lain. 2. Investasi pada asset finansial (financial assets): a. Investasi di pasar uang : deposito, sertifikat BI, dan lain-lain. b. Investasi di pasar modal : saham, obligasi, opsi, warrant dan lain-lain. Sumber dana untuk investasi: 1. Asset yang dimiliki saat ini. 2. Pinjaman dari pihak lain. 19 3. Tabungan. 2.3.4 Bentuk investasi 1. bentuk investasi berdasarkan aktiva keuangan Menurut Jogiyanto (1999:6 pada safitri), berdasarkan aktiva keuangan investasi dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu : 1. Investasi langsung, yaitu dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melalui perantara atau cara lainnya. 2. Investasi tidak langsung, yaitu dengan membeli saham dari investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan. 2. Bentuk investasi berdasarkan sumbernya a. Penanaman modal dalam negeri, yaitu investasi yang dananya bersumber dari dalam negeri atau domestic. b. penanaman modal asing, yaitu investasi yang modalnya bersumber dari dana luar negeri atau internasional. 2.4. Penelitian Terdahulu Hidayat (2010) telah melakukan penelitian dengan judul Analisis Keputusan Investasi Dan Financial Constraints: Studi Empiris Pada Bursa Efek Indonesia. Ada enam proksi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain CFAT (aliran kas dibagi aktiva tetap) adalah proksi dari likuiditas dan BM (nilai buku ekuitas dibagi nilai pasar ekuitas) adalah proksi dari kesempatan investasi merupakan variabel independen; D (variabel dummy, 1 untuk perusahaan financially constrained, 0 untuk perusahaan non financially constrained); CFAT*D (interaksi antara CFAT dengan dummy perusahaan financially 20 constrained) dan BM*D (interaksi antara BM dengan dummy perusahaan non financially constrained) merupakan variabel moderasi; dan DER (total hutang dibagi total ekuitas) adalah variabel kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi, dan adanya pengaruh positif kesempatan investasi terhadap keputusan investasi, hasil bahwa likuiditas lebih berpengaruh terhadap keputusan investasi pada perusahaan FC dibanding perusahaan NFC dan hasil kesempatan investasi lebih berpengaruh pada perusahaan NFC dibanding perusahaan FC. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2001) meneliti analisis hubungan antara keputusan investasi, hutang, dan deviden perusahaan-perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini meneliti variabel keputusan investasi, hutang, deviden, ROI, pertumbuhan, dan suku bunga. Penelitian tersebut dianalisis dengan menggunakan metode seemingly unrelated regression (SUR) untuk mengestimasi sistem persamaan dan data yang digunakan merupakan gabungan data cross sectional dan times series. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara keputusan investasi dan keputusan deviden adalah negatif. Keputusan investasi dan keputusan hutang adalah positif, keputusan deviden dan keputusan hutang tidak ada hubungan signifikan. Tidak ada pula hubungan signifikan antara keputusan investasi dan profitabilitas, hubungan keputusan investasi dan likuiditas adalah negatif dan signifikan, tidak ada hubungan signifikan antara deviden dengan profitabilitas, tidak ada hubungan signifikan keputusan deviden dan pertumbuhan. Hubungan antara kepuusan 21 hutang dan profitabilitas adalah negatif dan signifikan,hubungan antara keputusan hutang dan suku bunga adalah negatif dan siginifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2005) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdiri dari 14 perusahaan makanan dan 7 perusahaan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Data yang dianalisis peneliti diambil pada tahun 2002 dan tahun 2003. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah total asset, return on investment, hutang bank, struktur modal, dan tingkat penjualan. Analisis yang digunakan peneliti adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel total aktiva, laba bersih, struktur modal, hutang bank, return on investment, tingkat penjualan, berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2008) meneliti Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Pada Perusahaan Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menganalisis pengaruh laba bersih, struktur modal, ROI, total hutang dan tingkat penjualan terhadap keputusan investasi pada perusahaan barang konsumsi. Hasil penelitian ini menunjukkan struktur modal, ROI, dan tingkat penjualan berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan investasi adalah struktur modal, dan hipotesis diuji menggunakan model regresi linear berganda. Penelitian yang dilakukan oleh Bayu (2011) dengan judul Pengaruh Financial Leverage Terhadap Keputusan Investasi dengan Growth Sebagai Variabel Moderasi. Penelitian ini melihat pengaruh financial leverage terhadap 22 keputusan investasi dengan growth sebagai variabel moderasi. Penelitian menggunakan sampel 130 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2003 sampai 2007. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan pengaruh financial leverage terhadap keputusan investasi dan growth tidak memoderasi hubungan tersebut. Hal ini berarti growth tidak memperkuat atau memperlemah hubungan antara leverage dengan keputusan investasi. Dapat dikatakan bahwa penelitian ini tidak dapat membuktikan apakah pengaruh leverage terhadap keputusan investasi lebih kuat pada perusahaan dengan peluang pertumbuhan yang rendah dibandingkan pada perusahaan dengan peluang pertumbuhan yang tinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa yang berpengaruh terhadap keputusan investasi adalah cash flow, Tobin’s Q, dan sales. Penelitian yang dilakukan Sandiar (2012) dengan judul Growth Opportunity Dalam Memoderasi Pengaruh Leverage Dan Debt Maturity Terhadap Keputusan Investasi. Penelitian ini menguji pengaruh leverage terhadap keputusan investasi, menguji pengaruh debt maturity terhadap keputusan investasi, menguji pengaruh growth opportunities terhadap keputusan investasi, menguji pengaruh leverage terhadap keputusan investasi yang dimoderasi oleh growth opportunities, dan menguji pengaruh debt maturity terhadap keputusan investasi yang dimoderasi oleh growth opportunities pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2006 – 2010. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan sampel sebanyak 45 perusahaan. Untuk metode pengolahan statistik digunakan uji signifikansi fixed effect, uji hausman dan regresi data panel. Pada penelitan ini 23 ditemukan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi, debt maturity berpengaruh negatif terhadap keputusan investasi, growth opportunities berpengaruh positif terhadap keputusan investasi, tidak ada interaksi antara leverage dan growth opportunities sebagai moderasi dalam mempengaruhi keputusan investasi, dan growth opportunities mampu memoderasi pengaruh debt maturity terhadap keputusan investasi. Penelitian yang dilakukan oleh Bokpin dan Onumah, (2009) menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan ,free cash flow, dan kesempatan bertumbuh memiliki pengaruh yang signifikan dalam memprediksi keputusan investasi perusahaan. BAB III KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Hubungan antar variabel dalam penelitian ini merupakan hubungan antara variabel independen yaitu Struktur Modal, Cash Flow, Current Ratio, Kesempatan Investasi, ROI, dan Firm Size dengan variabel dependen yaitu keputusan investasi. 3.1.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Keputusan Investasi Struktur modal merupakan penggunaan modal sendiri dan hutang pada suatu perusahaan. Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutujan dananya mengutamakan sumber dari dalam perusahaan maka akan mengurangi ketergantungan pada pihak luar. Struktur modal untuk perusahaan baik akan meningkatkan investasi perusahaan itu.Penelitian yang dilakukan Saragih (2008) menunjukkan struktur modal berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. 3.1.2 Pengaruh Cash Flow terhadap Keputusan Investasi Arus kas yang digunakan sebagai proxy untuk kekayaan bersih internal perusahaan. Hal ini dihasilkan oleh jumlah laba bersih setelah pajak dan penyusutan dan amortisasi. Variabel ini diambil dari Neraca, dan Laporan Laba Rugi perusahaan. Arus kas merupakan faktor penentu penting bagi keputusan investasi dari perusahaan karena jika perusahaan memiliki arus kas masuk yang cukup, dapat dimanfaatkan dalam kegiatan investasi. Dengan kata lain, perusahaan sudah tahu tentang peluang investasi potensial. Namun, mereka tidak bisa berinvestasi karena akses ke dana eksternal terbatas. Penelitian yang 24 25 dilakukan Ruiz porras (2011) menunjukkan bahwa cash flow berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. 3.1.3 Pengaruh Likuiditas (Current Ratio) Terhadap Keputusan Investasi Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dalam memenuhi kebutuhan perusahaan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Pengertian tersebut menunjukkan apakah dengan kas yang tersedia perusahaan mengalami kesulitan untuk mendanai investasinya atau tidak. Perusahaan dikatakan tidak mengalami kesulitan dalam mendanai investasinya apabila perusahaan mampu menghasilkan kas dalam membiayai investasi. semakin besar likuiditas perusahaan struktur modalnya/hutangnya akan semakin berkurang, karena dengan likuiditas yang tinggi, perusahaan memiliki dana tersedia yang dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan perusahaan dengan modal sendiri, dalam pengambilan keputusan investasi biaya modal sendiri justru diperhitungkan daripada menanggung risiko. Bukti empiris Hidayat (2010) menemukan bahwa likuiditas berhubungan positif dengan keputusan investasi. Sehingga ada hubungan positif antara likuiditas dengan keputusan investasi. 3.1.4 Pengaruh Kesempatan Investasi Terhadap Keputusan Investasi Hidayat (2010:464) menyatakan bahwa jika terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan, maka manajer berusaha mengambil peluang-peluang tersebut untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Karena semakin besar kesempatan investasi yang menguntungkan, maka investasi yang dilakukan akan semakin besar. Penelitian Kaplan dan Zingales (1997); Prasetyantoko (2007) 26 menunjukkan bahwa kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. 3.1.5 Pengaruh Profitabilitas (ROI) Terhadap Keputusan Investasi Menurut Birmingham dan Gapenski (2006) profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan manajemen perusahaan, jadi dikatakan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih dari aktivitas yang dilakukan pada periode akuntasi. Hubungan profitabilitas berkaitan dengan keputusan-keputusan antara lain keputusan investasi yaitu sebagai pengaturan anggaran dan proyeksi keuntungan. Penelitian yang dilakukan Wahyuningsih (2001) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. 3.1.6 Pengaruh Firm Size Terhadap Keputusan Investasi Menurut Smith (1997) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mungkin suatu faktor yang penting bukan hanya sebagai proksi agency cost tetapi juga disebabkan biaya transaksi yang berkaitan dengan ukuran perusahaan. penelitian yang dilakukan Adele sebuah dan Ariyo (2008), Jangili dan Kumar (2010), Li et al. (2010), Ruiz-Porras dan Lopez-Mateo (2011) menunjukkan Firm berpengaruh positif terhadap Keputusan Investasi. Alasannya adalah bahwa perusahaan besar harus memiliki akses yang lebih baik ke sumber modal eksternal, arus kas yang lebih stabil dan lebih beragam dari yang kecil. Oleh karena itu, ini menyebabkan kegiatan investasi insentif. 27 Berdasarkan uraian kerangka pemikiran teoritis tersebut diatas, maka dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Struktur Modal (X1) Cash Flow (X2) Current Ratio Keputusan Investasi (X3) Kesempatan Investasi (X4) ROI (X5) Firm Size (X6) 3.2 Hipotesis Penelitian Berdasarkan masalah pokok dan kerangka pikir serta tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Struktur Modal (X1) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi 2. Cash Flow (X2) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi 3. Current Ratio (X3) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi 4. Kesempatan investasi (X4) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi 5. ROI (X5) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi 6. Firm Size (X6) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 ObjekPenelitian Objek dari penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur Food and Beverages yang listing dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) pada periode penelitian tahun 2010 hingga tahun 2014. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahan manufaktur food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2010 sampai dengan 2014 yang mempublikasikan laporan keuangannya dalam Indonesian Stock Exchange (IDX) , ICMD pada tahun 2010 hingga tahun 2014. 4.2.2 Sampel Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode Purpossive Sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan terbuka yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Adapun tujuan dari metode ini untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Adapun kriteria penentuan sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaannya harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memberikan laporan keuangan berturut-turut secara lengkap di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010, 2011, 2012,2013,2014. 28 29 2. Perusahaannya harus termasuk dalam kelompok perusahaan food and beverages. Setelah dilakukan pemeriksaan data berdasarkan kriteria yang dibuat maka dari 18 perusahaan hanya mengambil 9 perusahaan, terdapat beberapa perusahaan yang dalam periode 2010,2011,2012,2013,2014 pernah tidak memberikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia. 3. Seluruh perusahaan yang diteliti masih beroperasi selama kurun waktu penelitian (selama periode tahun 2010 hingga tahun2014). Berdasarkan kriteria sampel diatas, maka dalam penelitian ini diperoleh sampel sebanyak14 perusahaan. Proses pemilihan sampel tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Pemilihan sampel penelitian No Kriteria Jumlah 1 Saham perusahaan yang masih aktif dibidang perdagangan yang 18 terdaftar di BEI yaitu perusahaan Manufaktur selama tahun 2010-214 2 Perusahaan yang didelisting dari bursa efek Indonesia 3 3 Perusaahaan yang tidak memiliki laporan keuangan yang tidak 6 lengkap berdasarkan penelitian yang akan diteliti 4 Perusahaan Manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dan rasio 9 secara lengkap sesuai dengan variabel yang akan diteliti berdasarkan sumber yang digunakan 30 4.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data tentang perusahaan manufaktur food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010-2014 yang diperoleh dari Indonesian Stock Exchange(IDX)dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). Data tersebut berasal dari laporan keuangan perbankan yang di audit dan di publikasikan di Bursa Efek Indonesia melalui website BEI yaitu http://www.idx.co.id, dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD) yang dicantumkan pada situs resmi Bank Indonesia(www.bi.go.id). 4.4 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumenter, yaitu dengan cara pengumpulan data-data yang berkaitan dengan variabel-variabel sebagai deteksi keputusan investasi. Metode dokumentasi/studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan teori-teori atau konsep yang dapat dipakai dalam pembahasan masalah penelitian yang meliputi dokumendokumen yang sudah ada maupun jurnal dan majalah yang kemudian dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan yaitu mengenai jenis, ketersediaan data, cara memperoleh data, dan gambaran cara mengolah data. 4.5 Metode Analisis Data 4.5.1 Statistik Deskriptif Analisis Statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dengan melihat tabel deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran mean,nilai minimal dan maksimal 31 serta standar deviasi semua variabel tersebut. pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. 4.5.2 Pengujian Asumsi Klasik Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, heterokedastisitas. dan autokorelasi. 4.5.2.1 Uji Normalitas Tujuan uji normalitas menurut Ghozali (2005: 111) adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melihat normalitas data dalam penelitian ini yaitu: 1. Histogram, yaitu pengujian dengan menggunakan ketentuan bahwa data normal berbentuk lonceng (Bell shaped). Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Jika data menceng ke kanan atau menceng ke kiri berarti memberitahukan bahwa data tidak berdistribusi secara normal. 2. Grafik Normality Probability Plot, ketentuan yang digunakan adalah : a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regesi memenuhi asumsi normalitas b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 32 4.5.2.2 Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali(2011),ujimultikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variable bebas(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidakterjadi korelasi di antara variable independen. Dasar yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas dalam model regresi (Ghozali, 2011) adalah: 1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifika nmempengaruhi variable dependen. 2. Menganalisis matrikkorelasi variabel-variabel independen. Jika antar variable independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (lebih dari 0,09), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas 3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), suatu model regresi yang bebas dari masalah multikolonieritas apabila mempunyai nilai toleransi ≤ 0,1dannilai VIF ≥ 10. 4.5.2.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t sebelumnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi digunakan uji Durbin Watson. Uji ini akan menghasilkan nilai d, yang akan 33 menentukan ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi pada batas-batas tertentu. Hipotesis yang diuji adalah: Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0) HA : ada autokorelasi (r ≠ 0) Keputusan ada tidaknya autokorelasi menurut Ghozali (2001): 1. Jika 0 < d < dl, maka hipotesis nol ditolak, yang berarti ada autokorelasi positif. 2. Jika dl ≤ d ≤ du, maka tidak ada keputusan. 3. Jika 4-dl < d < 4, maka hipotesis nol ditolak, yang berarti ada autokorelasi negatif. 4. Jika 4-du ≤ d ≤ 4-dl, maka tidak ada keputusan. 5. Jika du < d < 4-du, maka hipotesis nol tidak ditolak, yang berarti tidak ada autokorelasi. 4.5.2.4 Uji Heterokedastisitas Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 108) uji heterokedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik yaitu homokedastisitas. Pengujian dilakukaan dengan Scatter-Plot dengan menggunakan SRESID dan ZPRED pada sofiware IBM SPSS Statistics.Dasar pengambilan keputusannya : 34 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas. 4.5.3 Regresi Linear Berganda Model analisis yang digunakan adalah model analisis regresi linear berganda yang diolah melalui pengolahan IBM SPSS Statistics 22. Model ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan persamaan sebagai berikut: Model regresi linier berganda: INV = β0 + β1SM+ β2CF + β3 CURRENT + β4KESINV + β5ROI + β6FZ+ e INV = Keputusan Investasi SM = Struktur Modal CF = Cash Flow CURRENT = Current Ratio Sebagai Proksi Likuiditas KESINV = Kesempatan Investasi ROI = Return On Investment Sebagai Proksi Profitabilitas FZ = Firm Size e = error term 35 Model regresi linear berganda yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi syarat asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. 4.5.4 Pengujian Hipotesis Penelitian Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata – rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel yang diketahui. Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistic apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Hâ‚€ ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Hâ‚€ diterima. 4.5.4.1 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. 36 4.5.4.2 Uji secara Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel terikat. Bentuk pengujian: H0 : b1= b2= b3= b4= b5= 0, artinya variabel Struktur Modal, Cash Flow (CF), likuidity (current ratio), Kesempatan Investasi, dan Profitability (ROI) yang terdapat pada model ini tidak dapat dipakai untuk mengestimasi variabel Keputusan Investasi. H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya variable Struktur Modal, Cash Flow (CF), likuidity (current ratio), Kesempatan Investasi, dan Profitability (ROI) yang terdapat pada model ini dapat dipakai untuk mengestimasi variabel Keputusan Investasi. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikansi (α) = 5%. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah: Terima H0 bila Fhitung≤Ftabel Tolak H0 (terima H1) bila Fhitung> Ftabel 4.5.4.3 Uji secara Parsial (Uji t) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujian: H0 : b1=b2=b3= b4= b5= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Struktur Modal, Cash Flow (CF), likuidity (current ratio), Kesempatan Investasi, dan Profitability (ROI) terhadap Keputusan Investasi. 37 H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Struktur Modal, Cash Flow (CF), likuidity (current ratio), Kesempatan Investasi, dan Profitability (ROI) terhadap Keputusan Investasi. Pada penelitian ini nilai thitungakan dibandingkan dengan ttabelpada tingkat signifikan (α) = 5%. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah: H0 diterima jika : -ttabel ≤ thitung≤ ttabel H1 diterima jika : thitung > ttabel thitung≤ - ttabel 4.6 Definisi Operasional Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Untuk mempermudah dalam penganalisian maka tiap variabel akan didefinisikan secara operasional. 1. Keputusan Investasi Keputusan investasi sebagai variabel dependen adalah suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang atau permasalahan bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk – bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam dan komposisi dari investasi akan mempengaruhi dan menunjang tingkat keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Dirumuskan sebagai selisih total aktiva tahun berjalan dengan total aktiva tahun sebelumnya yang kemudian dibagi dengan total aktiva tahun sebelumnya (Saragih:2008). 38 Keputusan investasi = Total Aktiva t – Total Aktiva t-1 Total Aktiva t-1 (Sumber : Saragih:2008, Moh’d, et al, :1995, Fama, et al, :2000) Keterangan: TA t : Total Aktiva tahun berjalan TA t-1 :Total Aktiva tahun lalu 2 . Struktur Modal Dalam penelitian ini struktur modal diukur dengan membandingkan antara total hutal yang dimiliki perusahaan dengan modal sendri. Total hutang terdiri dari hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek dan modal sendiri terdiri dari modal saham dan laba ditahan. Menurut Helfert (1997:97) struktur modal dapat dihitung dengan rumus : DER = Total Hutang Total Modal Sendiri Sumber : (Helfert 1997:97) 3 Cash Flow Perusahaan denagna rus kas besar mampu untuk membiayai seluruh atau sebagian suatu proyek investasi baru. Walaupun proyek investasi baru didanai oleh utang baru maka arus kas yang besar mempertahankan kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan pokok utang dan bunga utang baru tersebut. Sebaliknya, arus kas yang kecil mengurangi kemampuan perusahaan untuk 39 membiayai investasi baru atau untuk membayar utang baru yang diterbitkan untuk mendanai investasi baru. Cash flow =netincome + penyusutan dan/atau amortisasi aktiva tetap Sumber : Hidayat :2010) Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan yang memiliki arus kas relative besar akan termotivasi untuk meningkatkan jumlah investasinya. Sedangkan perusahaan yang memiliki arus kas relative kecil cenderung mengurangi jumlah investasinya. 4. Likuiditas Likuiditas sebagai variabel independen yang diproksikan dengan current rasio. Menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang dimiliki emiten dalam membayar kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi rasio, semakin baik. Current ratio/ rasio lancar = Aktiva Lancar/Harta Lancar Kewajiban Lancar/Hutang Lancar (Sumber : Hidayat:2010) 5. Kesempatan investasi Kesempatan investasi di proksikan Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE). Rasio MVE/BVE mencerminkan bahwa pasar menilai return dari nvestasi perusahaan akan lebih besar di masa depan dari return yang diharapkan dari ekuitasnya. 40 MVE/BVE = Jumlah Lembar Saham Beredar x Closing Price Total Ekuitas (Sumber : Smith & Watt:1992, Fama& French:1998, Hasnawati:2005) Keterangan : Closing Price = Harga penutupan saham 6. Profitabilitas Profitabilitas diukur dengan proksi ROI (Return On Investment). Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. ROI = Laba bersih setelah pajak Total Investasi (Sumber: Rachman: 2009) 7. Firm Size Ukuran perusahaan merupakan ukuran besarnya perusahaan berdasarkan jumlah asset yang dimilikinya.Ukuran untuk menentukan variable ini adalah log natural dari total assets. Size dapat dirumuskan sebagai berikut: Size = Ln to Total Assets (Sumber : Chrutchley dan Hansen, 1989) 41 Variabel-variabel penelitian dan definisi operasional dalam penelitian ini dapat disajikan dalam Tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3 Ringkasan Definisi Operasional Variabel No Jenis variabel Definisi Pengukuran 1 Keputusan Investasi Selisih total aktiva tahun berjalan dengan total aktiva tahun sebelumnya yang kemudian dibagi dengan total aktiva sebelumnya. 2 Struktur Modal Perbandingan hutang dengan modal sendiri 3 Cash Flow Aliran kas bersih yang merupakan hasil dari EAT plus depresiasi 4 Likuiditas Keuangan perusahaan menghasilkan kas yang dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek Referensi Sumber : Saragih:2008, Moh’d, et al, :1995, Fama, et al, :2000 DER = Total Hutang Total Modal Sendiri Sumber : Helfert:1997:97 Sumber: Hidayat:2010 Sumber: Hidayat:2010 Nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar. Sumber : Smith & Watt:1992, Fama& French:1998, Hasnawati:2005 5 Kesempatan Investasi 6 Profitabilitas Kemampuan perusahaan menghasilkan laba ROI = laba bersih setelah pajak Total investasi Sumber: Rachman: 2009 Firm Size log natural total assets Size = Ln to Total Assets Sumber : Chrutchley dan Hansen, 1989) 7 dari BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan khususnya perusahaan makanan dan minuman yang telah mengeluarkan laporan keuangan secara kontinu dari tahun 2010-2014 periode waktu penelitian. Dalam siklus kegiatan perusahaan food and beverages ini hanya menghasilkan produk- produk makanan dan minuman sebagai output dari barang produksi perusahaan, seperti snack, biskuit, susu kemasan dan lainnya. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan perusahaan makanan dan minuman yang masuk dalam kategori industri manufaktur di BEI. Dalam metode purposive sampling yakni pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan atau kriteria, maka diperoleh 9 sampel penelitian dari 18 perusahaan yang masuk dalam sector kategori food and beverages yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama periode tahun 2010-2014. Sebelum membahas mengenai pembuktian hipotesis, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai kondisi dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. 1. PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk Riwayat perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dimulai pada tahun 1959 ketika bapak Tan Pia Sioe mendirikan perusahaan bihun cap”Cangak Ular” di Sukoharjo, Jawa Tengah. Perusahaan ini menghasilkan bihun jagung dengan 42 43 visi menghasilkan produk yang berkualitasdengan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Pada tahun 1978 bapak Tan Pia Sioe meninggal, kepemimpinan diambil alih oleh bapak Priyo Hadisusantopada tahun 1980, proses produksi mengalami moderinisasidengan pembelian mesin dari Taiwan dan berhasil pemimpin pasar daerah Jawa Tengah dan Jogjakarta. PT Tiga Pilar Food Tbk, didirikan pada tahun 1992 oleh generasi ketiga dan menjadi perusahaan publik pada tahun 2002. PT Tiga Pilar Sejahtera didirikan di Sukoharjo Jawa Tengah dengan produk bihun beras dan mie kering. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mampu meraih sebagai pemimpin pasar di Indonesia dan memperluas jaringan ke Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Lampungdan Bali. Pada tahun 1995 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mendirikan pabrik di Karanganyar dengan produk mie kering. Pada tahun 1999, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk di tunjuk oleh Internasional Relief Development (IRD) sebagai lembaga swadaya masyarakat dari Amerika yang bekerja sama dengan departement pertanian Amerika (USDA) dalam penyediaan mie kering bersubsidi untuk masyarakat kelas bawah. Tahun 2000, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk membangun industri makanan terpadu seluas 25 Ha di Sragen yang dijadwalkan selasai tahun 2003. Pada tahun 2001, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mulai relokasi pabrik baru di Sragen dan memasuki bisnis produksi makanan dengan membangun unit produksi mie instan. Pada tahun 2002, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbkmenerapkan sistem manajement modern untuk mencapai peningkatan yang berkelanjutandalam produk dan efisiensi. Pada tahun tersebut PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 44 mendapat sertifikat ISO 9001 : 2000 dari BISQA Assasment dan pada tahun 2005 mendapat sertifikat HACCP. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki dua kategori produk yaitu produk makanan dalam kemasan dan produk industrial. Perbedaan dari kedua produk tersebut adalah tenyang bagaimana produk itu dikonsumsi secara langsung tanpa perlu diolah terlebih dahulu. Produk yang termasuk dalam produk kemasan antara lain mie instan, bihun instant, biskuit, wafer dan permen. Produk industrial harus dioalh terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Produk yang termasuk produk industrial antara lain mie kering dan bihun kering. Target market untuk produk makanan dalam kemasan adalah penjual makanan. Terlepas dari segi bisnis dan teknologi baru PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk memiliki kelebihan tersendirisebagai perusahaan yang sadar akan kewajiban sosial dan lingkungan. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, telah melakukan berbagai macam upaya untuk menjamin keberlangsungan hidup dengan diperolehnya AMDAL dan juga mengunakan instalasi pengolahan limbah (IPAL) berstandar modern untuk manajemen pengolahan limbah. Visi : 1. Menjadi perusahaan modern yang memproduksi makanan dan minuman dalam kemasan yang berikan nilai tambah tinggi kepada pelanggan. 2. Masuk dalam 5 besar produsen makanan dan minuman di Indonesia tahun 2010 dan kawasan Asia Tenggara pada tahun 2020. Misi : 45 1. Kami menyajikan makanan dan minuman dalam kemasan yang berkualitas dengan harga terjangkau oleh setiap lapisan masyarakat Indonesia. 2 Kami bekerja melandaskan falsafah dan nilai-niai perusahaan yang menjunjung tinggi pemuasan harapan pelanggan dengan mengendalikan pada penawaran produk-produk yang inovatif dan dengan ketersediaan produk yang berkesinambungan. 2. PT Delta Djakarta Tbk. PT Delta Djakarta didrikan pada tahun 1932 (“perseroan”) oleh suatu kelompok uasaha Jerman yang pada awalnya bernama Archipel Brouwerij NV, selanjutnya kelompok usaha Belanda mengambil alih Perseroan dan mengubah namamnya menjadi NV De Oranje Brouwerij. Tahun 1970, Perseroan berubah nama menjadi dengan namayang dikenal saat ini, PT Delta Djakarta. Pada tanggal 27 februari 1984, PT Delta Djakarta menjadi salah satu dari kelompok pertama perusahaan-perusahaan yang telah mencatat sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan membuka jalan untuk berkembang sebagai salah satu pemain utama pada industri bir di negeri ini. Pada tahun 1993, PT Delta DjakartaTbk menjadi bagian dari perusahaan makanan, minuman dan kemasan terbuka terbesar di Asia Tenggara pada saat San Miguel Corporation yang berkedudukan di Filipina, mengakuisisi kepemilikan saham mayoritas Perseroan. Pemegang saham utama Perseroan lainnya adalah Pemerinta Daerah DKI Jakarta. Pada tahun 1997, Perseroan memindahkan pabriknya dari Jakarta Utara kelokasi operasinya saat ini di bekasi. 46 Perseroan memiliki anak perusahaan PTJangkar Delta Indonesia yang didirikan pada tahun 1998 yang bertindak sebagai distributor tunggal PT Delta Djakarta Tbk, dengan jaringan distribusi yang tersebar dari mejandi Sumatera Utara sampai ke Jayapura di Papua. Pada tahun 2004, perseroan mengakuisisi kepemilikan saham PT San Miguel Indonesia Foods and Beverages yang berdomisili di Cibitung Bekasi. Perseroan memproduksi dan mendistribusikan produk Bir pilsener dan Bir hitam untuk pasar domestik dengan merek dagang Anker Bir, Anker Stout, Carlsberg, San Miguel Pale Pilsen, San Mig Light and Kuda Putih, serta produk minuman non-alkohol dengan merek dagang sodaku. Perseroan juga memproduksi dan mengekspor berbagai merek bir pilsener. Misi: 1) Memproduksi minuman berkualitas dan aman dengan biaya optimal, yang akan memberikan hasil terbaik untuk pelanggan, melaui karyawan dan mitra bisnis yang handal. 2) Memberi keuntungan yang terbaik kepada pemegang saham. 3) Memberi kesempatan kepada karyawan untukmengembangkan kemampuan diri dari profesionalisme di lingkungan kerja. 4) Peduli terhadap masyarakat sekitar dan lingkungan pesudahaan. Visi: Menjadi nomor satu di pasar minuman berbasis malt di Indonesia. 3. PT Indofood Sukses Makmur Tbk Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk, (“Indofood atau perseroan”) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food 47 Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi hingga pengelolaan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasar. Kini, indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka disetiap kategori bisnisnya. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya indofood dari ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari empat kelompok usaha strategis (“group”) yang saling melengkapi. Produk konsumen bermerek (“CBP”). Kegiatan usahanya di laksanakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP”), yang sahamnya tercatan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sejak tanggal 7 oktober 2010. ICBP merupakan salah satu produsen makanan dalam kemasan terkemuka di Indonesia yang memiliki berbagai jenis produk makanan dalam kemasan. Berbagai merek produk ICBP merupakan merek-merek yang terkemuka dan dikenal di Indonesia untuk makanan dalam kemasan. Bogasari memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dari pasta. Kegiatan usaha grup ini didukung oleh unit perkapalan dan kemasan. Agribisnis kegiatan operasional di bidang agribisnis di jalankan oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk (“SIMP”) dan PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (“Lonsum”) yang sahamnya tercatat di BEI, serta merupakan anak perusahaan Indofood Agri Resources Ltd. ( “IndoAgri”), yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Singapur. Kegiatan usaha utama grup ini meliputi penelitian dan pengembangan, pembibitan, pemuliaan dan pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran minyak goreng, margarin dan shortening bermerek. Di 48 samping itu, kegiatan usaha grup ini juga mencakup pemuliaan dan pengolahankaret dan tebu serta tanaman lainnya. Distribusi memiliki jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia. Grup ini mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen indofood dari anak-anak perusahaannya serta berbagai produk pihak ketiga. Visi: Perusahaan Total Food Solutions Misi: 1) Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutab. 2) Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi kami. 3) Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan. 4) Meningkatkan stakeholders’ values secara berkesinambungan. 4. PT. Mayora Indah Tbk PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama berlokasi di Tangerang. Menjadi perusahaan publik pada tahun 1990. Bidang dan Kegiatan Usaha Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memiliki 6 (enam) divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi, Di Indonesia, Perseroan tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing masing. Produk-produk hasil inovasi Perseroan tersebut diantaranya : Permen Kopiko, pelopor permen kopi; Astor, pelopor wafer stick; 49 Beng Beng, pelopor wafer caramel berlapis coklat; Choki-choki, pelopor coklat pasta; Energen, pelopor minuman cereal; Kopi Torabika Duo dan Duo Susu, pelopor coffee mix. Hingga saat ini, Perseroan tetap konsisten pada kegiatan utamanya, yaitu dibidang pengolahan makanan dan minuman. Sesuai dengan tujuannya, Perseroan bertekad akan terus menerus berupaya meningkatkan segala cara dan upaya untuk mencapai hasil yang terbaik bagi kepentingan seluruh pekerja, mitra usaha, pemegang saham, dan para konsumennya. Jumlah Karyawan dan Sumber Daya Manusia Jumlah karyawan Perseroan per 31 Desember 2010 seluruhnya 7.090 orang atau bertambah 867 orang dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 6.223 orang. Menjadikan Sumber Daya Manusia menjadi semakin berkwalitas terus menerus diprogramkan oleh Divisi Sumber Daya Manusia Perseroan. Diantaranya adalah dengan semangat menumbuhkan “Learning Culture” dilingkungan Perseroan. Seiring dengan perhatian dan komitmen dari manajemen pada pengembangan Sumber Daya Manusia, metode metode SDM dengan konsep “Talent Management” terus dikembangkan, dengan demikian Perseroan dapat menjawab tantangan percepatan dunia usaha dengan ketersediaan SDM yang mamadai. Saat ini satu lagi kemajuan yang telah diraih, yaitu adanya “Human Resource Information System” dimana prosedur kepersonaliaan dan perekrutan yang diadakan dapat terkoneksi dengan baik sehingga “people development” berbasiskan kompetensi termasuk dengan penataan “grading structure” dapat lebih dimaksimalkan. Konsep “Talent Management” pun dapat lebih dimaksimalkan dengan upaya menjaring tidak hanya lulusan lulusan baru yang 50 berprestasi untuk dipersiapkan menjadi “Future Leader” melalui “Mayora Development Program”, namun Perseroan juga memberi kesempatan kepada seluruh karyawan yang potensial untuk berkembang melalui “Mayora Development Program – Internal Source”. Visi dan Misi Perusahaan: 1) Menjadi produsen makanan dan minuman yang berkualitas dan terpercaya di mata konsumen domestik maupun internasional dan menguasai pangsa pasar terbesar dalam kategori produk sejenis. 2) Dapat memperoleh Laba Bersih Operasi diatas rata rata industri dan memberikan value added yang baik bagi seluruh stakeholders Perseroan. 3) Dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan dan negara dimana Perseroan berada. 5. PT. Prasidha aneka Niaga Tbk PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (IDX:PSDN) merupakan perusahaan multinasional yang kegiatan dan usaha utamanya adalah pengolahan dan perdagangan karet remah, kopi bubuk, kopi instan, serta kopi biji. Produksi karet remah dilakukan Kantor Cabang Perseroan di Palembang, Sumatera Selatan. Produksi kopi bubuk, kopi instan dan ekstrak kopi dilakukan oleh anak perusahaan Perseroan yaitu PT. Aneka Coffee Industry di Sidoarjo, Jawa Timur. Pengolahan kopi biji dilakukan di Kantor Cabang Perseroan di Palembang dan Bandar Lampung dan anak Perusahaan PT. Aneka Bumi Kencana di Surabaya. Perseroan didirikan dengan Akta Pendirian nomor 7 tanggal 16 April 1974, semula bernama PT Aneka Bumi Asih dan berkedudukan di Jakarta. Mendapat Pengesahan dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman nomor Y.A.5/358/23 51 tanggal 3 Oktober 1974 dan diumumkan dalam Berita Negara nomor 37 tanggal 10 Mei 1994, Tambahan nomor 2488. Berdasarkan Akta Nomor 189 tanggal 25 April 1984, telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Nomor C2-4686.HT.01-04.Th.84 tanggal 21 Agustus 1984, didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Palembang tanggal 11 September 1984 dibawah Nomor 84/1984, dan telah diumumkan dalam Berita Negara tanggal 10 Mei 1994 Nomor 37 Tambahan Nomor 2489, tempat kedudukan Perseroan dipindahkan dari Jakarta ke Palembang. Dengan Akta nomor 39 tanggal 29 Desember 1993 tentang Perubahan Anggaran Dasar, Perseroan berganti nama menjadi PT Prasidha Aneka Niaga (PAN) dan telah mendapat Persetujuan Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan nomor C2-3792. HT.01.04.TH.94 tanggal 1 Maret 1994, yang diumumkan dalam Berita Negara nomor 40 tanggal 20 Mei 1994 Tambahan nomor 2678. Dalam rangka melakukan Penawaran Umum, Perseroan merubah seluruh Anggaran Dasarnya dengan Akta nomor 127 tanggal 10 Mei 1994 dan telah mendapat Persetujuan Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan nomor C2-10.238.HT.01.04.TH.94 tanggal 5 Juli 1994 yang diumumkan dalam Berita Negara nomor 58 tanggal 21 Juli 1995 Tambahan nomor 6079. Pada tanggal 24 Mei 1994 Perseroan telah menandatangani Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek dengan Bursa Efek Jakarta, disusul pada tanggal 1 Juni 1994 dengan Bursa Efek Surabaya dengan jumlah 30.000.000 (tiga puluh juta) saham Perseroan dengan nilai nominal Rp1.000,- untuk ditawarkan kepada masyarakat dengan harga Penawaran Rp3.000,- per saham. Pada tanggal 22 52 September 1994, Perseroan mendapatkan Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran nomor S-1645/PM/1994 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal. Perseroan telah menerbitkan Prospektus pada tanggal 26 September 1994 dalam rangka Penawaran Umum atas sahamnya. Penawaran Perdana telah dilakukan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 18 Oktober 1994. Dengan Akta nomor 7 tanggal 10 April 1997 tentang Perubahan Anggaran Dasar yang telah mendapatkan Persetujuan dengan Surat Keputusan Menteri Kehakiman nomor C2-3797.HT.01.04.TH.97 tanggal 15 Mei 1997 serta Penerimaan Laporan Perubahan Anggaran Dasar nomor C2-HT.01.04A.7887 tanggal 15 Mei 1997, Anggaran Dasar Perseroan disesuaikan dengan UndangUndang Perseroan Terbatas nomor 1 tahun 1995 dan Undang-Undang Pasar Modal nomor 8 tahun 1995, yang telah di umumkan dalam Berita Negara nomor 43 tanggal 30 Mei 1997 Tambahan nomor 2135. Dalam perubahan Anggaran Dasar tersebut selain dibagikan saham bonus, nilai Nominal Saham dari Rp.1.000,- per saham berubah menjadi Rp.500,- per saham. Modal Dasar Perseroan ditingkatkan dari 300.000.000 (tiga ratus juta) saham dengan nilai Rp.300.000.000.000,- (tiga ratus miliar rupiah) menjadi 1.440.000.000 (satu miliar empat ratus empat puluh juta) saham dengan nilai Rp.720.000.000.000,(tujuh ratus dua puluh miliar rupiah). Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh menjadi 360.000.000 (tiga ratus enam puluh juta) saham dengan nilai Rp.180.000.000.000,- (seratus delapan puluh miliar rupiah) Dengan Persetujuan RUPS tanggal 27 Juni 2001 diputukan saham Perseroan (kode PSDN) terhitung 53 mulai tahun 2001 menyatakan keluar (Delist) dari pencatatan di Bursa Efek Surabaya. Berdasarkan Akta Nomor 42 tanggal 8 November 2004, yang pelaporannya telah diterima dan dicatat dalam Database Sisminbakum Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor C-28241 HT.01.04. TH.2004 tanggal 10 November 2004, Modal Ditempatkan dan Di setor Penuh Perseroan menjadi 1.440.000.000 (satu miliar empat ratus empat puluh juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya Rp.720.000.000.000,- (tujuh ratus dua puluh miliar Rupiah). Berdasarkan Akta nomor 10 tanggal 20 Oktober 2008. Perubahan Seluruh Anggaran Dasar ini untuk disesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas nomor 40 Tahun 2007 serta Peraturan Bapepam-LK nomor IX.J.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK nomor Kep-179/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan mana telah mendapat Persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia nomor AHU- 97905.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 18 Desember 2008 dan terdaftar dalam Daftar Per seroan nomor AHU- 0123352.AH.01.09 Tahun 2008 tanggal 18 Desember 2008. Dalam Perubahan Anggaran Dasar ini, domisili Perseroan pindah dari Palembang ke Jakarta Selatan. Alamat kedudukan Perseroan sekarang di Plaza Sentral – Lantai 20, Jl. Jenderal Sudirman No. 47, Jakarta Selatan 12930. Terakhir Anggaran Dasar Perseroan diubah berdasarkan Akta Nomor 267 tanggal 29 Nopember 2011 yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-04784. AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 54 30 Januari 2012 dan telah didaftar dalam Daftar Perseroan Nomor AHU-0007786. AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 30 Januari 2012. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut sehubungan dengan Kuasi Reorganisasi yang dijalankan dengan pengurangan nilai nominal saham dari Rp.500,- menjadi Rp.175,- per saham dan pengurangan Nilai Modal Dasar dari Rp.720.000.000.000,- (tujuh ratus dua puluh miliar Rupiah) menjadi Rp.252.000.000.000,- (dua ratus lima puluh dua miliar Rupiah) yang terbagi atas 1.440.000.000 (satu miliar empat ratus empat puluh juta) lembar saham serta pengurangan Modal Ditempatkan yang telah disetor penuh dari Rp.720.000.000.000,- (tujuh ratus dua puluh miliar Rupiah) menjadi Rp.252.000.000.000,- (dua ratus lima puluh dua miliar Rupiah) yang terbagi atas 1.440.000.000 (satu miliar empat ratus empat puluh juta) lembar saham. 6. PT. Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (d/h PT Putra Sejahtera Pioneerindo) didirikan pada tahun 1983. Menjadi salah satu perusahaan pertama di Indonesia yang memperkenalkan model restaurant cepat saji berbahan dasar ayam dengan nama dagang California Pioneer Chicken, terwaralaba Pioneer Take Out dari Amerika Serikat, Perusahaan tumbuh menjadi salah satu restoran cepat saji favorit masyarakat berkat kualitas produk dan layanannya. Pada tahun 1989, setelah tujuh tahun menempa pengalaman dan teruji dalam penguasaan pasar, Perusahaan meningkatkan diri dari franchisee menjadi franchisor yang memproduksi dan memasarkan merek sendiri,yaitu California Fried Chicken (CFC). Basis usahapun diperkuat dengan membentuk franchise 55 dan mendirikan anak perusahaan, yaitu PT Putra Asia Perdana Indah dan PT Mitra Hero Pioneerindo, guna mendukung penuh kinerja Perusahaan dengan pola kemitraan terpadu yang dijalankan sebagai sebuah kekuatan sinergi untuk memacu pertumbuhan usaha. Selain CFC, Perusahaan melakukan ekspansi bisnis dengan menggarap peluang pasar berikutnya, melalui Cal Donut pada tahun 1993. Kepercayaan publik adalah hal penting dan senantiasa dijaga. Itu sebabnya Perusahaan senantiasa menjaga stabilitas dan kontinuitas usaha yang berpegang teguh kepada komitmen kualitas. Perusahaan mencatatkan diri sebagai Perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) pada bulan April 1994. Pada tahun 1996, Perusahaan sekali lagi membuat langkah penting dalam sejarah usahanya dengan membuka Sapo Oriental, sebuah restoran keluarga yang disambut baik oleh masyrakat, membuktikan kemampuan Perusahaan dalam mengenali pasar. Perusahaan senantiasa mengikuti perkembangan dunia usaha khususnya industri makanan cepat saji. Meningkatnya persaingan dan kesadaran masyarakat akan makanan sehat merupakan tantangan bagi Perusahaan untuk terus bertumbuh. Untuk menjawab tantangan tersebut, pada tahun 2001 Perusahaan melakukan revitalisasi yang ditandai dengan perubahan nama Perusahaan menjadi PT Pioneerindo Gourmet International Tbk. Saat ini Perusahaan telah berkiprah selama 31 tahun, selama kurun waktu tersebut banyak manfaat yang telah disumbangkan kepada masyarakat Indonesia, diantaranya dapat menciptakan lapangan kerja, memperkaya cita rasa kuliner Indonesia, ikut aktif dalam berbagai kegiatan Corporate Social Responsibility – 56 CSR dan lain sebagainya. Dari sisi dalam Perusahaan juga terus menyesuaikan diri dengan permintaan pelanggan seiring dengan perubahan zaman, dengan melakukan improvisasi kualitas di segala bidang, seperti : produk, tampilan outlet serta layanan. Dalam pelaksanaannya Perusahaan menyadari masih banyak kekurangan yang harus dilakukan, namun dengan ketulusan dan kerja keras segenap karyawan, Perusahaan berkenyakinan kekurangan yang ada dapat diatasi. Untuk mewujudkan Perusahaan menjadi restoran pilihan utama dari pelanggan. Pada akhir tahun 2014, Perusahaan memiliki 273 gerai dengan 3 merek dagang dan didukung oleh 2.056 karyawan tetap. 7. PT. Sekar Laut Tbk PT Sekar Laut Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri, pertanian, perdagangan, dan pembangunan, khususnya dalam industri kerupuk, saos dan bumbu masak. Proses produksi krupuk telah dilakukan oleh pendiri sejak tahun 1966, dimulai dari industri rumah tangga. Pada tahun 1876 PT Sekar Laut didirikan dan produksinya mulai dikembangkan dalam skala industri besar. Pada tahun 1996, proses pembuatan krupuk telah dikembangkan dengan teknologi modern, yang mengutamakan kebersihan, kualitas dan nutrisi. Kapasitas produksi krupuk juga meningkat. Produk krupuk dipasarkan didalam dan diluar negeri. Perusahaan juga telah berkembang dan memproduksi saos tomat, sambal, bumbu masak dan makanan ringan. Produk-produknya dipasarkan dengan merk “FINNA”. Selain pemasaran produk sendiri, perusahaan juga bekerja sama dengan perusahaan makanan lainnya, didalam membantu memproduksikan dan menyuplai produk makanan sesuai kebutuhan masing-masing. 57 Pada tanggal 8 September 1993 sahamnya didaftar untuk diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. PT. Pangan Lestari adalah anak perusahaan yang bergerak dibidang industri untuk produk-produk PT. Sekar Laut Tbk dan Sekar Group pada umumnya, serta produk makanan lainnya. PT. Pangan Lestari juga menangani distribusi produk-produk konsumen produksi lokal maupun impor. Jaringan distribusi melalui cabang-cabang di kota-kota besar di daerah Jawa dan Bali. PT Pangan Citarasa Nusantara, direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2016, di bidang perdagangan dan industri makanan. PT CJ Cheijedang Lestari dan PT CJ Food Lestari, adalah perusahaan patungan dengan perusahaan Korea, CJ Cheiljedang, di bidanng produksi makanan dan distribusi. Visi : 1. Membuat komunitas dunia lebih tahu akan produk-produk makanan dengan kualitas produk yang bagus, sehat dan bergizi. 2. Mempertahankan posisi sebagai perusahaan nomor satu dalam bidang industri krupuk. Misi : 1. Membantu mengolah sumber daya alam Indonesia yang berlimpah dengan tujuan untuk menyediakan makanan yang bergizi dan berkualitas. 2. Membantu memberi pangan masyarakat seluruh dunia. 3. Membantu membangun da meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia. 58 8. PT. Tunas Baru Lampung Tbk Didirikan tahun 1973, PT. Tunas Baru Lampung menjadi salah satu anggota kelompok usaha Sungai Budi yang dibentuk tahun 1974 dan menjadi salah satu perintis industri pertanian di Indonesia. Keterlibatan tersebut berasal dari keinginan mendukung kemajuan negara dan memanfaatkan keunggulan kompetitif Indonesia di bidang pertanian. Saat ini, kelompok usaha Sungai Budi merupakan salah satu pabrikan dan distributor pertanian terbesar di Indonesia berbasis produk konsumen. Anggota yang lain dalam kelompok usaha Sungai Budi adalah perusahaan publik PT Budi Starch & Sweetener Tbk, pabrikan tepung tapioka terbesar dan paling terintegrasi di Indonesia. Sejak PT Tunas Baru Lampung mulai beroperasi di Lampung pada awal 1970, Perseroan telah berkembang menjadi salah satu produsen minyak goreng terbesar dan termurah. PT Tunas Baru Lampung pertama kali terdaftar dalam Bursa Efek Jakarta tanggal 14 Februari 2000. Perseroan juga memasuki pasar yang baru tahun 1996 di Jawa Timur dengan mengakuisisi sebuah pabrik penyulingan minyak goreng. Perseroan melihatnya sebagai pintu gerbang memasuki pasar Indonesia Timur lainnya seperti Kalimantan, Bali, Lombok, Maluku dan Papua. Sejak akuisisi ini, Perseroan telah meningkatkan efisiensi pabrik penyulingan Jawa Timur dan memperluas kapasitas produksi di tahun 1999. Perseroan juga telah meningkatkan kapasitas pabrik penyulingan dan membangun pabrik CPO kedua di Lampung meneruskan hasil Penawaran Umum Pertama, sejak tahun 2000. Dan mengakusisi PT Agro Bumi Mas di tahun 2004 , yang 59 menjadikan Perseroan memiliki pabrik pengolahan CPO yang ketiga. Pada saat ini Perseroan sedang membangun pabrik CPO di daerah Bengkulu, Lampung Timur dan Riau. Perseroan bertekad meningkatkan produksi dan menjaga kualitas produk-produk Perseroan. Sebagai tambahan untuk minyak goreng nabati, Perseroan juga memproduksi, stearine, minyak sawit, minyak inti sawit dan produk lain seperti sabun cream dan sabun cuci dengan memanfaatkan asam lemak, sebagai produk sampingan hasil pengolahan CPO. VISI : “Menjadi produsen Minyak Goreng nabati dan turunannya yang terintegrasi penuh dengan biaya produksi yang rendah dan ramah lingkungan” MISI : 1. Mencari dan mengembangkan peluang pertumbuhan yang terintegrasi di bisnis inti kami dengan tetap menjaga pengeluaran biaya yang terkontrol. 2. Ikut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar bisnis unit. 3. Menjaga dan mempromosikan standar lingkungan hidup yang baku di dalam segala aspek pengembangan , produksi serta pengolahan dengan menerapkan standar GMP dan GAP . 4. Mengembangkan tim manajemen yang professional yang berintegritas tinggi dan di dukung oleh sumber daya manusia yang terampil dan termotivasi. 5. TBL Group tetap berpegang teguh pada nilai nilai Group yang telah teruji waktu. Nilai – nilai tersebut telah membantu kami dalam membentuk 60 hubungan yang akrab dan erat dengan pemangku kepentingan . Kami sangat menghargai hubungan ini dan akan berupaya untuk memastikan bahwa kepercayaan tersebut akan tetap menjadi pilar pertumbuhan TBL Group. 9. PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk Bermula dari usaha keluarga yang dirintis sejak awal tahun 1960an oleh Bapak Achmad Prawirawidjaja (alm), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (“Perseroan”) dari tahun ke tahun terus berkembang, dan saat ini telah menjadi salah satu perusahaan yang cukup terkemuka di bidang industri makanan & minuman di Indonesia. Pada periode awal pendirian Perseroan bergerak di bidang susu murni yang pada saat itu pengolahannya dilakukan secara sederhana. Pada pertengahan tahun 1970an Perseroan mulai memperkenalkan teknologi pengolahan secara UHT (Ultra High Temperature) dan cara pengemasan dengan kemasan karton aseptik (Aseptic Packaging Material). Pada tahun 1975 Perseroan mulai memproduksi secara komersial produk minuman susu cair UHT dengan merk dagang “Ultra Milk”, tahun 1978 memproduksi minuman sari buah UHT dengan merk dagang “Buavita”, dan tahun 1981memproduksi minuman teh UHT dengan merk dagang “Teh Kotak”. Sampai saat ini Perseroan telah memproduksi lebih dari 60 macam jenis produk minuman UHT dan terus berusaha untuk senantiasa memenuhi kebutuhan dan selera konsumen-konsumennya. Perseroan senantiasa berusaha untuk 61 meningkatkan kualitas produk-produknya, dan selalu berusaha untuk menjadi market leader di bidang industri minuman aseptik. Pada tahun 1982 Perseroan memperoleh lisensi dari Kraft General Food Ltd, USA, untuk memproduksi dan memasarkan produk keju dengan merk dagang “Kraft”. Pada tahun 1994 kerjasama ini ditingkatkan dengan didirikannya perusahaan patungan PT Kraft Ultrajaya Indonesia, dan Perseroan telah ditunjuk sebagai exclusive distributor untuk memasarkan produk yang dihasilkan oleh PT Kraft Ultrajaya Indonesia. Namun, sejak tahun 2002 – untuk bisa berkonsentrasi dalam memasarkan produk sendiri - Perseroan tidak lagi memasarkan produk yang dibuat oleh PT Kraft Ultrajaya Indonesia. Pada tahun 1994 Perseroan melakukan ekspansi usaha dengan memasuki bidang industri Susu Kental Manis (Sweetened Condensed Milk), dan di tahun 1995 mulai memproduksi susu bubuk (Powder Milk). Pada tahun 2008 Perseroan telah menjual merk dagang “Buavita” dan “Go-Go” kepada PT Unilever Indonesia.Perseroan melakukan kerjasama produksi dengan beberapa perusahaan multi nasional seperti Unilever, Morinaga, dan lain-lain. Pada bulan Juli 1990 Perseroan melakukan penawaran perdana saham sahamnya kepada masyarakat (Initial Public O_ering = IPO). Visi: Menjadi perusahaan industri makanan dan minuman yang terbaik dan terbesar di Indonesia, dengan senantiasa mengutamakan kepuasan konsumen, serta menjunjung tinggi kepercayaan para pemegang saham dan mitra kerja perusahaan. 62 Misi: Menjalankan usaha dengan dilandasi kepekaan yang tinggi untuk senantiasa berorientasi kepada pasar/konsumen, dan kepekaan serta kepedulian untuk senantiasa memperhatikan lingkungan, yang dilakukan secara optimal agar dapat memberikan nilai tambah sebagai wujud pertanggung-jawaban kepada para pemegang saham. 5.1.2 Gambaran Umum Variabel 5.1.2.1 Perkembangan Keputusan Investasi Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keputusan Investasi yang diukur dengan rumus selisih total aktiva tahun berjalan dengan total aktiva tahun sebelumnya yang kemudian dibagi dengan total aktiva sebelumnya. Rasio ini akan mencerminkan suatu kebijakan atau keputusan yang diambil untuk menanamkan modal pada satu atau lebih aset untuk mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Adapun perkembangan Keputusan Investasi pada perusahaan food and beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran (Tabel 5.1 hal. 96). berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Keputusan Investasi adalah sebesar 20,18% diartikan bahwa secara rata-rata return atas investasi terhadap aktiva tetap yang diharapkan oleh investor dimasa yang akan datang sebesar 20,18%. Perusahaan manufaktur food and beverages yang memiliki rata-rata Keputusan Investasi tertinggi adalah PT. Pioneerindo gourmet Internasional Tbk, yaitu sebesar 103,42% pada tahun dimana peningkatan terdapat pada kas dan setara kas, investasi tersedia untuk dijual, piutang usaha pihak ketiga serta 63 persediaan dan penambahan aktiva tetap berupa peralatan, renovasi dan pembelian gedung baru. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata keputusan investasi terendah adalah PT.Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar 0,31% pada tahun 2013 hal ini disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah dan naiknya biaya utilitas serta kenaikan upah yang tinggi. 5.1.2.2 Perkembangan Struktur Modal Struktur Modal membandingkan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek dan modal sendiri terdiri dari modal saham dan laba ditahan.Secara teori untuk menunjang kelangsungan hidup perusahaan, maka diperlukan pendanaan dan struktur modal. Struktur modal sendiri merupakan pendanaan yang bersumber dari komposisi modal eksternal dan internal. Adapun perkembangan Struktur Modal pada perusahaan food and beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran (Tabel 5.2 hal. 96). Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata struktur modal sebanyak 1,01 kali. Hal ini menunjukkan bahwa hutang lebih dominan atau 1,01 kali lipat lebih besar dalam mendanai operasi perusahaan dibandingkan modal sendiri. Perusahaan yang memiliki rata-rata struktur modal tertinggi adalah PT. Tunas Baru Lampung Tbk sebanyak 2,46 kali pada tahun 2013 yang berarti perusahaan memiliki hutang yang lebih besar dibanding dengan modal sendiri. Peningkatan ini dikarenakan penambahan fasilitas pinjaman bank untuk membiayai kegiatan investasi perseroan.Sebaliknya perusahaan yang memiliki 64 rata-rata struktur modal terendah adalah PT. Delta Djakarta Tbk sebanyak 0,19 kali pada tahun 2010 yang berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya 5.1.2.3 Perkembangan Cash Flow Arus kas yang digunakan sebagai proxy untuk kekayaan bersih internal perusahaan. Hal ini dihasilkan oleh jumlah laba bersih setelah pajak dan penyusutan/amortisasi. Arus kas merupakan faktor penentu penting bagi keputusan investasi dari perusahaan karena jika perusahaan memiliki arus kas masuk yang cukup, dapat dimanfaatkan dalam kegiatan investasi. Adapun perkembangan rata-rata cash flow pada perusahaan food and beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran (Tabel 5.3 hal. 97). Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata cash flow adalah 0,45 kali yang berarti bahwa rasio ini kurang dari 1 menunjukkan sumber kas internal tidak cukup untuk mempertahankan dividen dan tingkat pertumbuhan saat ini. Perusahaan yang memiliki rata-rata cash flow tertinggi adalah PT. Delta Djakarta Tbk sebanyak 3,05 pada tahun 2013 yang berarti perusahaan tersebut mampu mempertahankan dividen dan tingkat pertumbuhan saat ini. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikkan laba bersih yang diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain, tekanan inflasi, meningkatnya biaya tenaga kerja dan bahan bakar minyak, pertumbuhan volume dan peningkatan beban produksi yang sebagian diakibatkan depresiasi nilai tukar rupiah. Sebaliknya perusahaan yang memiliki 65 rata-rata cash flow terendah adalah PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk sebanyak 0,07 pada tahun 2014. 5.1.2.4 Perkembangan Current Ratio Current ratio yang diukur dengan rumus aktiva lancar dibagi dengan hutang lanvar pada perusahaan manufaktur food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Rasio ini mencerminkan keuangan perusahaan mengahasilkan kas yang dapat memenuhi kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek. Adapun perkembangan current ratio pada perusahaan manufaktur food and beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran (Tabel 5.4 hal. 97). Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata current ratio adalah 2,15 kali yang berarti bahwa 2,15 kali aset lancar dapat membiayai hutang lancar. Perusahaan yang memiliki rata-rata current ratio tertinggi adalah PT. Delta Djakarta yaitu sebanyak 6,33 kali pada tahun 2010. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya penurunan kas dan kenaikkan piutang dan persediaan. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata current ratio terendah adalah PT. Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk yakni sebanyak 1,01 pada tahun 2010 yang disebabkan oleh penurunan pada kas dan setara kas, investasi jangka pendek persediaan dan biaya dibayar dimuka. 66 5.1.2.5 Perkembangan Kesempatan Investasi Kesempatan investasi di proksikan dengan Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE). Rasio (MVE/BVE) memcerminkan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran yang ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang yang diharapkan menghasilkan return yang lebih besar. Adapun perkembangan kesempatan investasi pada perusahaan food and beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran (Tabel 5.5 hal. 98). Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kesempatan investasi adalah 2,84 kali, yang berarti bahwa nilai pasar saham meningkat 2,84 kali lebih besar dari nilai buku perusahaan. Perusahaan yang memiliki rata-rata kesempatan investasi tertinggi adalah PT. Delta Djakarta Tbk yaitu 8,99 kali pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pasar lebih tinggi dari nilai bukunya,return saham akan menambah pendapatan perusahaan sehingga meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata kesempatan investasi terendah adalah PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk sebesar 0,52 pada tahun 2013 rendahnya nilai kesempatan investasi ini disebabkan oleh adanya pengurangan nilai nominal saham. 5.1.2.6 Perkembangan Return On Invesment (ROI) ROI dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dan untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. 67 Adapun perkembangan Return on invesment pada perusahaan food and beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran (tabel 5.6 hal. 98). Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata return on invesment adalah sebesar 9,49% yang berarti bahwa setiap 1% aktiva menghasilkan keuntungan bersih sebesar 9,49%. Perusahaan yang memiliki rata-rata return on invesment tertinggi adalah PT. Delta Djakarta Tbk 31,2% pada tahun 2013 yang berarti bahwa tingkat keuntungannya akan lebih tinggi peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan total kas dan peningkatan persediaan bahan pembungkus dan kemasan seiring dengan kenaikan volume penjualan. Sebaliknya perusahaan yang memiliki ratarata return on invesment terendah adalah PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk sebesar 4,54% pada tahun 2014 yang berarti perusahaan belum mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. 5.1.2.7 Perkembangan Firm Size Ukuran perusahaan merupakan ukuran besarnya perusahaan berdasarkan jumlah asset yang dimilikinya. Ukuran untuk menentukan variable ini adalah Log natural dari total asset. Adapun perkembangan firm size pada perusahaan food and beverages periode 2010-2014 yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran (tabel 5.7 hal. 99). Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat bahwa nilai ratarata firm size adalah sebesar 9.621.811 yang berarti bahwa total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki rata-rata firm size tertinggi adalah PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar 85.938.885 pada tahun 68 2014 yang berarti perusahaan tersebut memiliki jumlah asset yang akan berdampak pada peningkatan keputusan investasi yang dimiliki perusahaan. Sebaliknya perusahaan yang memiliki rata-rata firm size terendah adalah PT. Pieoneerindo Gourmet Internasional Tbk yakni sebesar 109.009 pada tahun 2010. 5.1.3 Analisis Data Dalam penelitian ini, analisis data menggunakan model regresi linear berganda yang diolah dengan program SPSS 22 for windows dengan variabel dependennya adalah Keputusan Investasi sedangkan variabel independennya adalah Struktur Modal ,Cash Flow, Current Ratio, Kesempatan Investasi, ROI dan Firm Size. 5.1.3.1 Deskriptif Statistik Variabel Penelitian Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi varian, maksimum, minimum, jumlah, jangkauan, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011). Nilai rata-rata menggambarkan tendensi atau pemusatan data, sedangkan standar deviasi,varian, dan jangkauan menggambarkan dispersi atau tingkat persebaran data. Berdasarkan hasil analisis deskriptif statistik yang dapat dilihat pada lampiran (Tabel 5.8 hal. 99). ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan didalam penelitian ini meliputi: jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi (ó) untuk masing-masing variabel. 69 Berdasarkan Tabel 5.8, maka dapat diketahui hasil statistik diskriptif bahwa rata-rata Keputusan Investasi ) Descriptive Statistics tersebut nampak bahwa dari 9 perusahaan sampel dengan 45 obyek pengamatan ( 9 x 5 ), rata-rata keputusan investasi sebesar 20,18 dengan nilai standar deviasi sebesar 24,88. Nilai maksimum variable keputusan investasi sebesar 10,42. Nilai minimum variabel keputusan investasi sebesar 0,31 Struktur Modal mempunyai rata-rata sebesar 1,0073 dengan standar deviasi sebesar 0,56772. Nilai maksimum untuk DER sebesar 2,46 dan nilai miummnya sebesar 0,19.Cash Flow mempunyai ratarata sebesar 0,4677 dengan standar deviasi sebesar 0,67370. Nilai maksimum untuk Cash Flow sebesar 3,05 sedangkan nilai minimumnya sebesar -0,07.Current Ratio mempunyai rata-rata sebesar 2,1527 dengan standar deviasi sebesar 1,26966. Nilai maksimum untuk Current Ratio sebesar 6,33 dan nilai minimumnya sebesar 1,01.Kesempatan Investasi mempunyai rata-rata sebesar 2,8353 dengan standar deviasi sebesar 2,24953. Nilai maksimum untuk kesempatan investasi sebesar 8,99 dan nilai minimumnya sebesar 0,52.ROI mempunyai rata-rata sebesar 9,4880 dengan standar deviasi sebesar 8,05121. Nilai maksimum untuk ROI sebesar 31,20 sedangkan nilai minimumnya sebesar 4,54.Firm Size mempunyai rata-rata sebesar 9621810,73 dengan standar deviasi sebesar 20508839,74. Nilai maksimum untuk firm size sebesar 85938885 sedangkan nilai minimumnya sebesar 109009. 5.1.3.2 Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah data penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan persamaan regresi linear berganda. Uji asumsi 70 klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang lolos dari uji asumsi klasik tersebut 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan cara yang termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal (Lampiran Gambar 5.1 hal. 100) Pada tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan pola distribusi normal. Sedangkan pada grafik normal P Plot menunjukkan bahwa titik titik pada grafik telah mendekati sumbu diagonalnya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa residual telah terdistribusi secara normal. (Lampiran Gambar 5.2 hal. 100) Pada tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan pola distribusi normal. Sedangkan pada grafik normal P Plot menunjukkan bahwa titik titik pada grafik telah mendekati sumbu diagonalnya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa residual telah terdistribusi secara normal. Untuk memperkuat hasil tersebut, maka dilakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.(Lampiran Tabel 5.9 hal. 81) 71 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2005).Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dengan melihat koefisien Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai Tolerance. Gangguan multikolinearitas tidak terjadi jika VIF di bawah 10 atau Tolerance di atas 0,1 (Lampiran Tabel 5.10 hal. 101) Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinearitas adalah jika mempunyai nilai Tolerance dibawah 1 dan nilai VIF dibawah 10. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa semua variabel bebas memiliki nilai Tolerance berada dibawah 1 dan nilai VIF jauh di bawah angka 10. Dengan demikian dalam model ini tidak ada masalah multikolinieritas. 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t sebelumnya. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi digunakan uji Durbin Watson. Uji ini akan menghasilkan nilai d, yang akan menentukan ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi pada batas-batas tertentu (Lampiran Tabel 5.11 hal. 102) Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 1,629; Sedangkan besarnya DW-tabel: dl (batas bawah) = 1,2874; du 72 (batas atas) = 1,7762; 4 – du = 2,2238; dan 4 – dl = 2,7126; maka dari perhitungan disimpulkan bahwa DW-test terletak pada daerah uji. Oleh karena nilai DW 1,629 lebih kecil daripada batas atas (du) 2,2238, maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi positif pada model regresi. 4. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda akan disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Untuk menentukan heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot, titik-titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, tersebar baik diatas maupundibawah angka 0 pada sumbu Y, bila kondisi ini terpenuhi maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi layak digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di tunjukan pada gambar 5.3 (Lampiran Gambar 5.3 hal. 102). Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 73 5.1.3.3 Analisis Regresi Linear Berganda Untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari setiap variabel, kita akan melakukan pengujian statistik dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Dalam analisis regresi ini ilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh Struktur Modal, Cash Flow,Likuiditas(Current Ratio), Kesempatan Investasi,Profitabilitas(ROI) dan Firm sizes dterhadap keputusan investasi. Berikut adalah hasil perhitungan koefisien regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22 for windows (Lampiran Tabel 5.12 hal. 103) Berdasarkan pada Tabel 5.12 dapat dilihat koefisien untuk persamaan regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut: Y = 161,406 – 3,381X1 – 15,569 X2 –7,528 X3 - 0,0241 X4 + 1,821 X5 - 0,208X6 +e Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Konstanta Angka kostanta sebesar 161,406 menunjukkan bahwa rasio Keputusan Investasi akan bernilai 161,406 jika semua variabel independen dianggap konstan. 2. Koefisien Regresi Variabel Struktur Modal memiliki nilai koefisien regresi sebesar – 3,381. Nilai koefisien regresi negative menunjukkan bahwa Struktur Modal berpengaruh negative terhadap Keputusan Investasi. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel Struktur Modal naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka 74 akan menurunkan Keputusan Investasi sebesar 3,381. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan Struktur Modal dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka keputusan investasi akan mengalami perubahan dengan arah yang berbeda. 3. Koefisien Regresi Variabel Cash Flow (CF) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -15,569. Nilai koefisien regresi negative menunjukkan bahwa CF berpengaruh negative terhadap keputusan investasi. Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel CF naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan keputusan investasi sebesar 15,569. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan CF dengan asumsi variabel lainnya tetap, maka keputusan investasi akan mengalami perubahan dengan arah yang berbeda. 4. Koefisien Regresi Variabel Likuiditas (Current Ratio) memiliki nilai koefisien regresi sebesar – 7,528.Nilai koefisien regresi negative menunjukkan bahwa Current Ratio berpengaruh negative terhadap keputusan investasi. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel Likuiditas (Current Ratio) naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan keputusan investasi sebesar 7,528. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikkan Likuiditas (Current Ratio) dengan asumsi variabel lainnya tetap maka keputusan investasi mengalami perubahan dengan arah yang berbeda. 75 5. Koefisien Regresi Variabel kesempatan investasi memiliki koefisien regresi sebesar – 0,241. Nilai koefisien regresi negative menunjukkan bahwa kesempatan investasi berpengaruh negative terhadap keputusan investasi. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel kesempatan investasi naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan keputusan investasi sebesar 0,241. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikkan kesempatan investasi dengan asumsi variabel lainnya, maka keputusan investasi akan mengalami perubahan dengan arah yang berbeda. 6. Koefisien Regresi Variabel Profitabilitas (ROI) memiliki nilai koefisien regresi sebesar 1,821. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan bahwa ROI berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel ROI naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan keputusan investasi sebesar 1,821 (18,21%). Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan ROI dengan asumsi variabel lainnya tetap maka keputusan investasi mengalami perubahan yang sama. 7. Koefisien Regresi Variabel Firm Size memiliki nilai koefisien regresi sebesar – 0,208. Nilai koefisien regresi negative menunjukkan bahwa Firm Size berpengaruh negative terhadap keputusan investasi. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel Firm Size naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan keputusan investasi sebesar 0,208 (20,8%). Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan 76 Firm Size dengan asumsi variabel lainnya tetap maka keputusan investasi mengalami perubahan yang berbeda. 5.1.3.4 Uji Koefisien Determinasi ( ) Selain untuk menguji hipotesis, analisis regresi berganda juga digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen serta untuk mengukur koefisien determinasi model penelitian. Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, maka digunakanlah koefisien determinasi. Dalam penelitian ini, nilai koefisien determinasi yang dipakai adalah nilai adjusted Rsquare. Tabel berikut ini menyajikan nilai koefisien determinasi dari model penelitian.( Lampiran Tabel 5.13 hal. 103). Tabel 5.13 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R2 adalah sebesar 0,731, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen bias menjelaskan sebesar 73,1 persen terhadap variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 26,9 persen dijelaskan oleh factor lain diluar model persamaan regresi. Sedangkan Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 13,89574. Makin kecil SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen yaitu Keputusan Investasi dangan variabel independen. 5.1.3.5 Pengujian Hipotesis Penelitian Dalam pengujian hipotesis ini digunakan untuk menguji apakah variabel bebas (struktur Modal, Cash Flow,Likuidity,Kesempatan Investasi,Profitabilitas n Firm size) mempunyai pengaruh baik secara parsial maupun simultan 77 berpengaruh terhadap variabel terikat yakni Keputusan Investasi. Adapun penjelasan dari pengujian hiposesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 5.1.3.6 Uji Secara Simultan (Uji-F) Uji-F dilakukuan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut ini merupakan hasil perhitungan Uji-F.( Lampiran Tabel 5.14 hal. 104) Tabel 5.14 menunjukkan bahwa F hitung adalah sebesar 17.179 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 (<0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara bersama-sama variable bebas dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Investasi, sehingga dapat di simpulkan bahwa H1 di terima. 5.1.3.7 Uji Secara Parsial (Uji-t) Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Uji-t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Tampilan output SPSS uji-t dapat dilihat tabel 5.15 (Lampiran Tabel 5.15 hal. 104) Berdasarkan tabel 5.15 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau (α ) = 0,05, variabel Struktur Modal diperoleh nilai sig = 0,470 > 0,05, hal ini berarti bahwa DER secara statistik berpengaruh negative tidak signifikan terhadap keputusan investasi. Variabel Cash Flow diperoleh nilai sig = 0,039 < 0,05, sehingga dapat dikatakan Cash Flow secara statistik berpengaruh negative 78 signifikan terhadap keputusan investasi. Variabel CR diperoleh nilai sig = 0,017 < 0,005 hal ini menunjukkan variabel CR berpengaruh negative signifikan terhadap keputusan investasi. Variabel kesempatan investasi diperoleh nil sig = 0,845 > 0,05 hal ini menunjukkan variabel kesempatan investasi mempunyai pengaruh negative tidak signifikan terhadap keputusan investasi. Variabel ROI diperoleh nilai sig = 0,001< 0,05, hal ini menunjukkan variabel ROI mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi. Variabel firm size diperoleh nilai sign = 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan variabel firm size mempunyai pengaruh negative signifikan terhadap keputusan investasi. Adapun pengujian yang dilakukan untuk memperoleh pengaruh yang signifikan dari kelima variabel terhadap Keputusan Investasi adalah sebagai berikut: 1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1) Hipotesis pertama menyatakan bahwa Struktur Modal berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi Struktur Modal sebesar -3,381. Hal ini menunjukkan Struktur Modal mempunyai pengaruh negative terhadap keputusan investasi. Probabilitas menunjukkan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,470, yang artinya bahwa variabel Struktur Modal secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan arah koefisien dari variabel Struktur Modal menunjukkan arah yang negative. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan struktur Modal berpengaruh positif terhadap keputusan investasi tidak dapat diterima atau ditolak. 79 2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2) Hipotesis kedua menyatakan bahwa Cash Flow berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi Cash Flow (CF) – 15,569. Hal ini menunjukkan Cash Flow mempunyai pengaruh yang negative terhadap keputusan investasi. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebasar 0,039 yang artinya bahwa variabel CF secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Denga demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan Cash Flow (CF) berpengaruh positif terhadap keputusan investasi tidak dapat diterima atau ditolak. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3) Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh negative terhadap keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi Current Ratio sebesar -7,528. Hal ini menunjukkan Current Ratio mempunyai pengaruh yang negative terhadap keputusan investasi. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari 0.05 yaitu sebesar 0,017, yang artinya variabel Current Ratio secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan arah koefisien dari variable Current Ratio menunjukkan arah yang negative. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan Current Ratio berpengaruh positif terhadap keputusan investasi tidak dapat diterima atau ditolak. 80 4. Pengujian Hipotesis Keempat (H4) Hipotesis keempat menyatakan bahwa kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi kesempatan investasi sebesar -,0,241. Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan investasi mempunyai pengaruh yang negative terhadap keputusan investasi. Probabilitas menunjukkan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,845, yang artinya bahwa variabel kesempatan investasi secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan arah koefisien dari variabel kesempatan investasi menunjukkan arah yang negative. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat yang menyatakan kesempatan investasi berpengaruh positif terhadap keputusan investasi tidak dapat diterima atau ditolak. 5. Pengujian Hipotesis Kelima (H5) Hipotesis kelima menyatakan bahwa ROI berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi ROI sebesar 1,821. Hal ini menunjukkan ROI mempunyai pengaruh yang positive terhadap keputusan investasi. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,001, yang artinya bahwa variabel ROI secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan arah koefisien dari variabel ROI menunjukkan arah yang positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kelima yang menyatakan ROI berpengaruh positif terhadap keputusan investasi diterima. 81 6. Pengujian Hipotesis Keenam (H6) Hipotesis keenam menyatakan bahwa Firm size berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. Berdasarkan tabel 5.15 koefisien regresi firm size sebesar -0,209. Hal ini menunjukkan firm size mempunyai pengaruh yang negative terhadap keputusan investasi. Probabilitas menunjukkan lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000, yang artinya bahwa variabel firm size secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Sedangkan arah koefisien dari variabel firm size menunjukkan arah yang negative. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam yang menyatakan firm size berpengaruh positif terhadap keputusan investasi tidak dapat diterima atau ditolak. 5.2 Pembahasan 5.2.1 Pembahasan Hipotesis Debt Equity to Ratio terhadap Keputusan Investasi Berdasarkan analisis regresi hasil yang diperoleh dari pegujian secara parsial (uji t) antara Debt to Equity Ratio terhadap keputusan investasi dengan nilai signifikan 0,470 yang berada diatas nilai signifikan 0,05. Maka Struktur Modal tidak signifikan terhadap keputusan investasi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya Struktur Modal tidak mempengaruhi besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan makanan dan minuman.Kenaikan Struktur Modal tidak memberikan pengaruh yang berarti pada perusahaan makanan dan minuman karena pihak manjemen mampu mengelolah modal yang berasal dari eksternal perusahaan dalam menghasilkan laba. Struktur 82 Modal adalah perbandingan antara hutang yang dimiliki perusahaan dan total ekuitasnya.Struktur Modal mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara dana pinjaman atau utang dan modal dalam upaya pengembangan perusahaan. Hasil penelitian ini di dukung oleh teori Trade Off Model yang berkesimpulan penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan (Hartono, 2003). Kemudian Packing Order teori menjelaskan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Bayu (2011), yang menyatakan bahwa struktur modal memiliki pengaruh yang negative terhadap keputusan invetasi. Namun penelitian yang dilakukan Saragih (2008) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. 5.2.2 Pembahasan Hipotesis Cash Flow (CF) terhadap Keputusan Investasi Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa cash flow menunjukkan arah yang negative terhadap keputusan investasi, terlihat dari koefisien regresi yang bertanda negative. 83 Nilai koefisien yang negative berarti ketika terjadi penurunan pada cash flow maka investasi akan menurun pula.cash flow yang negatif adalah situasi dimana pembayaran(dana yang keluar) selama jangka waktu tertentu melebihi arus kas masuk (dana yang masuk) pada periode yang sama. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prasetyantoko (2006) yang menemukan bahwa arus kas mempunyai pengaruh negatif terhadap investasi perusahaan, implikasinya bahwa kegiatan investasi harus dibiayai terutama oleh keuangan internal sebelum mengakses sumbersumber eksternal. Berbeda dengan peneltian yang dilakukan oleh Ruiz Porras (2011) menunjukkan bahwa cash flow bepengaruh positif terhadap keputusan investasi, setiap manajer perusahaan mempertimbangkan pembiayaan internal dalam membiayai peluang-peluang investasi perusahaan. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan pembiayaan internal, maka investasi perusahaan akan semakin tinggi. Nilai signifikansi lebih besar dari level of significant (0,039 < 0,050) menunjukkan Cash Flow memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Hal ini ditinjau dari teori keagenan menurut Hidayat (2010), adanya likuiditas perusahaan yang tinggi akan sensitif terhadap terjadinya konflik keagenan. Jika perusahaan menggunakan dana eksternal, maka perusahaan terikat dengan pihak pemberi pinjaman yang akan menentukan kondisi perusahaan, sehingga manajer tidak bisa membuat keputusan yang independen. Selain itu dengan menggunakan dana eksternal akan meningkatkan pengawasan oleh 84 pemegang saham. Oleh karena itu, penggunaan modal internal dapat mengurangi keterlibatan pengawasan dari pemegang saham atau pihak eksternal terhadap keputusan investasi yang dibuat oleh manajer. Sesuai dengan teori Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable (menguntungkan) umumnya meminjam dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan karena perusahaan mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena memerlukan external financing yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dana internal tidak cukup dan hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. 5.2.3 Pembahasan Hipotesis Current Ratio terhadap Keputusan Investasi Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa cuurent ratio menunjukkan arah yang negative terhadap keputusan investasi, terlihat dari koefisien regresi yang bertanda negative, berarti apabila current ratio meningkat maka keputusan investasi akan meningkat, dan sebaliknya apabila current ratio turun, maka keputusan investasi akan menurun. Nilai signifikansi lebih besar dari level of significant (0,017 < 0,050) menunjukkan Current Ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Current Ratio menggambarkan tingkat kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi hutang lancarnya. Semakin tinggi tingkat Current Ratio menunjukkan kinerja keuangan jangka pendeknya semakin baik. Tingginya Current Ratio bisa dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu jumlah cash flow, maupun tingkat kredibilitas perusahaan tersebut dalam hubungannya dengan 85 kreditur. Apabila pihak-pihak yang berkepentingan menggunakan rasio ini dalam menjalin kerjasamanya dengan perusahaan, maka pada giliran selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan berdasarkan harga saham penutupannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2001) yang menemukan bahwa current ratio berpengaruh negative dan signifikan terhadap keputusan investasi. Dimana pengaruh likuiditas terhadap keputusan investasi, hanya perusahaan yang memiliki likuiditas baik yang akan membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai (Suharli:2007). Sebaliknya, pihak manajemen perusahaan akan menggunakan potensi likuiditas yang ada untuk melunasi kewajiban jangka pendek ataupun mendanai operasi perusahaannya, dengan likuiditas yang baik nantinya akan menarik minat investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di perusahaan tersebut berbeda dengan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (2010) yang menemukan bahwa current ratio berpengaruh positif terhadap keputusan investasi. 5.2.4 Pembahasan Hipotesis Kesempatan Investasi terhadap Keputusan Investasi Secara empiris penelitian ini memperlihatkan bahwa kesempatan investasi menunjukkan arah yang negative terhadap keputusan investasi, terlihat dari koefisien regresi yang bertanda negative,berarti apabila kesempatan investasi menurunt, maka keputusan investasi akan menurun, sebaliknya apabila kesempatan investasi meningkat maka keputusan investasi juga akan meningkat. Nilai signifikansi lebih besar dari level of significant (0,845 > 0,050) menunjukan 86 kesempatan investasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. dengan alasan bahwa perusahaan tidak melakukan equity market timing. Menurut Saad dan Siagian (2011), adanya kendala keuangan (financial constraints), membuat perusahaan tidak dapat melakukan equity market timing, yaitu praktik perusahaan untuk menerbitkan saham pada saat valuasi harga saham perusahaan di pasar sedang tinggi serta membeli kembali saham pada saat valuasi pasarnya sedang rendah. Jika nilai persepsi investor terhadap perusahaan sedang tinggi namun perusahaan tersebut mengalami kendala keuangan, maka nilai persepsi investor tersebut tidak memicu perusahaan melakukan equity market timing seperti penerbitan saham baru, sehingga kendala keuangan memperlemah motivasi perusahaan untuk melakukan equity market timing. Pengaruh yang negative ini sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Moyen (2004) yang menyatakan bahwa kesempatan investasi berpengaruh negative terhadap keputusan investasi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Hidayat (2010:464) menyatakan bahwa jika terdapat kesempatan investasi yang menguntungkan, maka manajer berusaha mengambil peluang-peluang tersebut untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Karena semakin besar kesempatan investasi yang menguntungkan, maka investasi yang dilakukan akan semakin besar. 87 5.2.5 Pembahasan Hipotesis ROI terhadap Keputusan Investasi Secara empiris pnelitian ini memperlihatkan bahwa ROI menunjukkan arah yang positif terhadap keputusan investasi, terlihat dari koefisien regresi yang bertanda positif, berarti apabila ROI meningkat maka keputusan investasi akan meningkat, dan sebaliknya apabila ROI menurun, maka keputusan investasi juga menurun. Nilai signifikansi lebih kecil dari level of significant (0,001< 0,050) menunjukkan ROI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Hasil penelitian ini juga sesuai teori yang dikemukakan oleh Modigliani–Miller yang menyatakan bahwa nilai perusahaan akan tergantung hanya pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya (Brigham dan Houston, 2006: 70). Hal ini dapat diartikan bahwa dengan memaksimalkan penggunaan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghasilkan laba maka dapat meningkatkan nilai perusahaan berupa meningkatnya harga saham karena saham perusahaan direspon positif oleh investor. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2001) yang menyatakan bahwa ROI berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan investasi. Namun penelitian yang dilakukan oleh Hasibuan (2005) menyatakan bahwa variabel ROI bepengaruh negative terhadap keputusan investasi. 88 5.2.6 Pembahasan Hipotesis Firm Size terhadap Keputusan Investasi Secara empiris pnelitian ini memperlihatkan bahwa Firm size menunjukkan arah yang negative terhadap keputusan investasi, terlihat dari koefisien regresi yang bertanda negative. Nilai signifikansi lebih kecil dari level of significant (0,000< 0,050) menunjukkan Firm Size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan investasi. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ninh L.K. et al. (2007), Bokpin dan Onumah (2009) membuktikan bahwa ukuran perusahaan merupakan penentu negatif yang signifikan dari keputusan investasi. Alasannya adalah bahwa kemampuan manajemen atau sumber daya manusia tidak dapat mengendalikan segala sesuatu atau memenuhi persyaratan dalam perusahaan besar dengan demikian, mereka cenderung memiliki lebih sedikit investasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Adele sebuah dan Ariyo (2008), Jangili dan Kumar (2010), Li et al. (2010), Ruiz-Porras dan Lopez-Mateo (2011) telah membuat penemuan yang berlawanan. Alasannya adalah bahwa perusahaan besar harus memiliki akses yang lebih baik ke sumber modal eksternal, arus kas yang lebih stabil dan lebih beragam dari yang kecil. Oleh karena itu, ini menyebabkan kegiatan investasi insentif. 5.2.7 Pembahasan Secara Simultan (Uji-F) Dalam hasil penelitian yang dilakukan dalam pengujian secara simultan, menunjukkan hasil pengujian regresi pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa nilai Fhitung = 17.260 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena dari hasil diatas menunjukkan tingkat signifikansi lebih kecil dari α (0,05) yaitu sebesar 0,000, 89 yang artinya bahwa Struktur Modal, Cash Flow, Liquidity (current ratio), kesempatan investasi, profitability, dan Firm size (ROI) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi. Dari hasil penelitian yang diperoleh maka dari keenam variabel independen yakni,Cash Flow, Current Ratio, ROI dan Firm size memberikan kontribusi pengaruhnya terhadap keputusan investasi. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan setelah membahas hasil penelitian maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Current ratio berpengaruh negative signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. 2. Cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. 3. ROI berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. 4. Firm size berpengaruh negative signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014. 5. Secara bersama-sama current ratio, cash flow, ROI, firm size berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. 6. Factor yang paling dominan yang mempengaruhi keputusan investasi perusahaan food and beverages dari ketiga factor yang diteliti adalah ROI. 90 91 Hal ini karena kemampuan perusahaan mengahsilkan laba dan untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. 6.2 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti telah berusaha semaksimal mungkin tetapi masih terdapat beberapa keterbatasan sebagai berikut : 1. Sampel penelitian hanya dibatasi pada perusahaan food and beverages sehingga mengurangi generalisasi hasil. 2. Variabel yang diteliti hanya 6 variabel, variabel lain seperti suku bungan, inflasi, sales growth, business risk yang kemungkinan mempunyai pengaruh terhadap keputusan investasi belum diteliti 6.3 Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan maka disarankan sebagai berikut : 1. Periode penelitian sebaiknya diperpanjang karena memberikan gambaran yang lebih baik terhadap permasalahan yang diteliti. 2. Sebaiknya perusahaan yang menjadi sampel tidak hanya perusahaan food and beverages tetapi lebih luas misalnya perusahaan manufaktur karena hasilnya dapat lebih general. 3. Bagi peneliti yang ingin meneliti factor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi disarankan untuk meneliti factor-faktor lain misalnya tingkat suku bunga, inflasi, sales growth, atau business risk sehingga akan membuat temuan baru. 92 DAFTAR PUSTAKA Arifin, z 2005 Teori Keuangan dan Pasar Modal Yogyakarta Bapepam- LK, 2008: 22 Capital Asset Pricing Model (CAPM) atau Discounted Cash Flow (DCF) Bayu (2011) Pengaruh Financial Leverage Terhadap Keputusan Investasi dan Growth sebagai Variabel Moderasi. Bokpin, G.A., and J.M. Onumah, (2009), ‘An Empirical Analysis of the Determinants of Corporate Investment Decisions: Evidence from Emerging Market Firms’, International Research Journal of Finance and Economics, Issue. 33, pp. 134-141. Bursa Efek Indonesia laporan Keuangan Tahunan Http:// www.idx.co.id (online) Brigham, Eugene dan Houston, Joel F. 2001. Manajemen Keuangan II. Jakarta: Salemba Empat. Dhankar dan Boora. 1996 Cost of Capital, Optimal Capital Structure and Value of Firm Empirical Study of Indian Companies menggunakan modifikasi CAPM untuk penilaian biaya ekuitas (cost of equity) Hanafi, Mamduh M., 2003. ManajemenKeuangan. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta. Edisi 1. Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis InvestasiEdisi 2.Yogyakarta : BPFE-UGM. Hasibuan M. Soraya 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Perusahaan Makanan dan Minuman, Sekolah Pascasarjana USU,Medan (tidak dipublikasikan) 93 Husnan, Suad. 2003. Dasar-DasarTeori Protofolio dan Analisis Sekuritas Edisi 3. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Jensen, M. C. and Meckling, William H. 1976. Theory of The Firm : Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Jurnal of Financial Economics, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Modiglian, F. and Miller, M. (1958), ‘The Cost of Capital, Corporation Finance and the Theory of Investment’, American Economic Review, Vol. 48, No. 3, pp. 261-297 Prasetyantoko, Augustinus. 2006. Financial constraint and firm-level investment following a financial crisis in Indonesia Republik Indonesia, Undang-UndangNomor 8 Tahun 1995 TentangPasar Modal Riyanto, Bambang. 1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BPFE-UGM. Ruiz-Porras, Antonio & Lopez-Mateo, (2011), ‘Corporate governance, market competition and investment decisions in Mexican manufacturing firms,’ MPRA Paper 28452, University Library of Munich, Germany. Saragih, 2008 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Pada Perusahaan Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia, Universitas Sumatera Utara, Medan. Wahyuningsih, 2001, Analisis Hubungan Interpedensi Antara Keputusan Investasi, Hutang dan Deviden Perusahaan Properti go-public di Bursa Efek Jakarta, Media Riset Bisnis dan Manajemen, Volume 1 Nomor 3 Tahun 2001 Phan Thi Anh Dong 2013, Determinants of Corporate Investment Decisions: The Case of Vietnam Journal of Economics and Development Vol. 15, No.1, April 2013, pp. 32 - 48 94 . LAMPIRAN 95 LAMPIRAN I Tabel 4.2 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No Nama Perusahaan Kode 1 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 2 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 3 PT.Mayora Indah Tbk MYOR 4 PT. Pioneerindo Gourmet International Tbk PTSP 5 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN 6 PT. Sekar Laut Tbk SKLT 7 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 8 PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA 9 PT. Ultra Jaya Milk & Trading Company Tbk ULTJ Sumber : ICMD (Indonesian Capital Market Directory) 96 LAMPIRAN II 1. Perkembangan keputusan investasi Tabel 5.1 Sumber: Data Sekunder Diolah 2. Perkembangan Struktur Modal (DER) Tabel 5.2 Sumber: Data Sekunder Diolah 2016 97 3. Perkembangan Cash Flow Tabel 5.3 Sumber: Data Sekunder Diolah 2016 4. Perkembangan Current Ratio Tabel 5.4 Sumber: Data Sekunder Diolah 2016 98 5. Perkembangan Kesempatan Investasi Tabel 5.5 Sumber: Data Sekunder Diolah 2016 6. Perkembangan Return on Investment (ROI) Tabel 5.6 Sumber: Data Sekunder Diolah 2016 99 7. Perkembangan Firm Size Tabel 5.7 Sumber: Data Sekunder Diolah 2016 Tabel 5.8 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DER 45 ,19 2,46 1,0073 ,56772 CF 45 -,07 3,05 ,4467 ,67370 CR 45 1,01 6,33 2,1527 1,26966 KS 45 ,52 8,99 2,8353 2,24953 ROI 45 -4,54 31,20 9,4880 8,05121 FZ 45 109009,00 85938885,00 9621810,7333 20508839,73690 KI 45 ,31 103,42 20,1767 24,88170 Valid N (listwise) 45 Sumber: Data Sekunder Diolah 2016 LAMPIRAN III 100 Gambar 5.1 Uji Normalitas Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Gambar 5.2 Sumber : Data sekunder yang diolah,2016 101 Tabel 5.9 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 45 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation Most Extreme Differences 12,91359175 Absolute ,098 Positive ,098 Negative -,074 Test Statistic ,098 c,d Asymp. Sig. (2-tailed) ,200 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance. Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Tabel 5.10 Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1 Tolerance VIF (Constant) DER ,634 1,576 Cash Flow ,182 5,488 Current Ratio ,301 3,324 Kes. Investasi ,574 1,741 ROI ,261 3,832 Firm Size ,855 1,170 a. Dependent Variable: Kep. Investasi Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 102 Tabel 5.11 Uji Autokorelasi Model Summary Model 1 R ,855 R Square a b Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,731 ,688 13,89574 Durbin-Watson 1,629 a. Predictors: (Constant), Firm Size, Current Ratio, Kes. Investasi, DER, ROI, Cash Flow b. Dependent Variable: Kep. Investasi Sumber : Data sekunder yang diolah,2016 Gambar 5.3 Uji Heteroskedastisitas Sumber : Data sekunder yang diolah,2016 103 LAMPIRAN IV Tabel 5.12 Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Coefficients Std. Error Beta 161,406 18,747 -3,381 4,633 -15,569 Current Ratio T Sig. 8,610 ,000 -,077 -,730 ,470 7,284 -,422 -2,137 ,039 -7,528 3,008 -,384 -2,503 ,017 Kes. Investasi -,241 1,229 -,022 -,196 ,845 ROI 1,821 ,509 ,589 3,576 ,001 Firm Size -,208 ,029 -,651 -7,148 ,000 DER Cash Flow a. Dependent Variable: Kep. Investasi Sumber : Data sekunder yang diolah,2016 Tabel 5.13 Uji Koefisien Determinasi ( Model Summary Model 1 R ,855 R Square a ) b Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,731 ,688 13,89574 Durbin-Watson 1,629 a. Predictors: (Constant), Firm Size, Current Ratio, Kes. Investasi, DER, ROI, Cash Flow b. Dependent Variable: Kep. Investasi Sumber : Data sekunder yang diolah,2016 104 Tabel 5.14 Uji Secara Simultan (Uji-F) a ANOVA Model 1 Sum of Squares Regression Residual Total df Mean Square 19902,874 6 3317,146 7337,477 38 193,092 27240,351 44 F Sig. 17,179 b ,000 a. Dependent Variable: Kep. Investasi b. Predictors: (Constant), Firm Size, Current Ratio, Kes. Investasi, DER, ROI, Cash Flow Sumber : Data sekunder yang diolah,2016 Tabel 5.15 Uji Secara Parsial (Uji-t) Coefficientsa Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model 1 B (Constant) Std. Error 161,406 18,747 -3,381 4,633 -15,569 Current Ratio Coefficients Beta T Sig. 8,610 ,000 -,077 -,730 ,470 7,284 -,422 -2,137 ,039 -7,528 3,008 -,384 -2,503 ,017 Kes. Investasi -,241 1,229 -,022 -,196 ,845 ROI 1,821 ,509 ,589 3,576 ,001 Firm Size -,208 ,029 -,651 -7,148 ,000 DER Cash Flow a. Dependent Variable: Kep. Investasi Sumber : Data sekunder yang diolah,2016 105 LAMPIRAN V Penelitian Terdahulu No . Keterangan Peneliti Saragih (2008) Hasibuan (2012) 1. Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan konsumsi di bursa efek Indonesia Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi pada perusahaan makanan dan minuman di bursa efek Indonesia 2. Metode Analisis Analisis Regresi Linear Berganda Analisis Regresi Linear Berganda 3. Sampel 4. Negara 9 perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Indonesia Indonesia 14 perusahaan makanan dan 7 perusahaan minuman yang terdaftar di bursa efek indonesia Indonesia 5. Tujuan Untuk menguji dan menganalisis apakah laba bersih,struktur modal,ROI,total hutang, dan tingkat penjualan baik secara parsial mapun secara simultan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Untuk menguji pengaruh total aktiva, ROI, hutang bank, struktur modal dan tingkat penjualan 6. Variabel Endogen Nama Proxy Keputusan investasi 7. Variabel Eksogen Nama Nama Proxy Keputusan investasi Proxy Laba bersih Nama Total aktiva Struktur modal Proxy Total aktiva lancar dan total aktiva tetap Total hutang Total hutang/ total modal sendiri Total Hutang Total hutang jangka panjang dan total hutang jangka pendek ROI Tingkat penjualan ROI Tingkat penjualan Jumlah perusahaan satu periode Jumlah perusahaan satu periode Struktur modal 8. Hipotesis Laba bersih, struktur modal,total hutang,ROI, dan tingkat penjualan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap keputusan investasi Total aktiva,strutur modal,total hutang ,ROI dan tingkat penjualan baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap keputusan investasi 9. Hasil Hasil dari penelitian menunjukkan variabel laba bersih, struktur modal,total hutang,ROI, tingkat penjualan. Hasil dari penelitian menunjukkan variabel total aktiva, struktur modal,ROI, dan tingkat penjualan berpengaruh positif terhadap keputusan investasi 10. Future Research Disarankan untuk menelitian faktor-faktor lain misalnya tingkat suku bunga dan inflasi. - 106 No . Keterangan Peneliti Hidayat (2010) sandiar (2011) 1. Judul Analisis keputusan investasi dan financial constarins : studi empiris pada bursa efek Indonesia Growth Opportunity Dalam Memoderasi Pengaruh Leverage Dan Debt Maturity Terhadap Keputusan Investasi 2. Metode Analisis Analisis Regresi Linear Analisis Regresi linear berganda 3. Sampel 136 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama periode 2003-2007 45 perusahaan yang telah go public dan terdaftar di bursa efek Indonesia untuk periode 2006-2010 4. Negara Indonesia Indonesia 5. Tujuan Untuk menguji pengaruh likuiditas dan kesempatan investasi terhadap keputusan investasi dan financial constrains menguji Growth Opportunity Dalam Memoderasi Pengaruh Leverage Dan Debt Maturity Terhadap Keputusan Investasi 6. Variabel Endogen Nama Proxy Keputusan investasi 7. Variabel Eksogen Nama Proxy Keputusan investasi Nama Proxy Nama Cash low = net income+penyusutan Aktiva tetap leverage likuiditas Proxy Total liabilities/ total asset Kesemapatan investasi 8. Hipotesis 1. 2. 3. 9. Hasil Variabel CFAT memiliki koefisien positif dengan signigikansi pada level 1% Variabel moderasi BM*D yaitu interaksi antara BM dengan dummy NFC memiliki koefisien negative Variabel BM dan variabel moderasi CFAT*D yaitu interaksi antara CFAT dengan dummy perusahaan FC memiliki koefisien positif dan signifikansi pada level 5% 1. 1. Tidak interaksi antara leverage dan growth opportunity sebagai moderasi dalam mmpengaruhi keputusan investasi, dan growth opportunities mampu memoderasi debt maturity terhadap keputusan investasi. 2. 10. Future Research Likuiditas berpengaruh positirf terhadap keputusan investasi Kesempatan investasi berpengaruh terhadap keputusan investasi Leverage berpengaruh negative 107 No. Keterangan Peneliti Wahyuningsih (2001) Bayu (2011) 1. Judul Analisis hubungan interpedensi antara keputusan investasi,hutang,dividen perusahaan go publik di bursa efek Indonesia. Penagruh financial leverage terhadap keputusan investasi dan growth sebagai variabel moderasi 2. Metode Analisis Analisis Regresi Linear Analisis Regresi Linear Berganda 3. Sampel Perusahaan-perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia 130 perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia 2003-2007 4. Negara Indonesia Indonesia 5. Tujuan Untuk menguji pengaruh pertumbuhantingkat suku bunga. 6. Variabel Endogen 7. Nama hutang,dividen,ROI, Proxy Keputusan investasi Variabel Eksogen Nama Hipotesis Proxy 9. Hasil 10. Future Research Nama Financial leverage deviden Dividen per saham x jumlah saham ROI Laba bersih setelah pajak/ total investasi Pertumbuhan tingkat suku bunga Data BI Rate yang diterbitkan BI dalam periode bulanan 1. 2. 3. Nama Proxy Keputusan investasi hutang 8. Untuk menguji leverage terhadap keputusan investasi dan growth sebagai variabel moderasi. Keputusan investasi dan keputusan hutang positif Deviden negatif terhadap keputusan investasi ROI berpengaruh positif terhadap keputusan investasi 4. Pertumbuhan tingkat suku bunga berpengaruh negatif Keputusan investasi dan deviden adalah negatif, keputusan investasi dan hutang Adalah positif, keputusan hutang dan deviden tidak ada hubungan signifikan,. Tidak ada pula hubungan signifikan anatar keputusan investasi dan profitabilitas, tidak ada hungan signifikan keputusan deviden dan pertumbuhan, hubungan antara keputusan hutang dan profitabilitas negatif dan signifikan, hubungan antara keputusan hutang dan suku bunga adalah negatif dan signifikan. Struktur modal 1. 2. Proxy Total hutang/total aktiva X 100% Total hutang/modal sendiri Financial leverage berpengaruh nrgatif Struktur modal berpengaruh negatif Hasil penelitian menunjukan pengaruh financial leverage terhadap keputusan investasi dan growth tidak momedarasi hubungan tersebut. Hal ini berarti growth tidak memperkuat dan memperlemah antara leverage dengan keputusan investasi. 108 No. Keterangan Peneliti Ruiz-porras (2011) Anh Dong (2013) 1. Judul Corporate governance, market competition and invesment decision in mexicanmanufacturing firms Determinants of corporate invesment decisions: the case of Vietnam 2. Metode Analisis OLS regression OLS regression 3. Sampel It includes 12 classificatory groups of firms for each of the 182 industries 644 perusahaan yang listing di Vietnam 4. Negara Meksiko Vietnam 5. Tujuan Untuk menguji Corporate governance, market competition and invesment decision in mexicanmanufacturing firms. Untuk menguji pengaruh keputusan investasi di Vietnam 6. Variabel Endogen 7. Variabel Eksogen Nama Nama Proxy Invesment rate Ii,t / Ki, t-1= (Capital Expenditureending – Capital Expenditurebeginning) / Ki, t-1 Nama Gross fixed capital formation (Value of the fixed assets bought minus the value of the fixed assets sold) Proxy Proxy Nama Proxy Investment opportunities Ratio of production value to fixed capital stock Cash flow proxy for the internal net worth of a company. It is generated by the sum of net income after tax and depreciation and amortization. Market value of total assets = (Liability + stock price * number of tradable share + net asset per share * number of untradeable share) Leverage is the ratio of total liabilities to total assets Invesment Cash flow Firm size Net earnings Total value of fixed assets Tobin’s q: Leverage Sales growth Business risk: Firm size: 8. Hipotesis 1. 2. 3. Investment opportunities bepengaruh positif Cash flow bepengaruh positif Firm size berpengaruh positif 1. 2. 3. 4. 5. This is used as a proxy for a firm’s growth that may affect investment decisions. This variable is calculated from the Income Statements of firms. Business risk = standard deviation (Revenuet – Revenuet-1) / mean (Revenue) From previous research, there are three measurements of firm size, such as log value of total assets, total revenue, and total number of employees Higher cash-flow of firms will b associated with higher investment There will be a positive relationship between investment opportunities and investment rate of enterprises There will be positive or negative connection between leverage and investment. There will be a positive link between growth of sales and investment activities of firms. Higher business risk will be negatively or positively associated with investment rate of firms. 109 6. 9. Hasil 10. Future Research Hasil ini menunjukkan bahwa invesment opportunities,cash flow, dan firm size beprpengaruh positif signifikan. There will be positive or negative relationship between firm size and investment decisions. By adopting a static approach, the findings show that cashflow, fixed , business risk, leverage, and firm size are the key elements in making investment activities. Additionally, by using a dynamic approach, the results reveal that past investment also affects investment decisions at the firm level.