BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendistribusian adalah salah satu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai (jenis, jumlah, harga, tempat dan waktu) dengan yang diperlukan. Salah satu keunggulan suatu perusahaan yang perlu dicapai pada era saat ini adalah kemampuan jaringan distribusi yang baik agar produk yang berkualitas dapat tersampaikan ke konsumen secara tepat waktu. Keunggulan tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara tepat dalam melakukan penentuan rute distribusi, biaya distribusi, waktu perjalanan, jumlah kendaraan operasional dan mendayagunakan sumber daya lainnya dengan optimal. Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) dan CV Cita Nasional bekerja sama untuk memproduksi produk olahan susu. KPBS memiliki keunggulan dalam ketersediaan bahan baku yang berkualitas, sedangkan CV Cita Nasional memiliki keunggulan dalam ketersediaan teknologi pengolahannya. Produk olahan susu yang diproduksi oleh CV Cita Nasional terdiri dari 11 produk. Salah satu produk unggulannya adalah susu berpasteurisasi dengan berbagai macam variasi rasa dan bentuk kemasan. Tiga bentuk kemasan utama dari susu pasteurisasi yang 1 diproduksi adalah pack dengan isi 500 ml, cup dengan isi 160 ml, dan mini pack dengan isi 200 ml. Susu pasteurisasi yang diproduksi memiliki varian rasa yaitu putih manis, strawberry, coklat, tawar, dan manis madu. CV Cita Nasional menjual produk – produk tersebut ke konsumen melalui para penjual eceran yang bertanggung jawab kepada pengecer. Para pengecer ini bertanggung jawab untuk dapat memenuhi pasokan produk susu pasteurisasi yang akan dijual ke konsumen sehingga permintaan dari konsumen dapat terlayani. Oleh karena itu, produk – produk tersebut harus didistribusikan secara efektif dan efisien kepada para pengecer agar pasokan produk di pengecer tetap dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga CV Cita Nasional dapat memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan. Para pengecer CV Cita Nasional tergabung dalam sebuah wilayah distribusi yang menjadi tanggung jawab distributor. Dalam wilayah distribusi tersebut, pengecer tersebar dan memiliki sub wilayah yang menjadi tanggung jawab penjualannya. Setiap wilayah distribusi tersebut memiliki rute tertentu yang harus dilewati untuk dapat memenuhi pasokan produk di para pengecer yang tersebar ini. Melihat fakta bahwa KPBS dan CV Cita Nasional baru sekitar 9 bulan bekerja sama, maka produk - produk yang didistribusikan belum memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Pangsa pasar yang masih kecil tersebut, belum dapat menjamin tercapainya target pendapatan CV Cita Nasional dengan optimal. Hal ini tidak menutup kemungkinan dalam melakukan pendistribusian di areanya, distributor juga bekerja sama dengan bagian penjualan dan pemasaran CV Cita Nasional 2 untuk mengolah informasi mengenai permintaan konsumen terhadap produk – produk yang ada di wilayah distribusinya. Informasi ini diolah berdasarkan hasil penjualan yang dilakukan oleh para pengecer di sub wilayah penjualannya. Oleh karena itu selain memasok ke para pengecer, distributor juga berperan untuk memperkirakan jumlah pesanan produk yang diminta konsumen pada wilayah distribusinya dan menyampaikan informasi tersebut ke bagian produksi CV Cita Nasional. Proses pemenuhan permintaan konsumen yang cepat berguna untuk mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap produk maupun kapabilitas dari distributor – distributor CV Cita Nasional. Jumlah pesanan produk di pengecer yang beragam serta tingkat penggunaan biaya distribusi menjadi permasalahan yang dihadapi oleh CV Cita Nasional di tiap wilayah distribusinya. Distributor memiliki keterbatasan dalam kapasitas kendaraan operasional serta rute yang ditempuh oleh masing – masing kendaraan operasional untuk memasok para pengecer di wilayah distribusinya. Jarak pada rute yang ditempuh berpengaruh pada tingkat penggunaan biaya bahan bakar yang dialokasikan pada biaya total distribusi CV Cita Nasional. Oleh karena itu, diperlukan analisis terhadap rute distribusi yang sudah diterapkan beberapa distributor CV Cita Nasional. Analisis rute distribusi dilakukan untuk mengetahui apakah rute yang dipilih oleh CV Cita Nasional sudah efisien. Apabila belum, maka akan dicari solusi untuk menentukan rute pendistribusian yang lebih efisien. Dari uraian diatas, penelitian ini mengarah pada penentuan solusi rute distribusi terbaik produk CV Cita Nasional dengan pendekatan TS. 3 B. Rumusan Masalah CV Cita Nasional baru sekitar 9 bulan memproduksi produk – produknya sehingga wilayah persebaran produk tersebut masih belum terlalu luas. Wilayah pendistribusian produk baru mencakup 2 wilayah yaitu wilayah Bandung Selatan dan wilayah Bandung Barat. Kedua wilayah ini tergabung dalam satu wilayah distribusi yang diberi nama wilayah Bandung I oleh pihak CV Cita Nasional. CV Cita Nasional bekerja sama dengan distributor dalam menyalurkan produk ke konsumennya di wilayah Bandung I. Distributor bertanggung jawab untuk mendistribusikan produk ke para pengecer yang tersebar di wilayah distribusi tersebut. Para pengecer ini kemudian bertanggung jawab untuk melakukan penjualan di sub wilayah tertentu. Informasi mengenai pasokan produk di pengecer diperoleh oleh distributor berdasarkan laporan – laporan penjualan yang terkumpul dari pengecer. Selain itu, distributor juga dibantu oleh tenaga penjualan dan pemasaran CV Cita Nasional untuk mengolah informasi mengenai permintaan konsumen di wilayah distribusinya. Berdasarkan informasi mengenai pasokan produk di pengecer dan permintaan konsumen yang telah diperolehnya, distributor bertanggung jawab untuk melakukan pemesanan produk ke bagian produksi CV Cita Nasional agar pasokan produk di pengecer tetap terjaga dan memenuhi permintaan konsumen di wilayah distribusinya. Terdapat 20 pengecer yang berada di wilayah Bandung I dan pasokan produk para pengecer ini harus tetap terjaga agar memenuhi permintaan konsumen di sub wilayah penjualannya. Kendala yang dihadapi oleh distributor adalah keterbatasan 4 kapasitas kendaraan operasionalnya. Kapasitas maksimal dari kendaraan yang digunakan oleh distributor CV Cita Nasional adalah 200 krat. Kapasitas maksimal ini berkaitan dengan jumlah pasokan produk yang harus didistribusikan kepada para pengecer. Apabila jumlah pasokan produk melebihi kapasitas maksimal dari kendaraan operasional yang digunakan untuk distribusi, maka akan ada beberapa pengecer yang tidak dapat terlayani pasokan produknya dengan baik. Apabila distribusi tetap dipaksakan seperti itu, maka akan terjadi pergerakan bolak balik kendaraan operasional dari depot produk ke tempat para pengecer. Pergerakan bolak balik tersebut akan berdampak pada peningkatan biaya distribusi khususnya di biaya bahan bakar kendaraan operasional. Kendala lainnya adalah distributor hanya memiliki 3 hari dalam melakukan pendistribusian kepada para agen pengecer. Waktu yang terbatas ini dapat menambah resiko tidak terpenuhinya pesanan pengecer yang beragam. Selain 2 kendala diatas, jarak pada rute – rute yang sudah ditempuh oleh kendaraan operasional dalam mendistribusikan produk ke 20 pengecer di wilayah Bandung I menjadi kendala yang perlu dikaji karena berkaitan dengan faktor tingkat penggunaan biaya bahan bakar kendaraan operasional. Faktor ini dikaji karena dalam biaya total distribusi CV Cita Nasional juga dialokasikan biaya bahan bakar kendaraan operasional yang dikeluarkan untuk melakukan pendistribusian di wilayah Bandung I. Berdasarkan kendala – kendala yang sudah diuraikan tersebut, maka permasalahan yang dihadapi adalah menentukan rute distribusi agar biaya bahan 5 bakar dapat menjadi lebih efisien dengan melihat kendala kapasitas kendaraan operasional, tenggat waktu pendistribusian produk, dan rute – rute yang telah ditempuh kendaraan operasional di wilayah distribusi Bandung I dalam memenuhi pasokan produk ke 20 agen pengecer. Oleh karena itu, diperlukan penentuan rute distribusi agar kebutuhan pengecer dapat terpenuhi dan tingkat biaya penggunaan bahan bakar yang dikeluarkan oleh CV Cita Nasional menjadi lebih efisien. C. Batasan Masalah 1. Penelitian dilakukan pada sistem distribusi produk susu pasteurisasi CV Cita Nasional, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. 2. Kondisi jalan dianggap sama dan tanpa hambatan, dengan jarak dihitung menggunakan garis lurus. 3. Biaya distribusi yang dipertimbangkan adalah biaya penggunaan bahan bakar. 4. Metode pendinginan produk dalam truk pengiriman ketika melakukan transportasi menggunakan balok es sehingga sistem pendinginan pada truk pengiriman tidak mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar truk pengiriman. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Memahami rute awal distribusi produk CV Cita Nasional. 6 2. Menemukan alternative rute terpendek distribusi produk CV Cita Nasional sebagai solusi awal. 3. Mengoptimalkan solusi awal dengan algoritma TS. 4. Menentukan solusi rute distribusi terbaik produk CV Cita Nasional. E. Manfaat Penelitian 1. Membantu CV Cita Nasional khususnya para distributor untuk menentukan pilihan yang tepat mengenai rute distribusi produk susu pasteurisasi. 2. Membantu peneliti maupun pihak lain yang membaca penelitian ini dalam memahami CVRP dan pendekatan TS sebagai salah satu metode penyelesaian. 7