1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perusahaan adalah salah satu contoh bidang pergerakan usaha yang
tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat
dekat dengan risiko. Salah satu contoh yaitu sektor perusahaan manufaktur. Don,
Wendell, Paul & Michael (2007 : 360) mendefinisikan kegiatan perdagangan
internasional atau dikenal dengan perdagangan antar negara yang terjadi karena
didorong oleh beberapa faktor seperti adanya saling memenuhi kebutuhan barang
dan jasa dalam negeri, keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan
pendapatan negara serta adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu
pasar baru untuk dipasarkan ke negara lain. Hal tersebut berpengaruh pada
laporan keuangan perusahaan yang menunjukkan aktifitas operasional dengan
menggunakan mata uang asing yang berdampak memiliki kerugian nilai tukar
mata uang asing, kenaikan suku bunga serta potensi tingkat penjualan pada pasar
masa depan. Dampak dari transaksi mata uang asing maupun adanya
ketidakpastian pasar masa depan dapat menjadikan penurunan laba perusahan,
harga saham perusahaan, meningkatnya hutang perusahaan hingga jumlah
investor.
Alternatif untuk meminimalisir risiko adalah menggunakan hedging
atau lindung nilai. Prinsip hedging adalah menutupi kerugian posisi aset awal
1
2
dengan keuntungan dari posisi instrumen hedging. Hedging adalah bagian dari
instrumen derivatif. Tujuan penggunaan instrumen derivatif adalah sebagai alat
untuk mengendalikan risiko perusahaan yang disebabkan oleh adanya perubahan
harga, tingkat suku bunga dan nilai tukar mata uang. Risiko yang ditimbulkan
yang paling nyata dari perdagangan internasional dibandingkan dengan
perdagangan domestik ditimbulkan oleh adanya ketidakpastian kurs. Perubahan
kurs merupakan hal yang tidak terduga karena memiliki dampak penting pada
penjualan, harga, dan laba eksportir dan importer (Levi, 2001 : 6).
Fluktuasi tingkat inflasi dapat menimbulkan risiko bagi perusahaan,
sebagai contoh perusahaan manufaktur yang dalam operasionalnya membutuhkan
bahan baku untuk memproduksi barang. Fluktuasi inflasi membuat harga bahan
baku yang dibutuhkan perusahaan tidak stabil, hal ini menimbulkan masalah baru
bagi perusahaan. Apabila pada saat inflasi tinggi, menyebabkan harga bahan baku
meningkat dan membuat perusahaan membayar lebih dari jumlah yang
seharusnya dibayarkan. Apabila perusahaan menggunakan instrumen derivatif
sebagai aktifitas hedging, perusahaan dapat menetukan harga transaksi untuk
jangka waktu tertentu untuk menghindari fluktuasi harga yang disebabkan oleh
inflasi (Septama, 2012).
Kerugian lainnya adalah keuangan perusahaan dalam laporan
keuangan suatu perusahaan manufaktur yang menunjukkan perusahaan tersebut
mendapatkan beban lebih besar akibat eksposur valuta asing. Eksposur yang
paling umum berkaitan dengan ukuran keuangan, misalnya harga saham, laba,
pertumbuhan penjualan, dan sebagainya (Septama, 2012). Laporan keuangan
3
tercantum bahwa laba yang seharusnya lebih besar apabila tidak terkena dampak
nilai tukar mata uang asing tersebut bisa dirasakan secara luas, mulai dari
penurunan laba perusahaan, penurunan laba per saham, penjualan, harga, laba
ekspotir, laba importir dan diikuti dengan penurunan harga saham di pasar modal,
apabila
penurunan
harga
saham
tersebut
terjadi,
kemungkinan
dapat
mempengaruhi jumlah investor menjadi menurun dan perusahaan akan kehilangan
saluran pendanaan. Risiko tersebut muncul karena adanya kondisi ketidakpastian.
Ketidakpastian bisa berasal dari fluktuasi pergerakan aktivitas yang tinggi,
semakin tinggi fluktuasi, semakin besar tingkat ketidakpastiannya. Pada dasarnya
tidak ada perusahaan yang tidak berhubungan dengan pasar internasional.
Perusahaan di negara tertutup saja yang tidak akan terkena dampak dari aktivitas
negara lain. Perusahaan dapat dipastikan baik secara langsung ataupun tidak
langsung akan mengalami dampak dari aktivitas luar negeri sehingga terdapat
risiko akibat dari fluktuasi valuta asing (Donald & dkk, 2007 : 425).
Lindung nilai (hedging) adalah suatu strategi yang diciptakan untuk
mengurangi timbulnya risiko bisnis yang tidak terduga, di samping tetap
dimungkinkannya memperoleh keuntungan dari investasi. Aktivitas hedging dapat
dilakukan dengan menggunakan instrumen derivatif. Derivatif merupakan sebuah
instrumen yang diturunkan dari spot transaction dalam pertukaran internasional
(foreign exchange). Transaksi derivatif meliputi swap, option, exchange rate, spot
rate (Luciana, 2014 : 131).
Luciana (2014 : 135) mendefinisikan hedging transaksi terhadap mata
uang asing sebagai berikut :
4
Transaksi mata uang asing ini dapat terjadi karena jual beli barang
atau jasa, pembayaran atau penerimaan deviden, atau dapat juga
pembayaran atau penerimaan uang pokok dan bunga dari obligasi. Utang/
piutang mata uang asing diwujudkan pada tarif kurs yang berlaku saat ini
pada setiap tanggal neraca, dengan menghasilkan laba/rugi yang
mencerminkan pendapatan sekarang. Untuk forward contract yang
diadakan guna melindung utang/piutang mata uang asing, premi/diskonnya
diamortisasi selama umur kontrak dan laba/rugi dari kontrak tersebut
dimasukkan langsung ke pendapatan.
Sumber : Saham OK
Gambar 1.1
Nilai Tukar Rupiah
Pada gambar 1.1 dapat diketahui bahwa nilai tukar rupiah semakin
melemah untuk dapat melakukan transaksi internasional seperti nilai hutang,
piutang, penjualan hingga eksportir pada beberapa perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan mengalami perubahan nilai tersebut. Ada
perusahaan yang merasa akan mengalami keuntungan serta kerugian setelah
terjadi konversi nilai rupiah ke mata uang asing. Perusahaan melakukan keputusan
hedging akibat adanya pengaruh dari faktor-faktor eksternal perusahaan serta
5
pengaruh yang didorong oleh faktor yang berasal dari internal perusahaan.
Hedging dengan instrumen derivatif juga dapat mengurangi kemungkinan
kebangkrutan, memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kredit dari kreditor
dengan lebih mudah, menjalin kerjasama yang lebih baik dengan pemasok, dan
juga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dengan suku bunga
yang lebih rendah (karena risiko yang dirasakan oleh pemberi pinjaman lebih
rendah). Fenomena menunjukkan bahwa terjadi fluktuasi nilai piutang dan hutang,
transaksi mata uang asing serta suku bunga pada beberapa perusahaan yang
berdenominasi mata uang asing, sehingga mengalami pergerakan nilai saat
dikonversi ke dalam mata uang lokal (rupiah). Fluktuasi nilai tukar antar mata
uang dari waktu ke waktu akan menimbulkan risiko bagi pihak-pihak yang
mengadakan transaksi dengan mata uang asing yaitu eksposur yang terjadi karena
perubahan dalam kepemilikan saham dan konsolidasi pendapatan yang timbul
karena harus dikonversikan ke dalam mata uang untuk mempersiapkan
konsolidasi laporan keuangan secara global (Eiteman., Artur & Michael 2004 :
198).
Perlu diketahui bahwa underlying instruments dalam derivatif tidak
terbatas pada aktiva finansial saja, seperti saham, obligasi, dan warrants, tetapi
bisa terdapat pada komoditas, logam berharga, indeks saham, tingkat suku bunga,
dan kurs nilai tukar (Lisa, 2000). Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk
mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang mempengaruhi aktivitas
hedging dengan instrumen derivatif. Adanya pengaruh positif dan rasio hutang
6
terhadap aktifitas hedging serta adanya produk turunan derivatif juga termasuk
jenis risiko yang dapat dialihkan oleh aktivitas hedging (Septama, 2012).
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu masih terdapat perbedaanperbedaan dari penelitian yang telah dilakukan oleh Septama (2012) menyatakan
bahwa perusahaan memperhitungkan Debt to Equity Ratio dan firm size
menunjukkan angka lebih tinggi belum tentu perusahaan tersebut melakukan
aktivitas hedging sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Fay (2014)
menyatakan bahwa ketika perusahaan melihat variabel leverage mengalami
kenaikan maka pihak manajemen seharusnya menambah aktivitas hedging dan
penelitian yang dilakukan oleh Rashid (2010) menunjukkan adanya hubungan
signifikan antara penggunaan derivatif dengan penjualan asing untuk mengurangi
risiko di lingkungan internasional dengan praktek hedging. Perusahaan
multinasional selalu dihadapkan pada situasi untuk mengambil keputusan akan
melakukan hedging atau tidak terhadap hutang maupun piutang dimasa yang akan
datang serta adanya kegiatan perusahaan akan menarik pinjaman dengan mata
uang asing yang mempunyai tingkat bunga yang rendah dan adanya transaksi
ekspor dan impor, perubahan nilai tukar mata uang asing yang digunakan
berpengaruh pada arus kas yang akan mempengaruhi pencatatan laporan keuangan
perusahaan. Pengaruh keputusan juga dapat dipengaruhi oleh pihak pemegang
saham. Setiap perusahaan mempunyai strategi dan kebijakan sendiri untuk
mengatasi exposure yang disebabkan oleh mata uang asing, salah satunya adalah
dapat dilakukan hedging.
7
Adanya fenomena empiris berkaitan tentang data acuan pokok untuk
melakukan keputusan hedging dengan pengukuran melalui instrumen derivatif
serta variabel independen yang dapat diteliti lebih lanjut agar dapat menjadikan
sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk melakukan keputusan hedging atau
tidak melakukan keputusan hedging dan masih terdapat research gap maka
diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variabel independen yaitu
Debt to Equity Ratio, Firm Size, Dividen per Share, Kepemilikan Institusional,
Cash Flow Volatility tentang hal tersebut. Berdasarkan alasan-alasan yang telah
dikemukakan tersebut maka dilakukanlah penelitian ini dengan judul “Keputusan
Hedging dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Studi Empiris Pada
Industri Manufaktur yang terdaftar di BEI 2012-2014)”.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat
fenomena gap dari DER, Firm size, Dividen Per Share (DPS), Kepemilikan
Institusional, CFV terhadap Keputusan Hedging, maka dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1.
Apakah terdapat pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap keputusan
Hedging?
2.
Apakah terdapat pengaruh Firm Size terhadap keputusan Hedging ?
3.
Apakah terdapat pengaruh Dividen Per Share (DPS) terhadap keputusan
Hedging?
8
4.
Apakah terdapat pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap keputusan
Hedging?
5.
Apakah terdapat pengaruh Cash Flow Volatility (CFV) terhadap keputusan
Hedging?
1.3
Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah penelitian maka hal-hal yang ingin
dicapai oleh peneliti adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
keputusan hedging perusahaan.
2. Untuk menganalisis pengaruh Firm Size terhadap keputusan hedging
perusahaan.
3. Untuk menganalisis pengaruh Dividen Per Share (DPS) terhadap keputusan
hedging perusahaan.
4. Untuk menganalisis pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap keputusan
hedging perusahaan.
5. Untuk menganalisis pengaruh Cash Flow Volatility (CFV) terhadap
keputusan hedging perusahaan.
9
1.4
Manfaat Penelitian
a. Bagi perusahaan :
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
perusahaan terutama manajer keuangan perusahaan sebagai bahan pertimbangan
untuk mengambil strategi dalam pengambilan keputusan terkait dengan aktifitas
hedging dalam melindungi aset-aset perusahaan serta adanya transaksi
perdagangan luar negeri.
b. Bagi Investor :
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi
investor dalam pemilihan perusahaan yang digunakan untuk berinvestasi, karena
dapat mengetahui perusahaan mana yang tanggap dalam melindungi aset
perusahaannya.
c. Bagi Akademisi :
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
menjadi
referensi
dalam
mengembangkan penelitian selanjutnya dan menjadi pedoman pembelajaran serta
menjadi sumber untuk memperluas wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang
akuntansi keuangan terutama dalam komsep strategi hedging.
1.5
Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, dimana antara bab
satu dengan lainnya saling berkaitan. Adapun skripsi ini disusun secara sistematis
sebagai berikut :
10
BAB I :
PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II :
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan pustaka yang
menguraikan tentang penelitian terdahulu yang selain menjadi
rujukan juga menjadi perbandingan dengan penelitian ini, landasan
teori, kerangka pemikiran serta hipotesis Penelitian
BAB III :
METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan tentang rancangan penelitian, batasan
penelitian,
identifikasi
variabel,
definisi
operasional
dan
pengukuran variabel, populasi, sample dan tekhnik pengambilan
sample, data dan metode pengumpulan data, serta teknik analisis
data yang digunakan.
BAB IV :
GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS
DATA
Bab ini berisi tentang gambaran subyek penelitian dan analisis data
yang memuat analisis dari hasil penelitian dengan menggunakan
alat uji SPSS dalam bentuk analisis deskriptif, analisis statistik dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V :
PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan akhir, keterbatasan penelitian
dan saran.
Download