a Jurn h M ah a wa sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP PENDEKATAN KOMUNIKASI YANG DILAKUKAN GURU DALAM MEMBENTUK PERILAKU KESOPANAN DAN KEBERSIHAN PADA ANAK (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) COMMUNICATION APPROACHES USED BY TEACHERS IN SHAPING THE POLITENESS AND CLEANLINESS BEHAVIOR IN CHILDREN (Study on Paud IT Al-Azhar, Banda Aceh) Eka Dara Phonna1), Martunis Yahya2) Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala ABSTRAK - Penelitian ini berjudul “Pendekatan Komunikasi yang Dilakukan Guru dalam Membentuk Perilaku Kesopanan dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendekatan komunikasi interpersonal guru dalam membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan, serta untuk mengetahui hambatan yang muncul ketika guru berkomunikasi dengan anak. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori sosial learning yang mengemukakan bahwa manusia belajar tidak hanya melalui pengalaman langsung, melainkan juga melalui peniruan. Guru seyogiyanya memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari 7 orang guru yang dipilih berdasarkan teknik purposif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil pendekatan menunjukkan bahwa pendekatan komunikasi interpersonal yang diterapkan oleh guru dalam membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan pada anak usia dini berupa pendekatan informatif, dialogis, persuasif, dan instruktif. Hambatan komunikasi yang muncul ketika guru membentuk perilaku kesopanan Corresponding Author: [email protected], [email protected] JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 2. №. 3, Agustus 2017 (1Mahasiswa, 2Pembimbing) a Jurn h M ah a wa sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP dan kebersihan pada anak, yaitu meliputi perbedaan persepsi bahasa, gangguan emosional, dan gangguan fisik. Kata Kunci: Pendekatan Komunikasi Interpersonal, Guru, Anak Usia Dini, Perilaku Kesopanan dan Kebersihan. ABSTRACT - This study entitled "Communication Approaches Used by Teachers in Shaping the Politeness and Cleanliness Behavior in Children (Study on Paud IT Al-Azhar, Banda Aceh)." The purpose of this research is to know the interpersonal communication approaches used by teachers in shaping the politeness and cleanliness behavior as well as to know the obstacles that arise when teachers communicate with the children. The theory used in this research is the theory of social learning that suggests that humans learn not only though direct experience, but also through impersonation. Teacher should play an important role as an example for students in social and moral activities. This is a qualitative descriptive research. Informants in this study consisted of 7 teachers who were selected based on purposive technique. The methods for data collection used in this study were interview, observation, and documentation. The results of the approaches suggested that interpersonal communication approaches applied by the teachers in shaping the politeness and cleanliness behavior on early childhood students are in the form of informative, persuasive, dialogical, and instructive. Communication barriers that arise when teachers shape the behavior of politeness and cleanliness in children coverthe differences of perception, emotional disorders, and physical disorders. Key words: Interpersonal Communication Approach, Teacher, Early Childhood, Behavior of Politeness and Cleanliness. PENDAHULUAN Pendidikan untuk anak sebaiknya diberikan sejak usia dini. Pendidikan perlu mempraktikkan pendekatan pembelajaran yang dapat menjadikan anak senang, kreatif, dan aktif sehingga anak tidak merasa tertekan dan terbebani, upaya untuk menunjang keberhasilan pada dasarnya dibutuhkan pendekatan. Pendekatan dapat berupa salah satunya adalah pembelajaran bersama guru dengan tepat sehingga Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan Dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) (Eka Dara Phonna, Martunis Yahya) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017 a Jurn h M ah a wa sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP potensi perilaku ataupun kecerdasan anak dapat berkembang secara optimal (sujiono, 2009:7). Pada pembelajaran anak usia dini penggunaan pendekatan komunikasi interpersonal sangat berperan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Pendekatan komunikasi interpersonal dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang informatif, dialogis, berupa percakapan, persuasif, dan instruktif, sehingga dengan demikian guru dapat menggunakan komunikasi interpersonal dalam membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan pada anak. Dari survey awal diperoleh informasi hasil wawancara dengan beberapa orang tua yang menyekolahkan anaknya pada Paud IT AlAzhar, bahwa perilaku anak-anaknya selama mendapatkan pendidikan di sekolah ini telah banyak berubah, seperti perilaku sopan santun terhadap orang tua, teman, dan guru telah baik, tidak lagi bersikap acuh tak acuh jika dipanggil ataupun diperintah, dan anak langsung menyalami orangtuanya saat tiba di rumah setelah pulang sekolah. Perilaku kebersihan seperti membuang sampah tidak lagi membuang di sembarang tempat, buang air kecil juga tidak lagi disembarang tempat dan di cuci dengan bersih, serta perilaku mandiri selesai bermain anakanak merapikan mainannya, dan anak-anak sudah bisa mandi sendiri dan pakai pakaian sendiri. Anak-anak merasa lebih percaya diri. Paud IT Al-Azhar ini merupakan model Paud yang baik yang dapat dicontoh. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pelamar setiap tahunnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 pindah ke gedung baru kelompok bermain dengan jumlah anak didik 61 orang. Pada tahun 2013 jumlah anak didik kembali mengalami peningkatan sebanyak 100 orang anak didik. Pada tahun 2014 jumlah anak didik menjadi 105 orang dan pada tahun 2015 kembali meningkat menjadi 120 orang anak didik. Pada tahun 2016 terakhir anak didik yang diterima pada Paud ini tetap 120 orang dengan 2 rombel, hal ini dikarenakan agar anak didik tidak terlalu ramai perkelasnya dan dapat belajar dengan lebih efektif. (sititalazhar.blogspot.co.id). Meningkatnya jumlah anak-anak yang di didik atau yang di asuh di Paud IT Al-Azhar Banda Aceh setiap tahunnya tentu saja hal ini karena Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan Dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) (Eka Dara Phonna, Martunis Yahya) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017 a Jurn h M ah a wa sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP adanya sejumlah kemajuan yang dicapai anak sehingga mempengaruhi motivasi atau minat orang tua untuk mendidik anaknya di Paud tersebut. Diantara kemajuan atau perubahan yang dicapai anak setelah mendapatkan pendidikan di Paud IT Al-Azhar adalah perubahan perilaku kesopanan dan kebersihan pada anak ke arah yang positif. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengkaji penelitian mengenai “Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh)”. Dari uraian di atas, hal yang menjadi permasalahan untuk dikaji lebih lanjut ialah sebagai berikut: 1. Bagaimana pendekatan komunikasi yang dilakukan guru dalam membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan pada anak? 2. Apa saja hambatan-hambatan yang dialami guru dalam melaksanakan pendekatan komunikasi dengan anak didik dan cara mengatasinya? Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pendekatan komunikasi yang dilakukan guru dalam membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan pada anak. 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami guru dalam melaksanakan pendekatan komunikasi dengan anak didik dan cara mengatasinya. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori sosial learning yang digagas oleh Albert Bandura yakni pakar psikologi ini, mengemukakan bahwa manusia belajar tidak hanya melalui pengalaman langsung, melainkan juga melalui peniruan (modelling) Slavin (2011:202). Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral anak ditekankan pada perlunya imitation (peniruan). Dalam hal ini, orang tua dan guru seyogianya memainkan peran penting sebagai seorang model atau tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral bagi siswa. Dalam proses belajar sosial (sosial learning process), Albert Bandura telah berfokus pada penyelidikan proses-proses tertentu yang terlibat dalam Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan Dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) (Eka Dara Phonna, Martunis Yahya) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017 a Jurn h M ah a wa sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP pembelajaran. Proses ini meliputi perhatian, penyimpanan, produksi, dan motivasi (Santrock, 2012:323). 1. Proses Perhatian Sebelum siswa dapat menirukan tindakan seorang model, mereka harus mengikuti apa yang dilakukan atau dikatakan oleh model tersebut. Perhatian terhadap model tersebut dipengaruhi oleh sekumpulan besar karakteristik. Siswa lebih berkemungkinan untuk menaruh perhatian kepada model berstatus tinggi dibandingkan kepada model berstatus rendah. Dalam kebanyakan kasus, guru adalah model berstatus tinggi bagi siswa. 2. Proses Penyimpanan (Memori) Untuk menirukan tindakan seorang model, siswa harus mengodekan informasi tersebut dan menyimpannya dalam memori sehingga mereka mendapatkannya. 3. Proses Produksi Anak-anak dapat mengikuti seorang model dan mengodekan dalam memori apa yang telah mereka lihat, karena batasan-batasan dalam kemampuan motorik, mereka tidak mampu menirukan perilaku model tersebut. Pengajaran, bimbingan, dan latihan dapat membantu anak-anak meningkatkan pelaksanaan motorik mereka. 4. Proses Motivasi Ketika anak-anak yang melihat model dihukum tidak menirukan tindakan agresif model tersebut. Akan tetapi ketika mereka kemudian diberikan penguat atau intensif, mereka akan menirukan perilaku model. Penggunaan komunikasi interpersonal sangat membantu guru dalam mengajar anak didik. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih dengan cara tatap muka atau face to face (Effendy, 2003: 54). Dalam komunikasi interpersonal juga terdapat komponen-komponen komunikasi yang secara integratif saling berperan sesuai dengan karakteristik komponen itu sendiri, yaitu komunikator, enconding, pesan, saluran, komunikan, decoding, respon, Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan Dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) (Eka Dara Phonna, Martunis Yahya) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017 a Jurn h M ah a wa sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP gangguan dan konteks komunikasi. Pesan harus menggunakan lambanglambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikan dan komunikator sehingga sama-sama mengerti. Komunikasi interpersonal yang dilakukan tentu memiliki tujuan tertentu. Adapun tujuan yang dimaksud yaitu: Mengungkapkan perhatian kepada orang lain, Menemukan diri sendiri dan dunia luar, Membangun dan memelihara hubungan yang harmonis, Mempengaruhi sikap dan tingkah laku, Mencari kesenangan atau sekedar menghabiskan waktu serta dapat memberikan bantuan bimbingan kepada orang lain. Penggunaan komunikasi interpersonal memang sangat diperlukan untuk membina hubungan yang baik dengan orang lain. Menjalin komunikasi yang efektif tentu akan membuat informasi yang ingin disampaikan bisa tersalurkan dengan baik. Menurut Kumar dalam buku Wiryanto (2004:36), efektifitas komunikasi antarpribadi mempunyai 5 ciri, yaitu: Keterbukaan (openness), empati (emphathy), dukungan (supportiveness), rasa positif (positiveness), kesetaraan (equality). Untuk mencapai komunikasi yang efektif tentu banyak hambatan yang ditemukan seperti yang dipaparkan dalam Dewi (2007:16), bahwa hambatan tersebut berupa perbedaan persepsi dan bahasa, pendengaran yang buruk, Gangguan emosional, perbedaan budaya dan Gangguan fisik. Komunikasi interpersonal akan berlangsung dengan baik jika seseorang menggunakan pendekatan komunikasi yang tepat. Menurut Suranto (2011: 114) ada empat pendekatan komunikasi interpersonal. Pertama pendekatan informatif, yaitu komunikator hanya menyampaikan informasi kepada komunikan dengan tujuan komunikator dapat memperoleh pengetahuan baru. Kedua, pendekatan dialogis yang merupakan cara mempengaruhi dan mengubah pandangan maupun sikap orang lain dengan terbuka. Dikatakan terbuka, karena kedua belah pihak sama-sama bersedia menerima pandangan dari teman bicaranya. Ketiga, pendekatan persuasif yang bertujuan untuk mengubah sikap secara halus dengan cara membujuk tanpa memaksanya dan tanpa kekerasan. Keempat pendekatan instruktif, yaitu menekankan pada memposisikan komunikator dalam posisi tawar yang tinggi, dimana dia Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan Dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) (Eka Dara Phonna, Martunis Yahya) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017 a Jurn h M ah a wa sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP dapat legitimasi untuk memerintah, mengajarkan, dan bahkan mengajukan satu macam ide kepada komunikan. Komunikasi interpersonal sangat berperan ketika guru memberikan pelajaran kepada anak didik. Guru bermakna sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran. Kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu (Danim&Khairil 2011:44). Menurut Ruswandi (2013:293) proses dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu melaksanakan proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa pun menjadi optimal, dan mudah bagi guru dalam menerapkan perilaku kesopanan dan kebersihan. Menurut Erna Bilantua (2013) mengatakan bahwa sopan santun dan kebersihan adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penghormatan melalui sikap, perbuatan atau tingkah laku, budi pekerti yang baik, sesuai dengan tata krama, peradaban, kesusilaan. Menjalin hubungan dengan anak didik merupakan suatu tantangan bagi para guru. Hal ini dikarenakan masa kanak-kanak merupakan masa saat anak belum mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya yang meliputi kognitif, bahasa, sosioemosional, kemampuan fisik dan lainnya. Mereka cenderung senang bermain pada saat yang bersamaan, ingin menang sendiri dan sering mengubah aturan main untuk kepentingan diri sendiri, sehingga dengan demikian anak membutuhkan pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun perkembangan psikisnya. Adapun karakteristik anak usia dini dikenukakan oleh Hartati (2005:8) sebagai berikut: 1) memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2) merupakan pribadi yang unik, 3) suka berfantasi dan berimajinasi, 4) masa potensial untuk belajar, 5) memiliki sikap egosentris, 6) memiliki rentan daya pendek, 7) merupakan bagian dari makhluk sosisal. Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan Dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) (Eka Dara Phonna, Martunis Yahya) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017 Jurn a h M ah Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP a wa sis lmia lI FISIP Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pentingnya Membentuk Perilaku Kesopanan dan Kebersihan Pada Anak Sejak Dini Pendekatan Komunikasi yang Dilakukan Guru Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Teori Sosial Learning Proses Perhatian Proses Penyimpanan Proses Produksi Proses Motivasi Perilaku Kesopanan dan Kebersihan Pada Anak Sumber: Peneliti (2017) METODE PENELITIAN Adapun lokasi penelitian ini akan dilakukan di Paud IT Al-Azhar, yang beralamat di Jl. Prada Utama No. 106, Desa Lamgugop, kecamatan Syiah Kuala kota Banda Aceh. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam Ardial (2014:249) pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Adapun objek dalam penelitian ini merupakan pendekatan komunikasi yang dilakukan guru dalam membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan pada anak. Dalam peneltian ini, subjek penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik purposif. Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan Dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) (Eka Dara Phonna, Martunis Yahya) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017 a Jurn h M ah a wa sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP dibuat periset berdasarkan tujuan riset (Kriyantono, 2008:156). Informan dalam penelitian ini terdiri dari 7 orang guru yaitu bekerja dan mengajar anak yang berumur 3-4 tahun di kelompok bermain Paud IT Al-Azhar. Peneliti memilih guru yang mengajar anak didik di kelas bintang dan guru yang telah lama bekerja dan mengajar di Paud tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan merupakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman. Proses analisis interaktif ini merupakan siklus dan interaktif. Artinya, peneliti harus siap bergerak diantara empat sumbu, yaitu proses pengumpulan data, penyajian data, reduksi data dan kesimpulan atau verifikasi (Ardial, 2014:148). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berkomunikasi dengan anak usia dini guru perlu menggunakan pendekatan komunikasi interpersonal dimana pendekatan komunikasi interpersonal adalah cara yang dilakukan oleh komunikator untuk mendekati komunikan dalam menjalin komunikasi yang efektif. Terdapat empat pendekatan komunikasi interpersonal menurut Suranto Aw (2011:114) yang diantaranya adalah pendekatan komunikasi secara informatif, dialogis, persuasif dan instruktif. Peneliti menggunakan ke-empat pendekatan ini sebagai acuan penelitian. Peneliti menganalisis tentang bagaimana pendekatan komunikasi yang dilakukan oleh guru dalam membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan pada anak, serta sejauh mana guru berhasil melakukan komunikasi dengan anak. Pendekatan komunikasi interpersonal juga membantu peneliti dalam melihat proses interaksi yang terjalin dari sejumlah informan yang dipilih oleh peneliti. Informan yang dipilih oleh peneliti yaitu guru di Paud IT Al-Azhar Kota Banda Aceh. Pendekatan informatif mengasumsikan bahwa komunikator hanya menyampaikan informasi kepada komunikan dengan tujuan komunikan tersebut dapat memperoleh sebatas pengetahuan baru. Dalam membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan pada anak akan lebih mudah bagi guru jika disertai dengan contohnya, dan mengulang-ulang kembali perkataan tersebut agar lama-kelamaan anak menjadi paham, Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan Dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) (Eka Dara Phonna, Martunis Yahya) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017 a Jurn h M ah a wa sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP mengingat kerpibadian anak yang memikili rasa ingin tahu yang tinggi. Berbeda halnya dengan pendekatan dialogis, pendekatan ini komunikan dan komunikator berada dalam posisi yang sejajar sehingga kedua belah pihak akan saling memahami satu sama lainnya. Guru akan melakukan komunikasi dengan anak didik untuk mengetahui apa yang mereka rasakan. Semakin sering melakukan komunikasi dengan anak didik maka akan semakin mudah pula untuk membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan kepada anak didik. Selanjutnya ada pendekatan persuasif yang digunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku sesorang dengan cara yang halus atau membujuknya. Pendekatan ini diterapkan oleh guru saat membujuk anak yang sulit diatur dan mengalami permasalahan terhadap perilakunya. Pendekatan terakhir adalah pendekatan instruktif, pendekatan ini berupa perintah yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan untuk mengubah sikap. Anak didik diperintahkan ataupun ditegaskan untuk sopan kepada gurunya, menghargai gurunya dan bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Hambatan komunikasi yang ditemukan oleh guru saat berkomunikasi dengan anak yaitu, perbedaan persepsi dan bahasa, gangguan emosional, dan gangguan fisik. Pada saat berkomunikasi perbedaan persepsi diantara anak didik dan guru merupakan hambatan yang terjadi ketika proses komunikasi berlangsung. Keterbatasan anak dalam menyerap informasi yang disampaikan guru padanya membuat guru harus lebih sabar dan menggunakan cara yang mudah dimengerti oleh anak didik. Anak terkadang susah mengerti apa yang dikatakan guru karena sifat keegoisan pada anak yang membuatnya sulit untuk langsung mengikuti pembelajaran dari gurunya. Selain itu, faktor usia anak juga menjadi hambatan pada saat berkomunikasi. Guru terkadang merasa sulit berkomunikasi dengan anak didiknya yang masih belum bisa berbicara dengan lancar. Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti dapat melihat jika guru telah melakukan pendekatan komunikasi yang baik bersama anak didik dalam membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan pada anak. Guru mampu membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan anak didik dengan memberikan pemahaman yang bersifat positif, mendengarkan dengan Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan Dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) (Eka Dara Phonna, Martunis Yahya) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017 a Jurn h M ah a wa sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP empati setiap permasalahan yang dihadapi anak didik dan memberikan nasihat pada anak agar anak mampu mengendalikan perasaannya, membiasakan anak didik melakukan kebiasaan-kebiasaan baik dalam menumbuhkan sikap kesopanan dan kebersihan. KESIMPULAN DAN SARAN Guru telah melakukan komunikasi yang baik melalui pendekatan komunikasi yang tepat dalam berinteraksi dengan anak didik. Pendekatan komunikasi interpersonal yang diterapkan oleh guru dalam membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan pada anak usia dini berupa pendekatan informatif, dialogis, persuasif, dan instruktif. Hambatan komunikasi yang muncul ketika guru membentuk perilaku kesopanan dan kebersihan pada anak yaitu disebabkan karena pengetahuan anak yang masih rendah, gangguan emosional dan gangguan fisik. Anak terkadang susah mengerti apa yang dikatakan guru karena sifat keegoisan pada anak yang membuatnya sulit untuk langsung mengikuti perintah gurunya. Untuk lebih meningkatkan motivasi belajar anak didik, maka pihak sekolah terutama guru harus dapat mempertahankan berbagai penghargaan bagi anak didiknya yang telah memiliki prestasi, seperti prestasi telah berperilaku baik. Guru sesekali juga harus berkomunikasi dengan orang tua anak didik, agar didikan di sekolah dan di rumah sama, karena anak didik tidak hanya belajar di sekolah tetapi di rumah juga harus diterapkan peraturan yang sama. DAFTAR PUSTAKA Ardial. 2014. Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi. Jakarta: Bumi Aksara. Bandung: Remaja Rosdakarya. Danim & Khairil. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Effendy, Onong Uchajana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan Dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) (Eka Dara Phonna, Martunis Yahya) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017 a Jurn h M ah a wa sis lmia lI Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 3, Agustus 2017 www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP FISIP Hartati, Sofia. 2005. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ruswandi. 2013. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Cipta Pesona Sejahtera. Santrock, Jhon W. 2012. Psikologi Pendidikan. Diterjemahkan oleh Diana Angelica. Jakarta: Salemba Humanika. Slavin, E. Robert 2011. Psikologi Pendidikan Teori Diterjemahkanoleh Marianto Samosir. Jakarta: Indeks. dan Praktik. Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Suranto, Aw. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Pendekatan Komunikasi Yang Dilakukan Guru Dalam Membentuk Perilaku Kesopanan Dan Kebersihan Pada Anak (Studi Pada Paud IT Al-Azhar Banda Aceh) (Eka Dara Phonna, Martunis Yahya) Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 2. №. 3. Agustus 2017