PEMERIKSAAN PROFIL LEMAK PADA PEROKOK AKTIF KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan pada Program Studi D3 Analis Kesehatan Oleh: NOVA ANDINI NIM. 13DA277028 PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2016 PEMERIKSAAN PROFIL LEMAK PADA PEROKOK AKTIF 1 Nova Andini2 Atun Farihatun3 Minceu Sumirah4 INTISARI Profil lemak adalah unsur-unsur lemak dalam plasma yang terdiri dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Pemeriksaan profil lemak darah biasanya dilakukan pada mereka yang mempunyai resiko penyakit jantung koroner atau serangan jantung seperti, perokok, hipertensi,dan lain lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar profil lemak pada perokok aktif, yang dilakukan di Laboratorium UPTD Puskesmas Rancah yang dilaksanakan pada 5-11 juli 2016. Penelitian ini dilakukan pada 20 sampel. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah semi-automatic chemistry analyzer. Penelitian ini menggunakan data primer dengan cara memeriksa langsung sampel darah, dan hasil dari penelitian disajikan dalam bentuk diagram. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 sampel darah yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan: pada perokok aktif, terdapat hasil sebagai berikut. Hasil pemeriksaan kolestrol diperoleh hasil 75% normal dan 25% tinggi, untuk trigliserida diperoleh hasil 75% tinggi dan 25% normal, dan untuk HDL terdapat 55% yang rendah 45% yang normal, sedangkan untuk LDL diperoleh 20% untuk yang normal. Kata Kunci : Profil Lemak pada perokok aktif Kepustakaan : 19 (2005-2013) Keterangan : 1 judul, 2 nama mahasiswa, 3 nama pembimbing I, 4 nama pembimbing II iv EXAMINATION OF THE PROFILE FAT IN THE ACTIVE SMOKER'S1 Nova Andini2 Atun Farihatun3 Minceu Sumirah4 ABSTRACT Lipid profile is fat elements in plasma consisting of cholesterol, triglycerides, and phospholipids, free fatty acids. Examination of blood fat profiles are usually performed on those who have the risk of coronary heart disease or a heart attack, such as smokers, hypertension, etc. This research was conducted to find out the levels of fat profile on the active smokers, conducted in the laboratory of UPTD clinics Rancah held on 5-11 July 2016. This research was conducted on 20 samples. Tools used in this research is a semi-automatic chemistry analyzer. The research of using primary data by way of check directly to blood samples, and the results of the research are presented in the form of a diagram. Based on the results of a study of 20 blood samples is done can be drawn the conclusion: in active smokers, there is the following result. The results of the examination results obtained 75% kolestrol normal and 25% to 75% of triglycerides obtained high results and 25% of normal, and there were 55% of HDL to a low 45% of normal, while LDL is obtained 20% for a normal. Keywords : Profile of fat on the active smokers Library : 19 (2005-2013) Description : 1 the title of the, 2 name of student, 3 name of supervisor I, 4 name of supervisor II v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rokok mempunyai bahaya sangat besar terutama racun nikotin yang terdapat di dalamnya. Nikotin mempengaruhi pembuluh coroner, menyebabkan penyempitan, menyebabkan peluang lebih besar terjadinya aterosklerosis. Efek nikotin jangka panjang dapat menyebabkan gangguan metabolise lipid. Lipid terdiri dari kolestrol, trigliserida,dan asam lemak bebas. Kadar lemak yang tinggi dalam darah dan berlarut-larut dapat menyebabkan serta mempercepat proses pengrusakan pembuluh darah arteri (Nurmansyah, 2013). Perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Perokok Pasif adalah asap rokok yang di hirup oleh seseorang yang tidak merokok. Pemeriksaan profil lemak darah biasanya dilakukan pada mereka yang mempunyai resiko penyakit jantung koroner atau serangan jantung seperti: perokok, hipertensi, penyandang diabetes serta mempunyai orang tua dengan riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah. Tujuannya adalah untuk menilai besarnya risiko, serta memantau pencapaian target terapi (Khoirudin, 2006). Kelainan yang dijumpai pada peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida, dan penurunan kadar HDL disebut dengan dislipidemia. Dislipidemia meningkatkan resiko terjadinya aterosklerosis makin besar. Aterosklerosis disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya merokok. Perokok aktif maupun pasif pada dasar nya mengisap karbonmonoksida (CO) yang merugikan. Akibat dari gas CO terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan pasokan oksigen berkurang dan kerusakan pembuluh darah penyempitan sampai pada penutupan (Soeharto, 2005). 1 maupun 2 Seperti Quran Surat Al-Baqorah ayat 195 : Artinya: Dan belanjakan lah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang berbuat baik. Ayat al-quran diatas menyampaikan larangan menjatuhkan diri sendiri dalam kebinasaan, kaitan dengan penelitian ini karena kandungan didalam rokok banyak merugikan kesehatan sama hal nya dengan menjatuhkan diri dalam kebinasaan. Orang yang merokok sama dengan orang yang meminum racun, karena kandungan yang terdapat pada rokok bisa membahayakan kesehatan badan, merusak pernafasan, jantung, kanker dan penyakit lainnya. Allah SWT akan mengharamkan sesuatu yang membahayakan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Nikotin yang berpengaruh pada kerja jantung, meningkatkan penggumpalan darah dan menurunkan kadar kolesterol HDL. Racun utama pada rokok adalah nikotin. Komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulant dan pada dosis tinggi beracun. Nikotin bekerja secara sentral di otak dengan mempengaruhi neuron dopaminergik yang akan memberikan efek fisiologis seperti rasa nikmat, tenang dan nyaman dalam sesaat (Khoirudin, 2006). Merokok dipecahkan merupakan bahkan sudah salah satu menjadi masalah masalah yang sulit nasional dan internasional. Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang saling berkaitan, sehingga seolah-olah sudah menjadi kebiasaan. Ditinjau dari segi kesehatan, merokok harus dihentikan 3 sebagai usaha pencegahan sedini mungkin karena efek negatifnya terhadap pada masalah-masalah kesehatan (Soeharto, 2005). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk memeriksa profil lemak pada perokok aktif. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut : Bagaimana profil lemak pada perokok aktif ? C. Tujuan Penelitian Mengetahui profil lemak pada perokok aktif. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Menambah dan memperdalam pengetahuan tentang pemeriksan profil lemak pada perokok aktif. 2. Bagi tenaga Analis Kesehatan Memberikan informasi bagi tenaga analis kesehatan tentang pemeriksaan profil lemak pada perokok aktif. 3. Bagi Akademik Menambah perbendaharaan Karya Tulis Ilmiah mengenai pemeriksaan kadar profil lemak di perpustakaan analis kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis tentang pemeriksaan profil lemak pada perokok aktif. 4 E. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian ini peneliti telah dilakukan survey dan di temukan penelitian sebelumnya yang mirip dengan penelitian yang ingin dilaksanakan, yaitu perbandingan kadar trigliserida pada perokok dan bukan perokok yang dilaksanakan di gedung Pertamina Universitas Samratulangi Manado dan dilakukan penelitian pada tanggal 5, 6, dan 12 Desember 2012. Sedangkan judul penelitian yang saya lakukan adalah pemeriksaan profil lemak pada perokok aktif yang di lakukan di Laboratorium UPTD Puskesmas Rancah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profil Lemak 1. Definisi Profil lemak adalah unsur-unsur lemak dalam plasma yang terdiri darikolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga unsur yang pertama berkaitan dengan protein tertentu (Apoprotein) membentuk lipoprotein yaitu kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) masing-masing mempunyai unsur lemak dengan kandungan yang berbeda-beda. Ikatan ini memungkinkan unsur lemak itu dapat larut dalam darah dan kemudian dikirim ke seluruh jaringan tubuh. Penetapan kadar lipid darah dalam plasma dilakukan dengan mengukur kadar total kolesterol, HDL kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida. Profil lipid pada umumnya diperiksa setelah subyek berpuasa 10-12 jam (Linder, 2006). Seperti Al-Quran surat Al-Isra ayat 7 Artinya :Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam 5 6 mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Ayat al-quran diatas dapat dijelaskan bahwa dunia yang ditinggali adalah dunia aksi dan reaksi. Bila kalian berbuat baik, niscaya kebaikan pula yang akan kalian saksikan dan bila keburukan yang kalian lakukan, maka keburukan pula yang akan kalian terima. Kalian telah berbuat satu kerusakan di muka bumi dan akibatnya telah kalian rasakan, namun sayangnya kalian tidak mengambil pelajaran dan kembali berbuat kerusakan. Seperti halnya merokok akan merusak diri sendiri dan orang lain, dan kerusakan itu akan berdampak pada kesehatan diri sendiri dan kesehatan orang lain. 2. Jenis-jenis Lemak a. Kolesterol Total Kolesterol (C27 H45 OH) adalah alkohol steroid, semacam lemak yang ditemukan dalam lemak hewani, minyak, empedu, susu, kuning telur, yang sebagian besar disintesis oleh hati dan sebagian kecil diserap dari diet. Keberadaan dalam pembuluh darah pada kadar tinggi akan cenderung membuat endapan/ kristal/ lempengan yang akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah (Sutedjo, 2008). b. Trigliserida Trigliserida merupakan senyawa yang terdiri dari 3 molekul asam lemak yang teresterisasi menjadi gliserol, disintesis dari karbohidratdan disimpan dalam bentuk lemak hewani. Dalam serum dibawa oleh lipoprotein, merupakan penyebab utama penyakit arteri disbanding kolesterol. Peningkatan trigliserida biasanya diikuti oleh peningkatan VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Pada peristiwa hidrolisis 7 lemak-lemak ini akan masuk dalam pembuluh darah dalam bentuk lemak bebas (Sutedjo, 2008). Trigliserida adalah salah satu jenis lemak bukan kolesterol yang terdapat dalam darah dan berbagai organ tubuh. Trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak. Makan-makanan yang mengandung lemak akan meningkatkan kadar trigliserida dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar kolesterol. Lemak yang berasal dari buah-buahan seperti kelapa, durian dan alpukat tidak mengandung kolesterol tetapi kadar trigliseridanya mempengaruhi kadar tinggi. Sejumlah trigliserida dalam faktor dapat darah seperti kegemukan, makan lemak, makan gula biasa dan minum alkohol (Soeharto, 2005). Penelitian para ahli menegaskan bahwa peningkatan kadar trigliserida dalam darah merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit kardiovaskuler. Hipertrigliseridemia dapat menyebabkan peningkatan LDL Kolesterol dan penurunan HDL Kolesterol. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa trigliserida secara langsung dapat juga berperan sebagai faktor risiko yang independen, terutama pada pria dan wanita yang berusia di atas 50 tahun. Walaupun pada usia dibawah 50 tahun peranan trigliserida secara statistik hanya bersifat tidak langsung. Rasio total kolesterol/ HDL yang tinggi memang biasanya selalu diikuti oleh kadar LDL Kolesterol yang tinggi dan HDL Kolesterol yang rendah. Sedangkan jika rasio LDL/ HDL antara 4 sampai 5 dan angka trigliserida di atas normal, maka risiko penyakit kardiovaskuler meningkat, walaupun kadar LDL relatif rendah (Soeharto, 2005). 8 c. HDL atau Kolesterol Baik HDL (High Density Lipoprotein) merupakan salah satu dari tiga komponen lipoprotein yaitu kombinasi lemak dan protein, mengandung kadar protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang membantu membersihkan penimbunan plak pada pembuluh darah (Sutedjo, 2008). HDL bersifat protektif terhadap kemungkinan terjadinya arteriosklerosis. Bila kadar HDL dalam darah rendah maka resiko terhadap penyakit kardiovaskuler pun meningkat, demikian pula sebaliknya. Walaupun sebagian besar kolesterol dalam darah dibawa oleh LDL, jumlah sedikit yang dibawa HDL cukup berarti. Oleh karena itu sangat penting kadar kolesterol HDL dalam darah diperiksa, terutama bila seseorang memiliki sejarah keluarga yang memiliki dislipidemia. HDL kolesterol yang bersifat menguntungkan dan melindungi tersebut harus dipertahankan dalam kadar yang ideal yaitu ≥ 60 mg/ dl, sebagai upaya preventif terhadap kejadian arteriosklerosis. d. LDL atau Kolesterol Jahat LDL (Low Density Lipoprotein) adalah lipoprotein dalam plasma yang mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang dan kolesterol tinggi. LDL mengandung paling banyak kolesterol dari semua lipoprotein dan merupakan pengirim kolesterol utama dalam darah. Sel-sel tubuh memerlukan kolesterol untuk bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Sel-sel ini memperoleh kolesterol dari LDL. Walaupun demikian jumlah kolesterol yang bisa diserap oleh sebuah sel ada batasannya. Oleh karena itu makin banyak lemak jenuh atau makan makanan yang mengandung 9 kolesterol yang tinggi akan mengakibatkan kadar kolesterol dalam darah tinggi (Sutedjo, 2008). LDL kolesterol sering dianggap sebagai indikator dalam pemeriksaan penyakit degeneratif karena LDL kolesterol banyak mengandung kolesterol. Pengukuran kadarnya dalam darah dapat membantu dugaan adanya risiko gangguan kardiovaskuler. 3. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Lemak Darah Faktor faktor yang dapat mempengaruhi kadar lipid darah dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu faktor resiko yang dapat dikendalikan (eksternal) dan yang tidak dapat dikendalikan (internal). a. Faktor Risiko Eksternal 1) Konsumsi Gizi (Makanan/Minuman) Masukan energi yang berlebihan baik energi yang berasal dari karbohidrat, lemak, protein maupun alkohol dapat mempertinggi trigliserida dan kadar kolesterol dalam darah (Soeharto, 2005). Bila kita makan banyak lemak jenuh atau bahan makananyang kaya akan kolesterol, kadar LDL kolesterol dalam darah kita tinggi, kelebihan LDL akan melayanglayang dalam darah dengan risiko penumpukan atau pengendapan kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri (Soeharto, 2005). 2) Diabetes Mellitus Hipertrigliserida merupakan suatu manifestasi dyslipidemia yang sering ditemukan pada Diabetes Mellitus. Pola dyslipidemia yang disebabkan karena penyakit diabetes mellitus adalah meningkatnya kadar trigliserida dan menurunnya jumlah HDL. Selain itu pada 10 penderita diabetes mellitus tipe 2, cenderung menghasilkan LDL yang kecil dan padat yang lebih bersifat aterogenik. Peningkatan trigliserida dapat disebabkan karena metabolisme trigliserida yang tidak sempurna dan peningkatan VLDL yang diproduksi oleh hati. Peningkatan partikel yang diproduksi oleh hati sendiri merupakan hasil kelebihan masukan kalori dan hiperinsulinemia. Pada penderita diabetes mellitus, untuk mencapai kadar gula darah yang relatif baik perlu kadar insulin yang tinggi karena resistensi insulin yang berlebihan mengakibatkan meningkatnya pengesteran asam lemak bebas menjadi trigliserida sehingga timbul hipertrigliserida. Selain itu resistensi insulin dapat mengakibatkan pengurangan aktifitas lipoprotein lipase yang berfungsi untuk mengurangi produksi VLDL dan kilomikron (Linder, 2006). 3) Obesitas Overweight adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan, sedangkan Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian tertentu seperti perut, pipi, paha, kaki dan lain sebagainya. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan total lemak tubuh > 25% pada pria dan > 33% pada wanita (Baraas, 2005). Kelebihan lemak tubuh yang terutama terlokalisir dibagian tengah (Central Obesity) lebih erat hubungannya dengan tekanan darah dibanding dengan penumpukan lemaktubuh di perifer. Pada penderita obesitas yang 11 berusia 20-75 peningkatan tahun mempunyai kolesterol risiko dengan risiko terkena terkena hiperkolesterolemia sebesar 1,5 kali dari penduduk gizi normal (Soeharto, 2005). Faktor-faktor penyebab obesitas masih terus diteliti. Baik faktor lingkungan maupun genetik berperan dalam terjadinya obesitas. Faktor lingkungan antara lain pengaruh psikologi dan budaya. Dahulu status sosial dan ekonomi juga dikaitkan dengan obesitas. Kini diketahui bahwa sejak tiga decade terakhir hubungan antara status sosial ekonomi dengan obesitas melemah karena prevalensi obesitas meningkat secara dramatis pada setiap kelompok status sosial ekonomi. Meningkatnya obesitas tak lepas dari berubahnya gaya hidup, seperti menurunnya aktifitas fisik dan kebiasaan menonton televise berjam-jam. Faktor genetik menentukan mekanisme pengaturan berat badan normal melalui pengaruh hormon dan neural.Selain itu, faktor genetik juga menentukan banyak dan ukuran sel adiposa serta distribusi regional lemak tubuh (Baraas, 2005). 4) Konsumsi minum Beralkohol dan Kopi Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit jantung.Kadar kolesterol darah menurun selama konsumsi alkohol dihilangkan dari dalam diet. Selain itu dengan adanya asupan alkohol kadar kolesterol darah dan LDL Kolesterol meningkat. Konsumsi kopi juga dapat meningkatkan kadar kolesterol darah dan meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung. Suatu penelitian di Australia telah membuktikan bahwa kopi dapat mempengaruhi kadar kolesterol dan trigliserida (Waspadji, dkk., 2005). 12 5) Rokok Hasil penelitian Framingham Heart Study menunjukkan bahwa merokok menurunkan kadar HDL Kolesterol. Penelitian dilakukan terhadap 2000 orang lakilaki dan 2000 orang perempuan yang berusia 20-49 tahun. Penurunan HDL pada laki-laki rata-rata sebanyak 4,5 mg/ dl dan pada perempuan 6,5 mg/ dl. Pada penelitian itu, faktor yang penting adalah jumlah batang yang dihisap perhari dan bukan lamanya seseorang tersebut telah merokok (Soeharto, 2005). 6) Stres Merupakan salah satu resiko terjadinya dislipidemia, karena disamping dapat memicu adrenalin juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Walaupun stres dibutuhkan dalam hidup ini, tetapi stress kronis yang berkepanjangan justru akan merusak keseimbangan fungsi tubuh. Syaraf simpatis dipacu setiap saat dan adrenalin pun membanjiri tubuh. Tekanan darah akan meningkat bersamaan dengan meningkatnya kadar kolesterol darah. Hal ini yang akhirnya akan membebani jantung dan merusak pembuluh darahkoroner (Huli, 2005). 7) Latihan (Aktifitas) Fisik Latihan fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuhdan sistem penunjangnya serta merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran, termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mereka yang aktif memiliki kemungkinan yang rendah untuk terkena penyakit kardiovaskuler termasuk diantaranya dislipidemia (Almatsier, 2009). 13 Olahraga dan aktifitas fisik juga dapat memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida. Bahkan yang paling baik adalah dapat memperbaiki HDL, yaitu suatu jenis kolesterol yang kadarnya sulit untuk dinaikkan. Di samping itu berbagai faktor risiko seperti hipertensi, obesitas dan diabetes mellitus dapat diturunkan dengan menjalankan olahraga yang tepat takaran, durasi dan frekwensinya (Almatsier, 2009). b. Faktor Risiko Internal 1) Umur/ Usia Pertambahan usia meningkatkan risiko penyakit degenerative secara nyata pada pria maupun wanita. Hal ini mungkin merupakan pencerminan dari lamanya terpapar faktor risiko digabung dengan kecenderungan bertambah beratnya derajat tiap-tiap faktor risiko dengan pertambahan usia. Faktor usia mempunyai dampak pada semua golongan usia kecuali pada keadaan dengan harapan hidup yang sangat berkurang. 2) Jenis Kelamin Laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalamipenyakit jantung dan pembuluh darah jika dibandingkan dengan perempuan pada usia tertentu. Risiko laki-laki untuk terkena penyakit tersebut melampaui risiko pada perempuan setelah usia remaja sampai usia sekitar lima puluhan. Perempuan dan laki-laki dikatakan berisiko sama yaitu pada usia sekitar lima puluh tahun ke atas. Pada tahun-tahun pre-menopause perempuan dilindungi oleh hormon estrogen yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki (Maksimin, 2005). 14 Hormon estrogen dapat mencegah terbentuknya plak pada arteri dengan menaikkan kadar HDL dan menurunkan kadar LDL, namun setelah masa menopause lewat kadar estrogen pada perempuan menurun. Oleh karena itulah perempuan yang sudah mengalami menopause memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan sebelum menopause. Dengan demikian hormon estrogen dianggap sebagai proteksi terhadap terjadinya dislipidemia (Darmojo, 2005). 3) Riwayat Keluarga Dislipidemia Hasil studi pada pakar ilmu kedokteran menunjukkan bahwa berbagai penyakit berhubungan dengan genetik atau keturunan. Dalam suatu keluarga terlihat adanya keterkaitan antara ketahanan atau kerentanan terhadap penyakit dan hubungan keluarga. Berbagai penelitian membuktikan bahwa sebagian dari populasi yang ada tidak dapat menurunkan kolesterol hanya dengan melakukan diet saja. Walaupun dalam beberapa kasus kolesterol darah menunjukkan peningkatan karena mengkonsumsi lemak jenuh. Kejadian ini biasanya ditandai dengan kadar kolesterol total di atas 400 mg/dl atau kadar HDL di bawah 35 mg/dl pada usia relatif muda pada satu keluarga, meskipun pada orang ini justru rajin berolahraga, pola makan kaya serat, dan jarang mengkonsumsi lemak hewani tetapi kadar kolesterol darahnya masih tetap tinggi (Heslet, 2005). 4. Metabolisme Lemak Proses metabolisme di dalam tubuh baik yang berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak berfungsi untuk menghasilkan energi tubuh untuk bergerak dan memenuhi kebutuhan energi di dalam sel. karena itu semua proses metabolisme tersebut, asetil 15 Ko A memiliki peranan yang sangat besar dalam menghasilkan energi (Robert,K, 2009). Metabolisme Lemak merupakan proses tubuh untuk menghasilkan energi dari asupan lemak setelah masuk menjadi sari-sari makanan dalam tubuh. Dalam proses metabolisme lemak menjadi energi dibutuhkan bantuan glukosa dari karbohidrat. Karena itu, tubuh cenderung menuntut makan yang manis-manis setelah makan makanan yang kaya akan lemak. Lemak dalam tubuh akan masuk ke dalam proses metabolisme setelah melewati tahapan penyerapan, sehingga bentukan lemak yang memasuki jalur metabolisme lemak dalam bentukan trigliserida (trigliserida adalah bentuk simpanan lemak tubuh) (Robert,K, 2009). Dalam bentuk trigliserida, lemak disintesis menjadi asam lemak dan glliserol, seperti yang dijelaskan pada gambar dibawah, asam lemak dan gliserol ini lah yang masuk kedalam proses metabolisme energi. Pada prosesnya, gliserol dan asam lemak memerlukan glukosa untuk memasuki siklus krebs atau, dengan memasuki siklus ini gliserol dan asam lemak dapat diubah menjadi energi. Asam lemak hasil sintesis lemak hanya terdiri dari pecahan 2-karbon, karena itu sel tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari asam lemak, begitupun dengan gliserol, karena gliserol hanya merupakan 5% dari lemak dengan demikian, sel tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari lemak. karena tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari lemak maka organ tubuh tertentu seperti sistem saraf tidak dapat mendapat energi dari lemak, dan karena hal itu pula proses pembakaran lemak tubuh membutuhkan proses yang panjang, salah satunya harus membutuhkan bantuan glukosa (Linder, 2006). Asam lemak ialah bentuk yang terpenting untuk menyimpan energi. Asam lemak masuk ke jaringan lemak dan 16 menjadi trigliserida, dengan demikian tersedia zat baku yang diperlukan untuk membuat glukosa (glukoneogenesis) atau untuk langsung dibakar guna memperoleh energi. Sebagian dari asam lemak berasal dari makanan, tetapi bagian terbesar berasal dari glukosa yang tidak terpakai perubahan itu dilakukan oleh hati dan juga jaringan lemak meskipun lebih sedikit dan juga disimpan sebagai sumber energi (Linder, 2006). Kolesterol memiliki dua sumber, pertama kolesterol yang ada dalam makanan kedua hati dan usus yang mensintesis kolesterol dari senyawa-senyawa yang konfigurasi molekulnya berbeda dari kolesterol. Kolesterol penting dalam struktur dinding sel dan dalam bahan yang membuat kulit kedap air. Banyak kolesterol terdapat dalam asam- asam empedu, steroid-steroid dari cortex. Suprarenalis, estrogen dan androgen. Senyawa biologis ini amat penting dan terus menerus mengalami sintesis, perombakan dan pendauran ulang kemungkinan besar kolesterol dari makanan hampir tidak ikut serta dalam reaksi metabolik. Fosfolipida sphingomyelin, lechitin dan cephalin adalah penyusun membran sel yang penting. Semua sel sanggup mensintesis fosfolipida, tetapi mungkin sekali bagian terbesar dari fosfolipida dalam peredaran berasal dari hati dan selaput lendir usus. Fosfolipida yang beredar memainkan peranan penting sebagai donor gugusan fosfat pada metabolisme intrasel dan sebagai zat esensial dalam koagulasi darah (Linder, 2006). B. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, dengan panjang 8-10 cm, dan dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya (Saktyowati DO, 2008). 17 Seperti Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 195 : Artinya:Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Ayat al-quran diatas menyampaikan larangan menjatuhkan diri sendiri dalam kebinasaan, kaitan dengan penelitian ini karena kandungan didalam rokok banyak merugikan kesehatan sama hal nya dengan menjatuhkan diri dalam kebinasaan. Orang yang merokok sama dengan orang yang meminum racun, karena kandungan yang terdapat pada rokok bisa membahayakan kesehatan badan, merusak pernafasan, jantung, kanker dan penyakit lainnya. Allah SWT akan mengharamkan sesuatu yang membahayakan bagi dirinya sendiri dan orang lain. 2. Tipe perokok Ada beberapa macam tipe perokok yaitu: perokok ringan, perokok sedang dan perokok berat. a) perokok ringan : menghabiskan rokok sekitar 10 batang sehari dengan selang waktu 60 menit dari bangun tidur. b) perokok sedang : menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi. c) perokok berat : merokok sekitar 2130 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit (Saktyowati DO, 2008). 18 Perokok dibedakan menjadi dua yaitu; perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah seseorang yang secara teratur merokok satu batang atau lebih dalam setiap harinya paling sedikit satu tahun. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok (Halim DS, 2005). 3. Jenis Rokok a. Rokok Putih yaitu rokok yang bahan bakunya atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. b. Rokok Kretek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu. c. Rokok Kelembak yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Aula LE, 2010). 4. Kandungan Racun Pada Rokok a. Tar, merupakan Gas yang terbentuk dari unsur-unsur asap tembakau yangtidak terserap oleh darah dan bersifat sebagai pemacu timbulnya kanker (Saktyowati DO, 2008). b. Nikotin, merupakan zat berbahaya yang menyebabkan kecanduan. Dan menstimulasi otak, meningkatkan adrenalin yang menyebabkan jantung berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras, pembekuan darah lebih cepat dan meningkatkan resiko serangan jantung (Aula LE, 2010). c. Karbon monoksida, merupakan gas beracun yang tidak berwarna. Paruparu mempunyai daya pengikat dengan hemoglobin sekitar 200 kali lebih kuat daripada daya ikat oksigen O2 dengan hemoglobin. Waktu paruh 4-7 jam sebanyak 10% dari hemoglobin dapat terisi oleh karbon monoksida dalam bentuk carboxy haemoglobin, akibatnya sel 19 darah merah kekurangan oksigen dan sel tubuh kekurangan oksigen. Bila terjadi dalam waktu jangka panjang, pembuluh darah terganggu karena menyempit dan mengeras. Apabila menyerang pembuluh darah jantung, maka akan terjadi serangan jantung. (Sukendro S, 2007). 5. Bahaya Rokok a. Penyakit Jantung koroner Rokok merupakan faktor resiko pembentuk ateriosklerosis. Angka kematian penderita penyakit jantung koroner pada perokok, tiga kali lebih besar dibandingkan pada bukan perokok. b. Penyakit Kanker Paru-paru Merokok menjadi kausa pertama dalam penyakit chronic obstructive lung disease, yaitu: mengangkut penyakit bronkhitis dan emfisema. Tahun1985 diperkirakan 60.000 kematian akibat penyakit bronkhitis dan emfisena85% dari para perokok. Batuk kronis, produksi dahak dan kesukaran bernafasjuga didominasi oleh para perokok. Berbagai jenis bahan iritasi yang terdapat dalam rokok yang dihisap merupakan pencetus penyakit paru-paru. c. Penyakit Alat Pencernaan Merokok adalah menghisap asap rokok melalui mulut, maka akan terjadi kondensasi tar pada rongga mulut kemudian akan tertelan bersama air liur dan masuk ke dalam saluran pencernaan. Menyebabkan tukak lambung dan tukak usus dua belas jari, serta meningkatakan penyakit kanker saluran percernaan (Sukendro, 2008). 20 C. Kerangka Konsep Perokok Aktif Faktor external: 1. Makanan 2. Obesitas 3. Olahraga 4. Alkohol Faktor internal: 1. Usia 2. Jenis Kelamin 3. Riwayat dislipidemia Risiko peningkatan profil lemak Keterangan : Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti Gambar 2.1 Kerangka Konsep DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M. Muhidin.S.A. (2011). Dasar-dasar Metode Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia Almatsier S., (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Baraas F., (2005). Mencegah Serangan Jantung dengan Menekan Kolesterol. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Aula LE. (2010). Stop Merokok. Jogjakarta : Gara ilmu. Darmojo B., (2005). Pola Penyakit dan Keluhan pada Golongan Lanjut Usia dalam Simposium Geriatri Pengenalan dan Pencegahan Penyakit pada Usia Lanjut agar Tetap Sehat dan Berkualitas. Semarang : Undip. Gandasoebrata, R. (2007). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat. Halim, DS. (2005). Rokok Dan Perokok. Jakarta : Arcan. Heslet L., (2005). Kolesterol. Diterjemahkan oleh Adiwiyono A., Megapon Kesaint Blanc, Jakarta. Huli A., (2005). Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi. Jakarta : PT Bumi Aksara. Khoirudin. (2006). Perbedaan Kapasitas Vital Paru dan Tekanan Darah Antara Perokok Aktif dengan Perokok Pasif. Semarang : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri. Linder. C. Maria. (2006). Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta: Universitas Indonesia. Muray .Robert .K. (2009). Biokimia Harper. Jakarta : ECG Saktyowati DO. (2008). Bahaya Rokok. Depok : Aryaduta. Soeharto I., (2005). Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif R & D. Bandung: Alfabeta Sukendro S. (2008). Filosofi Rokok. Yogyakarta : Pinus Book Publishes. 35 36 Sutedjo AY., (2008). Buku Saku. Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta : Amara Books. Waspadji S., (2005). Pengkajian Diet pada Penderita Penyakit Jantung Koroner dalam Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Yusman Nurmansyah. (2013). Trigliserida Pada Perokok. Tasikmalaya.