pemeriksaan profil lemak pada perokok aktif program studi d3 analis

advertisement
PEMERIKSAAN PROFIL LEMAK
PADA PEROKOK AKTIF
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Analis Kesehatan
pada Program Studi D3 Analis Kesehatan
Oleh:
NOVA ANDINI
NIM. 13DA277028
PROGRAM STUDI D3 ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
CIAMIS
2016
PEMERIKSAAN PROFIL LEMAK PADA PEROKOK AKTIF 1
Nova Andini2 Atun Farihatun3 Minceu Sumirah4
INTISARI
Profil lemak adalah unsur-unsur lemak dalam plasma yang terdiri
dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas.
Pemeriksaan profil lemak darah biasanya dilakukan pada mereka yang
mempunyai resiko penyakit jantung koroner atau serangan jantung
seperti, perokok, hipertensi,dan lain lain.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar profil lemak pada
perokok aktif, yang dilakukan di Laboratorium UPTD Puskesmas Rancah
yang dilaksanakan pada 5-11 juli 2016. Penelitian ini dilakukan pada 20
sampel.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah semi-automatic
chemistry analyzer. Penelitian ini menggunakan data primer dengan cara
memeriksa langsung sampel darah, dan hasil dari penelitian disajikan
dalam bentuk diagram.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 sampel darah yang
dilakukan dapat ditarik kesimpulan: pada perokok aktif, terdapat hasil
sebagai berikut. Hasil pemeriksaan kolestrol diperoleh hasil 75% normal
dan 25% tinggi, untuk trigliserida diperoleh hasil 75% tinggi dan 25%
normal, dan untuk HDL terdapat 55% yang rendah 45% yang normal,
sedangkan untuk LDL diperoleh 20% untuk yang normal.
Kata Kunci : Profil Lemak pada perokok aktif
Kepustakaan : 19 (2005-2013)
Keterangan : 1 judul, 2 nama mahasiswa, 3 nama pembimbing I,
4 nama pembimbing II
iv
EXAMINATION OF THE PROFILE FAT
IN THE ACTIVE SMOKER'S1
Nova Andini2 Atun Farihatun3 Minceu Sumirah4
ABSTRACT
Lipid profile is fat elements in plasma consisting of cholesterol,
triglycerides, and phospholipids, free fatty acids. Examination of blood fat
profiles are usually performed on those who have the risk of coronary
heart disease or a heart attack, such as smokers, hypertension, etc.
This research was conducted to find out the levels of fat profile on
the active smokers, conducted in the laboratory of UPTD clinics Rancah
held on 5-11 July 2016. This research was conducted on 20 samples.
Tools used in this research is a semi-automatic chemistry analyzer.
The research of using primary data by way of check directly to blood
samples, and the results of the research are presented in the form of a
diagram.
Based on the results of a study of 20 blood samples is done can be
drawn the conclusion: in active smokers, there is the following result. The
results of the examination results obtained 75% kolestrol normal and 25%
to 75% of triglycerides obtained high results and 25% of normal, and there
were 55% of HDL to a low 45% of normal, while LDL is obtained 20% for a
normal.
Keywords
: Profile of fat on the active smokers
Library
: 19 (2005-2013)
Description : 1 the title of the, 2 name of student, 3 name of supervisor
I, 4 name of supervisor II
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rokok mempunyai bahaya sangat besar terutama racun
nikotin yang terdapat di dalamnya. Nikotin mempengaruhi pembuluh
coroner, menyebabkan penyempitan, menyebabkan peluang lebih
besar terjadinya aterosklerosis. Efek nikotin jangka panjang dapat
menyebabkan gangguan metabolise lipid. Lipid terdiri dari kolestrol,
trigliserida,dan asam lemak bebas. Kadar lemak yang tinggi dalam
darah dan berlarut-larut dapat menyebabkan serta mempercepat
proses pengrusakan pembuluh darah arteri (Nurmansyah, 2013).
Perokok aktif adalah orang yang merokok dan langsung
menghisap rokok serta bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan
diri sendiri maupun lingkungan sekitar. Perokok Pasif adalah asap
rokok yang di hirup oleh seseorang yang tidak merokok. Pemeriksaan
profil lemak darah biasanya dilakukan pada mereka yang mempunyai
resiko penyakit jantung koroner atau serangan jantung seperti:
perokok, hipertensi, penyandang diabetes serta mempunyai orang tua
dengan riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah. Tujuannya
adalah untuk menilai besarnya risiko, serta memantau pencapaian
target terapi (Khoirudin, 2006).
Kelainan yang dijumpai pada peningkatan kadar kolesterol
total, kolesterol LDL, trigliserida, dan penurunan kadar HDL disebut
dengan dislipidemia. Dislipidemia meningkatkan resiko terjadinya
aterosklerosis makin besar. Aterosklerosis disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya merokok. Perokok aktif maupun pasif pada dasar
nya mengisap karbonmonoksida (CO) yang merugikan. Akibat dari
gas CO terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan pasokan
oksigen
berkurang
dan
kerusakan
pembuluh
darah
penyempitan sampai pada penutupan (Soeharto, 2005).
1
maupun
2
Seperti Quran Surat Al-Baqorah ayat 195 :
Artinya: Dan belanjakan lah (harta bendamu) di jalan Allah,
dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan,
dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang berbuat baik.
Ayat al-quran diatas menyampaikan larangan menjatuhkan diri
sendiri dalam kebinasaan, kaitan dengan penelitian ini karena
kandungan didalam rokok banyak merugikan kesehatan sama hal nya
dengan menjatuhkan diri dalam kebinasaan. Orang yang merokok
sama dengan orang yang meminum racun, karena kandungan yang
terdapat pada rokok bisa membahayakan kesehatan badan, merusak
pernafasan, jantung, kanker dan penyakit lainnya. Allah SWT akan
mengharamkan sesuatu yang membahayakan bagi dirinya sendiri dan
orang lain.
Nikotin yang berpengaruh pada kerja jantung, meningkatkan
penggumpalan darah dan menurunkan kadar kolesterol HDL. Racun
utama pada rokok adalah nikotin. Komponen ini paling banyak
dijumpai di dalam rokok. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat
stimulant dan pada dosis tinggi beracun. Nikotin bekerja secara
sentral di otak dengan mempengaruhi neuron dopaminergik yang
akan memberikan efek fisiologis seperti rasa nikmat, tenang dan
nyaman dalam sesaat (Khoirudin, 2006).
Merokok
dipecahkan
merupakan
bahkan
sudah
salah
satu
menjadi
masalah
masalah
yang
sulit
nasional
dan
internasional. Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak
faktor yang saling berkaitan, sehingga seolah-olah sudah menjadi
kebiasaan. Ditinjau dari segi kesehatan, merokok harus dihentikan
3
sebagai usaha pencegahan sedini mungkin karena efek negatifnya
terhadap pada masalah-masalah kesehatan (Soeharto, 2005).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk
memeriksa profil lemak pada perokok aktif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian adalah sebagai berikut : Bagaimana profil lemak
pada perokok aktif ?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui profil lemak pada perokok aktif.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah dan memperdalam pengetahuan tentang
pemeriksan profil lemak pada perokok aktif.
2. Bagi tenaga Analis Kesehatan
Memberikan informasi bagi tenaga analis kesehatan
tentang pemeriksaan profil lemak pada perokok aktif.
3. Bagi Akademik
Menambah perbendaharaan Karya Tulis Ilmiah mengenai
pemeriksaan kadar profil lemak di perpustakaan analis kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Ciamis tentang
pemeriksaan profil lemak pada perokok aktif.
4
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian ini peneliti telah dilakukan survey dan di
temukan penelitian sebelumnya yang mirip dengan penelitian yang
ingin dilaksanakan, yaitu perbandingan kadar trigliserida pada perokok
dan bukan perokok yang dilaksanakan di gedung Pertamina
Universitas Samratulangi Manado dan dilakukan penelitian pada
tanggal 5, 6, dan 12 Desember 2012.
Sedangkan judul penelitian yang saya lakukan adalah
pemeriksaan profil lemak pada perokok aktif yang di lakukan di
Laboratorium UPTD Puskesmas Rancah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Profil Lemak
1. Definisi
Profil lemak adalah unsur-unsur lemak dalam plasma yang
terdiri darikolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas.
Tiga unsur yang pertama berkaitan dengan protein tertentu
(Apoprotein) membentuk lipoprotein yaitu kilomikron, VLDL (Very
Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL
(High Density Lipoprotein) masing-masing mempunyai unsur
lemak
dengan
kandungan
yang
berbeda-beda.
Ikatan
ini
memungkinkan unsur lemak itu dapat larut dalam darah dan
kemudian dikirim ke seluruh jaringan tubuh. Penetapan kadar lipid
darah dalam plasma dilakukan dengan mengukur kadar total
kolesterol, HDL kolesterol, LDL kolesterol dan trigliserida. Profil
lipid pada umumnya diperiksa setelah subyek berpuasa 10-12 jam
(Linder, 2006).
Seperti Al-Quran surat Al-Isra ayat 7
Artinya :Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik
bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan)
itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi
(kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk
menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam
5
6
mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali
pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja
yang mereka kuasai.
Ayat al-quran diatas dapat dijelaskan bahwa dunia yang
ditinggali adalah dunia aksi dan reaksi. Bila kalian berbuat baik,
niscaya kebaikan pula yang akan kalian saksikan dan bila
keburukan yang kalian lakukan, maka keburukan pula yang akan
kalian terima. Kalian telah berbuat satu kerusakan di muka bumi
dan akibatnya telah kalian rasakan, namun sayangnya kalian tidak
mengambil pelajaran dan kembali berbuat kerusakan. Seperti
halnya merokok akan merusak diri sendiri dan orang lain, dan
kerusakan itu akan berdampak pada kesehatan diri sendiri dan
kesehatan orang lain.
2. Jenis-jenis Lemak
a. Kolesterol Total
Kolesterol (C27 H45 OH) adalah alkohol steroid,
semacam lemak yang ditemukan dalam lemak hewani,
minyak, empedu, susu, kuning telur, yang sebagian besar
disintesis oleh hati dan sebagian kecil diserap dari diet.
Keberadaan dalam pembuluh darah pada kadar tinggi akan
cenderung membuat endapan/ kristal/ lempengan yang akan
mempersempit atau menyumbat pembuluh darah (Sutedjo,
2008).
b. Trigliserida
Trigliserida merupakan senyawa yang terdiri dari 3
molekul asam lemak yang teresterisasi menjadi gliserol,
disintesis dari karbohidratdan disimpan dalam bentuk lemak
hewani. Dalam serum dibawa oleh lipoprotein, merupakan
penyebab
utama
penyakit
arteri
disbanding
kolesterol.
Peningkatan trigliserida biasanya diikuti oleh peningkatan
VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Pada peristiwa hidrolisis
7
lemak-lemak ini akan masuk dalam pembuluh darah dalam
bentuk lemak bebas (Sutedjo, 2008).
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak bukan
kolesterol yang terdapat dalam darah dan berbagai organ
tubuh. Trigliserida merupakan substansi yang terdiri dari
gliserol yang mengikat gugus asam lemak. Makan-makanan
yang
mengandung
lemak
akan
meningkatkan
kadar
trigliserida dalam darah dan cenderung meningkatkan kadar
kolesterol. Lemak yang berasal dari buah-buahan seperti
kelapa, durian dan alpukat tidak mengandung kolesterol tetapi
kadar
trigliseridanya
mempengaruhi
kadar
tinggi.
Sejumlah
trigliserida
dalam
faktor
dapat
darah
seperti
kegemukan, makan lemak, makan gula biasa dan minum
alkohol (Soeharto, 2005).
Penelitian para ahli menegaskan bahwa peningkatan
kadar trigliserida dalam darah merupakan salah satu faktor
risiko dari penyakit kardiovaskuler. Hipertrigliseridemia dapat
menyebabkan peningkatan LDL Kolesterol dan penurunan
HDL Kolesterol. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa
trigliserida secara langsung dapat juga berperan sebagai
faktor risiko yang independen, terutama pada pria dan wanita
yang berusia di atas 50 tahun. Walaupun pada usia dibawah
50 tahun peranan trigliserida secara statistik hanya bersifat
tidak langsung. Rasio total kolesterol/ HDL yang tinggi
memang biasanya selalu diikuti oleh kadar LDL Kolesterol
yang tinggi dan HDL Kolesterol yang rendah. Sedangkan jika
rasio LDL/ HDL antara 4 sampai 5 dan angka trigliserida di
atas normal, maka risiko penyakit kardiovaskuler meningkat,
walaupun kadar LDL relatif rendah (Soeharto, 2005).
8
c. HDL atau Kolesterol Baik
HDL (High Density Lipoprotein) merupakan salah satu
dari tiga komponen lipoprotein yaitu kombinasi lemak dan
protein, mengandung kadar protein tinggi, sedikit trigliserida
dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat
pada plasma darah, disebut juga lemak baik yang membantu
membersihkan penimbunan plak pada pembuluh darah
(Sutedjo, 2008).
HDL bersifat protektif terhadap kemungkinan terjadinya
arteriosklerosis. Bila kadar HDL dalam darah rendah maka
resiko terhadap penyakit kardiovaskuler pun meningkat,
demikian
pula
sebaliknya.
Walaupun
sebagian
besar
kolesterol dalam darah dibawa oleh LDL, jumlah sedikit yang
dibawa HDL cukup berarti. Oleh karena itu sangat penting
kadar kolesterol HDL dalam darah diperiksa, terutama bila
seseorang
memiliki
sejarah
keluarga
yang
memiliki
dislipidemia. HDL kolesterol yang bersifat menguntungkan dan
melindungi tersebut harus dipertahankan dalam kadar yang
ideal yaitu ≥ 60 mg/ dl, sebagai upaya preventif terhadap
kejadian arteriosklerosis.
d. LDL atau Kolesterol Jahat
LDL (Low Density Lipoprotein) adalah lipoprotein dalam
plasma yang mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid
sedang dan kolesterol tinggi. LDL mengandung paling banyak
kolesterol dari semua lipoprotein dan merupakan pengirim
kolesterol utama dalam darah. Sel-sel tubuh memerlukan
kolesterol untuk bisa tumbuh dan berkembang sebagaimana
mestinya. Sel-sel ini memperoleh kolesterol dari LDL.
Walaupun demikian jumlah kolesterol yang bisa diserap oleh
sebuah sel ada batasannya. Oleh karena itu makin banyak
lemak jenuh atau makan makanan yang mengandung
9
kolesterol yang tinggi akan mengakibatkan kadar kolesterol
dalam darah tinggi (Sutedjo, 2008).
LDL kolesterol sering dianggap sebagai indikator dalam
pemeriksaan penyakit degeneratif karena LDL kolesterol
banyak mengandung kolesterol. Pengukuran kadarnya dalam
darah dapat membantu dugaan adanya risiko gangguan
kardiovaskuler.
3. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Lemak
Darah
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi kadar lipid darah
dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu faktor resiko yang dapat
dikendalikan (eksternal) dan yang tidak dapat dikendalikan
(internal).
a. Faktor Risiko Eksternal
1) Konsumsi Gizi (Makanan/Minuman)
Masukan energi yang berlebihan baik energi yang
berasal dari karbohidrat, lemak, protein maupun alkohol
dapat mempertinggi trigliserida dan kadar kolesterol dalam
darah (Soeharto, 2005).
Bila kita makan banyak lemak jenuh atau bahan
makananyang kaya akan kolesterol, kadar LDL kolesterol
dalam darah kita tinggi, kelebihan LDL akan melayanglayang dalam darah dengan risiko penumpukan atau
pengendapan kolesterol pada dinding pembuluh darah
arteri (Soeharto, 2005).
2) Diabetes Mellitus
Hipertrigliserida
merupakan
suatu
manifestasi
dyslipidemia yang sering ditemukan pada Diabetes
Mellitus. Pola dyslipidemia yang disebabkan karena
penyakit diabetes mellitus adalah meningkatnya kadar
trigliserida dan menurunnya jumlah HDL. Selain itu pada
10
penderita
diabetes
mellitus
tipe
2,
cenderung
menghasilkan LDL yang kecil dan padat yang lebih
bersifat
aterogenik.
Peningkatan
trigliserida
dapat
disebabkan karena metabolisme trigliserida yang tidak
sempurna dan peningkatan VLDL yang diproduksi oleh
hati. Peningkatan partikel yang diproduksi oleh hati sendiri
merupakan
hasil
kelebihan
masukan
kalori
dan
hiperinsulinemia.
Pada penderita diabetes mellitus, untuk mencapai
kadar gula darah yang relatif baik perlu kadar insulin yang
tinggi
karena
resistensi
insulin
yang
berlebihan
mengakibatkan meningkatnya pengesteran asam lemak
bebas menjadi trigliserida sehingga timbul hipertrigliserida.
Selain
itu
resistensi
insulin
dapat
mengakibatkan
pengurangan aktifitas lipoprotein lipase yang berfungsi
untuk mengurangi produksi VLDL dan kilomikron (Linder,
2006).
3) Obesitas
Overweight
adalah
suatu
kondisi
dimana
perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi
standar yang ditentukan, sedangkan Obesitas adalah
kondisi kelebihan lemak baik di seluruh tubuh atau
terlokalisasi pada bagian tertentu seperti perut, pipi, paha,
kaki
dan
lain
sebagainya.
Obesitas
merupakan
peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan
total lemak tubuh > 25% pada pria dan > 33% pada wanita
(Baraas, 2005).
Kelebihan lemak tubuh yang terutama terlokalisir
dibagian tengah (Central Obesity) lebih erat hubungannya
dengan tekanan darah dibanding dengan penumpukan
lemaktubuh di perifer. Pada penderita obesitas yang
11
berusia
20-75
peningkatan
tahun
mempunyai
kolesterol
risiko
dengan
risiko
terkena
terkena
hiperkolesterolemia sebesar 1,5 kali dari penduduk gizi
normal (Soeharto, 2005).
Faktor-faktor penyebab obesitas masih terus
diteliti. Baik faktor lingkungan maupun genetik berperan
dalam terjadinya obesitas. Faktor lingkungan antara lain
pengaruh psikologi dan budaya. Dahulu status sosial dan
ekonomi juga dikaitkan dengan obesitas. Kini diketahui
bahwa sejak tiga decade terakhir hubungan antara status
sosial
ekonomi
dengan
obesitas
melemah
karena
prevalensi obesitas meningkat secara dramatis pada
setiap kelompok status sosial ekonomi. Meningkatnya
obesitas tak lepas dari berubahnya gaya hidup, seperti
menurunnya aktifitas fisik dan kebiasaan menonton
televise
berjam-jam.
Faktor
genetik
menentukan
mekanisme pengaturan berat badan normal melalui
pengaruh hormon dan neural.Selain itu, faktor genetik
juga menentukan banyak dan ukuran sel adiposa serta
distribusi regional lemak tubuh (Baraas, 2005).
4) Konsumsi minum Beralkohol dan Kopi
Konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko
seseorang
untuk
terkena
penyakit
jantung.Kadar
kolesterol darah menurun selama konsumsi alkohol
dihilangkan dari dalam diet. Selain itu dengan adanya
asupan alkohol kadar kolesterol darah dan LDL Kolesterol
meningkat. Konsumsi kopi juga dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah dan meningkatkan risiko seseorang
terkena penyakit jantung. Suatu penelitian di Australia
telah membuktikan bahwa kopi dapat mempengaruhi
kadar kolesterol dan trigliserida (Waspadji, dkk., 2005).
12
5) Rokok
Hasil
penelitian
Framingham
Heart
Study
menunjukkan bahwa merokok menurunkan kadar HDL
Kolesterol. Penelitian dilakukan terhadap 2000 orang lakilaki dan 2000 orang perempuan yang berusia 20-49
tahun. Penurunan HDL pada laki-laki rata-rata sebanyak
4,5 mg/ dl dan pada perempuan 6,5 mg/ dl. Pada
penelitian itu, faktor yang penting adalah jumlah batang
yang dihisap perhari dan bukan lamanya seseorang
tersebut telah merokok (Soeharto, 2005).
6) Stres
Merupakan
salah
satu
resiko
terjadinya
dislipidemia, karena disamping dapat memicu adrenalin
juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Walaupun
stres dibutuhkan dalam hidup ini, tetapi stress kronis yang
berkepanjangan justru akan merusak keseimbangan
fungsi tubuh. Syaraf simpatis dipacu setiap saat dan
adrenalin pun membanjiri tubuh. Tekanan darah akan
meningkat
bersamaan
dengan
meningkatnya
kadar
kolesterol darah. Hal ini yang akhirnya akan membebani
jantung dan merusak pembuluh darahkoroner (Huli, 2005).
7) Latihan (Aktifitas) Fisik
Latihan fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh
otot tubuhdan sistem penunjangnya serta merupakan
bagian
dari
usaha
menjaga
kebugaran,
termasuk
kesehatan jantung dan pembuluh darah. Mereka yang
aktif memiliki kemungkinan yang rendah untuk terkena
penyakit kardiovaskuler termasuk diantaranya dislipidemia
(Almatsier, 2009).
13
Olahraga
dan
aktifitas
fisik
juga
dapat
memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar
kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida. Bahkan
yang paling baik adalah dapat memperbaiki HDL, yaitu
suatu jenis kolesterol yang kadarnya sulit untuk dinaikkan.
Di samping itu berbagai faktor risiko seperti hipertensi,
obesitas dan diabetes mellitus dapat diturunkan dengan
menjalankan olahraga yang tepat takaran, durasi dan
frekwensinya (Almatsier, 2009).
b. Faktor Risiko Internal
1) Umur/ Usia
Pertambahan usia meningkatkan risiko penyakit
degenerative secara nyata pada pria maupun wanita. Hal
ini
mungkin merupakan
pencerminan dari lamanya
terpapar faktor risiko digabung dengan kecenderungan
bertambah beratnya derajat tiap-tiap faktor risiko dengan
pertambahan usia. Faktor usia mempunyai dampak pada
semua golongan usia kecuali pada keadaan dengan
harapan hidup yang sangat berkurang.
2) Jenis Kelamin
Laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalamipenyakit jantung dan pembuluh darah jika
dibandingkan dengan perempuan pada usia tertentu.
Risiko laki-laki untuk terkena penyakit tersebut melampaui
risiko pada perempuan setelah usia remaja sampai usia
sekitar lima puluhan. Perempuan dan laki-laki dikatakan
berisiko sama yaitu pada usia sekitar lima puluh tahun ke
atas.
Pada
tahun-tahun
pre-menopause
perempuan
dilindungi oleh hormon estrogen yang tidak dimiliki oleh
kaum laki-laki (Maksimin, 2005).
14
Hormon estrogen dapat mencegah terbentuknya
plak pada arteri dengan menaikkan kadar HDL dan
menurunkan kadar LDL, namun setelah masa menopause
lewat kadar estrogen pada perempuan menurun. Oleh
karena
itulah
perempuan
yang
sudah
mengalami
menopause memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan
sebelum menopause. Dengan demikian hormon estrogen
dianggap
sebagai
proteksi
terhadap
terjadinya
dislipidemia (Darmojo, 2005).
3) Riwayat Keluarga Dislipidemia
Hasil
studi
pada
pakar
ilmu
kedokteran
menunjukkan bahwa berbagai penyakit berhubungan
dengan genetik atau keturunan. Dalam suatu keluarga
terlihat
adanya
keterkaitan
antara
ketahanan
atau
kerentanan terhadap penyakit dan hubungan keluarga.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa sebagian dari
populasi yang ada tidak dapat menurunkan kolesterol
hanya dengan melakukan diet saja. Walaupun dalam
beberapa
kasus
kolesterol
darah
menunjukkan
peningkatan karena mengkonsumsi lemak jenuh. Kejadian
ini biasanya ditandai dengan kadar kolesterol total di atas
400 mg/dl atau kadar HDL di bawah 35 mg/dl pada usia
relatif muda pada satu keluarga, meskipun pada orang ini
justru rajin berolahraga, pola makan kaya serat, dan
jarang
mengkonsumsi
lemak
hewani
tetapi
kadar
kolesterol darahnya masih tetap tinggi (Heslet, 2005).
4. Metabolisme Lemak
Proses metabolisme di dalam tubuh baik yang berasal dari
karbohidrat, protein, dan lemak berfungsi untuk menghasilkan
energi tubuh untuk bergerak dan memenuhi kebutuhan energi di
dalam sel. karena itu semua proses metabolisme tersebut, asetil
15
Ko A memiliki peranan yang sangat besar dalam menghasilkan
energi (Robert,K, 2009).
Metabolisme Lemak merupakan proses tubuh untuk
menghasilkan energi dari asupan lemak setelah masuk menjadi
sari-sari makanan dalam tubuh. Dalam proses metabolisme lemak
menjadi energi dibutuhkan bantuan glukosa dari karbohidrat.
Karena itu, tubuh cenderung menuntut makan yang manis-manis
setelah makan makanan yang kaya akan lemak. Lemak dalam
tubuh akan masuk ke dalam proses metabolisme setelah melewati
tahapan penyerapan, sehingga bentukan lemak yang memasuki
jalur metabolisme lemak dalam bentukan trigliserida (trigliserida
adalah bentuk simpanan lemak tubuh) (Robert,K, 2009).
Dalam bentuk trigliserida, lemak disintesis menjadi asam
lemak dan glliserol, seperti yang dijelaskan pada gambar dibawah,
asam lemak dan gliserol ini lah yang masuk kedalam proses
metabolisme energi. Pada prosesnya, gliserol dan asam lemak
memerlukan glukosa untuk memasuki siklus krebs atau, dengan
memasuki siklus ini gliserol dan asam lemak dapat diubah menjadi
energi.
Asam lemak hasil sintesis lemak hanya terdiri dari
pecahan 2-karbon, karena itu sel tubuh tidak dapat membentuk
glukosa dari asam lemak, begitupun dengan gliserol, karena
gliserol hanya merupakan 5% dari lemak dengan demikian, sel
tubuh tidak dapat membentuk glukosa dari lemak. karena tubuh
tidak dapat membentuk glukosa dari lemak maka organ tubuh
tertentu seperti sistem saraf tidak dapat mendapat energi dari
lemak, dan karena hal itu pula proses pembakaran lemak tubuh
membutuhkan proses yang panjang, salah satunya harus
membutuhkan bantuan glukosa (Linder, 2006).
Asam
lemak
ialah
bentuk
yang
terpenting
untuk
menyimpan energi. Asam lemak masuk ke jaringan lemak dan
16
menjadi trigliserida, dengan demikian tersedia zat baku yang
diperlukan untuk membuat glukosa (glukoneogenesis) atau untuk
langsung dibakar guna memperoleh energi. Sebagian dari asam
lemak berasal dari makanan, tetapi bagian terbesar berasal dari
glukosa yang tidak terpakai perubahan itu dilakukan oleh hati dan
juga jaringan lemak meskipun lebih sedikit dan juga disimpan
sebagai sumber energi (Linder, 2006).
Kolesterol memiliki dua sumber, pertama kolesterol yang
ada dalam makanan kedua hati dan usus yang mensintesis
kolesterol dari senyawa-senyawa yang konfigurasi molekulnya
berbeda dari kolesterol. Kolesterol penting dalam struktur dinding
sel dan dalam bahan yang membuat kulit kedap air. Banyak
kolesterol terdapat dalam asam- asam empedu, steroid-steroid
dari cortex. Suprarenalis, estrogen dan androgen. Senyawa
biologis ini amat penting dan terus menerus mengalami sintesis,
perombakan dan pendauran ulang kemungkinan besar kolesterol
dari makanan hampir tidak ikut serta dalam reaksi metabolik.
Fosfolipida sphingomyelin, lechitin dan cephalin adalah penyusun
membran sel yang penting. Semua sel sanggup mensintesis
fosfolipida, tetapi mungkin sekali bagian terbesar dari fosfolipida
dalam peredaran berasal dari hati dan selaput lendir usus.
Fosfolipida yang beredar memainkan peranan penting sebagai
donor gugusan fosfat pada metabolisme intrasel dan sebagai zat
esensial dalam koagulasi darah (Linder, 2006).
B. Rokok
1. Pengertian Rokok
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang
digulung / dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung,
dengan panjang 8-10 cm, dan dihisap seseorang setelah dibakar
ujungnya (Saktyowati DO, 2008).
17
Seperti Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 195 :
Artinya:Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah,
dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Ayat
al-quran
diatas
menyampaikan
larangan
menjatuhkan diri sendiri dalam kebinasaan, kaitan dengan
penelitian ini karena kandungan didalam rokok banyak merugikan
kesehatan sama hal nya dengan menjatuhkan diri dalam
kebinasaan. Orang yang merokok sama dengan orang yang
meminum racun, karena kandungan yang terdapat pada rokok
bisa membahayakan kesehatan badan, merusak pernafasan,
jantung,
kanker
dan
penyakit
lainnya.
Allah
SWT
akan
mengharamkan sesuatu yang membahayakan bagi dirinya sendiri
dan orang lain.
2. Tipe perokok
Ada beberapa macam tipe perokok yaitu: perokok ringan,
perokok sedang dan perokok berat. a) perokok ringan :
menghabiskan rokok sekitar 10 batang sehari dengan selang
waktu 60 menit dari bangun tidur. b) perokok sedang :
menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60
menit setelah bangun pagi. c) perokok berat : merokok sekitar 2130 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun pagi berkisar
antara 6-30 menit (Saktyowati DO, 2008).
18
Perokok dibedakan menjadi dua yaitu; perokok aktif dan
perokok pasif. Perokok aktif adalah seseorang yang secara teratur
merokok satu batang atau lebih dalam setiap harinya paling sedikit
satu tahun. Perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tapi
menghirup asap rokok (Halim DS, 2005).
3. Jenis Rokok
a. Rokok Putih yaitu rokok yang bahan bakunya atau isinya
hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.
b. Rokok Kretek yaitu rokok yang bahan baku atau isinya berupa
daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
c. Rokok Kelembak yaitu rokok yang bahan baku atau isinya
berupa daun tembakau, cengkeh, dan menyan yang diberi
saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Aula
LE, 2010).
4. Kandungan Racun Pada Rokok
a. Tar, merupakan Gas yang terbentuk dari unsur-unsur asap
tembakau yangtidak terserap oleh darah dan bersifat sebagai
pemacu timbulnya kanker (Saktyowati DO, 2008).
b. Nikotin, merupakan zat berbahaya yang menyebabkan
kecanduan. Dan menstimulasi otak, meningkatkan adrenalin
yang menyebabkan jantung berdebar lebih cepat dan bekerja
lebih keras, pembekuan darah lebih cepat dan meningkatkan
resiko serangan jantung (Aula LE, 2010).
c. Karbon monoksida, merupakan gas beracun yang tidak
berwarna. Paruparu mempunyai daya pengikat dengan
hemoglobin sekitar 200 kali lebih kuat daripada daya ikat
oksigen O2 dengan hemoglobin. Waktu paruh 4-7 jam
sebanyak 10% dari hemoglobin dapat terisi oleh karbon
monoksida dalam bentuk carboxy haemoglobin, akibatnya sel
19
darah merah kekurangan oksigen dan sel tubuh kekurangan
oksigen. Bila terjadi dalam waktu jangka panjang, pembuluh
darah terganggu karena menyempit dan mengeras. Apabila
menyerang pembuluh darah jantung, maka akan terjadi
serangan jantung. (Sukendro S, 2007).
5. Bahaya Rokok
a. Penyakit Jantung koroner
Rokok
merupakan
faktor
resiko
pembentuk
ateriosklerosis. Angka kematian penderita penyakit jantung
koroner pada perokok, tiga kali lebih besar dibandingkan pada
bukan perokok.
b. Penyakit Kanker Paru-paru
Merokok menjadi kausa pertama dalam penyakit
chronic obstructive lung disease, yaitu: mengangkut penyakit
bronkhitis dan emfisema. Tahun1985 diperkirakan 60.000
kematian akibat penyakit bronkhitis dan emfisena85% dari
para perokok. Batuk kronis, produksi dahak dan kesukaran
bernafasjuga didominasi oleh para perokok. Berbagai jenis
bahan iritasi yang terdapat dalam rokok yang dihisap
merupakan pencetus penyakit paru-paru.
c. Penyakit Alat Pencernaan
Merokok adalah menghisap asap rokok melalui mulut,
maka akan terjadi kondensasi tar pada rongga mulut
kemudian akan tertelan bersama air liur dan masuk ke dalam
saluran pencernaan. Menyebabkan tukak lambung dan tukak
usus dua belas jari, serta meningkatakan penyakit kanker
saluran percernaan (Sukendro, 2008).
20
C. Kerangka Konsep
Perokok Aktif
Faktor external:
1. Makanan
2. Obesitas
3. Olahraga
4. Alkohol
Faktor internal:
1. Usia
2. Jenis
Kelamin
3. Riwayat
dislipidemia
Risiko peningkatan
profil lemak
Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. Muhidin.S.A. (2011). Dasar-dasar Metode Statistika
untuk Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia
Almatsier S., (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Baraas F., (2005). Mencegah Serangan Jantung dengan Menekan
Kolesterol. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Aula LE. (2010). Stop Merokok. Jogjakarta : Gara ilmu.
Darmojo B., (2005). Pola Penyakit dan Keluhan pada Golongan Lanjut
Usia dalam Simposium Geriatri Pengenalan dan Pencegahan
Penyakit pada Usia Lanjut agar Tetap Sehat dan Berkualitas.
Semarang : Undip.
Gandasoebrata, R. (2007). Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian
Rakyat.
Halim, DS. (2005). Rokok Dan Perokok. Jakarta : Arcan.
Heslet L., (2005). Kolesterol. Diterjemahkan oleh Adiwiyono A., Megapon
Kesaint Blanc, Jakarta.
Huli A., (2005). Penyakit Jantung, Hipertensi dan Nutrisi. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Khoirudin. (2006). Perbedaan Kapasitas Vital Paru dan Tekanan Darah
Antara Perokok Aktif dengan Perokok Pasif. Semarang : Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri.
Linder. C. Maria. (2006). Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Muray .Robert .K. (2009). Biokimia Harper. Jakarta : ECG
Saktyowati DO. (2008). Bahaya Rokok. Depok : Aryaduta.
Soeharto I., (2005). Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan
Lemak dan Kolesterol. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif R & D. Bandung: Alfabeta
Sukendro S. (2008). Filosofi Rokok. Yogyakarta : Pinus Book Publishes.
35
36
Sutedjo AY., (2008). Buku Saku. Mengenal Penyakit Melalui Hasil
Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta : Amara Books.
Waspadji S., (2005). Pengkajian Diet pada Penderita Penyakit Jantung
Koroner dalam Pengkajian Status Gizi Studi Epidemiologi. Jakarta
: Balai Penerbit FKUI.
Yusman Nurmansyah. (2013). Trigliserida Pada Perokok. Tasikmalaya.
Download