analisis swot bisnis ritel - Seminar

advertisement
Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST)
Maret 2017, pp. 445~450
445
ANALISIS SWOT BISNIS RITEL
(Studi Kasus BeeShop Cianjur)
Ety Nurhayaty
AMIK BSI Bogor
email : [email protected]
Abstrak
Industri ritel menunjukkan pertumbuhan yang relatif pesat, baik yang berkonsep
waralaba maupun mandiri bertebaran hampir disetiap kota. Perubahan selera konsumen
menjadi salahsatu sebab perkembangannya. Maka tak heran persaingan di industri ini semakin
tajam. Masing-masing berusaha untuk bisa menjadi penguasa pasar. Tentunya untuk
mewujudkan hal ini, diperlukan strategi yang jitu. Oleh karenanya indentifikasi berbagai faktor
secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan perlu dilakukan. BeeShop adalah
salahsatu industri ritel yang berkonsep mandiri. Agar tetap bertahan dalam persaingan ritel
yang ada, maka Beeshop pun mulai mengidentifikasi seluruh kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman yang dimiliki dan melingkupinya. Penelitian ini menggunakan metode metode
deskriptif, dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki, dalam hal ini
adalah faktor kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang yang dihadapi oleh Beeshop saat
ini. Data diambil berdasarkan penyebaran kuesioner terhadap sampel yang dipilih berdasarkan
teknik sampling non probability menggunakan teknik judgment sampling.. Hasilnya kemudian
diolah dan kemudian disajikan dalam sebuah matriks, yang akhirnya dapat dipilihkan strategi
yang sebaiknya dipakai oleh BeeShop pada masa yang akan datang. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa strategi yang bisa diterapkan BeeShop adalah strategi agresif, dimana
BeeShop saat ini memiliki peluang dan kekuatan yag baik sehinga dapat dimanfaatkan dalam
menunjang agresifitasnya mempertahankan diri dan melawan pasar
Kata Kunci : Strategi, Ritel, Analisis, SWOT
1. Pendahuluan
Bisnis ritel sesungguhnya merupakan
usaha yang telah dikenal sejak lama. Usaha
yang terkesan biasa, namun ternyata
menjadi salahsatu usaha yang mampu
menembus jaman dan paling kuat terhadap
gangguan serta paling mudah untuk
dimasuki, setidaknya ini terbukti dengan
terus bertumbuhnya bisnis ini. Dalam Jurnal
yang ditulis oleh Made Arly an I Putu Gede
(2017) Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel
Indonesia (Aprindo) pertumbuhan bisnis ritel
di Indonesia antara 10-15 persen per tahun
atau mencapai Rp 110 triliun, menyusul
kondisi perekonomian dan daya beli
masyarakat yang relatif bagus. Jumlah
pendapatan terbesar merupakan konstribusi
dari hypermarket, kemudian disusul oleh
minimarket dan supermarket Bahkan masih
menurut AT Kearney, dengan melihat
prospek pertumbuhan di Indonesia, peritel
lokal dan internasional mempercepat
rencana ekspansi, salahsatunya Indomaret.
Menurut Wiwiek Yusuf, Direktur Marketing
PT Indomarco Prismatama, bila hingga akhir
2015, Indomaret memiliki 12.195 outlet, per
November 2016 memiliki 13.900 outlet.
Maka
tahun
2017
Indomaret
akan
menambah sekitar 1.600 outlet. Percepatan
pertumbuhan ritel ini terjadi karena
Indonesia masih menjadi sasaran yang
menarik untuk pasar ritel. Berdasarkan
Global Retail Development Index (GRDI)
2016 versi AT Kearney yang dimuat dalam
harian kompas (08/06/2016) menyatakan
bahwa
Indonesia
bahkan
mampu
mengalahkan Singapura dan berada di
posisi kelima dunia setelah China, India,
Malaysia, dan Kazakhstan. Keberadaan
empat negara di posisi teratas itu
disebabkan kombinasi antara populasi yang
besar dengan tingginya pertumbuhan ritel.
Perkembangan investasi pada sektor
perkotaan khususnya kota Cianjur juga
mengalami perkembangan yang cukup
signifikan,
secara
empirik
terlihat
pertumbuhan
bisnis
eceran
modern
semakin ”marak” khususnya dalam format
Diterima 01 Februari 2017; Revisi 22 Februari 2017; Disetujui 15 Maret, 2017
ISBN: 978-602-61242-0-3
retail skala menengah kecil. Perkembangan
bisnis eceran modern yang terus mengalami
peningkatan tersebut, menyebabkan tingkat
persaingan bisnis eceran sangat kompetitif.
Perusahaan perlu mengenali kekuatan dan
kelemahan perusahaan dalam persaingan,
hal ini akan sangat membantu dalam
mengendalikan diri, serta memanfaatkan
setiap peluang yang ada. Dimana strategi
pemasaran merupakan upaya mencari
posisi pemasaran yang menguntungkan
dalam suatu industri atau arena fundamental
persaingan berlangsung. Pemasaran di
suatu perusahaan, selain bertindak dinamis
juga harus selalu menerapkan prinsipprinsip yang unggul dan perusahaan harus
meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama
yang
sudah tidak berlaku serta terus
menerus melakukan inovas.
Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Rina
Kurniati (2014) menyatakan bahwa dalam
perkembangannya saat ini analisis SWOT,
tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi
di medan pertempuran, melainkan banyak
dipakai dalam penyusunan perencanaan
strategi bisnis (Business Strategic Planning)
yang bertujuan untuk menyusun strategistrategi jangka panjang sehingga arah dan
tujuan perusahaan dapat dicapai dengan
jelas dan dapat segera diambil keputusan,
serta
semua
perubahannya
dalam
menghadapi pesaing. Artinya seluruh
aktifitas bisnis memerlukan Analisis SWOT,
begitupun dalam bisnis ritel.
Philip Kotler (2002) mengemukakan bahwa
yang dimaksud penjualan ecer/ritel meliputi
semua kegiatan yang melibatkan penjualan
barang atau jasa secara langsung pada
konsumen akhir untuk penggunaaan pribadi
dan bukan bisnis. Dimana Fungsinya
Menurut Utami (2008), adalah:
1
Menyediakan berbagai macam produk
dan jasa (providing assortments)
2
Memecah (breaking bulk)
3
Mengadakan
persediaan
(holding
inventory)
4
Memberikan
jasa
atau
layanan
(providing service)
5
Meningkatkan nilai produk dan jasa
Siklus Hidup Retail
Organisasi pengecer sangat beragam,
dimana semua jenis toko eceran tersebut
melalui tahap pertumbuhan dan penurunan
yang dapat dijelaskan dalam siklus hidup
eceran. Suatu toko eceran muncul,
menikmati periode pertumbuhan yang
meningkat, mencapai kemapanan dan
kemudian
penurunan.
Agar
periode
KNiST, 30 Maret 2017
penurunan tidak terjadi maka, diperlukan
maintenance bisnis, agar bisnis yang
dilakukan senantiasa segar dan terus
berjalan baik, karena dalam prakteknya
menjalankan bisnis ritel ditengah persaingan
yang cukup sengit tentu bukanlah hal yang
mudah. Diperlukan strategi yang jitu.
Namun sebelum merumuskan strategi, perlu
dilakukan pengamatan dahulu terhadap
keunggulan, kelemahan, peluang dan
ancaman terhadap bisnis yang dijalankan
secara cermat. Agar strategi yang di
jalankan sesuai dengan situasi yang
dihadapi
Adapun cara melakukan analisis SWOT
Menurut Rangkuti (2014)
suatu kinerja
perusahaan
dapat
ditentukan
oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal.
Kedua
faktor
tersebut
harus
dipertimbangkan dalam analisis SWOT.
Perpaduan antara faktor internal dan
eksternal ini akan bertemu pada kuadran
tertentu yang dapat menunjukkan strategi
yang sebaiknya dipakai oleh perusahaan.
Gambar berikut adalah gambar diagram
analisis SWOT.
Sumber: Rangkuti (2014)
Gambar 1. Diagram Analisis SWOT
Kuadran I:
Ini merupakan situasi yang menguntungkan.
Perusahaan tersebut memiliki peluang dan
kekuatan sehinga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. strategi yang harus
diterapkan
dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif.
Kuadran 2:
Meskipun menghadapi berbagai ancaman,
perusahaan masih memiliki kekuatan dari
segi internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi baik
produk maupun pasar
Kuadran 3:
Perusahaan menghadapi peluang pasar yg
sangat
besar, tetapi di lain pihak, ia
446
ISBN: 978-602-61242-0-3
menghadapi beberapa kendala/kelemahan
internal. Fokus strategi perusahaan adalah
meminimalkan
masalah
internal
perusahaan sehingga dapat merebut
peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4:
Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan,
perusahaan
tersebut
menghadapi
berbagai
ancaman
dan
kelemahan internal.
2. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode metode
deskriptif (Nazir, 2011), dengan tujuan untuk
membuat deskripsi, gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki dalam hal ini
adalah
faktor
kekuatan,
kelemahan,
ancaman dan peluang yang dihadapi oleh
Beeshop saat ini. Data data diambil
berdasarkan
penyebaran
kuesioner
terhadap sampel yang dipilih berdasarkan
teknik sampling non probability/non-acak
dengan menggunakan teknik judgment
sampling. Menurut Umar (2009), judgment
sampling/ purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel yang didasarkan pada
pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang
digunakan dalam memilih responden
(secara
judgment
sampling)
adalah
berdasarkan:
Responden
merupakan
konsumen/karyawan yang sudah pernah
berbelanja di BeeShop Cianjur dan sudah
dewasa sehingga mampu memberikan
pendapatnya secara mandiri. Hasilnya
kemudian diolah dan kemudian disajikan
dalam sebuah matriks, yang akhirnya dapat
dipilihkan strategi yang sebaiknya dipakai
oleh BeeShop pada masa yang akan datang
3. Pembahasan
Analisis SWOT merupakan cara yang
sistematik didalam melakukan analisis
terhadap wujud ancaman kesempatan agar
dapat membedakan keadaan lingkungan
yang akan datang sehingga dapat
ditemukan masalah yang ada. Dari analisis
SWOT, perusahaan dapat menentukan
strategi efektif yang sejauh mungkin
memanfaatkan
kesempatan
yang
berlandaskan pada kekuatan yang dimiliki
perusahaan, mengatasi ancaman yang akan
datang dari luar, serta mengatasi kelemahan
yang ada.
Menurut Rangkuti, Freddy (2014) Analisis
SWOT adalah suatu indentifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan
KNiST, 30 Maret 2017
strategi perusahaan. Anaisis ini didasarkan
pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan dan peluang, namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
dan ancaman.
Proses pengambilan keputusan strategis
selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi dan kebijakan
perusahaan. Dengan demikian perencanan
strategis harus menganalisa faktor-faktor
strategis
perusahaan
(kekuatan,
kelemahan,peluang dan ancaman) dalam
kondisi yang ada saat ini.
Analisis SWOT Strategi Pemasaran
BeeShop
1. Faktor Internal (IFAS)
Matrik IFAS digunakan untuk mengetahui
seberapa besar peranan dari Faktor-faktor
internal yang terdapat pada perusahaan.
Matrik Internal Strategic Analysis Summary (
IFAS) disusun berdasarkan hasil identifikasi
dari kondisi lingkungan internal perusahaan
berupa kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki BeeShop
a. Kekuatan (Strength)
Kekuatan menggambarkan hal yang dimiliki
perusahaan
dan
dapat
memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan itu
sendiri. Berdasarkan analisis yang telah
diperoleh beberapa kekuatan yang dimiliki
BeeShop dalam
memasarkan
produk.
Kekuatan tersebut antara lain :
a) Menyediakan barang tradisional yang
umumnya diperlukan
masyarakat
sekitar, seperti produk sembako yang
telah dikemas ulang, sehingga harganya
relatif lebih murah dari kompetitor
sejenis.
b) Memiliki kualitas produk yang beragam
dan berkualitas.
c) Harga produk yang kompetitif.
d) Gedung milik sendiri
e) Letak toko berada pada lokasi padat
penduduk dan strategis
f) Pelayanan ramah
b. Kelemahan (Weaknesess)
Kelemahan menggambarkan hal yang tidak
dimiliki perusahaan tetapi perusahaan lain
memilikinya. Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan maka diperoleh beberapa
kelemahan yang ada pada BeeShop dalam
memasarkan produk :
a) Identitas toko tidak terpasang
b) Tidak ada promosi yang terjadwal.
c) SDM yang kurang terampil, disebabkan
kurangnya
pelatihan/training
yang
memadai
447
ISBN: 978-602-61242-0-3
d) Adanya keterbatasan pembelian item di
grosir terdekat
e) Sistem pengawasan dan
pelaporan
masih lemah
f) SOP kadang dilanggar
g) Suasana dalam toko kurang nyaman,
karena AC yang minim
Tabel 1. IFAS
NO
1
2
3
4
5
6
NO
1
2
3
4
5
6
7
KEKUATAN
Menyediakan barang tradisional
Memiliki kualitas produk yang beragam dan berkualitas
Harga produk yang kompetitif.
Gedung milik sendiri
Letak toko berada pada lokasi padat penduduk dan strategis
Pelayanan ramah
Jumlah
KELEMAHAN
Identitas toko tidak dipasang
Tidak ada promosi yang terjadwal
SDM yang kurang terampil
Adanya keterbatasan pembelian item di grosir terdekat
Sistem pengawasan dan pelaporan masih lemah
SOP kadang dilanggar
Suasana dalam toko kurang nyaman
Jumlah
Total
BOBOT
0,10
0,10
0,10
0,10
0,05
0,10
0,55
BOBOT
0,10
0.05
0.05
0.05
0.10
0.05
0.05
0,45
1,00
RATING
4
3
3
4
3
4
17
RATING
1
2
3
4
1
4
3
17
34
SKOR
0,40
0,30
0,30
0,40
0,15
0,40
1,90
SKOR
0,10
0,10
0,15
0,20
0,10
0,20
0,15
1,00
2,90
Sumber : Data yang telah diolah, 2017
2. Faktor Eksternal (EFAS)
a. Peluang (Opportunities)
Peluang merupakan merupakan faktor yang
berasal dari lingkungan dan menguntungkan
bagi
perusahaan
jika
mampu
untuk
memanfaatkannya. Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan maka diperoleh beberapa
peluang yang dapat dimanfaatkan oleh
BeeShop:
a) Perkembangan pembangunan diwilayah
tersebut relatif maju.
b) Perkembangan TI (teknologi informasi)
yang pesat memudahkan promosi dalam
berbagai bentuk.
c) Program loyalty guna mengikat konsumen.
d) Program promosi terjadwal yang diadakan
setiap weekend
e) semua barang yang dijual terjamin kualitas
nya (dijamin tidak ada barang experied)
b. Ancaman (Threaths)
Ancaman merupakan faktor yang berasal dari
luar perusahaan yang harus diatasi untuk
mengurangi dampak yang dapat merugikan
perusahaan. Berdasarkan analisis yang telah
dilakukan maka diperoleh beberapa ancaman
yang dihadapi BeeShop adalah:
a) Persaingan harga dan kualitas yang ketat
oleh para pesaing.
b) Kompetitor
yang
gencar
melakukan
promosi.
c) Perubahan selera konsumen.
d) Penggunaan sistem pembayaran dengan
kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) serta
kartu kredit yang dilakukan para pesaing.
e) kekurangan pegawai
Tabel 2. EFAS
NO
1
2
3
4
5
NO
1
2
3
4
5
PELUANG
Perkembangan pembangunan diwilayah tersebut relatif maju.
Perkembangan TI (teknologi informasi) yang pesat memudahkan promosi dalam berbagai bentuk.
Program loyalty guna mengikat konsumen.
Program promosi terjadwal yang diadakan setiap weekend
Semua barang yang dijual terjamin kualitas nya
Jumlah
ANCAMAN
Persaingan harga dan kualitas yang ketat oleh para pesaing.
Kompetitor yang gencar melakukan promosi.
Perubahan selera konsumen.
Penggunaan sistem pembayaran dengan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) serta kartu kredit
yang dilakukan para pesaing.
kekurangan pegawai
Jumlah
Total
BOBOT
0,1
0.05
0,10
0,10
0,10
0,45
BOBOT
0,15
0,15
0,05
RATING
3
3
4
4
4
RATING
1
1
2
SKOR
0,30
0.15
0,40
0,40
0,40
1,65
SKOR
0,15
0,15
0,10
0,10
2
0,20
0,10
0,55
1,00
3
0,30
0,90
2,55
Sumber : Data yang telah diolah, 2017
Diagram Matriks SWOT
Dari analisis SWOT diatas maka dapat dibuat
suatu ringkasan atau rekapitulasi dari
perhitungan untuk melihat seberapa besar
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
yang terjadi pada BeeShop Cianjur adalah:
Tabel 3. Diagram Matriks
KEKUATAN
IFAS
EFAS
Strategi
Pemasaran
Kuadran
IFAS
IFAS
EFAS
EFAS
Strength
Weakne
ss
Opportunity
Threats
1,90
1,00
1,90-1,00= 0,90
1,65
0,90
1,65-0,90= 0,75
SWOTSumber : Data yang telah diolah, 2017
KNiST, 30 Maret 2017
448
ISBN: 978-602-61242-0-3
Berdasarkan tabel diatas, di dapat hasil
bahwa, kekuatan yang dimiliki adalah 1,90
sedangkan kelemahan adalah 1,00, jadi
kuadran internal faktor yaitu 1,90-1,00 = 0.90
artinya kemampuan yang tinggi dari BeeShop
dalam
memanfaatkan
kekuatan
dan
mengatasi kelemahan yang terdapat pada
internal perusahaan masih baik. Adapun
peluang yang dimiliki dari strategi tersebut
sebesar 1,65 dan ancaman 0,90 . Jadi
kuadran eksternal faktor yaitu 1,65 – 0,90 =
0,75. Ini berarti kemampuan BeeShop dalam
memanfaatkan
peluangpeluang
dan
meminimalkan
ancaman-ancaman
yang
dihadapi oleh perusahaan dalam penjualan
produk relatif masih baik. Bila kedua nilai
tertimbang tersebut dipadukan dalam matrik
IE, maka keduanya akan bertemu pada sel I
yaitu mendukung strategi defensif
Diagram SWOT akan menunjukkan pada
posisi manakah strategi pemasaran pada
BeeShop saat ini. Posisi strategi inilah yang
akan menentukan letak kuadran strategi
pemasaran. Kuadran tersebut akan menjadi
fundamental
analisis
strategi
kedepan,
kuadran dapat diamati secara jelas melalui
diagram analisis SWOT berikut ini :
III.
Mendukung
strategi tunaround
I.Mendukung
agresif
Strategi
0,75
IV.
Pendukung
Strategi defensis
0,90
II. Mendukung
diversifikasi
strategi
Sumber: Rangkuti,2014
Gambar 2. Diagram SWOT BeeShop
Berdasarkan diagram diatas maka titik berada
pada kuadran I, yaitu mendukung strategi
agresif.
BeeShop memiliki peluang dan
kekuatan yang besar sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada Strategi
yang diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan yang agresif. Hal ini
bisa dilakukan dengan cara:
1. Mempertahankan
atau
meningkatkan
pangsa pasar produk saat ini, dilakukan
dengan perencanaan yang matang dan
memerlukan promosi yang jauh lebih
agresif didukung oleh strategi harga yang
terjangkau.
2. Pemasangan identitas toko agar mudah
dikenali baik oleh supplier maupun
konsumen.
3. Mengadakan perekrutan secara kontinu
kemudian berusaha untuk meningkatkan
kemampuan SDM melalui pemberian
pelatihan/training bagi karyawan
4. meningkatkan mekanisme penjualan dan
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
konsumen.
Tabel 4.Analisis dengan menggunakan Matrik SWOT.
Kekuatan:
a) Menyediakan barang tradisional yang umumnya
diperlukan masyarakat sekitar, seperti produk
sembako yang telah dikemas ulang, sehingga
harganya relatif lebih murah dari kompetitor
sejenis.
b)
Memiliki kualitas produk yang beragam dan
berkualitas.
c)
Harga produk yang kompetitif.
d)
Gedung milik sendiri
e)
Letak toko berada pada lokasi padat penduduk
dan strategis
f)
Pelayanan ramah
Peluang:
a)
Perkembangan pembangunan diwilayah
tersebut relatif maju.
b)
Perkembangan TI (teknologi informasi) yang
pesat memudahkan promosi dalam berbagai
bentuk.
c)
Program loyalty guna mengikat konsumen.
d)
Program promosi terjadwal yang diadakan
setiap weekend
e)
semua barang yang dijual terjamin kualitas
nya (dijamin tidak ada barang experied)
Ancaman:
a)
Persaingan harga dan kualitas yang ketat
oleh para pesaing.
b)
Kompetitor yang gencar melakukan promosi.
c)
Perubahan selera konsumen.
d)
Penggunaan sistem pembayaran dengan
kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri) serta
kartu kredit yang dilakukan para pesaing.
e)
kekurangan pegawai
Strategi SO
a.
Menjaga ketersediaan barang tradisional
b.
Membuka usaha dalam line bisnis yang sama
c.
Memperluas jangkauan pelayanan, baik dengan
menambah outlet atau menyebar sales force
Strategi ST
a.
Efisiensi produk
b.
Strategi harga dan promosi
c.
Peningkatan kualitas pelayanan
Kelemahan:
a)
Identitas toko tidak terpasang
b)
Tidak ada promosi yang terjadwal.
c)
SDM yang kurang terampil, disebabkan
kurangnya pelatihan/training yang memadai
d)
Adanya keterbatasan pembelian item di grosir
terdekat
e)
Sistem pengawasan dan pelaporan masih
lemah
f)
SOP kadang dilanggar
g)
Suasana dalam toko kurang nyaman, karena
AC yang minim
Strategi WO
a. Pasang identitas toko agar rmudah dikenali dengan
baik
b. Menjalankan SOP perusahaan dengan tertib
c. Mengusahakan pengembangan dan pelatihan
SDM.
d. Pembenahan program toko, baik personal,
teknologi dan pengawasan
Strategi WT:
a. Strategi promosi yang tepat
b. Melakukan perekrutan secara kontinu
c. Penguatan pemahaman tentang SOP toko
Sumber: Hasil pengolahan data, 2017
KNiST, 30 Maret 2017
449
ISBN: 978-602-61242-0-3
Strategi SO (strenght Opportunity) didapat dari
hasil memadukan antara kekuatan dan
peluang yang dimiliki perusahaan, strategi WO
(Weakness Opportunity) strategi ini diambil
berdasarkan kelemahan dan peluang yang
ada diperusahaan. Sedangkan strategi ST
(strength Threat) dan strategi WT (weakness
threat)
adalah
strategi
yang
dipilih
berdasarkan hasil dari perpaduan kekuatan
dan ancaman dan kelemahan terhadap
ancaman.
Dari hasil analisis tersebut, kegunaan penelitin
ini
dapat
langsung
dirasakan,
yaitu
didapatnya gambaran yang jelas, mengenai
langkah dan strategi yang hendaknya
dijalankan oleh BeeShop , yaitu dengan cara
menjalankan hal-hal yang tercantum dalam
matriks : strategi SO, strategi WO, strategi
ST dan strategi WI, seperti menjaga
ketersediaan barang tradisional, memasang
identitas toko, efisiensi produk dan melakukan
strategi promosi yang tepat.
4.Simpulan
Dalam menjalankan bisnis kita memerlukan
strategi agar dapat bertahan bahkan
memenangkan persaingan. Salahsatu cara
untuk menetapkan strategi apa yang akan
digunakan adalah dengan analisis SWOT
untuk mengetahui kondisi internal dan
eksternal perusahaan. Dengan menganalisis
SWOT, perusahaan bisa melakukan tindakan
perbaikan terhadap kekurangan (internal)
ataupun kelemahan (eksternal) yang ada serta
bisa mempertahankan dan menjalankan
tindakan yang lebih agresif terhadap peluangpeluang yang ada melalui kekuatan yang
dimiliki.
Khusus untuk BeeShop, berdasarkan analisa
SWOT, perusahaan berada pada kuadran I,
yaitu mendukung strategi agresif, dimana
dalam menjalankanstrategi ini,perusahaan
dapat melakukan: Mempertahankan atau
meningkatkan pangsa pasar produk saat ini,
hal ini dilakukan dengan perencanaan yang
matang dan memerlukan promosi yang jauh
lebih agresif didukung oleh strategi harga yang
terjangkau. Pemasangan identitas toko agar
mudah dikenali baik oleh supplier maupun
konsumen. Mengadakan perekrutan secara
kontinu
kemudian
berusaha
untuk
meningkatkan kemampuan SDM melalui
pemberian pelatihan/training bagi karyawan
meningkatkan mekanisme penjualan dan
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
konsumen.
Namun demikian penelitian ini masih harus
terus
dikembangkan
mengingat
KNiST, 30 Maret 2017
berkembanganya jenis analisis yang lebih baik
seperti analisis ASOCA yaitu kepanjangan
dari ability (kemampuan), strength (kekuatan),
opportunities (peluang), culture (budaya), dan
agility
(kecerdasan).
Analisis
ASOCA
menambahkan unsur culture (budaya) dan
agiilty (kecerdasan) sebagai unsur yang
penting
dalam
menemukan
strategi
pemecahan masalah pengambilan keputusan,
dan dapat dikembangkan dalam mengikuti
perubahan, perkembangan zaman, dan
kebutuhan sehingga lebih konfrehensif dalam
menilai situasi dan kondisi dilapangan.
Referensi
Arly Made, Putu I (2017) Pengaruh Retail
Marketing Mix Terhadap Kepuasan
Dan Loyalitas Pelanggan. Fakutas
Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana Bali.
Kotler,
Phillips.
(2002).
Manajemen
Pemasaran.
Edisi Millenium. PT.
Prenhallindo Jakarta.
Kurniati, Rina (2014). Jurnal Analisis SWOT
Dalam Meningkatkan Daya Saing
Bisnis Di Hotel Ibis,Slipi Jakarta.
Nazir
(2011). Metode Penelitian.
Indonesia. Jakarta
Ghalia
Rangkuti, Freddy. (2014). Teknik Membedah
Kasus Bisnis Analisis SWOT: Cara
Perhitungan Bobot, Rating dan
OCAI.Gramedia
Pustaka
Utama.
Jakarta
Umar, Husein (2009). Metode Penelitian untuk
Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja
Grafindo
Utami Christina. (2008). Strategi Pemasaran
Ritel. Jakarta: PT. Indeks
450
Download