BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Akuntansi

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial (Social Responsibility
Accounting)
Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial mempunyai arti suatu
proses pemilihan variable-variabel yang akan menentukan tingkat kinerja
sosial
perusahaan,
serta
prosedur
pengukurannya.
Akuntansi
pertanggungjawaban sosial dapat memberikan informasi mengenai sejauh
mana suatu organisasi ataupun perusahaan memberikan kontribusi positif
maupun negatif terhadap kualitas hidup manusia dan lingkungannya.
Menurut
Parker
(1988)
dalam
Sitepu
(2008),
akuntansi
pertanggungjawaban sosial memiliki dua karakteristik utama, yaitu:
a. Akuntansi pertanggungjawaban sosial tidak hanya menilai dampak
kegiatan perusahaan terhadap lingkungan perusahaannya, tetapi
juga mengukur efektifitas program sosial perusahaan.
b. Akuntansi
pertanggungjawaban
sosial
melaporkan
serta
menyediakan sistem informasi untuk pihak internal dan eksternal
yang memungkinkan dilakukan penilaian yang komprehensif
terhadap semua sumberdaya organisasi dan dampaknya baik secara
ekonomi maupun secara sosial.
Universitas Sumatera Utara
Adapun tujuan dari akuntansi pertanggungjawaban sosial tersebut, yaitu:
a. Mendefinisikan dan mengukur kontribusi neto periodik suatu
perusahaan kepada masyarakat, yang meliputi bukan hanya
manfaat dan biaya sosial yang diinternalisasikan ke perusahaan,
namun juga yang timbul dari eksternal yang mempengaruhi
segmen-segmen sosial yang berhubungan.
b. Membantu menentukan apakah strategi dan praktek perusahaan
yang secara langsung mempengaruhi relativitas sumberdaya dan
status kekuatan individu, masyarakat, dan segmen-segmen sosial
adalah konsisten dengan prioritas sosial yang diberikan secara luas
pada satu pihak dan keinginan individu pada pihak lain.
c. Memberikan dengan cara yang optimal kepada semua kelompok
sosial, informasi yang relevan dengan tujuan, kebijakan, program,
strategi dan kontribusi suatu perusahaan terhadap tujuan-tujuan
sosial.
2. Tanggung
Jawab
Sosial
Perusahaan(Corporate
Social
Responsibility)
Tanggung jawab sosial memiliki arti bahwa perusahaan harus
bertanggungjawab atas tindakannya yang mempengaruhi masyarakat,
lingkungan, dan komunitasnya. Tanggung jawab sosial tidak hanya
meliputi tanggungjawab terhadap dirinya sendiri dengan melindungi
Universitas Sumatera Utara
kepentingan-kepentingannya
sendiri,
tetapi
juga
bertanggungjawab
terhadap masyarakat atas akibat yang ditimbulkan dari aktivitas-aktivitas
yang ditimbulkan perusahaan. Dari sini tersirat suatu pernyataan bahwa
sasaran usaha adalah komunitas secara lebih luas menjadi inti dari CSR,
dijelaskan bahwa anggota komunitas yang lebih luas
termasuk di
dalamnya adalah karyawan perusahaan, anggota keluarga karyawan serta
komunitas lingkungan sosial dari perusahaan itu sendiri.
The
World
Business
Council
for
Sustainable
Development(WBCSD) dalam Rudito dan Famiola (2007) mendefinisikan
CSR sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan
ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan,
keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat/lokal,
dan komunitas secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas
kehidupan. Selain itu terdapat juga konsep
CSR yang digambarkan
sebagai proses penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan dan
keuntungan kegiatan bisnis dari stakeholders. Kegiatan yang dilakukan
tersebut, baik dapat bersifat internal (pekerja, shareholders, dan penanam
modal) maupun eksternal (kelembagaan pengaturan umum, anggotaanggota komunitas, kelompok komunitas sipil, dan perusahaan lain).
Pernyataan ini lebih mengarah kepada suatu keuntungan sosial yang akan
diperoleh perusahaan apabila melakukan CSR.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dapat
beraneka ragam dari yang bersifat charity sampai pada kegiatan yang
bersifat pengembangan komunitas, dari yang bernuansa abstrak sampai
pada bentuk yang konkrit. Bentuk strategi pelaksanaan program yang
dilakukan oleh perusahaan dalam konteks tanggung jawab sosialnya dapat
dikategorikan dalam tiga bentuk, di antaranya:
a. Public Relation, merupakan usaha untuk menanamkan persepsi
positif kepada komunitas tentang kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan. Kegiatan ini lebih mengarah pada menjalin hubungan
baik antara perusahaan dengan komunitas, khususnya menanamkan
sebuah persepsi yang baik tentang perusahaan terhadap komunitas.
b. Strategi defensif, merupakan usaha yang dilakukan perusahaan
guna menangkis anggapan negatif komunitas luas yang sudah
tertanam terhadap kegiatan perusahaan terhadap karyawannya, dan
biasanya untuk melawan serangan negatif dari anggapan komunitas
atau komunitas yang sudah terlanjur berkembang.
c. Keinginan tulus untuk melakukan kegiatan yang baik yang benarbenar berasal dari visi perusahaan.
Kegiatan perusahaan dalam konteks ini adalah sama sekali tidak
mengambil suatu keuntungan secara materil tetapi berusaha untuk
menanamkan kesan baik bagi komunitas berkaitan dengan kegiatan
perusahaan. (Rudito dan Famiola,2007)
Universitas Sumatera Utara
3. Pengungkapan Sosial (Social Disclosure) Dalam Laporan Tahunan
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu
tuntutan yang semakin dirasakan relevansinya dalam operasi bisnis
modern, apabila dipandang dari segi tuntutan bisnis serta tuntutan etis.
Berikut ini adalah alasan-alasan perusahaan mengungkapkan kinerja
sosialnya, yaitu
a. Internal decision making
Manajemen membutuhkan informasi untuk menentukan efektivitas
informasi sosial tertentu dalam mencapai tujuan sosial perusahaan.
Walaupun hal ini sulit diidentifikasi dan diukur, namun analisis
secara sederhana lebih baik daripada tidak sama sekali.
b. Product Differentiation
Manajer perusahaan memiliki insentif untuk membedakan diri dari
pesaing yang tidak bertanggungjawab secara sosial kepada
masyarakat. Akuntansi kontemporer tidak memisahkan pencatatan
biaya dan manfaat aktivitas sosial perusahaan dalam laporan
keuangan, sehingga perusahaan yang tidak peduli sosial akan
terlihat lebih sukses daripada perusahaan yang peduli. Hal ini
mendorong perusahaan yang peduli sosial untuk mengungkapkan
informasi tersebut, sehingga masyarakat dapat membedakan mereka
dari perusahaan lain
Universitas Sumatera Utara
c. Enlightened Self Interest
Perusahaan melakukan pengungkapan sosial untuk menjaga
keselarasan sosialnya dengan para stakeholder, karena mereka dapat
mempengaruhi pendapatan penjualan dan harga saham perusahaan.
Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan
bahwa aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Dengan
adanya penerimaan dari masyarakat diharapkan dapat meningkatkan nilai
perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. (Deegan,2004)
teori legitimasi menegaskan bahwa perusahaan terus berupaya untuk
memastikan bahwa mereka beroperasi dalam bingkai dan norma yang ada
dalam masyarakat atau lingkungan dimana perusahaan berada, di mana
mereka berusaha untuk memastikan bahwa aktivitas mereka (perusahaan)
diterima oleh pihak luar sebagai “sah”.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan
a. Ukuran Perusahaan
Menurut Meek, Robert, dan Gray (1995) dalam Sitepu
(2008) perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk
merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari
pemegang saham dan analis, sehingga perusahaan besar
memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan yang lebih
luas dari perusahaan kecil. Semakin besar perusahaan maka
Universitas Sumatera Utara
semakin banyak pula jumlah karyawan yang direkrut. Dengan
jumlah karyawan yang besar itu akan semakin besar pula
tanggung
jawab
manajemen
untuk
memperhatikan
kepentingan tenaga kerja. Selain itu, perusahaan besar
merupakan emiten yang banyak disoroti. Rizal (2004) dalam
Putra (2009) menyatakan bahwa terdapat hubungan positif
antara ukuran perusahaan dengan tingkat pengungkapan
informasi sosial. Hal ini berkaitan dengan agency theory, yaitu
manajemen sebagai agen akan menyelenggarakan operasi
perusahaan seperti yang diinginkan principal, termasuk
karyawan, dan masyarakat. Selain itu perusahaan besar
memiliki tekanan politis, dan menjadi sorotan masyarakat luas
untuk melakukan pengungkapan yang lebih luas.
b. Basis Perusahaan
Basis perusahaan di suatu negara atau daerah tertentu
menggambarkan kapasitas dan kekuatan perusahaan dalam
menjalankan
dan
penelitian ini basis
mengembangkan
bisnisnya.
Dalam
industri diproxikan dengan porsi
kepemilikan saham oleh publik. Diasumsikan semakin besar
jumlah saham yang dimiliki masyarakat akan semakin besar
informasi yang
diungkapkan
merupakan tuntutan dari
publik/masyarakat terhadap transparansi perusahaan seluas-
Universitas Sumatera Utara
luasnya. Terdapat perbedaan dalam proporsi saham yang
dimiliki investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan
pengungkapan sosial perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin
banyak
pihak
yang
membutuhkan
informasi
tentang
perusahaan, semakin banyak pula detail yang dituntut untuk
diungkap secara lebih luas.
c. Profitabilitas
Profitabilitas
menunjukkan
merupakan
tingkat
suatu
kemampuan
indicator
perusahaan
yang
dalam
menghasilkan profit dalam suatu periode tertentu. Profit
margin
yang
tinggi
akan
mendorong
manajer
untuk
memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin
meyakinkan para investor terhadap profitabilitas perusahaan
dan mendorong kompensasi terhadap manajemen.
Semakin
tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial. Dalam penelitian ini, untuk
mengukur
tingkat
profitabilitas
perusahaan
peneliti
menggunakan rasio margin laba bersih(net profit margin)
sebagai parameter yang akan dihubungkan dengan tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
d. Leverage
Leverage merupakan proporsi total hutang terhadap
ekuitas pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki
perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya
suatu hutang. Suatu pendapat mengatakan bahwa semakin
tinggi
leverage,
kemungkinan
besar
perusahaan
akan
mengalami pelanggaran terhadap kontrak hutang, maka
manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih
tinggi dibandingkan laba di masa depan, supaya laba yang
dilaporkan tinggi maka manajer harus mengurangi biayabiaya,dan tidak menutup kemungkinan salah satunya ialah
biaya tanggungjawab sosial.
e. Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan kapasitas atau tingkat
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya atau yang akan jatuh tempo. Sebagai
parameter dari likuiditas perusahaan, peneliti menggunakan
rasio cepat (quick ratio) atau rasio yang digunakan untuk
mengetahui
kemampuan
perusahaan
membayar
kembali
kewajibannya kepada para krediturnya dengan aktiva tunai
yang
dimilikinya.
Rendahnya
nilai
rasio
ini
dapat
Universitas Sumatera Utara
mengindikasikan bahwa suatu perusahaan mengalami kesulitan
kas sehingga suatu waktu dapat menimbulkan rush atau
kegagalan
pembayaran
kepada
krediturnya.
Hal
ini
diasumsikan dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri
perusahaan dalam mengungkapkan informasi tanggung jawab
sosialnya, karena untuk melakukan suatu kegiatan sosial
perusahaan
harus
mengeluarkan
sejumlah
biaya.
Pada
umumnya dalam kondisi keuangan seperti ini perusahaan akan
lebih
memilih
untuk
menutupi
kebutuhan-kebutuhan
operasional agar bisnis bisa tetap berjalan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
Peneliti
Sembiring
(2005)
Variabel
Hasil Penelitian
Independen : size
perusahaan,
profitabilitas,
profile,
ukuran
dewan
komisaris,
dan leverage
Dependen
:
pengungkapan
sosial
Hasil penelitian secara
simultan tingkat pengaruh
variabel
independen,
yaitu size perusahaan,
profitabilitas,
profile,
ukuran dewan komisaris,
dan
leverage
mempengaruhi
pertanggungjawaban
sosial persahaan.
Secara
parsial,
tiga
variabel
yaitu
size,
profile,
dan
ukuran
dewan
komisaris,
berpengaruh signifikan
terhadap
pertanggungjawaban
Judul
penelitian
Karakteristik
Perusahaan dan
Pengungkapan
Tanggung
Jawab Sosial :
Studi
empiris
pada Perusahaan
yang tercatat di
Bursa
Efek
Jakarta
Universitas Sumatera Utara
sosial perusahaan.
Anggraini
(2006)
Independen
:
persentase
kepemilikan
manajemen,ukuran
perusahaan tingkat
leverage,
tipe
industri,
biaya
politis,
dan
profitabilitas.
Dependen
:
pengungkapan
informasi sosial
Variabel
persentase
kepemilikan manajemen
dan
tipe
industri
berpengaruh signifikan
terhadap
pertanggungjawaban
sosial perusahaan.
Sedangkan
ukuran
perusahaan, leverage, dan
profitabilitas,
tidak
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan.
Marpaung
(2009)
Independen
:
leverage,
profitabilitas, size
perusahaan, umur
perusahaan, ukuran
dewan komisaaris
Dependen
:
pengungkapan
sosial dalam laporan
tahunan
Variabel
independen
financial
leverage,
profitabilitas, dan size
perusahaan
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan
dalam laporan tahunan.
Pengungkapan
Informasi Sosial
dan
faktorfaktor
yang
Mempengaruhi
Pengungkapan
Informasi Sosial
dalam Laporan
Keuangan
Tahunan
(Studi Empiris
pada
perusahaanperusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar
di BEI )
Analisis factorfaktor
yang
Mempengaruhi
Pengungkapan
Sosial
dalam
Laporan
Tahunan
Penelitian
di
perusahaan
perbankan yang
terdaftar di BEI
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual
Size
perusahaan
(X1)
H1
Basis
perusahaan
(X2)
H2
Profitabilitas
(X3)
H3
Pengungkapan
tanggung jawab
sosial
perusahaan
(Y)
Leverage
H4
(X4)
Likuiditas
H5
(X5)
H6
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Berdasarkan
kerangka
konseptual
tersebut,
terlihat
bahwa
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen adalah
hubungan kausatif(sebab akibat). Di mana variabel independen yang telah
ditentukan diasumsikan akan berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Menurut Erlina (2007;70), hubungan kausatif atau sebab akibat
terjadi, jika variabel dependen dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
Universitas Sumatera Utara
independen tertentu, maka dapat
dinyatakan bahwa variabel X
menyebabkan variabel Y.
Dalam penelitian ini, bagaimana ukuran perusahaan dapat
mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan adalah
semakin besar ukuran suatu perusahaan maka semakin besar pula
tanggung jawab sosial yang harus dipenuhi, sejalan dengan semakin
bertambahnya jumlah tenaga kerja dan konsumen perusahaan. Selain itu
perusahaan besar mempunyai tekanan politis dan menjadi sorotan
masyarakat luas untuk melakukan pengungkapan yang lebih besar. Teori
stakeholder dan teori legitimasi meramalkan bahwa perusahaan akan lebih
banyak mengungkapkan informasi tanggungjawab sosialnya ketika mereka
sadar bahwa mereka diawasi oleh pihak eksternal(stakeholder). Misalnya,
Perusahaan dengan jumlah cabang yang lebih banyak dianggap memiliki
visibilitas yang tinggi dan diharapkan pula akan lebih banyak
mengungkapkan informasi tanggung jawab sosial.
Basis perusahaan dalam penelitian ini diproxikan dengan porsi
kepemilikan saham oleh publik. Perusahaan yang sebagian sahamnya
dimiliki oleh public diduga akan melakukan pengungkapan lebih besar
dibandingkan perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki oleh public.
Menurut Yularto dan Chariri (2003) dalam Putra (2009) menyatakan
bahwa semakin besar jumlah saham yang dimiliki masyarakat, maka akan
semakin besar informasi yang dapat diungkapkan merupakan tuntutan dari
public/masyarakat terhadap transparansi perusahaan seluas-luasnya.
Universitas Sumatera Utara
Pengertian public disini adalah pihak individu yang ada diluar manajemen
dan tidak ada hubungan istimewa dengannya.
Profitabilitas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan,
kemungkinan besar perusahaan akan mengalokasikan sejumlah dana untuk
kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Profit margin yang tinggi
akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih
terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas
perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen.
Selanjutnya bagaimana leverage mempengaruhi pengungkapan
sosial perusahaan. Leverage menunjukkan tingkat pendanaan hutang
terhadap
operasi
bisnis
perusahaan.
Semakin
tinggi
leverage,
mengindikasikan kontrak hutang perusahaan yang semakin banyak dan
semakin besar kemungkinan terjadinya pelanggarn kontrak hutang. Hal ini
dapat mengganggu eksistensi perusahaan dan tidak menutup kemungkinan
tidak dilakukannya tanggung jawab sosial perusahaan karena umumnya
dalam kondisi seperti ini perusahaan akan lebih mengutamakan kegiatan
operasional untuk kelangsungan perusahaan.
Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi tingkat likuiditas
perusahaan mengindikasikan kondisi keuangan perusahaan yang semakin
baik dan bertumbuh. Ini dapat meningkatkan kepercayaan diri perusahaan
untuk mengungkapkan informasi sosial.
Universitas Sumatera Utara
D. Hipotesis
Hipotesis menurut Erlina (2007:41), menyatakan hubungan yang
diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi
yang dapat diuji secara empiris.
Dari kerangka konseptual dan tinjauan teoritis tersebut, maka
peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H1:
Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan secara parsial
H2:
Basis perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan secara parsial
H3:
Profitabilitas
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan secara parsial
H4:
Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan secara parsial
H5:
Likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan secara parsial
H6:
variabel independen ukuran perusahaan, basis perusahaan,
profitabilitas, leverage, dan likuiditas berpengaruh secara
simultan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Download