BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian menunjukkan leverage berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap corporate social Responsibility pada perusahaan manufaktur di Bursa efek Indonesia. Kondisi ini mencerminkan tingginya tingkat leverage akan menanggung monitoring cost yang juga tinggi, kemampuan perusahaan untuk melakukan kegiatan dalam rangka pengungkapan tanggungjawab sosial menjadi sulit. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki tingkat leverage yang tinggi cenderung untuk menurunkan pelaporan pengungkapan tangungjawab sosial. 2. Hasil pengujian menunjukkan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap corporate social Responsibility pada perusahaan manufaktur di Bursa efek Indonesia. Kondisi ini mencerminkan tingginya tingkat profitabilitas menunjukkan perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan yang baik. Perusahaan dengan kinerja yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan dengan melakukan pengungkapan yang lebih luas dalam proses pembentukan image yang sangat berpengaruh untuk mendapat kepercayaan dari para stakeholder. 105 106 3. Hasil pengujian menunjukkan likuiditas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap corporate social Responsibility pada perusahaan manufaktur di Bursa efek Indonesia. Kondisi ini dimungkinkan karena para manager lebih mementingkan peningkatan laba yang lebih besar untuk menarik para investor. Para stakeholder perusahaan, akan lebih percaya dan memilih untuk menginvestasikan dananya pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat dan baik. Hal ini berarti, manajer perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan laporan sosial dan lingkungan). 4. Hasil pengujian menunjukkan aktivitas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap corporate social Responsibility pada perusahaan manufaktur di Bursa efek Indonesia. Kondisi ini mencerminkan semakin cepat tingkat perputaran persediaan perusahaan mencerminkan semakin efektif penggunaan modal kerja yang tertanam dalam persediaan. Semakin tinggi ratio ini berarti semakin efisien perusahaan didalam melaksanakan operasinya, sehingga laba yang diperoleh dapat ditingkatkan. Laba yang tinggi membuka kesempatan perusahaan untuk mengungkapkan tanggungjawab sosial mereka. 5. Hasil pengujian menunjukkan kepemilikan saham institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap corporate social Responsibility pada perusahaan manufaktur di Bursa efek Indonesia. Semakin besar kepemilikan institusional maka akan menimbulkan konflik kagenan yang terjadi antara pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas dimana manajer akan cenderung bertindak sesuai dengan desakan pemegang saham mayoritas, 107 dan mengabaikan pemegang saham minoritas, hal ini direspon negatif oleh pasar. Adanya asimetri informasi antara pihak pemegang saham dengan manajer menyebabkan manajer selaku pengelola perusahaan akan bisa mengendalikan perusahaan karena memiliki informasi lebih mengenai perusahaan dibandingkan pemegang saham. Sehingga adanya kepemilikan institusi tidak menjamin monitoring kinerja manajer dapat berjalan efektif. Oleh karena itu, semakin tinggi kepemilikan institusi tidak menjamin pengungkapan tanggungjawab social dan lingkungan akan semakin luas. 6. Hasil pengujian menunjukkan kepemilikan saham asing berpengaruh tidak signifikan terhadap corporate social Responsibility pada perusahaan manufaktur di Bursa efek Indonesia. Hasil ini dimungkinkan karena kepemilikan asing pada perusahaan di Indonesia secara umum belum mempedulikan masala lingkungan dan sosial sebagai isu kritis yang harus secara ekstensif untuk diungkapkan dalam laporan tahunan, selain itu perusahaan dengan kepemilikan saham asing biasanya lebih sering menghadapi masalah asimetri informasi dikarenakan alasan hambatan geografis dan bahasa. 7. Hasil pengujian menunjukkan kepemilikan saham manajerial berpengaruh tidak signifikan terhadap corporate social responsibility pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena manajer yang memiliki saham perusahaan masih belum bisa menselaraskan kepentingannya sebagai manajer dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Oleh karena itu, tindakan manajer untuk berusaha memaksimalkan 108 nilai perusahaan yang selaras dengan kepentingan pemilik untuk melakukan pengungkapan tanggungjawab sosial masih belum dapat dilakukan. 8. Hasil pengujian menunjukkan jenis industri berpengaruh idak signifikan terhadap corporate social responsibility pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini mengindikasikan bahwa perusahaan dengan kategori high profile belum tentu mengungkapkan tanggungjawab sosial yag lebih luas dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang low profile. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan ingin investor mengetahui bahwa kondisi ekonomi perusahaan yang tidak terlalu baik disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan perusahaan berkaitan dengan tanggungjawab sosial. 9. Hasil pengujian menunjukkan ukuran dewan komisionaris berpengaruh signifikan terhadap corporate social responsibility pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dewan komisaris merupakan sebuah mekanisme akuntabilitas yang berperan dalam meyakinkan bahwa perusahaan memenuhi kepentingan para stakeholder, bukan hanya kepentingan pemegang saham (shareholders). Dengan pengungkapan informasi sosial dan lingkungan yang lebih luas, diharapkan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholder serta dapat mengelola para stakeholder agar mendapatkan dukungan oleh para stakeholder yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan. 10. Hasil pengujian menunjukkan ukuran komite audit berpengaruh signifikan terhadap corporate social responsibility pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Komite audit merupakan alat yang efektif untuk melakukan 109 mekanisme pengawasan, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan. Dengan demikian, dengan ukuran komite audit yang semakin besar diharapkan pengawasan yang dilakukan akan semakin baik dan dapat meningkatkan pengungkapan informasi sosial yang dilakukan oleh perusahaan. 11. Hasil pengujian menunjukkan bersanya karyawan berpengaruh signifikan terhadap corporate social responsibility pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini mencerminkan bahwa perusahaan menyadari bahwa karyawan merupakan stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan mereka, sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan dalam mencapai laba yang diharapkan. Pencapaian laba yang tinggi mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggungjawab sosial. 5.2. Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain : 1. Periode penelitian ini hanya dilakukan dengan jangka waktu yang cukup singkat yaitu 4 tahun, sehingga hasil penelitian tidak bisa memberikan hasil yang maksimal. 2. Penelitian ini hanya mengambil sampel pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga hasil tidak dapat digeneralisasi. 110 3. Tingkat Adjusted Rsquare yang rendah dari model yang diuji 0,229 dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan. 5.3. Saran Pada penelitian berikutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel dan memperpanjang waktu pengamatan sehingga penelitian dapat digeneralisasi. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi kinerja yang lain, misalnya NPM, PBV, dan PER. Disamping itu juga dapat dilakukan survey index publisitas untuk mengetahui berapa banyak perusahaan, khususnya yang beroperasi di Indonesia, yang telah memanfaatkan official website-nya untuk mengungkapkan CSR yang dilakukannya. Penelitian di atas juga tidak menyertakan kualitas informasi yang disajikan sehingga terbuka untuk dilakukan pada penelitian berikutnya.