KOMUNIKASI INTERAKSIONAL PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA PADA PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 08 KENDARI *Hapilun ** Muh. Abdullah Zein *** Asrul Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ABSTRAK Hapilun, C1D1 12 188. Komunikasi Interaksional Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Pada Perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari. Dosen Pembimbing I adalah Dr. Muh. Zein Abdullah, S.IP.,M.Si dan Dosen Pembimbing II adalah Asrul Jaya, S.Sos.,M.Si. Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah Bagaimana komunikasi interaksional pustakawan dengan siswa dalam meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari serta Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interaksional pustakawan dalam meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses komunikasi interaksional pustakawan dengan siswa serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interaksional antara siswa dengan pustakawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi interaksional pustakawan dalam meningkatkan minat baca siswa pada perpustaakaan SMP Negeri 08 Kendari belum berhasil sepenuhnya dalam meningkatkan minat baca siswa. Hal ini dikarenakan sikap dan perilaku siswa yang kurang baik yaitu suka membawa HP/telepon genggam di sekolah. Sehingga banyak hal yang mesti dilakukan oleh pustakawan agar mampu meningkatkan minat baca siswa. KATA KUNCI : Komunikasi interaksional pustakawan, minat baca. 1 ABSTRACT Hapilun, C1D1 12 188. Interactional Communication Librarian In Improving Student In Library Reading Interest SMP Negeri 08 Kendari. Supervisor I Dr. Muh. Abdullah Zein, S.IP., M.Si and Supervisor II is Asrul Jaya, S. Sos., M.Si. The problems raised in this research is how the librarian interactional communication with students to improve students 'reading interest in the library of SMP Negeri 08 Kendari and How to factors that affect communication interactional librarians in improving students' reading interest in the library of SMP Negeri 08 Kendari. This study aims to determine the librarian interactional communication with students and to determine the factors that influence the interactional communication between students and librarians. The results of this study showed that interactional communication librarians in improving students 'reading interest in SMPN 08, Kendari perpustaakaan not been entirely successful in improving students' reading interest. This is because the attitudes and behavior of students who are less well that is like bringing Handphone / cell phones in school. So many things that must be done by a librarian in order to raise students' interest in reading. KEYWORDS: Communication interactional librarians, reading interest. 2 PENDAHULUAN Latar Belakang Membaca merupakan keterampilan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan, bukan keterampilan bawaan yang dapat dikembangkan, dibina dan dipupuk melalui kegiatan belajar mengajar. Lingkungan pendidikan merupakan basis yang sangat strategis untuk mengembangkan kebiasaan membaca, kegiatan membaca sudah semestinya merupakan aktivitas rutin sehari-hari bagi masyarakat ilmiah dan pendidikan untuk memperoleh pengetahuan atau informasi. Membaca dalam dunia pendidikan, mempunyai fungsi sosial untuk memperoleh kualifikasi tertentu sehingga seseorang dapat mencapai prestasi achievement reading, seseorang peserta didik agar memperoleh kelulusan dengan baik, harus mempelajari atau membaca sejumlah bahan bacaan yang direkomendasikan oleh pendidik, begitu sebaliknya seorang pendidik untuk meraih kualifikasi tertentu dalam mengajar atau menulis ilmiah juga harus didukung dengan kegiatan membaca berbagai bahan bacaan untuk selalu memperbaharui pengetahuannya secara kontinyu, sesuai dengan perkembangan yang ada. Kebiasaan membaca merupakan sesuatu yang penting dan fundamental yang harus dikembangkan sejak dini dalam rangka untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah, maupun pendidikan tinggi. Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan informasi disegala bidang telah mengubah kebudayaan manusia dan tak dapat dipungkiri itu ada kaitannya dengan peranan perpustakaan. Perpustakaan adalah salah satu sarana untuk menyimpan informasi, sedangkan secara harfiah perpustakaan adalah kumpulan buku dan bahan pustaka tercetak dan terekam lainnya yang disediakan untuk orang yang mau membaca. Sukarman Kartasedono (1998:308). Perpustakaan bukanlah hal yang baru dilingkungan Sekolah, dimana-mana telah diselenggarakan perpustakaan seperti dalam masyarakat, baik umum maupun kejuruan, keberadaan perpustakaan di sekolah adalah untuk menunjang 3 sarana belajar mengajar. Perhatian pemerintah terhadap pendidikan khususnya dalam hal mengembangkan bakat dan minat dituangkan dalam penjelasan pasal 12 ayat 1b Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pemerintah dalam hal tersebut menaruh perhatian pada pengembangan minat, termasuk tentu minat baca, melalui peranan guru atau pendidik, bunyi penjelasan pasal 12 ayat 1b adalah” pendidikan atau guru yang mampu mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik, fasilitas dan di seediakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidik”. Surayin (2004: 32). Dalam pasal 12 ayat Ib tersebut terhadap kata “ difasilitasi dan disediakan” hal tersebut menyiratkan makna bahwa pemerintah menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dalam meningkatkan bakat, minat dan kemampuan siswa, salah satu sarana dan prasarana pendidikan itu adalah Perpustakaan. Undangundang No. 20 Tahun 2003 pasal 35 ayat 1 tentang system pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai berikut: “ Standar Nasional. Pendidikan mencakup ruang belajar, tempat olahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjangkan proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.” Surayin (2004: 66) Komunikasi dalam konteks perpustakaan adalah suatu keniscayaan yang tak terbantahkan, karena perpustakaan berhubungan dengan informasi yang akan digunakan pemustaka untuk kepentingan-kepentingan terkait perannya sebagai makhluk sosial. Informasi yang disampaikan maupun yang diterima oleh elemenelemen yang terkait dengan perpustakaan tentu membutuhkan komunikasi yang efektif agar setiap informasi yang ada maupun yang dibutuhkan di perpustakaan dapat tersampaikan dan dapat diterima dengan baik. Di sinilah letak urgensi komunikasi sebagai penghubung antara pustakawan dengan pemustaka untuk membangun relasi ideal yang nantinya menghapus jurang pemisah (seperti yang masih sering terjadi sampai saat ini) antara pustakawan dengan pemustaka. Bagaimanapun juga, peran pustakawan dalam menyampaikan setiap informasi yang ada dan yang dibutuhkan pemustaka sangatlah signifikan. 4 Bangunan relasi ideal inilah yang penulis harapkan dapat menjembatani pesan, informasi, atau kehendak pemustaka dalam memanfaatkan perpustakaan dengan pustakawan lewat apa yang sering dikaji pada studi-studi sosial yang tidak lain adalah komunikasi. Komunikasi pustakawan sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan minat baca siswa di perpustakaan. Di Sulawesi tenggara khususnya di Kota Kendari setiap sekolah sudah memiliki perpustakaan yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan persediaan bahan buku bacaan, dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan pustakawan dapat memiliki ide-ide teknik yang dapat mempengaruhi siswa supaya masuk di perpustakaan. Siswa juga yang masuk di perpustakaan dapat menimba ilmu dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan mereka. Rumusan Masalah Berdasarkan dari judul dan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam laporan ini adalah ‘’ 1. Bagaimana Komunikasi interaksional Pustakawan dengan siswa Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa di Perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari?” 2. Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interaksional pustakawan dalam meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yatu: 1. Untuk mengetahui proses komunikasi intraksional pustakawan dengan siswa 2. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi interaksional siswa dengan pustakawan. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari, dengan pertimbangan bahwa di SMP Negeri 08 Kendari sesuai dengan kebutuhan peneliatian untuk memperoleh gambran tentang komunikasi interaksional pustakawan dalam meningkatkan minat baca siswa SMP Negeri 8 Kendari. 5 Teknik Penentuan Informan Penentuan informan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik purposive sampling, yaitu penulis menentukan secara sengaja yang akan menjadi informan penelitian dengan pertimbangan bahwa meraka yang ditunjuk sebagai informan mampu memberikan keterangan yang diperlukan dalam menunjang pengumpulan data-data dalam penelitian untuk menyusun laporan penelitian. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 9 (Sembilan) Orang. Jenis Data Data yang dimuat dalam penelitian ini, terdiri dari data primer dan data sekunder. a. Data primer yaitu data yang diperoleh dari informan pada saat dilakukan wawancara dengan menggunakan instrumen penelitian yaitu sejumlah pertanyaan yang bersifat terbuka. b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui literatur-literatur yang terkait dengan kajian penelitian. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan atau perampungan data-data penelitian secara sistematis dan standar sesuai dengan keperluan. Untuk mendapatkan data yang standar tersebut, maka peneliti/penulis menggunakan teknik pengumpulan data penelitian sebagai berikut : 1. Observasi, yaitu pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subjek penelitian, hidup saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subjek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan anutan para subjek pada keadaan waktu itu. Moleong, (2006). Peneliti melakukan observasi atau pengamatan secara langsung untuk mendukung dan memperkuat kebenaran keterangan data-data yang diberikan oleh para informan penelitian. 2. Wawancara, yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Moleong. (2006). Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara 6 secara langsung dan terbuka dengan informan pada lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang valid dan lengkap. 3. Dokumentasi, yaitu dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. (Moleong, 2006). Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini, dianalisis dengan menggunakan teknis analisis deskriptif kualitatif. Analisis tersebut mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan temuan dilapangan selanjutnya diberi penafsiran dan kesimpulan. Data yang dianalisis kualitatif ini di uraikan dengan menggunakan kalimat secara logis, kemudian merelevansikan, dan menginterprestasikan dalam bentuk narasi dan menggunakan teori yang mendukung. Informan Penelitian Sebagai informan penelitian ini, penulis menetukan sembilan orang yang dapat dinilai dapat memberikan Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu: HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dan Penelitian Komunikasi Interaksional Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Pada Perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari Komunikasi interaksional pustakawan dengan siswa Komunikasi interaksional pustakawan dengan siswa pada perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari dibangun dengan adanya komunikasi persusasif dan informatif. Komunikasi interaksional pustakawan dengan siswa dengan adanya komunikasi pustakawan berusaha bagaimana mengajak siswa agar berkunjung ke perpustakaan guna meningkatkan minat baca siswa. Sedangkan komunikasi interaksional pustakawan dengan siswa melalui komunikasi informatif pustakawan melalukan kiat-kiat dengan cara menyampaikan informasi kepada siswa agar selalu berkunjung ke perpustakaan, dan menambah ilmu pengetahuan 7 bagi siswa. Unit analisis Komunikasi interaksional pustakawan dengan siswa menggunakan dua unit analisis yaitu: 1. Persuasif Komunikasi persuasif pustakawan pada di SMP Negeri 08 Kendari, Merupakan salah satu usaha guru dan tenaga perpustakaan bagaimana mengajak atau membujuk siswa agar berkunjung ke perpustakaan dan meningkatkan minat baca siswa. Terkait dengan komunikasi persuasif pustakawan yang ada di perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari, Bapak M. Jumrin Side, S Pd, M Pd, selaku Kepala sekolah SMP Negeri 08 Kendari, Menyatakan bahwa: “Saya selalu menyampaikan Pada guru dan pustakawan agar senantiasa mengarahkan siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat untuk mencari tugas dan untuk tempat santai atau refresing bagi siswa dengan membaca buku-buku cerita.” (wawancara pada tanggal 4 november 2016). Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama kepala sekolah SMP Negeri 08 Kendari menunjukkan bahwa pihak sekolah sangat menginginkan bila perpustakaan banyak dikunjungi oleh siswa. Kepala sekolah menghimbau kepada siswa agar menganggap perpustakaan bukan hanya untuk mencari tugas tetapi bisa juga dijadikan sebagai tempat untuk bersantai. Dengan cara membaca buku-buku cerita. Sama halnya dengan yang diungkapakan oleh Bapak Oskar S Pd, selaku kepala perpustakaan mengatakan bahwa: “Saya selaku kepala perpustakaan tentunya menginginkan perpustakaan ini selalu ramai di kunjungi oleh siswa/siswi. Saya juga senantiasa mengajak siswa/siswi untuk berkunjung ke perpustakaan diwaktu yang kosong/di luar kegiatan belajar.” (wawancara pada tanggal 4 november 2016). Berbasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan kepala perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari menyatakan bahwa mereka juga sangat berkeinginan agar perpustakaan selalu ramai dengan cara mengajak siswa/siswi. Ajakan atau bujukan sangat bermanfaat bagi siswa jika siswa ingin meningkatkan minat baca siswa.karena dengan membiasakan membaca maka 8 siswa pasti dengan sendirinya akan berkunjung ke perpustakaan tanpa harus di ajak lagi. Sehubungan dengan Komunikasi persuasif pustakawan, Imrana Doane S IP, selaku tenaga perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari juga Menyatakan bahwa: “Siswa berkunjung ke perpustakaan karena tugas yang diberikan oleh Guru. Saya juga sering mengajak siswa agar berkunjung ke perpustakaan tetapi kurang banyak siswa yang merespon mereka lebih memilih memainkan Hp dibandingkan membaca buku di perpustakaan.” (wawancara pada tanggal 4 november 2016). Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan tenaga perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari bahwa pustakawan juga sering mengajak siswa untuk berkunjung ke perpustakaan tetapi kurangnya kepedulian siswa tentang pentingnya perpustakaan, kebanyakan dari siswa lebih senang bermain Hp di bandingkan berkunjung ke perpustakaan. Kemajuan teknologi memang sangat mempengaruhi siswa mulai dari hal yang positif sampai ke hal yang negatif contohnya pada hasil wawancara diatas bahwa siswa kurang mrespon ajakan dari tenaga perpustakaan terkait dengan meningkatkan minat baca siswa. Sama halnya dengan Yusran Siswa kelas IX B, Terkait dengan dengan persuasif mengatakan bahwa: “Saya sebagai siswa memang sering di ajak oleh pustakawan untuk berkunjung di perpustakaan untuk lebih banyak membaca karena kami sebentar lagi mau ujian.” (wawancara pada tanggal 7 november 2016). Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan siswa kelas IX B SMP Negeri 08 Kendari bahwa ajakan dari pustakawan didapatkan oleh juga oleh Yusran kelas IX B agar siswa harus lebih sering berkunjung ke perpustakaan untuk banyak membaca buku. Kiat-kiat pustakawan dalam meningkatkan minat baca siswa salah satunya dengan mengajak siswa lebih sering berkunjung ke perpustakaan apalagi sebagai siswa kelas IX tentunya tidak lama lagi akan menghadapi ujian. 9 Berbeda halnya dengan yang di katakan oleh Natasya halisa, Siswi kelas IX D mengatakan bahwa: “Saya selain diajak oleh pustakawan biasanya juga saya berkunjung ke perpustakaan karena ada tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu guru dan saya juga ingin memperdalam ilmu pengetahuan terkait ujian yang akan datang” (wawancara pada tanggal 7 november 2016). Berdasarkan hasil wawancara bersama dengan Siswi SMP Negeri 08 Kendari bahwa biasanya siswa/siswi yang berkunjung ke perpustakan selain ada ajakan dari pustakawan tapi ada juga yang memang ingin mencari tugas. Siswa yang haus akan Informasi dan ingin memperdalam ilmu pengetahuan maka perpustakaan bukan lagi hal yang asing bagi siswa walaupun tanpa adanya ajakan atau bujukan dari guru atau pustakawan siswa tetap akan mencari sumber Informasi yang dibutuhkan. Dari hasil pernyataan informan di atas menunjukkan bahwa komunikasi interaksional pustakawan dengan siswan terjadi dengan adanya komunikasi persusasif yaitu pesan yang berupa ajakan dari pustakawan dan guru pada siswa untuk berkunjung ke perpustakaan tetapi kurangnya kepedulian mereka tentang pentingnya banyak membaca hal ini yang membuat kurangnya siswa berkunjung ke perpustakaan. Siswa/siswi yang berkunjung ke perpustakaan juga biasanya selain ada ajakan dari pustakawan tetapi juga karena ada tugas yang diberikan oleh guru. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Interaksional Siswa dengan Pustakawan Komunikasi interaksional dipengaruhi oleh tiga unit analisis yaitu waktu, situasi, persuasi. Waktu Dalam terjadinya proses komunikasi terkait dengan bagaimana waktu pelayanan yang ada di perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari dapat di lihat dari hasil wawancara peneliti bersama dengan informan di bawah ini: 1. Waktu Waktu adalah salah satu faktor yang mempengaruhi komunikasi interaksional pada perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari ditandai dengan adanya 10 hari dan jam pelayanan di perpustakaaan. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil wawancara di bawah ini. Sehubungan dengan waktu pelayanan yang ada di perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari, hal ini diungkapkan oleh Bapak M Jumrin Side S Pd, M Pd. Selaku kepala sekolah SMP Negeri 08 Kendari, Menyatakan bahwa: “Kami menyadari bahwa waktu pelayanan pustakawan di SMP Negeri 08 kendari belum maksimal, karena terkadang perpustakaan tidak ada yang jaga berhubung kepala perpustakaan biasanya juga mengajar di kelas. Adapun pustakawan juga biasa sibuk di kantor.” (wawancara pada tanggal 17 november 2016). Berdasarkan hasil wawancara di atas bersama dengan kepala sekolah menunjukkan bahwa permasalahan terkait waktu pelayanan yang belum maksimal karena tenaga perpustakaan masih kurang. Dengan ketidak konsistenan pustakawan dalam memberikan pelayanan pada siswa juga bisa mempengaruhi minat baca siswa karena apabila siswa ingin berkunjung ke perpustakaan untuk membaca tetapi bagaimana caranya jika tidak ada yang melayani. Terkait dengan waktu pelayana yang ada di perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari Bapak Oskar S Pd, selaku kepala perpustakaan mengatakan bahwa: “Mengenai waktu pelayanan yang ada di perpustakaan seharusnya Kepala sekolah mengadakan lagi satu tenaga perpustakaan agar pelayanan bisa berjalan dengan semestinya.” (wawancara pada tanggal 17 november 2016). Berdasarkan hasil wawancara di atas besama dengan kepala perpustakaan menunjukkan bahwa permasalahan terkait waktu pelayanan maka hal ini membuat kepala perpustakaan mengharapkan agar kepala sekolah mengadakan lagi tenaga perpustakaan. 11 Sama halnya dengan Imrana Doane S IP, selaku tenaga perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari, terkait dengan masalah waktu pelayanan mengatakan bahwa: “Tenaga perpustakaan memang harus di tambah sebab saya selaku tenaga perpustakaan terkadang di tugaskan di kantor, dan kepala perpustakaan juga biasanya sering mengajar di kelas.” (wawancara pada tanggal 17 november 2016). Dari hasil wawancara peneliti bersama dengan informan di atas menunjukkan bahwa terkait permasalahan kurangnya tenaga perpustakaan ahirnya mengakibatkan waktu pelayanan tidak berjalan sesuai yang di harapkan. Hal ini juga merupakan salah satu yang menyebapkan kurangya minat baca siswa pada perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari. Maka dari itu pihak sekolah perlu mengadakan tenaga perpustakaan yang selalu siap memberikan pelayanan atau selalu ada di perpustakaan setiap saat masuk sekolah, agar siswa/siswa tidak sulit mencari sumber informasi atau buku. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang komunikasi interaksional pustakawan dalam meningkatkan minat baca siswa pada perpustakaan SMP Negeri 08 Kendari menunjukkan bahwa kuminikasi interaksional pustakawan dengan siswa dan siswa dengan pustakawan belum bisa dikatakan dapat meningkatkan minat baca siswa. Hal ini dikarenakan adanya sikap dan perilaku siswa yang kurang baik yaitu suka membawa HP/telepon genggam di sekolah. Sehingga banyak hal banyak hal yang mesti dilakukan oleh pustakawan agar mampu meningkatkan minat baca siswa. Meskipun Komunikasi interaksional pustakawan belum berhasil sepenuhnya dalam meningkatkan minat baca siswa akan tetapi pustakawan terus berusha agar siswa merasa senang tatkala berkunjung ke perpustakaan. Sebagaimana pustakawan menyadari bahwa perpustakaan sekolah merupakan sarana Informasi bagi siswa tatkala berada di lingkungan sekolah. Salah satu apresiasi dari pustakawan yaitu dengan terus berusaha melakukan komunikasi 12 interaksional pada siswa berupa bujukan dan ajakan agar siswa mau berkunjung ke perpustakaan guna meningkatkan minat baca siswa. Saran Berdasarkan atas temuan permasalahan dalam penelitian ini yang menjadi penyebab adalah sikap dan prilaku siswa yang selalu membawa telepon genggam/Hp di sekolah, maka penulis memberikan beberapa saran agar penerapan teknik komunikasi pustakawan dapat meningkatkan minat baca siswa dapat terpenuhi: 1. Kepala sekolah SMP Negeri 08 Kendari agar membiarkan siswa membawa Hp yang mempunyai aplikasi android sehingga dapat membantu siswa menelusur sumber Informasi melalui jaringan W Fi yang ada. 2. Kepala perpustakaaan agar selalu berkomunikasi dengan tenaga perpustakaan/pustakawan untuk membahas terkait pelayanan yang ada di dalam perpustakaan agar siswa merasa nyaman dan tidak bosan tatkala berkunjung ke perpustakaan. 3. Tenaga perpustakaan/pustakawan memaksimalkan pelayanan agar bisa berjalan seca efektif dan efisien. 4. Guru lebih barusaha menyampaikan terkait pentingnya banyak membaca pada siswa agar rajin berkunjung ke perpustakaan untuk mencari tugas. DAFTAR PUSTAKA Amral, Sainil, 2004, Analisis Hubungan Kemampuan Membaca Dengan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia, Jambi, Forum Pendidikan, Anwar, 1997, Perpustakaan Dan Minat Baca, Badan Litbang Penerangan Departemen Penerangan RI Media Pustakawan Penerangan. Azwar, Saifuddin, 1995, Sikap Manusia, Teori dan Pengukuranya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar. Bafadal, Ibrahim,1992, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Jakarta, Bumi Aksara. Maryati Agustia, 2008, Peningkatan Minat Baca, Sriwijaya, Jurnal pustaka Sriwijaya. 13 Mudjito, 1999, Pembinaan Minat Baca, Jakarta, Universitas Terbuka. Mulyana, 2012, Komunikasi Verbal, Bandung, PT Remaja Ningrat Handaya Soewarno, 1986, Pengantar Ilmu Studi Dan Manajemen. Jakarta, CV Haji Masagung. 14