EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN Oleh: Desi Ekawati dan Saleha Rodiah Perpustakaan Freedom Institude Email : [email protected] Abstract This research about “expectation of library science student to be a librarian” conducted on students Departement Library Science Padjadjaran University. The purpose of this research was to determine the extent of the correlation between student studied library science with expectation to be a librarian. This research used a survey method. The population in this research was student of library science class of 2009-2011 are totaled 231 people and obtained 70 samples. Data collection techniques use questionnaires, observations, interviews, and literature. The conclusion of this research is there is a certain correlation between student studied library science with expectations to be a librarian. This correlation is neutral. Students studied the library science, but do not know, dubious, or even no matter whether the future will be a librarian or not. Suggestion from this research is a name reconsideration of the profession and the motivation of the profession itself. Keywords: Expectation of library science student, Library Science, Librarian, survey method Abstrak Penelitian untuk mengetahui hubungan mahasiswa mempelajari ilmu informasi dan perpustakaan dengan harapannya menjadi pustakawan. Menggunakan metode penelitian survey, populasinya mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan Angkatan 20092011 berjumlah 231 orang dengan responden 70 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan hubungan bersifat netral antara mahasiswa mempelajari ilmu informasi dan perpustakaan dengan harapan menjadi pustakawan. Mahasiswa mempelajari ilmu informasi dan perpustakaan namun tidak tahu, meragukan, atau bahkan tidak peduli apakah nantinya akan menjadi pustakawan atau tidak. Kata Kunci: Harapan mahasiswa, Ilmu Perpustakaan, Pustakawan, metode survei 66 HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN ISSN : 2089-6549 A. LATAR BELAKANG umber daya Sedangkan S manusia merupakan salah satu unsur dalam organisasi. Sumber daya manusia ini merupakan salah satu unsur yang paling penting di samping unsur-unsur yang lain. Hal ini karena sumber daya menentukan manusia arah dan sangat kemajuan organisasi. Salah satu jenis sumber daya manusia perpustakaan yang adalah ada di pustakawan selain tenaga perpustakaan lainnya. Menurut (Wirawan dalam Hermawan sendiri menurut (Sulistyo- Basuki 1991, 147) merupakan “sebuah pekerjaan yang pengetahuan memerlukan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari teori dan bukan saja dari paktek, dan diuji dalam bentuk universitas ujian atau dari lembaga sebuah yang berwewenang, serta memberikan hak pada orang yang bersangkutan untuk berhubungan dengan nasabah Undang Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 8, pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai jawab tugas dan untuk pengelolaan tanggung melaksanakan dan pelayanan perpustakaan. Apabila melihat dari definisi di atas, maka dapat profesi pustakawan adalah pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus. 2006, 67) pustakawan adalah profesi. Profesi menurut Beberapa perguruan tinggi yang membuka program studi atau departemen ini, diantaranya Universitas Padjadjaran, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada, Universitas Sumatera Utara, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijogo. Program studi atau Departemen Ilmu Perpustakaan hadir dalam rangka mencetak para ahli informasi yang mempunyai kompetensi dan keahlian yang dapat (klien)”. EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah 67 EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 digunakan untuk berprofesi di bidang Sekolah ini. Padahal Dengan mahasiswa akan kata S1 berkerja lain, Ilmu idealnya Perpustakaan sebagai pengelola lembaga informasi atau pustakawan. Namun fakta di lapangan Lanjutan Tingkat persyaratan Atas. untuk menduduki jabatan fungsional pustakawan adalah sekurang- kurangnya harus berpendidikan diploma. Dengan cukup banyaknya menunjukan bahwa saat ini masih universitas banyak departemen ini, tetapi masih banyak lembaga-lembaga baik yang pemerintah maupun non pemerintah pula yang pustakawan, perlu masih membutuhkan kekurangan pustakawan. dan Jumlah lembaga yang Mahasiswa ahli di Indonesia yang tercatat di menjadi pustakawan. Pengembangan Perpustakaan Pustakawan, Nasional Republik kekurangan dipertanyakan sebenarnya sejauh manakah harapan pustakawan terampil dan pustakawan Pusat membuka Ilmu Perpustakaan Teori harapan (Pace dan Faules 2005, 124-125). menerangkan bahwa Indonesia (data Juni 2013) sebanyak kecenderungan 3.198 orang, dengan rincian jumlah bertingkah pustakawan terampil sebanyak 1.537 dengan harapan bahwa tingkah laku orang atau sebesar 49 % dan dan tersebut akan menghasilkan sesuatu pustakawan ahli sebanyak 1.637 orang yang dikehendakinya. Setiap orang atau (Suharyanto, mempunyai kebutuhan dan keinginan Angka itu tentu tidak sebanding tertentu sesuai dengan harapannya dengan jumlah penduduk Indonesia. untuk memperoleh keuntungan dari Selain itu terdapat temuan menarik pencapaian yakni ditetapkannya. sebesar masih fungsional 68 51 % banyaknya yang pejabat berpendidikan mempelajari individu laku tertentu tujuan untuk sesuai yang Mahasiswa ilmu informasi dan HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN ISSN : 2089-6549 perpustakaan. Dengan kecenderungan mempelajari kata lain, mahasiswa ilmu informasi memiliki mulai tingkatan dari yang atau hierarki, paling rendah dan (bersifat dasar atau fisiologis) sampai perpustakaan sesuai dengan harapan yang paling tinggi (aktualisasi diri). bahwa akan Adapun hierarki kebutuhan tersebut yang sebagai berikut : mempelajarinya menghasilkan sesuatu dikehendakinya. Harapannya tentu 1. Kebutuhan fisiologis bermacam-macam, ada yang ingin Kebutuhan menjadi pustakawan, namun ada pula berdasarkan yang tidak. fisiologikal badan kita, seperti Untuk itulah perlu didalami bentuk-bentuk harapan tersebut kebutuhan yang timbul kondisi untuk makanan dan minuman dan kebutuhan hingga akan diperoleh data lebih jauh akan udara segar. hubungan antara mempelajari ilmu 2. Kebutuhan rasa aman informasi dan perpustakaan dengan Kebutuhan harapan untuk menjadi pustakawan. kebutuhan untuk dilindungi Sehingga nanti diharapkan menjadi dari bahaya dan ancaman fisik. masukan bagi kurikulum pengembangan program studi/ ini mencakup 3. Kebutuhan sosial Kebutuhan ini mencakup dan menerima departemen ilmu perpustakaan. memberi B. KERANGKA PEMIKIRAN persahabatan, cinta kasih, rasa Menurut (Maslow dalam Munandar 2001, 327-328) manusia termotivasi memilki (belonging). 4. Kebutuhan akan penghargaan untuk memenuhi Kebutuhan harga diri meliputi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. dua jenis: Kebutuhan-kebutuhan tersebut EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah 69 EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 a. Mencakup faktor-faktor (Victor H. Vroom 1964 dalam Yusup internal, seperti kebutuhan dan Subekti 2010, 115-116) harga menerangkan bahwa : diri, diri, kepercayaan otonomi dan yang “Kecenderungan individu untuk kompetensi; bertingkah laku tertentu sesuai b. Mencakup faktor-faktor dengan harapan bahwa tingkah eksternal kebutuhan yang laku tersebut akan menghasilkan menyangkut reputasi sesuatu yang dikehendakinya mencakup (sesuai dengan harapannya)”. kebutuhan untuk dikenali Setiap orang mempunyai dan kebutuhan dan keinginan tertentu seperti diakui (recognition), dan status. sesuai dengan harapannya untuk 5. Kebutuhan aktualisasi diri memperoleh Kebutuhan untuk melakukan pencapaian pekerjaan ditetapkannya. sesuai dengan kemampuan yang dirasakan dimiliki. Kebutuhan ini Apabila keuntungan tujuan dikaitkan dari yang dengan penelitian yang dilakukan maka dapat mencakup kebutuhan untuk dikatakan menjadi kebutuhan mahasiswa untuk mempelajari ilmu merealisasikan informasi dan perpustakaan sesuai untuk kreatif, dapat potensinya secara penuh. dengan Untuk memenuhi kebutuhannya manusia akan melakukan berusaha harapan bahwa mempelajarinya akan menghasilkan sesuatu yang dikehendakinya. Mahasiswa Ilmu Perpustakaan sendiri tersebut. Ini senada dengan teori diproyeksikan untuk menjadi ahli harapan informasi yang kearah kecenderungan hal 70 sesuatu untuk bahwa dikemukakan oleh termasuk di dalamnya HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN ISSN : 2089-6549 pustakawan. Namun tentunya penilaian subjektif seseorang harapan setiap mahasiswa berbeda- atas beda. Sehingga dalam hal ini peneliti suatu ingin melihat bagaimana sebenarnya muncul dari tidakan orang harapan tersebut. Mahasiswa Ilmu Perpustakaan menjadi pustakawan. hasil bahwa tertentu akan 3. Setiap hasil mempunyai nilai, Teori harapan ini memiliki tiga atau daya tarik bagi orang asumsi pokok, yaitu tertentu Ini disebut valensi 1. Setiap hasil berkaitan dengan suatu kemungkinan persepsi (valence). Valensi atau nilai mengenai sebagian seberapa sulit mencapai hasil biasanya tersebut. kebutuhan Hal ini disebut aspek pekerjaan berasal dari internal, namun harapan usaha (effort motivasi expectancy). Harapan usaha merupakan proses yang lebih sebagai rumit lagi. Jadi kita dapat usaha mendefinisikan valensi sebagai dapat didefinisikan kemungkinan bahwa seseorang akan menghasilkan nilai pencapaian kepada suatu tujuan tertentu 2. Setiap yang sebenarnya orang suatu berikan hasil yang diharapkan (Pace dan Faules individu percaya apabila ia berperilaku dengan cara yang ia Sejak dikembangkan oleh akan Vroom, teori harapan dikembangkan memperoleh hal tertentu. Ini lebih lanjut oleh ahli lain, antara lain disebut harapan hasil (outcome (Porter expentancy). Munandar 2008, 338). Menurut Lawler, faktor-faktor yang dapat tertentu, 2005, 124-125). Harapan didefinisikan hasil sebagai EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah dan Lawler 1968 dalam 71 EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 menentukan besarnya E-P (kemungkinan perasaan anda terhadap berbagai hasil upaya menyebabkan keluaran. kerja positif, tercapainya unjuk yang diinginkan) ialah : diri atau kepercayaan diri anda adalah lebih ingin mencapainya, negatif jika anda tidak ingin mencapainya dan netral jika 2. Pengalaman lampau dalam situasi serupa anda tidak keluarannya. sekarang yang aktual dalam persepsi) dari orang lain. kecilnya harapan P-O Apabila yaitu Mahasiswa menjadi mempedulikan penelitian lakukan 4. Komunikasi (informasi dan Besar jika keluaran mencapainya daripada tidak ingin 1. Harga 3. Situasi Hasil diterapkan yang tentang Ilmu pustakawan, hasil penulis harapan Perpustakaan maka yang terjadi adalah sebagai berikut: (sebesar apa kemungkinannya untuk mendapatkan berbagai hasil keluaran jika mencapai unjuk kerja tertentu) juga ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu pengalaman yang lalu dalam situasi serupa, ketertarikan dari hasil keluaran, kepercayaan dalam kendali internal melawan eksternal, harapanharapan E-P, situasi aktual dan komunikasi dari orang lain. Komponen ketiga dari model Lawler ialah harkat atau valence (V) yang mencerminkan 72 bagaimana HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN ISSN : 2089-6549 Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian Teori Maslow Manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Teori Harapan Kecenderungan individu untuk bertingkah laku tertentu sesuai dengan harapan bahwa tingkah laku tersebut akan menghasilkan sesuatu yang dikehendakinya (sesuai dengan harapannya). Sub Variabel 1 : Harapan Usaha Indikator : 1. Harga diri atau kepercayaan diri 2. Pengalaman lampau dalam situasi serupa 3. Situasi sekarang yang aktual 4. Komunikasi (informasi dan persepsi dari orang lain) Sub Variabel 2 : Valensi Indikator : 1. Nilai 2. Ketertarikan 3. Perasaan Harapan Mahasiswa Ilmu Perpustakaan menjadi Pustakawan Harapan usaha Mahasiswa Ilmu Perpustakaan menjadi pustakawan EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah Valensi mahasiswa Ilmu Perpustakaan menjadi pustakawan 73 EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 Sub variabel yang digunakan 2. Ketertarikan adalah harapan usaha dan valensi. Ini dikarenakan sub variabel tersebut dianggap lebih relevan 3. Perasaan C. METODE dengan Penelitian mengenai harapan penelitian yang dilakukan. Sedangkan mahasiswa ini merupakan penelitian sub variabel harapan hasil tidak survey. Menurut Fathoni (2006,100) digunakan karena dianggap kurang metode penelitian relevan metode yang terhadap penelitian yang survey artinya dilakukan yuntuk dilakukan. Variabel penelitian yang mengadakan digunakan dalam penelitian tentang ukuran-ukuran “Harapan empiris yang berlangsung di lapangan Mahasiswa Ilmu Perpustakaan menjadi Pustakawan” atau ini dilakukan dapat dikemukakan adalah lokasi berikut : dihadapi Sub variabel 1 : Harapan usaha bukan Indikator sasaran. : 1. Harga diri atau kepercayaan diri 2. Pengalaman lampau dalam situasi serupa 3. Situasi sekarang yang aktual persepsi dari orang lain) terhadap penelitian, terhadap sebagai terhadap dan gejala umumnya sampel responden seluruh yang dan populasi Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif yaitu penelitian yang menyelidiki, mengumpulkan dan menyusun data responden dan data penelitian dalam bentuk 4. Komunikasi (informasi dan pemeriksaan tabel. dimaksudkan cermat Teknik analisis ini untuk pengukuran terhadap sosial Sub variabel 2 : Valensi tertentu, Indikator konsep dan menghimpun fakta, akan : 1. Nilai 74 peneliti fenomena mengembangkan tetapi tidak melakukan pengujian HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN ISSN : 2089-6549 hipotesis (Singarimbun dan Effendi tertentu (Pace dan Faules 2005, 2011, 4-5). 124-125). D. HASIL PENELITIAN DAN Menurut Lawler, faktor- PEMBAHASAN faktor yang menentukan E-P 1. Harapan Usaha (kemungkinan besarnya upaya Sejak dikembangkan oleh Vroom, teori dikembangkan harapan lebih lanjut menyebabkan tercapainya unjuk kerja yang diinginkan) ialah harga diri atau oleh ahli lain, antara lain oleh kepercayaan diri, pengalaman Porter & Lawler. Model teori lampau dalam situasi serupa, harapan dari Lawler situasi sekarang yang aktual, mengajukan empat asumsi, dan salah satunya adalah orang komunikasi (informasi dan persepsi) dari orang lain. mempunyai harapan-harapan Pendapat responden tentang kemungkinan bahwa terhadap sub variabel harapan upaya (effort = E) mereka akan usaha, berada dalam kategori mengarah ke perilaku unjuk kategori tinggi sebesar 20%, kerja (performance = P) yang kategori dituju. kategori Ini diungkapkan netral 70%, rendah dan 10,0%. sebagai harapan E-P atau bisa Mahasiswa mempelajari ilmu kita sebut sebagai harapan informasi dan perpustakaan usaha. Harapan usaha juga namun dapat sebagai meragukan ataupun acuh tak usaha acuh apakah nantinya akan didefinisikan kemungkinan bahwa seseorang akan menghasilkan menjadi pencapaian tidak. suatu tujuan percaya EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah tidak pustakawan Mahasiswa diri peduli, atau cukup dalam 75 EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 mempelajari dan ilmu informasi perpustakaan tidak tahu, namun ragu-ragu atau diterapkan dimana Beberapa mahasiswa mengatakan ada kemungkinan bahkan tidak peduli apakah untuk menjadi nantinya apabila akan pustakawan atau Mahasiswa apakah juga tidak. mempelajari informasi pustakawan, nama keprofesian mereka berubah. meragukan dalam ilmu menjadi saja. Melalui dapat hal ini, melihat kita ada dan kecenderungan bahwa tidak perpustakaan terkait dengan selalu ada hubungan antara pengalaman Mahasiswa Ilmu Perpustakaan lampau dan situasi sekarang yang aktual mempelajari bagi mereka untuk menjadi dan pustakawan. harapan Dalam wawancara lebih lanjut, mahasiswa menjelaskan salah satu alasan keraguan ilmu informasi perpustakaan untuk dengan menjadi pustakawan. 2. Kepercayaan Diri Salah satu faktor yang mereka adalah karena label menentukan “pustakawan” itu sendiri yang kepercayaan diri. Kepercayaan sudah dianggap orang sebagai diri sendiri menurut Kamus “tukang buku”. Besar Bahasa Indonesia (2007, Sebaliknya, mahasiswa tidak 856) adalah yakin benar atau pernah pada memastikan akan kemampuan dapat atau kelebihan seseorang atau cenderung sesuatu (bahwa akan dapat jaga bermasalah keilmuannya, dikatakan bahkan menyukainya, karena ilmu ini memenuhi dirasa harapannya). 76 ringan dan mudah E-P adalah harapanSedangkan HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN ISSN : 2089-6549 menurut (Endang dalam kepercayaan diri, Rohayati 2000, 9) kepercayaan menumbuhkan diri merupakan suatu keadaan yang sehat menjadi perlu. dalam diri seseorang yang konsep Pendapat diri responden berisi kekuatan, kemampuan terhadap indikator harga diri dan atau kepercayaan diri, berada keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. Para ahli dalam kategori tinggi sebesar berpendapat 15,7%, kategori netral 51,4%, bahwa bahwa rasa percaya diri dan kategori rendah 38,6%. erat kaitannya dengan konsep Mahasiswa cukup percaya diri diri. dalam Walgito (2000, mengemukakan 14) mempelajari ilmu bahwa informasi dan perpustakaan memiliki namun ragu-ragu dan tidak konsep diri positif, maka orang peduli apakah nantinya akan tersebut menjadi seseorang yang dapat menghargai pustakawan atau dirinya, dan memiliki harga tidak. Konsep diri mahasiswa diri yang tinggi. Harga diri dalam yang menguasai tinggi tersebut akan mempelajari ilmu ini dan juga menentukan taraf kepercayaan positif, sehingga melahirkan diri seseorang. Pada akhirnya kepercayaan diri yang positif konsep diri yang positif dan pula, namun hal ini tidak harga diri yang baik dapat selalu karena ingin menjadi mewujudkan kepercayaan diri pustakawan. pada seseorang. Selanjutnya wawancara (Maltz dalam Rakhmat 2003, mahasiswa mengatakan bahwa 109) bahwa mereka hanya meningkatkan kepada keilmuannya untuk menambahkan EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah Dalam lebih lanjut, cenderung saja, 77 EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 namun mereka masih ragu Mahasiswa akan keprofesiannya. Hal ini apakah didasarkan ilmu pada anggapan dalam meragukan mempelajari informasi dan bahwa ilmu ini sangat luas dan perpustakaan dapat membawa mereka ke pengalaman lampau mereka bidang keprofesian mana saja, untuk menjadi tidak Dalam wawancara lebih lanjut, harus menjadi pustakawan. berdasarkan pustakawan. mahasiswa mengatakan bahwa 3. Pengalaman Lampau dalam Situasi Serupa Definisi mereka sudah mempertimbangkan pengalaman matang untuk matang- mempelajari menurut Kamus Besar Bahasa ilmu Indonesia (2007, 26) adalah perpustakaan namun hal ini sesuatu yang pernah dialami, tidak dijalani, menjadi pustakawan. Beberapa dirasai, ditanggung informasi selalu karena dan ingin dan sebagainya. Pengalaman diantaranya yang melihat lampau dalam situasi serupa orang-orang yang terlebih akan bagi dahulu mempelajari ilmu ini, untuk mengatakan bahwa ilmu ini mempertimbangkan apa yang dapat membawa lulusannya akan dilakukannya. Jawaban berkerja responden terhadap indikator perusahaan pengalaman inginkan menjadi dasar seseorang lampau dalam di perusahaanyang dan harus situasi serupa, berada dalam selalu kategori tinggi sebesar 38,6%, Bahkan lulusan yang berkerja kategori dalan bidang kepustakawanan netral 44,3%, kategori rendah 17,1%. 78 dan menjadi tidak mereka cenderung pustakawan. lebih sedikit HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN ISSN : 2089-6549 dibandingkan dengan lulusan 27,1%, kategori netral 62,9%, yang dan tidak berkerja dalam kategori rendah10,0%. bidang kepustakawanan. Hal Mahasiswa meragukan apakah ini menjadi salah satu motivasi dalam mahasiswa dalam mempelajari informasi dan perpustakaan ilmu terkait dengan situasi aktual informasi dan perpustakaan. mempelajari mereka 4. Situasi Sekarang yang Aktual Situasi sendiri menurut untuk menjadi pustakawan. sebenarnya ilmu Walaupun mereka sangat Kamus Besar Bahasa Indonesia menyadari bahwa kesempatan (2007, 1078) berarti keadaan. kerja untuk menjadi seorang Sedangkan menurut pustakawan sangat besar bagi Kamus Besar Bahasa Indonesia lulusan ilmu informasi dan (2007, 23) adalah sesuatu yang perpustakaan. aktual betul-betul terjadi, sedang pembicaraan orang diungkapkan oleh (Hermawan banyak, sesuatu yang baru saja 2006, 48-49) sejak tahun 2002 terjadi pustakawan dikelompokkan 7 menjadi atau masih baru. Seperti yang Sehingga situasi sekarang yang (tujuh) aktual dapat diartikan sebagai fungsional, yang terdiri dari 2 keadaan (dua) yang betul-betul jenjang jabatan kelompok yaitu: terjadi, baru saja terjadi atau Kelompok masih baru. Tingkat Terampil (PTT) dan Jawaban terhadap responden indikator situasi Pustakawan Tingkat Ahli (PTA). sekarang yang aktual, berada 1. Pustakawan dalam kategori tinggi sebesar Terampil EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah Pustakawan Tingkat 79 EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 Pustakawan Tingkat Pustakawan Pertama; 2) adalah Pustakawan Muda; 3). Terampil pustakawan yang memilki Pustakawan Madya; dan 4). dasar Pustakawan Utama. pendidikan untuk pengangkatan pertama kali perkembangan serendah-rendahnya zaman orang akan semakin diploma II perpustakaan, mengutamakan dokumentasi, dan informasi yang ahli dan terampil di untuk diploma bidang lain bidangnya. Terbukti dengan yang pernyataan disetarakan. Pustakawan Tingkat mengharuskan memiliki Pustakawan Pelaksana; 2) untuk Pustakawan pertamakali Pelaksana dan 3) Pustakawan Penyelia. pustakawan yang mereka rendahnya serendah- sarjana (S1) perpustakaan, dokumentasi dan informasi atau diploma bidang lain disetarakan. pengangkatan serendahDiploma yang II Mahasiswa ini, namun tetap saja hal ini untuk kali pendidikan sangat menyambut baik hal bukanlah pertama dasar rendahnya memiliki dasar pendidikan pengangkatan yang pustakawan Perpustakaan. 2. Pustakawan Tingkat Ahli adalah pustakawan diatas Terampil terdiri dari: 1). Lanjutan; 80 Seiring ilmu motivasi untuk utama mempelajari informasi dan perpustakaan. 5. Komunikasi (Persepsi dan Informasi) dari Orang Lain Jawaban responden Pustakawan terhadap indikator komunikasi Tingkat Ahli terdiri dari: 1). (informasi dan persepsi dari HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN ISSN : 2089-6549 orang lain), berada dalam kategori tinggi sebesar 34,3%, kategori netral 32,9%, (Desiderato dalam Rakhmat 1976, 51). dan Mahasiswa mempelajari kategori rendah 32,9%. Dengan ilmu demikian, mayoritas perpustakaan responden memberikan jawaban terhadap komunikasi indikator berada dalam kategori tinggi. informasi berdasarkan komunikasi informasi) dan (persepsi dari dan orang lain bahwa mempelajarinya akan mempermudah mereka untuk Persepsi sendiri menurut menjadi pustakawan. Melalui Brian Fellows adalah proses hal ini, kita dapat melihat ada yang kecenderungan memungkinkan organisme menerima menganalisis suatu dan informasi (Mulyana 2007, 180). bahwa ada hubungan antara mahasiswa mempelajari dan ilmu informasi perpustakaan dengan Sedangkan informasi menurut informasi dan persepsi orang (Estabrook 1977 dalam Yusup lain. 2009, 11) adalah suatu rekaman fenomena yang diamati, atau bisa juga berupa putusan putusan- yang dibuat a. Valensi Jawaban responden terhadap valensi, sub variabel berada dalam seseorang. Persepsi disebut inti kategori tinggi sebesar komunikasi, karena 14,3%, persepsi tidak tidak kita mungkin jika kategori netral akurat, 58,6%), dan kategori kita rendah 27,1%. Valensi berkomunikasi dengan efektif Mahasiswa Perpustakaan EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah Ilmu terhadap 81 EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 profesi pustakawan keprofesian ini, mereka biasa-biasa saja. mulai Nilai, ketertarikan dan perasaan mereka Mereka terhadap profesi dosen mengatakan merupakan pustakawan biasa saja. motivator utama dalam Hasil keluaran bersifat menumbuhkan netral postif atas keprofesian yang artinya mahasiswa tidak mempedulikan hasil keluarannya kita atau katakan kecenderungan b. Nilai bisa Jawaban responden ada terhadap indikator nilai, bahwa berada dalam kategori tinggi12,9%), apakah netral mereka akan pustakawan atau tidak. Dalam lebih wawancara beberapa bahkan mahasiswa mengatakan awalnya sendiri 2004, 5) adalah rujukan dan keyakinan menentukan keprofesian (Allfort ke arah 1964, dalam pilihan. menurut dalam Hidayat 5) rendah, namun setelah keyakinan pemberian motivasi oleh membuat dosen menurut (Mulyana dalam Hidayat Sedangkan cenderung dan kategori rendah 15,7%. valensi mereka terhadap ini kategori 61,4%, Nilai lanjut, valensi mereka. mahasiswa tidak peduli menjadi 82 mempertimbangkannya. nilai adalah yang seseorang tentang HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN ISSN : 2089-6549 bertindak atas dasar pilihannya. netral 55,7%, dan kategori rendah 34,3%. Nilai profesi Ketertarikan sendiri pustakawan bagi menurut Kamus Besar mahasiswa Ilmu Bahasa Indonesia (2007, Perpustakaan biasa-biasa 1145) saja. Ilmu atau peristiwa tertarik, tidak merasa Mahasiswa Perpustakaan selalu menganggap berharga dan profesi Tidak berarti senang keadaan (suka, ingin, dan sebagainya). penting Ketertarikan termasuk ke pustakawan. dalam salah satu bentuk selalu juga dari afek positif yang bersungguh-sungguh merupakan karakteristik dan melakukan semua dari hal memiliki harapan tinggi. untuk menjadi pustakawan. Posisi individu Ada profesi pustakawan bagi kecenderungan mereka ketertarikan tidak dikatakan bisa bernilai yang bahwa mahasiswa Ilmu Perpustakaan untuk namun juga tidak bisa menjadi dikatakan tidak bernilai. biasa-biasa saja. Seperti c. Ketertarikan yang Jawaban responden terhadap indikator ketertarikan, berada telah pustakawan disebutkan sebelumnya, mahasiswa cenderung lebih tertarik kepada keilmuannya dalam kategori kategori dibanding tinggi keprofesiannya. 10%, kategori EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah 83 EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 Mungkin ini adalah salah satu dampak Linschoten seperti yang dikutip Diana Permana adalah psikologis terkait dengan Septi label “pustakawan” itu suatu sendiri sudah berkaitan dengan situasi masyarakat konfrontasi antara nilai yang dianggap sebagai “tukang jaga rasa pribadi yang dengan yang tidak menimbulkan nilai yang ada masalahnya mahasiswa pada lain, nilai buku”. Terbukti dengan sehingga berbeda-beda rasanya keilmunya, bahkan dapat bagi tiap orang. Misalnya dikatakan melihat suatu obyek A cenderung menyukainya. timbul rasa tertarik, tapi d. Perasaan bagi B timbul rasa muak. Jawaban responden terhadap indikator perasaan, berada dalam Hal ini sangat tergantung pada kategori dan netral kategori nilai Mahasiswa Perpustakaan cenderung rendah mempunyai perasaan ke arah mayoritas profesi terhadap responden jawaban indikator rendah Mahasiswa tidak merasa senang dan terhadap kategori rendah. Definisi pustakawan. menurut terhadap pustakawan. perasaan berada dalam perasaan Ilmu 34,3%, 37,1%. Dengan demikian, memberikan pribadinya dan nilai obyeknya. kategori tinggi 28,6%), 84 dalam antusias profesi E. SIMPULAN HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN ISSN : 2089-6549 1. Harapan usaha mempelajari dan mahasiswa ilmu bahkan tidak peduli apakah informasi perpustakaan nantinya untuk akan pustakawan menjadi pustakawan berada Mahasiswa dalam posisi netral. Mahasiswa apakah mempelajari ilmu dan ilmu informasi perpustakaan namun menjadi atau juga dalam tidak. meragukan mempelajari informasi dan perpustakaan terkait dengan tidak tahu, meragukan, atau pengalaman bahkan tidak peduli apakah situasi sekarang yang aktual nantinya untuk menjadi pustakawan. akan menjadi pustakawan atau tidak. Selain itu, terdapat hubungan tertentu antara kepercayaan diri, pengalaman 2. lampau Valensi profesi bagi Mahasiswa Perpustakaan dan pustakawan Ilmu berada dalam lampau posisi netral. Dalam hal ini dalam situasi serupa, situasi dapat dikatakan bahwa nilai, sekarang yang komunikasi persepsi) (informasi dan mereka ilmu bersifat percaya tidak tahu, pustakawan biasa-biasa saja cenderung dengan lebih tertarik kepada menjadi keilmuannya dibanding acuan diri perpustakaan profesi mahasiswa ini Mahasiswa ilmu terhadap perasaan serta Hubungan netral. mempelajari dalam dan informasi untuk pustakawan. dan ketertarikan perpustakaan harapan cukup dan mahasiswa mempelajari dan aktual profesinya. F. DAFTAR PUSTAKA dalam Fathoni, Abdurrahmat, (2006). Metode informasi Penelitian dan Teknik Penyusunan namun ragu-ragu Skripsi. Jakarta : Rineka Cipta atau EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah 85 EduLib, Vol 1, No.1 Mei 2014 Harisanty, Dessy. (2008). Pustakawan : Aset Perpustakaan. dessyharisanty.web.ugm.ac.id. Diakses 16 Januari 2013 Hermawan, Rachman dan Zen. Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rakhmat, Jalaludin. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Zulfikar (2006). Remaja Rosdakarya. Etika . (2009). Psikologi Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Komunikasi. Bandung: Remaja Seto. Rosdakarya. Mulyadi, Dudung R. Hidayat. (2006). “Hakikat dan Makna Nilai”. Rohayati, Iceu. (2011). Program Bimbingan Teman Sebaya untuk http://file.upi.edu/Direktori/. Meningkatkan Percaya Diri Siswa Diakses 12 September 2013. (Studi Mulyana, Deddy. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Kelas X1 Tahun Pelajaran 2010Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Singarimbun, Masri dan Effensi, Sofian, (2011). Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES Pace, Wayne R. dan Don F. Faules. (2005). pada Siswa SMA Negeri 13 Bandung 2011). Munandar, Ashar Sunyoto. (2001). Pre-Eksperimental Komunikasi Organisasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suharyanto. Profesionalisme Peningkatan Pustakawan http://www.academia.edu/54513 Permana, D. Septi. (2013). “Perasaan 78/Pengembangan_karier_pusta dan Emosi’. http://staff.uny.ac.id. kawan_alih_jalur_pusatakawan Diakses 16 September (2013). _terampil_ke_pustakawan_tingk Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 86 2007. Kamus at_ahli Besar HARAPAN MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PADJADJARAN MENJADI PUSTAKAWAN ISSN : 2089-6549 Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia. Sumarmo, Wiji. (2009). Perpustakaan. Psikologi Jakarta: Sagung Seto. Undang-undang Nomor 43 2007 tentang tahun perpustakaan, pasal 1, ayat 8. Yusup, Pawit. M. Informasi, (2009). Komunikasi Kepustakaan. Jakarta, Ilmu dan Bumi Aksara. Yusup, Pawit. M. dan Priyo Subekti. (2010). Teori & Praktek Penelusuran Informasi. Jakarta, Kencana. EduLib – Desi Ekawati & Saleha Rodiah 87