Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) DENGAN MEDIA CHARTA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR 1 Epayanti 1, Andi Usman 2, Deki Wibowo 3 Mahasiswa Lulusan Program Studi PGSD Tahun 2014 2 Dosen Universitas Tanjungpura 3 Dosen STKIP Melawi Abstract: This research highlights the problem of applying Charta Media to improve students' concept understanding on the material of government system in fourth grade at Public Elementary School 02 MenukungAcademic Year 2012/2013. The type of research used was Classroom Action Research. The subjects of the study are the fourth grade students of Public Elementary School 02 Menukung in the even semester of the Academic Year 2012/2013 Sub District Menukung, Melawi Regency, which amounted to 22 people, consisting of 9 women and 13 men. Data collection techniques were conducted using observation and test techniques. The average test scores achieved by students on the pre cycle is 55.45, while on the first cycle it reached 65.45 and achieved 78.18 on the second cycle. To conclude, the student learning result showed an increase from cycle I to cycle II. The implementation of RPP on cycle I with average percentage of implementation that includes 3 activities (preliminary, core, closing) is equal to 68,42%. The details are preliminary activity of 68.75%, and the core of 66.67% while theclosingof 75.00%. This figure increased on cycle II, with the average percentage of learning implementation rose to 80.55%, with details of 75.00% in preliminary activities, 80.00% in core and 100.00% inclosing. Keywords: conceptual understanding, media charta Abstrak: Penelitian ini menyoroti masalah penerapan media charta untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi sistem pemerintahan di kelas IV SDN 02 Menukung Tahun Pelajaran 2012/2013. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 02 Menukung semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 Kecamatan Menukung Kabupaten Melawi, yang berjumlah 22 orang, terdiri 9 perempuan dan 13 laki-laki. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan tes. Rata-rata skor tes yang diperoleh siswa pada pra siklus sebesar 55,45, siklus I sebesar 65,45 sedangkan pada siklus II sebesar 78,18. Ini berarti dari siklus I ke siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Keterlaksanaan RPP pada siklus I rata-rata persentase pelaksaanaan yang meliputi 3 kegiatan (pendahuluan, inti, penutup) adalah sebesar 68,42%. Rinciannya adalah 186 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 kegiatan pendahuluan terlaksana sebesar 68,75%, inti 66,67% dan penutup 75,00%. Angka ini meningkat pada siklus II, rata-rata persentase pelaksanaan pembelajaran naik menjadi 80,55%, dengan rincian kegiatan pendahuluan 75,00%, inti 80,00% dan penutup 100,00%. Kata kunci: pemahaman konsep, media charta Selama kurang lebih 3 tahun mengajar menunjukkan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di konseptual SDN Kabupaten proses belajar bermakna dan efektif. Melawi, diperoleh informasi siswa Kaitan konseptual materi yang sedang kurang memahami konsep Sistem dipelajari dengan sisi bidang kajian Pemerintahan. Kurangnya pemahaman PKn yang relevan akan membentuk akan konsep tersebut tergambar dalam skema kognitif, afektif dan psikomotor perilaku sehingga anak memperoleh keutuhan 02 Menukung siswa yang tidak dapat memberikan tanggapan yang sesuai kaitan unsur-unsur sehingga menjadikan dan kebulatan pengetahuan. atas pelajaran yang telah di sampaikan Uraian yang dijelaskan di atas oleh guru, tidak memberikan jawaban kemudian sebagai dasar penulis untuk yang sesuai dengan permintaan soal, melakukan siswa sebelumnya berhasil mengidentifikasi kurang pengetahuan siswa sistematis prosedural belum mampu dalam masalah yang ada yaitu: mencapai 1. Pemahaman konsep materi sistem mengikuti pelajaran lanjutan, serta tidak pemerintahan rendah. 2. Siswa kurang aktif. sehingga mengaitkan ketidakmampuannya dianggap hal beberapa konsep untuk mendukung yang biasa, dengan begitu tuntutan kesimpulan yang sahih. kompetensi Dalam pemahaman mampu setelah sehingga kompetensi yang dipersyaratkan untuk siswa penelitian usaha meningkatkan konsep Sistem tidak tercapai dan prestasi belajar yang dicapai rendah. 3. Kurang mampunya guru dalam Pemerintahan pada mata pelajaran menerapkan PKn, cara yang ditempuh guru dalam bervariasi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini media, adalah melakukan eksplorasi dalam rangka menyajikan berbantuan penggunaan media pembelajaran charta. media pembelajaran dengan sehingga menggunakan siswa kurang Melalui menemukan konsep sendiri melalui charta/bagan observasi dengan daya nalar, daya diperoleh pengalaman belajar yang berfikir dan kreatifitas. 187 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 Tinjauan Teori beragam. Demokrasi Barat di Eropa 1. Hakikat Pemahaman Konsep Barat dan Amerika Serikat akan Schwab (1962: 12-14) jauh berbeda jika dibandingkan bahwa konsep dengan demokrasi di Cuba atau abstraksi, suatu RRC. Walaupun berbeda dalam konstruksi terbentuk dari kesan, penerapannya tetapi hal tersebut tanggapan pengalaman- sama-sama disebut demokrai karena pengalaman kompleks. Pendapat memiliki persamaan sebagai ciri Schwab tersebut sejalan dengan esensialnya, yaitu “kekuasaan ada pendapat Banks (1977: 85) yang di tangan rakyat”. menyatakan bahwa “A concept is an Menurut mengemukakan merupakan dan Kagan (dalam abstract word or phrase that is Fraenkel, 1980:99-100), ada empat useful or kualifikasi yang dapat diterapkan categorizing a group of things, untuk menguji apakah suatu konsep ideas, or events” yang bermakna telah “Konsep adalah sebuah abstraksi Keempat bisa berupa ungkapan atau frase adalah: yang (degree of abstraction) dari konsep for classifying berfungsi mengelompokkan untuk atau memenuhi persyaratan. kualifikasi (1) tersebut; tingkat (2) tersebut keabstrakan kompleksitas mengkategorikan sebuah grup, ide, (complexity); atau peristiwa.” (differentiation); dan (4) pemusatan Dengan demikian, pengertian konsep menunjuk suatu abstraksi, penggambaran dari sesuatu baik yang konkret maupun abstrak (3) pembedaan dimensi (centrality of dimensions). 2. Media Charta Banyak pilihan media yang dapat dikelola oleh para pengajar (tampak atau tidak tampak) atau PKn diantaranya dapat juga berbentuk pengertian/ charta/bagan. Media charta/bagan definisi ataupun gambaran mental, dapat dibuat sendiri sesuai dengan atribut esensial dari suatu kategori kemampuan yang memiliki ciri-ciri sensial yang Charta relatif sama. Sebagai contoh konsep dengan tata cara pembuatannya. “demokrasi”. Jika dilihat dari jenis Pada anak sekolah tingkat dasar dan dan bentuknya demokrasi itu sangat menengah dapat 188 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 dan adalah media kebutuhannya. dirancang gabungan sesuai antara Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 peragaan dan penjelasan dari suatu charta/bagan adalah sangat baik. Bentuk digunakan diagram banyak pengajar untuk b. Chart garis waktu (time line chart) Menggambarkan kronologis hubungan antar beberapa menunjukkan garis peristiwa suatu peristiwa. pembagian kuda ---------- Mobil ------------ waktu, semacam periodisasi yang sederhana. Akan Pesawat---------Roket—> tetapi sukar untuk diterapkan pada 1700 berbagai topik bahasannya. Sebab 1900 lini waktu akan sangat berbeda dari 1800 2000 c. Chart Klasifikasi satu peristiwa dengan peristiwa Hampir yang Organisasi, tetapi chart sederhana adalah berupa garis lurus digunakan untuk klasifikasi yang dibagi sesuai dengan waktu objek atau kejadian. lain. Lini waktu yang dan peristiwa yang diminta. sama dengan Chart ini d. Chart Aliran (Flowchart) Dalam sebuah charta dapat Menunjukkan sebuah digambarkan tentang silsilah suatu prosedur, tokoh atau alur waktu suatu periode prosedur penyusunan UU, proses pemerintahan pemilihan umum. dan suatu “flow chart” untuk memberikan petunjuk suatu alur organisasi proses. sekuen, Misal : e. Chart Tabulasi (Tabular Chart) suatu Menjelaskan informasi angka, pernerintahan yang pernah berlaku. data. Misalnya : hasil pemilu Charta tahun 2004. adalah gambar menginformasikan hubungan, misalnya kronologis, hierakhi. Charta/bagan dibedakan yang menjadi jumlah, 3. Pendidikan (PKn) di Sekolah Dasar (SD) dapat beberapa Kewarganegaraan Pendidikan atau disingkat kajian Kewarganegaraan PKn kelompok: bidang a. Chart Organisasi multifaset yang bidang keilmuannya Menjelaskan hubungan dalam bersifat organisasi. multidisipliner Misalnya organisasi Desa/Kelurahan. bagan Pemerintahan yang merupakan bersifat interdisipliner, bahkan multidimensional. Namun, menurut seorang ahli ilmu politik yang 189 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 bernama Chreshore (1886 : 23), memiliki secara filsafat keilmuan ia berasal struktural dari ilmu politik khususnya dari menurut Center for Civic Education konsep “political democracy” untuk (1998) di Amerika Serikat diikat aspek “duties and rights of citizen”. oleh konsepsi kebajikan dan budaya Ontology pokok inilah berkembang kewarganegaraan (civic virtue and konsep culture) “Civics”, yang secara saling dan pengetahuan “civicus” yang artinya warga negara (civic pada jaman Yunani kuno, yang kewarganegaraan kemudian diakui secara akademis disposition), sebagai kewarganegaraan “civic kepercayaan Indonesia (civic “pendidikan menjadi kewarganegaraan” (PKn). menurut Barr, Barrt, dan Shermis keilmuan merupakan watak (civic keterampilan (civic skills), kewarganegaraan confidence), komitmen kewarganegaraan (civic dan kompetensi kewarganegaraan (civic competence). (1978 : 86), PKn sebagai suatu bidang mencakup kewarganegaraan commitment), Sudut pandang epistemologis, yang knowledge), education”, yang selanjutnya di diadaptasi fungsional yang harfiah diambil dari bahasa Latin embrionya keterkaitan Sebagai mata pelajaran di Sekolah Dasar, PKn mempunyai pengembangan dari salah satu dari misi lima tradisi “social studies” yakni Pancasila “citizenship transmission”. Saat ini untuk warga negara muda usia tradisi itu sudah berkembang pesat SD/MI. menjadi suatu “body of knowledge” pelajaran ini berangkat dari nilai- yang nilai dikenal dan paradigma memiliki sistemik yang sebagai pendidikan dan nilai kewarganegaraan Secara ontologis, Pancasila dan kewarganegaraan. mata konsepsi Secara didalamnya terdapat tiga domain epistemologis, mata pelajaran ini “citizenship merupakan program pengembangan education” domain akademis, kurikuler, dan kultural” domain yakni: domain sosial (Winataputra:2001). Ketiga domain itu satu sama lain individu secara sistematis, dan secara aksiologis mata pelajaran ini bertujuan peserta untuk didik 190 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 pendewasaan sebagai anggota Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 masyarakat, warga negara, dan b. Pemerintah adalah kekuasaan komponen bangsa Indonesia yang yang memerintah suatu wilayah, memiliki karakter. daerah, atau, Negara. Oleh karena itu, karakteristik kurikulum PKn yang perlu dikembangkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) c. Pemerintahan adalah perbuatan, cara, hal, urusan dalam memerintah. Dalam arti yang hendaknya untuk mencapai target pemerintahan hingga terjadinya artikulasi proses memerintah yang dilakukan oleh “belajar tentang, melalui proses, badan-badan legislatif, eksekutif, dan untuk menumbuhkan demokrasi dan yudikatif di suatu negara dalam konstitusional rangka Indonesia sesuai adalah luas, perbuatan mencapai tujuan dengan UUD NKRI 1945”, yang penyelenggaraan negara. Dalam arti secara konseptual diadaptasi dari yang sempit, pemerintahan adalah konsep “learning about, through, perbuatan and for democracy” (CIVITAS: dilakukan oleh badan eksekutif 1996, beserta jajarannya dalam rangka 2001; Kerr: 1996; Winataputra, 2001). sistem yang mencapai tujuan penyelenggaraan 4. Konsep Sistem Pemerintahan Istilah memerintah negara. pemerintahan Kekuasaan dalam suatu negara berasal dari gabungan dua kata menurut sistem dan Kata diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu sistem merupakan terjemahan dari Kekuasaan Eksekutif yang berarti kata system (bahasa Inggris) yang kekuasaan berarti susunan, tatanan, jaringan, undang atau cara. Sedangkan Pemerintahan menjalankan berasal dari kata pemerintah, dan Kekuasaan Legislatif yang berati yang berasal dari kata perintah. kekuasaan kata-kata itu berarti: undang; Dan Kekuasaan Yudikatif a. Perintah adalah perkataan yang yang berati kekuasaan mengadili bermakna menyuruh melakukan terhadap pelanggaran atas undang- sesuatu. undang. pemerintahan. Montesquieu menjalankan atau undangkekuasaan pemerintahan; membentuk 191 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 undang- Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 Jadi yang dimaksud dengan dilaksanakan pada semester genap sistem pemerintahan Negara adalah pada Bulan Januari sampai Februari menggambarkan adanya lembaga- Tahun Pelajaran 2012/2013. Tempat lembaga negara, hubungan antar penelitian adalah SDN 02 Menukung lembaga negara, dan bekerjanya Kecamatan Menukung Kabupaten lembaga negara dalam mencapai Melawi. tujuan pemerintahan negara yang 1. Siklus pertama; 19 dan 21 Januari bersangkutan. 2013 a. Perencanaan METODE PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah Sebelum melaksanakan siswa kelas IV SDN 02 Menukung tindakan, peneliti terlebih dahulu Kabupaten Melawi pada semester menyusun silabus, RPP, media genap tahun pelajaran 2012/2013. charta, Subjek berjumlah 22 orang, terdiri 9 proses pembelajaran dan lembar perempuan dan 13 laki-laki. soal tes. Objek penelitian dibedakan atas lembar pengamatan b. Tindakan dua macam, yaitu: 1) objek yang Guru membuka pembelajar- mencerminkan proses yaitu penerapan an media proses berdoa bersama dan dilanjutkan pembelajaran IPA; dan 2) objek yang dengan presensi. Berlanjut pada mencerminkan fase apersepsi dan motivasi, guru charta dalam produk adalah dengan mengajak pemahaman konsep siswa tentang memberikan Sistem akan pemerintahan dengan ilustrasi ditingkatkan melalui penerapan media cerita mengenai sebuah keluarga charta. yang terdiri dari ayah, ibu dan Pemerintahan yang Model PTK yang ditampilkan anak analogi siswa dimana sistem setiap orang dan fungsi disini adalah model Kemmis dan Mc. memiliki peran Taggart (Arikunto, 2002:16) dengan tertentu dalam 4 tahapan yaitu: 1) perencanaan kemajuan tindakan (planning); 2) pelaksanaan keluarga tersebut. Peran ayah tindakan (action); 3) pengamatan dianalogikan (observation); Kepala Negara dan Ibu serta (reflection). dan 4) Penelitian refleksi ini anak dan mendukung kesejahteraan sebagai dianalogikan 192 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 peran sebagai Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 perangkat yang pemerintahan. membantu Guru keefektifan perencanaan, juga pelaksanaan, dan pembelajaran ketika diterapkan. tujuan pembelajaran pada hari Evaluasi proses, pada saat siswa itu. menggunakan charta. Evaluasi menyampaikan indikator Pada kegiatan inti, dimulai dengan fase eksplorasi guru menggali gagasan siswa melalui tertulis, mengidentifikasi komponen-komponen pemerintahan pada evaluasi saat siswa mengerjakan lembar tes. d. Refleksi diskusi kelompok dan bersamasama dan Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali apa yang telah dilaksanakan selama dan alur berlangsungnya proses belajar pemerintahan. Mengajak siswa mengajar untuk lembaga- berbagai (lembaga diperlukan, yang dapat dijadikan menyebutkan lembaga Negara legislatif, eksekutif, dan untuk mengetahui masukan pedoman untuk yang melakukan yudikatif). Setelah masuk pada perbaikan ke arah yang lebih fase elaborasi, siswa diminta baik duduk dalam kelompok yang berbagai sudah dibentuk sebelumnya dan dirasakan dalam proses belajar mengerjakan mengajar sebelumnya. diskusi LKS. masuk Seusai ke konfirmasi, fase dengan mengetahui permasalahan yang 2. Siklus kedua; 11 Februari 2013 perwakilan a. Perencanaan kelompok diminta menyajikan Sebelum melaksanakan hasil diskusinya di depan kelas, tindakan, peneliti terlebih dahulu sementara menyusun silabus, RPP, media siswa yang lain menyimak dan menanggapi. c. Observasi lembar pengamatan proses pembelajaran dan lembar Aktivitas dilakukan charta, observasi ketika melakukan soal tes. peneliti b. Tindakan pembelajaran, Guru membuka Observer melakukan observasi pembelajaran dengan mengajak untuk melihat siswa seberapa jauh berdoa 193 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 bersama dan Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 dilanjutkan dengan presensi. sementara Berlanjut pada fase apersepsi dan cerita foto/gambar Presiden kepada Sebelum mengakhiri pembelajaran, guru membimbing kerja siswa untuk menarik kesimpulan. Menegaskan bahwa c. Observasi dalam Pengamatan dilakukan pada Presiden setiap perubahan perilaku yang selalu mendapat bantuan seperti dialami oleh siswa pada saat dari menteri, sekretaris, juru proses bicara juga berlangsung. Dan sebagaimana dan siklus I, pengamatan dilakukan tujuan pembelajaran pada hari pula terhadap proses mengajar itu. dengan menggunakan pedoman setiap siswa lain disertai kunjungan SBY. yang menyimak dan menanggapi. motivasi, guru menyampaikan ilustrasi siswa pekerjaannya dll. Guru menyampaikan indikator Pada kegiatan inti, dimulai dengan fase eksplorasi guru pembelajaran pengamatan. d. Refleksi menggali gagasan siswa melalui Tujuan refleksi pada siklus diskusi kelompok dan bersama- yang kedua ini adalah untuk sama mengidentifikasi mengetahui komponen-komponen komponen kemampuan siswa dalam lembaga memahami konsep sistem siswa eksekutif. untuk Mengajak menyebutkan komponen lembaga eksekutif. Setelah masuk pada peningkatan pemerintahan. Deskripsi Hasil Penelitian fase Sebelum penelitian tindakan elaborasi, siswa diminta duduk kelas dalam kelompok yang sudah dilakukan pra siklus, Hal ini bertujuan dibentuk untuk mengetahui pemahaman siswa sebelumnya mengerjakan diskusi LKS. Seusai ke pada saat terlebih pembelajaran dahulu sebelum fase menggunakan media charta. Pada saat perwakilan pra siklus, guru menggunakan metode kelompok diminta menyajikan yang biasa digunakan untuk mengajar hasil diskusinya di depan kelas, sehari-hari, yaitu metode ceramah, jadi konfirmasi, masuk dan dilaksanakan, siswa dalam hal ini hanya mendengarkan 194 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 apa yang disampaikan oleh guru, nanti akan dibandingkan dengan hasil kemudian setelah itu guru memberikan sesudah menggunakan media charta. lembar soal yang harus dikerjakan oleh Berikut disajikan data nilai siswa pra siswa, hasil dari mengerjakan soal ini siklus: Tabel 1. Daftar Nilai Pra Siklus Inisial Siswa 1. DE 2. IS 3. DS 4. WH 5. JW 6. JK 7. AR 8. SM 9. TK 10. AM 11. ZN 12. YN 13. BN 14. RZ 15. RS 16. WN 17. AR 18. JI 19. AD 20. MR 21. RT 22. KR Jumlah Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah No. Nilai Pra Siklus 60 60 40 60 60 60 40 60 40 40 60 60 40 40 40 70 70 40 70 70 70 70 1220 55,45 70 40 hasil belajar siswa. Masing-masing Hasil Tindakan Siklus I Hasil dari siklus I adalah data kegiatan belajar mengajar dan data data kemudian diolah dan disajikan pada tabel. Tabel 2. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Siklus I No. 1. 2. 3. Tahapan Pembelajaran Kegiatan pendahuluan Kegiatan inti Kegiatan penutup Rata-rata Persentase Keterlaksanaan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-Rata 62,50% 75,00% 68,75% 68,75% 66,67% 65,00% 75,00% 75,00% 75,00% 65,00% 72,22% 68,42% 195 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 Data yang tersaji pada Tabel 4.2. Perbaikan pembelajaran di kelas merupakan tabulasi dari data mentah adalah sebagai upaya meningkatkan yang ada pada lampiran II dan III. pemahaman siswa. Oleh sebab itu, Capaian persentase tertinggi adalah pada kegiatan penutup (75,00%), kemudian pengukuran capaian siswa dengan tes kegiatan pendahuluan (68,75%) dan tertulis. kegiatan selengkapnya ada di lampiran IV. inti dengan persentase terendah (66,67%). akhir siklus Data hasil dilakukan tes tertulis Olahan dari data tersebut disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Daftar Nilai Tes pada Siklus I Inisial No. Siswa 1. DE 2. IS 3. DS 4. WH 5. JW 6. JK 7. AR 8. SM 9. TK 10. AM 11. ZN 12. YN 13. BN 14. RZ 15. RS 16. WN 17. AR 18. JI 19. AD 20. MR 21. RT 22. KR Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Rata-rata Nilai Pra Siklus 60 60 40 60 60 60 40 60 40 40 60 60 40 40 40 70 70 40 70 70 70 70 70 40 1220 55,45 Nilai Siklus I Kenaikan Nilai Keterangan 70 70 50 70 70 70 50 70 50 50 70 70 50 50 50 80 80 50 80 80 80 80 80 50 1440 65,45 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Berdasarkan Tabel 3. diperoleh siklus. Selisih kenaikan nilai yang gambaran mengenai hasil belajar siswa diperoleh tiap individu siswa sebesar pada akhir siklus I. Sejumlah 100% 10 poin. siswa (22 orang) dinyatakan hasil belajarnya meningkat jika Analisis refleksi pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut: dibandingkan dengan nilai tes pra 196 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 1. Suara guru harus bisa lebih keras 5. Hasil analisis aktivitas siswa di daripada suara gaduh anak-anak, siklus I adalah aktivitas siswa masih selain itu interaksi antara guru dan dalam tahap berkembang. Dengan siswa ditingkatkan, begitu maka peneliti melanjutkan meskipun masih banyak gangguan tindakan ke siklus II dengan asumsi dan hambatan secara garis besar bahwa pembelajaran merubah aktivitas belajar siswa ke juga harus pada pertemuan pertama berlangsung dengan lancar. 2. Guru kurang memberi arahan tentang pembagian tugas tiap siswa dalam kelompok. paska tindakan akan tingkatan yang lebih tinggi. Hasil Tindakan Siklus II Setelah dilakukan pembelajaran siklus II kemudian dilakukan evaluasi 3. Guru kurang memberi bimbingan dan mendapat hasil yaitu adanya pada saat siswa presentasi hasil peningkatan jumlah siswa yang dapat pekerjaannya di depan kelas. menuntaskan pembelajaran. Masing- 4. Guru kurang bertanya mendorong siswa dan mengemukakan masing data kemudian diolah dan disajikan pada Tabel 4. pendapat. Tabel 4. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Siklus II No. 1. 2. 3. Tahapan Pembelajaran Kegiatan pendahuluan Kegiatan inti Kegiatan penutup Rata-rata 75,00% 80,00% 100,00% 80,55% Data pada Tabel 4. menyebutkan bahwa persentase langkah Persentase kegiatan Persentase Keterlaksanaan tiap keterlaksanaan kegiatan tertinggi penutup berbeda. dicapai (100%), pada disusul dengan kegiatan inti (80,00%) dan terakhir persentase terendah ada pada kegiatan pendahuluan (75,00%). Perbaikan pembelajaran siklus II juga berhasil meningkatkan nilai tes hasil belajar konsep Sistem Pemerintahan siswa. Olahan datanya disajikan pada Tabel 5. 197 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 Tabel 5. Daftar Nilai Tes pada Siklus II Inisial No. Siswa 1. DE 2. IS 3. DS 4. WH 5. JW 6. JK 7. AR 8. SM 9. TK 10. AM 11. ZN 12. YN 13. BN 14. RZ 15. RS 16. WN 17. AR 18. JI 19. AD 20. MR 21. RT 22. KR Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Rata-rata Nilai Siklus I 70 70 50 70 70 70 50 70 50 50 70 70 50 50 50 80 80 50 80 80 80 80 80 50 1440 65,45 Nilai Siklus II 80 80 60 80 80 80 60 90 60 60 80 90 70 60 60 90 100 60 90 90 100 100 100 60 1720 78,18 Berdasarkan Tabel 5. diperoleh Kenaikan Nilai 10 10 10 10 10 10 10 20 10 10 10 20 20 10 10 10 20 10 10 10 20 20 1. Siswa Keterangan Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat menyesuaikan dengan gambaran mengenai hasil belajar siswa kondisi pembelajaran menggunakan pada media charta. akhir siklus II. Persentase peningkatan hasil belajar sama dengan 2. Siswa menjadi lebih percaya diri capaian pada siklus I yaitu sejumlah ketika 100% siswa (22 orang) dinyatakan berdiskusi dan menarik kesimpulan hasil pembelajaran. belajarnya meningkat jika bertanya, menjawab, dibandingkan dengan nilai tes siklus I. 3. Guru banyak memberi kesempatan Selisih kenaikan nilai yang diperoleh siswa untuk melakukan peragaan tiap individu siswa bervariasi dari 10 atau menyusun media charta secara hingga 20 poin. mandiri. Analisis refleksi pembelajaran Siklus II adalah sebagai berikut: 4. Guru memberi bimbingan motivasi, pujian dan penguatan pada saat 198 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 siswa presentasi hasil pekerjaannya di depan kelas. 5. Guru Pada siklus II selain penggunaan media charta, siswa menggiring siswa menyimpulkan dalam pembelajaran, juga diberi kesempatan untuk mengamati media berupa gambar- bermula dari rumusan bahasa siswa gambar presiden ketika sendiri kemudian disempurnakan menjalankan tugas kunjungan dan bersama dengan guru. tugas-tugas lainnya. Pengayaan dari Verifikasi Hasil PTK materi yang sudah dibelajarkan di 1. Hasil Observasi Kegiatan Belajar kelas Mengajar Pada Siklus I dan II adalah aktivitas siswa menentukan dan menyusun charta Pada siklus I, setelah guru dengan alur koordinasi serta alur menyajikan materi pembelajaran di instruksi yang benar. Pada Siklus II, kelas, kemudian guru mengarahkan informasi sudah disediakan di awal siswa dan siswa harus mengolah sendiri menyusun charta sesuai dengan alur yang diminta. Aktivitas informasi itu untuk kemudian ini dilakukan siswa dengan maksud menyelesaikan suatu masalah, agar kemandiriannya terbina dan dengan begitu keterampilan proses juga dan melatih kepekaan dalam aktivitas mereka semakin berpikir ilmiah (sense of science). tergali dan terlatih. Maka dari itu Media charta, sebelumnya sudah terlihat disetting oleh guru untuk dapat proses dan aktivitas yang dimilki digunakan secara langsung oleh setiap kelompok dari siklus I dan II setiap mengalami peningkatan. kelompok, walaupun demikian hanya beberapa siswa perbedaan keterampilan Data hasil observasi kegiatan yang menggunakan media tersebut belajar mengajar dengan baik dan benar. siklus setelah masing-masing ditabulasi maka disajikan dalam Tabel 6. berikut. Tabel 6. Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I dan II No. 1. 2. 3. Tahapan Pembelajaran Kegiatan pendahuluan Kegiatan inti Kegiatan penutup Rata-Rata Persentase Keterlaksanaan Siklus I Siklus II 68,75% 75,00% 66,67% 80,00% 75,00% 100,00% 68,42% 80,55% 199 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 2. Analisis Tes Hasil Belajar Pada diakhiri pada setiap siklusnya siswa Siklus I dan II diberikan tes hasil belajar. Berikut Fokus penelitian ini adalah disajikan data hasil siklus setelah peningkatan hasil belajar. Oleh pembelajaran siklus I dan II: sebab itu sebelum pembelajaran Tabel 7. Rekapitulasi Peningkatan Nilai Siswa No. Inisial Siswa 1. DE 2. IS 3. DS 4. WH 5. JW 6. JK 7. AR 8. SM 9. TK 10. AM 11. ZN 12. YN 13. BN 14. RZ 15. RS 16. WN 17. AR 18. JI 19. AD 20. MR 21. RT 22. KR Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Rata-rata Nilai Pra Siklus 60 60 40 60 60 60 40 60 40 40 60 60 40 40 40 70 70 40 70 70 70 70 70 40 1220 55,45 Nilai Siklus I Kenaikan Nilai Nilai Siklus II 70 70 50 70 70 70 50 70 50 50 70 70 50 50 50 80 80 50 80 80 80 80 80 50 1440 65,45 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 80 80 60 80 80 80 60 90 60 60 80 90 70 60 60 90 100 60 90 90 100 100 100 60 1720 78,18 Data yang tersaji pada Tabel 7. siklus II. Kenai kan Nilai 10 10 10 10 10 10 10 20 10 10 10 20 20 10 10 10 20 10 10 10 20 20 Capaian Keterang an Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat yang juga menegaskan bahwa hasil belajar berhasil meningkat adalah nilai siswa peningkatan. tertinggi, pada pra siklus nilai mengalami tertinggi 70, siklus I nilai tertinggi peningkatan adalah capaian rata- 80, dan akhirnya pada siklus II rata kelas yang semula pada pra dapat ditingkatkan menjadi 100. Angka mengalami yang siklus rata-rata 55,45, siklus I meningkat menjadi 65,45 kemudian beranjak naik menjadi 78,18 setelah SIMPULAN Berdasarkan tentang hasil penggunaan 200 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3 penelitian media charta Jurnal Pendidikan Dasar, 3 (2), Desember 2015 dalam pembelajaran Pendidikan terhadap pembelajaran Kewarganegaraan di Kelas IV SDN 02 Kewarganegaraan (PKn). Menukung DAFTAR PUSTAKA Kecamatan Menukung Kabupaten Melawi maka pada akhir penulisan skripsi ini dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: Kegiatan belajar mengajar menggunakan media charta meningkat persentase Siklus pelaksanaannya. I, rata-rata pelaksaanaan Pada persentase pembelajaran yang meliputi 3 kegiatan (pendahuluan, inti, penutup) adalah sebesar Rinciannya adalah pendahuluan terlaksana 68,42%. kegiatan sebesar Djamarah, S. B.. 1994. Strategi Pembelajaran. Surabaya: Usaha Nasional. Hamalik, O. 2005. Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Heruman. 2007. Model Pembelajaran PKn, Bandung : Rosda Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jambi: Gaung Persada Press. Nana Syaodih Sukmadinata, 2006. Metode penelitian Pendidikan, Jakarta: Rosda. Rawiko. 68,75%, inti 66,67% dan penutup 75,00%. Angka ini meningkat pada siklus II, pelaksanaan menjadi rata-rata persentase pembelajaran 80,55%, dengan naik rincian kegiatan pendahuluan 75,00%, inti 80,00% dan penutup 100,00%. Rata-rata skor tes yang diperoleh siswa pada pra siklus sebesar 55,45, siklus I sebesar 65,45 sedangkan pada Pendidikan 2010. Metode, strategi pembelajaran (online) tersedia: http:/vjwiko. wordpress. com. (tanggal buka 16 oktober 2011). Sardiman, A. M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sarni. 2011. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayaputra. siklus I ke siklus II hasil belajar siswa Suharsimi, A.. 1999. Prosedur Penelitian: Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara. mengalami Wena, siklus II sebesar 78,18. Ini berarti dari demikian peningkatan. dapat dikatakan Dengan bahwa penggunaan media charta berhasil meningkatkan pemahaman siswa M. 2009. Strategi Pembelajaran Modern, Inovatif Kontemporen Suatu Pendekatan Konseptual Operasional. Bandung: Alfabeta. 201 | p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 5 6 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 3 9 9 3