EVALUASI KANDUNGAN BESI (Fe) DAN ZINK (Zn) PADA

advertisement
Muharama Yora, Sri Wahyuni, dan Annisa Afifatul Akhiar
EVALUASI KANDUNGAN BESI (FE) DAN ZINK (ZN) PADA
BEBERAPA KULTIVAR PADI BERAS MERAH
ASAL SUMATERA BARAT
Evaluation of Fe and Zn Contents in Some Red Rice Cultivar
from Sumatera Barat
Muharama Yora, Sri Wahyuni, dan Annisa Afifatul Akhiar
Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat
Kampus Limau Manis, Padang, Sumatera Barat 25163
E-mail: [email protected]
ABSTRACT
Red rice (Oryza sativa) is a plant that contains carbohidrat and it has spesicific
color, that is red. This plant has some contents such as antosianin, protein, amylose, and
fiber that could help metabolism system and body immune. There is also Iron (Fe) and Zinc
(Zn) in this plant, but so far it there is no research yet for the local cultivar red rice from West
Sumatra. So the goal of this research is to evaluate the Iron (Fe) and Zinc (Zn) content in
these cultivars and the varians degree of these contents. Then these cultivars could be
selected to be used as parents that will produced the superior variety which had better
nutritions. This reasearch used extraction method by wet incineration with HNO3 and
HClO4.The result of the red rice extract showed that Siopuk local cultivar had the highest
amount of Iron(Fe) and Zinc (Zn) that were 557,49 ppm and 487,82 ppm. Whereas the
lowest amount of Iron (Fe) (366,30 ppm) was in karajut local cultivar and the lowest Zinc
(Zn) (368,32 ppm) was in Kopal Cino local cultivar. The varians degree of Iron (Fe) and Zinc
(Zn) amount is extensive, so it could be selected as parents for hybridication and produce
the new superior variety.
Keyword: red rice, extraction, evaluation, varians
ABSTRAK
Tanaman padi beras merah (Oryza sativa), merupakan tanaman yang memiliki
sumber karbohidrat dan memiliki ciri khas warna yaitu berwarna merah. Tanaman ini
memiliki kandungan antosianin, protein, amilosa dan serat yang dapat membantu sistem
metabolisme dan imunitas tubuh, sedangkan penelitian mengenai evaluasi kandungan Besi
(Fe) dan Zink (Zn) pada padi beras kultivar lokal ini asal Sumatera Barat belum pernah
dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi kandungan Besi (Fe) dan Zink (Zn)
pada padi beras tersebut dan untuk mengetahui tingkat keragaman jumlah kandungan Besi
(Fe) dan Zink (Zn) sehingga dapat diseleksi untuk dijadikan sebagai tetua untuk
menghasilkan varietas unggul baru yang memiliki kandungan gizi yang lebih baik. Metoda
penelitian yang digunakan adalah metode ekstraksi dengan cara pengabuan basah dengan
larutan HNO3 dan HClO4. Hasil penelitian ini adalah ekstrak larutan beras merah dari hasil
panen padi beras lokal Asal Sumatera Barat ini memiliki jumlah kandungan Besi (Fe)
tertinggi yaitu 557,49 ppm yang terdapat pada varietas lokal Siopuk dan jumlah kandungan
Besi (Fe) terendah yaitu 366,30 ppm pada varietas lokal Karajut. Ekstrak larutan beras
merah ini juga memiliki jumlah kandungan Zink (Zn) tertinggi yaitu 487,82 ppm pada
varietas lokal Siopuk dan terendah yaitu 368,32 ppm pada varietas lokal Kopal Cino. Tingkat
710
Evaluasi Kandungan Besi (Fe) dan Zink (Zn) pada Beberapa
Kultivar Padi Beras Merah Asal Sumatera Barat
keragaman dari jumlah kandungan Besi (Fe) dan Zink (Zn) adalah luas sehingga dapat
diseleksi sebagai tetua untuk disilangkan dan menghasilkan varietas unggul baru.
Kata kunci: padi beras merah, ekstraksi, evaluasi, keragaman
PENDAHULUAN
Di Indonesia, padi merupakan salah satu sumber utama bahan pangan,
yang memiliki bentuk dan warna yang beragam. Selain padi berwarna putih yang
lebih dikenal beras putih, ada juga beras yang berwarna merah yang dikenal
dengan beras merah. Beras merah ini memiliki kandungan unsur-unsur mineral
dan mengandung gizi yang lebih tinggi. Padi ini memiliki karakteristik warna yang
khas yaitu merah, warna merah terbentuk karena adanya kandungan antosianin
pada lapisan aleuronnya. Lapisan aleuron ini memiliki banyak kandungan nutrisi
dan mineral. Namun, dari segi budidaya tanaman masih kurang mendapatkan
perhatian yang lebih intensif (Warta, 2005).
Selain adanya kandungan antosianin, padi beras merah juga memiliki
kandungan protein sebesar 8,20 persen, lebih besar jika dibandingkan dengan
padi beras putih yang hanya 7 persen, besi 4,20 persen, dan vitamin B1 0,34
persen yang dapat menunjang kemampuan tubuh dalam mengatur kadar
kolesterol darah serta kaya akan serat dan minyak alami yang dapat membantu
pencegahan berbagai penyakit saluran pencernaan dan berperan juga dalam
meningkatkan perkembangan otak serta dapat menurunkan kolesterol.
Jika dibandingkan dengan padi beras putih, padi beras merah mengandung
karbohidrat lebih rendah yaitu 78,9 gr : 75,7 gr, tetapi padi beras merah
menghasilkan energi yang lebih besar dibandingkan dengan beras putih yaitu 349
kal : 353 kal.
Dalam menunjang perakitan padi beras merah varietas unggul yang memiliki
kandungan gizi yang baik maka ada syarat yang harus terpenuhi yaitu tersedianya
keragaman genetik yang bisa dijadikan sebagai sumber tetua dalam pembentukan
varietas unggul dengan kandungan gizi yang tinggi. Kegiatan eksplorasi dalam
rangka mengumpulkan sumber daya genetik padi di Sumatera Barat telah berhasil
mengoleksi 10 genotipe padi beras merah lokal (Swasti et al., 2007). Pada
penelitian sebelumnya, penelitian tentang karakteristik, evaluasi daya hasil dan
kandungan gizi khususnya protein, amilosa, antosianin dan serat dari beras merah
tersebut telah dilaporkan (Swasti et al., 2007; Dalimunthe, 2011; Reza, 2012).
Namun evaluasi mutu nutrisi lainnya, khususnya kandungan mineral terutama besi
(Fe) dan Seng (Zn) belum tersedia pada 10 koleksi kultivar padi beras merah ini.
Sehingga perlu dilakukan penelitian ini supaya dapat mengevaluasi jumlah
kandungan mineral Fe dan Zn yang terdapat pada padi beras merah lokal asal
Sumatera Barat. Hal ini perlu dilakukan, karena pentingnya peran mineral besi (Fe)
dan zink (Zn) dalam tubuh walaupun jumlah yang dibutuhkan < 100 mg/hari.
Mineral Fe merupakan mikronutrien esensial dalam memproduksi
hemoglobin yang berfungsi dalam pengangkutan oksigen dari paru-paru ke
711
Muharama Yora, Sri Wahyuni, dan Annisa Afifatul Akhiar
jaringan tubuh, pengangkutan elektron dan sintesis enzim (Mulyaningsih,
2009).Sedangkan mineral Zn berfungsi sebagai kofaktor untuk enzim tertentu, ada
200 enzim yang membutuhkan zink dalam aktivitasnya misalnya enzim karbonat
anhidrase dalam sel darah merah, enzim karboksi peptidase dan alkohol
dehidrogenase dalam hati.
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan dalam mengevaluasi jumlah kandungan besi (Fe)
dan zink (Zn) terhadap jaringan tanaman pada beberapa kultivar padi beras
merah asal Sumatera Barat.
2. Mengetahui tingkat keragaman dan jumlah kandungan Fe dan Zn pada
kultivar-kultivar padi beras merah asal Sumatera Barat.
TINJAUAN PUSTAKA
Padi (Oryza sativa L.) memilki bentuk dan warna yang beragam, baik
tanaman maupun berasnya. Di Indonesia, padi yang berasnya berwarna merah
(padi beras merah) kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan padi yang
berasnya berwarna putih (padi beras putih). Sampai saat ini belum tersedia
varietas unggul padi beras merah, kecuali varietas Bahbutong yang dilepas tahun
1985 dan varietas tersebut tidak meluas pengembangannya (Sri Suliartini et al.,
2011).
Padi beras merah memiliki keunggulan baik dari rasa, kepulenan maupun
fungsinya bagi tubuh. Beras merah ini juga sudah lama diketahui sangat
bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya untuk mencegah kekurangan pangan dan
gizi serta menyembuhkan penyakit kekurangan vitamin A (rabun ayam) dan
vitamin B (beri-beri) (Kristamini, 2009).
Selain mengandung karbohidrat, lemak, protein, serat, dan mineral, beras
merah juga mengandung antosianin. Antosianin merupakan pigmen merah yang
memiliki senyawa fenolik yang masuk kelompok flavonoid dan berfungsi sebagai
antioksidan, berperan penting baik bagi tanaman itu maupun bagi kesehatan
manusia. Kandungan antosianin pada setiap gram padi beras merah masih sangat
beragam dan berkisar antara 0,34–93,5 μg (Sri Suliartini, 2011).
Kandungan gizi dari materi genetik yang digunakan dalam penelitian ini
terutama protein telah dilaporkan oleh Dalimunthe (2010) yang berkisar dari 6.5
persen - 41.4 persen. Selanjutnya Reza (2012) melaporkan bahwa kandungan
antosianinnya berkisar dari 3.0 mg CyE/g – 410.4 mg CyE/g serta kandungan
seratnya dari 3.8 persen - 5.7 persen. Kandungan gizi suatu bahan pangan
disamping ditentukan oleh kandungan protein, antosianin, serat, amilosa dan
712
Evaluasi Kandungan Besi (Fe) dan Zink (Zn) pada Beberapa
Kultivar Padi Beras Merah Asal Sumatera Barat
vitamin, juga sangat ditentukan oleh kandungan mineralnya terutama besi (Fe)
yang berfungsi untuk pembentukan butir-butir darah merah dan seng (Zn) yang
berfungsi sebagai kofaktor berbagai enzim dalam tubuh. Oleh karena itu penulis
sangat tertarik untuk meneliti dan mengetahui kandungan mineral tersebut pada
kultivar padi beras merah yang ada.
Mineral Besi (Fe) dan Seng (Zn)
Besi (Fe) dan seng (Zn) merupakan logam esensial yang dibutuhkan
manusia dalam jumlah kecil < 100 mg/hari, yang sangat berperan bagi
metabolisme tubuh. Kasus kekurangan mineral besi (Fe) dan seng (Zn) cukup
banyak ditemukan di dunia, terutama di negara berkembang. Kebutuhan akan
mineral ini dapat terpenuhi melalui asupan makanan atau minuman yang
dikonsumsi, sehingga pengetahuan tentang keberadaan mineral besi (Fe) dan
seng (Zn) dalam bahan makanan sangat penting (Mulyaningsih, 2009).
Besi (Fe) merupakan mikronutrien esensial dalam memproduksi hemoglobin
yang berfungsi dalam pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh,
pengangkutan elektron dan sintesis enzim (Mulyaningsih, 2009). Besi (Fe) juga
berperan dalam membentuk mioglobin dalam sel otot (Arifin, 2008). Kandungan
besi dalam tubuh sedikit sekali yaitu untuk wanita 35 mg/Kg berat badan dan pada
pria 50 mg/Kg berat badan. Besi yang ada dalam tubuh berasal dari tiga sumber
yaitu dari hasil pemecahan sel-sel darah merah, besi cadangan dalam sel dan
hasil penyerapan zat makanan.
Besi yang diserap tubuh berkisar 0,5 – 2 mg/hari. Apabila penyerapan besi
melebihi kebutuhan, maka kelebihan besi disimpan dalam bentuk senyawa ferritin
di dalam sel-sel mukosa usus kecil. Sumber bahan makanan yang mengandung
zat besi adalah hati, daging, kuning telur, kacang-kacangan dan sayuran hijau.
Kekurangan zat besi di dalam tubuh dapat menyebabkan anemia (kekurangan
darah). Bagi ibu hamil, kekurangan zat besi dapat menurunkan bobot badan bayi
yang dilahirkan, sedangkan bagi anak balita dan remaja dapat menyebabkan
penurunan daya tahan tubuh (Iryani, 2003).
Mineral mikro lainnya yang tidak kalah pentingnya bagi tubuh adalah zink
(Zn). Kandungan zink (Zn) dalam tubuh kira-kira 2 gram yang terdapat dalam
rambut, mata, tulang dan kelenjar kelamin pria. Di dalam tubuh zink (Zn) berfungsi
sebagai kofaktor untuk enzim tertentu, ada 200 enzim yang membutuhkan zink
(Zn) dalam aktivitasnya misalnya enzim karbonat anhidrase dalam sel darah
merah, enzim karboksi peptidase dan alkohol dehidrogenase dalam hati
(Lehninger, 1982).
Penyerapan zink (Zn) dari hasil pencernaan makanan berlangsung di usus
halus, kira-kira 25 – 40 persen zink (Zn) diserap dan ditranspor ke dalam darah.
Kebutuhan zink (Zn) untuk orang laki-laki adalah 15 mg/hari dan untuk wanita 12
mg/hari. Sumber bahan makanan yang mengandung zink (Zn) adalah daging,
unggas, ikan laut, telur, keju, dan susu. Kekurangan jumlah mineral zink (Zn)
dalam tubuh dapat menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat, menurunkan
imunitas dan menghambat penyerapan zat besi (Fe) dalam tubuh (Iryani, 2003).
713
Muharama Yora, Sri Wahyuni, dan Annisa Afifatul Akhiar
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dimulai pada pertengahan bulan Februari - Agustus 2013,
penanaman tanaman dilaksanakan di Rumah Plastik dan untuk menganalisis di
lakukan di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat,
Solok.
Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah 48 buah, seed bet sebanyak
5 buah, tanah 10 kg/pot, pestisida 250 ml, kamera, dan alat tulis. Dan untuk
material genetik yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih dari padi beras
merah lokal yaitu Karajut, Nabara Merah, Siopuk, Kopal Cino, asal Pasaman Barat
Padi Talua asal Pasaman, Ladang Merah, Padi Merah SA, dan Padi Hitam asal
Kabupaten Solok hasil koleksi dari Swasti et al. (2007). Ada beberapa tahapan
dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu persiapan benih, dan pot yang berisikan
tanah sebanyak 10 kg/pot, lalu tanah diinkubasi selama 1 minggu dan setelah itu
baru dilakukan penanaman, setelah tanaman berumur 4 minggu dilakukan
pemupukan I, dan setelah tanaman padi berumur – dilakukan pemupukan ke 2 dan
dilanjutkan dengan pemupukan ke 3 saat padi berumur -, kemudian dilakukan
pemeliharaan secara berkelanjutan, lalu dilakukan pemanenan, perontokan serta
penggilingan kemudian baru dilakukan analisis kandungan besi (Fe) dan zink (Zn)
dengan spectrofotometri serapan atom (SSA).
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK)
dengan perlakuannya adalah 8 kultivar padi beras merah lokal yaitu Karajut (A),
Nabara Merah (B), Siopuk (C), Kopal Cino (D), asal Pasaman Barat Padi Talua (F)
asal Pasaman, Ladang Merah (G), Padi Merah SA(H), dan Padi Hitam (J) asal
Kabupaten Solok. Dengan 3 kelompok/ulangan sehingga menjadi 24 satuan
percobaan. Setiap perlakuan ditanam 3 bibit/pot.
A1
B1
C1
D1
F1
G1
H1
J1
A2
B2
C2
D2
F2
G2
H2
J2
A3
B3
C3
D3
F3
G3
H3
J3
Data yang didapatkan,dianalisis secara statistik dengan uji F, jika nilai F
hitung perlakuan lebih besar dari nilai F tabel 5 persen, maka dilanjutkan dengan
DNMRT pada taraf nyata 5 persen. Sedangkan nilai keragaman dihitung
menggunakan rumus Steel and Torri (1993).
s
714
2
Evaluasi Kandungan Besi (Fe) dan Zink (Zn) pada Beberapa
Kultivar Padi Beras Merah Asal Sumatera Barat
dimana :
2
s
n
xi
: keragaman
: ukuran pengamatan atau contoh
: pengamatan ke- i
: rata-rata pengamatan ke
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kandungan Mineral Besi (Fe) dan Zink (Zn)
Besi (Fe)
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dengan Rancangan
Acak Kelompok terhadap 8 genotipe padi beras merah, didapatkan jumlah
kandungan besi (Fe) tidak berbeda nyata. Hal ini dinyatakan dengan F hitung < F
tabel 5 persen sesuai dengan tabel sidik ragam berikut ini:
SK
P
K
S
T
db
7
2
14
23
JK
86.072,2030
2.257,7100
86.781.0702
171.110,9832
KT
12.296,029
1.128,855
6.198,648
F hitung
tn
1,984
tn
0,182
F tabel 5 %
2,77
3,74
Sehingga dari tabel sidik ragam dapat diketahui bahwa antara jenis varietas
padi beras merah lokal asal Sumatera Barat tidak berpengaruh terhadap jumlah
kandungan besi yang terdapat pada tanaman tersebut.
Urutan Jumlah Kandungan Besi (Fe) tertinggi sampai terendah.
Varietas
Siopuk
Padi Talua
Ladang Merah
Sungai Abu
Padi Hitam
Nabara Merah
Kopal Cino
Karajut
Rata-rata (ppm)
Nilai rata-rata (ppm)
557,49
513,39
483,06
470,52
452,48
414,89
389,63
366,30
455,97
Namun, jika dilihat dari urutan jumlah kandungan besi dari hasil pengukuran
dengan Spektrofotometri Serapan Atom dapat diketahui bahwa kultivar lokal padi
beras merah Siopuk memiliki kandungan besi tertinggi, yaitu 557,49 ppm.
Sedangkan jumlah kandungan besi (Fe) terendah terdapat pada kultivar lokal padi
beras merah Karajut, yaitu 366,30 ppm.
715
Muharama Yora, Sri Wahyuni, dan Annisa Afifatul Akhiar
Zink (Zn)
Hasil analisis kandungan zink 8 genotipe padi beras merah, setelah
dilakukan analisis ragam statistik dengan uji F pada taraf 5 persen memperlihatkan
pengaruh yang berbeda nyata. Data hasil uji lanjutan dengan DNMRT pada taraf 5
persen dapat dilihat pada Tabel di bawah ini:
Varietas
Siopuk
Padi Talua
Padi Hitam
Ladang Merah
Sungai Abu
Karajut
Nabara Merah
Kopal Cino
Rata-rata
487,82
448,80
448,38
434,78
395,61
388,15
372,81
368,32
418,01
Kandungan Zink (ppm)
A
A
B
B
B
B
B
B
B
C
Angka-angka pada kolom yang sama diikuti oleh huruf besar yang sama, berbeda tidak
nyata menurut DNMRT pada taraf nyata 5 persen.
Hasil analisis dari pengukuran dengan Spektrofotometri Serapan Atom
menunjukkan jumlah kandungan Zink (Zn) dari hasil panen 8 genotipe padi beras
merah lokal Sumatera Barat adalah > 365 ppm. Kultivar yang memiliki kandungan
Zink (Zn) tertinggi adalah kultivar lokal Siopuk dengan jumlah kandungannya
487,82 ppm, sedangkan untuk jumlah kandungan Zink (Zn) terendah terdapat
pada kultivar lokal Kopal Cino dengan jumlah kandungannya 368,32 ppm.
Dalam hasil analisis hasil panen ini, jumlah kandungan besi (Fe) dan zink
(Zn) ini mengalami penurunan hingga 50-70 persen. Hal ini disebabkan karena
saat melakukan penggilingan beras merah dilakukan 2 kali penyosohan. Sehingga
kulit ari pada beras merah sedikit lebih tipis sehingga terjadi penurunan jumlah
kandungan baik besi (Fe) maupun zink (Zn). Hal ini terjadi karena, nutrisi padi
beras merah sebagian terletak di lapisan kulit luar (aleuron) yang mudah
terkelupas pada saat penggilingan (Warta, 2005).
Indrasari et al., (2002) menjelaskan bahwa penyosohan yang dilakukan
pada gabah akan menurunkan kandungan besi pada beras 63 persen dan proses
tanak juga ikut menurunkan kandungan besi pada nasi 31 persen. Hal ini
disebabkan oleh adanya mineral yang larut pada saat pencucian beras dan hilang
karena pemanasan. Perbedaan hasil jumlah kandungan besi (Fe) dan zink (Zn) ini
juga dipengaruhi oleh cuaca dan iklim pada saat penanaman yang berbeda,
pemberian pupuk, dan pengairan pada padi beras merah tersebut.
Sedangkan untuk analisis hasil panen untuk varietas lokal padi beras merah
Siopuk (E) dan Padi Sungai Lolo (I) belum bisa dilakukan karena umur tanaman
dari tanaman tersebut lebih lama dari waktu yang diberikan yaitu 166 -170 hari
(Swasti et al., 2007). Sementara itu, penanaman dilahan basah baru dilakukan
pada minggu ke-2 maret 2013. Namun, analisis akan tetap dilanjutkan untuk
716
Evaluasi Kandungan Besi (Fe) dan Zink (Zn) pada Beberapa
Kultivar Padi Beras Merah Asal Sumatera Barat
melengkapi data hasil analisis panen padi beras merah tersebut. Sehingga dapat
dilakukan seleksi untuk memilih tetua untuk menghasilkan varietas unggul yang
lebih bagus.
Analisis Keragaman
Penampilan akhir tanaman akan ditentukan oleh faktor genetik dan
lingkungan. Berdasarkan hasil analisis data, pada tabel berikut adalah sebagai
berikut:
Karakter
Besi (Fe)
Zink (Zn)
Keragaman (V)
4.781.898,741
4.020.182,062
Standar Deviasi (sd)
4.373,5106
4.010,0783
Tingkat Keragaman
Luas
Luas
Dari hasil analisis tersebut, memberikan peluang kepada pemulia untuk
melakukan seleksi pada masing-masing kultivar sehingga mendapatkan karakter
yang diinginkan. Seleksi ini juga dapat dimanfaatkan memilih tetua yang akan
disilangkan untuk menghasilkan varietas unggul baru dengan jumlah kandungan
mineral besi (Fe) dan zink (Zn) yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
tubuh manusia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Ekstrak larutan beras merah memiliki kandungan besi (Fe) dan zink (Zn).
Ekstrak larutan beras merah dari hasil panen memiliki kandungan besi (Fe)
tertinggi terdapat pada kultivar lokal Siopuk 557,49 ppm dan terendah terdapat
pada kultivar lokal Karajut yaitu 366,30 ppm. Sedangkan jumlah kandungan dari
ekstrak larutan benih beras merah adalah 1.423,33 - 836,00 ppm. Ekstrak larutan
beras merah dari hasil panen memiliki kandungan zink (Zn) tertinggi terdapat pada
kultivar lokal Siopuk 487,82 ppm dan terendah 368,32 ppm. Sedangkan jumlah
kandungan dari ekstrak larutan benih beras merah adalah 178,00 – 132,33 ppm.
Perbedaan jumlah kandungan mineral dari hasil panen dengan benih yang akan
ditanam disebabkan oleh penyosohan, perbedaan cuaca dan iklim saat
penanaman, pemupukan dan pengairan. Tingkat keragaman yang didapatkan
adalah luas, sehingga memberikan peluang pada pemulia untuk melakukan seleksi
terhadap kultivar yang ingin dijadikan sebagai tetua.
Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan kepada pembaca dan
peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut seperti melakukan seleksi dan
717
Muharama Yora, Sri Wahyuni, dan Annisa Afifatul Akhiar
persilangan terhadap varietas yang memiliki kandungan besi (Fe) dan zink (Zn)
tertinggi dengan varietas padi beras merah dengan kandungan amilosa sedang
(menengah).
DAFTAR PUSTAKA
Dalimunte, H.H. 2010. Uji Daya Hasil dan Mutu 5 Kultivar Padi Beras Merah Lokal (Oryza
sativa L.) di Dataran Rendah (Skripsi). Padang, Fakultas Pertanian Universitas
Andalas.
http://kompas.com. Diakses pada tanggal 30 September 2012 pukul 10.54 WIB.
Iryani. 2003. Bahan Ajar Kimia Pangan. Jurusan Kimia FMIPA. Padang: Universitas Negeri
Padang.
Kristamini, Prajitno AL KS. 2009. Karakterisasi Padi Beras Merah Segreng Varietas Unggul
Lokal Gunung Kidul. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Volume 5.Nomor 1- Juli 2009.
Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Mulyaningsih, R. 2009. Kandungan Unsur Fe dan Zn Dalam Bahan Pangan Produk
Pertanian, Peternakan dan Perikanan Dengan Metode k0-AANI. Jurnal Sains dan
Teknologi Nuklir Indonesia. Vol.X No. 2, Agustus 2009: 71-80.
Reza, M. 2012. Evaluasi Kandungan Amilosa, Antosianin, dan Serat Beberapa Genotipe
Padi Beras Merah Lokal (Oryza sativa L.). (Skripsi). Padang, Fakultas Pertanian
Universitas Andalas.
Sri Suliartini, Ni Wayan, Gusti R. Sadimantara, Teguh Wijayanto, dan Muhidin. 2011.
Pengujian Kadar Antosianin Padi Gogo Beras Merah Hasil Koleksi Plasma Nutfah
Sulawesi Tenggara. Crop Agro Vol.4 No.2 – Juli 2011.
Steel RGD, Torrie JH. 1993. Prinsip dan Prosedur Statistika suatu Pendekatan Biometrik.
Edisi ke-3. Terjemahan: Bambang Sumantri. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Swasti, E. A. Syarif, I. Suliansyah dan N. E. Putrid. 2007. Eksplorasi, Identifikasi dan
Pemanfaatan Koleksi Plasma Nutfah Padi Asal Sumatera Barat. Laporan Penelitian
Program Intensif Riset Dasar Tahun 2007 Lembaga Penelitian. UNAND.
Warta. 2005. Penelitian dan Pengembangan. Vol 27. No. 24 ISSN 0216- 4427.
718
Evaluasi Kandungan Besi (Fe) dan Zink (Zn) pada Beberapa
Kultivar Padi Beras Merah Asal Sumatera Barat
LAMPIRAN
Dokumentasi
Rumah plastik
tempat penanaman.
Ket:Varietas Padi
Beras Merah:
A: Karajut
B: Nabara Merah
C: Siopuk
D: Kopal Cino
E: Silopuk
Perendaman dan
diinkubasi 2 x 24 jam.
Ket:Varietas Padi
Beras Merah:
F: Padi Talua
G: Ladang Merah,
H: Padi Merah SA
I: Padi Merah SL
J: Padi Hitam
Padi beras
merah varietas
Proses transplanting
ke-2 bibit padi dari pranursery ke dalam pot.
Padi beras merah
varietas A-E
Proses Perendaman dan
inkubasi tanah selama ±
1 minggu.
Penanaman padi merah sampai
tumbuh radikula dan plumula.
a)
Pemanenan, perontokan,
pengupasan, dan penggilingan
beras menjadi tepung.(16 Juli 2013)
Tepung padi merah yang telah ditambahkan 5 ml
HNO3& 0,5 ml HClO4 dan siap untuk di panaskan dan
didekstruksi.
Tanaman padi merah pada
umur 75 HST (17 Mei 2013)
Hasil dektruksi, b) dan c) hasil dekstruksi yang
telah ditambah dengan 50 ml air bebas ion.
Tanaman beberapa padi
merah pada umur 110 HST
kecuali dan E (21 Juni 2013)
Tanaman beberapa padi merah
umur 124 HST (6 Juli 2013)
719
Download