perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 SKRIPSI PENGGUNAAN MEDIA GELAS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V SEMESTER II SLB NEGERI KOTA TEGAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh : Suparjo NIM : X5209021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2011 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 PENGGUNAAN MEDIA GELAS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS V SEMESTER II SLB NEGERI KOTA TEGAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Luar Biasa Oleh : Suparjo NIM : X5209021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persetujuan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Drs. Subagya, M.Si NIP. 196010011983031012 commit to user Sugini, S.Pd. M.Pd NIP. 197909232005012001 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari : Rabu Tanggal : 13 Juli 2011 Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Tanda tangan Ketua : Drs. Gunarhadi, MA, Ph.D ................................... Sekretaris : Priyono, S.Pd, M.Si ................................... Anggota I : Drs. Subagya, M.Si ................................... Anggota II : Sugini, S.Pd, M.Pd ................................... Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan, Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 ABSTRAK Suparjo, PENGGUNAAN MEDIA GELAS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PENJUMLAHAN SISWA TUNA GRAHITA RINGAN KELAS V SEMESTER II SLB NEGERI KOTA TEGAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan operasi penjumlahan siswa tunagrahita ringan kelas V semester II melalui pembelajaran media gelas bilangan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), dilakukan dalam dua siklus yang dilaksanakan pada tanggal 26 April 2011 sampai dengan 20 Mei 2011. Subjek penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan kelas V semester II SLB Negeri Kota Tegal tahun pelajaran 2010/2011. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan tes tertulis, sedangkan instrumen penelitiannya dengan menggunakan tes hasil belajar yang berupa tugas mengenai penjumlahan 3 angka dengan 3 angka. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan perhitungan hasil pre tes dan post tes atau membandingkan data nilai sebelum diberikan penggunaan media gelas bilangan dengan data yang diperoleh setelah pembelajaran menggunakan media gelas. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar matematika pada siswa tunagrahita dalam pembelajaran penjumlahan 3 angka dengan 3 angka setelah menggunakan media gelas bilangan di SLB Negeri Kota Tegal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan rata-rata nilai yang dicapai siswa tunagrahita sebelum dilakukan tindakan adalah 44 dan setelah dilakukan tindakan pada akhir siklus I sebesar 60 kemudian setelah akhir tindakan pada siklus II adalah 78. Maka dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa alat peraga media gelas bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi penjumlahan 3 angka dengan 3 angka siswa tunagrahita ringan kelas V semester II di SLB Negeri Kota Tegal tahun pelajaran 2010/2011. Kata kunci: gelas bilangan, tunagrahita commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 ABSTRACT Suparjo, GLASS MEDIA USAGE NUMBERS FOR IMPROVING ACHIEVEMENT IN MATHEMATICS LEARNING MATERIAL STUDENT ADDITION MILD RETARDATION SEMESTER II OF CLASS V SLB NEGERI KOTA TEGAL LESSON YEAR 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011. This study aims to determine students increased ability of addition operation mild mental retardation through the second half of class V glass media learning numbers. This research is conducted in two class action cycle held on 26 April 2011 to 20 May 2011. Subject of this study were mild mental retardation students second semester class V SLB Negeri Kota Tegal lesson year 2010/2011. The data was collected by observation and written tests, while the research instrument by using the results of learning in the form of duty the sum of 3 digits with 3 digits. Analysis of data using qualitative descriptive analysis and calculation results of the pre test and post test or compare the data value before the given numbers of media use glasses with data obtained after a number of learning using glass media. The results showed an increase in students studying mathematics achievement mild mental retardation in learning 3 digits with 3 digits after using glass media in SLB Negeri Kota Tegal. This is indicated by an increase in average grades achieved by students mild mental retardation before action was 44 and after the action at the end of the cycle I by 60 theb after the final action on the second cycle is 78. Therefore it can be inferred that glass media prop number can improve learning achivement on the material sum 3 digits with 3 digits of students with mild retardation in the second semester of grade V SLB Negeri Kota Tegal lesson year 2010/2011. Key words: Glass number and mental retardation commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 7 MOTTO Josiah Gilbert Holland commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8 PERSEMBAHAN Karya ini dipersembahkan kepada: Istri dan anakku yang tercinta yang selalu mendukung dan membantu dalam pembuatan skripsi Orangtua yang tercinta yang sealalu Rekan-rekan sejawat yang selalu mendukung dan membantu dalam pembuatan skripsi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9 KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan jenjang pendidikan strata I (S1) pada program studi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Terselesaikan penulisan skripsi ini adalah berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankan penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. M.Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian 2. Drs. R. Indianto M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian 3. Drs Gunarhadi,MA, Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Luar Biasa UNS Surakarta yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi. 4. Drs. Subagya, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi. 5. Sugini, S.Pd, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan Tugas Akhir Skripsi. 6. Dra. Sepholindarsih, selaku Kepala Sekolah SLB Negeri Kota Tegal yang telah memberikan ijin penelitian 7. Semua pihak yang telah menyumbangkan pemikiran dan motivasi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga hasil dari penelitian ini kiranya bermanfaat. Surakarta, commit to user Juli 2011 Penulis perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i PENGAJUAN .................................................................................................. ii PERSETUJUAN .............................................................................................. iii PENGESAHAN ............................................................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................... v ABSTRACT ..................................................................................................... vi MOTTO ............................................................................................................ vii PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv BAB . I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Perumusan Masalah .................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 BAB. II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Anak Tunagrahita a. Pengertian Tunagrahita..................................................... 5 b. Klasifikasi Tunagrahita.................................................... 6 c. Penyebab Tunagrahita...................................................... 7 d. Karakteristik Tunagrahita................................................. 9 e. Kesulitan Belajar Anak Tunagrahita ............................... 10 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar .............................................. 10 b. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................. 11 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 11 3. Tinjauan Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika ................................................... 13 b. Pengertian Pembelajaran Matematika ............................. 14 c. Tujuan Pembelajaran Matematika ................................... 15 d. Materi Pembelajaran Matematika.................................... 16 e. Dasar-dasar Pembelajaran Matematika............................ 16 f. Prinsip-prinsip Pembelajaran Matematik......................... 17 4. Tinjauan Media Gelas Bilangan a. Pengertian Media.............................................................. 18 b. Fungsi dan Manfaat Media Pengajaran............................ 19 c. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media ............................................................................... 21 d. Jenis-jenis Alat Peraga .................................................... 22 e. Kreteria Dalam Pemilihan Media Pengajaran.................. 23 5. Tinjauan Media Gelas Bilangan Bagi Anak Tunagrahita Ringan. a. Fungsi Media Gelas Bilangan ......................................... 24 b. Perlengkapan Media Gelas Bilangan .............................. 25 c. Cara Pembuatan .............................................................. 26 B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 34 C. Perumusan Hipotesis.................................................................... 35 BAB. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian ......................................................................... 36 B. Subj 36 C. Data dan Sumber Data ................................................................. 36 D. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 36 E. Validitas Data............................................................................... 37 F. Analisa Data................................................................................. 38 G. Indikator Kinerja.......................................................................... 38 H. Prosedur Penelitian....................................................................... 3 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 12 BAB. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 41 B. Hasil Penelitian ......................................................................... 46 C. Pembahasan Penelitian ............................................................. 52 BAB. V. SIMPULAN DAN SARAN A. 54 B. C. Saran ............................................................................................ 55 57 58 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 13 DAFTAR TABEL 1. Tabel 1. Hasil Nilai Pre Tes pengajaran matematika Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal ............. 47 2. Tabel 2.Hasil Nilai Post Tes pengajaran matematika Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal ................ 48 3. Tabel 3. Perbandingan Nilai Pre Tes dan Post Tes Siklus I pengajaran Matematika Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal ............................................................................. 49 4. Tabel 4. Hasil Nilai Post Tes Siklus II pengajaran matematika Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal .............................................................................. 50 5. Tabel 5. Perbandingan Nilai , Pre Tes, Post tes siklus I dan Post Tes Siklus II pengajaran matematika Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal ........................................ commit to user 51 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 14 DAFTAR GRAFIK 1. Grafik 1. Nilai Hasil Prestasi Belajar pre tes Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal ................ 47 2. Grafik 2. Nilai Hasil Prestasi Belajar post tes Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal ................ 48 3. Grafik 3. Perbandingan Nilai Pre Tes dan Post Tes I Siklus I Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal .............................................................................. 49 4. Grafik 4. Nilai Hasil Post Tes Siklus II Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal ............................ 50 5. Grafik 5. Nilai Hasil Perbandingan nilai Pre Tes, Post Tes Siklus I, Post Tes Siklus II Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal ............................................................ 51 6. Grafik 6. Nilai Rata-rata Kelas Pre Tes, Siklus I, Siklus II Pengajaran Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal .............................................................................. commit to user 52 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 15 DAFTAR LAMPIRAN 1. Surat Pernyataan ....................................................................................... 58 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .............................................. 59 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................................. 66 4. . Foto Proses Belajar Mengajar ....................................................................... 73 5. Soal Pre Tes, Pos Tes Siklus I, Pos Tes Siklus II ........................................ 77 6. Lembar Observasi Proses Belajar Mengajar ................................................ 80 7. Lembar Observasi Kemampuan Siswa mengikuti Proses Belajar Mengajar .......................................................................................... 81 8. Daftar Nilai Siswa ........................................................................................ 82 9. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 84 10. Surat Permohonan ijin Menyusun Skripsi cq Dekan I ................................. 81 11. Surat Keputusan Tentang Ijin Penyusunan Skripsi ...................................... 82 12. Surat Permohonan Ijin Research/Tri Out Atas Nama Dekan III .................. 83 13. Surat Permohonan Ijin Research/Tri Out Atas Nama Dekan III Kepada Kepala Sekolah ................................................................................ 84 14. Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Sekolah ........................................ 85 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 16 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak Tunagrahita ringan merupakan salah satu dari anak berkebutuhan khusus yang memiliki kemampuan intelegensi dibawah rata-rata, kekurangan dalam perilaku adaptif dan terjadi pada masa perkembangan. Menurut Moh Amin (1995:11) anak tunagrahita adalah mereka yang jelas-jelas kecerdasannya dibawah rata-rata, disamping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, kurang cakap dalam berpikir hal abstrak, yang sulit-sulit dan berbelit-belit. Mereka kurang mampu menyelesaikan tugas yang diberikan, pelupa, minat belajarnya sedikit, perhatiannya sulit terpusat, pembosan dan mudah menyerah Bimbingan dan pendidikan yang baik anak tunagrahita ringan pada saatnya akan dapat memperoleh penghasilan untuk dirinya sendiri. Namun anak tunagrahita ringan tidak mampu independent. Anak tunagrahita ringan melakukan penyesuaian sosial secara akan membelanjakan uangnya dengan tolol, tidak dapat merencanakan masa depan dan bahkan suka berbuat kesalahan. Pada anak tunagrahita ringan kemampuan berhitung sangat terbatas pada kemampuan praktis, fungsional yang berkaitan dengan persoalan kemampuan sehari-hari. Permasalahan anak tunagrahita ringan yang utama terletak pada masalah mental atau psikis yaitu yang berkaitan dengan intelektualnya di bawah rata-rata, kemampuan berpikir rendah, perhatian dan daya ingatan lemah, sukar berpikir abstrak, maupun tanggapan yang cenderung konkrit visual dan lekas bosan. Hal ini tidak terkecuali dalam pembelajaran matematika. Program pembelajaran matematika untuk anak tunagrahita ringan mengacu pada kurikulum yang digunakan saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Untuk kelas V SDLB tahun 2006 meliputi, melakukan perhitungan bilangan bulat dalam pemecahan masalah, sampai 80. menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah, mengenal bangun datar, menggunakan commit to user pengukuran panjang, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 17 berat, volume dalam pemecahan masalah, menggunakan mata uang dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini prestasi belajar matematika mengenai penjumlahan 3 angka masih rendah terbukti dari perolehan nilai yang tidak sesuai dengan KKM yang ditetapkan untuk pelajaran matematika ini adalah 65 Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di SLB Negeri Kota Tegal terutama pada anak kelas V tunagrahita ringan yang mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika terutama pada penjumlahan bersusun yang mudah lupa, sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan anak dalam pelajaran matematika khususnya dalam penjumlahan bersusun dengan strategi belajar dengan meggunakan media. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi anak dalam pelajaran matematika khususnya penjumlahan bersusun di kelas V SLB Negeri Kota Tegal. Upaya untuk meningkatkan kemampuan anak tunagrahita ringan khususnya dalam belajar matematika diperlukan strategi belajar mengajar, media atau alat bantu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, karakteristik anak agar pelaksanaan proses belajar mengajar lebih efektif, efisien, sehingga akan membawa hasil yang optimal. Sebagai ilustrasi, bahwa jika menginginkan pembelajaran matematika materi yang akan diajarkan dengan baik, memahami dan menguasai materi yang akan diajarkan dengan baik, memahami dan memanfaatkan dengan baik cara peserta didik belajar matematika untuk pembelajaran yang dilaksanakannya, memahami cara mengajar matematika (Mochtar A. Karim, 1996) Selain itu harus memiliki kemampuan untuk memilih dan menentukan metode, media atau alat peraga pembelajaran, serta alat evaluasi yang tepat dan sesuai dengan topik atau materi yang diajarkan. Serta dituntut untuk menentukan kiat-kiat tertentu agar materi pelajaran matematika yang disajikan disenangi, dapat menarik minat anak. Penggunaan media dalam pembelajaran matematika merupakan suatu keharusan yang dapat membantu dan mendorong minat belajar anak. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18 Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar anak kelas V SLB Negeri Kota Tegal Tunagrahita ringan dalam mempelajari matematika sulit menerima atau memahami pelajaran tersebut. Hal ini mungkin disebabkan karena sifat dari matematika yang abstrak, serta kemampuan intelegensi anak yang rendah. Pada pembelajaran operasi penjumlahan siswa menganggap sulit memahami dan menerima pelajaran. Terutama pada pemahaman penjumlahan teknik menyimpan. Permasalahan tersebut perlu diatasi agar pelaksanaan pembelajaran dapat berhasil secara optimal. Salah satu cara yang dipakai adalah menggunakan media gelas bilangan. Gelas bilangan yang dimaksud peneliti adalah gelas es krim sepanjang 6 cm. Pemilihan gelas es krim ini adalah memanfaatkan media bendabenda lingkungan yang murah, sederhana, menarik, mudah mendapatkannya serta aman. Gelas bilangan diisi sedotan yang berfungsi sebagai pengganti angka. Adapun dipilihnya media gelas bilangan sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran matematika pada anak tunagrahita ringan adalah melalui alat tersebut anak dapat memperoleh pengalaman langsung melakukan sendiri penjumlahan bentuk pendek dengan sedotan yang dimasukkan kedalam gelas sesuai dengan jumlah bilangannya. Selain itu media gelas bersifat ekonomis juga praktis aman dan tidak membahayakan bagi anak Berangkat dari berbagai masalah di atas serta memiliki kelebihan dari gelas bilangan maka peneliti merasa perlu segera mengadakan penelitian prestasi belajar matematika pada materi penjumlahan siswa tunagrahita ringan kelas V semester II B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, maka masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah penggunakan media gelas bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi penjumlahan siswa tunagrahita ringan kelas V semester II di SLB Negeri Kota Tegal pada tahun pelajaran 2010/20011? commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 19 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika pada materi penjumlahan siswa tunagrahita ringan kelas V semester II di SLB Negeri Kota Tegal tahun pelajaran 2010/2011 melalui pembelajaran media gelas bilangan. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Sebagai bahan pertimbangan guru dalam peningkatan dan penyempurnaan proses belajar mengajar. 2) Hasil penelitian ini dapat memperkaya media pengajaran bagi guru dalam proses pembelajaran. 3) Menjadi masukan guru bahwa memilih media pembelajaran agar sesuai materi pelajaran, situasi dan kondisi siswa. b. Bagi Siswa 1) Memberi motivasi belajar matematika pada operasi penjumlahan. 2) memahami operasi penjumlahan melalui media gelas bilangan c. Bagi Sekolah Memberi masukkan kepada penyelenggara dan pengelola sekolah dalam usaha meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang berkaitan dengan media. 2. Manfaat Teoritis a. Merupakan sumbangan pemikiran dalam pendidikan luar biasa khususnya tentang media dalam pembelajaran b. Sebagai bahan atau referensi awal bagi peneliti mengembangkan pendidikan terutama dalam hal media. commit to user lain yang ingin perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 20 BAB. II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Tinjauan Anak Tunagrahita a. Pengertian Anak Tunagrahita. Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Dalam pustakaan bahasa asing digunakan istilah-istilah mental retardasiasi, mental retarded, mental difisiensy, mental defective. Istilah itu memiliki arti yang sama, yakni menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata yang ditandai oleh keterbelakangan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Anak dengan gangguan intelektual/ mengalami keterlambatan atau kelambatan perkemba 1987). Anak ini mempelajari berbagai hal lebih lambat dari pada anak-anak lain yang sebaya. Menurut YB Suparlan (1993: tunagrahita ringan memiliki IQ 50-70, mereka dapat dididik dan dilatih dalam pelajaran membaca, menulis, berhitung, menuurut tingkatan tertentu dan dihubungkan dengan masalahMenurut Japan Leaque for the Mentality Retarded (1992:P.22) yang dimaksud dengan retardasi mental ialah : 1) Fungsi intelektualnya lamban yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes intelegensi baku. 2) Kekurangan dalam perilaku adaptif. 3) Terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi sampai usia 18 tahun. Menurut M. Amin (1995:11 mereka yang jelas-jelas kecerdasannya dibawah rata-rata, disamping itu mereka mengalami keterbelakangan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan, kurang cakap dalam memikirkan hal yang abstrak, sulit dan berbelit-belit. Anak mengalami commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 21 kesulitan dalam mengarang, menyimpulkan isi bacaan, menggunakan simbolsimbol, berhitung, dan pelajaran yang bersifat tertulis . Menurut Sunaryo Kartadinata (1996:86) anak tunagrahita dapat belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana. Anak tunagrahita untuk mempelajari kemampuan tertentu memerlukan waktu lama, tapi dengan bantuan dan bimbingan yang baik anak dapat tumbuh dewasa dan mandiri serta bertanggung jawab di masyarakat. Berdasarkan dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang memiliki IQ 70 kebawah, kurang cakap dalam berpikir abstrak berlangsung pada perkembangan, tetapi mereka masih dapat dididik membaca, menulis, berhitung sederhana agar dapat mandiri. b. Klasifikasi Tunagrahita Menurut Grossman yang di kutip oleh Kirk dan Gallaghar (1979:P,109) ada empat taraf retardasi mental menurut skala intelegensi Wechsler yaitu: 1) Retardasi mental ringan (IQ 55 69) 2) Retardasi mental sedang (IQ 40 54) 3) Retardasi mental berat (IQ 25 4) Retardasi mental sangat berat (IQ 24 kebawah) 39) Klasifikasi untuk keperluan pembelajaran Pembelajaran anak-anak berintelegensi rendah umumnya diklasifikasikan berdasarkan taraf seraf sub normalitas intelektual mereka. Ada empat kelompok perbedaan untuk keperluan pembelajaran yaitu : 1) Taraf perbatasan atau lamban belajar (The borderline or the slow leaner) IQ 70 2) 85. Tunagrahita Ringan (Educable Mentality Retarded) IQ 50 70 atau 75. Anak Tuna Grahita Ringan masih memiliki potensi untuk menguasai mata pelajaran akademik di sekolah dasar, mampu didik untuk melakukan penyesuaian sosial yang dalam jangka panjang dapat berdiri sendiri dalam masyarakat dan mampu bekerja untuk menopang sebagian atau seluruh kehidupan orang dewasa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 22 3) Tuna Grahita Sedang (Trainable Mentality Retarded) IQ:30 atau 35 sampai 50 atau 55, anak ini masih mampu dilatih sesuai kemampuan yang ada. Anak Tuna Grahita Sedang, anak yang tidak dapat dididik untuk mencapai prestasi akademik minimum yaitu kelas satu SD Anak masih mempunyai potensi untuk belajar: a) Ketrampilan untuk menolong diri sendiri (Self Helf Skils) b) Penyesuaian sosial dalam kehidupan keluarga dan tetangga c) Dapat melakukan pekerjaan sederhana di tempat kerja terlindung (Seltered Woorkshop) 4) Tuna Grahita Berat (Defendant or Frofoundly Mentally Retarded) IQ: di bawah 25 atau 30, amak ini termasuk tunagrahita berat. Anak Tuna Grahita Berat adalah anak yamg karena retardasi mental sangat berat maka ia tidak dapat dilatih untuk menolong diri sendiri maupun sosialisasi. Anak ini perlu pemeliharaan secara penuh dan pengawasan sepanjang hidup. Berdasarkan klasifikasi di atas dapat disimpulkan bahwa anak tungrahita dapat dibedakan menurut skala intelegensi Wechsler dan keperluan pembelajaran yang terdiri dari tungrahita ringan, sedang, berat, serta sangat berat. c. Penyebab Tuna Grahita Kirk (1970) berpendapat sebab terjadinya ketunagrahitaan pada seorang yaitu: 1) Faktor endogen (faktor yang dibawa sejak lahir) adalah faktor ketidaksempurnaan psikobiologis dalam memindahkan gen (Heriditary Transmission of Psychobiological in sufficiency) . 2) Faktor eksogen adalah faktor terjadi akibat perubahan patologis dari perkembangan normal Berbagai penelitian juga menunjukkan disebabkan oleh berbagai faktor yaitu: a) Faktor Genetik Penyebab Tunagrahita ada beberapa: commit to user bahwa tunagrahita dapat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 23 (1) Kerusakan atau kelainan Biokimia (2) Abnormalitas kromosomal b) Penyebab Tuna Grahita pada masa Prenatal: (1) Infeksi Rubella ( cacar ) (2) Faktor Rhesus (3) Malnutrisi pada ibu yang sedang hamil 3) Penyebab Tunagrahita pada masa Natal Peristiwa pada saat kelahiran yang memungkinkan terjadinya tunagrahita : a) Luka saat kelahiran 4) b) Sesak nafas c) Prematur Penyebab Tuna Grahita pada masa Post Natal Penyebab yang terjadi pada masa anak setelah dilahirkan berupa : a) Penyakit akibat infeksi , misal : acephalitas dan meningitis (1) Acephalitis peradangan sistim syaraf pusat yang disebabkan oleh virus tertentu (2) Miningitis: kondisi yang berasal dari infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan pada selaput otak dan menimbulkan kerusakan pada sistim saraf pusat. b) Malnutrisi Kronis Kekurangan nutrisi terutama protein pada pereode perkembangan dapat berpengaruh negatif terhadap perkembangan intelek 5) Penyebab Sosiokultural Peran nyata dari lingkungan dalam perkembangan kemampuan intelektual masih belum dipahami secara jelas, tetapi para psikolog dan pendidik percaya bahwa lingkungan sosial budaya terpengaruh terhadap kemampuan intelektual. Berdasarkan uraian diatas anak menjadi tungrahita dapat disebabkan dari faktor genetik (keturunan), masa pranatal, natal, post natal, dan sosiokultural dalam perkembangannya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 24 d. Karakteristik Anak Tunagrahita Karakteristik umum menurut Sutjihati Somantri (1996:85) 1) Keterbatasan Intelegensi Kapasitas belajar Anak Tuna Grahita bersifat abstrak seperti berhitung, menulis, dan membaca terbatas, kemampuan belajar cenderung tanpa pengertian atau cenderung membeo. 2) Keterbatasan Sosial Anak memiliki kesulitan dalam mengurus diri sendiri dalam masyarakat, maka perlu bantuan. Anak cenderung berteman dengan lebih muda usianya, ketergantungan orang tua besar, sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi. 3) Keterbatasan Fungsi Fungsi Mental lainnya a) Anak memiliki keterbatasan waktu lama untuk melaksanakan reaksi pada situasi yang baru dikenal. b) Anak memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa. c) Anak kurang mampu untuk mempertimbangkan sesuatu, membedakan antara baik dan yang buruk, dan membedakan yang benar dengan yang salah. d) Anak tunagrahita pelupa dan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan kembali suatu ingatan Menurut Amin (1996:37) menjelaskan anak Tunagrahita ringan dapat berbicara lancar namun perbedaharaan katanya kurang, sulit berpikir abstrak dapat mengikuti pendidikan di sekolah biasa maupun sekolah khusus, tingkat kecerdasan mereka setaraf anak normal usia 12 tahun. Menurut Mumpuniarti (2003:41-42) menjelaskan karakteristik anak tunagrahita ringan adalah: 1) Fisik, nampak seperti anak normal, hanya sedikit mengalami hambatan pada sensomotorik. 2) Psikis, sukar berpikir abstrak dan logis, kurang memiliki kemampuan analisis, sosialisasi lemah, fantasi lemah, commit to user kurang mampu perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 25 mengendalikan perasaan, mudah dipengaruhi. Kepribadian kurang harmonis karena tidak mampu menilai baik dan buruk 3) Sosial, mereka mampu bergaul menyesuaikan di lingkungan yang tidak terbatas pada keluarga saja, namun mampu melakukan pekerjaan secara sederhana dan melakukan secara penuh menurut sebagian orang dewasa. Berdasarkan penjelasan diatas karakteristik anak tunagrahita ringan, yaitu sukar berpikir abstrak, logis, kurang memiliki kemampuan analisa, asosiasi lemah, fantasi lemah, kurang mampu mengendalikan perasaan dan mudah dipengaruhi, sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan pada pembelajaran matematika. e. Kesulitan Belajar Anak Tunagrahita Ringan Menurut anak yang secara nyata mengalami kesulitan dalam tugas-tugas akademik khusus maupun umum, baik disebabkan oleh adanya disfungsi neurologis, proses psikologis dasar maupun sebab-sebab lain sehingga prestasi belajarnya Sumantri (1996:45) menjelaskan bahwa intelektual yang rendah menimbulkan dampak pada aspek kemampuan belajar. Dampak keterbatasan intelektual tersebut adalah dalam keterampilan membaca, keterampilan motorik, keterampilan lainnya. Berdasarkan beberapa batasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan keterbatasan Intelektual yang dimiliki anak tunagrahita ringan maka menyebabkan kesulitan dalam bidang akademik khususnya menulis, membaca dan berhitung. Sehingga prestasi yang dimiliki anak tunagrahita ringan sangatlah rendah. . 2. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Belajar Belajar merupakan suatu proses komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga ke liang commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 26 lahat nanti. Seseorang telah belajar bila adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya yang bersifat pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai sikap. Perubahan tingkah laku pada diri anak merupakan hasil belajar atau prestasi belajar. Prestasi belajar dapat diwujudkan dari hasil penilaian belajar yang berupa penilaian kualitatif, kuantitatif yang terangkum dalam buku laporan penilaian. Untuk mengukur prestasi belajar digunakan alat ukur test maupun non test yang berupa test obyektif atau test subyektif. yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau angka ni Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1998:700). Menurut Tirto Negoro (1989:43 merupakan hasil usaha yang dilakukan dan menghasilkan kemampuan dalam Menurut Zaenal Arifin (1990:3 adalah berupa kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam Berdasarkan ketiga pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan, ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang ditunjukkan nilai test atau angka nilai, baik penilaian kualitatif, kuantitatif yang terangkum dalam buku laporan pendidikan. Jadi prestasi belajar merupakan taraf sejauh mana keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah kegiatan proses pembelajaran terakhir. b. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar. Keberhasilan belajar ini tidak hanya ditentukan oleh siswa yang belajar, tetapi ditentukan pula oleh banyak faktor yang antara satu faktor dengan faktor lainnya saling menunjang. Menurut Muhibbin Syah (2008:132) faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak adalah : 1) Faktor Internal Merupakan faktor yang berasal dari dalam peserta didik, meliputi : commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 27 a) Aspek fisiologi, kondisi organ-organ khusus peserta didik, seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan peserta didik dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. b) Aspek Psikologis, banyak faktor dalam aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik adalah tingkat kecerdasan/intelegensi peserta didik, sikap peserta didik dan motivasi peserta didik. 2) Faktor Eksternal Peserta Didik a) Lingkungan sosial, lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang peserta didik. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar adalah orang tua dan keluarga peserta didik, sifat sifat orang tua, taktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga, dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh peserta didik. b) Lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. Menurut Sumadi Suryabarata (1993:249), mengklasifikasikan faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut: 1). Faktor yang berasal dari luar (a) Non-sosial Yang Dimaksud adalah keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat dan lain-lain. (b) Sosial Faktor manusia (sesama manusia) baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, yang tidak langsung hadir. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 28 2). Faktor yang berasal dari dalam (a) Fisiologi (1) Tonus jasmani pada umumnya. (2) keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu (b) Psikologis (1) Adanya kebutuhan. (2) Akan adanya kebutuhan rasa aman, bebas dari rasa kekhawatiran. (3) Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain. (4) Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat. (5) Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan dan mengaktualisasikan diri. 3. Tinjauan Pembelajaran Matematika pada Materi Penjumlahan a. Pengertian Matematika Matematika merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran di sekolah, yang dianggap paling sulit pelajaran matematika sangat penting perannya bagi para siswa. Mata untuk memecahkan permasalahan dalam segala sektor kehidupan, maka pelajaran ini sangat penting diberikan pada anak tunagrahita ringan sebagai bekal pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Poling (1982:1) mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang penting memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melibatkan dan menggunakan hubungan-hubungan. Menurut Lerner (1998:430) mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahsa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 29 Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1998:556) matematika adalah ilmu tentang bilangan hubungan antara bilangan, dan prosedur operasi anak yang digunakan dalam penyelesian masalah mengenai bilangan. Berdasarkan pengertian di atas matematika adalah menemukan jawaban dari masalah dengan menggunakan informasi yang berkaitan, pengetahuan tentang bilangan, bentuk ukur, dan kemampuan untuk menghitung dan kemampuan untuk mengingat dan menggunakan hubunganhubungan . Pelajaran matematika diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistimatis, kritis, dan kreatif serta kemampuan kerja sama. b. Pengertian Pembelajaran Matematika Anak Tunagrahita Ringan Pembelajaran merupakan kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari sesuatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar siswa, motivasi, latar belakang akademis, sosial ekonomi yang merupakan modal utama menyampaikan bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:291) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan, mengkonsentrasikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Proses pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar akan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 30 tujuan, pencapaian tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan pada satuan pelajaran. Kegiatan pembelajaran suara metodologis berakar dari pihak pendidik dan kegiatan belajar secara pedagogis terjadi pada diri peserta didik. Menurut Knirk dan Gustafson (1986:15) pembelajaran merupakan suatu proses yang sistimatis melalui tahapan rancangan, pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajaran tidak terjadi seketika, melainkan sudah melalui tahapan perancangan pembelajaran. Pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita ringan perlu memperhatikan karakteristik dan kemampuan anak. Guru merancang untuk membantu anak mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru dalam suatu proses yang sistimatis melalui tahapan rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pengertian di atas penulis berpendapat bahwa pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita ringan perlu memperhatikan karakteristik anak dan terjadinya perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkah laku pada sesorang setelah mengikuti proses pembelajaran yang sistimatis. Perubahan yang dimaksud anak mampu menjumlahkan bilangan dengan tehnik menyimpan. c. Tujuan Pembelajaran Matematika Mengacu kurikulum yang digunakan Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Kota Tegal Kelas V tunagrahita ringan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SDLB tahun 2006, tujuan diberikan mata pelajaran matematika sebagai berikut : 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efesien, dan tepat. 2) Menggunakan matematika penalaran pada pola sifat, melakukan manipulasi dalam membuat generelisasi, menyususn bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 31 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan dan masalah. 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. d. Materi Pelajaran Matematika Anak Tunagrahita Ringan Materi pelajaran matematika siswa kelas V SLB Negeri Kota Tegal semester II yang dicantumkan sesuai dengan jadwal penelitian sebagai berikut: Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Bilangan 3.2 3.Melakukan Melakukan Indikator 3.2.1 Menjumlahkan bilangan 3 angka perhitungan bilangan penjumlah 3 angka dengan 3 angka bulat satu kali teknnik dalam dengan 3 angka pemecahan masalah menyimpan sampai 800 3.2.2 Menjumlahkan bilangan 3 angka dengan 3 angka 2 kali teknik menyimpan. e. Dasar-dasar Pembelajaran Matematika Anak Tunagrahita Ringan Menurut buku Mumpuniarti (2006:121) tujuan pembelajaran matematika bagi anak mengalami hambatan mental ringan maupun hambatan mental sedang sebagai berikut: 1) Menghitung merupakan keterampilan keanekaragaman pengoperasional commit to user hubungan kuantitas dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 32 2) Pembelajaran bilangan yaitu menukar label yang menandakan susunan elemen. Anak Tunagrahita harus belajar untuk bidang hubungan dengan angka kardinat, angka oridinat, dan angka rasional. Konsep pembelajaran memerlukan tentang kuantitas dan kontinum. 3) Pengangkaan yakni proses mengekspresikan bilangan yang terkait simbol atau angka arabik, angka romawi, desimal (pecahan dan nilai tempat) 4) Hubungan yaitu melibatkan korespondensi dua atau lebih tentang susunan, keterampilan khusus termasuk konsep sama dan ketidaksamaan, penempatan perbandingan. Semua keterampilan ini membutuhkan pembelajaran konsep dan penanaman dengan menggunakan bantuan benda konkrit dan gambar permainan. 5) Pengukuran, termasuk penggunaan bilangan untuk mendiskripsikan obyek dan hubungan tentang waktu, uang, temperatur, cairan, berat, dan unitunit secara garis lurus. 6) Pengoperasian angka, pengoperasian angka berkaitan dengan manipulasi angka. Keterampilan meliputi, menghitung, menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. 7) Pengoperasian angka rasional yang merupakan perluasan dari keterampilan pengoperasian angka dengan bilangan pecahan. Pemecahan masalah keterampilan melibatkan penggunaan hitung untuk menjelaskan hal-hal yang belum diketahui dalam situasi praktis sehari-hari. Bidang hitung untuk siswa tunagrahita diberikan dengan pertimbangan taraf perkembangan, kemampuan, usia mental, kondisi tunagrahita yang bersangkutan. f. Prinsip-prinsip Pembelajaran Matematika Strategi pembelajaran matematika bagi anak tungrahita menurut Wehman dan Laughlin dalam Mumpuniarti (2007:250) sebagai berikut : 1) Intraindividual and Interindividual Variations : maksudnya sikap siswa itu sendiri memiliki tingkat kemajuan yang berbeda-beda pula. 2) Need for Multiple Presentation, bahwa dalam penyajian membutuhkan berbagai cara baik dalam setting atau peragaannya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 33 3) Variety of procedure, bahwa dalam penyajian perlu pengulangan, saat diulang menggunakan variasi prosedur tetapi semata-mata diulang. Berdasarkan prinsip di atas untuk pengukuran waktu dalam pemecahan masalah menurut penulis lebih keprinsip need for multiple presentation yaitu penyajian pembelajaran dalam operasi penjumlahan tehnik menyimpan perlu bantuan media gelas bilangan untuk memahami konsep penjumlahan tehnik menyimpan. 4. Tinjauan Tentang Media a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamah dari Dengan demikian media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti penting karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara Kerumitan bahan yang akan disampiakan kepada anak dapat disederhanakan dengan bantuan media, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan kehadiran media. Media adalah alat bantu saja yang dapat disajikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan. Menurut R. Angkowo dan A. Kosasih (2007:10) mengatakan media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran. Menurut Syaeful Bahri Djamarah (2006:122) mempunyai peranan besar bagi guru untuk menyampaikan konsep-konsep dasar matematika maupun bagi guru dalam menerima pengetahuan yang disampaikan kepada siswa. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 34 Menurut Karso (1993:229) alat peraga yaitu alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika dapat berupa benda nyata, gambar, dan diagram yang memiliki keuntungan dan kelemahan. Berdasarkan pengertian di atas penulis berpendapat bahwa media adalah merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru dalam hal menyampaikan pesan kepada peserta didik didalam proses pembelajaran. b. Fungsi dan Manfaat Media Pengajaran Pengajaran, alat peraga dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran, yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Menurut Nana Sudjana (1991) merumuskan fungsi media pengajaran sebagai berikut : 1) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2) Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh guru. 3) Media pengajaran dalam penggunaan integral dengan tujuan dari isi pelajaran. Fungsi ini mengandung pengertian bahwa penggunaan (pemanfaatan) media harus melihat kepada tujuan dan bahan pengajaran. 4) Penggunaan media dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekadar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. 5) Penggunaan media dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. 6) Penggunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Dengan demikian perkataan lain, menggunakan media, hasil belajar yang dicapai siswa akan tahan lama diingat siswa, sehingga mempunyai nilai tinggi. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 Menurut Nana Sudjana (2001:2) manfaat dari alat peraga dalam proses belajar siswa antara lain: a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan siswanya menguasai tujuan pengajaran lebih baik. c) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga apabila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab jika tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, mendemontrasikan dan lain-lain. Manfaat alat peraga yang dikemukanan oleh Ibid seperti dikutip oleh Roestiyah (1986) antara lain : (1) Memperbesar / meningkatkan perhatian anak (2) Mencegah verbalisme (pengertian kata-kata belaka) (3) Memberikan pengalaman yang nyata dan langsung (4) Membantu menumbuhkan pemikiran/pengertian yang teratur dan sistimatis. (5) Mengembangkan sikap yang eksploratif (6) Dapat berorentasi langsung dengan lingkungan dan memberi kesatuan (kesamaan) dalam pengamatan. (7) Membangkitkam motivasi kegiatan belajar serta memberikan pengalaman yang menyeluruh. Menurut Sudirman N. Duk (1991) mengemukakan manfaat praktis dari penggunaan media pengajaran di dalam proses belajar mengajar adalah : (1) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit dari konsep yang abstrak sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 Misalnya untuk menjelaskan bagaimana sistem peredaran darah pada manusia, digunakan film. (2) Menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam kelas; misalnya pasar, pabrik, binatangbinatang yang besar, alat-alat perang. Objek-objek tersebut cukup ditampilkan melalui foto, film, atau gambar. (3) Memperlambat gerakan yang terlalu cepat dan mempercepat gerakan yang lambat. Gerakan yang terlalu cepat misalnya gerakan kapal terbang, mobil, mekanisme kerja suatu mesin, dan perubahan wujud suatu zat, metamorfosis. (4) Karena informasi yang diperoleh siswa berasal dari suatu sumber serta dalam situasi dan kondisi yang sama, maka dimungkinkan keseragaman pengamatan motivasi belajar siswa. (5) Membangkitkan motivasi belajar siswa. (6) Dapat mengontrol dan mengatur waktu belajar siswa. (7) Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungan (sumber belajar) (8) Memungkinkan untuk menampilkan obyek yang langka seperti peristiwa gerhana matahari total atau binatang yang hidup di kutub. (9) Menampilkan obyek yang sulit diamati dengan menggunakan mikroskop. (10) Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungan (sumber belajar) Berbagai manfaat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar proses mengajar akan lebih menarik dan bervariasi serta siswa lebih aktif belajar dengan adanya penggunaan alat peraga. c. Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media. Menurut Syaiful Bahri Djamarah 2006 dalam memilih media perlu memperhatikan faktor dan kriteria sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 1) Objektif Memilih suatu media pengajaran secara obyektif, berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, suatu media pengajaran menunjukkan keefektifan dan efesien yang tinggi. 2) Program Pengajaran Program pengajaran yang disampaikan kepada anak didik harus sesuai kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya maupun kedalamnya. 3) Sasaran Program Sasaran program yang dimaksud adalah anak didik yang menerima informasi pengajaran melalui media pengajaran. 4) Situasi dan Kondisi Situasi Kondisi dimaksud sekolah, ruangan dan anak yang mengikuti pelajaran mengenai jumlah, motivasi, dan tujuannya. 5) Kualitas Teknik Media pengajaran yang digunakan perlu diperhatikan dan memenuhi syarat. 6) Keefektifan dan Efesiensi Penggunaan Keefektifan maksudnya penggunaan media informasi pengajaran dapat diserap anak didik secara optimal. Sedangkan efisiensi penggunaan media dengan waktu, tenaga, hanya yang diaktualisasikan untuk mencapai tujuan tersebut sedikit mungkin d. Jenis-jenis Media Pengajaran Menurut Nana Sudjana (2001:3) ada 4 jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran sebagai berikut: 1) Media grafis, seperti gambar, foto, grafis, bagan, atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. Media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. 2) Media tiga demensi, yaitu dalam bentuk model seperti model pahat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, nock up, diorama dan lain-lain. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 3) Media proyeksi, seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lainlain. 4) Penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran, Menurut Winarno yang dikutif oleh Roestiyah (1986:65) alat-alat pelajaran (ditinjau dari tingkatan pengalaman murid) dapat dibagi menjadi 3 golongan: a) Alat-alat berupa benda benda sebenarnya yaitu benda-benda riil yang dipakai manusia dalam kehidupan sehari-hari, kotak, kucing, kapur, dan lain-lain. b) Alat-alat yang merupakan benda pengganti seringkali dalam bentuk tiruan benda yang sbenarnya, gambar-gambar. c) Bahasa baik lisan maupun tulisan, bahasa memberikan verbal yang tinggi tingkat abstraksinya dibandingkan No. 1 dan 2 tersebut diatas. Jenis media ditinjau dari bahan pembuatannya antara lain : (1) Media sederhana Bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya pun mudah, serta penggunaannya tidak sulit. (2) Media Kompleks Bahan dan alat pembuatannya sulit diperoleh, penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai. Uraian di atas menjelaskan bahwa jenis-jenis alat peraga dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Penggunaan tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan media dan alatnya, tetapi yang lebih penting adalah fungsinya dan peranannya dalam membantu memprtinggi proses pengajaran. e. Kriteria Dalam Pemilihan Media Pembelajaran Menurut Nana Sudjana dan Ahmat Rivai (2002:5) mengemukakan rumusan dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami. 3) Kemudahan memperoleh media: artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-setidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya mudah dibuat guru tanpa biaya yang mahal, di samping sederhana dan praktis penggunaanya. 4) Keterampilan guru dalam menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaanya oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor, film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tetapi dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran. 5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. 6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa sehingga makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh siswa. Menyajikan grafik yang berisi data angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar atau poster. Demikian juga diagram yang menjelaskan alur hubungan suatu konsep atau prinsip hanya bisa dilakukan bagi siswa yang telah memiliki kadar berpikir yang tinggi. Berdasarkan uraian diatas penulis berpendapat bahwa dalam menggunakan media pembelajaran matematika disesuaikan dengan tujuan bahan pengajaran, kemampuan anak, waktu yang tepat agar media bermanfaat dan berfungsi bagi peningkatan prestasi belajar anak. f. 1) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 Menurut Pitadjeng (2006: untuk membantu anak memahami algoritma (prosedur sistimatis untuk pemecahan masalah matematis) penjumlahan (+) pengurangan ( ) cara pendek. 2) Menurut Pitadjeng (2006: bilangan, kartu operasi penjumlahan dan pengurangan, sedotan warna warni dan papan triplek yang dibagi menjadi 2 ruangan. Ruangan I merupakan tempat gelas-gelas bilangan yang dipakai untuk kegiatan anak memanipulasi benda konkrit, sedangkan ruangan II dipakai untuk kegiatan anak berpikir abstrak yaitu melakukan penjumlahan atau pengurangan dengan cara bersusun ke bawah. Media tersebut dapat dirinci sebagai berikut : a) Ruang I untuk tempat gelas-gelas bilangan, Ruang II untuk pengoperasian dengan menggunakan kartu bilangan. Barisan pertama (paling atas) untuk tempat simpanan. Barisan kedua untuk tempat suku pertama, sedangkan barisan ketiga untuk tempat suku kedua. Barisan ke empat untuk tempat hasil jumlah atau selisih. Hal tersebut dapat divisulaisasikan seperti gamabar berikut : ribuan ratusan puluhan satuan Ruangan I Ruangan II commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 b) Kartu bilangan satuan, puluhan, ratusan dan ribuan, dengan warna yang berbeda. Masing-masing disediakan 10 kartu dari angka 0 9. Setiap kartu diberi lubang. Hal tersebut divisualisasikan seperti gambar di bawah ini : c) Kartu bilangan simpanan atau pinjaman Kartu bilangan untuk simpanan atau pinjaman atau pertolongan. Disediakan 20 kartu dari angka 0 s.d 9. Hal tersebut divisualisasikan seperti gambar berikut : Gambar 4.3 10 (1) Kartu operasi + + (2) Sedotan berwarna Sedotan berwarna disesuaikan warna kartu bilangan. Masing-masing tempat disediakan 20 sedotan. Hal ini divisualisasikan seperti gambar di bawah ini. 3) Cara Pembuatan Menurut Pitadjeng (2006:116), langkah-langkah pembuatan alat sebagai berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 a) Papan triplek dipotong berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 1 meter dan lebar 80 cm dibagi dengan garis sejajar lebarnya menjadi 2, sehingga menjadi 2 persegi panjang dengan ukuran 60 x 80 cm yang dijadikan tempat gelas bilangan. Triplek kemudian dicat agar kelihatan indah. b) Tempelkan gelas-gelas aqua bekas dan paku-paku untuk menggantungkan gambar (seperti gambar 4.1) 4) Langkah-langkah menggunakan media gelas bilangan Menyelesaikan penjumlahan bersusun pendek dengan teknik 1 kali menyimpan. Menyelesaikan soal 3 7 2 1 5 5+ . . . Langkah I Mulailah anak meletakkan sedotan di gelas sesuai dengan lambang bilangannya, kemudia menempelkan kartu operasi + dilanjutkan dengan memasang kartu bilangannya. Ribuan ratusan puluhan satuan commit to user 3 7 2 1 5 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 Langkah 2 lanjutkan untuk menjumlahkan satuan dengan satuan dengan cara menggabungkan semua sedotan yang ada di kolom satuan (2+5) dan meletakkan di gelas hasil (7) dilanjutkan dengan memasang kartu bilangannya. Ribuan ratuusan puluhan satuan 3 7 1 5 + 7 Langkah 3 Dilanjutkan dengan menjumlahkan puluhan dengan cara menggabungkan semua sedotan yang ada di kolm puluhan 7 + 5 = 12 Ditulis 2 sedotan pada gelas hasil dan menyimpan 1 sedotan pada simpanan, dilanjutkan memasang kartu simpanannya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 ribuan ratusan puluhan satuan 1 3 1 + + 2 7 Langkah 4 Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan ratusan dengan cara mengambil semua batang sedotan di kolom ratusan (1+3+1) dan meletakkan di tempat hasil 5, sekarang tempat tampaklah jelas bah: 3 7 2 1 5 5 + 5 2 7 commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 Ribuan ratusan puluhan satuan + + 5 2 7 Sesuai dengan kondisi anak tunagrahita yang sulit untuk berpikir abstrak, perhatian yang mudah beralih, cepat bosan, tanggapan cenderuing konkrit, visual,, maka media diatas di modivikasi peneliti sebagai berikut: 1) Selembar triplek ukurn 40 x 50 cm, dicat hitam, dipasang paku sebanyak 4 baris dan 4 kolom, dibawah baris ketiga diberi garis lurus, sebelah kanan atasnya diberi paku untuk menggantungkan kartu operasi penjumlahan, seperti divisualisasikan pada gambar dibawah ini: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 2) Gelas es krim, bagian atasnya dililitkan kawat ujungnya dipertemukan, dipilih dan diikat membentuk lingkaran. Lingkaran berfungsi untuk menggantungkan gelas ke paku, seperti divisualisasikan pada gambar berikut ni : 3) Sedotan masing-masing gelas di sediakan 20 seddotan 4) Kartu operasi penjumlahan + 5) Langkahmenyelesaikan penjumlahan bersusun pendek dengan teknik 1 kali menyimpan. Langkah-langkah sebagai berikut : Penyelesaian soal : 3 7 2 1 5 5 + . . . commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 Langkah ke 1 ribuan ratusan puluhan satuan + Langkah ke 2 Ribuan ratusan puluhan satuan Dilanjutkan menjumlahkan satuan dengan satuan dengan cara menggabungkan semua sedotan yang ada di kolom satuan (2 + 5 meletakkan di gelas. + commit to user ) dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 Langkah ke 3 ribuan ratusan puluhan satuan Dilanjutkan dengan menjumlahkan puluhan dengan cara menggabungkan semua sedotan yang ada di kolom puluhan (7 + 5 = 12). Ditulis 2 sedotan pada gelas hasil dan sedotan menyimpan 1 pada simpanan selanjutnya adalah ratusan Langkah ke 4 Langkah ribuan ratusan puluhan satuan menjumlahkan ratusan dengan cara mengambil semua batang sedotan di (1+3+1) dan tempat hasil kolom meletakkan 5. tampaklah jelas bahwa + 372 155 + 527 commit to user ratusan di sekarang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 B. Kerangka Berpikir Anak Tunagrahita ringan memiliki IQ antara 65 52 menurut Binet , sedangkan menurut Skala Weschler (WISC) memiliki IQ 69 55. Selain kemampuan anak tunagrahita ringan di bawah rata-rata, anak tunagrahita ringan pun memiliki karakteristik sukar berpikir abstrak dan logis, kurang memiliki kemampuan analisis, sosialisasi lemah, kurang mampu mengendalikan perasaan, mudah dipengaruhi, kepribadian kurang harmonis dikarenakan ketidakmampuan dalam menilai baik dan buruk. Dampak dari karakteristik yang dimiliki anak tunagrahita ringan tersebut adalah anak mengalami hambatan dalam menerima materi di sekolah termasuk dalam pelajaran matematika mengenai operasi penjumlahan. Oleh karena itu anak tunagrahita ringan tidak mampu meraih prestasi yang lebih baik dan sejajar dengan anak normal terutama dalam pelajaran penjumlahan. Upaya untuk mengatasi atau meningkatkan prestasi belajar anak tunagrahita ringan dalam materi penjumlahan dibutuhkan proses pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang memungkinkan tercapainya kualitas pembelajaran anak. Salahsatu yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran tersebut adalah cara penyampaian materi pelajaran dimana anak dapat dengan lebih mudah mengerti dan memahami materi tersebut. Penggunaan media pendidikan yang sesuai akan sangat membantu anak tungrahita ringan dalam menerima materi operasi penjumlahan. Penulis berpendapat bahwa media yang tepat untuk meningkatkan kemampuan operasi penjumlahan bentuk pendek dengan teknik menyimpan adala Fungsi m , menarik perhatian anak serta menimbulkan semangat belajar sehingga penggunaan media belajar ini dapat membantu anak tunagrahita ringan dalam memahami materi penjumlahan bentuk pendek dengan teknik menyimpan dengan lebih cepat. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 anak tungrahita ringan menjadi lebih baik dan menjadi bekal bagi kehidupan anak tungrahita ringan dalam kesehariannya serta ia dapat menjadi seseorang yang mandiri baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat sekitarnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut, Anak Tunagrahita Ringan Kondisi Anak Pembelajaran Tunagrahita Ringan tanpa Media Prestasi belajar matematika rendah Tindakan menggunakan media Gelas Bilangan Prestasi meningkat C. Hipotesis Tindakan Menurut Margono (1996:80) menjelaskan hipotesis berasal dari kata hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya sementara, belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan yang sifatnya sementara, belum benar-benar berstatus sebagai suatu tesis. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir diatas maka hipotesis enggunaan media gelas bilangan akan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi penjumlahan siswa commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 BAB. III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Tindakan Kelas (Classroom action research) yang dilakukan di kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal, yang beralamat Jl. Nakula Utara 1 Kejambon, Tegal Timur, KotaTegal. Peneliti memilih melakukan penelitian di tempat ini dikarenakan peneliti mengajar di sekolah tersebut. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu bulan April dan Mei tahun 2011 sesuai jadwal mata pelajaran matematika. B. Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil subjek yang dikenai tindakan adalah siswa tunagrahita ringan kelas V SLB Negeri Kota Tegal dengan jumlah siswa 5 (lima) anak, terdiri 1 laki-laki dan 4 perempuan C. Data dan Sumber Data Sumber data berupa hasil tes yang dilakukan setelah hasil pembelajaran sebelum penelitian dan hasil tes setiap akhir siklus serta data observasi yang dilakukan oleh guru yang diberi mandat sebagai observer. Jadi sebagai sumber data adalah daftar nilai dan data hasil perolehan nilai dari kuis yang berisi tentang rekaman proses pembelajaran yang meliputi kegiatan siswa dan guru. D. Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti didalam mengumpulkan data. Metode pengumpulan data diantaranya; observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi; observasi, dan test tertulis. 1. Observasi Menurut Sutrisno Hadi (1986) observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan sistimatis untuk melengkapi data yang diperoleh dari pengamatan langsung terhadap siswa dalam mengikuti pelaksanaan proses commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 belajar mengajar. Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh data-data yang terjadi selama proses kegiatan berlangsung. Menurut Arikunto (1998:234) observasi sebagai pengamatan dan pencatatan sistimatis untuk melengkapi data yang diperoleh dapat diartikan juga sebagai pengamatan dan pencatatan sehingga dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistimatis terhadap gejala, peristiwa atau perilaku subjek yang diteliti. Pengamatan ini ditujukan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan kemampuan siswa dan guru dalam proses pembelajaran operasi penjumlahan . 2. Tes Tertulis. Data diperoleh melalui pemberian test pada anak sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas yang dimaksud untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan, serta pemberian tes setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas dimaksud untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh pada tiap-tiap siklus. E. Validitas Data Menurut Sugiyono (2005:117) validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mau mengukur apa yang diukur dan menurut Gay dan Sukardi (2007:1) suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas instrument dalam penelitian ini dengan menggunakan validitas isi atau content validity yaitu menggunakan kurikulum sebagai pedoman dalam pembuatan kisi-kisi instrument. Pembuatan instrument yang berupa soal-soal dilakukuan dengan meminta penilaian dari pakar atau ahli (judgemen expert), yang dalam hal ini adalah guru bidang studi matematika SLBN Kota Tegal. Pertimbangan guru sebagai penguji validitas adalah karena guru lebih mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh anak, serta lebih mengetahui materi yang terkait dalam hubungannya dengan pelajaran matematika pada umumnya dan pelajaran mengenai oeprasi penjumlahan pada khususnya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 F. Analisa Data Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan cara membandingkan nilai pre test dan nilai post test, atau membandingkan data nilai sebelum diberikan pembelajaran menggunakan media gelas bilangan dengan data yang diperoleh setelah pembelajaran dengan menggunakan media gelas bilangan G. Indikator Kinerja Keberhasilan tindakan dapat ditentukan melalui adanya peningkatan kemampuan operasi penjumlahan dengan membandingkan skor hasil evaluasi maupun skor data observasi dari tiap-tiap siklus. Keberhasilan penelitian ini dapat dijelaskan dengan indikator sebagai berikut: 1. Kemampuan operasi penjumlahan teknik menyimpan dapat dikatakan meningkat apabila skor hasil evaluasi yang diperoleh setelah siklus II mencapai kategori cukup atau sesuai dengan KKM yang ditetapkan di SLBN Kota Tegal yaitu 65 2. Proses tindakan dikatakan berhasil apabila skor yang diperoleh dari data observasi pada masing-masing siklus mencapai kategori baik. Skor ini berasal dari : a. Hasil pengamatan terhadap partisipasi dan kemampuan siswa dalam pembelajaran operasi penjumlahan. b. Hasil pengamatan terhadap kesesuaian kegiatan mengajar guru dengan rencana proses pembelajaran. c. Hasil pengamatan terhadap penampilan guru terhadap pembelajaran. H. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Prosedur penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahap : Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Prosedur kerja tersebut dapat digambarkan dengan skema berikut: commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 PERENCANAAN PELAKSANAAN REFLEKSI PENGAMATAN 2. Rencana tindakan a. Menentukan dan memilih kelas yang akan diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran media gelas bilangan. b. Mensosialisasikan kepada siswa mengenai media gelas bilangan yang akan digunakan dalam pembelajaran. c. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa rencana pembelajaran, alat evaluasi, membuat instrumen penelitian yang berupa lembar observasi. d. Kegiatan pembelajaran sesuai jadwal yang sudah ada. e. Pada setiap akhir siklus diadakan evaluasi test kemampuan operasi penjumlahan teknik menyimpan 3. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I 1) Rencana (planing) a) Identifikasi dan klasifikasi masalah yang dihadapi siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. b) Menentukan metode pembelajaran c) Membuat rencana program pembelajaran d) Membuat soal-soal test e) Membuat lembar observasi 2) Pelaksanaan Tindakan a) Mengajarkan materi menggunakan media gelas bilangan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55 b) Mengobservasi proses pembelajaran untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran guru dan siswa, peneliti meminta teman sejawat untuk melakukan observasi dan mengisi lembar observasi secara objektif. c) Melakukan analisis hasil evaluasi dan observasi 3) Peneliti juga melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas mmengenai keikutsertaan siswa dalam proses belajar mengajar yang merupakan bahan pertimbangan perbaikan proses pembelajaran selanjutnya. 4) Refleksi Hasil pengamatan dari peneliti dan hasil kobalorator terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan apakah dapat meningkat atau belum. Dari hasil post test siklus I sampai hasil siklus per siklus. b. Siklus II Hasil dari siklus I digunakan untuk merancang ulang melakukan tindakan analisis, dan refleksi selanjutnya. Pola yang sama digunakan pada siklus II sehingga dapat ditarik kesimpulan akhir. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti meliputi du siklus. Setiap siklus ada beberapa tahapan-tahapan yang dilaksanakan oleh peneliti yaitu meliputi perencanaan (planing), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Dengan dua siklus, diharapkan dapat tercapainya tujuan akhir dari penelitian ini yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi penjumlahan siswa tunagrahita ringan kelas V di SLBN Kota Tegal. 1. Siklus I Pada siklus I berisi tentang pembelajaran mata pelajaran matematika dengan Standar Kompetensi menggunakan media gelas dalam pemecahan masalah. Siklus I dilaksanakan pada hari selasa, 26 April 2011. a. Perencanaan Rencana tindakan yang dilakukan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar matematika pada materi penjumlahan siswa tunagrahita ringan kelas V di SLBN Kota Tegal dengan menggunakan media gelas bilangan antara lain sebagai berikut: 1) Menyusun silabus berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran matematika kelas V/C SDLB Negeri Kota Tegal 2) Mengembangkan silabus menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) Merencanakan lembar kerja siswa dalam berbagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pemahaman penjumlahan. 4) Peneliti mempersiapkan alat peraga pembelajaran penjumlahan yaitu gelas bilangan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57 5) Peneliti mempersiapkan sarana dokumentasi serta lembar observasi untuk mencatat kegiatan selama proses pembelajaran baik untuk siswa maupun guru. b. Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan, penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam RPP antara lain : 1) Apersepsi, guru membuka pelajaran dengan melakukan tanya jawab tentang materi penjumlahan. 2) Peneliti memberi latihan soal sebagai pre tes, kemudian menyampaikan informasi sub pokok bahasan yang akan dibahas dalam kegiatan poroses belajar. 3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan dengan menggunakan media gelas bilangan. 4) Siswa melakukan tanya jawab tentang penjumlahan. 5) Siswa berlatih mengerjakan soal tentang penjumlahan di depan papan tulis dengan menggunakan media gelas bilangan. 6) Siswa mengerjakan lembar kerja untuk post tes. 7) Peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui keberhasilan dan kelemahan dari pelaksanaan pembelajaran. c. Pengamatan Peneliti bersama guru mitra melakukan pengamatan terhadap situasi yang terjadi, kemampuan guru, keaktifan siswa, kemampuan siswa pada proses pembelajaran dengan lembar observasi pengamatan. Hal yang perlu diamati dan dicatat oleh guru mitra antara lain : 1) Proses pembelajaran, kemampuan guru dalam melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran 2) Keterampilan guru menggunakan media pembelajaran 3) Kemampuan memotivasi siswa 4) Keaktifan, kemampuan siswa dalam penjumlahan. commit to user mengikuti pembelajaran perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 58 5) Mengamati dan menilai kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja. d. Refleksi Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut: a. Subjek RS RS memperoleh nilai 40 sebelum mendapatkan tindakan (pre test) tetapi setelah mendapat tindakan dengan menggunakan media gelas bilangan RS mendapatkan nilai 60. RS sudah cukup memahami materi penjumlahan 3 angka dengan 3 angka ini hanya saja RS sering bercanda dengan teman dibangkunya sehingga ia kurang maksimal dalam mengerjakan tugasnya. b. Subjek YL Perolehan nilai YL ketika pre test adalah 40. YL sangat antusias ketika menerima materi penjumlahan 3 angka dengan 3 angka sehingga setelah pembelajaran dengan menggunakan media gelas bilangan dan dilakukan post tes ia mendapatkan hasil yang cukup yaitu 60. Ini ada peningkatan walaupun masih dibawah KKM yang ditetapkan di SLB Negeri Kota Tegal. c. Subjek ND ND memperoleh nilai 60. Hasil pre test ND memperoleh nilai 50. Hasil pekerjaan ND kurang maksimal dikarenakan ND datang terlambat sekitar 15 menit serta ND kurang fokus ketika guru menerangkan. d. Subjek WL Perolehan nilai WL ketika pre test adalah 50. YL mendapatkan nilai post test 70. WL sangat tertib dan fokus ketika guru menerangkan materi penjumlahan 3 angka dengan 3 angka sehingga ini menyebabkan hasil post tesnya cukup baik dan telah mencapai nilai yang diharapkan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 59 e. Subjek TI TI memperoleh nilai 40 ketika belum mendapatkan tindakan dengan menggunakan media gelas bilangan. Setelah dilakukan tindakan menggunakan media gelas bilangan TI memperoleh nilai 50. Pada pertemuan siklus I ini emosi TI sedang tidak baik. TI sulit untuk fokus ketika guru menerangkan. Kondisi ini dibawanya sejak dari rumah. TI ingin diantarkan ke sekolah oleh ayahnya tetapi ayahnya tidak dapat mengantarkan TI ke sekolah, sehingga sesampai di sekolah TI mogok belajar. 2. Siklus II Siklus II merupakan pembelajaran lanjutan dari materi dan wacana yang terdapat dalam hasil siklus I. Kegiatan di siklus I peneliti memberikan pre tes mengenai penjumlahan dan siswa mengerjakannya tanpa menggunakan media gelas bilangan hasil yang didapat masih dibawah KKM. Setelah pembelajaran selesai peneliti melakukan post tes dan hasil yang didapt ada peningkatan walaupun masih dibawah KKM. Siklus II dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 20 Mei 2011 a. Perencanaan 1) Mempersiapkan alat peraga media gelas bilangan yang akan membantu dan memperjelas materi penjumlahan. 2) Merancang kembali rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman dalam pembelajaran. 3) Menrancang latihan soal dalam bentuk lembar kerja siswa. 4) Mempersiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa. b. Tindakan Pada proses tindakan, peneliti pada dasarnya melaksanakan rencana yang telah disusun, diantaranya adalah: 1) Guru menjelaskan materi penjumlahan dengan teknik menyimpan dengan bantuan alat peraga gelas bilangan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 60 2) Siswa mengerjakan latihan di papan tulis dengan menggunakan alat peraga gelas bilangan 3) Siswa menggunakan alat peraga gelas bilangan untuk mengerjakan soal di lembar kerjanya. 4) Siswa mengerjakan post tes secara mandiri c. Pengamatan Setelah melakukan tindakan, dilaksanakan pengamatan terhadap proses pembelajaran antara lain : 1) Mengamati jalannya pembelajaran terutama kemampuan guru dalam proses belajar mengajar 2) Penggunaan alat peraga gelas bilangan 3) Keaktifan dan kemampuan siswa selama dalam proses pembelajaran 4) Kemampuan siswa dalam mengerjakan lembar kerja penjumlahan dengan teknik menyimpan. d. Refleksi Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau tidaknya pembelajaran antara lain : a. Subjek RS RS memperoleh nilai 80. Hasil pre test RS memperoleh skor 40 dan post test siklus I memperoleh nilai 60. jadi peningkatan RS sebesar 40. Kesalahan pada pekerjaan post test di siklus II ini terjadi karena RS kurang teliti dan terburu-buru ingin meyelesaikan pekerjaannya. b. Subjek YL Perolehan nilai YL ketika pre test adalah 40, post test siklus I adalah 60 dan setelah tindakan dengan menggunakan media gelas bilangan di siklus II ini adalah 70. Peningkatan nilai yang diperoleh YL sudah cukup baik dan telah memenuhi KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. YL sudah cukup memahami materi yang diberikan dan YL tidak mengalami dalam menggunakan media gelas bilangan, hanya saja YL kekurangan waktu commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 61 ketika mengerjakan post tesnya dikarenakan ND sering melamun dan guru harus mengingatkannya untuk menyelesaikan pekerjaannya. c. Subjek ND ND memperoleh nilai 90. Hasil pre test ND memperoleh nilai 50, post test siklus I memperoleh nilai 60, jadi peningkatan ND yaitu sebesar 40. Hasil pekerjaan ND sangat memuaskan. Kesalahan yang dibuat ND itu hanya ketidak telitian saja. ND sudah terampil menggunakan alat peraga gelas bilangan serta ND sangat antusias ketika menggunakannya. e. Subjek WL Perolehan nilai WL ketika pre test adalah 50. YL mendapatkan nilai post test siklus I adalah 70 dan nilai post test di siklus II adalah sebesar 80. Proses ketika mengerjakan lembar kerja di siklus II dengan menggunakan media gelas bilangan sudah benar hanya ND tidak teliti ketika ND harus menuliskan angka di lembar kerjanya. f. Subjek TI TI memperoleh nilai 70 dan ini sudah memenihi KKM yang ditentukan oleh sekolah. Hasil pre test TI memperoleh nilai 40, post test siklus I memperoleh skor 50, jadi peningkatan TI yaitu sebesar 30. Hasil pekerjaan TI di siklus II ini sudah cukup baik. Kesalahan yang dibuat oleh ND dikarenakan ND kurang teliti dan fokus ketika mengerjakan lembar kerjanya. B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil dari pengamatan peneliti, perolehan selama dalam pelaksanaan proses pembelajaran siklus I dan siklus II ada perkembangan kemampuan siswa dalam hasil belajar pada siswa kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil perolehan, dan kemampuan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 62 1. Hasil Penelitian Siklus I Pada siklus I sebelum dilakukan pembelajaran dilakukan pre tes untuk mengetahui seberapa jauh hasil belajar awal yang dimiliki siswa kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal. Hasil belajar pre tes siklus ini adalah sebagai berikut : Tabel 1. Hasil Nilai Pre Tes pengajaran matematika Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal No Nama Siswa Nilai 1 RS 40 Nilai 40 = 3 siswa 2 YL 40 Nilai 50 = 2 siswa 3 ND 50 4 WL 50 5 TI 40 Jumlah 220 Rata-rata 44 Nilai Terendah 40 Nilai Tertinggi 50 Keterangan Hasil belajar pada pre tes di siklus I dapat dibuat grafik diagram batang yaitu sebagai berikut : 60 50 40 30 20 10 0 RS YL ND WL TI Nama Siswa Grafik 1. Nilai Hasil Prestasi Belajar pre tes Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 63 Pada akhir proses pembelajaran penjumlahan dengan teknik menyimpan dengan menggunakan media gelas bilangan diadakan post tes, nilai hasil belajar post tes siklus I dapat dilihat di tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2.Hasil Nilai Post Tes pengajaran matematika Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal No Nama Siswa Nilai 1 RS 60 Nilai 50 = 1 siswa 2 YL 60 Nilai 60 = 3 siswa 3 ND 60 Nilai 70 = 1 siswa 4 WL 70 5 TI 50 Jumlah 300 Rata-rata 60 Nilai Terendah 50 Nilai Tertinggi 70 Keterangan Nilai rata-rata kelas pada post tes siklus I yaitu 60 lebih meningkat dari nilai rata-rata pre tes. Hasil belajar post tes siklus I dibuat grafik diagram batang sebagai berikut di bawah ini : 80 70 60 50 40 30 20 10 0 RS YL ND WL TI Jumlah Siswa Grafik 2. Nilai Hasil Prestasi Belajar post tes Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 64 Berdsarkan data hasil belajar siswa di siklus I bila dibandingkan antara nilai pre tes dengan post tes mengalami peningkatan kemampuan siswa, dan dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. Perbandingan Nilai Pre Tes dan Post Tes Siklus I pengajaran matematika Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal No Nama Siswa Pre tes Post tes Keterangan 1 RS 40 60 Naik (perbaikan) 2 YL 40 60 Naik (perbaikan) 3 ND 50 60 Naik (perbaikan) 4 WL 50 70 Naik (pengayaan) 5 TI 40 50 Naik (perbaikan) Jumlah 220 300 Rata-rata 44 60 Nilai Terendah 40 50 Nilai Tertinggi 50 70 Hasil perbandingn nilai pre tes dan post tes siklus I pembelajaran matematika penjumlahan dengan teknik menyimpan adanya peningkatan prsetasi belajar siswa kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal, dapat dilihat pada grafik diagram batang di bawah ini : 80 70 60 50 P re Tes 40 P ost Tes 30 20 10 0 RS YL ND WL TI Nama Sisw a Grafik 3. Perbandingan Nilai Pre Tes dan Post Tes I Siklus I Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 65 2. Hasil Penelitian Siklus II Pada siklus II pembelajaran matematika penjumlahan dengan teknik menyimpan dengan menggunakan alat peraga gelas bilangan diakhir proses siklus diadakan post tes. Nilai hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Hasil Nilai Post Tes Siklus II pengajaran matematika Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal No Nama Siswa Nilai Post Tes 2 Keterangan 1 RS 80 Nilai 90 = 1 siswa 2 YL 70 Nilai 80 = 2 siswa 3 ND 90 Nilai 70 = 2 siswa 4 WL 80 5 TI 70 Jumlah 390 Rata-rata 78 Nilai Terendah 70 Nilai Tertinggi 90 Nilai rata-rata kelas pada siklus II yaitu 78, meningkat dari siklus I dan telah melebihi KKM yang telah ditentukan di SLB Negeri Kota Tegal yaitu sebesar 65. Hasil belajar post tes siklus II dibuat grafik diagram batang sebagai berikut di bawah ini : 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 RS YL ND WL TI Nama Siswa Grafik 4. Nilai Hasil Post Tes Siklus II Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 66 Berdasarkan data nilai post tes di siklus II ada peningkatan prestasi belajar siswa bila dibandingkan dengan post tes I dapat dilihat pada tabel 5 Tabel 5. Perbandingan Nilai , Pre Tes, Post tes siklus I dan Post Tes Siklus II pengajaran matematika Penjumlahan dengan Teknik Menyimpan Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal Nama Pre Post Tes Post Tes Siswa Tes siklus I siklus II 1 RS 40 60 80 Naik (perbaikan) 2 YL 40 60 70 Naik (perbaikan) 3 ND 50 60 90 Naik (perbaikan) 4 WL 50 70 80 Naik (pengayaan) 5 TI 40 50 70 Naik (perbaikan) Jumlah 220 300 360 Rata-rata 44 60 78 Nilai Terendah 40 50 70 Nilai Tertinggi 50 70 90 No Keterangan Hasil perbandingan dari nilai pre tes, post tes I dan pos tes II dapat dibuat grafik diagram batang sebagai berikut: 100 90 80 70 60 Pre Tes 50 40 30 20 10 0 Post Tes Siklus I Post Tes Siklus II RS YL ND WL TI Nama Sisw a Grafik 5. Nilai Hasil Perbandingan nilai Pre Tes, Post Tes Siklus I, Post Tes Siklus II Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 67 Hasil perolehan belajar bila dibandingkan dari awal pembelajaran pre tes, post tes I dan Post tes II ada peningkatan rata-rata kelas yang dapat dilihat pada diagram batang dibawah ini : 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pre Test Siklus I Siklus II Grafik 6. Nilai Rata-rata Kelas Pre Tes, Siklus I, Siklus II Pengajaran Matematika Penjumlahan dengan teknik menyimpan. Kelas V/C SLB Negeri Kota Tegal Nilai hasil belajar dari awal pembelajaran pre tes sampai siklus II terjadi peningkatan yaitu rata-rata 44 meningkat siklus I yaitu 60 dan siklus II 78, maka dilihat dari hasil tersebut membuktikan bahwa alat peraga gelas bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian pada siklus I menunjukkan sudah adanya peningkatan, tetapi peningkatannya belum sesuai dengan yang diharapkan. Penggunaan media gelas bilangan ternyata efektif. Gelas bilangan sebagai media visual dapat menarik perhatian dan minat siswa pada saat pembelajaran. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media gelas bilangan ini sangat membantu siswa untuk lebih memahami materi penjumlahan 3 angka dengan 3 angka karena media gelas bilangan merubah hal abstrak menjadi kongkret. Partisipasi siswa dalam tindakan siklus I berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari perhatian siswa yang terfokus pada penjelasan guru, tanya jawab dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 68 keaktifan ketika proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan mengajar oleh gurupun secara umum baik dan sudah sesuai dengan rencana program pembelajaran yang ada. Penampilan guru selama pembelajaran sudah optimal. Kegiatan mengajar yang ada pada program dilakukan dengan baik. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II Secara keseluruhan hasil tindakan siklus II sudah cukup baik dan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan penjumlahan 3 angka dengan 3 angka dengan diperlihatkannya penambahan nilai yang cukup tinggi dibandingkan kondisi awal. Nilai tes yang diperoleh pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dibandingkan nilai sebelum tindakan (pre test), begitu pula dengan proses pembelajaran selama tindakan diberikan. Keberhasilan ini didukung oleh partisifasi siswa yang aktif dalam kelas, adanya kesesuaian tindakan dengan rencana program pembelajaran yang ditentukan, serta penampilan guru yang baik dalam mengajar. Penelitian tindakan yang telah dilakukan selama dua siklus dapat disimpulkan bahwa media gelas bilangan dapat meningkatkan kemampuan penjumlahan 3 angka dengan 3 angka siswa tunagrahita dalam pelajaran matematika. Hal ini terjadi karena penggunaan media tersebut ternyata dapat menarik minat dan membangkitkan motivasi siswa dalam pelajaran serta memudahkan guru dalam mengajar. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 69 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. simpulan Penelitian tindakan kelas pembelajaran matematika penjumlahan dengan teknik menyimpan dilaksanakan dua siklus dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar matematika penjumlahan dengan teknik menyimpan siswa tunagrahita ringan kelas V semester II SLB Negeri Kota Tegal melalui alat media gelas bilangan. Berdasarkan hasil analisa data penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar matematika penjumlahan dengan teknik menyimpan yakni rata-rata pre tes 44, rata-rata nilai siklus I 60 dan nilai rata-rata siklus II 78 dengan demikian sudah melebihi standar indikator yang telah ditentukan yaitu 65. Peningkatan prestasi hasil belajar siklus II telah membuktikan bahwa pembelajaran matematika penjumlahan dengan teknik menyimpan melalui alat peraga gelas bilangan dapat meningkatkan prsetasi belajar siswa tunagrahita ringan kelas V. Hasil dari pengembangan penggunaan media pembelajaran penulis dapat simpulkan bahwa melalui alat peraga media gelas bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada penjumlahan siswa tunagrahita ringan kelas V semester II SLB Negeri Kota Tegal tahu pelajaran 2010/2011. B. Implikasi Penggunaan media gelas bilangan sangat penting diberikan pada siswa tunagrahita ringan karena hal ini dapat meningkatkan pemahaman materi penjumlahan 3 angka dengan 3 angka. Media tersebut pun memberikan dampak positif pada siswa. Hal ini terbukti dari partisipasi mereka yang aktif di dalam kelas. Selain itu media ini memudahkan guru dalam mengajar pelajaran matematika penjumlahan 3 angka dengan 3 angka. Pembuatan media gelas bilanganpun sangatlah mudah dan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar kita serta dapat memanfaatkan bahan bekas. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 70 Kendala yang dialami dalam pembelajaran penjumlahan 3 angka dengan 3 angka dalam penelitian ini media gelas bilangan yang digunakan belum diuji kelayakannya untuk pembelajaran oleh ahli media serta terbatasnya waktu dalam pembelajaran dengan menggunakan media gelas bilangan. C. Saran Peneliti mengharapkan kepada para guru untuk dapat menggunakan media gelas bilangan sebagai media pembelajaran bagi siswa tunagrahita ringan untuk meningkatkan kemampuan penjumlahan 3 angka dengan 3 angka commit to user