Fredrick Dermawan Purba @bangjeki MARRIAGE: SOME MYTHS Setiap kali memperoleh infomasi seorang teman, atau bahkan seorang (mantan) mahasiswaku ada yang akan menikah, linimasa twitter dan fb seakan penuh kalimat-­‐kalimat curhatan kegalauan. Mengesankan seakan menikah itu sebagai pemecah masalah. Ada yang meracau "gw kapan ya?" saat temannya ada yang menikah, seakan pernikahan itu adalah sebuah perlombaan, the sooner the better. Ada yang bosan malam minggu sendirian dan menggalau, lalu ingin segera menikah, seakan pernikahan seperti jasa escort. Ada selalu ditanya kapan nikah dan ingin menghentikan pertanyaan-­‐pertanyaan itu dengan menikah, seakan menikah obat anti psikotik. Menurut Dr. Kate M Wachs, seorang ahli psikologi dan juga matchmaker, seorang ahli relasi yang menulis buku “Relationship for Dummies” ada beberapa miskonsepsi berupa mitos tentang pernikahan (marriage myths) yang mempengaruhi perilaku individu dan pasangan. Sila periksa dirimu, wahai manusia yang budiman, adakah kamu mempercayai beberapa miskonsepsi ini? Bagaimana ia mempengaruhi relasimu dengan pasangan? Bagaimana ia akan mempengaruhimu di masa datang? Teliti dirimu, teliti setiap miskonsepsi pernikahan, dan bersiaplah berubah. Mitos Pernikahan #1: Menikah adalah sebuah keajaiban, ia menyembuhkan segala kesedihan dan ketakbahagiaan. “And they live happily ever after.” Seakan pertengkaran, masalah finansial, hubungan buruk hilang dengan menikah. Film box office banyak sekali yang diakhiri dengan pernikahan bukan? Ketahuilah bahwa menikah bukan menghilangkan masalah, tapi menambah masalah. Banyak masalah yang muncul, atau berlipat ganda. Marriage can't make you happy, only you (and your couple) can do that. Marriage is a work-­‐in-­‐progress all the time. Inilah fakta pernikahan. Inilah kebenaran yang harus kamu pahami. Karenanya, masukilah pernikahan dengan ekspektasi yang realistis, dan kamu akan lebih menikmati pernikahanmu dan tentunya bertahan lebih lama. Mitos Pernikahan #2: pernikahan adalah selamanya. "'till death do us part" dalam janji pernikahan. Begitu menikah, komitmen aku-­‐kamu terjamin. Jika percaya mitos pernikahan #2 ini, kita cenderung take-­‐ it-­‐for-­‐granted bahwa pasangan akan setia dan tak perlu berusaha menjaga pernikahan. Tapi faktanya adalah hampir 20% pernikahan diakhiri dengan perceraian di Indonesia, belum lagi yang bertahan tapi hancur-­‐hancuran dalamnya. Agar pernikahan berlangsung lama dan bahagia pilih pasangan yang banyak kesamaan dan saling melengkapi, lalu berusahalah menjaga hubungan. Appreciate your partner and feel joy. Instead of thinking what isn't "right" about your partner, focus on what is. Be the best partner you can and put energy and effort into your relationship 24/7. Mitos Pernikahan #3: memiliki anak akan membuat pasangan lebih dekat (dan menyelesaikan masalah mereka). Karenanya, setelah menikah segera pasangan berupaya punya anak. Mitos pernikahan #3 ini relevan sekali di indonesia, dimana bulan pertama setelah menikah dimulailah pertanyaan "sudah isi Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki belum?" The fact is: kids doesn't save relationship, they almost always add stress. Having kids is a big responsibility and affect everything. If you don't have psychological and financial resources, the support of family and friends, parenthood is a very rough road to travel. Mitos Pernikahan #4: pacaran sudah seharusnya diakhiri dengan pernikahan, terlepas dari berapa usia, tahap perkembangan, atau kesiapan. Bukan berarti bahwa pacaran itu untuk main-­‐main saja, tapi sangat penting untuk matang (emosional) sebelum menikah, bukan karena alasan "pacaran sudah lama". Bergaulah dengan banyak orang, belajarlah tentang hidup dan apa yang diperlukan untuk menjalaninya, dewasalah, bijaklah, lalu menikah. Itu faktanya. Mitos Pernikahan #5: setelah lulus sarjana, ya menikah, seakan menikah adalah suatu tahapan berikutnya dr pendidikan yang harus segera dilakukan. Hati-­‐hati dengan tuntutan menikah setelah lulus, karena belum tentu siapa yang bersamamu saat itu adalah yang paling tepat untukmu. Karena itu bergaulah dengan banyak orang, belajarlah tentang hidup dan apa yang diperlukan untuk menjalaninya, dewasalah, bijaklah, lalu menikah. Mitos Pernikahan #6: Pasangan saya adalah perpanjangan diri saya. Suami sebagai pimpinan, istri pengikut. Suami lebih penting dibanding istri. Saat kamu memegang teguh mitos pernikahan #6 ini, pernikahan menjadi tak setara, tak seimbang, berat sebelah. Rentan akan konflik. Faktanya adalah suami dan istri adalah setara, sama penting, punya hak yang seimbang dalam pernikahan. Keputusan harusnya diambil berdua dengan adil Demikianlah keenam mitos pernikahan yang dipaparkan Dr Kate M Wasch. Pahami, periksa diri, lalu diskusikanlah dengan pasanganmu apakah kamu dan atau dia terjebak dengan salah satu atau salah dua atau bahkan lebih mitos. Hati-­‐hati. Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki READY TO MARRY: ARE WE? Banyak sih pendapat, riset, maupun saran yang berbeda tentang kapan seseorang atau sepasang kekasih siap untuk menikah. Berikut ada sepuluh tanda bahwa kamu dan pasanganmu dapat dikatakan siap untuk menikah. Semoga membantu. Kamu #readytomarry jika telah mengenal cukup banyak lawan jenismu dan tahu apa yang kamu butuhkan dari seorang pasangan, dan pasanganmu sekarang memang memilikinya. Proses pacaran adalah proses untuk mengetahui tentang beragam jenis manusia, khususnya manusia yang kemudian jadi pacarmu. Lagipula bersenang-­‐senanglah saat muda, bertemulah dan dekatlah, jatuh cintalah dengan beragam orang. Ketika kamu akhirnya menikah, kamu tak menyesal meninggalkan dunia lajang. Kamu #readytomarry jika kamu telah matang secara emosional: pengalamanmu cukup banyak, dapat melihat "big picture of life", dan dapat memutuskan secara bijak. Kamu dan pasanganmu haruslah matang secara emosional, karena jika salah satunya belum matang, besar kemungkinan ia akan berubah arah hidup. Kate Wachs menuliskan perempuan umumnya matang diusia 26-­‐28 tahun dan lelaki di usia 30-­‐an tahun. Di indonesia, usia segitu sudah diberondong pertanyaan “kapan menikah?” Kamu #readytomarry jika matang emosional dan INGIN menikah. Jika kamu atau pasanganmu sudah dewasa tetapi belum ingin menikah, maka akan menjadi sulit. Ada yang masih fokus pada pendidikan, karir, urusan keluarga yang belum selesai, ataubanyak hal lainnya. Berkeluarga butuh banyak energi, jangan disambi. Pernikahanmu seharusnya adalah prioritasmu. Kamu #readytomarry jika kamu dan pasangan memiliki banyak kesamaan dan perbedaan yang saling melengkapi. Jangan paksa tutup botol untuk menutup gelas, teu nyambung. Beberapa aspek yang sebaiknya setara atau sejalan adalah: ras, agama, tingkat pendidikan, minat, tujuan hidup, dan status sosial ekonomi. Hidup bersama seseorang selain dirimu adalah tantangan berat, karenanya memiliki banyak kesamaan akan membantu mengurangi potensi konflik. Kamu #readytomarry jika mencintai satu sama lain secara mendalam. Tak berarti harus selalu merasa “dagdigduer” saat bersama, tapi relasi yang stabil, mendalam, hangat dan intim. Itulah yang namanya cinta. Ketika relasimu mendalam, penuh kehangatan dan keintiman, saat terjadi persoalan (dan ya, persoalan pasti akan datang mendera), kamu akan tetap menjejakkan kaki dan berjuang mengatasi persoalan tersebut. Saat relasimu tak hangat dan tak mendalam, persoalan yang datang akan segera memicumu untuk angkat kaki dan pergi meninggalkan pasanganmu. Kamu #readytomarry jika telah saling mengenal cukup lama dengan pasanganmu. Kamu sudah mengalami dan mengetahui dirinya dalam berbagai situasi (di kantor, di rumah, di tempat lain), Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki berinteraksi dengan berbagai macam orang (teman, keluarga, rekan sekerja, orang tak dikenal), dan dalam berbagai situasi (lelah, sakit, stress, dll). Untuk dapat melakukannya, kamu harus berinteraksi dengannya cukup sering untuk dapat mengenalnya. Sebuah penelitian mengatakan bahwa minimal waktu kenal mendalam adalah 1,5 tahun untuk dapat jadi prediktor pernikahan yang bahagia. Kamu #readytomarry jika kalian berdua sama-­‐sama sehat dan bahagia. Jika kamu memiliki masalah kesehatan atau kepribadian, hal ini akan mewarnai pernikahanmu nantinya. Ia juga akan mengakibatkan stres yang besar pada dirimu dan pasanganmu. Selesaikan dahulu masalahmu untuk bisa menyelesaikan masalah dalam pernikahanmu. Kamu #readytomarry jika kamu ingin punya pasangan, tapi tak membutuhkannya. Jangan kaget akan kalimat itu. Artinya adalah janganlah kamu menikah karena kamu tak mampu untuk sendirian, menikah karena kamu tak mampu menjalani hidup sebagai seorang lajang. Kalau sebagai lajang yang hanya memperhatikan dan mengurus dirimu sendiri saja kamu tak bisa, apalagi harus mengurus orang lain selain dirimu. Your mate can't make you happy, you have to do that yourself. Untuk pernikahan yang bahagia, keduanya haruslah pribadi mandiri, stabil, bahagia Kamu #readytomarry jika kamu berpenghasilan yang cukup, minimal untuk dirimu sendiri. Kamu mandiri secara finansial, tak bergantung pada pasangan. Kamu #readytomarry jika kamu mampu membiayai hidupmu dan anakmu seadainya kamu bercerai. Keyakinan bahwa saya berharga dan mampu mandiri menjadi kekuatan menjalani pernikahan. Dibutuhkan pendidikan dan karir yang mantap agar kamu dapat mandiri, seandainya sesuatu yang buruk terjadi pada pasanganmu. Siapkan dirimu. Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki INTIM BERKOMUNIKASI: Mendengarkan dan Menyampaikan S ebagian besar buku-­‐buku psikologi populer yang membahas tentang relasi intim seperti pacaran dan pernikahan memberikan perhatian yang besar pada aspek komunikasi. Hal itu karena komunikasi sangat penting dan vital dalam relasi antar manusia. Komunikasi membangun kedekatan emosional. Kamu menjadi dekat dengan pasanganmu dengan cara berbagi pikiran dan perasaan, yang mungkin tidak kamu bagi dengan orang lain. Saat berbagai dengan pasangan, kamu melakukannya melalui komunikasi verbal dan nonverbal. Karenanya, untuk dapat lebih dekat, kalian berdua harus dapat saling berbagi menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal yang sehat. TIGA MITOS KOMUNIKASI # 1 mitos realita Pasangan saya harusnya Masing-masing tahu apa perasaan saya untuk berbagi perasaan satu sama bertanggungjawab lain # 2 Berbicara ya berbicara, Kamu dapat berkomunikasi secara semua orang caranya pasti pasif, sama Bagaimana akan agresif, kamu atau asertif. berkomunikasi membedakan bagaimana pesanmu diterima # 3 Jika marah, saya harus Perasaan (marah) berbeda dengan agresif tingkah laku (berkomunikasi secara agresif). Dapat saja kamu marah tapi mengkomunikasikannya secara agresif, pasif, dan asertif. Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki Ga boleh begini, ga boleh begitu Harus apa lagi, harus apa lagi? Kau ngomong yang ini, ku ngomong yang itu Ga nyambung lagi, ga nyambung lagi Bete bete bete bete bete bete ah, bete bete ah, bete bete ah Basi basi basi basi basi basi lo, lama lama aku bisa jadi gila... Maumu begini, mauku begitu Ga pernah ketemu, ga pernah ketemu Kau ngomong yang ini, ku ngomong yang itu Ga nyambung lagi, ga nyambung lagi Bete bete bete bete bete bete ah, bete bete ah, bete bete ah Basi basi basi basi basi basi lo, lama lama aku bisa jadi gila... (Dewiq feat Ipang: Be te) Seberapa sering situasi, yang digambarkan oleh Dewiq dalam lirik lagunya, terjadi diantara kalian berdua? Kamu berusaha menyampaikan sesuatu, tapi pasanganmu tidak dapat memahaminya. Dia mencoba mengatakan sesuatu, tapi kamu tidak mau mendengarkan. Kamu bercerita tentang pikiran yang sedang mengganggumu, tapi dia menangkapnya berbeda. Dia menyatakan perasaan kesalnya padamu, kamu balik marah padanya. GA NYAMBUNG!!!! Dalam bagian ini, kita akan mengulik lebih dalam tentang dua ketrampilan utama dalam komunikasi, yaitu MENDENGARKAN dan MENYAMPAIKAN. Jika kalian berdua dapat menguasai ketrampilan menyampaikan pikiran dan perasaan secara optimal, dan ketrampilan mendengarkan dari hati yang terdalam, komunikasi yang tercipta adalah KOMUNIKASI yang INTIM, komunikasi yang nyambung dan hangat antar pasangan. MENDENGARKAN Mungkin memang benar Tuhan menciptakan manusia dengan satu mulut dan dua telinga ditujukan khusus pada pasangan, sebagai indikasi rasio yang benar antara berbicara dan mendengarkan. (Yang bekerja paling banyak adalah yang mendengar, bukan yang berbicara Stephen R Covey Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki Mendengarkan adalah sebuah bentuk dari dukungan emosional yang dapat diberikan pada semua orang, terlebih pada pasangan. Mendengarkan dalam komunikasi yang intim berbeda dengan mendengar biasa yang dilakukan sehari-­‐hari. Mendengarkan dalam komunikasi intim antar pasangan tidak memberikan saran atau penilaian, juga tidak berupaya untuk memperbaiki apapun. Mendengarkan adalah sebuah hadiah indah, dimana kita memberikan seluruh rentang perhatian – secara emosional, mental, dan fisik – yang tertuju pada pasangan. Saat dimana kita hadir untuk pasangan, seutuhnya tanpa terganggu oleh stimulus lain, akan memberikan kenyamanan, kesempatan, dan keberanian bagi pasangan untuk mengeskpresikan dirinya tanpa rasa takut. Saat mendengarkan, kita akan menangkap keseluruhan ekspresi diri pasangan. Bukan hanya pesan yang tersampaikan lewat kata-­‐ kata, melainkan juga perasaan pasangan yang tersampaikan melalui isyarat-­‐isyarat non verbalnya. Mengapa mendengarkan secara mendalam penting bagi pasangan? Para ahli komunikasi menyimpulkan bahwa hanya 7 persen dari komunikasi kita yang direpresentasikan oleh kata-­‐kata yang kita sampaikan, 38 persen oleh suara dan bagaimana kita mengatakannya, sementara 55 persen oleh perilaku nonverbal dan bahas tubuh kita. 7% Kata yang digunakan 38% 55% Cara mengucapkan dan suara Nonverbal, bahasa tubuh Apa yang bisa dilakukan untuk dapat mendengarkan secara intim dan mendalam? Apa yang bisa dilakukan agar dapat memahami keseluruhan pesan dari pasangan saat sedang berkomunikasi? Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki Tingkatan dalam mendengarkan MENDENGARKAN YANG EMPATIK Mendengarkan dan berespon dengan pikiran dan hati untuk memahami kata, maksud, dan perasaan pasangan MENDENGARKAN YANG FOKUS Memperhatikan dan konsentrasi pada perkataan pasangan dan membandingkannya dengan pengalaman kita sendiri MENDENGARKAN YANG SELEKTIF Mendengarkan hanya bagian-­‐bagian yang menarik untuk kita BERPURA-­‐PURA MENDENGARKAN Mengusahakan/menampilkan kesan agar pasangan menganggap kita mendengarkan dia berbicara TIDAK MENDENGARKAN Tidak ada upaya untuk mendengarkan Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki Bagaimana cara agar kita dapat mencapai teknik mendengarkan yang empatik? BEBERAPA KETRAMPILAN DASAR MENDENGARKAN YANG EMPATIK 1. M engulangi verbatim isi pesan pembicara – hanya katakata, bukan perasaan 2. Refrase isi – menyimpulkan makna dari pesan dengan katakata kita sendiri 3. Refleksi perasaan – melihat lebih dalam dan mencoba menangkap perasaan pembicara dengan kata-kata kita sendiri. Lihat bahasa tubuh dan nada suara untuk menangkap perasaan 4. Refrase isi dan refleksi perasaan – mengekspresikan isi pesan dan perasaan pembicara dengan kata-kata kita sendiri 5. M embedakan saat-saat dimana empati tidak perlu atau tidak tepat Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki MENYAMPAIKAN Suatu relasi intim dikatakan optimal jika relasi tersebut dapat menjadi zona-­‐aman-­‐emosional bagi pasangan. Artinya, kamu dan pasanganmu meyakini betul bahwa kalian bertanggung jawab penuh atas seluruh keadaan emosional yang kalian miliki. Bersedia untuk belajar bagaimana caranya mengendalikan turun naiknya emosi – marah, sedih, takut, bersalah, malu, gembira, dan cinta – yang terjadi sepanjang waktu, terutama dalam relasi kalian berdua. Selain itu, kalian juga diharapkan jujur secara emosional pada diri sendiri dan pasangan. EMPAT langkah KENALI EMOSIMU JUJUR AKAN EMOSIMU SAMPAIKAN EMOSIMU MANAJEMEN EMOSI Kenali emosimu!! 1. “Aku merasa bahwa kamu salah melakukan itu.” 2. “Menurut pendapatku, kamu salah melakukan itu.” 3. “Rasanya kurang tepat kalau kamu mengajaknya pergi” 4. “Aku sedih karena kamu malah mengajaknya pergi, bukan mengajakku.” Yang mana pernyataan yang menyatakan pikiran, dan yang mana yang menyatakan emosi/perasaan? Pernyataan 1: ......................... Pernyataan 3: ................................. Pernyataan 2: ....................... Pernyataan 4: ................................ Tugas pertama untuk dapat mengenali emosi adalah membedakan pikiran dengan emosi. Bahasa seringkali menghasilkan kerancuan antara pikiran dan perasaan. Emosi berpusat di badan. Saat emosi muncul disertai oleh sekelompok reaksi fisik. Pikiran meliputi opini, ide, kepercayaan, penilaian, dan fantasi (sebagian daripada berbagai jenis pikiran) dan berpusat di kepala. Pikiran bukanlah menjadi pencetus reaksi fisik secara langsung.. yang umum terjadi adalah pikiran memunculkan emosi, dimana emosi memunculkan reaksi fisik. Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki Setelah mampu membedakan antara pikiran dengan emosi, kamu juga harus mampu memberikan nama yang tepat bagi setiap perasaan. Saat kamu merasakan suatu perasaan dalam situasi tertentu, kenali dan beri nama perasaan tersebut. ENAM JENIS KELOMPOK EMOSI 1. Shock, kaget, terkejut 2. Marah, murka, frustasi, terganggu, kesal, tidak sabar, benci, terhina 3. Sedih, duka, kecewa, putus asa 4. Takut, cemas, khawatir, panik, cemburu, malu dan rasa bersalah (yang 5. Rasa bersalah dan malu (yang sehat) 6. Cinta, gembira, bangga, apresiasi, syukur, lega, empati, dan kasih. tidak sehat) Jujur akan emosimu!! Kejujuran emosional adalah kesediaan dari pasangan untuk menyadari dan kemudian menyatakan dengan jujur apa yang dirasakan. Bedakan antara bersedia melakukan dengan benar-­‐benar melakukannya. Akan sangat aneh jika menunjukkan semua emosi yang kamu rasakan setiap kali. Yang paling penting adalah mengakui emosi yang sedang dialami dan menyatakannya secara jujur, terutama jika ia dapat menjadi masalah bagi pasangan. ü Apakah kamu pernah merasa marah/kesal/terganggu/tidak sabar/cemburu/ iri/ kecewa/.............. (pilih salah satu atau tuliskan jika tidak ada dalam daftar tersebut) tapi tidak diungkapkan pada pasangan, padahal sebenarnya perasaan tersebut mengganggu kamu? ü Apa alasanmu tidak menyampaikannya? ü Apa efek/akibat pada dirimu (tidak menyampaikannya) Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki Sampaikan emosimu!! Kefasihan emosional adalah kemampuan pasangan untuk mengungkapkan dalam kata-­‐kata yang tepat menggambarkan perasaan dengan cara yang paling langsung. Ini dapat dilakukan dengan I-­‐statement (Pernyataan Aku), yaitu sebuah formula dimana kata “Aku merasa” diikuti oleh emosi apapun yang saat itu dirasakan dengan tepat. You-­‐statement I-­‐statement “Kamu membuatku sedih ü “Aku sedih karena mengetahui kamu karena berbohong padaku.” berbohong padaku. “Kamu kok tidak pernah memperhatikan aku?” ü Aku merasa kangen kamu akhir-­‐akhir ini, habisnya kita jarang bertemu.” “Kamu kok memotong pembicaraanku sih?” ü Aku merasa sedih kamu tiba-­‐tiba memotongku tadi saat aku sedang bercerita tentang apa yang terjadi di kantor pagi ini. Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki Dengan menggunakan I-­‐statement, berarti kamu telah mengenali perasaanmu, jujur mengakui perasaanmu, dan menyampaikan secara langsung dari sisi kamu, bukan sisi pasangan. Jika kamu menggunakan you-­‐statement, maka seringkali pasangan merasa dituduh atau dipersalahkan, dan dapat menimbulkan konflik lanjutan yang tidak diperlukan. Manajemen emosi!! Emotional management (manajemen emosi) adalah kemampuan untuk menangani emosi negatif dengan mengekspresikannya secara bertanggungjawab. Jika kamu tidak mampu mengendalikan emosi negatif dengan sadar, ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu: 1. akan meledak (acting out), beberapa contoh: Memotong atau memutarbalikkan: menghina kecerdasan pasangan dengan mengekspresikan secara verbal dengan bebas. Merendahkan: mempertanyakan atau merendahkan persepsi atau pengalaman pasangan Bercanda: mengeluarkan canda, godaan, atau sarkasme tentang pasangan Mengalihkan pembicaraan: mengubah subjek pembicaraan, membuat alasan, dan taktik lain yang bertujuan untuk mencegah diskusi Menuduh dan menyalahkan: menuduh pasangan dengan tingkah laku yang tidak pantas atau mengingkari janji, dengan tujuan menghindari pertanggungjawaban akan kemarahannya sendiri Menyepelekan: mengatakan atau mengisyaratkan apa yang dipikirkan, dilakukan, dikatakan pasangan tidaklah signifikan. Menakuti: Dengan sengaja menakuti pasangan dengan memunculkan ketakutan terbesarnya Menjuluki: menjuluki pasangan dengan julukan yang merendahkan atau nama yang pasangan keberatan Melupakan: mengklaim bahwa ia melupakan detil-­‐detil tertentu, suatu bentuk lain dari menipu Memerintah: menunjukkan kata atau nada yang otoritatif, dominan, dan tidak menghormati pasangan. Menyangkal: Berbohong tentang fakta atau tidak mengakui pengalaman dan ingatan dari pasangan Menginterogasi: menyampaikan serangkaian pertanyaan dalam cara yang keras, intimidatif, membuat malu; yang menunjukkan bahwa ialah yang berkuasa. 2. akan menelannya (acting in), dengan berpikir: Menganggap diri tidak berharga Menyalahkan diri sendiri Merendahkan diri sendiri Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki TIPS MANAJEMEN EMOSI Kenali: ü Cara yang tepat ü Waktu yang tepat untuk mengungkapkan emosi, ü Tempat yang tepat terutama emosi negatif LATIHAN PASANGAN Saatnya berlatih menuju ketrampilan mendengarkan yang empatik. Ikutilah langkah-­‐langkah berikut ini: 1. Pilihlah salah satu yang akan menjadi pembicara dan yang lainnya menjadi pendengar. 2. Pembicara memilih satu hal yang ingin ia ceritakan. Satu hal yang cukup sederhana dan mengandung aspek emosional. Contoh: pengalaman melihat film yang bagus di hari sebelumnya. Atau rasa kesal karena kemacetan ketika di jalan tadi pagi. Karena ini latihan, mulailah dengan isu yang sederhana dulu, 3. Pembicara kemudian menceritakan isu yang telah dipilihnya dalam beberapa kalimat. Usahakan untuk tidak terlalu panjang (lima sampai delapan kalimat). 4. Pendengar kemudian mencoba melakukan kelima ketrampilan dasar mendengarkan yang empatik satu persatu. Pembicara memperhatikan dan memberikan masukan jika diperlukan. 5. Setelah selesai, tentukan yang mana dari keempat hasil ketrampilan tersebut yang dirasakan oleh pembicara sebagai respon yang ia harapkan dan paling membuatnya nyaman (bisa saja lebih dari satu). 6. Bertukar-­‐posisilah dan lakukan sekali lagi. 7. Lakukanlah latihan ini berulangkali, kemudian praktekkanlah dalam percakapan sehari-­‐hari kalian. Saat salah satu bercerita tentang isu yang menarik baginya, yang lain akan berusaha mendengarkannya. Beresponlah sesuai dengan respon yang paling nyaman untuk dia yang sedang bercerita. Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki CONTOH PERCAKAPAN: PEMBICARA: Kemarin waktu aku pulang kuliah aku naik angkot dari DU sampai kosan. Sampai di simpang, angkotnya ngetem. Gila, lama banget ngetemnya. Ada kali 15 menit. Udah lapar, udah magrib, udah cape, udah ngantuk, lengkap deh. Sampai aku berulangkali mendesah “huh” biar supirnya nyadar. Ngga juga tuh....parah!!! PENDENGAR: Aku coba empat-­‐empatnya ya. Ini yang verbatim: Kemarin waktu kamu pulang kuliah, kamu naik angkot dari DU sampai kosan. Sampai di simpang, angkotnya ngetem. Dan ngetemnya lama. Ada skitar 15 menit. Udah kamu magrib, cape, ngantuk, semuanya. Kamu berulangkali mendesah “huh” supaya supirnya nyadar. Ternyata dia tidak sadar juga. Ini yang isi: Kemaren waktu kamu pulang dari kampus, kamu naik angkot ke kosan. Supir angkotnya ngetem lama di simpang. Kamu lapar dan ngantuk, dan juga sudah magrib. Coba mengingatkan si supir, ternyata dia tidak sadar. Ini yang perasaan: Kemarin kamu kesal pada supir angkot karena dia ngetem lama di simpang dago, sementara kamu udah ngantuk dan lapar. Ini yang isi dan perasaan: Kemaren saat kamu pulang kekosan naek angkot, supirnya ngetem cukup lama di simpang. Kamu merasa kesal pada supirnya karena kamu sudah lapar dan ngantuk, sementara saat itu sudah magrib. Nah, mana yang kamu rasakan paling nyaman buat kamu? PEMBICARA: Aku sih suka yang isi dan perasaan. Abisnya kamu tau kalo aku kesel sama si sopir angkot itu. gitu dong sayang...pinter deh kamu. Gantian ah.... PENDENGAR: Oke deh...Aku yang jadi pembicara ya sekarang...(mulai lagi) Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki M ENYAM PAIKAN ü Gunakan I-statement “Aku merasa.............ketika kamu...........” “Aku merasa..........ketika..........terjadi.” ü Kenali saat dimana harus bertanya, dan kapan harus memberi pernyataan ü Hindari kata-kata yang melebih-lebihkan tidak pernah, selalu, semua orang, tidak satupun, tidak ada, paling. ü Sadari dan kendalikan 3 elemen pesan: Kata Cara Gerak tubuh Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki M END ENGARKAN ü D iam dan dengarkan ü Berilah respon sesuai dengan kebutuhan pasangan, BUKAN kebutuhanmu ü Gunakan kalimat suportif “Aku merasa bahagia untukmu, Sayang.” “Aku ikut sedih. Ada yang bisa kubantu? ü Pujian dan pujian dan pujian Verbal: “Kamu hebat” “Aku sayang kamu” Non verbal: memeluk, memegang tangan, mencium. ü Perhatikan 3 elemen pesan: Kata Cara Gerak tubuh Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki BERTENGKAR YANG MESRA Pertengkaran adalah hal yang wajar dalam relasi antar manusia, apalagi dalam sebuah relais intim seperti pacaran. Saat terjadi pertengkaran diantara kalian, perasaan apa yang menjadi penyebabnya? Perasaan apa yang kamu rasakan saat terlibat dalam pertengkaran? Perasaan apa yang kamu rasakan setiap kali pertengkaran selesai? Jawabannya tidak akan jauh dari daftar berikut ini: marah kesal sedih kecewa rasa bersalah murka frustasi terganggu tidak sabar benci terhina tak dihargai putus asa takut cemas khawatir Umumnya saat bertengkar, yang terjadi adalah pelepasan emosi negatif yang tidak terkontrol. Ingatkah kalian pada istilah “meledak (acting out)” yang dibahas pada bagian sebelumnya? Mari kita lihat kembali beberapa jenis meledaknya emosi negatif: Memotong atau memutarbalikkan Mengalihkan pembicaraan Menakuti Memerintah Merendahkan Bercanda Menuduh dan menyalahkan Menjuluki Menyangkal Menyepelekan Melupakan Menginterogasi Saat emosi negatif, khususnya kemarahan, diekspresikan secara tidak bertanggungjawab, maka hasilnya selalu negatif: meningkatnya emosi negatif, munculnya balasan dari pasangan, bahkan sampai kekerasan fisik. Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki Apa yang bisa dilakukan oleh pasangan? TIPS BAGI YANG MEMULAI (YANG MENGALAMI EMOSI NEGATIF) ü Lakukan 10 sampai 15 kali. Tarik nafas panjang, tahan sebentar, lalu keluarkan perlahan. ü Pilih waktu dan tempat yang tepat, dimana kalian berdua: - tidak akan diganggu, dicuri dengar, atau diinterupsi - dapat fokus pada isu yang menjadi penyebab konflik - nyaman secara fisik dan emosional untuk berbincang - punya waktu yang cukup (tidak terburu-buru) ü Lakukan aturan 5-1*, yang artinya: - pada hari ini atau hari sebelumnya - Pikirkan 5 tingkah laku yang baik/positif dari pasangan anda Pikirkan 1 tingkah laku kongkrit pasanganmu yang menjadi sumber kemarahanmu padanya ü Sampaikan pada pasanganmu secara kongkrit apa yang menjadi sumber kemarahanmu. Tentu saja tetap gunakan aturan 5-1*, yaitu: - Awali dengan menyampaikan 5 tingkah laku yang baik/positif dari pasangan anda pada hari ini atau hari sebelumnya (hasil berpikir sebelumnya) - Sampaikan padanya 1 tingkah laku kongkrit pasanganmu yang menjadi sumber kemarahanmu padanya ü kamu selesai mengungkapkannya, akhiri dengan kalimat:”Semarah apapun aku padamu saat ini, yakinlah bahwa aku tetap sayang padamu.” Setelah ü Ajaklah pasangan untuk mendiskusikan isu yang menjadi sumber/penyebab munculnya kemarahan. Gunakan teknik-teknik komunikasi intim. * Aturan 5-­‐1, ikuti langkah berikut ini: - Pikirkan minimal 5 tingkah laku pasangan yang kamu senangi/sukai/membuatmu nyaman. Sampaikan pada pasangan dalam bentuk pujian, baik verbal (“Trims karena telah mau menemaniku saat ini, aku sungguh menyenanginya”) dan nonverbal (senyum, sentuhan, pelukan, ciuman). - Pikirkan 1 tingkah laku kongkrit pasangan yang menyebabkan kamu marah dan yang ingin kamu ubah. Sampaikan padanya dengan kalimat yang penuh rasa hormat dan langsung pada tingkah laku kongkrit tanpa berbelit-­‐belit (“Aku merasa kesal karena kamu tadi diam saja selama perjalanan. Harapanku adalah kamu mau menceritakan pertemuanmu dengan temanmu tadi. Aku benar-­‐benar ingin tahu. Maukah kamu menceritakannya padaku?) Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia Fredrick Dermawan Purba @bangjeki TIPS BAGI YANG DIMARAHI (YANG DIKENAI EMOSI NEGATIF) ü Jika pasanganmu menampilkan salah satu bentuk “emosi negatif yang meledak”, katakan “TIMEOUT!” dan ia seharusnya akan berhenti berbicara. ü - mendiskusikan topik yang menjadi sumber konflik - stop berbicara (untuk memberi kesempatan keduanya menenangkan diri) Memilih bersama dari beberapa pilihan berikut: ü meninggalkan tempat Jika yang dipilih adalah stop berbicara atau meninggalkan tempat, maka sepakati waktu “TIME IN”, yaitu waktu berikutnya untuk akan dilakukan jika kedua belah pihak merasa siap dan tidak akan membicarakan kelanjutan topik yang menjadi sumber konflik. Ini meledak lagi kemarahannya. ü Saat berdiskusi, gunakan teknik komunikasi intim. ü Pada akhir diskusi, katakan pada pasangan:”Aku memahami mengapa kamu merasa marah/kesal/tidak nyaman. Semoga kita berdua akan jadi lebih baik dengan pembelajaran ini. Aku sayang kamu.” Perdamaian bukanlah hadiah Tuhan untuk mahlukNya; Perdamaian adalah hadiah kita untuk sesama manusia Nobel Perdamaian, Desember 1986 Leap SORE Edisi Valentine: Menemukan dan memilih Si Dia