BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya nilai rupiah terhadap dollar yang disebabkan oleh faktor eksternal yaitu kebijakan baru yang dibuat oleh negara asing. Kondisi tersebut tidak berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian Indonesia dari faktor internal, jika dilihat dari pertumbuhan pasar modal di Indonesia yang demikian pesat yang dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran masyarakat yang tinggi akan pentingnya investasi. Hal ini diharapkan dapat menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut serta berpartisipasi dalam perkembangan bidang perekonomian. Pasar modal di Indonesia memiliki beberapa instrumen yang penting dalam kegiatan investasi atau jual beli surat berharga. Instrumen tersebut dapat digolongkan dalam 3 kelompok besar yaitu instrumen yang tergolong dalam ekuitas (saham), obligasi (hutang yang berupa dokumen dan pembayarannya harus disertai bunga), dan derivatif (turunan dari saham). Di pasar modal perusahaan mendapatkan dana melalui penerbitan surat berharganya antara lain saham dan obligasi. Dengan penjualan saham melalui pasar modal, berarti pemilik perusahaan mengajak investor untuk memiliki perusahaan. Keuntungan dan nilai yang didapat dari kepemilikan saham berupa deviden atau sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dan biasanya dibagikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. 1 2 Hal-hal yang dapat menjadi pertimbangan bagi investor sebelum melakukan investasi yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan harga saham, dividen, maupun keadaan perekonomian yang dapat berubah setiap saat, segala risiko tersebut harus menjadi pertimbangan bagi investor. Investasi sendiri merupakan kegiatan menanamkan modal pada bidang usaha tertentu dengan harapan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Pada dasarnya sifat dasar investor dibagi menjadi 3 sifat antara lain investor yang menghindari risiko (risk averter), investor netral terhadap risiko (risk neutral), dan investor yang menyukai risiko (risk seeker). Investor pada umumnya digolongkan menjadi 2 yaitu investor individual (individual/retail investors) dan investor institusional (institutional investor). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Sedangkan investor institutional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi (Tandelilin, 2010:2). Dari beberapa alternatif pengembangan modal, ada beberapa orang memilih jalan investasi. Dan investasi yang dipilih adalah investasi saham. Hal ini dipilih sebagai langkah yang tepat karena dapat memberikan manfaat misalnya penambahan modal kerja, serta manfaat lainnya. Dalam kegiatan investasi investor akan selalu dihadapkan pada risiko yang disebabkan oleh keadaan yang tidak pasti. Dalam menghadapi risiko itu pada umumnya investor dibagi dalam tiga kelompok yaitu investor yang menghindari risiko, investor yang tidak mempertimbangkan risiko, dan investor yang menyukai risiko. Untuk mengurangi 3 risiko yang ada dapat dilakukan dengan portofolio yang menyangkut sahamsaham yang akan dipilih serta menentukan proporsi yang akan diinvestasikan pada masing-masing saham. Pemilihan pada banyak sekuritas ini untuk melakukan diversifikasi, yaitu membagi dana pada berbagai jenis investasi sekaligus mengurangi risiko yang ditanggung. Diversifikasi dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai saham dalam portofolio mereka. Hal ini didasarkan, pada umumnya para investor tidak seluruhnya menginvestasikan dananya pada satu saham. Mereka melakukan diversifikasi saham bertujuan untuk mengurangai risiko yang terjadi jika investor hanya menginvestasikan seluruh dananya pada satu saham dan ternyata mengalami penurunan yang tidak terduga sehingga akan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Investasi dalam saham juga mendatangkan keuntungan yang berupa capital gain (loss) dan yield. Capital Gain didapat dari kelebihan harga jual atau harga beli saham, sedangkan Yield merupakan pendapatan yang diterima investor secara periodik biasanya dalam bentuk dividen atau bunga dari keuntungan-keuntungan tersebut menjadi alasan yang kuat bagi investor untuk mengembangkan modalnya pada bursa saham. Portofolio efisien dapat dijadikan investor sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada saham-saham yang diperdagangkan di pasar modal sehingga diharapkan investor tidak salah dalam membeli saham yang akhirnya dapat berakibat kerugian di masa mendatang. 4 Pada era globalisasi seperti sekarang ini, telekomunikasi memegang peranan penting dalam penyampaian informasi antar masyarakat. Perusahaan yang paling berpotensi saat ini adalah perusahaan telekomunikasi, karena sangat berkembang di Indonesia dan memberikan keuntungan yang luar biasa secara finansial bagi perusahaan. Berdasarkan pada uraian di atas, maka pada penelitian ini penulis mengambil judul "MODEL MARKOWITZ UNTUK MENENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM YANG EFISIEN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA". 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas rumusan masalah yang dapat dikemukakan sebagai berikut: “Bagaimana aplikasi model Markowitz untuk menentukan portofolio saham yang efisien pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia”. 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana aplikasi model Markowitz dalam menentukan portofolio saham yang efisien pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. 5 1.4 Manfaat Penelitian a. Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan saham mana yang akan dipilih dan menentukan proporsi saham yang akan dibeli pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga dapat memberikan hasil yang optimal. b. Kontribusi Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi, pertimbangan, serta rujukan bagi para peneliti dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang yang kebetulan meneliti penelitian yang sejenis. c. Kontribusi Kebijakan Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi badan pengawas pasar modal (BAPEPAM) dalam mengawasi dan mengatur kegiatan pasar modal agar dapat mewujudkan kegiatan yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi pemodal dan masyarakat. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Dalam menentukan portofolio saham yang efisien dapat dilakukan dengan menggunakan dua model, yaitu model Markowitz dan model indeks tunggal. Namun, dalam penelitian ini menggunakan model Markowitz. Alasan peneliti memilih model Markowitz dikarenakan peniliti lebih menguasai dan mendalami model tersebut, yang memungkinkan peneliti mampu mengaplikasikan metode Markowitz dengan baik dalam penelitian ini. Model Markowitz menggunakan 6 beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio, dan korelasi antar return. Hal tersebut juga menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk memilih menggunakan model Markowitz.