PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KOGNITIF MATERI GERAK TUMBUHAN DAN HAMA PENYAKIT TUMBUHAN KELAS VIII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014 Intan Rezki Kurniasari, Sunarmi, Nugraningsih Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang Email:[email protected] Penelitian pengembangan instrumen penilaian kognitif materi gerak tumbuhan dan hama penyakit tumbuhan kelas VIII semester genap tahun ajaran 2013-2014 ini dilakukan bertujuan untuk : (1) mengembangkan soal evaluasi Biologi untuk mengukur prestasi belajar siswa kelas VIII SMP, (2) mengetahui tingkat kesukaran soal Biologi, (3) mengetahui daya beda hasil tes Biologi, (4) mengetahui reliabilitas instrumen tes Biologi, (5) mengetahui validitas konstruk instrumen tes Biologi, (6) mengetahui validitas isi instrumen tes Biologi. Penelitian pengembangan ini menggunakan teori pengembangan Thiagarajan yang terdiri dari 4 tahap yaitu: define, design, develop, dan disseminate. Pengumpulan data diperoleh dari hasil validasi ahli instrumen, materi dan lapangan serta hasil uji coba produk, kemudian dianalisis dengan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian pengembangan instrumen adalah (1) instrumen penilaian kognitif sebanyak 40 soal dengan bentuk soal obyektif pilihan ganda dengan 38 soal valid dan 2 kurang valid. Butir soal yang kurang valid telah melalui revisi. (2) instrumen penilaian kognitif mempunyai tingkat kesukaran soal mudah 67,7%, soal sedang 22,5% dan soal sukar 10%, (3) instrumen penilaian kognitif mempunyai daya beda jelek 62,5%, cukup 25%, baik 10%, sangat baik 0%, negatif 2,5%, (4) instrumen penilaian kognitif mempunyai nilai reliabilitas 0,90, (5) instrumen penilaian kognitif mempunyai tingkat validitas konstruk yang valid, (6) instrumen penilaian kognitif mempunyai tingkat validitas isi yang valid. Jadi instrumen ini bisa digunakan namun sebelumnya melalui tahap revisi. Kata Kunci: instrumen penilaian kognitif, gerak tumbuhan dan hama penyakit tumbuhan kelas VIII ABSTRACT The cognitive assessment instrument development of plant movement and plant disease materials for 8th grade students in even semester during 2013-2014 educational year development research, had been done with the aims to: (1) develop the biological evaluation questions to measure the learning achievement of 8th grade junior high school student, (2) understand the difficulties level of the biology questions, (3) describe the biology exam different capacity, (4) understand the biology exam instrument reliability, (5) understand the construct validity of biology exam, (6) understand the biology exam’s instrument content validity. This developmental research was using Thiagarajan development theory that consists of 4 steps, they are: define, design, develop, and disseminate.The data was obtained from the instrument validation expert, material and field and also the result of trial product, and then it analyzed using quantitative and descriptive method. The instrument development results are (1) the cognitive assessment instrument as many as 40 questions with the multiple choice questions type, the 38 questions are valid but the other 2 questions aren’t. The unvalid questions have been revised., (2) the cognitive assessment instrument have 67,7% easy difficulties level, 22,5% medium difficulties level and 10% hard difficulties level, (3) the cognitive assessment instrument have 62,5% bad different capacity, 25% medium different capacity, 10% good different capacity, 0% very good different capacity and 2,5% negative different capacity, (4) the cognitive assessment instrument have 0,90 reliability value, (5) the cognitive assessment instrument have a valid construct validity, (6) the cognitive assessment instrument have valid content validity. So then, this instrument possitively could be used with some revision previously. Keywords:Cognitive assessment instrument, 8th grade plant movement and plant disease materials.. 1 2 Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Menurut Nafah (2010) penilaian merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan informasi hasil pengukuran untuk menentukan seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan belajar. Keberhasilan suatu bangsa dalam menghadapi persaingan global sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan. Menurut Asmin (2006) peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari penerapan penilaian yang dapat secara tepat mengukur hasil akhir dari suatu proses pembelajaran artinya untuk menilai hasil akhir dalam pembelajaran diperlukan alat ukur yang berkualitas. Salah satu alat ukur adalah tes. Tujuan dari penilaian adalah untuk mengukur seberapa jauh tingkat keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dikembangkan dan ditanamkan di sekolah serta dapat dihayati, diamalkan dan dipertahankan di kehidupan sehari-hari. Menurut Poerwanti (2010) tujuan penilaian untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang digunakan untuk umpan balik bagi guru dalam merencanakan proses pembelajaran selanjutnya. Menurut Inteni (2013) Penilaian merupakan bagian integral dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Penilaian dapat digunakan sebagai salah satu faktor dalam menentukan keberhasilan proses dan hasil pembelajaran, bukan hanya sebagai cara untuk menilai keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Menurut Maulana (2012) seringkali dalam proses belajar mengajar aspek evaluasi hasil belajar diabaikan. Disebabkan guru terlalu memfokuskan apa yang akan diajarkan kepada siswanya akibatnya proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan rapi tetapi alat-alat penilaian yang digunakan tidak lagi melihat sasaran yang akan dinilai. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMPN di Malang tentang kesesuaian antara tujuan pembelajaran dan alat ukur berupa soal ulangan harian pada 3 SMPN di Malang ditemukan bahwa 82%, 67%, dan 54% tujuan pembelajaran sesuai dengan alat ukur. Ini menunjukkan bahwa soal tersebut belum mencangkup semua tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh guru, artinya soal tersebut belum sesuai dengan validitas konstruk. Dianalisis belum ada pembaruan pada perangkat pembelajaran yang digunakan dari tahun lalu dan dimungkinkan bahwa soal tersebut belum diketahui kualitasnya. Menurut Widyantoro (2009) komponen dalam pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu diperlukan alat ukur yang berkualitas. Menurut Maulana (2012) soal dikatakan berkualitas baik apabila mengukur apa yang hendak diukur dan soal tersebut harus sejajar dengan sasaran belajar yang ingin dicapai, artinya soal tes harus sesuai dengan tujuan yang telah tertulis di perangkat pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah maka penelitian ini bertujuan (1) mengembangkan instrumen penilaian kognitif untuk mengukur hasil belajar siswa, (2) mengetahui tingkat kesukaran soal Biologi, (3) mengetahui daya beda hasil tes Biologi, (4) mengetahui reliabilitas instrumen tes Biologi, (5) mengetahui validitas konstruk instrumen tes Biologi, (6) mengetahui validitas isi instrumen tes Biologi. METODE PENELITIAN A. RancanganPenelitian 3 Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang merujuk pada teori pengembangan Thiagarajan. Menurut Thiagarajan (1974) dalam Supandi (2013) menyatakan model ini terdiri dari 4 tahap yaitu: define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Model 4D dipilih karena sistematis dan cocok untuk mengem-bangkan atau memvalidasi produk instrumen pembelajaran. Dalam penggunaan teori pengembangan Thiagarajan ada beberapa langkah yang dimodifikasi. Modifikasi langkah-langkah penelitian sebagai berikut: (1) define (pendefinisian) terdiri dari observasi lapangan dan analisis permasalahan, (2) design (peran-cangan) terdiri dari menetakan SK dan KD, real theaching dan membuat kisi-kisi soal, (3) develop (pengembangan) terdiri dari memvalidasi instrumen kepada ahli instrumen, ahli materi, ahli lapangan lalu dilakukan revisi dan uji coba produk pada kelompok terbatas, (4) disseminate (penyebaran) tidak dilakukan karena keterbatasan waktu. Langkah-langkah pengembangan terdapat pada bagan sebagai berikut : Define/ pendefinisian Observasi lapangan Analisis permasalahan Design/perancangan Menetapkan SK dan KD Real theaching Membuat kisi-kisi soal Develop/pengembangan Validitas ahli instrumen, materi dan lapangan Revisi Uji coba 39 siswa Disseminate (penyebaran) B. Analisis Data 1. Analisis Hasil Validasi Tidak dilakukan 4 Sebelum dilakukan ujicoba maka dilakukan validasi produk dari ahli instrumen, materi dan lapangan. Data dari hasil validasi berupa skor 4, 3, 2, 1. Kriteria 4 : sangat baik/ sangat sesuai/ sangat tepat, 3 : baik/ sesuai/ tepat, 2 : kurang baik/ kurang sesuai/ kurang tepat, 1 : sangat kurang/ sangat kurang sesuai/ sangat kurang tepat. Analisis data ini dianalisis dengan deskriptif kualitatif. 2. Validitas Menurut Matondang (2009) bahwa konsep validitas tes yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity). Validitas konstruk dengan cara mencocokkan tujuan pembelajaran dengan instrumen. Validitas isi dengan cara mencocokkan materi dengan instrumen. 3. Reliabilitas Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes harus digunakan rumus SpearmanBrown. rxy = { ∑ ∑ (∑ )(∑ ) (∑ ) }{ ∑ Rumus pembelahan ganjil-genap: r 11 = ( (∑ ) } ) Interpretasi harga reabilitas secara keseluruhan adalah sebagai berikut: 0,81 – 1,00 : reliabilitas sangat tinggi 0,61 – 0,80 : reliabilitas tinggi 0,41 – 0,60 : reliabilitas sedang 0,21 – 0,40 : reliabilitas rendah 0,00 – 0,20 : reliabilitas sangat rendah 4. Tingkat kesukaran P = B JS Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal tersebut dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Kualifikasi tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: Soal dengan P 0.00 sampai 0.30 adalah soal sukar Soal dengan P 0.30 sampai 0.70 adalah soal sedang Soal dengan P 0.70 sampai 1.00 adalah soal mudah 5. Daya Beda D = Keterangan: JA = banyak peserta kelompok atas = PA-PB 5 JB = banyak peserta kelompok bawah BA = banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB = banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2003) : D :0,00 – 0,20 : jelek D : 0,20 – 0,40 : cukup D : 0,40 – 0,70 : baik D : 0,70 –1,00 : baik sekali D : negatif semuanya : tidak baik jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan instrumen penilaian kognitif ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen penilaian kognitif yang dikembangkan berbentuk tes pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yaitu A,B, C dan D dengan satu jawaban benar dan empat jawaban pengecoh. Tujuan pengembangan instrumen ini untuk mengukur hasil belajar siswa Menurut penilaian ketiga validator dalam pengembangan instrumen penilaian kognitif dinyatakan valid. Saran dan masukan dari ketiga validator antara lain: (1) gambar harus jelas dan spesifik supaya dapat diamati siswa, (2) pilihan jawaban harus homogen, (3) konsep harus sesuai dan benar, (4) kalimat perintah tidak boleh menjebak siswa, (5) soal disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ada. Ada 2 soal yaitu nomor 21 dan 26 yang perlu direvisi lagi karena tata bahasa kurang jelas. Dari pernyataan tersebut maka instrumen yang dikembangkan dapat dilanjutkan pada tahap ujicoba. Adapun spesifikasi dari produk yang dikembangkan terdapat pada Tabel 1. Tabel 1 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan No Identifikasi produk Penjelasan 1 Jenis Instrumen penilaian 2 Bentuk soal Pilihan ganda 3 Nama Penilaian kognitif 4 Tujuan Untuk mengukur hasil belajar siswa 5 Kompetensi Dasar 2.3 Mengidentifikasi macam-macam gerak pada tumbuhan 2.4 Mengidentifikasi hama dan penyakit pada organ tumbuhan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari 6 Ranah kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3( mengaplikasi), C4 (menganalisis) 7 Jumlah butir soal 40 8 Karakteristik Validitas kontruk sesuai dengan tujuan a. Validitas butir pembelajaran, validitas ini sesuai dengan materi soal Rerata reliabilitas sebesar 0,90 yang berarti sangat b. Reliabilitas tinggi Rerata tingkat kesukaran meliputi soal mudah c. Tingkat sebesar 67,7% (27 soal), soal sedang sebesar kesukaran 22,5% (9 soal) dan soal sukar sebesar 10% (4 soal) Rerata daya beda sebesar 62,5% berarti termasuk d. Daya beda 6 kategori jelek dengan rentangan 0,00-0,20. Setelah di ujicoba selanjutnya instrumen di analisis mengenai validitas konstruk, validasi isi, tingkat kesukaran, reliabilitas, dan daya beda. Menurut Arikunto (2003) suatu tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, objektivitas, praktis dan ekonomis. Berdasarkan hasil analisis validitas konstruk instrumen penilaian sebanyak 40 butir soal sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran artinya sudah valid sedangkan untuk analisis validitas isi instrumen penilaian juga sudah sesuai dengan materi pembelajaran. Berdasarkan analisis tingkat kesukaran instrumen penilaian kognitif dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Persentase Analisis Tingkat kesukaran Kategori Jumlah Sukar 4 Sedang 9 Mudah 27 Total 40 Persentase 10% 22,5% 67,7% 100% Berdasarkan Tabel 2 instrumen penilaian kognitif didominasi dengan soal mudah, sehingga bukan termasuk soal dengan kualitas yang baik. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2009) yang menyatakan bahwa indeks kesukaran soal adalah seberapa besar derajat atau tingkat kesukaran suatu soal artinya jika suatu soal tersebut dapat dijawab benar semua oleh siswa maka soal tersebut bukan soal yang baik. Reliabilitas berhubungan dengan keajegan. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Berdasarkan hasil analisis reliabilitas instrumen tergolong sangat tinggi dengan nilai sebesar 0,90 artinya instrumen penilaian ini mempunyai keajegan apabila dipakai mengukur berulang-ulang hasilnya kurang lebih sama. Menurut Arikunto (2009) ajeg atau tetap tidak selalu harus sama tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Berdasarkan analisis daya beda instrumen penilaian kognitif dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Persentase Analisis Daya Beda Kategori Jumlah Negatif 1 Jelek 25 Cukup 10 Baik 4 Sangat baik 0 Total 40 Presentase 2,5% 62,5% 25% 10% 0% 100% Menurut Arikunto (2009) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Berdasarkan analisis daya beda instrumen penilaian ini didominasi dengan soal yang jelek sebesar 62,5% artinya instrumen ini belum bisa memisahkan atau membedakan antara peserta didik yang sungguh-sungguh mempelajari suatu materi atau tidak. Menurut Arikunto (2003) tanda negatif pada indeks deskriminasi digunakan jika sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas. 7 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan instrumen penilaian kognitif menghasilkan validitas konstruk yang telah valid dan validasi isi yang valid. Reliabilitas yang sangat tinggi dengan nilai 0,90. Tingkat kesukaran yang didominasi soal mudah yaitu sebesar 67,7%. Daya beda yang jelek sebesar 62,5%.Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa instrumen penilaian kognitif materi gerak tumbuhan dan hama penyakit tumbuhan kelas VIII semester genap tahun ajaran 20132014dapat dikembangkan atau digunakan lagi namun dengan revisi. SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat diajukan saran sebagai berikut: (1) instrumen penilaian kognitif ini bisa digunakan oleh guru mata pelajaran Biologi namun sebelumnya melalui tahap revisi, (2) diharapkan penelitian ini dilanjutkan oleh peneliti selanjutnya sampai pada tahap penyebaran serta melalui program komputer untuk meningkatkan feed back siswa. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Asmin. 2006. Pengaruh Ragam Bentuk Tes Obyektif dan Gaya Berfikir terhadap Fungsi Informasi Tes: Penelitian Quasi Eksperimental dengan Analisis Item Response Theory di SMU DKI Jakarta. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 062 (12) :633-655 Inteni, Komang Ayu Sri. 2013. Pengembangan Instrumen Tes Objektif Pilihan Ganda yang Diperluas Berbasis Web untuk Mata Pelajaran TIK Kelas XI SMAN di Kabupaten Karangasem. Singaraja : e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan (Volum 3 Tahun 2013) Nafah, Isti. 2010. Pengaruh Perbedaan Bentuk Tes dalam Evaluasi Hasil Belajar Fisika Ditinjau dari Kemampuan Bahasa Indonesia. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Matondang, Zulkifli. 2009. Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Jurnal Tabularasa Pps Unimed Vol.6 No.1, Juni 2009 Maulana, Nila, dkk. 2012. Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Membaca Kelas VII SMP. Malang : Artikel Skripsi Poerwanti. E. 2001. Evaluasi Pembelajaran, Modul Akta Mengajar. Malang : UMM Press. 8 Supandi, dkk. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Strategi Think Talk Write Berbasis Blended Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Matematik Siswa SMP. Semarang : ISBN : 978 – 979 – 16353 – 9 – 4 Widyantoro, Deni.dkk. 2009. Pengembangan Soal Tes Pilihan Ganda Kompetensi Sistem Starter dan Pengisian Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Kelas XII. Semarang : Artikel Skripsi Prodi Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri Semarang