26 KERANGKA PEMIKIRAN Usia balita lebih dikenal sebagai the golden age karena masa ini sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Anak balita adalah bayi sampai anak berusia lima tahun atau biasa disebut anak bawah lima tahun (Soekirman 2000). Perkembangan otak pada anak sangat cepat pada tahap prenatal dan berlanjut setelah lahir. Pada masa anak-anak lingkungan juga memiliki pengaruh yang penting dalam perkembangan dan pertumbuhan sistem saraf pusat. Kekurangan gizi pada masa kanak-kanak berdampak serius pada perkembangan otak terutama pada jaringan saraf dan penyimpangan perilaku seperti kesulitan belajar dan retardasi mental (Unicef 2001). Kekurangan gizi yang menggambarkan keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita adalah status gizi stunted, hal ini memberikan gambaran fungsi pertumbuhan atau tinggi badan yang dilihat dari keadaan pendek (stunted) Perkembangan anak mengikuti pola tertentu yang teratur dari aspek perkembangan fisik, motorik, bicara/bahasa dan kognitif (Hurlock 1999). Aspek perkembangan yang diteliti adalah aspek perkembangan bahasa dan kognitif. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan (Soetjiningsih 2002). Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan khususnya bahasa dan kognitif terdiri atas faktor biologis yaitu jenis kelamin, umur dan status gizi anak yang dimasukkan dalam karakteristik balita. Sementara faktor lingkungan lain yaitu faktor keluarga meliputi pendidikan orang tua, pekerjaan atau pendapatan keluarga serta besar keluarga yang dimasukkan dalam karakteristik keluarga. Pendidikan ibu memiliki hubungan bermakna dengan perkembangan anak (Muljati et al. 2002), semakin tinggi tingkat ibu maka semakin baik pengetahuan yang dimilikinya sehingga komunikasi yang dilakukan pada anak semakin efektif. Pendapatan kapita keluarga menggambarkan tingkat sosial ekonomi, kemiskinan akan menyebabkan keterbatasan keluarga dalam menyediakan berbagai fasilitas bermain menyebabkan otak anak kurang mendapatkan stimulasi. Hal ini dapat menghambat perkembangannya. Menurut (Nuraeni 1997) besar keluarga berkaitan dengan kualitas pengasuhan anak, selain itu menurut Suharjo (2003) tingkat pendapatan juga akan mempengaruhi kecukupan konsumsi pangan pada suatu rumah tangga yang akan 27 mempengaruhi status gizi dan pada akhirnya akan berdampak pada perkembangan anak. Karakteristik orang tua, seperti umur orang tua terutama ibu berpengaruh kepada kualitas pengasuhan serta pengalaman dan kematangan ibu dalam pola pengasuhan dan penentuan makan anak. Karakteristik anak yang terdiri dari usia dan jenis kelamin mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak. Pada aspek usia, semakin bertambahnya usia anak, kemampuan berbahasa anakpun akan semakin bertambah (Turner & Helms 1990). Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, anak perempuan memiliki perkembangan bahasa yang lebih cepat daripada anak laki-laki, hal ini berkaitan dengan faktor fisiologis dan maturasi organ tubuh pusat berbicara pada anak perempuan lebih matang daripada anak laki-laki dan lingkungan pengasuhan yang menyebabkan perbedaan kemampuan berbahasa. Status gizi stunted berkaitan dengan perkembangan bahasa dan kognitif anak balita, penelitian yang dilakukan oleh Mendez dan Adair (1999) pada anak balita stunted memiliki pencapaian skor kognitif yang rendah daripada anak yang memiliki tinggi normal. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Hizni et al (2009) bahwa pada kejadian stunting pada anak balita mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Hal itu sejalan dengan penelitian Meenakeshi et al.(2007), terdapat hubungan signifikan antara status stunted dengan perkembangan bahasa anak. Pola asuh makan mengacu pada apa dan bagaimana anak makan, serta situasi yang terjadi pada saat makan. perilaku ibu yang benar selama memberi makan akan meningkatkan konsumsi pangan anak dan pada akhirnya akan meningkatkan status gizi anak. Studi yang dilakukan Bridge et.al (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara faktor konsumsi makanan terhadap kejadian stunting. 28 Pola asuh makan Asupan makan Praktek pemberian makan anak Kebiasaan makan anak Food frekuensi Konsumsi pangan dan asupan makan Kebiasaan makan anak Penyakit infeksi Status stunted Karakteristik keluarga Pendidikan orang tua Karakteristik anak Perkembangan bahasa dan kognitif Umur orang tua Umur Jenis kelamin Pendapatan keluarga Besar keluarga Faktor genetik Stimulus Gambar 1. Kerangka pemikiran Keterangan : = Variabel yang diteliti = Variabel tidak diteliti = hubungan antar variabel = hubungan antar variabel yang tidak diteliti