KELUARGA BISNIS/ANDRY T. KURNIADY anak, dua perempuan dan seorang laki-laki. Semuanya dilahirkan secara operasi caesar. Pancingan Kini ketika anak-anaknya sudah berusia 8, 6, dan 4 tahun. Efa tidak tahu, apakah dia hamil karena membantu mengurusi bayi kakaknya itu, atau bukan. “Tapi, menurut para tetangga dan mitos, kehamilan saya itu selain karena Allah, juga dampak dari saya membantu anak kakak itu. Saya mengurusi sampai usia masuk SD, bahkan kami menganggap dia sebagai anak sulung kami. Dia pun memanggil saya Mama, seperti adik-adiknya,” ungkap perempuan yang kini berusia 40 tahun itu. Lain lagi cerita Wanty dari Padang. Istri seorang dokter ini sudah menikah 3,5 tahun, tetapi belum ada tanda-tanda kehamilan. Suaminya berpraktik di sebuah puskesmas di Sumatra Barat. Dia pun aktif membantu di Posyandu. Segala cara dilakukan oleh suamiistri ini, termasuk mengikuti program bayi tabung. S “Ketika program bayi tabung berlangsung setengah jalan, dokternya bilang saya bisa hamil dengan cara normal. Jadi kami tidak perlu mengikuti program bayi tabung. Kami pun diberi obat untuk diminum,” ujar Wanty mengenang. Suatu ketika pada kegiatan Posyandu, ada informasi dari anggota bahwa ada seorang ibu yang tengah hamil anak ketiga belas di daerah itu. Wanty pun mendatangi keluarga itu, dan meminta agar janin yang dikandung itu dibesarkannya. “Alhamdulillah si ibu dan suaminya mau, mengingat anaknya sudah 12 orang. Ketika itu dia tengah hamil 3 bulan. Kami pun mempersiapkan seluruh kebutuhan untuk ibu hamil, termasuk susu, obat, dan makanan bergizi lainnya. Setelah bayi laki-laki itu lahir, langsung kami adopsi,” ujarnya. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amelia Sari Gumelar menuturkan apa yang dialami oleh para ibu yang sulit hamil, dan memancing anak lain untuk bisa mengandung, itu adalah mitos saja. “Terpenting adalah setelah anak kandungnya lahir, anak yang dipancing dengan cara adopsi atau apa pun itu, jangan sampai diabaikan. Harus tetap dipertanggungjawabkan. Apalagi yang diadopsi secara legal, sebaiknya jangan dibedakan dengan adik-adik yang keluar dari rahim si ibu,” ujarnya. Direktur Women’s Health Program di Harvard Medical School, Amerika Alice D. Domar mengatakan salah satu penyebab sulitnya mendapatkan anak adalah stres yang dapat mengganggu proses pematangan sel telur, kekejangan di saluran telur. Akibatnya proses perjalanan sel telur pun turut terganggu. Penulis buku Endometriosis and Fertility and Traditional Chinese Medicine, Bob Flaws, juga sependapat kalau stres merupakan masalah bagi kesuburan seseorang. Karena stres dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormonal. Akibatnya sel telur sulit matang dan gagal tertanam di dinding rahim. nseminasi buatan sebenarnya dilakukan bagi pasangan yang kualitas sperma sang pria lemah, sehingga perlu dibantu dengan kateter khusus agar bisa mencapai tujuan bertemu langsung dengan sel telur. Sperma terbaik yang diolah dalam laboratorium diletakkan di leher rahim, rahim, atau saluran telur. Sementara itu, bayi tabung dilakukan bila saluran telur seorang istri mengalami kerusakan yang tidak dapat diatasi lagi dengan pembedahan atau tubanya tertutup. Teknik ini pertama kali dilakukan pada 1978 di Inggris. Tingkat keberhasilan teknik ini hanya 15% jika hanya sekali dilakukan, naik menjadi 20% pada usaha kedua. Embrio yang diletakkan pun tidak hanya satu, tetapi biasanya hanya satu yang mampu bertahan dan menjadi bayi dalam kandungan. ([email protected]/yuli.saleh@bis- I nis.co.id) Bicarakan sebelum menikah etelah menikah, impian setiap pasangan adalah memiliki anak. Anak sebagai seorang generasi penerus keluarga. Tak jarang di beberapa kebudayaan di Indonesia, anak dianggap sebagai pembawa berkah bagi keluarga. Namun, pada kenyataannya tak semua pasangan yang menikah itu bisa memperoleh keturunan dengan cepat. Ada yang telah menikah selama belasan bahkan puluhan tahun belum memiliki keturunan. Sering kali akibat tak memiliki keturunan inilah, pasangan suami istri itu memilih untuk berpisah atau mengakhiri hubungan mereka. Kalaupun tidak berpisah, terkadang hubungan rumah tangga mereka lebih sering diisi dengan pertengkaran. Oleh karena itu, Tika Bisono, mengungkapkan ada baiknya sebelum menikah setiap pasangan sudah membicarakan mengenai keturunan. Hal ini dimaksudkan agar setelah menikah, pasangan tersebut memiliki langkah-langkah antisipasi jika rumah tangga mereka punya permasalahan mengenai keturunan. Agar bahtera rumah tangga BISNIS/YAYUS YUSWOPRIHANTO 23 Edisi Minggu Bisnis Indonesia 19 September 2010 yang dikayuh oleh pasangan yang telah menikah lama tetapi belum mempunyai keturunan, Tika Bisono menyarankan beberapa hal. Pertama, periksakan kesehatan reproduksi masing-masing pasangan baik suami maupun istri kepada ginekolog atau dokter. “Bukan hanya kondisi organ reproduksi istri yang diperiksakan. Suami pun harus ikut periksa kesehatan reproduksinya. Karena tugas untuk bisa mendapatkan anak adalah tugas keduanya,” ujar Tika. Psikolog yang pernah menyanyikan lagu Melati Putih itu bertutur, kenyataan belum memperoleh keturunan padahal usia pernikahan telah lama adalah hal yang berat. Namun, menurutnya justru pada saat-saat itulah suami dan istri itu harus membuktikan rasa cintanya. Bagi Tika pembuktian rasa cinta itu adalah dengan menerima kekurangan dari pasangannya. Tak jarang pula karena adanya pembuktian cinta itu, keduanya masih bisa bertahan dalam ikatan perkawinan. Kedua, evaluasi setiap usaha yang telah dilakukan oleh pasangan tersebut. Evaluasi ini berguna untuk kedua pasangan. Dari evaluasi tersebut pasangan suami isteri itu bisa menentukan apakah intervensi medis masih bisa dilakukan atau tidak. Jika dilihat dari kondisi dan kesehatan pasangan suami istri itu ternyata tidak memungkinkan, maka persiapkanlah mental untuk mengambil langkah plan B. Langkah plan B itu adalah adopsi. Psikolog yang juga bintang iklan ini pun menyatakan, tidaklah mudah bagi keduanya untuk segera menentukan pilihan memperoleh keturunan melalui adopsi. Karena tak jarang keluarga besar dalam hal ini orangtua dari suami maupun isteri tidak setuju dengan plan B itu. Bagaimana caranya agar keluarga ataupun orangtua dari masing-masing pihak mau menerimanya? Menurut Tika, pasangan suami istri itu harus terusmenerus memberikan pemahaman kepada keluarga besar masing-masing. Secara pelan-pelan dan bertahap, suami istri itu berusaha untuk membuat orangtua dan keluarga berpihak kepada kondisi dan situasi saat itu. Mental dan kematangan berpikir adalah hal yang dibutuhkan untuk menghadapi masalah tersebut. Kesiapan mental akan membuat mereka mampu untuk menghadapi kondisi dan situasi yang berat seperti itu Kematangan berpikir dan bertindak juga diperlukan agar langkah-langkah yang diambil adalah langkah-langkah menuju pemecahan masalah itu. Suami atau istri pun boleh-boleh saja membicarakan permasalahan itu dengan psikolog atau orang lain yang dipercaya. Namun, harus diingat seorang yang dipilih sebagai tempat curhat atau konsultasi adalah seorang yang juga mempunyai kematangan dalam berpikir dan bertindak. Ketiga, pasrah dan berdoa kepada Tuhan. Setelah melakukan segala usaha, pasangan suami istri itu harus ingat anak tidak akan lahir ke dunia tanpa izin Tuhan. Selalu ada campur tangan Tuhan dalam setiap usaha manusia. (M03)