PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PROFIL MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS COVERED DAN PERSISTENCE RATE OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN ASKES HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DAN PANTI RINI YOGYAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Agatha Ratri Prasetyo NIM : 088114145 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PROFIL MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS COVERED DAN PERSISTENCE RATE OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN ASKES HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DAN PANTI RINI YOGYAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Agatha Ratri Prasetyo NIM : 088114145 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan yang biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia (1 Korintus) Karya ini saya persembahkan kepada : Yesus Kristus dan Bunda Maria Bapak dan Mama Adek Aldo, Adek Alin, dan Gilang Semua teman-teman dan almamater tercinta iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PRAKATA Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Profil Medication Possession Ratio, Proportion Of Days Covered Dan Persistence Rate Obat Antihipertensi Pada Pasien Askes Hipertensi Di Rumah Sakit Panti Rapih Dan Panti Rini Yogyakarta Tahun 2011” dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Direktur Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini. 2. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberikan izin dan informasi selama penelitian. 3. Kepala Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta yang telah memberikan izin, informasi dan dukungan selama penelitian. 4. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian ini. 5. Maria Wisnu Donowati, M.Si.,Apt., selaku dosen pembimbing atas bimbingan, dukungan, dan bantuan selama penyusunan skripsi ini. 6. Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, Apt., M.Kes., Ph.D. dan dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK sebagai penguji yang telah memberikan kritik, masukan dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. Rita Suhadi, M.Si., Apt. yang telah memberikan semangat, dukungan dan masukan selama penelitian. 8. Crhisantus Tri Suprastyo dan Crescentiana Surati sebagai orang tua dan Yulius Aldo Bima Prasetyo dan Maria Angelin Virfilia Prasetyo sebagai adik yang senantiasa memberi dukungan, cinta dan selalu memanjatkan doa. 9. Gregorius Advent Gilang Arlingga sebagai kekasih yang selalu memberikan motivasi untuk berjuang dan tempat teduh saat penulis kehilangan semangat. 10. Astaria Sekar Setiarum sebagai partner selama kuliah dan Wenny Daniaty yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan penelitian ini. 11. Teman-Teman kost Lovely (Mbak Pia, Mbak Bo, Yuniarti, Satya, Mbak Dju, Mbak Yenita, Mbak Erna, Sari) yang selalu menghibur dan mendukung. 12. Sahabat-sahabat Tongkol (Cici, Iphon, Carul, Phie, Aben, Lius, Acik, Jono, Dini dan lain-lain) yang selalu memberikan doa, semangat dan keceriaan. 13. Ukay, Gary, Brian, Cos, Uchan, Cipret, Dimbek, Na, Ipip, Rio, Seco, Ana yang telah menemani dan memberikan bantuan, semangat serta penghiburan. 14. Teman-teman kelas C 2008, FKK B 2008 dan teman-teman angkatan 2008 yang selalu belajar dan berproses bersama. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca. Penulis viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.……………………………………………………… HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.…………………………... HALAMAN PENGESAHAN.…………………………………………….. HALAMAN PERSEMBAHAN.…………………………………………... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.…………………………………... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA......... PRAKATA.………………………………………………………………… DAFTAR ISI……………………………………………………………….. DAFTAR TABEL.…………………………………………………………. DAFTAR GAMBAR.……………………………………………………… DAFTAR LAMPIRAN.……………………………………………………. INTISARI………………………………………………………………….. ABSTRACT…………………………………………………………………. BAB I. PENGANTAR……………………………..………………………. A. Latar Belakang.…………………………………..…………………….. 1. Perumusan Masalah…….………………………………………….. 2. Keaslian Penelitian…….………………………………………….... 3. Manfaat Penelitian…………………………………………………. B. Tujuan Penelitian………………………………………………………. 1. Tujuan Umum…………………………………………………….... 2. Tujuan Khusus……………………………………………………... BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………... A. Hipertensi………………………………………………………………. 1. Pengertian………………………………………………………….. 2. Patofisilogi ………………………………………………………… 3. Klasifikasi………………………………………………………….. 4. Penatalaksanaan Terapi…………………………………………….. 5. Obat Antihipertensi….……………………………………………... B. Ketaatan……………. …………………………………………………. 1. Pengertian………………………………………………………….. 2. Metode Pengukuran………………………………………………... C. PT.ASKES……………………………………………………………... 1. Pengertian.…………………………………………………………. 2. Tujuan……………………………………………………………… 3. PelayananKesehatan……………………………………………….. D. Keterangan Empiris……………………………………………………. BAB III. METODE PENELITIAN...……………………………………… A. Jenis dan Rancangan Penelitian...……………………………………… B. Variabel Penelitian……………………………………………………... C. Definisi Operasional.…………………………………………………... D. Subjek Penelitian……………………………………………………..... E. Lokasi Penelitian……………………………………………………….. F. Bahan Penelitian……………………………………………………….. G. Instrumen Penelitian................................................................................ ix i ii iii iv v vi vii x xii xiii xiv xv xvi 1 1 4 5 6 6 6 7 8 8 8 8 15 16 17 22 22 23 26 26 27 28 28 29 29 29 29 32 32 32 33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI H. Tata Cara Penelitian……………………………………………………. 1. Tahap Persiapan.…………………………………………………… 2. Tahap Pengambilan Data…………………………………………... 3. Pengolahan Data………………………………..………………….. I. Analisis Hasil…………………………………………………………... J. Kelemahan Penelitian …………………………………………………. BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………. A. Profil Subjek Penelitian ……………………………………………….. 1. Usia ………………………………………………………………... 2. Jenis Kelamin…...………………………………………………….. 3. Tekanan Darah……………………………………………………... 4. Jumlah Kunjungan Subjek Penelitian……………………………… B. Profil obat……………………………………………………………… 1. Profil Penggunaan Obat Antihipertensi……………………………. 2. Profil Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi……………............. C. Ketaatan Subjek Penelitian…………………………………………….. 1. Berdasarkan nilai Medication Possesion Ratio (MPR)……………. 2. Berdasarkan nilai Propotion of Days Covered (PDC)……………... 3. Berdasarkan nilai Persistence Rate (PR)…………………………... D. Proporsi Pencapaian Target Tekanan Darah…………….……………... BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………... A. Kesimpulan…………………………………………………………….. B. Saran…………………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... LAMPIRAN………………………………………………………………... x 33 33 33 33 34 36 37 37 37 40 42 43 46 46 48 51 51 53 54 56 59 59 60 61 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel I. Tabel II. Tabel III. Tabel IV. Tabel V. Tabel VI. Tabel VII. Tabel VIII. Tabel IX. Tabel X. Tabel XI. Tabel XII. Tabel XIII. Tabel XIV. Tabel XV. Tabel XVI. Patofisiologi hipertensi terkait tekanan darah arteri……........ Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7………...…….… Jumlah Subjek Penelitian (%) berdasarkan Kelompok Usia di Rumah Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih …………… Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Usia berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini…................................... Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Usia berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih …………………… Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Jenis Kelamin berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini..................................................................................... Jumlah Subjek Penelitian (%) di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta berdasarkan Tekanan Darah............................... Distribusi Subjek Penelitian pada Pengelompokan Jumlah Kunjungan berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini............................................................................................. Distribusi Subjek Penelitian pada Pengelompokan Jumlah Kunjungan berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih…………………………………………………………….….. Persentase Subjek Penelitian dalam Penggunaan Obat Antihipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini............................................................................................. Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini……………………………………………….…………………. Distribusi Subjek Penelitian pada Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih.................................................................................. Distribusi Subjek Penelitian pada Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini…………………….………………………………… Distribusi Nilai PR Subjek Penelitian (%) di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta…..……………………………… Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah berdasarkan Kriteria Nilai MPR di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini................................................................. Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah berdasarkan Kriteria Nilai PDC di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini................................................................. xi 11 16 37 37 39 41 42 44 45 47 48 49 50 55 57 57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)…….…….……. Gambar 2. Pengertian Persistence………………………………………..... Gambar 3. Perbandingan Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih……..…. Gambar 4. Jumlah Subjek Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih Berdasarkan Jumlah Kunjungan…..... Gambar 5. Distribusi Jumlah Subjek penelitian (%) berdasarkan nilai MPR di Rumah Sakit Panti Rini (n=53) dan Panti Rapih (n=129)………………………………………………………… Gambar 6. Distribusi Jumlah Subjek penelitian (%) berdasarkan nilai PDC di Rumah Sakit Panti Rini (n=53) dan Panti Rapih (n=129)……………………………………………………….… Gambar 7. Distribusi Nilai PR Subjek Penelitian (%) di Rumah Sakit Panti Rini (n=53) dan Panti Rapih (n=129).......................................... Gambar 8. Distribusi Jumlah Subjek Penelitian dengan nilai MPR dan PDC ≥80% berdasarkan pencapaian target tekanan darah di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih ………………........... xii 11 25 40 43 52 53 55 56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta………….……….……………………………….. Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta……………………….…………………………... Lampiran 3. Data Pasien Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta…….......... Lampiran 4. Data Pasien Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta……............. Lampiran 5. Data Nama Merek Dagang Obat Antihipertensi Yang Digunakan................................................................................. Lampiran 6. Biografi Penulis………………………………………….…... xiii 65 66 67 73 76 77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI INTISARI Hipertensi merupakan penyakit kronis dimana pengobatannya membutuhkan waktu yang lama dan biaya tinggi. Ketaatan pasien dalam minum obat sangat menentukan keberhasilan suatu terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien hipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan deskriptif dimana pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Kriteria inklusi adalah subjek penelitian berusia ≥18 tahun, memiliki asuransi kesehatan dari PT. ASKES, melakukan kunjungan ≥ 3 kali dan pengobatan rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta serta menerima pengobatan antihipertensi. Data yang diambil adalah profil obat, profil subjek penelitian dan ketaatan pasien. Metode pengukuran ketaatan dengan menggunakan persamaan Medication Possession Ratio (MPR), Propotion of Days Covered (PDC) dan persistence rate (PR). Ketaatan pasien berdasarkan nilai MPR ≥ 80% di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 33,96% dari 53 subjek dan untuk Rumah Sakit Panti Rapih sebesar 48,40% dari 129 subjek. Ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai PDC ≥ 80% di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 32,08% dari 53 subjek dan untuk Rumah Sakit Panti Rapih sebesar 37,98% dari 129 subjek. Nilai PR terendah terletak pada bulan oktober untuk kedua rumah sakit. Kesimpulannya adalah perlu adanya upaya perbaikan program kesehatan untuk meningkatkan ketaatan pasien dalam penggunaan obat antihipertensi. Kata Kunci : hipertensi, ketaatan, Medication Possession Ratio (MPR), Propotion of Days Covered (PDC), persistence rate (PR), ASKES. xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Hypertension is a chronic disease which requires a long-term and high cost of treatment. Patient adherence in taking medication determines the success of a therapy. The aims of this study are to know the description of the use of antihypertensive medication adherence in hypertensive patients at Panti Rapih and Panti Rini Hospital Yogyakarta. This type of study is an observational study with a descriptive design where the data collection carried out retrospectively. Criteria for inclusion in this study were adults aged subjects ≥ 18yearsold, have insurance from PT.ASKES, a visit ≥ 3 times, outpatient treatment at the Panti Rini Hospital and Panti Rapih Hospital Yogyakarta, and received antihypertensive treatment. The collected data are medication profile, patient profile and patient adherence. Method of measuring adherence with equation Medication Possession Ratio (MPR), Propotion of Days Covered (PDC) and Persistence Rate (PR). Patient adherence based the MPR value ≥ 80% at Panti Rini Hospital is 33,96% from 53 subject and for Panti Rapih Hospital is 48,40% from 129 subject. Patient adherence based the PDC value ≥ 80% at Panti Rini Hospital is 32,08% from 53 subject and for Panti Rapih Hospital is 37,98% from 129 subject. Lowest value of PR is in October for both hospitals. The conclusion is the need for efforts to improve health programs to improve patient adherence in antihypertensive drug use Key words : hypertension, adherence, Medication Possession Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC), Persistence Rate (PR), ASKES. xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup popular di masyarakat karena menurut The Seventh Report of Joint National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Preasure (JNC 7) hampir 1 milyar penduduk dunia menderita penyakit hipertensi. Hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2007 yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa proporsi penyebab kematian tertinggi adalah penyakit tidak menular yaitu penyakit kardiovaskular (31,9%) termasuk hipertensi (6,8%) dan stroke (15,4%) (Rahajeng dan Tuminah, 2009). Prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia sangat tinggi yaitu mencapai 31,7 % dari total jumlah penduduk dewasa sedangkan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 35,8% (Tim Riset Kesehatan Dasar, 2007). Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3% dan data kematian di rumah sakit tahun 2005 sebesar 16,7%. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) dari 50% penderita hipertensi diketahui hanya 25% yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases). Faktor resiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah adalah hipertensi, di samping hiperkolesterolemia dan diabetes melitus. Hipertensi merupakan tekanan darah yang abnormal, umumnya tekanan darah yang optimal 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 adalah <120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik (Corwin, 2007 ). Hipertensi menjadi penyebab utama penyakit jantung, otak, syaraf, kerusakan hati dan ginjal sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit baik biaya pengobatan untuk penyakit hipertensi maupun komplikasi penyakit lainnya. Chen, Levin dan Gartner (2010) menyatakan bahwa hanya kurang dari 10-50% pasien hipertensi yang dapat mengontrol penyakitnya. Hipertensi merupakan penyakit kronis dimana pengobatannya membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga ketaatan pasien dalam minum obat sangat menentukan keberhasilan suatu terapi (World Health Organization, 2008). Penelitian lain melaporkan pada WHO tahun 2003 bahwa ketidaktaatan pasien hipertensi dalam hal melanjutkan terapi mencapai 43-88% dan ketidaktaatan pada tahun pertama pengobatan mencapai 16-50%. Akibat dari ketidaktaatan pasien adalah peningkatan komplikasi hipertensi (Setiati dan Sutrisna, 2005) dan tidak tercapainya target tekanan darah pada pasien hipertensi. (WHO, 2003). Ketidaktaatan pasien dapat meningkatkan outcome yang buruk dan meningkatkan biaya terapi secara keseluruhan (Chen, Levin and Gartner, 2010). Menurut Vik, Maxwell, Hogan, Patten, Johnson dan Slack pada tahun 2005, biaya kesehatan yang dikeluarkan dapat meningkat sebesar 10% akibat ketidaktaatan pasien. Salah satu faktor yang mempengaruhi ketidaktaatan pasien adalah faktor yang terkait dengan sosioekonomi seperti biaya terapi yang mahal (Rieckman, Yepes and Davidson, 2009). Salah satu contohnya adalah di United States terdapat 2 juta orang dewasa yang tidak taat dalam pengobatan karena harga obat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 (Doggrell, 2010). Menurut Siregar (2006), pasien lebih enggan mematuhi instruksi penggunaan obat karena obat yang digunakan relatif mahal. Biaya yang terlibat telah disebut oleh beberapa pasien sebagai alasan untuk tidak menebus resepnya sama sekali, sedang dalam kasus lain obat digunakan kurang sering dari yang dimaksudkan atau penghentian pengunaan sebelum waktunya disebabkan oleh harga. Namun pemerintah memberikan dorongan dalam menangani permasalahan biaya kesehatan yang dapat mengakibatkan ketidaktaatan pasien dengan pengembangan sistem sosial berupa asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan adalah bagian dari program kesehatan pemerintah yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat (Sofyanto, 2009). Salah satu asuransi kesehatan dari pemerintah adalah PT. ASKES (Persero) Indonesia. Dengan adanya asuransi kesehatan yang menjamin pelayanan kesehatan bagi penggunanya dan menjamin sebagian biaya kesehatan seperti obat maka diharapkan pasien tidak menjadikan biaya obat menjadi hambatan untuk tidak mengambil obat yang telah diresepkan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana ketaatan pasien asuransi kesehatan pengguna obat antihipertensi dimana sebagian besar pembiayaan obat ditanggung oleh asuransi kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian bersama dengan perbedaan subyek berdasarkan komorbiditas hipertensi, yaitu diabetes melitus dan penyakit kardiovaskular. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengukuran ketaatan secara tidak langsung. Pemilihan pengukuran ketaatan pasien dengan menggunakan metode tidak langsung karena keterbatasan waktu dan biaya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 peneliti maupun subyek penelitian. Penelitian mengenai pengukuran secara tidak langsung sudah pernah dilakukan yaitu dengan menghitung sisa obat, melakukan home visit namun pengukuran ketaatan dengan perhitungan Medication Possesion Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan Persistence Rate (PR) ini belum pernah dilakukan di Indonesia. Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini bersama PT Askes Indonesia sebagai asuransi kesehatan bekerja sama dalam memelihara kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. Kedua Rumah Sakit tersebut memiliki dokter spesialis penyakit dalam sehingga jumlah subyek penelitian cukup banyak. 1. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Seperti apa profil pasien yang menerima obat antihipertensi dan profil penggunaan obat beserta ketaatannya di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta. b. Seperti apa ketaatan pasien diukur dari nilai Medication Possesion Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan ketaatan populasi dilihat dari nilai Persistence Rate (PR) di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta. c. Seperti apa proporsi pencapaian target tekanan darah pada pasien hipertensi yang memiliki ketaatan tinggi, sedang dan rendah di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 2. Keaslian Penelitian Penelitian serupa atau penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini adalah a. “Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi Plus Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat Anti Hipertensi)” yang dilakukan oleh Anggraini tahun 2009. Perbedaannya terletak dari perlakuan kepada pasien yaitu pemberian alat bantu dan cara pengukuran ketaatan dimana penelitian yang dilakukan Anggraini menggunakan jumlah sisa obat. b. Analysis of Medication Possession Ratio for Improved Blood Pressure Control – Towards a Semantic Web Technology Enabled Workbench dengan periode penelitian 29 Januari 2007 – 29 Januari 2008 di New Zealand yang dilakukan oleh Mabotuwana, Warren, Gaikwad, Kennelly and Kenealy. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah subjek penelitian yang biaya pengobatannya tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan. c. Evaluasi Pola Pengobatan dan Ketaatan dengan Home Visit Pada Pasien Hipertensi Di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman 1 Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010 yang dilakukan oleh Aprianti tahun 2010. Perbedaannya terletak pada metode pengukuran ketaatan yaitu perhitungan jumlah sisa obat dan lokasi penelitian. Penelitian mengenai “Profil Medication Possession Ratio, Proportion of Days Covered dan Persistence Rate pada Pasien ASKES Hipertensi di Rumah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta Tahun 2011 belum pernah dilakukan. 3. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai acuan metode untuk pengukuran ketaatan sehingga dapat dijadikan acuan pada penelitian pengukuran ketaatan selanjutnya. b. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai ketaatan pasien asuransi kesehatan yang diukur menggunakan persamaan Medication Possesion Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan Persistence Rate (PR) di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta sehingga dapat digunakan oleh pihak rumah sakit atau pihak yang terkait sebagai dasar untuk evaluasi ketaatan selanjutnya. B. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengukur ketaatan ditinjau dari persamaan Medication Possesion Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan Persistence Rate (PR) di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi profil pasien yang menerima obat antihipertensi dan profil penggunaan obat beserta ketaatannya di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta. b. Menghitung nilai Medication Possesion Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan Persistence Rate (PR) terhadap penggunaan obat antihipertensi oleh pasien hipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta. c. Menghitung proporsi pencapaian target tekanan darah pada pasien hipertensi yang memiliki ketaatan tinggi, sedang dan rendah di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. HIPERTENSI 1. Pengertian Hipertensi merupakan tekanan darah yang abnormal, umumnya tekanan darah yang optimal adalah <120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik (Corwin, 2007). JNC 7 menyatakan bahwa kriteria hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg. 2. Patofisiologi Tekanan darah arteri merupakan hal yang penting diketahui untuk dapat memanajemen penyakit hipertensi beserta pengobatannya. Tekanan darah arteri merupakan merupakan jumlah curah jantung dan resistensi perifer. Peningkatan tekanan darah dapat meningkat karena adanya peningkatan curah jantung dan atau peningkatan total resistensi perifer. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut antara lain adalah Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS), mekanisme vasopressor, mekanisme neuronal yang tidak normal, kerusakan regulasi perifer dan distribusi sodium-kalsium serta hormon natriuretik (Saseen and Maclaughlin, 2008). a. Tekanan Darah Arteri Dalam kondisi fisiologis normal, tekanan darah arteri berfluktuasi mengikuti irama sirkadian dimana dapat menurun dalam kondisi terendah saat tidur dan dapat meningkat menjelang siang hari. Tekanan darah akan meningkat 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 secara akut selama aktivitas fisik atau stress emosional. Mekanisme potensial hipertensi terkait tekanan darah arteri dapat dilihat pada tabel I. Tabel I. Patofisiologi hipertensi terkait tekanan darah arteri Peningkatan tekanan darah arteri Peningkatan curah jantung Sebab a. Peningkatan preload jantung : Peningkatan cairan tubuh dari kelebihan asupan natrium atau retensi natrium ginjal (dari pengurangan jumlah nefron atau filtrasi glomerolus). b. Penyempitan pembuluh vena disebabkan oleh kelebihan stimulasi RAAS dan kelebihan aktivitas sistem saraf simpatis. Peningkatan resistensi perifer a. Penyempitan fungsi vaskular : Kelebihan stimulasi RAAS, kelebihan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan genetik pada membran sel, faktor endothelial yang diturunkan b. Hipertrofi struktur vaskular : Kelebihan stimulasi RAAS, kelebihan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan genetik pada membran sel, faktor endothelial yang diturunkan, dan hiperinsulinemia akibat obesitas dan sindrom metabolik. (Saseen and Maclaughlin, 2008). b. Mekanisme Humoral Beberapa kelainan humoral sangat berperan dalam perkembangan hipertensi esensial. Kelainan humoral tersebut meliputi sistem renin angiotensin aldosteron dan hormon natriuretik. 1) Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS) RAAS merupakan sistem endogen komplek yang berperan dalam regulasi komponen tekanan darah arteri. Aktivasi dan regulasi dapat dilihat pada gambar 1. Regulasi RAAS mengatur keseimbangan cairan tubuh, natrium dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 kalium. Dengan demikian, sistem ini sangat berpengaruh signifikan terhadap denyut pembuluh darah dan aktivitas sistem saraf simpatik serta berkontribusi tinggi terhadap homeostatik tubuh (Saseen and Maclaughlin, 2008). Renin merupakan enzim yang disimpan dalam sel juxtaglomerular yang terletak dalam arteriol aferen ginjal. Pelepasan renin dimodulasi oleh beberapa faktor yaitu faktor intrarenal (misalnya tekanan perfusi ginjal, katekolamin dan angiotensin II) dan faktor ekstrarenal (misalnya natrium, klorida dan potassium). Fungsi dari sel juxtaglomerular adalah sebagai baroreseptor. Penurunan tekanan darah arteri dan aliran darah ginjal diterima oleh sel dan merangsang sekresi renin. Penurunan natrium dan klorida menuju tubulus distal merangsang pelepasan renin. Katekolamin meningkatkan pelepasan renin dan mungkin akan merangsang saraf simpatik pada arteriol aferen dimana dapat mengaktifkan sel juxtaglomerular. Penurunan serum potassium dan kalsium pada intraseluler dapat dideteksi oleh sel juxtaglomerular dan dapat mensekresi renin (Saseen and Maclaughlin, 2008). Renin mengkatalis perubahan angiotensin menjadi angiotensin I dalam darah. Angiotensin I diubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting enzyme (ACE). Setelah mengikat reseptor (yang diklasifikasikan menjadi dua subtype yaitu ATI dan ATII), angiotensin II menggunakan efek biologis pada beberapa jaringan. Reseptor ATI terletak di otak, ginjal, miokardium, pembuluh darah perifer dan kelenjar adrenal. Reseptor ini memediasi banyak respon pada fungsi ginjal dan kardiovaskular. Reseptor ATII terletak di jaringan moduler adrenal, rahim dan otak. Stimulasi reseptor ATII tidak mempengaruhi regulasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 tekanan darah. Sirkulasi angiotensin II dapat menaikkan tekanan darah melalui pressor dan efek volume. Efek pressor terdiri dari vasokonstriksi langsung, stimulasi pelepasan katekolamin dari medula adrenal, dan memediasi peningkatan aktivitas saraf simpatik. Angiotensin II menstimulasi sintesis aldosteron dari korteks adrenal. Hal ini menyebabkan reabsorpsi natrium dan air yang meningkatkan volume plasma, resistensi perifer total dan tekanan darah. Dalam sistem ini terdapat tiga regulator utama yang berperan dalam sekresi renin dari sel juxtaglomerular yaitu ginjal, angiotensin II dan pengaturan tekanan darah. Hubungan tiga regulator utama tersebut dapat dilihat dari gambar 1 (Saseen and Maclaughlin, 2008). Gambar 1. Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS) (Saseen and Maclaughlin, 2008). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 Sekresi perkursor angiotensin ini berada di bawah kendali hormon dan dirangsang oleh estrogen. Akibatnya, sekresi zat ini meningkat pada wanita yang menggunakan pil kontrasepsi yang mengandung banyak estrogen. Jika angiotensin dalam darah meningkat, pembentukan angiotensin II akan bertambah dan tekanan darah meningkat (Ganong, 2010). 2) Hormon Natriuretik Atrial natriuretic peptide (ANP) dan peptida natriuretik lain yang berasal dari jantung menyebabkan pengeluaran natrium diurine dan umumnya menurunkan tekanan darah. Selain itu terdapat suatu zat natriuretik yang mirip digitalis dalam darah. Zat yang kemungkinan berupa ouabain alami dapat menghambat Na+-K+ ATPase yang menyebabkan peningkatan Na+ intraseluler. Peningkatan Na+ intraseluler dapat menyebabkan lemahnya pertukaran natrium/kalium dan meningkatkan kalsium intraseluler. Peningkatan Ca2+ intraseluler menyebabkan otot polos berkontraksi. Akibatnya tekanan darah meningkat (Ganong, 2010). Hormon natriuretik menghambat natrium dan kalium sehingga mengganggu transportasi natrium di membrane sel. Kemampuan ginjal yang sudah rusak untuk menghilangkan natrium dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Peningkatan konsentrasi hormon natriuretik dapat meningkatkan ekskresi natrium dan air. Hormon natriuretik ini juga diduga menghambat transport aktif pengeluaran natrium ke arteriol sel otot polos. Peningkatan konsentrasi natrium dapat meningkatkan denyut pembuluh darah dan tekanan darah (Saseen and Maclaughlin, 2008). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 c. Regulasi Neuronal Sistem saraf pusat dan otonom berperan penting dalam regulasi tekanan darah arteri. Stimulasi pada beberapa daerah di sistem saraf pusat dapat meningkatkan dan menurunkan tekanan darah. Stimulasi reseptor α2 adrenergik pada sistem saraf pusat dapat menurunkan tekanan darah karena adanya penghambatan efek vasomotor meskipun angiotensin II dapat meningkatkan aksi simpatis dari pusat vasomotor yang dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini berkaitan dengan mekanisme regulasi tekanan darah dan homeostasis (Saseen and Maclaughlin, 2008). Kelainan adrenal mencakup keadaan ketika terjadinya ekskresi berlebihan mineralokortikoid (sindrom Conn). Hiperaldosteronisme primer yang disebabkan oleh tumor zona glomerolusa korteks adrenal yang menghasilkan aldosteron dalam jumlah besar. Peningkatan kadar aldosteron dalam darah dapat menyebabkan retensi Na+ disertai ekspansi volume cairan ekstrasel (Ganong, 2010). d. Komponen Regulasi Otomatis Perifer Kelainan pada sistem ginjal atau sistem regulasi otomatis pada jaringan dapat menyebabkan hipertensi. Kerusakan ginjal dapat meningkatkan ekskresi natrium sehingga menyebabkan penataan ulang pada regulasi otomatis dan dapat menyebabkan tekanan darah arteri meningkat. Ginjal menjaga tekanan darah agar tetap normal melalui mekanisme tekanan volume adaptif. Ketika tekanan darah menurun, ginjal akan merespon dengan meningkatkan retensi natrium dan air. Perubahan ini menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga tekanan darah dapat naik. Sebaliknya disaat tekanan darah naik diatas normal maka ekskresi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 natrium ginjal dan air akan meningkat untuk mengurangi volume plasma dan curah jantung (Saseen and Maclaughlin, 2008). Proses regulasi otomatis lokal mempertahankan asupan oksigen yang cukup untuk jaringan. Pada saat kebutuhan oksigen adalah normal rendah, maka arteriol akan mengalami vasokonstriksi. Peningkatan metabolik memicu vasodilatasi arteriol yang dapat menurunkan resistensi pembuluh darah, peningkatan aliran darah dan kebutuhan oksigen pada regulasi otomatis. Kerusakan intrinsik pada mekanisme adaptif ginjal dapat menyebabkan ekspansi volume plasma dan peningkatan aliran darah menuju pembuluh darah perifer walaupun tekanan darah dalam batas normal. Proses regulasi vasokonstriksi otomatis pada jaringan kemudian akan diaktifkan untuk menyeimbangkan peningkatan aliran darah. Proses ini dapat mengakibatkan penebalan dinding arteriol (Saseen and Maclaughlin, 2008). e. Mekanisme endothelium pembuluh darah Endotelium pembuluh darah dan otot polos berperan penting dalam mengatur denyut pembuluh darah dan tekanan darah. Pengaturan ini memediasi substansi vasoaktif yang disintesis sel endothelium. Ini membuktikan bahwa kekurangan substan vasodilatasi seperti prostasiklin, bradikinin dan substansi vasokonstriksi seperti angiotensin II dan endothelin I dapat menyebabkan hipertensi, aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular lain (Saseen and Maclaughlin, 2008). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 f. Elektrolit dan senyawa kimia lain Menurut data epidemiologi dan klinis terdapat hubungan antara kelebihan natrium dengan hipertensi namun mekanisme kelebihan natrium belum diketahui secara pasti. Peningkatan sirkulasi hormon natriuretik dapat menghambat transportasi natrium intraseluler. Hal ini menyebabkan peningkatan reaktivitas pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Keseimbangan kalsium juga berperan penting dalam patogenesis hipertensi. Kekurangan kalsium dapat mengganggu keseimbangan elektrolit antara intraseluler dan ekstraseluler sehingga dapat meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler. Ketidakseimbangan ini dapat mempengaruhi fungsi pembuluh darah sel otot polos oleh peningkatan resistensi pembuluh darah perifer. Kekurangan kalium juga dapat menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer. Peran fluktuasi kalium tidak cukup dipahami (Saseen and Maclaughlin, 2008). 3. Klasifikasi Menurut The Seventh Report of Joint National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Preasure (JNC 7), klasifikasi tekanan darah untuk dewasa usia > 18 tahun dapat dilihat pada tabel II. Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 Klasifikasi Normal Prehipertensi Hipertensi stage 1 Hipertensi stage 2 Sistolik (mmHg) ≤ 120 120 – 139 140 - 159 ≥ 160 Diastolik (mmHg) ≤ 80 80 – 89 90 – 99 ≥ 100 (Sassen and Carter, 2005). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 4. Penatalaksanaan Terapi Menurut JNC 7, prinsip pengobatan hipertensi adalah sebagai berikut : a. Untuk pasien prehipertensi dengan tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 80-8 mmHg membutuhkan perubahan gaya hidup untuk mencegah peningkatan yang progresif dalam tekanan darah dan resiko penyakit kardiovaskular. b. Untuk pasien dengan hipertensi tanpa komplikasi, penggunaan obat diuretik tunggal maupun kombinasi dapat dipertimbangkan karena telah dipakai oleh sebagian besar kasus yang terjadi. c. Untuk pasien yang secara spesifik memiliki kondisi resiko komplikasi yang tinggi dapat menggunakan obat antihipertensi golongan lain seperti golongan angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor, angiotensin receptor blocker (ARB) inhibitor dan calcium channel blocker (CCB). d. Untuk pasien dengan penyakit diabetes dan ginjal kronis dapat menggunakan dua atau lebih obat antihipertensi sehingga dapat mencapai tekanan darah < 140/90 mmHg atau <130/80 mmHg. e. Untuk pasien yang memiliki tekanan darah lebih dari 20 mmHg diatas target tekanan darah sistolik atau lebih dari 10 mmHg diatas target tekanan darah diastolik maka dianjurkan menggunakan dua agen golongan antihipertensi dimana dianjurkan salah satunya adalah golongan diuretik thiazide. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 f. Terlepas dari terapi atau perawatan, hipertensi akan dapat dikontrol jika pasien memiliki motivasi dan rencana dalam manajemen pengobatan mereka (Riaz, 2011). 5. Obat Antihipertensi a. Golongan Diuretika Obat golongan diuretika merupakan agen lini pertama pada hipertensi. Obat diuretik memiliki empat bagian kelas yang digunakan dalam pengobatan hipertensi yaitu thiazides, loops diuretics, potassium-sparing agents, dan aldosteron antagonists (Sassen and Carter, 2005). Mekanisme dari masingmasing jenis obat diuretik adalah sebagai berikut: 1) Thiazides Thiazides bekerja dengan menghambat kotransporter Na+/Cl- di permukaan luminal bagian segmen proksimal pada tubulus distal. Hal ini dapat mencegah Na+/Cl- dan air masuk ke sel tubular. Thiazides memproduksi vasodilatasi arteri selama penggunaan jangka panjang dan dapat menyebabkan efek hipotensi (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Contoh dari thiazides adalah chlorothiazide, chlorthalidone, hydrochlorthiazide, polythiazide, indapamide dan metolazone (JNC-7, 2004). 2) Loops diuretics Loops diuretics harus disekresikan ke tubulus proksimal melalui transport anion tubulus sehingga dapat mencapai tempat aksinya. Loops diuretics akan mengikat natrium, kalium, dan klorida sebagai kompleks kotransport pada lengkung henle ascending dan menghambat reabsorpsi Cl-. Hal ini dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 mengurangi gradien elektrolit masuk kedalam sel dan mengurangi reabsorpsi Na+ dari cairan tubulus. Kemudian loops diuretics ini mengurangi kemampuan ginjal menghasilkan gradien konsentrasi ion medular dan menghambat penghasilan urin yang pekat pada collecting duct (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Contoh dari loops diuretics adalah bumetanide, furosemide dan torsemide (JNC-7, 2004). 3) Potassium-sparing agents Potassium-sparing agents ini memblok saluran Na+ pada permukaan luminal sel epitel tubulus ginjal. Penggunaan agen obat ini tergantung dari penggunaan obat golongan aldosterone antagonists dimana akan menyebabkan kekurangan Na+ dan air sehingga kemungkinan ketidakseimbangan K+ dapat terjadi di plasma. Pemberian agen ini digunakan untuk mengurangi kehilangan K+ yang berlebihan (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Contoh dari potassiumsparing agents ini adalah amiloride dan triamterene (JNC-7, 2004). 4) Aldosterone antagonists Aldosterone antagonists bekerja dengan mengikat reseptor aldosteron sitoplasmik, faktor transkripsi DNA yang bermigrasi ke nukleus dan meningkatkan sintesis protein induksi aldosteron (AIP) dimana AIP dapat menginduksi aktivitas saluran Na+ (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Contoh dari obat aldosteron antagonists ini adalah eplerenone dan spironolakton (JNC-7, 2004). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 b. Golongan Beta-Blockers Golongan β-blockers merupakan obat yang tidak selektif karena bekerja dengan beberapa cara dalam menurunkan tekanan darah yaitu dengan cara : 1) Mengurangi denyut jantung dan kontraksi miokard sehingga dapat menurunkan output cardiac. 2) Memblok reseptor β-adrenergik pada sel juxtaglomerular ginjal sehingga menurunkan sekresi renin. 3) Vasodilatasi perifer jika dikombinasikan dengan aksi hibrid yaitu nebivolol. 4) Memblok reseptor β-adrenergik pada sistem saraf simpatik yang menyuplai resistensi pembuluh arteriolar sehingga mengakibatkan penurunan kuat aktivitas adrenalin dan noradrenalin (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Contoh dari obat golongan β-blockers ini adalah atenolol, betaxolol, bisoprolol, metaprolol, nadolol, propanolol, timolol (JNC-7, 2004). c. Golongan ACE Inhibitors Golongan ACE inhibitors merupakan pengobatan lini kedua setelah obat golongan diuretika. Obat golongan ACE inhibitors dapat menurunkan tekanan darah dengan menghambat enzim pengkonversi angiotensin yang mengubah angiotensin I pemacu vasokonstriksi menjadi angiotensin II. ACE inhibitors juga dapat menurunkan sekresi aldosteron seiring penurunan kadar angiotensin II sehingga mengurangi retensi Na dan air (Tjay dan Rahardja, 2007). Contoh dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 golongan ACE inhibitors ini adalah kaptopril, enalapril, lisinopril, ramipril, perindopril, trandolapril, benazepril, dan quinapril (JNC-7, 2004). d. Golongan Angiotensin II Receptor Antagonists Golongan obat Angiotensin II Receptor Antagonists lebih selektif untuk memblok reseptor ATI dimana reseptor ini ditemukan pada jantung, pembuluh darah, ginjal, korteks adrenal, paru dan otak. Angiotensin II Receptor Antagonists ini kurang mempengaruhi reseptor ATII karena ada aksi yang berbeda dengan reseptor ATI. Aksi dari angiotensin II adalah vasokonstriksi, pertumbuhan dan proliferasi sel, pelepasan aldosteron, stimulasi saraf simpatik, dan retensi natrium dan air (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Golongan ini bekerja dengan cara memblok efek angiotensin II dan menurunkan produksi aldosteron sehingga meningkatkan ekskresi natrium dan air dan menurunkan ekskerusi kalium serta menimbulkan vasodilatasi (Tjay dan Rahardja, 2007). Contoh dari obat golongan ini adalah losartan, valsartan, irbesartan, candesartan, eprosartan, telmisartan dan olmesartan (JNC-7, 2004). e. Golongan Calcium Channel Blocker (CCB) Obat golongan Calcium Channel Blocker (CCB) memiliki mekanisme kerja menghambat pemasukan kalsium ekstrasel ke dalam sel dengan cara terikat pada kanal kalsium tipe L di jantung dan otot polos koroner serta vaskular perifer. Hal ini dapat mengakibatkan otot polos vaskuler istirahat, mendilatasi terutama arteriol serta mengurangi penyaluran impuls dan kontriksi miokardium serta dinding pembuluh (Tjay dan Rahardja, 2007). Golongan ini memiliki dua jenis yaitu golongan Calcium Channel Blocker (CCB) nonhydropyiridines dan Calcium PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Channel Blocker (CCB) dihydropyiridines. Dihydropyridines 21 merupakan vasodilator perifer dan arteri koroner yang poten. Obat jenis ini tidak memblok konduksi nodus artrioventricular (AV) melainkan dapat menginduksi reflex takikardi dan mengurangi kontraksi kardiak. Nonhydropyiridines hanya berpotensi sedang sebagai vasodilator namun obat jenis ini mengurangi konduksi nodus AV dan memiliki aksi ionotropik negative. Pemblokan konduksi nodus AV ini dapat memperlambat denyut jantung (Kimble et al, 2009). Contoh dari golongan Calcium Channel Blocker (CCB) nonhydropyiridines adalah diltiazem dan verapamil, sedangkan dihydropyiridines golongan Calcium Channel Blocker (CCB) adalah amlodipin, felodipin, isradipin, nicardipin dan nisoldipin (JNC-7,2004). f. Golongan Alpha Blockers Obat golongan alpha blockers ini bekerja menurunkan tekanan darah dengan cara memblok adrenoseptor α1 post sinaptik. Pemblokan ini dilakukan dengan menurunkan resistensi pembuluh arteriolar dan pembuluh perifer. Selain itu terjadi dilasi kapasitas pembuluh vena yang menurunkan cardiac output. Penurunan tekanan darah dapat dideteksi oleh baroreseptor arteri. Hal ini menginisiasi peningkatan reflex saraf simpatik dari medulla yang menyebabkan reflek takikardi (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Contoh dari golongan obat alpha blockers adalah doxazosin, prazosin dan terazosin (JNC-7, 2004). g. Golongan Alpha-2 agonists dan Zat-Zat dengan Kerja Pusat Zat-zat dengan kerja pusat ini dapat menstimulasi reseptor α2-adrenergik sehingga mengurangi aliran adrenalin dari SSP, menyebabkan pelepasan NA PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 menurun sehingga resistensi perifer total dan tekanan darah menurun. Selain itu, penurunan aktivitas simpatetik, bersamaan dengan meningkatnya aktivitas parasimpatetik, dapat menurunkan denyut jantung, cardiac output, total resistensi peripheral, aktifitas plasma renin, dan reflex baroreseptor. Contoh dari obat golongan Alpha-2 agonists dan obat dengan aksi pusat adalah clonidin, methyldopa, reserpine, dan guanfacine (JNC-7,2004). h. Vasodilators Vasodilators ini bekerja dengan menghasilkan dilasi pembuluh vena dan arteri yang dapat menurunkan resistensi perifer (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Selain itu merelaksasikan otot polos vascular sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Tjay dan Rahardja, 2007). Contoh dari vasodilator adalah hydaralazine dan minoxidil (JNC-7,2004). B. KETAATAN PASIEN 1. Pengertian Menurut WHO ketaatan pasien adalah suatu kondisi dimana menggambarkan sejauh mana perilaku pasien dalam mengikuti rekomendasi tenaga medis yang meliputi mengenai minum obat, mengikuti diet dan melaksanakan perubahan gaya hidup (WHO, 2003) Menurut Michael, Bryson and Rumsfeld (2009), ketaatan terhadap pengobatan biasanya mengacu pada pengambilan obat kembali sesuai resep yang diberikan dan penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai seperti yang tertera pada etiket. Ketidaktaatan dapat mengakibatkan penggunaan obat yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 kurang atau berlebih sehingga pasien kehilangan manfaat terapi yang diinginkan. Tujuan terapi yang tidak tercapai dapat memperburuk kondisi pasien (Siregar, 2006). 2. Metode Pengukuran Terdapat banyak metode yang berbeda untuk menilai ketaatan terhadap obat. Osteberg dan kawan-kawan mengkategorikan metode pengukuran kepatuhan menjadi dua yaitu metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung meliputi pengamatan jalannya terapi secara langsung, mengukur kadar obat atau metabolit obat dalam darah, dan mengukur perubahan tanda-tanda biologis dalam darah. Metode langsung memiliki kelemahan yaitu biaya yang mahal, membutuhkan penyedia pelayanan kesehatan, dan rentan terhadap distorsi oleh pasien (Michael, Bryson and Rumsfeld, 2009). Sedangkan metode pengukuran ketaatan secara tidak langsung meliputi laporan dari pasien sendiri, jumlah pil, tingkat isi ulang resep, kuisoner pasien, penilaian respon klinis pasien, monitor pengobatan elektonik dan pengukuran perubahan tanda-tanda fisiologis serta buku harian pasien. Yang paling umum digunakan dari metode tidak langsung adalah laporan diri pasien, jumlah pil dan tingkat isi ulang resep (Michael, Bryson and Rumsfeld, 2009). Dalam penelitian ini digunakan tiga metode pengukuran yaitu 1. Medication Possession Ratio (MPR) Menurut Mobutawana, Warren, Gaikwad, Kennelly dan Kenealy pada tahun 2008, Medication Possession Ratio (MPR) adalah metode pengukuran ketaatan yang paling banyak digunakan pada pengobatan jangka panjang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 contohnya adalah pengobatan antihipertensi. Data peresepan digunakan untuk menentukan nilai MPR kemudian nilai MPR tersebut dapat dijadikan salah satu tanda ketaatan pasien dalam pengobatan (Mobutawana, Warren, Gaikwad, Kennelly and Kenealy, 2008). MPR dihitung dengan cara membandingkan jumlah hari mendapatkan obat yang diresepkan dengan rentang hari antara peresepan pertama sampai peresepan terakhir ditambahkan dengan jumlah hari mendapatkan obat pada peresepan terakhir (Robertson, Cooke, Wang, Shaya, and Lee, 2008). Syarat dalam perhitungan MPR adalah minimal tiga kali peresepan (Krousel, Muntner, Islam, Morisky and Webber, 2009). Subjek penelitian dikatakan taat apabila nilai MPR ≥80% (Patel, Baker, Thiebaud, Preblick, and Plauschinat, 2008). 2. Proportion of Days Covered (PDC) Proportion of days covered (PDC) dapat digunakan untuk mengukur ketaatan dalam pengobatan (Mcginnis, Olson, Delate and Stolcpart, 2009). Perhitungan Proportion of days covered (PDC) berdasarkan dari tanggal peresepan, jumlah hari pasien mendapatkan obat pada tiap peresepan (Nau, 2012). PDC dihitung dengan cara membandingkan jumlah hari mendapatkan obat yang diresepkan dengan rentang hari antara peresepan pertama sampai dengan akhir periode analisis (Mcginnis, Olson, Delate and Stolcpart, 2009). Subjek penelitian dikatakan taat apabila memiliki nilai PDC ≥80% (Mcginnis, Olson, Delate and Stolcpart, 2009). Selama tahun 2010 sampai 2011 FMQAI bekerja sama dengan RAND dan Universitas Florida untuk membandingkan antara perhitungan MPR dan PDC yang digunakan untuk perhitungan ketaatan dalam pengobatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 (Nau,2012). Berdasarkan analisis penelitian tersebut, MPR dan PDC dapat memberikan (Nau,2012). identifikasi yang paling mudah dalam pengukuran ketaatan PDC memiliki kelebihan yaitu lebih konservatif untuk memperkirakan ketaatan dalam pengobatan yang cukup banyak seperti obat antihipertensi (Nau,2012). PDC juga dapat mencakup pasien dalam populasi rumah sakit maupun pasien yang tidak tinggal dirumah sakit (Nau,2012). 3. Persistence rate (PR) Ketaatan dalam pengobatan mengacu pada tindakan pasien dalam melanjutkan pengobatan pada durasi yang telah ditentukan. Persistence dilaporkan dapat digunakan untuk mencegah penyakit kronis yang digambarkan dengan proses terapi yang berkelanjutan (Cramer, Joy, Burrell, Fairchild, Fuldeore, Ollendorf et al, 2008). Persistence diukur dengan menggunakan PR. PR merupakan persentase kedatangan pasien yang menerima terapi secara kontinous selama periode pengobatan (Patel, Baker, Thiebaud, Preblick, and Plauschinat, 2008). Gambar 2. Pengertian Persistence (Cramer, Joy, Burrell, Fairchild, Fuldeore, Ollendorf et al, 2008) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 Kriteria ketaatan pengobatan dibagi menjadi tiga yaitu ketaatan tinggi dengan nilai 80-100%, ketaatan sedang dengan nilai 50-79%, dan ketaatan rendah dengan nilai < 50% (Patel, Baker, Thiebaud, Preblick, and Plauschinat, 2008). C. PT. ASKES 1. Pengertian Asuransi kesehatan adalah suatu sistem pengelolaan dana yang diperoleh dari uang iuran secara teratur oleh anggota, suatu bentuk organisasi guna membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan anggota. Sistem asuransi kesehatan bagi banyak negara merupakan bagian dari sistem jaminan sosial yang semakin lama semakin berkembang. Sistem jaminan sosial ini meliputi : tabungan hari tua, jaminan hari tua, jaminan Kesehatan, jaminan kecelakaan dan jaminan kematian (Sofyanto, 2009) Dalam peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2003 menyatakan bahwa seiring dengan pemberian subsidi dan iuran oleh Pemerintah dalam penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun, PT. (Persero) Asuransi Kesehatan (ASKES) Indonesia sebagai badan penyelenggara asuransi kesehatan tidak hanya mempunyai satu kewajiban. Kewajiban tersebut adalah untuk memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan secara paripurna sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang berlaku. Selain itu, PT. ASKES Indonesia juga mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun. Selain itu dalam undang-undang nomor 40 tahun 2004, pemerintah memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 jaminan sosial yang menyeluruh. Salah satu jaminan sosial nasional adalah jaminan kesehatan dengan tujuan menjamin agar memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Pemerintah melalui PT. ASKES memberikan sistem pelayanan dalam usaha melindungi masyarakat atas gangguan kesehatan karena sakit ataupun kecelakaan yaitu: a. Asuransi biaya rumah sakit (hospital expense insurance) b. Asuransi atas biaya pembedahan (surgical expense insurance) c. Asuransi atas biaya pengobatan biasa (regular medical expenses insurance) d. Asuransi atas biaya pengobatan medis utama (mayor medical expenses insurance) e. Asuransi ketidakmampuan berpenghasilan (disablelity income insurance) (Sofyanto, 2009) 2. Tujuan Tujuan dari asuransi kesehatan sendiri adalah meningkatkan pelayanan pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan anggota keluarganya (Sofyanto, 2009). Sedangkan dari PT. ASKES sendiri memiliki tujuan yaitu : turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dibidang asuransi sosial melalui penyelenggaraan asuransi/jaminan kesehatan bagi pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan dan masyarakat lainnya serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan jasa yang bermutu tinggi dan daya saing kuat, guna meningkatkan nilai manfaat bagi peserta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 dan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas (Askes, 2011). 3. Pelayanan Kesehatan Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang dijamin oleh PT. Askes (Persero) Indonesia bagi peserta askes sosial adalah Pelayanan Kesehatan Lanjutan seperti rawat jalan. Pelayanan pada rawat jalan meliputi : a) Konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis. b) Pemeriksaan Penunjang Rontgen/Radiodiagnostik, Diagnostik: Elektromedik dan Laboratorium, pemeriksaan alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT. Askes (Persero). c) Tindakan media poliklinik dan rehabilitasi medis. d) Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh PT. Askes (Persero). (Askes, 2011) D. KETERANGAN EMPIRIS Ketaatan pasien dari penggunaan antihipertensi menunjukkan ketaatan tinggi pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta yang diukur dengan rumus Medication Possession Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan Persistence Rate (PR). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan rancangan deskriptif dimana pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Penelitian ini disebut penelitian observasional deskriptif karena penelitian ini digunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut (Notoatmodjo, 2010). B. VARIABEL PENELITIAN Jumlah obat antihipertensi yang digunakan selama periode penelitian, jumlah kunjungan, jumlah pasien perbulan yang konsisten datang selama periode penelitian, tekanan darah pasien. Ketaatan subjek penelitian yang diukur dari nilai Medication Possession Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan ketaatan populasi yang dilihat dari nilai Persistence Rate (PR). C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Subjek penelitian adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. 2. Tekanan darah baseline merupakan tekanan darah awal subjek penelitian yang menggunakan obat antihipertensi selama periode penelitian. 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 3. Tekanan darah final merupakan tekanan darah subjek penelitian yang tercatat di akhir kunjungan subjek penelitian atau satu kunjungan sebelumnya selama periode penelitian. 4. Ketaatan subjek penelitian merupakan ketaatan subjek penelitian dalam menggunakan obat antihipertensi selama melaksanakan terapinya yang dilihat dari nilai Medication Possession Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan Persisten Rate (PR). Subjek penelitian dikatakan memiliki ketaatan tinggi apabila nilai MPR adalah ≥ 80% dan nilai PDC ≥ 80%. 5. Medication Possession Ratio (MPR) merupakan perbandingan jumlah hari subjek mendapat obat dengan jumlah hari seharusnya mendapat obat ditambah jumlah hari subjek pada pengobatan terakhir yang dilakukan. 6. Proportion of Days Covered (PDC) merupakan jumlah hari obat yang diterima subjek penelitian dari awal kunjungan hingga akhir penelitian dibanding dengan jumlah hari penelitian. 7. Persistence Rate (PR) merupakan persentase kedatangan pasien yang menerima terapi secara kontinu sampai periode penelitian selesai. 8. Asuransi kesehatan yang digunakan subjek penelitian berasal dari PT. ASKES Indonesia. 9. Obat antihipertensi merupakan obat yang diterima subjek penelitian dari resep berupa obat generik maupun obat merek dagang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 10. Profil subjek penelitian meliputi umur, jenis kelamin, tekanan darah baseline dan final komplikasi dan penyakit tambahan sedangkan profil obat meliputi jumlah, nama dan golongan obat. 11. Jumlah hari mendapatkan obat adalah jumlah hari penggunaan obat selama periode penelitian. Apabila dalam satu bulan terdapat dua kali atau lebih pengambilan obat maka jumlah obat ditentukan dari obat yang mencakup 1 bulan beserta gabungannya. 12. Tanggal awal dalam perhitungan MPR dan PDC merupakan tanggal dimana pasien mendapatkan obat antihipertensi pertama. 13. Tanggal akhir penelitian pada perhitungan MPR merupakan tanggal dimana pasien mendapatkan obat antihipertensi terakhir. 14. Tanggal akhir penelitian pada perhitungan PDC merupakan hari terakhir periode penelitian yaitu tanggal 31 Oktober 2011. 15. Jumlah pasien yang menerima terapi merupakan pasien yang menerima terapi pada bulan tersebut termasuk pasien baru yang mendapatkan terapi. 16. Jumlah akumulasi pasien yang masuk dalam penelitian merupakan jumlah pasien kumulatif selama periode penelitian dimana jumlah subjek lama pada bulan sebelumnya ditambahkan dengan subjek baru pada bulan tersebut. 17. Target tekanan darah merupakan target goal pasien hipertensi tanpa komplikasi penyakit diabetes mellitus dan kardiovaskular setelah menjalani terapi yaitu <140/90 mmHg (JNC7). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 18. Ketaatan pasien dari nilai MPR dan PDC digambarkan dengan tiga kriteria yaitu ≥ 80% dikatakan tinggi, 50-79 % dikatakan sedang dan <50% dikatakan rendah. D. SUBJEK PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah subjek penelitian dewasa berusia ≥18 tahun, memiliki asuransi kesehatan dari PT. ASKES, melakukan pengobatan rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta, subjek penelitian melakukan kunjungan ≥ 3 kali, menerima pengobatan antihipertensi dan terdiagnosa penyakit hipertensi. Kriteria eksklusi meliputi subjek penelitian dengan komorbiditas diabetes mellitus dan kardiovaskular. Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan pembagian 3 subjudul berdasarkan komorbiditas sehingga pengumpulan data dilakukan bersama-sama. E. LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di ruang instalasi farmasi dan rekam medis Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta. F. BAHAN PENELITIAN Bahan penelitian yang digunakan adalah resep, nota pembayaran dari pihak askes dan lembar rekam medik subjek penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 G. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen pada penelitian ini adalah lembar rekap data subjek penelitian dan Surat Jaminan Pelayanan (SJP). H. TATA CARA PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Observasi awal dilakukan ke lokasi penelitian dengan mencari informasi mengenai pelayanan PT.ASKES yang diselenggarakan oleh instalasi farmasi dan informasi pengurusan izin di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta. Permohonan izin diajukan ke bagian personalia Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta. 2. Tahap Pengambilan Data Pengambilan data dimulai dari Instalasi Farmasi dan dilanjutkan dengan pencatatan data dari rekam medis subjek penelitian. Data yang dikumpulkan berupa profil subjek penelitian, profil obat dan tekanan darah. Profil subjek penelitian yang diambil meliputi umur, jenis kelamin, penyakit penyerta. Profil obat meliputi nama, jumlah dan golongan obat. Sedangkan untuk tekanan darah meliputi tekanan darah baseline dan tekanan darah final. 3. Pengolahan Data Data yang diperoleh berupa umur, jenis kelamin, jumlah hari obat subjek penelitian, jumlah hari obat yang seharusnya, jumlah kunjungan, jumlah subjek penelitian yang menerima terapi dan jumlah akumulasi subjek penelitian yang masuk dalam penelitian. Kemudian data tersebut dihitung menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 persamaan Medication Possession Ratio (MPR), Propotion of Days Covered (PDC) dan persistence rate (PR). I. ANALISIS HASIL 1. Profil umur subjek penelitian dikelompokkan pada range tertentu yaitu 20-39 tahun, 40-59 tahun dan >60 tahun (Roger, Go, Jones, Benjamin, Berry, Borden, et al., 2012). Jumlah masing-masing kelompok umur dibagi dengan total subjek penelitian dan dikalikan 100%. 2. Profil jenis kelamin subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu perempuan dan laki-laki, kemudian jumlah masing-masing kelompok dibagi dengan total subjek penelitian dan dikalikan 100%. 3. Profil tekanan darah baseline dan final dibagi menjadi empat kelas berdasarkan JNC 7, yaitu normal (< 120 mmHg), prehipertensi (120-139 mmHg), hipertensi stage I (140-159 mmHg) dan hipertensi stage II (160 mmHg). Jumlah subjek penelitian pada masing-masing kelas dibagi dengan total subjek penelitian dikalikan 100%. Tekanan darah baseline dan tekanan darah final akan dianalisis perbedaannya, analisis dilakukan dengan melihat perubahan jumlah pada masing-masing kelas. 4. Profil jumlah kunjungan dikelompokkan menjadi empat kelas yaitu 3-5 kali, 6-8 kali, 9-11 kali, dan ≥12 kali. Jumlah masing-masing kelas dibagi dengan total subjek penelitian lalu dikalikan 100%. 5. Profil jumlah obat antihipertensi subjek penelitian dihitung dari jumlah penggunaan obat antihipertensi setiap subjek penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 6. Profil jenis obat dihitung dengan menghitung jumlah subjek penelitian yang menggunakan obat antihipertensi berdasarkan nama generiknya kemudian dibagi dengan total subjek penelitian lalu dikalikan 100%. 7. Menghitung nilai MPR, PDC dan PR. Ketiga persamaan berikut adalah a. Medication Possession Ratio (MPR) Subjek penelitian dikatakan memiliki ketaatan tinggi apabila nilai MPR adalah ≥ 80%. b. Propotion of Days Covered (PDC) Subjek penelitian dikatakan memiliki ketaatan tinggi apabila nilai PDC adalah ≥ 80%. c. Persistence Rate (PR) 8. Proporsi pencapaian target tekanan darah subjek penelitian dihitung berdasarkan jumlah subjek penelitian yang mencapai tekanan darah akhir sesuai target <140/90 mmHg. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 J. KELEMAHAN PENELITIAN Kelemahan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak melakukan pertemuan langsung dengan subjek penelitian sehingga peneliti tidak dapat mengetahui kondisi subjek penelitian ketika menjalankan proses terapi dan mengambil obat antihipertensi. Selain itu penelitian ini hanya memotret sebagian kecil dari ketaatan secara keseluruhan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. PROFIL SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini memiliki subjek penelitian sebanyak 182 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dari dua rumah sakit yang berbeda. Subjek terdiri dari 53 orang dari Rumah Sakit Panti Rini dan 129 orang dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian, profil subjek penelitian adalah sebagai berikut: 1. Usia Dalam penelitian ini subjek yang diambil adalah subjek penelitian dewasa berusia ≥ 18 tahun. Wilson menyatakan bahwa timbulnya hipertensi terjadi antara usia 20 sampai 50 tahun dan terus berkembang dalam jangka waktu 20 sampai 30 tahun. Rentang usia subjek penelitian dikelompokkan menjadi 3 kelas yaitu 20-39 tahun, 40-59 tahun dan >60 tahun (Roger, Go, Jones, Benjamin, Berry, Borden, et al., 2012). Hasil penelitian berupa profil subjek penelitian berdasarkan usia dapat dilihat dalam tabel III. Tabel III. Jumlah Subjek Penelitian (%) berdasarkan Kelompok Usia di Rumah Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih Kelompok Usia Rumah Sakit Panti Rini Rumah Sakit Panti Rapih (tahun) (n = 53) (n = 129) Subjek(%) Subjek(%) 20-39 1,89 2,33 40-59 47,17 34,11 ≥60 50,94 63,57 37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 Subjek penelitian yang menderita penyakit hipertensi terbesar di Rumah Sakit Panti Rini terletak pada kelompok umur ≥60 tahun yaitu 27 orang dengan persentase 50,94 %. Dan pada Rumah Sakit Panti Rapih juga terletak pada kelompok umur ≥60 tahun yaitu 82 orang dengan persentase sebesar 63,57 %. Hal ini menunjukkan bahwa hipertensi dapat muncul karena faktor resiko pada usia ≥55 tahun yang disebabkan oleh penurunan fungsi organ tubuh (Babatsikou and Zavitsanou, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Doggrell (2010), ketaatan subjek penelitian dapat meningkat sesuai usia pada beberapa penyakit, salah satunya adalah hipertensi. Maka dari itu, peneliti juga melihat ketaatan subjek penelitian yang diukur dari nilai MPR dan PDC berdasarkan pengelompokan usia. Hasil penelitian mengenai ketaatan subjek penelitian berdasarkan pengelompokan usia dapat dilihat pada tabel IV untuk Rumah Sakit Panti Rini dan tabel V untuk Rumah Sakit Panti Rapih. Tabel IV. Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Usia berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini Kelompok Usia (tahun) 20-39 (n=1) 40-59 (n=25) ≥60 (n=27) Kriteria Nilai (%) ≥80 50-79 <50 ≥80 50-79 <50 ≥80 50-79 <50 MPR Subjek (%) 0,00 100 0,00 40,00 56,00 4,00 29,63 59,26 11,11 PDC Subjek (%) 0,00 100 0,00 40,00 40,00 20,00 25,93 59,26 14,81 Ketaatan dapat meningkat sesuai umur pada penyakit tertentu (Doggrell, 2010). Menurut Doggrell (2010), usia yang lebih tua cenderung lebih taat daripada usia yang lebih muda seperti pada hasil penelitian ini yang menunjukkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 pada kelompok usia 20-39 tahun terdapat 1 orang terletak pada rentang ketaatan 50-79% yang menunjukkan ketaatan sedang diukur dari nilai MPR dan PDC. Pada kelompok usia 40-59 tahun terdapat 14 orang yang memiliki ketaatan sedang dengan persentase terbesar yaitu 56,00% untuk nilai MPR. Sedangkan untuk nilai PDC terdapat 10 orang yang memiliki ketaatan tinggi dengan persentase terbesar yaitu 40,00% dari 25 orang. Pada kelompok usia ≥60 tahun, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan sedang dengan persentase 59,26 % dari 27 orang berdasarkan nilai MPR dan PDC. Tabel V. Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Usia berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih Kelompok Usia Kriteria MPR PDC (tahun) Nilai Subjek Subjek (%) (%) (%) ≥80 33,33 33,33 20-39 (n=3) 50-79 66,67 66,67 <50 0,00 0,00 ≥80 40-59 52,27 43,18 (n=44) 50-79 29,55 31,82 <50 18,18 25 ≥80 35,37 ≥60 47,56 (n=82) 50-79 35,37 36,59 <50 17,07 28,05 Pada tabel V dapat dilihat pada kelompok usia 20-39 tahun, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan 50-79% dengan persentase 66,67% dari 3 orang untuk nilai MPR dan PDC. Pada kelompok usia 40-59 tahun, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan tinggi dengan persentase sebesar 52,27 % untuk nilai MPR dan 43,18% untuk nilai PDC dari 44 orang. Pada kelompok usia ≥60 tahun, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan tinggi dengan persentase sebesar 47,56 % PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 untuk nilai MPR dan rentang ketaatan sedang untuk nilai PDC dengan persentase sebesar 36,59% dari 82 orang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiati dan Sutrisna pada tahun 2010 menyatakan bahwa subjek penelitian dengan usia ≥60 tahun lebih taat dibandingkan subjek penelitian dengan usia lebih muda. Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih dimana jumlah subjek terbesar dengan ketaatan tinggi terletak pada kelompok usia ≥60 tahun yang diukur dari nilai MPR. Namun pada hasil penelitian ini terdapat perbedaan yang menunjukkan jumlah subjek penelitian terbesar yang memiliki ketaatan tinggi lebih banyak pada rentang usia 40-59 tahun. 2. Jenis Kelamin Profil subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin menunjukkan jumlah subjek penelitian perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah subjek penelitian laki-laki. Perbandingan jumlah subjek penelitian laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada gambar 3. Rumah Sakit Panti Rapih n=129 59.7% Rumah Sakit Panti Rini n=53 30,2% 40.3% 69,8% laki-laki Perempuan Gambar 3. Perbandingan Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih Jumlah subjek penelitian perempuan Rumah Sakit Panti Rini adalah 37 orang dengan persentase 69,8% sedangkan untuk Rumah Sakit Panti Rapih adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 77 orang dengan persentase 59,7%. Jumlah subjek penelitian laki-laki Rumah Sakit Panti Rini adalah 16 orang dengan persentase 30,2% sedangkan untuk Rumah Sakit Panti Rapih adalah 52 orang dengan persentase 40,3%. Menurut JNC-7, perempuan memiliki faktor risiko hipertensi lebih besar daripada laki-laki. Wilson menyatakan bahwa perempuan memiliki imunitas yang kurang setelah mengalami menopause sehingga rentan terkena penyakit hipertensi. Hormon estrogen menjadi imunitas perempuan saat sebelum menopause. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ketaatan dalam pengobatan. Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk tidak mengambil obat antihipertensi daripada perempuan (Setiati dan Sutrisna, 2005). Hasil penelitian mengenai ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai MPR dan PDC terkait jenis kelamin dapat dilihat pada tabel VI. Tabel VI. Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Jenis Kelamin berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Kriteria Nilai (%) Panti Rapih (nPerempuan=77, nLaki-laki=52) Panti Rini (nPerempuan=37, nLaki-laki=16) MPR PDC MPR PDC Subjek (%) Subjek (%) Subjek (%) Subjek (%) ≥80 53.25 38.96 37.84 29.73 50-79 27.27 31.17 56.76 54.05 <50 19.48 29.87 5.41 16.22 ≥80 42.31 36.54 25.00 37.50 50-79 44.23 42.31 62.50 43.75 <50 13.46 21.15 12.50 18.75 Subjek penelitian perempuan memiliki ketaatan tinggi di Rumah Sakit Panti Rapih dengan persentase sebesar 53,25% untuk nilai MPR dan 38,96% untuk nilai PDC dari 77 orang. Subjek penelitian laki-laki memiliki ketaatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 sedang dengan persentase sebesar 44,23% untuk nilai MPR dan 42,31% untuk nilai PDC dari 52 orang. Pada Rumah Sakit Panti Rini, jumlah subjek penelitian laki-laki dan perempuan terbesar terletak pada rentang ketaatan sedang berdasarkan nilai MPR dan PDC. 3. Tekanan Darah Tekanan darah merupakan salah satu tanda atau gejala yang menandakan bahwa seseorang tersebut menderita hipertensi atau tidak. Diagnosa hipertensi menjadi jelas apabila terjadi peningkatan tekanan darah diatas batas normal. Batas atas tekanan normal lebih rendah pada anak dan lebih tinggi pada orang dewasa. Tekanan sistolik biasanya meningkat seumur hidup dan tekanan diastolik meningkat sampai pada usia 50 sampai 60 tahun tetapi kemudian menurun sehingga tekanan nadi terus meningkat. Pengukuran hipertensi antara tekanan darah sistolik dan diastolik menjadi sama pentingnya dalam pengobatan hipertensi. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan tekanan darah awal dan akhir dapat dilihat pada tabel VII. Tabel VII. Jumlah Subjek Penelitian (%) di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta berdasarkan Tekanan Darah Panti Rini (n=53) Klasifikasi Tekanan Darah (mmHg) Panti Rapih (n=129) Normal < 120 Baseline Subjek(%) 0,00 Final Subjek (%) 7,55 Baseline Subjek (%) 8,53 Final Subjek(%) 10,08 Prehipertensi 120-139 18,87 37,74 23,26 34,11 Hipertensi I 140-159 39,62 32,08 37,98 42,64 Hipertensi II ≥160 41,51 22,64 30,23 13,18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 Persentase tekanan darah baseline terbesar pada Rumah Sakit Panti Rini adalah terletak pada hipertensi stage II yaitu 41,51% dari 129 orang dan Rumah Sakit Panti Rapih terletak pada hipertensi stage I yaitu 37,98% dari 129 orang. Sedangkan persentase tekanan darah final terbesar di Rumah Sakit Panti Rini terletak pada prehipertensi range 120-139 yaitu 37,74% dari 129 orang dan di Rumah Sakit Panti Rapih terletak pada hipertensi stage I range 140-159 yaitu 42,64% dari 129 orang. Dari data ini dapat diperkirakan gambaran proporsi pencapaian target tekanan darah secara keseluruhan. 4. Jumlah Kunjungan Subjek Penelitian Jumlah kunjungan subjek penelitian merupakan salah satu ukuran ketaatan subjek penelitian yang dilihat secara tidak langsung. Jumlah kunjungan subjek penelitian akan disajikan dalam gambar 4. 60 54 Jumlah Pasien 50 40 40 30 25 23 3-5 x 26 6-8 x 20 9-11 x 10 10 4 ≥12 0 Panti Rapih Panti Rini Jumlah kunjungan Gambar 4. Jumlah Subjek Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih Berdasarkan Jumlah Kunjungan Menurut laporan Krousel, Muntner, Islam, Morisky dan Webber pada tahun 2009, subjek penelitian paling tidak mendapatkan tiga kali peresepan dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44 instalasi farmasi untuk perhitungan MPR sehingga penulis menentukan jumlah kunjungan yang digunakan minimal 3 kali. Jumlah kunjungan terbesar di Rumah Sakit Panti Rini terletak pada range 6-8x yaitu 26 orang sedangkan di Rumah Sakit Panti Rapih terletak pada range 3-5x yaitu 54 orang. Jumlah kunjungan terkecil di Rumah Sakit Panti Rini terletak pada range 9-11x yaitu 4 orang. Jumlah kunjungan terkecil subjek penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih terletak pada range ≥ 12x yaitu 10 orang. Pada penelitian ini, peneliti melihat ketaatan subjek penelitian yang diukur dari nilai MPR dan PDC berdasarkan pengelompokkan jumlah kunjungan. Jumlah kunjungan menggambarkan subjek penelitian datang untuk mengambil obat antihipertensi sehingga jumlah kunjungan menjadi salah satu faktor/parameter yang mempengaruhi ketaatan subjek penelitian. Hasil penelitian mengenai ketaatan subjek penelitian berdasarkan pengelompokkan jumlah kunjungan dapat dilihat pada tabel VIII untuk Rumah Sakit Panti Rini dan tabel IX untuk Rumah Sakit Panti Rapih. Tabel VIII. Distribusi Subjek Penelitian pada Pengelompokan Jumlah Kunjungan berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini Kriteria MPR PDC Jumlah kunjungan Nilai Subjek (%) Subjek (%) (%) 3-5x ≥80 17,39 8,70 (n=23) 50-79 65,22 52,17 <50 17,39 39,13 6-8x ≥80 42,30 42,30 (n=26) 50-79 <50 57,70 0,00 57,70 0,00 9-11x ≥80 100,00 100,00 (n=4) 50-79 0,00 0,00 <50 0,00 0,00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 Pada kelompok jumlah kunjungan 3-5x, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan sedang dengan persentase 65,22 % untuk nilai MPR dan 52,17% untuk nilai PDC dari 23 orang. Pada kelompok jumlah kunjungan 6-8x, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan sedang dengan persentase 57,70 % untuk nilai MPR dan PDC dari 26 orang. Pada kelompok jumlah kunjungan 9-11x, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan sedang dengan persentase 100,00% untuk nilai MPR dan PDC dari 4 orang. Tabel IX. Distribusi Subjek Penelitian pada Pengelompokan Jumlah Kunjungan berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih MPR PDC Kriteria Jumlah kunjungan Nilai Subjek (%) Subjek (%) 3-5x ≥80 35,19 20,37 (n=54) 50-79 27,78 20,37 <50 37,04 59,26 6-8x ≥80 35,00 17,50 (n=40) 50-79 <50 60,00 5,00 77,50 5,00 9-11x ≥80 (n=25) 50-79 92,00 8,00 96,00 4,00 <50 0,00 0,00 ≥80 50-79 70,00 30,00 70,00 30,00 <50 0,00 0,00 ≥12x (n=10) Dari tabel IX dapat dilihat pada kelompok jumlah kunjungan 3-5x, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan rendah dengan persentase 37,04 % untuk nilai MPR dan 59,26% untuk nilai PDC dari 54 orang. Pada kelompok jumlah kunjungan 6-8x, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan sedang dengan persentase 60,00 % untuk nilai MPR dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 77,50% untuk nilai PDC dari 40 orang. Pada kelompok jumlah kunjungan 9-11x, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan tinggi dengan persentase 92,00% untuk nilai MPR dan 96,00% untuk nilai PDC dari 25 orang. Pada kelompok jumlah kunjungan ≥12x, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan tinggi dengan persentase 70,00% untuk nilai MPR dan PDC dari 10 orang. B. PROFIL OBAT 1. Profil Penggunaan Obat Antihipertensi Profil obat antihipertensi yang didapatkan dalam penelitian ini digolongkan berdasarkan mekanisme kerjanya. JNC-7 menyatakan bahwa golongan terapi hipertensi terbagi menjadi 8 yaitu golongan diuretik, golongan beta blocker (BBs), golongan angiotensin converting enzyme inhibitors (ACEIs), Angiotensin II Antagonists, Calcium Channel Blockers (CCBs), Alpha-1 Blockers, Central alpha-2 agonists and other centrally acting drugs, dan Vasodilators. Dari hasil penelitian didapatkan profil penggunaan obat antihipertensi seperti dalam tabel X. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 Tabel X. Persentase Subjek Penelitian dalam Penggunaan Obat Antihipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini N o Golongan Jenis golongan Nama Generik 1 Diuretics Thiazide hydrochlorothiazid (HCT) furosemid Loop Potassium sparing Aldosterone receptor blockers 2 3 4 5 6 7 8 9 Beta blockers (BBs) Angiotensin converting enzyme inhibitors (ACEIs) Angiotensin II antagonists Calcium channel blockers (CCBs) Alpha-1 blockers Central alpha-2 agonists and other centrally acting drugs Vasodilator Combination Nondihydro pyridines Dihydro pyridines CCBs dengan Angiotensin II antagonis Panti Rapih (n=129) Persentase (%) 8,53 Panti Rini (n=53) Persentase (%) 41,51 15,50 0,00 13,21 0,00 spironolactone 6,98 5,66 bisoprolol propanolol lisinopril captopril ramipril imidapril 20.93 6,20 5,43 4,65 10,08 7,75 15,09 3,77 7,55 0,00 0,00 1,89 irbesartan telmisartan valsartan diltiazem 12,40 9,30 46,51 21,71 1,89 3,77 32,08 28,30 amlodipine nifedipine terazosin 43,41 11,63 1,55 66,04 30,19 1,89 clonidine 10,08 11,32 Exforge® 0,00 2,33 0,00 0,00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 2. Profil Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi Profil penggunaan jumlah obat antihipertensi yang didapatkan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel XI dengan pengelompokkan jumlah obat anti hipertensi berdasarkan jumlah penggunaan obat antihipertensi terendah dan tertinggi. Tabel XI. Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini Jumlah Obat Antihipertensi 1 2 3 4 5 Panti Rini (n=53) Subjek (%) 15,09 39,62 24,53 7,55 13,21 Panti Rapih (n=129) Subjek (%) 20,16 34,88 27,9 14,73 2,33 Data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan obat antihipertensi diatas batas maksimum yaitu 4 obat masih ditemui. Di Rumah Sakit Panti Rini ditemukan 7 orang dengan persentase 13,21% dan di Rumah Sakit Panti Rapih ditemukan 3 orang dengan persentase 2,33%. Penggunaan jenis obat paling banyak ditemui pada penggunaan 2 obat antihipertensi baik di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih yaitu sebesar 39,62% dari 53 orang dan 34,88% dari 129 orang. Jumlah jenis obat yang digunakan subjek penelitian dapat mempengaruhi ketaatan subjek penelitian. Semakin banyak jumlah obat yang digunakan oleh subjek penelitian maka ketaatan subjek penelitian cenderung menurun dengan alasan terlalu banyak mengkonsumsi jumlah jenis obat (Siregar, 2006). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 Tabel XII. Distribusi Subjek Penelitian pada Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih 1 Kriteria Nilai (%) ≥80 (n=26) 50-79 Jumlah Obat Antihipertensi <50 MPR PDC Subjek (%) Subjek (%) 34.62 30.77 42.31 23.08 34.62 34.62 35.56 35.56 2 ≥80 (n=45) 50-79 51.11 31.11 <50 17.78 28.89 3 ≥80 (n=36) 50-79 52.78 36.11 44.44 36.11 <50 11.11 19.44 4 ≥80 (n=19) 50-79 57.89 26.32 47.37 31.58 <50 15.79 21.05 5 ≥80 0.00 (n=3) 50-79 33.33 33.33 <50 33.33 66.67 33.33 Dari tabel XII dapat dilihat perbedaan ketaatan subjek penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih yang sudah dikelompokkan berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang digunakan. Subjek penelitian yang menggunakan jumlah jenis obat sebanyak 5 jenis obat antihipertensi memiliki ketaatan tinggi dengan persentase sebesar 33,33% dari 3 orang untuk nilai MPR dan ketaatan sedang dengan persentase sebesar 66,67% dari 3 orang untuk nilai PDC. Jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan tinggi untuk subjek penelitian yang menggunakan jumlah jenis obat sebanyak 2, 3 dan 4 jenis. Jumlah terbesar pada subjek penelitian yang menggunakan jumlah jenis obat sebanyak 1 jenis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 terletak pada rentang ketaatan sedang dengan persentase sebesar 42,31% untuk nilai MPR dan 34,62% untuk nilai PDC. Tabel XIII. Distribusi Subjek Penelitian pada Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini Kriteria MPR PDC Jumlah Obat Nilai Antihipertensi Subjek (%) Subjek (%) (%) 12.50 25.00 1 ≥80 (n=8) 50-79 <50 87.50 0.00 75.00 0.00 2 ≥80 38.10 (n=21) 50-79 47.62 47.62 <50 4.76 42.86 19.05 ≥80 50-79 30.77 23.08 53.85 53.85 <50 15.38 23.08 4 ≥80 25.00 25.00 (n=4) 50-79 75.00 0.00 5 <50 ≥80 75.00 0.00 28.57 (n=7) 50-79 57.14 14.29 28.57 3 (n=13) <50 42.86 28.57 Pada tabel XIII dapat dilihat perbedaan ketaatan subjek penelitian di Rumah Sakit Panti Rini yang sudah dikelompokkan berdasarkan jumlah jenis obat yang digunakan. Subjek penelitian yang menggunakan jumlah jenis obat sebanyak 5 jenis memiliki ketaatan sedang dengan persentase sebesar 57,14% dari 7 orang untuk nilai MPR dan ketaatan tinggi dengan persentase sebesar 42,86% dari 7 orang untuk nilai PDC. Jumlah terbesar pada subjek penelitian yang menggunakan jumlah jenis obat sebanyak 3 dan 4 jenis terletak pada rentang ketaatan sedang dengan persentase sebesar 53,85% dan 75,00% untuk nilai MPR PDC dari 13 dan 4 orang. Jumlah terbesar pada subjek penelitian yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 menggunakan jumlah jenis obat sebanyak 2 jenis terletak pada rentang ketaatan tinggi dengan persentase sebesar 47,62% untuk nilai MPR dan 42,86% untuk nilai PDC dari 21 orang. Jumlah terbesar pada subjek penelitian yang menggunakan jumlah jenis obat sebanyak 1 jenis terletak pada rentang ketaatan sedang dengan persentase sebesar 87,50% untuk nilai MPR dan 75,00% untuk nilai PDC dari 8 orang. C. KETAATAN SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini memberikan gambaran ketaatan subjek penelitian hipertensi dengan menggunakan metode tidak langsung. Metode tidak langsung yang digunakan adalah dengan cara melakukan pengukuran MPR, PDC dan PR. Berikut merupakan data ketaatan subjek penelitian berdasarkan tiga cara pengukuran. 1. Berdasarkan nilai Medication Possesion Ratio (MPR) Ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai MPR dinyatakan dalam perbandingan jumlah obat yang diterima subjek penelitian dan jumlah hari sampai pengobatan terakhir yang dilakukan dan pengobatan selanjutnya. Subjek penelitian dikatakan taat apabila nilai MPR lebih dari 80%. Perbandingan ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai MPR disajikan dalam gambar 5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 58.49 P 60.00 e r 40.00 s e 20.00 n 0.00 t a s e (%) 48.84 33.96 34.11 7.55 17.05 ≥80% 50-79% Kriteria Nilai MPR Panti Rapih <50% Panti Rini Gambar 5. Distribusi Jumlah Subjek penelitian (%) berdasarkan nilai MPR di Rumah Sakit Panti Rini (n=53) dan Panti Rapih (n=129) Nilai tertinggi MPR di Rumah Sakit Panti Rini adalah 100% sedangkan di Rumah Sakit Panti Rapih adalah 100%. Nilai terendah MPR di Rumah Sakit Panti Rini adalah 34,88% sedangkan di Rumah Sakit Panti Rapih adalah 23,88%. Nilai tertinggi dan terendah dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4. Dari gambar 5 terlihat bahwa ketaatan subjek penelitian dengan kriteria tinggi di Rumah Sakit Panti Rapih hanya mencapai 48,84% dari jumlah subjek penelitian sedangkan untuk subjek penelitian Rumah Sakit Panti Rini hanya 33,96%. Ketaatan subjek penelitian dengan kriteria sedang di Rumah Sakit Panti Rapih memiliki persentase sebesar 34,11% dan di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 58,49%. Sedangkan ketaatan subjek penelitian dengan kriteria rendah di Rumah Sakit Panti Rapih memiliki persentase sebesar 17,05% dan di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 7,55%. Persentase yang paling besar di Rumah Sakit Panti Rini terletak pada ketaatan dengan kriteria sedang yaitu 58,49%. Hal ini menunjukkan bahwa subjek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 penelitian hipertensi di kedua rumah sakit tersebut masih banyak yang belum taat dalam menjalani terapi pengobatan. 2. Berdasarkan nilai Propotion of Days Covered (PDC) Ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai PDC dinyatakan dalam perbandingan jumlah obat yang diterima subjek penelitian dan jumlah hari penelitian. Subjek penelitian yang memiliki ketaatan tinggi adalah subjek penelitian dengan nilai PDC lebih dari 80%. Nilai tertinggi PDC di Rumah Sakit Panti Rini adalah 120% sedangkan di Rumah Sakit Panti Rapih adalah 121,62%. Nilai terendah PDC di Rumah Sakit Panti Rini adalah 31,1% sedangkan di Rumah Sakit Panti Rapih adalah 20,44%. Nilai tertinggi dan terendah dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4. Perbandingan ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai PDC disajikan dalam gambar 6. P e r s e n t a s e (%) 50.94 60.00 32.08 37.98 35.66 40.00 20.00 16.98 26.36 0.00 ≥80% 50-79% Kriteria Nilai PDC Panti Rapih <50% Panti Rini Gambar 6. Distribusi Jumlah Subjek penelitian (%) berdasarkan nilai PDC di Rumah Sakit Panti Rini (n=53) dan Panti Rapih (n=129) Dari gambar diatas terlihat bahwa ketaatan subjek penelitian dengan kriteria tinggi di Rumah Sakit Panti Rini hanya mencapai 32,08 % dari jumlah subjek penelitian sedangkan untuk subjek penelitian Rumah Sakit Panti Rapih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 hanya 37,98 %. Berdasarkan nilai PDC, ketaatan subjek penelitian dengan kriteria sedang di Rumah Sakit Panti Rapih memiliki persentase sebesar 35,66% dan di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 50,94%. Sedangkan ketaatan subjek penelitian dengan kriteria rendah di Rumah Sakit Panti Rapih memiliki persentase sebesar 26,36% dan di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 16,98%. Persentase yang paling besar di Rumah Sakit Panti Rini terletak pada ketaatan dengan kriteria sedang yaitu 50,94%. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian hipertensi di kedua rumah sakit tersebut masih banyak yang belum taat dalam menjalani terapi pengobatan terutama selama periode penelitian. 3. Berdasarkan nilai Persistence Rate (PR) Ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai PR dinyatakan dalam konsistensi subjek penelitian melakukan kunjungan subjek penelitian dalam jangka waktu tertentu. Pada tabel XIII dapat dilihat nilai PR paling kecil pada bulan oktober yaitu 35,85% untuk rumah sakit Panti Rini dan 53,17% untuk rumah sakit Panti Rapih. Hal ini dimungkinkan karena subjek penelitian tidak melanjutkan terapi pengobatan sampai bulan Oktober. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 Tabel XIV. Distribusi Nilai PR Subjek Penelitian (%) di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta Rumah Sakit Rumah Sakit Panti Rini (n=53) Panti Rapih (n=129) Bulan Subjek(%) Subjek(%) Januari 100,00 100,00 Februari 74,36 77,27 Maret 56,82 79,61 April 72,92 60,55 Mei 76,47 74,77 Juni 67,92 67,23 Juli 71,70 75,81 Agustus 54,72 70,63 September 64,15 60,32 Oktober 35,85 53,17 120.00 Persentase 100.00 80.00 60.00 Panti Rini 40.00 Panti Rapih 20.00 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Bulan Gambar 7. Distribusi Nilai PR Subjek Penelitian (%) di Rumah Sakit Panti Rini (n=53) dan Panti Rapih (n=129) Dari gambar 7 dapat dilihat konsistensi kedatangan subjek penelitian dalam melaksanakan terapi selama periode penelitian. Di Rumah Sakit Panti Rini dapat dilihat terjadi penurunan kedatangan pada bulan ke-2, ke-3,ke-6, ke-8 dan ke-10. Sedangkan pada Rumah Sakit Panti Rapih terjadi penurunan pada bulan ke-2, ke-4, ke-6, ke-8, ke-9 dan ke-10. Penurunan lebih banyak terjadi pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 Rumah Sakit Panti Rapih. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi ketidaktaatan subjek penelitian dilihat dari kedatangan pasien yang tidak konsisten dalam menebus resep kembali. D. PROPORSI PENCAPAIAN TARGET TEKANAN DARAH Penelitian ini menggambarkan mengenai ketaatan subjek penelitian di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih berdasarkan metode pengukuran MPR, PDC dan PR. Proporsi pencapaian target ini digunakan untuk melihat apakah terapi yang telah dijalani subjek penelitian dapat mencapai keberhasilan terapi dimana tekanan darah subjek penelitian sesuai target terapi. MPR p e r s e n t a s e PDC (dinyatakan dalam %) 70.59 50.00 58.73 55.10 50.00 41.27 44.90 29.41 Tercapai Tidak Tercapai Panti Rini (nMPR=18) (nPDC=17) Tercapai Tidak Tercapai Panti Rapih (nMPR=63) (nPDC=49) Gambar 8. Distribusi Jumlah Subjek Penelitian dengan nilai MPR dan PDC ≥80% berdasarkan pencapaian target tekanan darah di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Dari gambar 8 diketahui subjek penelitian dengan ketaatan tinggi di Rumah Sakit Panti Rini untuk nilai MPR mempunyai proporsi pencapaian target PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 tekanan darah sebesar 50,00% dan untuk nilai PDC mempunyai proporsi pencapaian target tekanan darah sebesar 70,59%. Sedangkan di Rumah Sakit Panti Rapih untuk nilai MPR mempunyai proporsi pencapaian target tekanan darah sebesar 41,27% dan untuk nilai PDC mempunyai proporsi pencapaian target tekanan darah sebesar 44,90%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi pencapaian target tekanan darah di Rumah Sakit Panti Rini lebih tinggi daripada Rumah Sakit Panti Rapih. Proporsi pencapaian target tekanan darah pada Rumah Sakit Panti Rapih belum cukup baik karena masih lebih rendah dari ketidakcapaian target tekanan darah dengan selisih yang tidak terlalu banyak. Tabel XV. Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah berdasarkan Kriteria Nilai MPR di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini Panti Rapih Panti Rini Kriteria Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah Nilai Tidak Tidak MPR N Mencapai (%) N Mencapai(%) Mencapai (%) Mencapai (%) ≥80% 63 41,27 58,73 18 50,00 50,00 50-79% 44 45,45 54,55 31 41,94 58,06 <50% 22 50,00 50,00 4 50,00 50,00 Tabel XVI. Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah berdasarkan Kriteria Nilai PDC di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini Panti Rapih Panti Rini Kriteria Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah Nilai Tidak Tidak PDC N Mencapai (%) N Mencapai (%) Mencapai (%) Mencapai (%) ≥80% 49 44,90 55,10 17 70,59 29,41 50-79% 46 43,48 56,52 27 37,04 62,96 <50% 34 44,12 55,88 9 33,33 66,67 Dari tabel XV dapat dilihat subjek penelitian dengan ketaatan sedang di Rumah Sakit Panti Rini untuk nilai MPR mempunyai proporsi pencapaian target tekanan darah sebesar 41,94% dan untuk nilai PDC mempunyai proporsi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 pencapaian target tekanan darah sebesar 37,04%. Pada tabel XVI menunjukkan bahwa di Rumah Sakit Panti Rapih untuk nilai MPR mempunyai proporsi pencapaian target tekanan darah sebesar 45,45% dan untuk nilai PDC mempunyai proporsi pencapaian target tekanan darah sebesar 43,48%. Proporsi pencapaian target tekanan darah yang tercapai pada subjek penelitian yang memiliki ketaatan sedang dan rendah dengan pengukuran MPR dan PDC pada Rumah Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih lebih kecil dibanding proporsi pencapaian target tekanan darah yang tidak tercapai. Pada pengukuran MPR terdapat keseimbangan proporsi pencapaian target tekanan darah pada ketaatan tinggi dan rendah di Rumah Sakit Panti Rini dan ketaatan rendah di Rumah Sakit Panti Rapih yaitu 50%. Data ketaatan pasien berdasarkan nilai PDC menunjukkan bahwa proporsi pencapaian target tekanan darah pada subjek penelitian dengan ketaatan tinggi lebih besar dari proporsi pencapaian target tekanan darah pada subjek penelitian dengan ketaatan sedang dan rendah. Sedangkan data ketaatan pasien berdasarkan nilai MPR menunjukkan bahwa proporsi pencapaian target tekanan darah pada subjek penelitian dengan ketaatan tinggi lebih kecil dari proporsi pencapaian target tekanan darah pada subjek penelitian dengan ketaatan sedang dan rendah. Hal ini dimungkinkan karena faktor lain yang dapat mendukung keberhasilan terapi seperti pola hidup dan pola makan pasien yang tidak teratur dan aktivitas yang dilakukan pasien sebelum melakukan pengukuran tekanan darah sehingga dapat mempengaruhi tingginya tekanan darah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Profil pasien yang menerima obat antihipertensi dengan penyakit hipertensi paling banyak pada rentang usia ≥60 tahun yaitu 50,94% untuk Rumah Sakit Panti Rini dan 63,57% untuk Rumah Sakit Panti Rapih dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Profil obat antihipertensi terbanyak digunakan adalah golongan angiotensin II antagonists dengan nama generik valsartan dengan persentase sebesar 46,51% untuk Rumah Sakit Panti Rapih. Sedangkan untuk Rumah Sakit Panti Rini penggunaan obat terbesar pada golongan calcium channel blockers (CCBs) dengan nama generik amlodipin dengan persentase sebesar 66,04%. 2. Ketaatan pasien terhadap penggunaan obat antihipertensi berdasarkan nilai MPR di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 33,96% dari 53 subjek dan untuk Rumah Sakit Panti Rapih sebesar 48,40% dari 129 subjek. Ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai PDC di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 32,08% dari 53 subjek dan untuk Rumah Sakit Panti Rapih sebesar 37,98% dari 129 subjek. Sedangkan nilai PR terendah terletak pada bulan oktober untuk kedua rumah sakit. 3. Proporsi pencapaian target tekanan darah yang tercapai dari subjek penelitian yang taat dilihat dari nilai MPR untuk Rumah Sakit Panti Rini adalah 50,00% dan 41,27% untuk Rumah Sakit Panti Rapih. Proporsi pencapaian target 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 tekanan darah yang tercapai dari subjek penelitian yang taat dilihat dari nilai PDC untuk Rumah Sakit Panti Rini adalah 70,59% dan 44,90% untuk Rumah Sakit Panti Rapih. Proporsi pencapaian target tekanan darah yang tercapai pada subjek penelitian dengan ketaatan tinggi lebih besar dibandingkan dengan subjek penelitian dengan ketaatan sedang dan rendah kecuali subjek penelitian yang taat berdasarkan nilai MPR. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa profil MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini tergolong dalam kriteria tinggi dan sedang maka disarankan untuk mengukur menggunakan metode pengukuran ketaatan yang lain sehingga dapat melengkapi hasil penelitian dengan kriteria ketaatan yang lainnya. Selain itu dapat dilakukan perbandingan dengan subjek penelitian yang menggunakan jenis asuransi lainnya atau tidak menggunakan asuransi kesehatan untuk melihat pengaruh biaya pada pelayanan kesehatan. Penambahan pengambilan data seperti anamnesis dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya yang menggunakan subjek penelitian dengan komorbiditas penyakit kronis lainnya untuk dapat memperkuat metode penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 DAFTAR PUSTAKA Anggraini, D.P., 2009, Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan Rs Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi Vs Informasi Plus Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Aprianti, C.A.R.I.,2010, Evaluasi Pola Pengobatan Dan Ketaatan Dengan Home Visit Pada Pasien Hipertensi Di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman 1 Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Askes, 2011, http://www.ptaskes.com/info-perusahaan/17/Tujuan diakses pada tanggal 30 Desember 2011. Babatsikou, F., and Zavitsanou, A., 2010, Epidemiology of hypertension in elderly, Health Science Journal, 4(1), 24-30. Chen, S., Levin, R.A., Gartner, J.A., 2010, Medication Adherence and Enrollment in a Consumer-Driven Health Plan, Am J Manag Care, 16(2),e43-e50. Corwin, E. J., 2007, Handbook of pathophysiology, diterjemahkan oleh Subekti N., Edisi revisi, EGC, Jakarta, pp. 484-489. Cramer, J.A., Joy, A., Burrell, A., Fairchild, C.J., Fuldeore, M.J., Ollendorf, D.A., et al., 2008, Medication Compliance and Persistence, Value in Health, 11(1), 44-47. Doggrel, S.A., 2010, Adherence to Medicines in the Older-Aged with Chronic Conditions : Does Intervention by an Allied Health Professional Help?, Drug Aging, 27(3), 243. Ganong, W.F., and Mcphee, S.J., 2010, Patofisiologi Penyakit:Pengantar Menuju Kedokteran Klinis, 3rd Ed, diterjemahkan oleh Brahm U, EGC, Jakarta,pp.340-345. Kimble, M.A.K., Young, L.Y., Alldregde, B.K., Corelli, R.L., Gugliemo, B.J., Kradjan, W.A., et. al., 2009, Applied Therapeutics “The Clinical Use of Drugs”, 9th Ed, Wolters Kluwer Health, USA, pp.13.1-13.42. Krousel, W.M.A., Muntner, P., Islam, T., Morisky, D.E., and Webber, L.S., 2009, Barriers to and Determinants of Medication Adherence in Hypertension Management: Persperctive of the Cohort Study of Medication Adherence among Older Adults (CoSMO), NIH-PA Author Manuscript, 93(3), 4 Mcginnis, B.D., Olson, K.L., Delate,.T.M.A., and Stolcpart, R.S., 2009, Statin Adherence and Mortality in Patients Enrolled in a Secondary Prevention Program, Vol 15 No.10, The American Journal of Managed Care. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62 Michael, P., Bryson, C., and Rumsfeld, J., 2009, Medication Adherence; Its importance in cardiovascular outcomes, http://circ.ahajournals.org/content/119/23/3028.full#intro-header diakses pada tanggal 30 Desember 2011, pp. 3028-3029. Mobutawana, T., Warren, J., Gaikwad, R. Kennelly, J., and Kenealy, T., Analysis of Medication Possesion Ratio for Improved Blood Pressure ControlTowards a Semantic Web Technology Enabled Workbench, The University of Auckland, New Zealand. Nau, D.P., 2012, Proportion of Days Covered as a Preferred Method of Measuring Medication Adherence, Pharmacy Quality Aliance. Notoatmojo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, pp. 35-37, 89. Osterberg, L. and Blaschke, T., 2010, Drug Therapy : Adherence to Medication, The New England Journal of Medicine, 353(5). Patel, B., Baker, R., Thiebaud, P., Preblick, R., and Plauschinat, C.,2008, Improved persistence and adherence to diuretic fixed dose combination therapy compared to diuretic monotherapy, Biomed Central, pp 2-6. Rahajeng, E., dan Tuminah, S., 2009, Prevalensi Hipertensi dan Determinanya di Indonesia, Majalah Kedokteran Indonesia, Vol 59 No. 12, 580-587 Riaz, K., 2011, Hypertension Treatment And Management, http://emedicine.medscape.com/article/241381-treatment, diakses pada tanggal 14 November 2011. Rieckman, N., Yepes, M.P., Davidson, K.W., 2009, Chronic Physical illness : Self Management and Behavioural Interventions, McGrawHill Open University Press, 16. Robertson,T.A., Cooke, C.E, Wang, J., Shaya, F.T., and Lee, H.Y., 2008, Effect of Medication Burden on Persistent Use of Lipid Lowering Drugs Among Patients with Hypertension, Vol 14 No.11, The American Journal of Managed Care. Roger, V.L., Go, A. S., Jones, D.M.L, Benjamin, E.J., Borden, W.B., et al, 2012, Heart Disease and Stroke Statistics-2012 Update : A Report From the American Heart Association, Circulation Journal of The American Heart Association, 125, e2-e220. Saseen, J.J., and Carter, B.L., 2005, Hypertension in DiPiro, J.T., Tarlbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 6th Ed, McGraw-Hill, New York, pp. 186-210. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 Saseen, J.J., and Maclaughlin,E.J., 2008, Hypertension in DiPiro, J.T., Tarlbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 7th Ed, McGraw-Hill, New York, pp. 140-144. Setiati, S and Sutrisna, B., 2005, Prevalence of Hypertension without Antihypertensive Medications and Its Association with Social Demographic Characteristic Among 40 Years and Above Adult Population in Indonesia, Acta Med Indones-Indones J Intern Med, 37(1), 20-25 Siregar, J., 2006, Farmasi Klinik Teori dan Penerapannya, EGC, Jakarta, pp. 320339. Sofyanto, 2009, Penyelesaian Klaim Asuransi Kesehatan di PT.ASKES (PERSERO) Cabang utama Semarang, Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang, 45-50. Tim Riset Kesehatan Dasar, 2007, Riset Kesehatan Dasar 2007, http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/PedomanBiomedis. pdf, diaskes pada tanggal 20 Oktober 2011. Tjay, T.H dan Kirana R., 2007, Obat-obat Penting Edisi 6, Gramedia, Jakarta, pp. 538-564. Vik, S.A., Maxwell, C.J., Hogan, D.B., Patten, S.B., Johnson, J.A., Slack, L.R., 2005, Assessing Medication Adherence among Older Persons in Community Settings, www.cjcp.ca/cjcp04-035_e152-r101609 diakses pada tanggal 22 Juli 2011. Walker, D.G., Renwick, A.G, and Hillier, K., 2010, Medical Pharmacology and Therapeutics, 3rd Ed, Elsevier, China, pp.111-122, 222-224. World Health Organization, 2003, Adherence to long term therapies, http://whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241545992.pdf, diakses pada tanggal 29 Oktober 2011, pp. 3-5. World Health Organization, 2008, Cardiovascular Diseases http://www.who.int/topics/cardiovascular_diseases/en/ diakses pada tanggal 29 Oktober 2011. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI LAMPIRAN 64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Panti Rapih 65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta 66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 3. Data Pasien Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta 67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4. Data Pasien Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta 73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 Lampiran 5. Data Nama Merek Dagang Obat Antihipertensi Yang Digunakan No Golongan Jenis golongan 1 Diuretics Thiazide Loop Potassium sparing Aldosterone receptor blockers 2 Beta blockers (BBs) 3 Angiotensin converting enzyme inhibitors (ACEIs) 4 Angiotensin II antagonists 5 Calcium channel blockers (CCBs) Nama Generik hydrochlorothiazid (HCT) furosemid spironolaktone bisoprolol propanolol lisinopril captopril ramipril Nondihydro pyridines Dihydro pyridines imidapril irbesartan telmisartan valsartan diltiazem amlodipin nifedipin 6 7 8 9 Alpha-1 blockers Central alpha-2 agonists and other centrally acting drugs Vasodilator Combination terazosin clonidin CCBs dengan Angiotensin II antagonis amlodipin dan valsartan Nama Dagang Gralixa® Lasix® Aldactone® Lethonal® Carpiaton ® Concor® Maintate® Farmadral® Noperten® Triatec® Cardace® Tanapres® Irtan® Micardis® Herbesser® Norvask® Ethivask® Intervask® Comdipin® Amlogrix® Adalat® Calcigard® Hytrin® - Exforge® PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 BIOGRAFI PENULIS Penulis bernama Agatha Ratri Prasetyo lahir di Bandar Lampung pada tanggal 10 Maret 1991 dan merupakan anak pertama dari pasangan Crhisantus Tri Suprastyo dan Crescentiana Surati. Penulis memulai masa pendidikannya di TK Sejahtera II Bandar Lampung kemudian melanjutkan di SD Sejahtera II Bandar Lampung. Pada tahun 2002-2005, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Fransiskus Tanjung Karang Bandar Lampung. Kemudiaan penulis menempuh pendidikan selanjutnya di SMA Pangudi Luhur Vanlith Muntilan pada tahun 2005-2008. Penulis melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2008 dan studi berakhir pada tahun 2012. Selama menjadi mahasiswa, penulis berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi maupun kepanitiaan dikampus antara lain : Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Farmasi USD periode 2010-2011, Ketua Komisi Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden BEMU periode 2010/2011, Steering Comitte Inisiasi Fakultas Farmasi tahun 2010 dan pernah berpartisipasi dalam Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2009.