BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Humas

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Pengertian Humas
Keberadaan fungsi humas pada suatu organisasi atau perusahaan
biasanya diketahui dari adanya bagian atau departemen humas. Di berbagai
perusahaan di Indonesia penggunaan istilah public relations adalah sama
banyaknya dengan humas. Pada umumnya, lembaga atau organisasi
pemerintah masih menggunakan istilah humas, sementara perusahaan
swasta lebih senang menggunakan istilah public relations.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan istilah humas
karena penulis melakukan penelitian di lembaga pemerintahan.
Frank Jefkins (dalam Morissan, 2008:8) memberikan batasan humas,
yaitu “sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yangterencana,
baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua
khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik
yang
berlandaskan pada saling pengertian”.
Menurut
Widjaja
(2010:53)
humas
adalah
“kegiatan
yang
menyangkut baik individu ke dalam maupun keluar dan semua kegiatan
diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi masingmasing lembaga atau organisasi”.
Cutlip, Center, et al (2006:6) memberikan batasan humas adalah
“fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan
yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang
mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut”.
Setelah penulis melihat definisi humas dari beberapa para ahli, maka
penulis menyimpulkan humas adalah suatu fungsi manajemen yang
membuat, merencanakan hingga mengevaluasi seluruh kegiatan yang
direncanakan dengan tujuan untuk membangun hubungan baik antar
pegawai dengan manajemen atau pegawai dengan pegawai.
2.1.2 Tugas dan Fungsi Humas
1.
Tugas Humas
Widjaja (2010:53) berpendapat tugas humas yang perlu
diperhatikan ada beberapa hal sebagai berikut :
a. Pelaksanaan tujuan ke dalam dan keluar melalui pendekatan
informatif, edukatif, persuasif, dan dihindarkan pendekatan yang
bersifat imperatif dan punitif.
b. Proses komunikasi lewat kegiatan dilakukan berencana dan terus
menerus yang meliputi keterampilan komunikator, pesan yang
disampaikan akurat, obyektif, punya daya pengaruh yang kuat
guna berhasilnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Menurut Abdurrachman (2001:35) tugas seorang praktisi humas
untuk menyelenggarakan komunikasi yang sifatnya persuasif dan
informatif. Komunikasi yang informatif dan persuasif itu dapat
dilaksanakan dengan :
a. Tertulis : menggunakan surat-surat, papers, bulletin, brosur, dll.
b. Lisan : mengadakan briefing, rapat-rapat, diskusi, ceramah, dan
sebagainya.
c. Counseling : menyediakan beberapa anggota staf yang telah
mendapat latihan atau pendidikan untuk memberikan nasehatnasehat kepada para karyawan, turut memecahkan masalah –
masalah pribadi mereka, atau mendiskusikannya bersama-sama.
2.
Fungsi Humas
Menurut Ardianto (2009:181), Humas memililiki fungsi sebagai
anggota koalisi manajemen, perpaduan antara identitas, citra, dan reputasi.
Berbagai perubahan atau pergeseran nilai diatas tentunya berdampak pula
terhadap peranan dan fungsi humas sebagai jembatan dan komunikator
sebuah organisasi atau perusahaan, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman
antara organisasi atau perusahaan dengan masyarakat.
Canfield (dalam Widjaja, 2010:54) mengemukakan humas
berfungsi :
a. Mengabdi kepentingan publik.
b. Memelihara komunikasi yang baik.
c. Menitikberatkan moral dan tingkah laku yang baik.
2.1.3 Ruang Lingkup Humas
Menurut Jefkins (2003:80) khalayak (public) adalah kelompok atau
orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara
internal maupun eksternal.
Adapun ruang lingkup tugas humas dalam sebuah organisasi atau
lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut :
1.
Membina Hubungan Keluar (Publik Eksternal)
Ruslan (2010:23) menjelaskan yang dimaksud publik eksternal
adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap
dan gambaran publik yang positif terhadap lembaga yang
diwakilinya.
Widjaja (2010:73-74) memberikan pendapat bahwa Hubungan
Masyarakat
Keluar
(Humas
Eksternal)
turut
menentukan
keberhasilan kegiatan hubungan masyarakat suatu badan atau
lembaga.
Berdasarkan macam-macam khalayak ini dikenal sebagai :
a. Press Relations
Mengatur dan memelihara hubungan dengan pers umumnya
dengan mass media seperti pers, radio, film dan televisi yang
utama adalah pers.
b. Government Relations
Mengatur dan memelihara hubungan dengan pemerintah, baik
pemerintah pusat maupun daerah. Lembaga atau instansi resmi
yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
c. Community Relations
Mengatur dan memelihara hubungan dengan masyarakat
setempat.
d. Supplier Relations
Mengatur dan memelihara hubungan dengan para levaransir
(pemborong), kontraktor agar segala kebutuhan perusahaan dapat
diterima secara teratur serta dengan harga dan syarat-syarat yang
wajar.
e. Customer Relations
Mengatur dan memelihara hubungan dengan para langganan,
sehingga hubungan itu selalu dalam situasi bahwa langgananlah
yang sangat membutuhkan perusahaan, bukan sebaliknya.
2.
Membina hubungan ke dalam (publik internal)
Menurut Ruslan (2010:23) yang dimaksud dengan publik
internal
adalah
“publik
yang
menjadi
unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri”.
bagian
dari
Sedangkan menurut Ardianto (2010:124) publik internal adalah
“publik yang berada di dalam perusahaan. Misalnya : para karyawan,
satpam, penerima telepon, supervisor, klerk, manajer, para pemegang
saham, dan sebagainya”.
Lebih lanjut Jefkins menjelaskan (2003:82) khalayak internal
dalam humas terdiri dari : perusahaan-perusahaan rekanan, calon
pegawai, pegawai yang sudah ada, pihak manajemen, para pegawai
baru, rekanan di luar negeri, pemilik saham, dan serikat pekerja.
Widjaja (2010:71-74) menjelaskan tujuan daripada hubungan
masyarakat ke dalam ialah pada hakikatnya untuk meningkatkan
kegairahan bekerja para karyawan lembaga atau instansi yang
bersangkutan. Sebagai garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut,
Internal public meliputi :
a. Employee Relations
Memelihara hubungan khusus antara manajemen dengan
karyawan dalam kepegawaian secara formal. Misalnya mengenai
penempatan, pemindahan, kenaikan pangkat, pemberhentian,
pensiun dan sebagainya.
b. Human Relations
Memelihara hubungan khusus antara sesama warga dalam
perusahaan
secara
informal,
sebagai
manusia
(secara
manusiawi). Pergaulan antara manusia, bukan sebagai hubungan
manusia secara formal.
c. Labour Relations
Memelihara hubungan antara direksi/manajer dengan serikatserikat buruh dalam perusahaan serta turut menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul. Mengadakan tindakan-tindakan
preventif mencegah kesulitan-kesulitan yang timbul, karenanya
turut melancarkan hubungan yang harmonis antara kedua belah
pihak.
d. Stockholder Relations, Industrial Relations
Sesuai dengan sifat dan kebutuhan perusahaan yaitu mengadakan
hubungan dengan para pemegang saham.
Dengan uraian di atas, selain memiliki peran dalam menjalankan
kegiatan employee relations, humas juga memiliki peran untuk
menjaga hubungan dengan publik luar dan juga dengan publik dalam.
Dalam hal ini yaitu kegiatan employee relations dalam meningkatkan
motivasi kerja pegawai.
2.1.4 Tujuan Kegiatan Humas
Dalam menguraikan tujuan dari kegiatan humas, perlu dibagi
pengertian humas tersebut berdasarkan kegiatannya, adapun pembagian
kegiatan
humas
dibagi
menjadi
dua
kegiatan
internalrelations dan kegiatan external relations.
yaitu
kegiatan
1.
Tujuan kegiatan External Relations
Menurut Danandjaja (2011:25) menjelaskan tujuan dari public
relations berdasarkan kegiatan external relations dimaksudkan untuk
mendapat dukungan publik. Pengertian dukungan publik disini
adalah:
a. Memperluas langganan atau pemasaran.
b. Memperkenalkan sesuatu jenis hasil produksi atau gagasan yang
berguna bagi publik dalam arti luas.
c. Mencari dan mengembangkan modal.
d. Memperbaiki citra perusahaan terhadap pendapat masyarakat luas,
guna mendapatkan opini publik yang positif.
Secara praktis tujuan external relations itu harus dapat
menyelenggarakan komunikasi yang efektif dimana mempunyai sifat
informatif dan persuasif, guna memperoleh dukungan publik ataupun
juga mengubah pendapat publik sesuai dengan yang diinginkan oleh
komunikator.
2.
Tujuan Kegiatan Internal Relations
Menurut Danandjaja (2011:22) menjabarkan tujuan humas
berdasarkan kegiatan internal relations mencakup beberapa hal yaitu:
a. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan
opini publik terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan
kepada kebijakan perusahaan yang sedang dijalankan.
b. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijakan yang
sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan
perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan publik.
c. Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu
kebijakan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut
kepada berbagai aktifitas rutin perusahaan, juga menjelaskan
mengenai perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada
tahap selanjutnya diharapkan publik karyawan tetap well inform.
d. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi
penugasan yang bersifat internal relations dalam perusahaan
tersebut.
Danandjaja (2011:24 -25) mengatakan untuk menghindari
kesalahfahaman antara pimpinan dan publik karyawan melalui tujuan
dari kegiatan internal relations ini, maka sebaiknya pihak perusahaan
menyelenggarakan kegiatan darma wisata, olahraga, temu muka, aksi
sosial, dimana kegiatan ini bertujuan untuk memupuk hubungan yang
erat antara pimpinan dengan publik karyawan, sehingga pada tahap
selanjutnya dapat diharapkan karyawan itu dapat menjadi seorang
partisipan yang baik dalam mengahadapai tugas yang dibebankan
oleh perusahaan kepadanya dalam situasi kerja.
2.2
Teori Khusus
2.2.1
Employee Relations Sebagai Kegiatan Humas
Karyawan atau pekerja merupakan aset yang cukup penting dalam
suatu perusahaan. Nyataya karyawan itu sendiri terkait erat dengan status
atau kedudukan yang saling berbeda antara satu orang dengan yang
lainnya,
mempunyai
perbedaan-perbedaan
yang cukup
mencolok.
Misalnya dapat dilihat pada tingkat kemampuan, pengalaman, pendidikan,
pangkat, gaji, usia, dan lain sebagainya (Ruslan, 2010:274).
Menurut Cutlip (dalam Ruslan, 2010:275) hubungan masyarakat
internal atau hubungan kepegawaian (employee relations) adalah
sekelompok orang-orang yang sedang bekerja di suatu organisasi atau
perusahaan yang jelas baik secara fungsional, organisasi maupun bidang
teknis dan jenis pekerjaan (tugas) yang dihadapinya.
Employee relations (hubungan kepegawaian) tersebut tidak dilihat
dalam pengertian yang sempit, yaitu sama dengan hubungan industrial
yang hanya menekankan pada unsur-unsur proses “produksi”, dan “upah”
yang terkait dengan “lingkungan kerja”. Pengertiannya lebih dari itu,
hubungan tersebut dipengaruhi oleh hubungan komunikasi internal
antarkaryawan dengan karyawan lainnya, atau hubungan antara karyawan
dan manajemen perusahaan yang efektif (Ruslan, 2010:271).
Efektivitas hubungan masyarakat internaltersebut memerlukan suatu
kombinasi antara lain:
1.
Sistem manajemen yang sifatnya terbuka (Open Management).
2.
Kesadaran
pihak
manajemen
terhadap
nilai
dan
pentingnya
memelihara komunikasi timbal balik dengan para karyawannya.
3.
Kemampuan manajer humas, yang memiliki ketrampilan manajerial
(managerial skill) serta berpengalaman atau mendapatkan dukungan
kualitas “sumber daya” manusia, pengetahuan (knowledge), media
dan teknis komunikasinya yang dipergunakan (Ruslan, 2010:271272).
Employee relations sendiri sebenarnya merupakan bagian dari
kegiatan humas internal. Hubungan antara sesama pegawai pada suatu
perusahaan atau sesama anggota sebuah organisasi lebih fokus pada aspekaspek manusiawi. Sehingga hal tersebut tidak sepenuhnya sama dengan
hubungan-hubungan industri. Namun diantara keduanya terdapat hubungan
yang erat mengingat hubungan industri juga sangat dipengaruhi oleh efektif
atau tidaknya komunikasi di kalangan pegawai atau karyawan.
Maksud dan tujuan kegiatan internal relations yang dilaksanakan
melalui kegiatan employee relations, antara lain sebagai berikut:
a.
Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang
dipergunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
b.
Untuk
menghilangkan
kesalahpahaman
atau
hambatan
komunikasi antara manajemen perusahaan dengan karyawannya.
dalam
c.
Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan
tentang kebijaksanaan, peraturan dan ketatakerjan dalam sebuah
organisasi atau perusahaan.
d.
Sebagai sarana media komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk
menyampaikan keinginan-keinginan atau sumbang saran dan informasi
serta laporan kepada pihak manajemn perusahaan (pimpinan). (Ruslan,
2010:277-278).
Kegiatan employee relations dalam suatu organisasi atau perusahaan
dapat dilaksanakan dalam bentuk berbagai macam aktivitas dan program,
antara lain sebagai berikut:
a.
Program Pendidikan dan Pelatihan
Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan
yakni dalam upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill)
karyawan dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan
sebagainya.
b.
Program Motivasi Kerja Berprestasi
Program ini diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan
prestasi serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan itu keinginan
dari pihak perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi.
c.
Program Penghargaan
Dimaksudkan adalah upaya perusahaan untuk memberikan suatu
penghargaan kepada para karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun
cukup lama masa pengabdiannya. Dalam hal ini, penghargaan akan
menimbulkan loyalitas terhadap perusahaan.
d.
Program Acara Khusus (Special Events)
Merupakan program khusus yang sengaja dirancang di luar bidang
pekerjaan sehari-hari,misalnya dengan berpiknik bersama yang dihadiri
oleh pimpinan dan semua karyawannya dengan maksud untuk
menumbuhkan rasa keakraban diantara sesama karyawan dan pimpinan.
e.
Program Media Komunikasi Internal
Membentuk program media komunikasi internal melalui bulletin,news
release, dan majalah perusahaan yang berisikan pesan,informasi dan
berita yang berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau perusahaan
dengan pimpinan (Ruslan, 2010:278-279).
Pelaksanaan program employee relations (hubungan masyarakat
internal) yang tepat dalam suatu organisasi merupakan sarana teknis atau
suatu kegiatan metode komunikasi yang memiliki kekuatan mengelola
sumber daya manusia dan lain sebagainya demi pencapaian tujuan
komunikasi. “Komunikasi kedalam dengan melalui program employee
relationstersebut diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif, yaitu
karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan
perusahaan” (Ruslan, 2010:250).
Salah satu faktor yang memiliki hubungan positif dengan kegiatan
employee relations adalah motivasi, seperti yang dikatakan oleh Ruslan
(2010:250-251) sebagai berikut: “Membina hubungan yang positif
antarkaryawan (employee relations), dan antara karyawan dengan
pimpinan atau sebaliknya, sehingga akan tumbuh corporate culture
(budaya perusahaan) yang mengacu kepada disiplin dan motivasi kerja,
profesionalisme yang tinggi, serta memiliki sense of belonging terhadap
perusahaan yang baik.
2.2.2 Pengertian Motivasi
Robbins dan Judge (2007:79) mendefinisikan motivasi sebagai proses
yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai
suatu tujuan.
Selanjutnya, Samsudin (2005:73) memberikan pengertian motivasi
sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap
seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu
yang telah ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan
(driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk
memuaskan dan memperahankan kehidupan.
Mangkunegara (2005:61) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap
(attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan
(situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan
diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi
perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi
kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja
maksimal”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis mendefinisikan
motivasi merupakan respon pegawai terhadap sejumlah pernyataan
mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri pegawai agar
tumbuh dorongan untuk bekerja dan tujuan yang dikehendaki oleh
pegawai tercapai.
2.2.2.1
Teori Motivasi
Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang
dimaksudkan untuk memberikan uraian yang menuju pada apa
sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi seperti apa.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan
Achievement Theory McClelland. Yang dimana David McClelland
(dalam Mangkunegara, 2005:60) menjelaskan tentang keinginan
seseorang untuk mencapai kinerja yang tinggi. Hasil penelitian
tentang motivasi berprestasi menunjukkan pentingnya menetapkan
target atau standar keberhasilan. Karyawan dengan ciri-ciri
motivasi berprestasi yang tinggi akan memiliki keinginan bekerja
yang tinggi. Karyawan lebih mementingkan kepuasan pada saat
target
telah
tercapai
dibandingkan imbalan
atas
kinerja
tersebut. Hal ini bukan berarti mereka tidak mengharapkan
imbalan, melainkan mereka menyukai tantangan.
Penulis menggunakan teori motivasi berprestasi karena teori
ini menjelaskan adanya pengaruh antara motivasi dengan
peningkatan kinerja pegawai. “Motivasi berprestasi merupakan
suatu dorongan dengan ciri-ciri seseorang melakukan pekerjaan
dengan baik dan kinerja yang tinggi. Kebutuhan akan berprestasi
tinggi merupakan suatu dorongan yang timbul pada diri seseorang
untuk berupaya mencapai target yang telah ditetapkan, bekerja
keras untuk mencapai keberhasilan dan memiliki keinginan untuk
mengerjakan sesuatu secara lebih lebih baik dari sebelumnya”
McClelland (dalam Mangkunegara, 2005:61).
2.2.2.2
Model Pengukuran Motivasi
Model-model pengukuran motivasi kerja telah banyak
dikembangkan, diantaranya oleh McClelland (Mangkunegara,
2005:68) mengemukakan 6 (enam) karakteristik orang yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi, yaitu:
1.
Memiliki tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi.
2.
Berani mengambil dan memikul resiko.
3.
Memiliki tujuan realistik.
4.
Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk
merealisasikan tujuan.
5.
Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua
kegiatan yang dilakukan.
6.
Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang
telah diprogramkan.
Edward
Murray
(dalam
Mangkunegara,
2005:68-67)
berpendapat bahwa karakteristik orang yang mempunyai motivasi
berprestasi tinggi adalah sebagai berikut:
1.
Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.
2.
Melakukan sesuatu dengan mencapai kesuksesan.
3.
Menyelesaikan tugas-tugas yang memerlukan usaha dan
keterampilan.
4.
Berkeinginan menjadi orang terkenal dan menguasai bidang
tertentu.
2.3
5.
Melakukan hal yang sukar dengan hasil yang memuaskan.
6.
Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti.
7.
Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain.
Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah
kegiatan employee relations pada Direktorat Perlindungan Sosial Korban Tindak
Kekerasan Dan Pekerja Migran (DPSKTK-PM) pada Kementerian Sosial RI.
Hal yang akan dianalisa
Bagaimana
employee
a. Data Primer : Penulis memperoleh data melalui
relations oleh humas dan motivasi
in-depth interview dan participant observation.
kerja
kegiatan
Cara memperoleh data
pegawai
di
lingkungan
b. Data Skunder : Penulis memperoleh data
dengan
DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI?
mempelajari
data-data
yang
dipublikasikan seperti buku-buku teks, jurnal
ilmiah, website, dokumen-dokumen ataupun
Teori Yang Dipakai
Teori yang menjadi acuan dalam penulisan
skripsi
ini
yaitu
kegiatan
sumber lain yang masih relevan.
employee
Karakteristik orang yang mempunyai motivasi
relations menurut Ruslan:
•
1. Program Pendidikan dan Pelatihan
tinggi
2. Program Motivasi Kerja Berprestasi
3. Program Penghargaan
4. Program
Acara
Khusus
Memiliki tingkat tanggung jawab yang
(Special
Events)
5. Program Media Komunikasi Internal
•
Berani mengambil resiko
•
Memiliki tujuan realistik
•
Memiliki rencana kerja yang menyeluruh
•
Memanfaatkan umpan balik dari kegiatan
Asumsi Sementara
Employee relations mampu meningkatkan motivasi kerja
Hal yang dilakukan:
1. Mendeskripsikan
kegiatan
employee
relations
yang
dilaksanakan oleh humas DPSKTK-PM Kementerian Sosial RI
2. Memilah
kegiatan
meningkatkan motivasi
employee
relations
yang
mampu
Download