PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN MELALUI ANALISIS SWOT PADA UKM INDUSTRI MEBEL DESA KEMIRAHAN KELURAHAN TUNJUNG SEKAR KEC. LOWOKWARU KOTA MALANG Oleh: Sandika *) Abdul Qodir Jaelani **) M. Hhufron***) [email protected] Abstract The purpose of this study was to measure the craftsmen furniture marketing strategy by using SWOT analysis. The samples used were the craftsmen furniture Kemirahan Village Village Sekar Alas district. Lowokwaru Malang, the results of this study indicate that marketing strategy should be carried out by craftsmen furniture based on the SWOT analysis matrix through IFAS and EFAS in growth position so that the formulation of marketing strategies that must be done is product differentiation, set a relatively affordable price, promotion through electronic media or the internet, telephone, magazine and pick up the ball with the distribution leads directly to consumers. Keywords: Formulation of marketing strategy and SWOT PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Peranan usaha kecil dan menengah (UKM) saat ini sangat membantu pertumbuhan ekonomi nasional tidak terkecuali usaha mebel, dengan semakin berkembangnya teknologi juga sangat membantu dalam perkembangan usaha mebel, ruang lingkup pemasaran usaha mebel di Indonesia selain diminati oleh masyarakat lokal juga banyak diminati oleh masyarakat luar negeri bahkan sudah sampai ke Eropa. Perkembangan industri mebel saat ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah, dengan memberi kemudahan dalam berinvestasi dan memperoleh bahan dasar mebel berupa kayu. Diharapkan peranan pemerintah maupun masyarakat mampu meningkatkan perkembangan yang lebih besar lagi dan memberdayakan usaha yang sudah ada agar tidak terjadi dimana banyak UKM-UKM yang bangkrut gara-gara sulit memperoleh bahan baku berupa kayu, dan sulitnya dalam pemasaran.. Partisipasi pihak terkait atau stakeholders perlu terus ditumbuhkembangkan agar UKM betul-betul mampu berkiprah lebih besar lagi dalam perekonomian nasional (Angga dan Mumuh 2010). RUMUSAN MASALAH Berdasarakan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana merumuskan strategi pemasaran pada UKM industri mebel di Desa Kemirahan, Kelurahan Tunjung Sekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dengan menggunakan analisis SWOT. TUJUAN PENELITIAN Untuk menganalisis dan merumuskan strategi pemasaran dengan menggunakan analisis SWOT pada UKM industri mebel Desa Kemirahan Kelurahan Tunjung Sekar Kec. Lowokwaru Kota Malang. Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron 499 KONTRIBUSI PENELITIAN Adapun kontribusi penelitian adalah sebagai berikut: a. Bagi Peneliti Dapat menguji pemahaman ilmu yang bersifat teoritis kedalam penelitian langsung sehingga akan menambah wawasan dan pendalaman ilmu yang didapatkan. b. Bagi Perusahaan Dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan penjualan dan cara yang tepat dalam pemasaran serta dapat melihat prospek kedepan. c. Bagi Umum Dapat dijadikan sebagai referensi baru dan sekaligus sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PENGERTIAN STRATEGI Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ strategeia” (Stratos = Militer; dan Ag = memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Menurut Chandler (2003: 4) strategi adalah determinasi tujuan dan sasaran jangka panjang dari sebuah perusahaan, serta jalur tindakan dan alokasi sumber daya yang perlu untuk mencapai tujuan. PENGERTIAN PEMASARAN Definisi pemasaran menurut beberapa ahli, Menurut Freddy Rangkuti (2005: 77) Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagaifaktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh beberapafaktor tersebut masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditi. PENGERTIAN STRATEGI PEMASARAN “Strategi Pemasaran didasarkan analisis manajer perusahaan akan lingkungan perusahaan baik internal maupun eksternal’. Terdapat 3 elemen pokok menurut Tjiptono (2006: 22) dalam strategi pemasaran : a. Konsumen Pemasaran berawal dari kebutuhan dan keinginan pelanggan serta berakhir dengan kepuasan loyalitas pelanggan. Pemasar wajib memahami siapa saja pelanggannya, preferensi, karakteristik, kebutuhan, dan keinginan, gaya hidup, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola konsumsi mereka. b. Pesaing Memenuhi kepuasan konsumen belumlah cukup. Apabila ada pesaing yang sanggup memuaskan pelanggan dengan lebih baik, maka pelanggan akan beralih kepesaing. Oleh sebab itu, setiap organisasi harus memperhatikan faktor persaingan pula. Faktor tersebut meliputi siapa saja pesaing perusahaan, strategi, kelemahan, kompetensi diri, serta relasi mereka. c. Perusahaan Tujuan perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan. Caranya tidak semata-mata dengan menekankan pada aspek transaksi, namun justru lebih fokus pada aspek relasi. Untuk itu dibutuhkan strategi, kinerja, kompetensi diri, sumberdaya (manusia, alam, finansial, teknologi, intelektual, informasi, dan waktu). 500 Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron MACAM-MACAM STRATEGI PEMASARAN Menurut Kotler (2000: 262), disebutkan bahwa, ada beberapa macam strategi bersaing antara lain: a. Strategi pimpinan pasar Strategi yang harus dimiliki oleh perusahaan yang telah diakui sebagai pimpinan pasar b. Strategi penantang pasar Strategi yang dimiliki atau dilaksanakan oleh perusahaan kedua yang secara konstan mencoba memperbesar pangsa pasar mereka dengan berhadapan secara langsung dengan pemimpin pasar c. Strategi pengikut pasar Strategi yang dimiliki oleh perusahaan yang tidak mengusik pemimipin pasar dan hanya menyesuaikan dengan kondisi-kondisi pasar d. Strategi pengisi celah Strategi yang dimiliki oleh perusahaan yang mengkhususkan diri melayani sebagian pasar yang diabaikan oleh pemimpin pasar. PROSES STRATEGI PEMASARAN Menurut Jogiyanto (2005:45), dinyatakan bahwa proses-proses dari strategi pemasaran meliputi: 1. Analisis lingkungan luar 2. Analisis situasi internal perusahaan 3. Analisis keunggulan kompetitif 4. Membentuk suatu misi strategi dan misi bisnis 5. Menentukan tujuan-tujuan 6. Pengukiran strategi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan 7. Mengimplementasikan dan mengeksekusi strategi yang sudah dipilih secara efisien dan efektif 8. Mengevaluasi kinerja dan melakukan perbaikan-perbaikan koreksi terhadap visi, araha, jangka panjang, tujuan-tujuan, strategi serta implementasinya. PENGERTIAN PERENCANAAN STRATEGIS Menurut Kotler (2000:74), “perencanaan strategi mempunyai tujuan utama yaitu, untuk membantu perusahaan memilih dan mengelola usaha bisnisnya sehingga perusahaan akan tetap sehat walaupun peristiwa yang tidak diharapkan melanda bidang usaha atau lini produk tertentu”. PERUMUSAN STRATEGI Menurut Kotler (2000:91), ada tiga strategi yang biasa dipakakai untuk mengawali suatu pemikiran strategi yang kita kenal dengan strategi generik yang merupakan turunan dari analisis struktural industri antara lain: a. Keunggulan biaya (overal cost leadership) Suatu unit bisnis berupaya keras untuk mencapai biaya produksi dan biaya distribusi serendah mungkin. Sehingga harga ditetapkan lebih rendah dari pesaing dan meraih pangsa pasar yang besar. Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron 501 b. Differensiasi (differentiation) Unit bisnis mendeferensiasikan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan yaitu dengan menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh keseluruhan industri sebagai suatu hal yang unik, perusahaan memanfaatkan kekuatannya yang akan memberikan prestasi yang berbeda pada beberapa bidang kekhasannya. c. Fokus Unit ini memusatkan perhatiannya pada satu atau lebih segmen pasar yang sempit daripada melayani seluruh pasar. Perusahaan harus mencari tahu kebutuhan dari segmensegmen ini dan yang menganut salah satu strategi keunggulan biaya atau differensiasi untuk target marketnya. PENGERTIAN BAURAN PEMASARAN Bauran pemasaran adalah himpunan alat pemasaran taktis terkendali produk, harga, tempat, dan promosi bahwa perusahaan menyatu untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam target pasar. Kotler dan Amstrong (2010). PENGERTIAN ANALISIS SWOT Menurut Ferrel dan Harline (2005) fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT adalah singkatan dari Strength (kekuatan) Weakneses (kelemahan) Opportunity (peluang) Treat (ancaman). Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis. Ancaman (Threat) yaitu kecenderungan yang tidak menguntungkan dan mengancam kedudukan perusahaan apabila tidak diantisipasi dengan aktivitas pemasaran yang terpadu. Peluang (Opportunity), yaitu suatu perusahaan harus mengukur kekuatan dan kelemahan bisnisnya untuk meraih peluang yang sesuai dan sukses karena didukung kerjasama antar bagian perusahaan itu sendiri. Kelemahan (Weakness), yaitu suatu kelemahan-kelemahan yang ada dalam perusahaan yang perlu dirinci dan selanjutnya diatasi sebelum perusahaan tersebut terjun kepersaingan. Jika mungkin kelemahan yang ada dihilangkan dengan nilai lebih yang dimiliki perusahaan. Kekuatan (Strenght), yaitu suatu perusahaan sebaiknya melihat kekuatan yang dimilikinya meskipun kekuatan tersebut tidak sepenuhnya merupakan keunggulan bersaing. Model yang digunakan dalam tahap ini terdiri dari tiga yaitu matrik faktor strategi eksternal, matrik faktor strategi internal dan matrik profil kompetitif. Matrik faktor strategi ekternal akan diketahui dengan menyusun EFAS (ekternal strategic factors analysis summary), sedangkan matrik faktor strategi internal dapat diketahui dengan menyusun IFAS (internal strategic factors analysis summary). Tahap Analisis dapat dimulai setelah faktor-faktor strategis diketahui melalui EFAS dan IFAS, maka disusunlah matrik SWOT, seperti berikut : 502 Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron IFAS EFAS OPPORTUNITIES STRENGTHS WEAKNESSES STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. THREATS STRATEGI ST STRATEGI W Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan meminimalkan untuk mengatasi ancaman. kelemahan dan menghindari ancaman. Sumber: Rangkuti, 2001 METODOLOGI PENELITIAN JENIS, LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi dalam penelitian ini pada UKM Desa Kemirahan Kelurahan Tunjung Sekar Kec. Lowokwaru Kota Malang POPULASI DAN SAMPEL Jumlah populasi dalam penelitian industri mebel di Desa Kemirahan Kelurahan Tunjung Sekar Kec. Lowokwaru Kota Malang sebanyak 38 Industri mebel. Dalam penelitian ini sampel diambil secara menyeluruh yaitu sebanyak 38 industri mebel di Desa Kemirahan Kelurahan Tunjung Sekar Kec. Lowokwaru Kota Malang atau menggunakan sensus. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL Menurut Widayat (2004: 28), “definisi operasional variabel adalah “penentuan Construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur”. Dari beberapa variabel yang telah disebutkan ada beberapa indikator yang dijadikan pada variabelnya. SUMBER DAN METODE PENGUMPULAN DATA Menurut Sugiarto (2004, 14-17), jenis data yang digunakan dalam penelitian ada dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder, yaitu: Data primer dan data sekunder Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah metode Field Research (penelitian lapangan), dimana penelitian dilakukan dengan peninjauan dan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian dengan cara sebagai berikut: (1) Interview (2) Observasi (3) Dokumentasi Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron 503 METODE ANALISIS DATA Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan Analisis SWOT (Streaght, Weakness, Opportunity, Threath) Analisis SWOT adalah analisis yang digunakan menilai kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman perusahaan: Peluang 4. Mendukung Strategi turn-around 1. Mendukung strategi agresif Kekuatan Kelemahan 3 Mendukung strategi defensive 2. Mendukung strategi diversifikasi Ancaman HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ANALISIS DESKRIPTIF Karakteristik Responden Dari hasil analisis terhadap data profil responden dan pola kerja pada usaha yang dikembangkan oleh para Pengrajin yang berhasil dikumpulkan di lapangan, terdapat 6 karakteristik dari 38 pengerajin mebel sebagai responden yang terangkum dalam tabel berikut ini : NO KARAKTERISTIK URAIAN RESPONDEN PRESENTASE (%) ≤ 5 Tahun 4 11 6-10 Tahun 7 18 11-15 Tahun 10 26 Lamanya 1 Menjalankan Usaha 16-20 Tahun 5 13 21-25 Tahun 8 21 26-30 Tahun 4 11 Mandiri 22 58 Sumber Modal 2 Kerjasama 3 8 Bisnis Mandiri dan Kerjasama 13 34 Grosir saja 8 21 Grosir & toko luar kota 2 5 3 Distribusi Grosir & toko dalam 17 45 kota Grosir, toko & End User 11 29 ≤ 5 orang 22 58 4 Jumlah Karyawan 6 – 10 orang 7 18 11 – 15 orang 2 5 504 Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron NO KARAKTERISTIK 5 Jumlah Aset 6 Omset per bulan URAIAN 16 – 20 orang 21 – 25 orang 26 – 30 orang ≤ Rp 10 juta Rp 11 Juta – Rp 20 juta Rp 21 juta – Rp 30 juta Rp 31 juta – Rp 40 juta ≥ Rp 50 juta < Rp 15 juta Rp 15 juta – 20 juta Rp 21 juta – Rp 30 juta Rp 31 juta – Rp 40 juta Rp 41 juta – Rp 50 juta Rp 51 juta – Rp 60 juta > Rp 60 juta RESPONDEN 2 4 1 3 10 5 11 19 4 3 11 6 2 5 7 PRESENTASE (%) 5 11 3 8 26 13 29 24 11 8 29 16 5 13 18 Sumber: data diolah PEMBAHASAN Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi bisnis. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan yang diterapkan pada suatu bisnis. Dengan demikian perencana strategi (strategi planner) harus menganalisis faktorfaktor strategis bisnis (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Faktor Kekuatan Adapun faktor kekuatan adalah sebagai berikut: (a) Produk yang dihasilkan berkualitas. (b) Mebel yang dihasilkan unik dan kreatif. (c) Harga yang ditawarkan bersaing. (d) Lokasi Cukup Strategis Faktor Kelemahan Adapun kelemahan, antara lain : (1) Manajemen keuangan belum teratur. (2) Manajemen persediaan bahan baku belum teratur. (3) Kurangnya pengawasan proses produksi dan kualitas. (4) Lahan kerja kurang luas dan kurang nyaman. (5) Teknologi Minimal (6) Perhitungan harga pokok produksi kurang akurat. (7)Lokasi jauh dengan pemasok bahan baku. Tabel 1 Kekuatan dan Kelemahan Pengrajin Mebel NO Kekuatan NO Kelemahan 1 Produk yang dihasilkan 1 Manajemen Keuangan Berkualitas teratur 2 Mebel yang dihasilkan unik dan 2 Manajemen Persediaan belum Bahan Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron 505 NO Kekuatan NO 3 kreatif Harga yang ditawarkan bersaing 3 4 5 6 7 Kelemahan Baku belum teratur Kurangnya pengawasan proses produksi dan kualitas Lahan Kerja Kurang Luas & Kurang Nyaman Teknologi Minimal / Sederhana Perhitungan Harga Pokok Produksi Kurang Akurat Lokasi jauh dengan pemasok Faktor Peluang Beberapa peluang yang dimiliki oleh para Pengrajin adalah sebagai beriku: (1) Produk sudah dikenal masyarakat. (2) Ketersedian sumberdaya manusia yang berlimpah (3) Penduduk yang banyak membuka peluang pasar (4) Peraturan pemerintah. Faktor Ancaman Adapun faktor ancaman adalah sebagai berikut: (1) Sarana transportasi terbatas (2) Pesaing dari dalam Negeri (3) Pesaing dari luar Negeri (4) Musim (5) Inflasi 506 Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron Strategi Pengembangan Usaha Pengrajin Mebel Berdasarkan Analisis SWOT Tabel 2 Pengembangan usaha pengerajin mebel berdasarkan analisis SWOT FAKTOR KEKUATAN INTERNAL 1. Produk berkualitas 2. Harga Bersaing 3. Mebel yang dihasilkan dan Kreatif FAKTOR EKSTERNAL PELUANG 1. Produk dikenal masyarakat 2. Ketersediaan sumber daya manusia 3. Penduduk yang banyak memberikan peluang pasar 1. 2. 3. 4. 5. ANCAMAN Sarana Transportasi Terbatas Musim Pesaing dari luar negeri Pesaing dari dalam negeri Inflasi unik KELEMAHAN 1. Manajemen Keuangan tidak teratur 2. Manajemen Persediaan Bahan Baku tidak teratur 3. Pengawasan proses produksi dan kualitas kurang 4. Tempat bekerja kurang nyaman 5. Teknologi minimal 6. Perhitungan harga pokok produksi kurang akurat 7. Lokasi jauh dengan pemasok bahan baku. STRATEGI SO STRATEGI WO 1. Pemerintah dapat membantu 1. Pemerintah memfasilitasi para Pengrajin Pengrajin dengan mengadakan 2. mebel dengan memfasilitasi pelatihan tentang manajemen jalur keuangan, manajemen bisnis 3. distribusi dan manajemen persediaan 4. Kreatifitas dalam membuat 2. Mengalokasikan dana untuk model mebel ditingkatkan, meningkatkan teknologi sehingga semakin beraneka produksi ragam bentuk dan modelnya yang dipergunakan 5. Optimalisasi jaringan / saluran 3. Pemerintah memberi bantuan pemasaran pengembangan teknologi 6. Memperluas jaringan relasi produksi pemasaran 7. Pemanfaatan website atau email sebagai sarana promosi dan pemasaran 8. (pengembangan E Commerce) STRATEGI ST STRATEGI WT 1. Pemerintah dapat membantu 3. Pemerintah mengeluarkan Pengrajin mebel dengan regulasi dan kebijakan yang membatasi impor mebel mendukung peningkatan dan 2. Pemerintah memfasilitasi pengembangan produksi para Promosi produk pada masaPengrajin masa penjualan tidak ramai 4. Para Pengrajin bekerjasama dengan mengadakan event untuk membangun kekuatan pameran atau yang sejenisnya. bersama sehingga bisa saling menutupi atau mengeliminir kelemahan. Dari berbagai strategi pengembangan tersebut, kita dapat menentukan prioritas strategi. Untuk menetapkannya perlu dibuat matriks Internal Eksternal Pengrajin mebel di Desa Kemirahan Kec. Lowokwaru Kota Malang. Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron 507 Penggunaan Faktor Kritis Internal Eksternal Kemirahan Kec. Lowokwaru Kota Malang. Faktor Kritis Faktor Internal Kekuatan : 1. Mutu Produk 2. Harga Bersaing 3. Produk Unik dan Kreatif Kelemahan : 1. Pengawasan Proses Produksi 2. Mnj Keuangan belum Teratur 3. Tempat Kerja Kurang Nyaman 4. Mnj Persediaan Bahan Baku 5. Perhitungan HPP 6. Teknologi Minimal 7. Jauh dari pemasok bahan baku Total Skor Faktor Eksternal Peluang : 1. Produk dikenal masyarakat 2. Ketersediaan SDM 3. Penduduk yang banyak memberikan peluang pasar Ancaman : 1. Pesaing Dalam Negeri 2. Sarana Transportasi Terbatas 3. Pesaing Luar Negeri 4. Inflasi 5. Musim Total Skor Pengrajin Mebel di Jl. Piranha Desa Bobot Peringkat Skor 0,13 0,11 0,11 4 4 4 0,52 0,44 0,44 0,08 0,11 0,08 0,09 0,09 0.09 0,11 1,00 1 2 1 2 2 1 1 0,08 0,22 0,08 0,18 0,18 0,09 0,11 2.34 0,14 0,13 0,12 3 4 4 0,42 0,39 0,48 0.12 0,13 0,12 0,12 0,12 1,00 2 2 2 2 1 0,26 0,26 0,24 0,24 0,12 2,41 Sumber : (data diolah dengan mengacu pada David 2009) Setelah skor akhir diperoleh, langkah selanjutnya adalah memasukkan angka tersebut kedalam Matrik Internal Eksternal untuk menentukan posisi perusahaan. Apabila posisi sudah diketahui, maka penyusunan formulasi strategi dapat segera dilakukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut : 508 Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron PENGGUNAAN MATRIK INTERNAL EKSTERNAL SKOR TERTIMBANG FAKTOR INTERNAL Kuat 3,0 sd 4,0 4,0 SKOR FAKTOR EKSTERNAL Tinggi TERTIMBANG 3,0 sd 4,0 Menengah 2,0 sd 2,99 Rendah 1.0 sd 1,99 0 3,0 0 2,0 0 Rata-rata Lemah 2,0 sd 2,99 1,0 sd 1,99 3,0 1,0 2,0 0 I Pertumbuhan II 0 Pertumbuhan 0 III Stabilitas IV Stabilitas V Pertumbuhan VI Divestasi VII Stabilitas VIII Panen IX Likuiditas 1,0 Berdasarkan hasil analisis internal diperoleh skor tertimbang 2,34 sedangkan dari hasil 0 analisis eksternal diperoleh skor tertimbang 2,41 Maka gabungan dari faktor internal dan faktor eksternal (Tabel IFAS dan EFAS) tersebut memperlihatkan posisi obyek yang sedang diteliti yaitu para Pengrajin mebel di Desa Kemirahan Kec. Lowokwaru Kota Malang berada pada ruang V yaitu Pertumbuhan (Peningkatan dan Perkembangan). PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN Berdasarkan strategi pertumbuhan maka dapat ditentukan perumusan strategi pemasaran sebagai berikut: a. Product (produk) Industri Produk mebel ini, dapat melakukan deferensiasi produknya yang dihasilkan bervariasi mulai dari kursi, lemari, meja dan dipan, dengan model yang berbeda-beda. b. Price (harga) Strategi penetrasi pasar menjadi langkah terbaik untuk menggaet konsumen dengan karakterisrik tersebut. Karena dalam langkah tersebut akan dipergunakan strategi penetapan harga yang relatif terjangkau dan menarik bagi konsumen. Untuk harga, menyesuaikan model dan kayu yang di produksi, dan juga memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan. c. Promotion (promosi) Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti Koran, majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail. Penentuan media promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri. Pengerajin tidak melakukan promosi melalui media, melainkan dari mulut ke mulut karena usaha ini sudah lama berdiri maka konsumen sudah banyak yang tahu tentang produk mebel yang dihasilakan. Seharusnya pengerajin menggunakan media Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron 509 iklan untuk meningkatkan daya beli konsumen yang belum mengetahui secara detail tentang produk-produk mebel yang dihasilkan. d. Place (Saluran Distribusi) Berdasarkan posisi perusahaan pada kondisi pertumbuhan, perusahaan dapat melakukan strategi distribusi dengan menjemput bola, menghantar langsung kepada konsumen rumah tangga yang membutuhkan dan juga membuka pemesanan melalui media-media yang mudah dijangkau konsumen baik melalui telpon, majalah dan internet. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis SWOT dengan melalui IFAS dan EFAS para Pengrajin mebel di Desa Kemirahan Kec. Lowokwaru Kota Malang berada pada ruang V yaitu Pertumbuhan (Peningkatan dan Perkembangan). Berdasarkan strategi pertumbuhan maka dapat ditentukan perumusan strategi pemasaran sebagai berikut: a. Product (produk) Industri Produk mebel ini, dapat melakukan deferensiasi produknya yang dihasilkan bervariasi mulai dari kursi, lemari, meja dan dipan, dengan model yang berbeda-beda. b. Price (harga) Strategi penetrasi pasar menjadi langkah terbaik untuk menggaet konsumen dengan karakterisrik tersebut. Karena dalam langkah tersebut akan dipergunakan strategi penetapan harga yang relatif terjangkau dan menarik bagi konsumen. Untuk harga, menyesuaikan model dan kayu yang di produksi, dan juga memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan. c. Promotion (promosi) Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti Koran, majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail. Penentuan media promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri. Pengerajin tidak melakukan promosi melalui media, melainkan dari mulut ke mulut karena usaha ini sudah lama berdiri maka konsumen sudah banyak yang tahu tentang produk mebel yang dihasilakan. Seharusnya pengerajin menggunakan media iklan untuk meningkatkan daya beli konsumen yang belum mengetahui secara detail tentang produk-produk mebel yang dihasilkan. d. Place (Saluran Distribusi) Berdasarkan posisi perusahaan pada kondisi pertumbuhan, perusahaan dapat melakukan strategi distribusi dengan menjemput bola, menghantar langsung kepada konsumen rumah tangga yang membutuhkan dan juga membuka pemesanan melalui media-media yang mudah dijangkau konsumen baik melalui telpon, majalah dan internet. SARAN a. Perlu dibentuk koperasi bersama agar mampu menyediakan bahan baku yang lebih murah, dan bisa membantu bagi yang mengalami kekurangan modal. Tentunya, untuk berkembang, diperlukan dukungan penuh dari Dinas UKM dan Koperasi serta para Pengrajin. Sehingga diharapkan mampu membangun sebuah kekuatan industri lokal yang go internasional 510 Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron b. Pemeritah hendaknya mampu memberikan perhatian optimal terhadap pengembangan usaha para Pengrajin Mebel tersebut. Jika usaha tersebut mampu berkembang dengan sukses, maka akan menjadi sumber PAD bagi Pemerintah setempat, di samping mampu mengurangi pengangguran di masyarakat. c. Kelengkapan administratif terkait operasionalisasi usaha Pengrajin hendaknya dapat dilakukan sebaik mungkin, sehingga muncul kemudahan dalam mengakses sentra bisnis dan sumber permodalan usaha. d. Inovasi dan Peningkatan Kualitas produk harus menjadi fokus utama dilakukan oleh para Pengrajin mebel di Kabupaten Malang. Karena dengan kedua hal tersebut mereka mampu meningkatkan dan mengembangkan usahanya. e. Untuk penelitian selanjutnya harapannya, data yang digunakan dan diproses memiliki tingkat validitas yang lebih tinggi. Di samping itu, matriks BCG dan Matriks SPACE dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis di samping Matriks SWOT dan EFAS – IFAS. DAFTAR PUSTAKA Angelina, 2008, Analisis dan perumusan strtegi marketing untuk meningkatkan brand awareness produk Ice Cream New Zealand, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas Ekonomi Uiversitas Islam Malang. Astutik, Rudi 2003, Penerapan Strategi yang Efektif dalam Usaha Pengembangan Usaha Kecil, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas Ekonomi Uiversitas Islam Malang. Anugrahwati, 2007, Penetapan Strategi Pemasaran pada Minimarket dalam Usaha Meningkatkan Volume Penjualan, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Basri, Faisal, 2005 Perencanaan Strategis Bagi Perusahaan Nirlaba, Penerbit Yayasan Obor Indonesia, Anggota IKAPI DKI Jaya Kerja sama dengan Yayasan Tifa. Dano, 2007, penerapan kajian lingkungan ekternal dan internal dalam rangk formulasi strategi bisnis pada industri kecil kerajinan rotan, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas Ekonomi Uiversitas Islam Malang. Fauliani, Sifa Rachmah, 2011, Strategi Pemasaran Mebel Kayu. Skripsi, dipublikasikan, Jakarta, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Jogiyanto, 2005, Sistem Informasi Strategi, Jakarta Rineka Cipta. Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Pengendalian), Jakarta: Prenhallindo. Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran I. Milenium ed. Jakarta: PT. Prenhallindo Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran Jilid I, PT. Indeks Kelompok Graamedia, Jakarta. Mursyid, 2004, Manajemen Pemasaran, Jakarta, LP3ES. Nunung, 2006, perumusan strategi pemasaran melalui penentuan prioritas trapezoidal fuzzy number, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas Ekonomi Uiversitas Islam Malang. Purnama, C.M. Lingga, 2004, Strategic Marketing PLAN, Panduan Lengkap dan Praktis Menyusun Rencana Pemasaran yang Strategis dan Efektif, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron 511 Sulistiono dan Mulyana, 2010, “Strategi Pengembangan Pemasaran UKM Pengrajin Sepatu Sandal” Penerbit STIE Bogor. Sihombing, 2001, Manajemen Strategi, Jakarta LP3ES. Sudardi, Nanin, 2003, Penerapan Strategi Pemasaran dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah Tabungan Mudharabah, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Santoso, Hadi, 2005, Penerapan Strategi Pemasaran pada Usaha Kecil Menengah dalam Menghadapi Perdagangan Bebas, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang. Umar, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Widayat, 2004, Metode Penelitian Pemasaran, Malang, Universitas Muhammadiyah Malang. *) Sandika adalah alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang **) Abdul Qodir Jaelani adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang ***) M. Hufron adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang 512 Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron