Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron 499

advertisement
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN MELALUI ANALISIS SWOT PADA UKM INDUSTRI MEBEL
DESA KEMIRAHAN KELURAHAN TUNJUNG SEKAR KEC. LOWOKWARU KOTA MALANG
Oleh:
Sandika *)
Abdul Qodir Jaelani **)
M. Hhufron***)
[email protected]
Abstract
The purpose of this study was to measure the craftsmen furniture marketing strategy
by using SWOT analysis. The samples used were the craftsmen furniture Kemirahan Village
Village Sekar Alas district. Lowokwaru Malang, the results of this study indicate that marketing
strategy should be carried out by craftsmen furniture based on the SWOT analysis matrix
through IFAS and EFAS in growth position so that the formulation of marketing strategies that
must be done is product differentiation, set a relatively affordable price, promotion through
electronic media or the internet, telephone, magazine and pick up the ball with the
distribution leads directly to consumers.
Keywords: Formulation of marketing strategy and SWOT
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Peranan usaha kecil dan menengah (UKM) saat ini sangat membantu pertumbuhan
ekonomi nasional tidak terkecuali usaha mebel, dengan semakin berkembangnya teknologi
juga sangat membantu dalam perkembangan usaha mebel, ruang lingkup pemasaran usaha
mebel di Indonesia selain diminati oleh masyarakat lokal juga banyak diminati oleh masyarakat
luar negeri bahkan sudah sampai ke Eropa. Perkembangan industri mebel saat ini tidak
terlepas dari kebijakan pemerintah, dengan memberi kemudahan dalam berinvestasi dan
memperoleh bahan dasar mebel berupa kayu.
Diharapkan peranan pemerintah maupun masyarakat mampu meningkatkan
perkembangan yang lebih besar lagi dan memberdayakan usaha yang sudah ada agar tidak
terjadi dimana banyak UKM-UKM yang bangkrut gara-gara sulit memperoleh bahan baku
berupa kayu, dan sulitnya dalam pemasaran.. Partisipasi pihak terkait atau stakeholders perlu
terus ditumbuhkembangkan agar UKM betul-betul mampu berkiprah lebih besar lagi dalam
perekonomian nasional (Angga dan Mumuh 2010).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarakan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Bagaimana merumuskan strategi pemasaran pada UKM industri mebel di Desa
Kemirahan, Kelurahan Tunjung Sekar, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang dengan
menggunakan analisis SWOT.
TUJUAN PENELITIAN
Untuk menganalisis dan merumuskan strategi pemasaran dengan menggunakan
analisis SWOT pada UKM industri mebel Desa Kemirahan Kelurahan Tunjung Sekar Kec.
Lowokwaru Kota Malang.
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
499
KONTRIBUSI PENELITIAN
Adapun kontribusi penelitian adalah sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Dapat menguji pemahaman ilmu yang bersifat teoritis kedalam penelitian langsung
sehingga akan menambah wawasan dan pendalaman ilmu yang didapatkan.
b. Bagi Perusahaan
Dapat digunakan sebagai masukan untuk meningkatkan penjualan dan cara yang tepat
dalam pemasaran serta dapat melihat prospek kedepan.
c. Bagi Umum
Dapat dijadikan sebagai referensi baru dan sekaligus sebagai bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
PENGERTIAN STRATEGI
Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ strategeia” (Stratos = Militer; dan Ag
= memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jendral. Menurut Chandler
(2003: 4) strategi adalah determinasi tujuan dan sasaran jangka panjang dari sebuah
perusahaan, serta jalur tindakan dan alokasi sumber daya yang perlu untuk mencapai tujuan.
PENGERTIAN PEMASARAN
Definisi pemasaran menurut beberapa ahli, Menurut Freddy Rangkuti (2005: 77)
Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagaifaktor sosial, budaya,
politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh beberapafaktor tersebut masing-masing
individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan,
menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditi.
PENGERTIAN STRATEGI PEMASARAN
“Strategi Pemasaran didasarkan analisis manajer perusahaan akan lingkungan
perusahaan baik internal maupun eksternal’. Terdapat 3 elemen pokok menurut Tjiptono
(2006: 22) dalam strategi pemasaran :
a. Konsumen
Pemasaran berawal dari kebutuhan dan keinginan pelanggan serta berakhir
dengan kepuasan loyalitas pelanggan. Pemasar wajib memahami siapa saja pelanggannya,
preferensi, karakteristik, kebutuhan, dan keinginan, gaya hidup, serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pola konsumsi mereka.
b. Pesaing
Memenuhi kepuasan konsumen belumlah cukup. Apabila ada pesaing yang
sanggup memuaskan pelanggan dengan lebih baik, maka pelanggan akan beralih
kepesaing. Oleh sebab itu, setiap organisasi harus memperhatikan faktor persaingan pula.
Faktor tersebut meliputi siapa saja pesaing perusahaan, strategi, kelemahan, kompetensi
diri, serta relasi mereka.
c. Perusahaan
Tujuan perusahaan dicapai melalui upaya memuaskan pelanggan. Caranya tidak
semata-mata dengan menekankan pada aspek transaksi, namun justru lebih fokus pada
aspek relasi. Untuk itu dibutuhkan strategi, kinerja, kompetensi diri, sumberdaya
(manusia, alam, finansial, teknologi, intelektual, informasi, dan waktu).
500
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
MACAM-MACAM STRATEGI PEMASARAN
Menurut Kotler (2000: 262), disebutkan bahwa, ada beberapa macam strategi
bersaing antara lain:
a. Strategi pimpinan pasar
Strategi yang harus dimiliki oleh perusahaan yang telah diakui sebagai pimpinan pasar
b. Strategi penantang pasar
Strategi yang dimiliki atau dilaksanakan oleh perusahaan kedua yang secara konstan
mencoba memperbesar pangsa pasar mereka dengan berhadapan secara langsung dengan
pemimpin pasar
c. Strategi pengikut pasar
Strategi yang dimiliki oleh perusahaan yang tidak mengusik pemimipin pasar dan hanya
menyesuaikan dengan kondisi-kondisi pasar
d. Strategi pengisi celah
Strategi yang dimiliki oleh perusahaan yang mengkhususkan diri melayani sebagian pasar
yang diabaikan oleh pemimpin pasar.
PROSES STRATEGI PEMASARAN
Menurut Jogiyanto (2005:45), dinyatakan bahwa proses-proses dari strategi
pemasaran meliputi:
1. Analisis lingkungan luar
2. Analisis situasi internal perusahaan
3. Analisis keunggulan kompetitif
4. Membentuk suatu misi strategi dan misi bisnis
5. Menentukan tujuan-tujuan
6. Pengukiran strategi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan
7. Mengimplementasikan dan mengeksekusi strategi yang sudah dipilih secara efisien dan
efektif
8. Mengevaluasi kinerja dan melakukan perbaikan-perbaikan koreksi terhadap visi, araha,
jangka panjang, tujuan-tujuan, strategi serta implementasinya.
PENGERTIAN PERENCANAAN STRATEGIS
Menurut Kotler (2000:74), “perencanaan strategi mempunyai tujuan utama yaitu,
untuk membantu perusahaan memilih dan mengelola usaha bisnisnya sehingga perusahaan
akan tetap sehat walaupun peristiwa yang tidak diharapkan melanda bidang usaha atau lini
produk tertentu”.
PERUMUSAN STRATEGI
Menurut Kotler (2000:91), ada tiga strategi yang biasa dipakakai untuk mengawali
suatu pemikiran strategi yang kita kenal dengan strategi generik yang merupakan turunan dari
analisis struktural industri antara lain:
a. Keunggulan biaya (overal cost leadership)
Suatu unit bisnis berupaya keras untuk mencapai biaya produksi dan biaya
distribusi serendah mungkin. Sehingga harga ditetapkan lebih rendah dari pesaing dan
meraih pangsa pasar yang besar.
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
501
b. Differensiasi (differentiation)
Unit bisnis mendeferensiasikan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan
yaitu dengan menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh keseluruhan industri
sebagai suatu hal yang unik, perusahaan memanfaatkan kekuatannya yang akan
memberikan prestasi yang berbeda pada beberapa bidang kekhasannya.
c. Fokus
Unit ini memusatkan perhatiannya pada satu atau lebih segmen pasar yang sempit
daripada melayani seluruh pasar. Perusahaan harus mencari tahu kebutuhan dari segmensegmen ini dan yang menganut salah satu strategi keunggulan biaya atau differensiasi
untuk target marketnya.
PENGERTIAN BAURAN PEMASARAN
Bauran pemasaran adalah himpunan alat pemasaran taktis terkendali produk, harga,
tempat, dan promosi bahwa perusahaan menyatu untuk menghasilkan respon yang diinginkan
dalam target pasar. Kotler dan Amstrong (2010).
PENGERTIAN ANALISIS SWOT
Menurut Ferrel dan Harline (2005) fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk
mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan
internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman).
Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang
akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat
rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang
diinginkan. Analisis SWOT adalah singkatan dari Strength (kekuatan) Weakneses (kelemahan)
Opportunity (peluang) Treat (ancaman). Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis.
Ancaman (Threat) yaitu kecenderungan yang tidak menguntungkan dan mengancam
kedudukan perusahaan apabila tidak diantisipasi dengan aktivitas pemasaran yang terpadu.
Peluang (Opportunity), yaitu suatu perusahaan harus mengukur kekuatan dan kelemahan
bisnisnya untuk meraih peluang yang sesuai dan sukses karena didukung kerjasama antar
bagian perusahaan itu sendiri.
Kelemahan (Weakness), yaitu suatu kelemahan-kelemahan yang ada dalam
perusahaan yang perlu dirinci dan selanjutnya diatasi sebelum perusahaan tersebut terjun
kepersaingan. Jika mungkin kelemahan yang ada dihilangkan dengan nilai lebih yang dimiliki
perusahaan. Kekuatan (Strenght), yaitu suatu perusahaan sebaiknya melihat kekuatan yang
dimilikinya meskipun kekuatan tersebut tidak sepenuhnya merupakan keunggulan bersaing.
Model yang digunakan dalam tahap ini terdiri dari tiga yaitu matrik faktor strategi
eksternal, matrik faktor strategi internal dan matrik profil kompetitif. Matrik faktor strategi
ekternal akan diketahui dengan menyusun EFAS (ekternal strategic factors analysis summary),
sedangkan matrik faktor strategi internal dapat diketahui dengan menyusun IFAS (internal
strategic factors analysis summary). Tahap Analisis dapat dimulai setelah faktor-faktor
strategis diketahui melalui EFAS dan IFAS, maka disusunlah matrik SWOT, seperti berikut :
502
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
IFAS
EFAS
OPPORTUNITIES
STRENGTHS
WEAKNESSES
STRATEGI SO
Ciptakan
strategi
yang
menggunakan
kekuatan
untuk
memanfaatkan
peluang.
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan
untuk
memanfaatkan
peluang.
THREATS
STRATEGI ST
STRATEGI W
Ciptakan
strategi
yang Ciptakan strategi yang
menggunakan
kekuatan meminimalkan
untuk mengatasi ancaman.
kelemahan
dan
menghindari ancaman.
Sumber: Rangkuti, 2001
METODOLOGI PENELITIAN
JENIS, LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Lokasi dalam
penelitian ini pada UKM Desa Kemirahan Kelurahan Tunjung Sekar Kec. Lowokwaru Kota
Malang
POPULASI DAN SAMPEL
Jumlah populasi dalam penelitian industri mebel di Desa Kemirahan Kelurahan
Tunjung Sekar Kec. Lowokwaru Kota Malang sebanyak 38 Industri mebel.
Dalam penelitian ini sampel diambil secara menyeluruh yaitu sebanyak 38 industri
mebel di Desa Kemirahan Kelurahan Tunjung Sekar Kec. Lowokwaru Kota Malang atau
menggunakan sensus.
DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Menurut Widayat (2004: 28), “definisi operasional variabel adalah “penentuan
Construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur”. Dari beberapa variabel yang telah
disebutkan ada beberapa indikator yang dijadikan pada variabelnya.
SUMBER DAN METODE PENGUMPULAN DATA
Menurut Sugiarto (2004, 14-17), jenis data yang digunakan dalam penelitian ada dua,
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder, yaitu: Data primer dan data sekunder
Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah metode Field Research
(penelitian lapangan), dimana penelitian dilakukan dengan peninjauan dan pengamatan secara
langsung terhadap obyek penelitian dengan cara sebagai berikut: (1) Interview (2) Observasi
(3) Dokumentasi
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
503
METODE ANALISIS DATA
Data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan Analisis SWOT (Streaght,
Weakness, Opportunity, Threath)
Analisis SWOT adalah analisis yang digunakan menilai kekuatan, kelemahan,
kesempatan dan ancaman perusahaan:
Peluang
4. Mendukung
Strategi
turn-around
1. Mendukung
strategi agresif
Kekuatan
Kelemahan
3
Mendukung
strategi defensive
2. Mendukung
strategi diversifikasi
Ancaman
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DESKRIPTIF
Karakteristik Responden
Dari hasil analisis terhadap data profil responden dan pola kerja pada usaha yang
dikembangkan oleh para Pengrajin yang berhasil dikumpulkan di lapangan, terdapat 6
karakteristik dari 38 pengerajin mebel sebagai responden yang terangkum dalam tabel berikut
ini :
NO
KARAKTERISTIK
URAIAN
RESPONDEN
PRESENTASE (%)
≤ 5 Tahun
4
11
6-10 Tahun
7
18
11-15 Tahun
10
26
Lamanya
1
Menjalankan Usaha 16-20 Tahun
5
13
21-25 Tahun
8
21
26-30 Tahun
4
11
Mandiri
22
58
Sumber Modal
2
Kerjasama
3
8
Bisnis
Mandiri dan Kerjasama
13
34
Grosir saja
8
21
Grosir & toko luar kota
2
5
3
Distribusi
Grosir & toko dalam
17
45
kota
Grosir, toko & End User
11
29
≤ 5 orang
22
58
4
Jumlah Karyawan
6 – 10 orang
7
18
11 – 15 orang
2
5
504
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
NO
KARAKTERISTIK
5
Jumlah Aset
6
Omset per bulan
URAIAN
16 – 20 orang
21 – 25 orang
26 – 30 orang
≤ Rp 10 juta
Rp 11 Juta – Rp 20 juta
Rp 21 juta – Rp 30 juta
Rp 31 juta – Rp 40 juta
≥ Rp 50 juta
< Rp 15 juta
Rp 15 juta – 20 juta
Rp 21 juta – Rp 30 juta
Rp 31 juta – Rp 40 juta
Rp 41 juta – Rp 50 juta
Rp 51 juta – Rp 60 juta
> Rp 60 juta
RESPONDEN
2
4
1
3
10
5
11
19
4
3
11
6
2
5
7
PRESENTASE (%)
5
11
3
8
26
13
29
24
11
8
29
16
5
13
18
Sumber: data diolah
PEMBAHASAN
Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi bisnis. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strength) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu
berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan yang diterapkan pada
suatu bisnis. Dengan demikian perencana strategi (strategi planner) harus menganalisis faktorfaktor strategis bisnis (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada
saat ini.
Faktor Kekuatan
Adapun faktor kekuatan adalah sebagai berikut: (a) Produk yang dihasilkan berkualitas.
(b) Mebel yang dihasilkan unik dan kreatif. (c) Harga yang ditawarkan bersaing. (d) Lokasi
Cukup Strategis
Faktor Kelemahan
Adapun kelemahan, antara lain : (1) Manajemen keuangan belum teratur. (2)
Manajemen persediaan bahan baku belum teratur. (3) Kurangnya pengawasan proses
produksi dan kualitas. (4) Lahan kerja kurang luas dan kurang nyaman. (5) Teknologi Minimal
(6) Perhitungan harga pokok produksi kurang akurat. (7)Lokasi jauh dengan pemasok bahan
baku.
Tabel 1 Kekuatan dan Kelemahan Pengrajin Mebel
NO
Kekuatan
NO
Kelemahan
1
Produk yang dihasilkan
1
Manajemen Keuangan
Berkualitas
teratur
2
Mebel yang dihasilkan unik dan
2
Manajemen Persediaan
belum
Bahan
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
505
NO
Kekuatan
NO
3
kreatif
Harga yang ditawarkan bersaing
3
4
5
6
7
Kelemahan
Baku belum teratur
Kurangnya pengawasan proses
produksi dan kualitas
Lahan Kerja Kurang Luas & Kurang
Nyaman
Teknologi Minimal / Sederhana
Perhitungan Harga Pokok Produksi
Kurang Akurat
Lokasi jauh dengan pemasok
Faktor Peluang
Beberapa peluang yang dimiliki oleh para Pengrajin adalah sebagai beriku: (1) Produk
sudah dikenal masyarakat. (2) Ketersedian sumberdaya manusia yang berlimpah (3) Penduduk
yang banyak membuka peluang pasar (4) Peraturan pemerintah.
Faktor Ancaman
Adapun faktor ancaman adalah sebagai berikut: (1) Sarana transportasi terbatas (2)
Pesaing dari dalam Negeri (3) Pesaing dari luar Negeri (4) Musim (5) Inflasi
506
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
Strategi Pengembangan Usaha Pengrajin Mebel Berdasarkan Analisis SWOT
Tabel 2 Pengembangan usaha pengerajin mebel berdasarkan analisis SWOT
FAKTOR
KEKUATAN
INTERNAL
1. Produk berkualitas
2. Harga Bersaing
3. Mebel yang dihasilkan
dan Kreatif
FAKTOR
EKSTERNAL
PELUANG
1. Produk dikenal
masyarakat
2. Ketersediaan sumber
daya manusia
3. Penduduk yang banyak
memberikan peluang
pasar
1.
2.
3.
4.
5.
ANCAMAN
Sarana Transportasi
Terbatas
Musim
Pesaing dari luar
negeri
Pesaing dari dalam
negeri
Inflasi
unik
KELEMAHAN
1. Manajemen Keuangan tidak
teratur
2. Manajemen Persediaan Bahan
Baku tidak teratur
3. Pengawasan proses produksi
dan kualitas kurang
4. Tempat bekerja kurang nyaman
5. Teknologi minimal
6. Perhitungan harga pokok
produksi kurang akurat
7. Lokasi jauh dengan pemasok
bahan baku.
STRATEGI SO
STRATEGI WO
1. Pemerintah dapat membantu 1. Pemerintah memfasilitasi para
Pengrajin
Pengrajin dengan mengadakan
2. mebel dengan memfasilitasi
pelatihan tentang manajemen
jalur
keuangan, manajemen bisnis
3. distribusi
dan manajemen persediaan
4. Kreatifitas dalam membuat
2. Mengalokasikan dana untuk
model mebel ditingkatkan,
meningkatkan
teknologi
sehingga semakin beraneka
produksi
ragam bentuk dan modelnya
yang dipergunakan
5. Optimalisasi jaringan / saluran 3. Pemerintah memberi bantuan
pemasaran
pengembangan
teknologi
6. Memperluas jaringan relasi
produksi
pemasaran
7. Pemanfaatan website atau
email sebagai sarana promosi
dan pemasaran
8. (pengembangan E Commerce)
STRATEGI ST
STRATEGI WT
1. Pemerintah dapat membantu
3. Pemerintah mengeluarkan
Pengrajin mebel dengan
regulasi dan kebijakan yang
membatasi impor mebel
mendukung peningkatan dan
2. Pemerintah memfasilitasi
pengembangan produksi para
Promosi produk pada masaPengrajin
masa penjualan tidak ramai
4. Para Pengrajin bekerjasama
dengan mengadakan event
untuk membangun kekuatan
pameran atau yang sejenisnya.
bersama sehingga bisa saling
menutupi atau mengeliminir
kelemahan.
Dari berbagai strategi pengembangan tersebut, kita dapat menentukan prioritas
strategi. Untuk menetapkannya perlu dibuat matriks Internal Eksternal Pengrajin mebel di
Desa Kemirahan Kec. Lowokwaru Kota Malang.
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
507
Penggunaan Faktor Kritis Internal Eksternal
Kemirahan Kec. Lowokwaru Kota Malang.
Faktor Kritis
Faktor Internal
Kekuatan :
1. Mutu Produk
2. Harga Bersaing
3. Produk Unik dan Kreatif
Kelemahan :
1. Pengawasan Proses Produksi
2. Mnj Keuangan belum Teratur
3. Tempat Kerja Kurang Nyaman
4. Mnj Persediaan Bahan Baku
5. Perhitungan HPP
6. Teknologi Minimal
7. Jauh dari pemasok bahan baku
Total Skor
Faktor Eksternal
Peluang :
1. Produk dikenal masyarakat
2. Ketersediaan SDM
3. Penduduk yang banyak memberikan peluang
pasar
Ancaman :
1. Pesaing Dalam Negeri
2. Sarana Transportasi Terbatas
3. Pesaing Luar Negeri
4. Inflasi
5. Musim
Total Skor
Pengrajin Mebel
di Jl. Piranha Desa
Bobot
Peringkat
Skor
0,13
0,11
0,11
4
4
4
0,52
0,44
0,44
0,08
0,11
0,08
0,09
0,09
0.09
0,11
1,00
1
2
1
2
2
1
1
0,08
0,22
0,08
0,18
0,18
0,09
0,11
2.34
0,14
0,13
0,12
3
4
4
0,42
0,39
0,48
0.12
0,13
0,12
0,12
0,12
1,00
2
2
2
2
1
0,26
0,26
0,24
0,24
0,12
2,41
Sumber : (data diolah dengan mengacu pada David 2009)
Setelah skor akhir diperoleh, langkah selanjutnya adalah memasukkan angka tersebut
kedalam Matrik Internal Eksternal untuk menentukan posisi perusahaan. Apabila posisi sudah
diketahui, maka penyusunan formulasi strategi dapat segera dilakukan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel berikut :
508
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
PENGGUNAAN MATRIK INTERNAL EKSTERNAL
SKOR TERTIMBANG FAKTOR INTERNAL
Kuat
3,0 sd 4,0
4,0
SKOR
FAKTOR
EKSTERNAL
Tinggi
TERTIMBANG
3,0 sd 4,0
Menengah
2,0 sd 2,99
Rendah
1.0 sd 1,99
0
3,0
0
2,0
0
Rata-rata
Lemah
2,0 sd 2,99
1,0 sd 1,99
3,0
1,0
2,0
0
I
Pertumbuhan
II
0
Pertumbuhan
0
III
Stabilitas
IV
Stabilitas
V
Pertumbuhan
VI
Divestasi
VII
Stabilitas
VIII
Panen
IX
Likuiditas
1,0
Berdasarkan hasil analisis internal
diperoleh skor tertimbang 2,34 sedangkan dari hasil
0
analisis eksternal diperoleh skor tertimbang 2,41 Maka gabungan dari faktor internal dan
faktor eksternal (Tabel IFAS dan EFAS) tersebut memperlihatkan posisi obyek yang sedang
diteliti yaitu para Pengrajin mebel di Desa Kemirahan Kec. Lowokwaru Kota Malang berada
pada ruang V yaitu Pertumbuhan (Peningkatan dan Perkembangan).
PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN
Berdasarkan strategi pertumbuhan maka dapat ditentukan perumusan strategi
pemasaran sebagai berikut:
a. Product (produk)
Industri Produk mebel ini, dapat melakukan deferensiasi produknya yang dihasilkan
bervariasi mulai dari kursi, lemari, meja dan dipan, dengan model yang berbeda-beda.
b. Price (harga)
Strategi penetrasi pasar menjadi langkah terbaik untuk menggaet konsumen dengan
karakterisrik tersebut. Karena dalam langkah tersebut akan dipergunakan strategi
penetapan harga yang relatif terjangkau dan menarik bagi konsumen. Untuk harga,
menyesuaikan model dan kayu yang di produksi, dan juga memperhitungkan biaya-biaya
yang dikeluarkan.
c. Promotion (promosi)
Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada
pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa
seperti Koran, majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail.
Penentuan media promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk
produk itu sendiri. Pengerajin tidak melakukan promosi melalui media, melainkan dari
mulut ke mulut karena usaha ini sudah lama berdiri maka konsumen sudah banyak yang
tahu tentang produk mebel yang dihasilakan. Seharusnya pengerajin menggunakan media
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
509
iklan untuk meningkatkan daya beli konsumen yang belum mengetahui secara detail
tentang produk-produk mebel yang dihasilkan.
d. Place (Saluran Distribusi)
Berdasarkan posisi perusahaan pada kondisi pertumbuhan, perusahaan dapat
melakukan strategi distribusi dengan menjemput bola, menghantar langsung kepada
konsumen rumah tangga yang membutuhkan dan juga membuka pemesanan melalui
media-media yang mudah dijangkau konsumen baik melalui telpon, majalah dan internet.
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis SWOT dengan melalui IFAS dan EFAS para Pengrajin mebel
di Desa Kemirahan Kec. Lowokwaru Kota Malang berada pada ruang V yaitu Pertumbuhan
(Peningkatan dan Perkembangan). Berdasarkan strategi pertumbuhan maka dapat ditentukan
perumusan strategi pemasaran sebagai berikut:
a. Product (produk)
Industri Produk mebel ini, dapat melakukan deferensiasi produknya yang dihasilkan
bervariasi mulai dari kursi, lemari, meja dan dipan, dengan model yang berbeda-beda.
b. Price (harga)
Strategi penetrasi pasar menjadi langkah terbaik untuk menggaet konsumen dengan
karakterisrik tersebut. Karena dalam langkah tersebut akan dipergunakan strategi
penetapan harga yang relatif terjangkau dan menarik bagi konsumen. Untuk harga,
menyesuaikan model dan kayu yang di produksi, dan juga memperhitungkan biaya-biaya
yang dikeluarkan.
c. Promotion (promosi)
Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada
pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media yang disebut dengan media massa
seperti Koran, majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail.
Penentuan media promosi yang akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk
produk itu sendiri. Pengerajin tidak melakukan promosi melalui media, melainkan dari
mulut ke mulut karena usaha ini sudah lama berdiri maka konsumen sudah banyak yang
tahu tentang produk mebel yang dihasilakan. Seharusnya pengerajin menggunakan media
iklan untuk meningkatkan daya beli konsumen yang belum mengetahui secara detail
tentang produk-produk mebel yang dihasilkan.
d. Place (Saluran Distribusi)
Berdasarkan posisi perusahaan pada kondisi pertumbuhan, perusahaan dapat
melakukan strategi distribusi dengan menjemput bola, menghantar langsung kepada
konsumen rumah tangga yang membutuhkan dan juga membuka pemesanan melalui
media-media yang mudah dijangkau konsumen baik melalui telpon, majalah dan internet.
SARAN
a. Perlu dibentuk koperasi bersama agar mampu menyediakan bahan baku yang lebih murah,
dan bisa membantu bagi yang mengalami kekurangan modal. Tentunya, untuk
berkembang, diperlukan dukungan penuh dari Dinas UKM dan Koperasi serta para
Pengrajin. Sehingga diharapkan mampu membangun sebuah kekuatan industri lokal yang
go internasional
510
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
b. Pemeritah hendaknya mampu memberikan perhatian optimal terhadap pengembangan
usaha para Pengrajin Mebel tersebut. Jika usaha tersebut mampu berkembang dengan
sukses, maka akan menjadi sumber PAD bagi Pemerintah setempat, di samping mampu
mengurangi pengangguran di masyarakat.
c. Kelengkapan administratif terkait operasionalisasi usaha Pengrajin hendaknya dapat
dilakukan sebaik mungkin, sehingga muncul kemudahan dalam mengakses sentra bisnis
dan sumber permodalan usaha.
d. Inovasi dan Peningkatan Kualitas produk harus menjadi fokus utama dilakukan oleh para
Pengrajin mebel di Kabupaten Malang. Karena dengan kedua hal tersebut mereka mampu
meningkatkan dan mengembangkan usahanya.
e. Untuk penelitian selanjutnya harapannya, data yang digunakan dan diproses memiliki
tingkat validitas yang lebih tinggi. Di samping itu, matriks BCG dan Matriks SPACE dapat
digunakan sebagai alat untuk menganalisis di samping Matriks SWOT dan EFAS – IFAS.
DAFTAR PUSTAKA
Angelina, 2008, Analisis dan perumusan strtegi marketing untuk meningkatkan brand
awareness produk Ice Cream New Zealand, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang,
Fakultas Ekonomi Uiversitas Islam Malang.
Astutik, Rudi 2003, Penerapan Strategi yang Efektif dalam Usaha Pengembangan Usaha Kecil,
Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas Ekonomi Uiversitas Islam Malang.
Anugrahwati, 2007, Penetapan Strategi Pemasaran pada Minimarket dalam Usaha
Meningkatkan Volume Penjualan, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Malang.
Basri, Faisal, 2005 Perencanaan Strategis Bagi Perusahaan Nirlaba, Penerbit Yayasan Obor
Indonesia, Anggota IKAPI DKI Jaya Kerja sama dengan Yayasan Tifa.
Dano, 2007, penerapan kajian lingkungan ekternal dan internal dalam rangk formulasi strategi
bisnis pada industri kecil kerajinan rotan, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang,
Fakultas Ekonomi Uiversitas Islam Malang.
Fauliani, Sifa Rachmah, 2011, Strategi Pemasaran Mebel Kayu. Skripsi, dipublikasikan, Jakarta,
Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Jogiyanto, 2005, Sistem Informasi Strategi, Jakarta Rineka Cipta.
Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Pengendalian), Jakarta:
Prenhallindo.
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran I. Milenium ed. Jakarta: PT. Prenhallindo
Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran Jilid I, PT. Indeks Kelompok Graamedia, Jakarta.
Mursyid, 2004, Manajemen Pemasaran, Jakarta, LP3ES.
Nunung, 2006, perumusan strategi pemasaran melalui penentuan prioritas trapezoidal fuzzy
number, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas Ekonomi Uiversitas Islam
Malang.
Purnama, C.M. Lingga, 2004, Strategic Marketing PLAN, Panduan Lengkap dan Praktis
Menyusun Rencana Pemasaran yang Strategis dan Efektif, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama Jakarta.
Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
511
Sulistiono dan Mulyana, 2010, “Strategi Pengembangan Pemasaran UKM Pengrajin Sepatu
Sandal” Penerbit STIE Bogor.
Sihombing, 2001, Manajemen Strategi, Jakarta LP3ES.
Sudardi, Nanin, 2003, Penerapan Strategi Pemasaran dalam Upaya Meningkatkan Jumlah
Nasabah Tabungan Mudharabah, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Malang.
Santoso, Hadi, 2005, Penerapan Strategi Pemasaran pada Usaha Kecil Menengah dalam
Menghadapi Perdagangan Bebas, Skripsi, Tidak dipublikasikan, Malang, Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Malang.
Umar, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta Gramedia Pustaka Utama.
Widayat, 2004, Metode Penelitian Pemasaran, Malang, Universitas Muhammadiyah Malang.
*) Sandika adalah alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang
**) Abdul Qodir Jaelani adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang
***) M. Hufron adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang
512
Sandika, Abdul Qodir Jaelani dan Mohammad Hufron
Download