S_PEA_0705493_BAB II

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.
Belajar
2.1.1. Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan utama. Seringkali berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan dihubungkan dengan proses belajar yang dialami oleh peserta didik.
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya
yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang
berbeda tentang belajar.
Menurut M.Dalyono (2009 : 49) “belajar adalah suatu usaha atau kegiatan
yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup
perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya.”
Slameto (2010 : 2) menyebutkan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.”
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang memiliki sifat dan jenis yang
berbeda-beda. Tidak setiap perubahan dalam diri seseorang mencerminkan
perubahan dalam belajar. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan oleh faktorfaktor tertentu, misalnya faktor sosial, ekonomi, politik, budaya, teknologi dan
10
11
lain sebagainya. Slameto (2010 : 3) mengungkapkan ciri-ciri perubahan tingkah
laku dalam pengertian belajar antara lain sebagai berikut.
1. Perubahan terjadi secara sadar
Perubahan seperti ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu atau ia merasakan adanya perubahan yang terjadi
dalam dirinya.
2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Proses belajar yang diperoleh akan menghasilkan suatu perubahan yang
terjadi
dalam
diri
seseorang.
Proses
tersebut
berlangsung
secara
berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang menyebabkan
perubahan berikutnya akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya.
3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam proses belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan
tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan
demikian, makin banyak usaha yang dilakukan, makin banyak dan makin
baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya adalah
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha
individu sendiri.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen.
Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat
menetap.
12
5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Dalam proses belajar, perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan
yang ingin dicapai. Perbuatan belajar akan mengarah kepada perubahan
tingkah laku yang benar-benar disadari.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku yang mencakup sikap,
keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Jadi kesimpulannya, belajar adalah perubahan yang mencakup seluruh
aspek tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sebagainya yang terjadi secara sadar, bersifat kontinu, positif dan aktif serta
memiliki tujuan yang ingin dicapai.
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Slameto
(2010:54)
menyebutkan
bahwa
“faktor-faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern”. Faktor intern adalah faktor
yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah
faktor yang ada di luar individu. Faktor-faktor tersebut di atas akan diringkas
melalui tabel di bawah ini :
13
Tabel 2.1
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor Ekstern
No.
1. Faktor Keluarga :
1. Cara Orang Tua Mendidik
2. Relasi Antar Anggota Keluarga
3. Suasana Rumah
4. Keadaan Ekonomi Keluarga
5. Pengertian Orang Tua
6. Latar Belakang Kebudayaan
No.
1.
Faktor Intern
Faktor Jasmaniah :
1. Faktor Kesehatan
2. Cacat Tubuh
2.
Faktor Psikologis :
1. Intelegensi
2. Perhatian
3. Minat
4. Bakat
5. Motif
6. Kematangan
7. Kesiapan
2.
3.
Faktor kelelahan
3.
Faktor Sekolah :
1. Metode Mengajar
2. Kurikulum
3. Relasi Guru dengan Siswa
4. Relasi Siswa dengan Siswa
5. Disiplin Sekolah
6. Alat Pelajaran
7. Waktu Sekolah
8. Standar Pelajaran di Atas Ukuran
9. Keadaan Gedung
10. Metode Belajar
11. Tugas Rumah
Faktor Masyarakat :
1. Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
2. Mass Media
3. Teman Bergaul
4. Bentuk Kehidupan Masyarakat
Sumber : Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (2010:5471) diolah
Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2009:145) secara global, faktorfaktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1)
2)
3)
faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa;
faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di
sekitar siswa;
faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis gaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran
14
Unsur-unsur yang termasuk ke dalam ketiga faktor tersebut di atas, dapat
terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Internal Siswa
1. Aspek Fisiologis :
- tonus jasmani
- mata dan telinga
2. Aspek Psikologis :
- intelegensi
- sikap
- minat
- bakat
- motivasi
Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya
Eksternal Siswa
Pendekatan
1. Lingkungan Sosial :
1. Pendekatan Tinggi :
- keluarga
- speculative
- guru dan staf
- achieving
- masyarakat
- teman
2. Lingkungan nonsosial : 2. Pendekatan menengah:
- rumah
- analytical
- sekolah
- deep
- peralatan
- alam
3. Pendekatan Rendah :
- reproductive
- surface
Sumber : Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (2009:157)
Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dapat dibagi menjadi tiga, yaitu faktor internal siswa
(jasmani/fisiologis, psikologis, dan kelelahan), faktor eksternal siswa (lingkungan
sosial, lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat) dan
faktor pendekatan belajar (pendfekatan tinggi, pendekatan menengah dan
pendekatan rendah).
2.1.3. Teori Belajar
Slameto (2010 : 8) mengemukakan beberapa teori belajar antara lain
sebagai berikut.
15
1. Teori Gestalt
Dalam teori ini, belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama
yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus
dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Prinsip belajar menurut
teori ini adalah sebagai berikut.
1. Belajar berdasarkan keseluruhan.
2. Belajar adalah suatu proses perkembangan.
3. Siswa sebagai organisme keseluruhan.
4. Terjadi transfer.
5. Belajar adalah reorganisasi pengalaman.
6. Belajar harus dengan insight.
7. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan
tujuan siswa.
8. Belajar berlangsung terus menerus.
2. Teori Belajar Menurut J. Bruner
Teori ini menyebutkan bahwa belajar tidak mengubah tingkah laku seseorang
tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga
siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Dalam proses belajar, teori ini
mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa. Untuk meningkatkan proses
belajar diperlukan suatu lingkungan yang dapat melatih siswa untuk
melakukan eksplorasi. Dalam lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari
siswa yang dapat digolongkan menjadi :
16
a. Enactive = harus didahului dengan keterampilan motorik.
b. Iconic
= seperti mengenal jalan yang menuju ke pasar
c. Symbolic = seperti menggunakan kata-kata, menggunakan formula
Dalam belajar guru perlu memperhatikan empat hal berikut, yaitu :
a. Membimbing agar siswa berpartisipasi aktif dan minatnya menjadi
meningkat,
b. Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan,
c. Menganilisis sequence,
d. Memberikan reinforcement dan feed back.
3. Teori Belajar dari Piaget
Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak
adalah sebagai berikut :
a. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa,
b. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu,
c. Jangka waktu berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu
sama pada setiap anak,
d. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu kemasakan,
pengalaman, interaksi sosial, equilibration.
e. Ada tiga tahap perkembangan, yaitu berpikir secara intuitif (± 4 tahun),
beroperasi secara konkret (± 7 tahun) dan beroperasi secara formal (± 11
tahun).
4. Teori dari R. Gagne
Terhadap masalah belajar, Gagne mengemukakan dua definisi, yaitu :
17
a. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
b. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari intruksi.
Teori ini mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari manusia
dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut “The Domains of Learning”,
yaitu :
a. Keterampilan motoris (motor skill)
b. Informasi verbal
c. Kemampuan intelektual
d. Strategi kognitif
e. Sikap
2.1.4. Hasil Belajar dan Prestasi Belajar
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses belajar, dapat ditunjukkan
oleh suatu hasil akhir yang biasa dikenal dengan hasil belajar dan prestasi belajar.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “hasil adalah sesuatu yang diadakan
(dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha” (2008:486), sedangkan “belajar
adalah 1)berusaha memperoleh kepandaian/ilmu, 2)berlatih, 3) berubah tingkah
laku/tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.” (2008 : 23). Jadi, hasil belajar
adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha memperoleh kepandaian/ilmu, berlatih
dan berubah tingkah laku/tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
18
Pengertian prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:1101)
adalah
“penguasaan
pengetahuan
atau
keterampilan
yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka yang diberikan oleh guru.”
Dalam hal ini, prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam
perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam kurun waktu
tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu
terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.
Hasil belajar memiliki dimensi yang berbeda dengan prestasi belajar. Hasil
belajar biasanya ditunjukkan oleh nilai formatif yang diperoleh siswa misalnya
nilai ulangan harian, sedangkan prestasi belajar ditunjukkan oleh nilai sumatif
yang diperoleh siswa misalnya dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS) atau Ujian
Akhir Sekolah (UAS).
2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa tentunya disebabkan oleh
beberapa faktor. Prestasi belajar diperoleh melalui proses yang dikenal dengan
nama proses belajar mengajar. Loree (dalam Abin Syamsudin Makmun,
2007:164) mengemukakan bahwa :
Terdapat tiga komponen utama dari proses belajar-mengajar (yang harus
diperhatikan oleh setiap guru yang bertugas merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi PBM), ialah komponen-komponen :S(timulus), O(rganismic)R(esponse).
19
Sedangkan menurut Abin Syamsudin Makmun (2007:165) secara
sistematik dapat digambarkan secara visual komponen-komponen yang terlibat
dalam proses belajar mengajar (PBM) sebagai berikut.
Instrumental Input
Raw Input
PBM
Excpected Output
Environmental Input
Gambar 2.1
Komponen-komponen dalam PBM
Sumber : Abin Syamsudin Makmun, (2007:165)
Dari gambar di atas dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut :
1.
the expected output, menunjukkan kepada tingkat kualifikasi ukuran baku
(standard norms) akan menjadi daya penarik dan motivasi. Yang terkait
dengan the expected output adalah perilaku kognitif, perilaku afektif dan
perilaku psikomotor.
2.
raw input (karakteristik siswa), menunjukkan kepada faktor-faktor yang
terdapat dalam diri individu. Yang terkait dengan raw input adalah kapasitas
(IQ), bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan serta
sikap/kebiasaan.
3.
instrumental input (sarana), menunjukkan kepada dan kualifikasi serta
kelengkapan sarana yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya proses
20
belajar mengajar. Yang terkait dengan instrumental input adalah guru,
metode,teknik, media, bahan dan sumber belajar, program/tugas.
4.
environmental input, menunjukkan situasi dan keadaan fisik lingkungan baik
itu sosial, fisik, cultural dan lain-lain dimana proses belajar mengajar
dilaksanakan dan hubungan antarinsasi (human relationship) baik dengan
teman maupun dengan guru dan orang-orang lainnya.
Sedangkan
menurut
http://ridwan202.wordpress.com/)
Ridwan
menyatakan
(dalam
bahwa
blognya
faktor-faktor
:
yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor intern dan ekstern siswa,
penjelasannya antara lain sebagai berikut :
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalamanpengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak
memberikan paksaan kepada individu. Faktor ekstern yang dapat
mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan
lingkungan masyarakat.
Dari beberapa penjelasan di atas, fokus dari penelitian ini adalah faktor
ekstern (instrumental input) yaitu sumber belajar (perpustakaan sekolah).
2.1.6. Indikator Prestasi Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2009 : 148) “pengungkapan hasil belajar ideal
meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
21
proses belajar siswa”. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data prestasi
belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis
besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi
yang hendak diungkapkan atau diukur. Berikut adalah tabel jenis dan indikator
prestasi.
Tabel 2.3
Jenis dan Indikator Prestasi
Ranah/Jenis Prestasi
A. Ranah Cipta (Kognitif)
1.
Pengamatan
Indikator
1. Dapat menunjukkan,
2. Dapat membandingkan,
3. Dapat menghubungkan
2. Ingatan
1. Dapat menyebutkan,
2. Dapat menunjukkan kembali
3. Pemahaman
1. Dapat menjelaskan,
2. Dapat mendefinisikan dengan lisan
sendiri
4. Aplikasi/Penerapan
1. Dapat memberikan contoh,
2. Dapat menggunakan secara tepat
5. Analisis (Pemeriksaan
pemilahan secara teliti)
dan 1. Dapat menguraikan,
Dapat mengklasifikasikan/memilahMilah
6. Sintesis (Membuat paduan baru 1. Dapat menghubungkan materidan utuh)
materi, sehingga menjadi satu
kesatuan baru,
2. Dapat menyimpulkan,
3. Dapat menggeneralisasikan sikap
(membuat prinsip umum)
B. Ranah Rasa (Afektif)
1. Penerimaan
1. Menunjukkan sikap menerima,
2. Menunjukkan sikap menolak
22
Ranah/Jenis Prestasi
2. Sambutan
Indikator
1. Kesediaan berpartisipasi/terlibat,
2. Kesediaan memanfaatkan
3. Apresiasi (sikap menghargai)
1. Menganggap penting dan
bermanfaat,
2. Menganggap indah dan harmonis,
3. Mengagumi.
4. Internalisasi (Pendalaman)
1. Mengakui dan meyakini,
2. Mengingkari.
5. Karakterisasi (Penghayatan)
1. Melembagakan atau meniadakan,
2. Menjelmakan dalam pribadi dan
perilaku sehari-hari.
3. Ranah Karsa (Psikomotor)
1. Keterampilan bergerak dan
bertindak
Kecakapan mengkoordinasikan gerak
mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh
lainnya.
1. Kefasihan melafalkan/mengucapkan
2. Kecakapan membuat mimik dan
gerakan jasmani.
Sumber : Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (2009:217)
2. Kecakapan ekspresi verbal dan
non-verbal
Di SMK, pengukuran prestasi belajar siswa diperoleh dari dua jenis
evaluasi, yaitu Uji Teori Akuntansi (soal pilihan ganda) dan Uji Kompetensi
Akuntansi (soal praktek). Dalam penelitian ini, peneliti mengukur prestasi siswa
dari Uji Teori Akuntansi (soal pilihan ganda) saja.
2.2.
Sumber Belajar
2.2.1. Pengertian Sumber Belajar
Pengertian sumber belajar menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi
Pendidikan (dalam Zaitun Y.A Kherid, 2009:6) adalah:
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa
data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam
23
belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai
kompetensi tertentu.
Adapun yang menjadi fungsi dari sumber belajar adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:
a. Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu
secara lebih baik.
b. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih
banyak membina dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,
dengan cara:
a. Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional.
b. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannnya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
a. Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis.
b. Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
a. Meningkatkan kemampuan sumber belajar.
b. Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:
a. Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan
abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit.
b. Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
24
2.2.2. Jenis-jenis dan Pemilihan Sumber Belajar
2.2.2.1 Jenis-jenis Sumber Belajar
Secara garis besar, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu (Zaitun
Y.A.Kherid, 2009 : 7) :
1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni
sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan
sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas
belajar yang terarah dan bersifat formal.
2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization),
yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan
pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat
berbentuk:
1. Pesan: informasi, bahan ajar, cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya.
2. Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, narasumber, tokoh masyarakat, pimpinan
lembaga, tokoh karier dan sebagainya.
3. Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk
pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya.
4. Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD,
kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan
sebagainya.
5. Pendekatan/ metode/ teknik: diskusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi,
permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk show dan
sejenisnya.
6. Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar,
toko, museum, kantor dan sebagainya.
25
2.2.2.2 Pemilihan Sumber Belajar
Mengoptimalkan sumber belajar merupakan sesuatu yang penting karena
dengan penggunaan sumber belajar akan dihasilkan proses pembelajaran yang
berkualitas, menarik dan menyenangkan bagi para siswa. Ada sejumlah
pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika akan memilih sumber belajar,
Zaitun Y.A.Kherid (2009:8) yaitu.
1. Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya).
2. Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya.
3. Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan
sekaligus pelaksanaannya.
4. Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang
tersedia.
5. Sumber sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan siswa.
6. Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaannya.
Berbagai kriteria tersebut tidak kaku, tetapi penting untuk diperhatikan
demi terwujudnya efektifitas dan efisiensi dari sumber belajar yang dipilih,
sehingga betul-betul berdaya guna.
2.2.3. Sumber Belajar yang Dapat Dimanfaatkan
Zaitun Y.A.Kherid (2009 : 9) dalam modulnya yang berjudul “Sumber
Belajar dari Berbagai Macam Sumber” menyebutkan bahwa terdapat berbagai
macam sumber belajar yang dapat dimanfaatkan, antara lain sebagai berikut.
1. Perpustakaan
Selama ini, perpustakaan di sekolah hanya sebagai pelengkap.
Padahal, keberadaannya sangat penting sebagai salah satu sumber
belajar. Perpustakaan dapat digunakan sebagai sarana peningkatan
wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan
membaca siswa, sarana pencarian pengetahuan/informasi dan
perpustakaan pun dapat digunakan sebagai tempat diskusi, ajang
bertukar pikiran antar kelompok belajar. Oleh karena itu sebuah
26
2.
3.
4.
a.
b.
c.
perpustakaan harus memenuhi persyaratan minimal yang meliputi,
pertama, perpustakaan dikelola secara baik. Kedua, tersedianya
literatur (sumber bacaan) baik berupa buku pelajaran, berbagai
bacaan, majalah, kamus ensiklopedi, dan sebagainya. Ketiga, memiliki
ruang atau tempat yang memadai dan nyaman sehingga siswa betah
berlama-lama di perpustakaan. Keempat, kemudahan siswa untuk
memanfaatkan segala fasilitas yang ada di perpustakaan untuk
menunjang proses pembelajaran.
Media Belajar/Alat Peraga
Media belajar yang dimaksud adalah berbagai alat, bahan yang bisa
digunakan untuk membantu dalam penyampaian materi pembelajaran.
Media tersebut baik dibuat sendiri maupun karya orang lain. Berbagai
media yang ada perlu digunakan secara optimal dan tentu saja harus
dipelihara dan dijaga kelayakannya. Media yang telah rusak segera
diperbaiki bahkan diganti. Media yang belum ada dan sekiranya
berguna perlu dipikirkan untuk dimiliki, dengan cara membeli atau
mengajukan bantuan. Media yang perlu dipertimbangkan untuk
dimiliki terutama media elektronik (produk teknologi komunikasi).
Biasanya dengan menggunakan media seperti ini pembelajaran akan
lebih hidup dan siswa pun lebih antusias mengikutinya. Berbagai
media seperti slide film, proyektor, VCD dapat digunakan sewaktuwaktu sebagai sumber belajar.
Majalah Dinding
Sumber belajar ini layak dipertimbangkan terutama bagi pembelajaran
Bahasa Indonesia/Inggris. Mading dapat menjadi sarana penyebar
informasi atau pengetahuan dari hasil karya siswa baik berupa
karangan, puisi, cerpen dan lain-lain. Di samping itu mading bisa
menjadi motivasi bagi siswa untuk senang membaca, terdorong
berkarya sekaligus bisa saling belajar atau menilai antar karya satu
dengan yang lainnya. Dalam pengelolaannya perlu bimbingan dan
pembinaan dari guru terutama guru bahasa, sedangkan dalam
pelaksanaannya bisa dibentuk sebuah pengurus mading di tiap kelas
atau tingkat sekolah. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola
mading secara baik dan berkesinambungan.
Sumber lainnya
Di samping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut
untuk mencari dan merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil
rancangan sendiri ataupun sumber yang sudah tergelar di sekeliling
sekolah dan masyarakat. Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan
berada di masyarakat misalnya:
Mengunjungi museum sesuai dengan materi (museum uang, museum
sejarah atau museum hewan).
Study tour mengunjungi gedung geologi, lembaga pemasyarakatan
atau lembaga pemerintahan.
Mengunjungi tempat ibadah, pasar, mal (tempat belanja).
27
d. Mendatangkan tokoh untuk diskusi (polisi dan dokter membahas
narkoba, anggota DPR membahas pemerintahan daerah dan lain-lain).
e. Berbagai alternatif sumber belajar lain yang tentunya masih banyak.
Keberadaan guru dalam perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran
menjadi cukup penting dan akan menentukan terhadap kualitas pembelajaran,
artinya sejauh mana kemauan dan usaha guru yang bersangkutan.
2.3.
Perpustakaan Sekolah
2.3.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar penting dalam proses
pembelajaran. Menurut UU Perpustakaan No.43 2007 :
Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,
dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna
memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan
rekreasi para pemustaka.
Dalam UU Perpustakaan No.43 tahun 2007 pasal 20 :
Perpustakaan terdiri atas:
a. Perpustakaan Nasional;
b. Perpustakaan Umum;
c. Perpustakaan Sekolah/Madrasah;
d. Perpustakaan Perguruan Tinggi; dan
e. Perpustakaan Khusus.
“Perpustakaan
sekolah
merupakan
perpustakaan
yang
berada
di
lingkungan sekolah , bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan bertugas
untuk melayani sivitas akademika sekolah tersebut”. (Arif Surochman, 2007:2)
28
2.3.2. Tujuan dan Manfaat Perpustakaan Sekolah
Ibrahim Bafadal (2009 : 5) menyebutkan bahwa penyelenggaraan
perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahanbahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah
diharapkan dapat membantu siswa dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam
proses belajar mengajar. Pawit M. Yusuf & Yaya Suhendar (2007 : 3)
menyebutkan tujuan didirikannya perpustakaan tidak terlepas dari tujuan
diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu memberikan
bekal kemampuan dasar kepada siswa, serta mempersiapkan mereka untuk
mengikuti pendidikan menengah.
Manfaat perpustakaan sekolah menurut Ibrahim Bafadal (2009 : 5) adalah
sebagai berikut :
1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap
membaca.
2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri
yang akhirnya siswa dapat belajar dengan mandiri.
4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik
membaca.
5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan
berbahasa.
6. Perpustakaan sekolah dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab.
7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar siswa dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan
sumber-sumber pengajaran.
9. Perpustakaan sekolah dapat membentuk siswa, guru-guru dan staf
sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
29
2.3.3. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Ibrahim Bafadal (2009 : 6) menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah itu
merupakan sumber belajar, karena kegiatan yang paling tampak pada setiap
kunjungan siswa adalah belajar, baik belajar masalah-masalah yang berhubungan
langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas, maupun buku-buku lain
yang tidak berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas.
Apabila ditinjau dari sudut tujuan siswa mengunjungi perpustakaan sekolah, maka
ada yang tujuannya untuk belajar, untuk berlatih menelusuri buku-buku
perpustakaan sekolah, untuk memperoleh informasi, bahkan ada yang tujuannya
hanya untuk mengisi waktu senggang atau sifatnya rekreatif.
Beberapa fungsi perpustakaan sekolah menurut Ibrahim Bafadal (2009 : 6)
adalah sebagai berikut.
a. Fungsi Edukatif
Segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah,
terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa
sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam
mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di kemudian hari
para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih
lanjut.
b. Fungsi Informatif
Mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat
memberikan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
kepentingan para siswa dan guru.
c. Fungsi Rekreasi
Fungsi ini bukan merupakan fungsi utama dari dibangunnya
perpustakaan sekolah, namun hanya sebagai pelengkap saja guna
memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan
hiburan intelektual.
d. Fungsi Riset dan Penelitian
Koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu
dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.
30
2.3.4. Tugas/Kegiatan Perpustakaan Sekolah
Pawit M. Yusuf & Yaya Suhendar (2007 : 7) menyebutkan bahwa :
Terdapat tiga kegiatan utama dari perpustakaan sekolah, yaitu kegiatan
penghimpunan, pengolahan dan penyebarluasan segala macam informasi
pendidikan kepada para siswa dan guru. Secara lengkap ketiga kegiatan
utama perpustakaan sekolah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara dan
membina secara terus menerus bahan koleksi atau sumber informasi
(bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, seperti buku, majalah, surat kabar
dan jenis koleksi lainnya.
2. Mengolah sumber informasi yang telah disebutkan di nomor 1 dengan
menggunakan sistem dan cara tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut
datang ke perpustakaan sekolah sampai kepada siap untuk disajikan atau
dilayankan kepada para penggunanya yakni para siswa dan guru di
lingkungan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini antara lain meliputi
pekerjaan penginventarisasian, pengklasifikasian atau penggolongan
koleksi, pengkatalogan, pelabelan, pembuatan alat pinjam dan lain-lain.
3. Menyebarluaskan informasi atau bahan-bahan pustaka kepada segenap
anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang
berbeda satu sama lain. Termasuk ke dalam kegiatan ini adalah pelayanan
referensi dan informasi, pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan
promosi, pelayanan bimbingan kepada pembaca dan sebagainya termasuk
pelayanan kepada para siswa dan guru dalam rangka mencari informasi
yang berkaitan dengan bidang minatnya.
2.4.
Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dalam Hubungannya dengan
Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Akuntansi
Perpustakaan memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan.
Hubungan perpustakaan dengan dunia pendidikan dapat dilihat dari pendekatan
kelembagaan. Baik perpustakaan dan lembaga pendidikan keduanya memiliki
tugas yang sama, yaitu menyebarkan informasi.
Dian Sinaga (2009 : 15) menyatakan bahwa “upaya penyelenggaraan
perpustakaan sekolah merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar”. Perpustakaan sekolah yang
31
terorganisasi secara baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung
dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah dimana
perpustakaan itu berada. Hal ini terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan
dengan adanya perbaikan metode-metode belajar mengajar yang dirasakan tidak
dapat dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan.
Dengan adanya sumber belajar dan sarana yang memadai di sekolah yang
bersangkutan, maka diharapkan para siswa dan juga masyarakat sekolah lainnya
dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan produktif, dengan demikian
diharapkan dapat membantu siswa berprestasi tinggi dan menguasai ilmu
pengetahuan yang diperoleh di sekolah.
Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar yang dapat
dilakukan oleh siswa antara lain sebagai berikut :
1. Mencari informasi dari referensi buku selain buku yang dipakai di kelas.
2. Melatih kemampuan belajar mandiri.
3. Sebagai sarana belajar kelompok.
4. Sebagai tempat mengisi waktu luang di saat istirahat.
Bloom membagi domain kognisi dalam 6 tingkatan, yaitu pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintetis dan evaluasi. Keenam tingkatan tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebelum siswa dapat
menerapkan ilmu yang mereka punya, terlebih dahulu mereka harus mengingat
ilmu
yang
mereka
peroleh
dengan
membaca,
setelah
itu
mereka
menginterpretasikan ilmu tersebut dan dapat menggunakannya sebagai pemecahan
masalah.
32
Mengutip dari Teori Belajar R. Gagne, tujuan mata pelajaran akuntansi
adalah menghasilkan kemampuan intelektual dan keterampilan motorik.
Kemampuan intelektual diperoleh dari pemahaman konsep. Pemahaman konsep
yaitu memahami suatu kemampuan mengerti, mengubah informasi ke dalam
bentuk yang lebih bermakna. Pemahaman konsep akan diperoleh oleh siswa
dengan rajin membaca dan perpustakaan sekolah dapat melatih siswa untuk
membiasakan diri membaca. Dengan memahami konsep akan mudah terjadinya
transfer. Jika siswa telah benar-benar memahami konsep, maka keterampilan
motorik akan mudah dihasilkan. Siswa akan lebih memahami bagaimana
menggunakan konsep-konsep yang mereka pahami untuk diterapkan sebagai
pemecahan masalah.
Dengan demikian, dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah secara
optimal, maka siswa akan terbiasa membaca sehingga tujuan pembelajaran
akuntansi yaitu kemampuan intelektual dan keterampilan motorik pun dapat
tercapai.
2.5.
Pembelajaran Akuntansi
2.5.1. Pengertian Akuntansi
Ajang Mulyadi (2003 : 3) menyebutkan bahwa :
Akuntansi adalah proses pengidentifikasian/pengenalan, pengukuran,
pencatatan dan pelaporan informasi ekonomi. Informasi ekonomi yang
dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk penilaian dan pengambilan
keputusan bagi pihak yang memerlukan.
33
Sedangkan Ahmad Widodo & Sumarno (2005 : 3) mengemukakan
berbagai macam definisi dari para ahli atau lembaga yang berkompeten, antara
lain sebagai berikut.
1. Akuntansi pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menghasilkan suatu
informasi keuangan, secara garis besar informasi yang digunakan untuk
pengambilan keputusan dan untuk pengendalian organisasi (Akuntansi
Keuangan PPPA, DEPDIKBUD).
2. Suatu
proses
pengidentifikasian
(pengkajian),
pengukuran
dan
pengkomunikasian informasi ekonomi untuk membantu para pemakai
informasi dalam membuat pendapat-pendapat dan keputusan-keputusan.
(terjemahan bebas definisi akuntansi dari American Accounting Association)
Sedangkan menurut Jerry J. Weygandt, Ronald I. Kieso, Paul D. Kimmel
dalam Accounting Principles bahwa :
Accounting is an information system that identifies, records, and
communicates the economic events of an organization to interested users.
There are three activities :
1. Identfying economic events involves selecting the economic activities
relevant to a particular organizations.
2. Once identified, economic events are recorded to provide a history of the
organizations financial activities.
3. The identifying and recording activities are of a little use unless the
information is communicated through accounting reports, the most
common of which are called financial statements.
Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasikan peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada
pengguna. Ada tiga kegiatan :
1. Mengidentifikasi peristiwa ekonomi yang relevan dengan aktivitas suatu
organisasi tertentu.
2. Setelah diidentifikasi, peristiwa-peristiwa ekonomi tersebut dicatat untuk
menyediakan “sejarah” dari kegiatan keuangan organisasi.
34
3. Kegiatan identifikasi dan pencatatan dikomunikasikan melalui laporan
akuntansi, yang paling umum disebut laporan keuangan.
Dari berbagai macam pendapat mengenai akuntansi, dapat disimpulkan
bahwa akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pencatatan dan pelaporan
kegiatan keuangan suatu organisasi tertentu yang dapat memberikan informasiinformasi bagi pihak yang membutuhkan untuk pengambilan keputusan dari
berbagai alternatif yang ada.
2.5.2. Siklus dan Proses Akuntansi
Rahmat Moeslihat (2005:3) menyebutkan bahwa proses akuntansi adalah
sebagai berikut.
a. Pengidentifikasian
Dalam proses pengidentifikasian ini termasuk di dalamnya
penyeleksian berbagai aktivitas ekonomi (disebut transaksi) yang
dinyatakan oleh berbagai bukti transaksi yang relevan dengan kegiatan
tersebut. Hal ini merupakan hal yang terpenting karena pencatatan
akan dilakukan apabila transaksi tersebut memiliki bukti transaksi.
b. Pencatatan
Proses pencatatan dalam ilmu akuntansi dimaksudkan untuk mencatat
secara sistematik sebagai transaksi keuangan.
c. Penggolongan
Penggolongan atau pengklasifikasian dalam proses akuntansi adalah
suatu kegiatan mengelompokkan berbagai kegiatan perkiraan yang
muncul pada saat transaksi dengan maksud untuk mempermudah
pengerjaan akuntansi dalam memasuki tahap pengerjaan selanjutnya.
d. Pengikhtisaran
Pengikhtisaran dalam proses akuntansi adalah suatu kegiatan
penyusunan ringkasan saldo-saldo perkiraan buku besar ke dalam
neraca saldo yang diikuti penyusunan neraca penyesuaian dan
penyusunan jurnal penutup dan jika dianggap perlu maka dibuat jurnal
pembalik.
35
e. Pelaporan
Tahap ini merupakan tahap akhir proses akuntansi (siklus akuntansi).
Pada tahap ini dihasilkan laporan keuangan berupa laporan laba-rugi,
laporan perubahan modal, laporan neraca, laporan arus kas dan
tambahan informasi lainnya yang menyangkut perubahan dalam posisi
laporan keuangan perusahaan.
f. Pengkomunikasian
Tahap ini dimaksudkan bahwa hasil akhir dari proses akuntansi
merupakan salah satu alat komunikasi antarbagian dalam suatu
perusahaan dan sekaligus memberikan gambaran kinerja perusahaan
yang tercermin dalam bentuk laporan keuangan, sehingga hasilnya
dapat diketahui dan dilihat oleh mereka yang berkepentingan dalam
perusahaan tersebut.
Siklus akuntansi menurut Rahmat Moeslihat (2005:57) terlihat pada
gambar di bawah ini :
Bukti
Tahap Pencatatan dan
Tahap
Tahap
Transaksi
Penggolongan
Pengikhstisaran
Pelaporan
• Faktur
Jurnal
• Kwitansi
• Harian
• Nota Kredit
• Penyesuaian
• Bukti Kas Masuk
• Penutup
• Bukti Kas Keluar
• Pembalik
Laporan Keuangan
• Laporan Laba Rugi
Kertas
Kerja
• Laporan Perubahan
Modal
• Neraca
• Laporan Arus Kas
• Bukti Kas Keluar
Data Penyesuaian
Buku Besar
Neraca Saldo
Gambar 2.2
Siklus Akuntansi Perusahaan
Sumber : Rahmat Moeslihat, Akuntansi untuk SMA kelas XI
NS Penutupan
36
2.5.3. Karakteristik Pembelajaran Akuntansi
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa,
baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka, maupun secara tidak
langsung yaitu dengan menggunakan berbagai media. Adapun karakteristik
pembelajaran akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Akuntansi
merupakan
seperangkat
pengetahuan
untuk
menghasilkan
informasi yang bermanfaat. Seperangkat pengetahuan tersebut merupakan
suatu sistem pencatatan, penggolongan atau pengklasifikasian suatu transaksi
keuangan pada entitas usaha guna menghasilkan laporan keuangan. Laporan
keuangan tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam
pengambilan keputusan ekonomis oleh pihak-pihak yang berkepentingan,
baik
investor,
kreditor,
pemerintah,
manajemen,
karyawan
maupun
masyarakat luas.
2. Materi Akuntansi berupa pokok-pokok bahasan dari pengertian akuntansi
secara umum, pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan
baik perusahaan jasa, dagang maupun koperasi.
3. Pokok-pokok bahasan tersebut diurutkan sesuai dengan sekuensial proses
akuntansi, dari bukti transaksi sampai menjadi laporan keuangan. Di samping
itu, juga dimulai dari transaksi pada perusahaan jasa yang relatif mudah
sampai pada perusahaan manufaktur yang relatif kompleks.
Di SMK, akuntansi merupakan mata pelajaran produktif. Mata pelajaran
produktif dibagi menjadi dua bagian, yaitu dasar kompetensi kejuruan dan
kompetensi kejuruan. Di kelas X, materi yang termasuk mata pelajaran dasar
37
kompetensi kejuruan adalah komunikasi bisnis, sedangkan mata pelajaran
kompetensi kejuruan akuntansi mencakup materi sebagai berikut :
1. Mengelola Dokumen Transaksi
2. Memproses Entri Jurnal
3. Memproses Buku Besar
4. Menyusun Laporan Keuangan
Dalam penelitian ini, penulis membatasi hanya pada pemahaman konsep
teori Mata Pelajaran Akuntansi.
2.6.
Kerangka Pemikiran
Proses pendidikan yang umum dikenal oleh masyarakat adalah kegiatan
belajar. Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas mental sesorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan
tingkah laku yang bersifat positif, baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap
maupun psikomotor. Pengalaman menyebabkan perubahan dalam proses belajar,
yang pada gilirannya akan menimbulkan perubahan perilaku. Dalam proses
belajar, hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat menyesuaikan
diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada, sehingga terdapat reaksi yang
muncul dari anak. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang
diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar
merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar yang berlangsung secara
kontinu.
38
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar.
Prestasi
belajar
seseorang
diperoleh
sesuai
dengan
tingkat
keberhasilannya dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk nilai setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Indikator dari prestasi belajar dalam penelitian ini adalah ranah cipta
(kognitif) yang ditunjukkan oleh nilai akhir siswa dalam Mata Pelajaran
Akuntansi. Nilai tersebut diperoleh dari nilai UAS.
Prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa tentunya disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri siswa (intern) atau
berasal dari luar (ekstern). Faktor intern misalnya kecerdasan/intelegensi, bakat,
minat dan motivasi. Sedangkan faktor ekstern misalnya pengalaman-pengalaman,
keadaan keluarga, lingkungan dan sebagainya. Lingkungan belajar atau
lingkungan pendidikan ada tiga, yaitu lingkungan keluarga sebagai lingkungan
pertama, lingkungan sekolah sebagai lingkungan kedua dan lingkungan
masyarakat sebagai lingkungan ketiga. Dari pernyataan tersebut, fokus dari
penelitian ini adalah mengenai lingkungan sekolah yang dikhususkan pada
penyediaan sumber belajar.
Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan siswa
atau guru untuk mengefektifkan proses pembelajaran, sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Sumber belajar yang tersedia harus
dapat dimanfaatkan dan dioptimalkan dengan baik. Hal tersebut dilakukan karena
39
pemanfaatan sumber belajar dapat menghasilkan proses pembelajaran yang
optimal, menarik dan menyenangkan bagi siswa. Penggunaan sumber belajar
secara efektif dan efisien akan menghasilkan sesuatu yang berdaya guna. Salah
satu sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah adalah perpustakaan.
Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar penting dalam proses
pembelajaran. Perpustakaan sekolah hendaknya menyediakan fasilitas-fasilitas
yang menunjang bagi siswa misalnya buku teks yang disesuaikan dengan
kurikulum dan mencukupi bagi siswa, fasilitas komputer dan internet yang sesuai
dengan perkembangan teknologi dan informasi, serta suasana perpustakaan yang
kondusif dan nyaman bagi siswa. Hal-hal tersebut harus diperhatikan, guna
meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar bagi siswa.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah merupakan upaya memelihara
efisiensi dari proses belajar mengajar. Dengan demikian perpustakaan sekolah
diharapkan dapat menunjang aktivitas belajar siswa dan dapat membantu
kelancaran bagi guru. Perpustakaan sekolah sebagai fasilitas belajar benar-benar
harus dijadikan pusat kegiatan belajar yang menyenangkan.
Indikator dari pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa adalah :
1. Kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah untuk belajar mandiri ataupun
belajar kelompok.
2. Kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah untuk mencari informasi mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa.
3. Kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah untuk mengisi waktu luang dan
memenuhi kebutuhan akan hiburan intelektual.
40
4. Kunjungan siswa ke perpustakaan untuk mencari referensi guna melakukan
penelitian sederhana.
Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dapat muncul
dari dalam diri siswa. Keinginan untuk memperoleh informasi di luar kelas,
keinginan untuk belajar mandiri dapat memacu siswa untuk memanfaatkan
sumber belajar tersebut. Selain itu, dorongan guru seperti memberikan tugas yang
materi atau bahannya tersedia di perpustakaan sekolah, mau tidak mau mendorong
siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah. Hal-hal seperti itu harus sering
dilakukan agar siswa terbiasa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai
salah satu sumber belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka tepat jika penulis menghubungkan antara
pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dengan prestasi siswa
dalam Mata Pelajaran Akuntansi, sebab Mata Pelajaran Akuntansi membutuhkan
suatu kreatifitas, kerapihan dan ketelitian, dan perpustakaan dapat dijadikan
sarana untuk mengembangkan potensi siswa dalam hal tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dibuat skema kerangka pemikiran
seperti di bawah ini :
41
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
prestasi belajar
Faktor Intern
Faktor Ekstern
Lingkungan Keluarga
Lingkungan Sosial
PBM
Lingkungan Sekolah
Kurikulum
Guru
Sumber belajar :
perpustakaan
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
keterangan :
: faktor yang diteliti
: faktor yang tidak diteliti
Setelah mengetahui gambaran kerangka pemikiran, kemudian dapat
digambarkan juga hubungan antar variabelnya. Pemanfaatan perpustakaan sekolah
sebagai sumber belajar sebagai variabel bebas (variabel X) dan prestasi belajar
sebagai variabel terikat (variabel Y). Jika semakin tinggi pemanfaatan
perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, maka diduga prestasi belajar pun
akan semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah pemanfaatan perpustakaan
sekolah sebagai sumber belajar , maka semakin rendah pula prestasi belajarnya.
Dengan demikian, dari pemaparan tersebut hubungan antar variabelnya dapat
ditunjukkan oleh gambar di bawah ini :
Prestasi
Belajar
Siswa
42
X
Y
Gambar 2.4
Hubungan Antar Variabel
keterangan :
X
: Variabel Bebas (Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah)
Y
: Variabel Terikat (Prestasi Belajar Siswa)
: Garis yang menunjukkan hubungan antara pemanfaatan
perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar (sebagai variabel X)
dengan prestasi belajar (sebagai variabel Y).
2.7.
Hipotesis Penelitian
Sugiyono (2009:96) menyebutkan bahwa “hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian.” Oleh karena itu, hipotesis masih
harus diuji kebenarannya melalui fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pemanfaatan perpustakaan sekolah berhubungan positif dengan prestasi belajar
siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi. Dalam penelitian ini, fokus utamanya
adalah pembelajaran akuntansi hanya untuk konsep kognitif saja bukan untuk
keterampilan.
Download