BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan utama. Seringkali berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan dihubungkan dengan proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan belajar, dan setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang belajar. Menurut M.Dalyono (2009 : 49) “belajar adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.” Slameto (2010 : 2) menyebutkan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang memiliki sifat dan jenis yang berbeda-beda. Tidak setiap perubahan dalam diri seseorang mencerminkan perubahan dalam belajar. Perubahan yang terjadi dapat disebabkan oleh faktorfaktor tertentu, misalnya faktor sosial, ekonomi, politik, budaya, teknologi dan 10 11 lain sebagainya. Slameto (2010 : 3) mengungkapkan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar antara lain sebagai berikut. 1. Perubahan terjadi secara sadar Perubahan seperti ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau ia merasakan adanya perubahan yang terjadi dalam dirinya. 2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Proses belajar yang diperoleh akan menghasilkan suatu perubahan yang terjadi dalam diri seseorang. Proses tersebut berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang menyebabkan perubahan berikutnya akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam proses belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha yang dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya adalah perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri. 4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 12 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Dalam proses belajar, perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang ingin dicapai. Perbuatan belajar akan mengarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku yang mencakup sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. Jadi kesimpulannya, belajar adalah perubahan yang mencakup seluruh aspek tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya yang terjadi secara sadar, bersifat kontinu, positif dan aktif serta memiliki tujuan yang ingin dicapai. 2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Slameto (2010:54) menyebutkan bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern”. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor-faktor tersebut di atas akan diringkas melalui tabel di bawah ini : 13 Tabel 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Faktor Ekstern No. 1. Faktor Keluarga : 1. Cara Orang Tua Mendidik 2. Relasi Antar Anggota Keluarga 3. Suasana Rumah 4. Keadaan Ekonomi Keluarga 5. Pengertian Orang Tua 6. Latar Belakang Kebudayaan No. 1. Faktor Intern Faktor Jasmaniah : 1. Faktor Kesehatan 2. Cacat Tubuh 2. Faktor Psikologis : 1. Intelegensi 2. Perhatian 3. Minat 4. Bakat 5. Motif 6. Kematangan 7. Kesiapan 2. 3. Faktor kelelahan 3. Faktor Sekolah : 1. Metode Mengajar 2. Kurikulum 3. Relasi Guru dengan Siswa 4. Relasi Siswa dengan Siswa 5. Disiplin Sekolah 6. Alat Pelajaran 7. Waktu Sekolah 8. Standar Pelajaran di Atas Ukuran 9. Keadaan Gedung 10. Metode Belajar 11. Tugas Rumah Faktor Masyarakat : 1. Kegiatan Siswa dalam Masyarakat 2. Mass Media 3. Teman Bergaul 4. Bentuk Kehidupan Masyarakat Sumber : Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (2010:5471) diolah Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2009:145) secara global, faktorfaktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : 1) 2) 3) faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa; faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa; faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis gaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran 14 Unsur-unsur yang termasuk ke dalam ketiga faktor tersebut di atas, dapat terlihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Internal Siswa 1. Aspek Fisiologis : - tonus jasmani - mata dan telinga 2. Aspek Psikologis : - intelegensi - sikap - minat - bakat - motivasi Ragam Faktor dan Unsur-unsurnya Eksternal Siswa Pendekatan 1. Lingkungan Sosial : 1. Pendekatan Tinggi : - keluarga - speculative - guru dan staf - achieving - masyarakat - teman 2. Lingkungan nonsosial : 2. Pendekatan menengah: - rumah - analytical - sekolah - deep - peralatan - alam 3. Pendekatan Rendah : - reproductive - surface Sumber : Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (2009:157) Dari pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibagi menjadi tiga, yaitu faktor internal siswa (jasmani/fisiologis, psikologis, dan kelelahan), faktor eksternal siswa (lingkungan sosial, lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat) dan faktor pendekatan belajar (pendfekatan tinggi, pendekatan menengah dan pendekatan rendah). 2.1.3. Teori Belajar Slameto (2010 : 8) mengemukakan beberapa teori belajar antara lain sebagai berikut. 15 1. Teori Gestalt Dalam teori ini, belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Prinsip belajar menurut teori ini adalah sebagai berikut. 1. Belajar berdasarkan keseluruhan. 2. Belajar adalah suatu proses perkembangan. 3. Siswa sebagai organisme keseluruhan. 4. Terjadi transfer. 5. Belajar adalah reorganisasi pengalaman. 6. Belajar harus dengan insight. 7. Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa. 8. Belajar berlangsung terus menerus. 2. Teori Belajar Menurut J. Bruner Teori ini menyebutkan bahwa belajar tidak mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Dalam proses belajar, teori ini mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa. Untuk meningkatkan proses belajar diperlukan suatu lingkungan yang dapat melatih siswa untuk melakukan eksplorasi. Dalam lingkungan banyak hal yang dapat dipelajari siswa yang dapat digolongkan menjadi : 16 a. Enactive = harus didahului dengan keterampilan motorik. b. Iconic = seperti mengenal jalan yang menuju ke pasar c. Symbolic = seperti menggunakan kata-kata, menggunakan formula Dalam belajar guru perlu memperhatikan empat hal berikut, yaitu : a. Membimbing agar siswa berpartisipasi aktif dan minatnya menjadi meningkat, b. Menganalisis struktur materi yang akan diajarkan, c. Menganilisis sequence, d. Memberikan reinforcement dan feed back. 3. Teori Belajar dari Piaget Pendapat Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah sebagai berikut : a. Anak mempunyai struktur mental yang berbeda dengan orang dewasa, b. Perkembangan mental pada anak melalui tahap-tahap tertentu, c. Jangka waktu berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap anak, d. Perkembangan mental anak dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu kemasakan, pengalaman, interaksi sosial, equilibration. e. Ada tiga tahap perkembangan, yaitu berpikir secara intuitif (± 4 tahun), beroperasi secara konkret (± 7 tahun) dan beroperasi secara formal (± 11 tahun). 4. Teori dari R. Gagne Terhadap masalah belajar, Gagne mengemukakan dua definisi, yaitu : 17 a. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. b. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi. Teori ini mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang dipelajari manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut “The Domains of Learning”, yaitu : a. Keterampilan motoris (motor skill) b. Informasi verbal c. Kemampuan intelektual d. Strategi kognitif e. Sikap 2.1.4. Hasil Belajar dan Prestasi Belajar Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses belajar, dapat ditunjukkan oleh suatu hasil akhir yang biasa dikenal dengan hasil belajar dan prestasi belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha” (2008:486), sedangkan “belajar adalah 1)berusaha memperoleh kepandaian/ilmu, 2)berlatih, 3) berubah tingkah laku/tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.” (2008 : 23). Jadi, hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha memperoleh kepandaian/ilmu, berlatih dan berubah tingkah laku/tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. 18 Pengertian prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1101) adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.” Dalam hal ini, prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu terbentuk dan berkembang melalui proses belajar. Hasil belajar memiliki dimensi yang berbeda dengan prestasi belajar. Hasil belajar biasanya ditunjukkan oleh nilai formatif yang diperoleh siswa misalnya nilai ulangan harian, sedangkan prestasi belajar ditunjukkan oleh nilai sumatif yang diperoleh siswa misalnya dari nilai Ujian Tengah Semester (UTS) atau Ujian Akhir Sekolah (UAS). 2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Prestasi belajar diperoleh melalui proses yang dikenal dengan nama proses belajar mengajar. Loree (dalam Abin Syamsudin Makmun, 2007:164) mengemukakan bahwa : Terdapat tiga komponen utama dari proses belajar-mengajar (yang harus diperhatikan oleh setiap guru yang bertugas merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi PBM), ialah komponen-komponen :S(timulus), O(rganismic)R(esponse). 19 Sedangkan menurut Abin Syamsudin Makmun (2007:165) secara sistematik dapat digambarkan secara visual komponen-komponen yang terlibat dalam proses belajar mengajar (PBM) sebagai berikut. Instrumental Input Raw Input PBM Excpected Output Environmental Input Gambar 2.1 Komponen-komponen dalam PBM Sumber : Abin Syamsudin Makmun, (2007:165) Dari gambar di atas dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut : 1. the expected output, menunjukkan kepada tingkat kualifikasi ukuran baku (standard norms) akan menjadi daya penarik dan motivasi. Yang terkait dengan the expected output adalah perilaku kognitif, perilaku afektif dan perilaku psikomotor. 2. raw input (karakteristik siswa), menunjukkan kepada faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu. Yang terkait dengan raw input adalah kapasitas (IQ), bakat khusus, motivasi, minat, kematangan dan kesiapan serta sikap/kebiasaan. 3. instrumental input (sarana), menunjukkan kepada dan kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan untuk dapat berlangsungnya proses 20 belajar mengajar. Yang terkait dengan instrumental input adalah guru, metode,teknik, media, bahan dan sumber belajar, program/tugas. 4. environmental input, menunjukkan situasi dan keadaan fisik lingkungan baik itu sosial, fisik, cultural dan lain-lain dimana proses belajar mengajar dilaksanakan dan hubungan antarinsasi (human relationship) baik dengan teman maupun dengan guru dan orang-orang lainnya. Sedangkan menurut http://ridwan202.wordpress.com/) Ridwan menyatakan (dalam bahwa blognya faktor-faktor : yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor intern dan ekstern siswa, penjelasannya antara lain sebagai berikut : 1. Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalamanpengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. Dari beberapa penjelasan di atas, fokus dari penelitian ini adalah faktor ekstern (instrumental input) yaitu sumber belajar (perpustakaan sekolah). 2.1.6. Indikator Prestasi Belajar Menurut Muhibbin Syah (2009 : 148) “pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan 21 proses belajar siswa”. Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data prestasi belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur. Berikut adalah tabel jenis dan indikator prestasi. Tabel 2.3 Jenis dan Indikator Prestasi Ranah/Jenis Prestasi A. Ranah Cipta (Kognitif) 1. Pengamatan Indikator 1. Dapat menunjukkan, 2. Dapat membandingkan, 3. Dapat menghubungkan 2. Ingatan 1. Dapat menyebutkan, 2. Dapat menunjukkan kembali 3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan, 2. Dapat mendefinisikan dengan lisan sendiri 4. Aplikasi/Penerapan 1. Dapat memberikan contoh, 2. Dapat menggunakan secara tepat 5. Analisis (Pemeriksaan pemilahan secara teliti) dan 1. Dapat menguraikan, Dapat mengklasifikasikan/memilahMilah 6. Sintesis (Membuat paduan baru 1. Dapat menghubungkan materidan utuh) materi, sehingga menjadi satu kesatuan baru, 2. Dapat menyimpulkan, 3. Dapat menggeneralisasikan sikap (membuat prinsip umum) B. Ranah Rasa (Afektif) 1. Penerimaan 1. Menunjukkan sikap menerima, 2. Menunjukkan sikap menolak 22 Ranah/Jenis Prestasi 2. Sambutan Indikator 1. Kesediaan berpartisipasi/terlibat, 2. Kesediaan memanfaatkan 3. Apresiasi (sikap menghargai) 1. Menganggap penting dan bermanfaat, 2. Menganggap indah dan harmonis, 3. Mengagumi. 4. Internalisasi (Pendalaman) 1. Mengakui dan meyakini, 2. Mengingkari. 5. Karakterisasi (Penghayatan) 1. Melembagakan atau meniadakan, 2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari. 3. Ranah Karsa (Psikomotor) 1. Keterampilan bergerak dan bertindak Kecakapan mengkoordinasikan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya. 1. Kefasihan melafalkan/mengucapkan 2. Kecakapan membuat mimik dan gerakan jasmani. Sumber : Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (2009:217) 2. Kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal Di SMK, pengukuran prestasi belajar siswa diperoleh dari dua jenis evaluasi, yaitu Uji Teori Akuntansi (soal pilihan ganda) dan Uji Kompetensi Akuntansi (soal praktek). Dalam penelitian ini, peneliti mengukur prestasi siswa dari Uji Teori Akuntansi (soal pilihan ganda) saja. 2.2. Sumber Belajar 2.2.1. Pengertian Sumber Belajar Pengertian sumber belajar menurut Asosiasi Teknologi Komunikasi Pendidikan (dalam Zaitun Y.A Kherid, 2009:6) adalah: Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam 23 belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Adapun yang menjadi fungsi dari sumber belajar adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: a. Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik. b. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah. 2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: a. Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional. b. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya. 3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: a. Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis. b. Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian. 4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: a. Meningkatkan kemampuan sumber belajar. b. Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit. 5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: a. Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit. b. Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung. 24 2.2.2. Jenis-jenis dan Pemilihan Sumber Belajar 2.2.2.1 Jenis-jenis Sumber Belajar Secara garis besar, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu (Zaitun Y.A.Kherid, 2009 : 7) : 1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. 2. Sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber belajar dapat berbentuk: 1. Pesan: informasi, bahan ajar, cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya. 2. Orang: guru, instruktur, siswa, ahli, narasumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya. 3. Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya. 4. Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera, papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya. 5. Pendekatan/ metode/ teknik: diskusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi, permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk show dan sejenisnya. 6. Lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar, toko, museum, kantor dan sebagainya. 25 2.2.2.2 Pemilihan Sumber Belajar Mengoptimalkan sumber belajar merupakan sesuatu yang penting karena dengan penggunaan sumber belajar akan dihasilkan proses pembelajaran yang berkualitas, menarik dan menyenangkan bagi para siswa. Ada sejumlah pertimbangan yang harus diperhatikan, ketika akan memilih sumber belajar, Zaitun Y.A.Kherid (2009:8) yaitu. 1. Bersifat ekonomis dan praktis (kesesuaian antara hasil dan biaya). 2. Praktis dan sederhana artinya mudah dalam pengaturannya. 3. Fleksibel dan luwes, maksudnya tidak kaku dalam perencanaan sekaligus pelaksanaannya. 4. Sumber sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang tersedia. 5. Sumber sesuai dengan taraf berpikir dan kemampuan siswa. 6. Guru memiliki kemampuan dan terampil dalam pengelolaannya. Berbagai kriteria tersebut tidak kaku, tetapi penting untuk diperhatikan demi terwujudnya efektifitas dan efisiensi dari sumber belajar yang dipilih, sehingga betul-betul berdaya guna. 2.2.3. Sumber Belajar yang Dapat Dimanfaatkan Zaitun Y.A.Kherid (2009 : 9) dalam modulnya yang berjudul “Sumber Belajar dari Berbagai Macam Sumber” menyebutkan bahwa terdapat berbagai macam sumber belajar yang dapat dimanfaatkan, antara lain sebagai berikut. 1. Perpustakaan Selama ini, perpustakaan di sekolah hanya sebagai pelengkap. Padahal, keberadaannya sangat penting sebagai salah satu sumber belajar. Perpustakaan dapat digunakan sebagai sarana peningkatan wawasan dan pengetahuan, meningkatkan minat dan kebiasaan membaca siswa, sarana pencarian pengetahuan/informasi dan perpustakaan pun dapat digunakan sebagai tempat diskusi, ajang bertukar pikiran antar kelompok belajar. Oleh karena itu sebuah 26 2. 3. 4. a. b. c. perpustakaan harus memenuhi persyaratan minimal yang meliputi, pertama, perpustakaan dikelola secara baik. Kedua, tersedianya literatur (sumber bacaan) baik berupa buku pelajaran, berbagai bacaan, majalah, kamus ensiklopedi, dan sebagainya. Ketiga, memiliki ruang atau tempat yang memadai dan nyaman sehingga siswa betah berlama-lama di perpustakaan. Keempat, kemudahan siswa untuk memanfaatkan segala fasilitas yang ada di perpustakaan untuk menunjang proses pembelajaran. Media Belajar/Alat Peraga Media belajar yang dimaksud adalah berbagai alat, bahan yang bisa digunakan untuk membantu dalam penyampaian materi pembelajaran. Media tersebut baik dibuat sendiri maupun karya orang lain. Berbagai media yang ada perlu digunakan secara optimal dan tentu saja harus dipelihara dan dijaga kelayakannya. Media yang telah rusak segera diperbaiki bahkan diganti. Media yang belum ada dan sekiranya berguna perlu dipikirkan untuk dimiliki, dengan cara membeli atau mengajukan bantuan. Media yang perlu dipertimbangkan untuk dimiliki terutama media elektronik (produk teknologi komunikasi). Biasanya dengan menggunakan media seperti ini pembelajaran akan lebih hidup dan siswa pun lebih antusias mengikutinya. Berbagai media seperti slide film, proyektor, VCD dapat digunakan sewaktuwaktu sebagai sumber belajar. Majalah Dinding Sumber belajar ini layak dipertimbangkan terutama bagi pembelajaran Bahasa Indonesia/Inggris. Mading dapat menjadi sarana penyebar informasi atau pengetahuan dari hasil karya siswa baik berupa karangan, puisi, cerpen dan lain-lain. Di samping itu mading bisa menjadi motivasi bagi siswa untuk senang membaca, terdorong berkarya sekaligus bisa saling belajar atau menilai antar karya satu dengan yang lainnya. Dalam pengelolaannya perlu bimbingan dan pembinaan dari guru terutama guru bahasa, sedangkan dalam pelaksanaannya bisa dibentuk sebuah pengurus mading di tiap kelas atau tingkat sekolah. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola mading secara baik dan berkesinambungan. Sumber lainnya Di samping memanfaatkan sumber belajar yang ada, guru dituntut untuk mencari dan merencanakan sumber belajar lainnya baik hasil rancangan sendiri ataupun sumber yang sudah tergelar di sekeliling sekolah dan masyarakat. Sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dan berada di masyarakat misalnya: Mengunjungi museum sesuai dengan materi (museum uang, museum sejarah atau museum hewan). Study tour mengunjungi gedung geologi, lembaga pemasyarakatan atau lembaga pemerintahan. Mengunjungi tempat ibadah, pasar, mal (tempat belanja). 27 d. Mendatangkan tokoh untuk diskusi (polisi dan dokter membahas narkoba, anggota DPR membahas pemerintahan daerah dan lain-lain). e. Berbagai alternatif sumber belajar lain yang tentunya masih banyak. Keberadaan guru dalam perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran menjadi cukup penting dan akan menentukan terhadap kualitas pembelajaran, artinya sejauh mana kemauan dan usaha guru yang bersangkutan. 2.3. Perpustakaan Sekolah 2.3.1. Pengertian Perpustakaan Sekolah Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar penting dalam proses pembelajaran. Menurut UU Perpustakaan No.43 2007 : Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Dalam UU Perpustakaan No.43 tahun 2007 pasal 20 : Perpustakaan terdiri atas: a. Perpustakaan Nasional; b. Perpustakaan Umum; c. Perpustakaan Sekolah/Madrasah; d. Perpustakaan Perguruan Tinggi; dan e. Perpustakaan Khusus. “Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan sekolah , bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan bertugas untuk melayani sivitas akademika sekolah tersebut”. (Arif Surochman, 2007:2) 28 2.3.2. Tujuan dan Manfaat Perpustakaan Sekolah Ibrahim Bafadal (2009 : 5) menyebutkan bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahanbahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu siswa dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Pawit M. Yusuf & Yaya Suhendar (2007 : 3) menyebutkan tujuan didirikannya perpustakaan tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah. Manfaat perpustakaan sekolah menurut Ibrahim Bafadal (2009 : 5) adalah sebagai berikut : 1. Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca. 2. Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar siswa. 3. Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya siswa dapat belajar dengan mandiri. 4. Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca. 5. Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa. 6. Perpustakaan sekolah dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab. 7. Perpustakaan sekolah dapat memperlancar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah. 8. Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran. 9. Perpustakaan sekolah dapat membentuk siswa, guru-guru dan staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 29 2.3.3. Fungsi Perpustakaan Sekolah Ibrahim Bafadal (2009 : 6) menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah itu merupakan sumber belajar, karena kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan siswa adalah belajar, baik belajar masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas, maupun buku-buku lain yang tidak berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas. Apabila ditinjau dari sudut tujuan siswa mengunjungi perpustakaan sekolah, maka ada yang tujuannya untuk belajar, untuk berlatih menelusuri buku-buku perpustakaan sekolah, untuk memperoleh informasi, bahkan ada yang tujuannya hanya untuk mengisi waktu senggang atau sifatnya rekreatif. Beberapa fungsi perpustakaan sekolah menurut Ibrahim Bafadal (2009 : 6) adalah sebagai berikut. a. Fungsi Edukatif Segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut. b. Fungsi Informatif Mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat memberikan informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru. c. Fungsi Rekreasi Fungsi ini bukan merupakan fungsi utama dari dibangunnya perpustakaan sekolah, namun hanya sebagai pelengkap saja guna memenuhi kebutuhan sebagian anggota masyarakat sekolah akan hiburan intelektual. d. Fungsi Riset dan Penelitian Koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. 30 2.3.4. Tugas/Kegiatan Perpustakaan Sekolah Pawit M. Yusuf & Yaya Suhendar (2007 : 7) menyebutkan bahwa : Terdapat tiga kegiatan utama dari perpustakaan sekolah, yaitu kegiatan penghimpunan, pengolahan dan penyebarluasan segala macam informasi pendidikan kepada para siswa dan guru. Secara lengkap ketiga kegiatan utama perpustakaan sekolah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara dan membina secara terus menerus bahan koleksi atau sumber informasi (bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, seperti buku, majalah, surat kabar dan jenis koleksi lainnya. 2. Mengolah sumber informasi yang telah disebutkan di nomor 1 dengan menggunakan sistem dan cara tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut datang ke perpustakaan sekolah sampai kepada siap untuk disajikan atau dilayankan kepada para penggunanya yakni para siswa dan guru di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini antara lain meliputi pekerjaan penginventarisasian, pengklasifikasian atau penggolongan koleksi, pengkatalogan, pelabelan, pembuatan alat pinjam dan lain-lain. 3. Menyebarluaskan informasi atau bahan-bahan pustaka kepada segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang berbeda satu sama lain. Termasuk ke dalam kegiatan ini adalah pelayanan referensi dan informasi, pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan promosi, pelayanan bimbingan kepada pembaca dan sebagainya termasuk pelayanan kepada para siswa dan guru dalam rangka mencari informasi yang berkaitan dengan bidang minatnya. 2.4. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dalam Hubungannya dengan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran Akuntansi Perpustakaan memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Hubungan perpustakaan dengan dunia pendidikan dapat dilihat dari pendekatan kelembagaan. Baik perpustakaan dan lembaga pendidikan keduanya memiliki tugas yang sama, yaitu menyebarkan informasi. Dian Sinaga (2009 : 15) menyatakan bahwa “upaya penyelenggaraan perpustakaan sekolah merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar”. Perpustakaan sekolah yang 31 terorganisasi secara baik dan sistematis, secara langsung atau pun tidak langsung dapat memberikan kemudahan bagi proses belajar mengajar di sekolah dimana perpustakaan itu berada. Hal ini terkait dengan kemajuan bidang pendidikan dan dengan adanya perbaikan metode-metode belajar mengajar yang dirasakan tidak dapat dipisahkan dari masalah penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan. Dengan adanya sumber belajar dan sarana yang memadai di sekolah yang bersangkutan, maka diharapkan para siswa dan juga masyarakat sekolah lainnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan produktif, dengan demikian diharapkan dapat membantu siswa berprestasi tinggi dan menguasai ilmu pengetahuan yang diperoleh di sekolah. Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar yang dapat dilakukan oleh siswa antara lain sebagai berikut : 1. Mencari informasi dari referensi buku selain buku yang dipakai di kelas. 2. Melatih kemampuan belajar mandiri. 3. Sebagai sarana belajar kelompok. 4. Sebagai tempat mengisi waktu luang di saat istirahat. Bloom membagi domain kognisi dalam 6 tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintetis dan evaluasi. Keenam tingkatan tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebelum siswa dapat menerapkan ilmu yang mereka punya, terlebih dahulu mereka harus mengingat ilmu yang mereka peroleh dengan membaca, setelah itu mereka menginterpretasikan ilmu tersebut dan dapat menggunakannya sebagai pemecahan masalah. 32 Mengutip dari Teori Belajar R. Gagne, tujuan mata pelajaran akuntansi adalah menghasilkan kemampuan intelektual dan keterampilan motorik. Kemampuan intelektual diperoleh dari pemahaman konsep. Pemahaman konsep yaitu memahami suatu kemampuan mengerti, mengubah informasi ke dalam bentuk yang lebih bermakna. Pemahaman konsep akan diperoleh oleh siswa dengan rajin membaca dan perpustakaan sekolah dapat melatih siswa untuk membiasakan diri membaca. Dengan memahami konsep akan mudah terjadinya transfer. Jika siswa telah benar-benar memahami konsep, maka keterampilan motorik akan mudah dihasilkan. Siswa akan lebih memahami bagaimana menggunakan konsep-konsep yang mereka pahami untuk diterapkan sebagai pemecahan masalah. Dengan demikian, dengan memanfaatkan perpustakaan sekolah secara optimal, maka siswa akan terbiasa membaca sehingga tujuan pembelajaran akuntansi yaitu kemampuan intelektual dan keterampilan motorik pun dapat tercapai. 2.5. Pembelajaran Akuntansi 2.5.1. Pengertian Akuntansi Ajang Mulyadi (2003 : 3) menyebutkan bahwa : Akuntansi adalah proses pengidentifikasian/pengenalan, pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi ekonomi. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna untuk penilaian dan pengambilan keputusan bagi pihak yang memerlukan. 33 Sedangkan Ahmad Widodo & Sumarno (2005 : 3) mengemukakan berbagai macam definisi dari para ahli atau lembaga yang berkompeten, antara lain sebagai berikut. 1. Akuntansi pada dasarnya merupakan suatu proses untuk menghasilkan suatu informasi keuangan, secara garis besar informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan dan untuk pengendalian organisasi (Akuntansi Keuangan PPPA, DEPDIKBUD). 2. Suatu proses pengidentifikasian (pengkajian), pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk membantu para pemakai informasi dalam membuat pendapat-pendapat dan keputusan-keputusan. (terjemahan bebas definisi akuntansi dari American Accounting Association) Sedangkan menurut Jerry J. Weygandt, Ronald I. Kieso, Paul D. Kimmel dalam Accounting Principles bahwa : Accounting is an information system that identifies, records, and communicates the economic events of an organization to interested users. There are three activities : 1. Identfying economic events involves selecting the economic activities relevant to a particular organizations. 2. Once identified, economic events are recorded to provide a history of the organizations financial activities. 3. The identifying and recording activities are of a little use unless the information is communicated through accounting reports, the most common of which are called financial statements. Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada pengguna. Ada tiga kegiatan : 1. Mengidentifikasi peristiwa ekonomi yang relevan dengan aktivitas suatu organisasi tertentu. 2. Setelah diidentifikasi, peristiwa-peristiwa ekonomi tersebut dicatat untuk menyediakan “sejarah” dari kegiatan keuangan organisasi. 34 3. Kegiatan identifikasi dan pencatatan dikomunikasikan melalui laporan akuntansi, yang paling umum disebut laporan keuangan. Dari berbagai macam pendapat mengenai akuntansi, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pencatatan dan pelaporan kegiatan keuangan suatu organisasi tertentu yang dapat memberikan informasiinformasi bagi pihak yang membutuhkan untuk pengambilan keputusan dari berbagai alternatif yang ada. 2.5.2. Siklus dan Proses Akuntansi Rahmat Moeslihat (2005:3) menyebutkan bahwa proses akuntansi adalah sebagai berikut. a. Pengidentifikasian Dalam proses pengidentifikasian ini termasuk di dalamnya penyeleksian berbagai aktivitas ekonomi (disebut transaksi) yang dinyatakan oleh berbagai bukti transaksi yang relevan dengan kegiatan tersebut. Hal ini merupakan hal yang terpenting karena pencatatan akan dilakukan apabila transaksi tersebut memiliki bukti transaksi. b. Pencatatan Proses pencatatan dalam ilmu akuntansi dimaksudkan untuk mencatat secara sistematik sebagai transaksi keuangan. c. Penggolongan Penggolongan atau pengklasifikasian dalam proses akuntansi adalah suatu kegiatan mengelompokkan berbagai kegiatan perkiraan yang muncul pada saat transaksi dengan maksud untuk mempermudah pengerjaan akuntansi dalam memasuki tahap pengerjaan selanjutnya. d. Pengikhtisaran Pengikhtisaran dalam proses akuntansi adalah suatu kegiatan penyusunan ringkasan saldo-saldo perkiraan buku besar ke dalam neraca saldo yang diikuti penyusunan neraca penyesuaian dan penyusunan jurnal penutup dan jika dianggap perlu maka dibuat jurnal pembalik. 35 e. Pelaporan Tahap ini merupakan tahap akhir proses akuntansi (siklus akuntansi). Pada tahap ini dihasilkan laporan keuangan berupa laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, laporan neraca, laporan arus kas dan tambahan informasi lainnya yang menyangkut perubahan dalam posisi laporan keuangan perusahaan. f. Pengkomunikasian Tahap ini dimaksudkan bahwa hasil akhir dari proses akuntansi merupakan salah satu alat komunikasi antarbagian dalam suatu perusahaan dan sekaligus memberikan gambaran kinerja perusahaan yang tercermin dalam bentuk laporan keuangan, sehingga hasilnya dapat diketahui dan dilihat oleh mereka yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut. Siklus akuntansi menurut Rahmat Moeslihat (2005:57) terlihat pada gambar di bawah ini : Bukti Tahap Pencatatan dan Tahap Tahap Transaksi Penggolongan Pengikhstisaran Pelaporan • Faktur Jurnal • Kwitansi • Harian • Nota Kredit • Penyesuaian • Bukti Kas Masuk • Penutup • Bukti Kas Keluar • Pembalik Laporan Keuangan • Laporan Laba Rugi Kertas Kerja • Laporan Perubahan Modal • Neraca • Laporan Arus Kas • Bukti Kas Keluar Data Penyesuaian Buku Besar Neraca Saldo Gambar 2.2 Siklus Akuntansi Perusahaan Sumber : Rahmat Moeslihat, Akuntansi untuk SMA kelas XI NS Penutupan 36 2.5.3. Karakteristik Pembelajaran Akuntansi Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka, maupun secara tidak langsung yaitu dengan menggunakan berbagai media. Adapun karakteristik pembelajaran akuntansi adalah sebagai berikut : 1. Akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat. Seperangkat pengetahuan tersebut merupakan suatu sistem pencatatan, penggolongan atau pengklasifikasian suatu transaksi keuangan pada entitas usaha guna menghasilkan laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan ekonomis oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik investor, kreditor, pemerintah, manajemen, karyawan maupun masyarakat luas. 2. Materi Akuntansi berupa pokok-pokok bahasan dari pengertian akuntansi secara umum, pencatatan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan baik perusahaan jasa, dagang maupun koperasi. 3. Pokok-pokok bahasan tersebut diurutkan sesuai dengan sekuensial proses akuntansi, dari bukti transaksi sampai menjadi laporan keuangan. Di samping itu, juga dimulai dari transaksi pada perusahaan jasa yang relatif mudah sampai pada perusahaan manufaktur yang relatif kompleks. Di SMK, akuntansi merupakan mata pelajaran produktif. Mata pelajaran produktif dibagi menjadi dua bagian, yaitu dasar kompetensi kejuruan dan kompetensi kejuruan. Di kelas X, materi yang termasuk mata pelajaran dasar 37 kompetensi kejuruan adalah komunikasi bisnis, sedangkan mata pelajaran kompetensi kejuruan akuntansi mencakup materi sebagai berikut : 1. Mengelola Dokumen Transaksi 2. Memproses Entri Jurnal 3. Memproses Buku Besar 4. Menyusun Laporan Keuangan Dalam penelitian ini, penulis membatasi hanya pada pemahaman konsep teori Mata Pelajaran Akuntansi. 2.6. Kerangka Pemikiran Proses pendidikan yang umum dikenal oleh masyarakat adalah kegiatan belajar. Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas mental sesorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif, baik perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap maupun psikomotor. Pengalaman menyebabkan perubahan dalam proses belajar, yang pada gilirannya akan menimbulkan perubahan perilaku. Dalam proses belajar, hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada, sehingga terdapat reaksi yang muncul dari anak. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh dari proses belajar yang berlangsung secara kontinu. 38 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang diperoleh sesuai dengan tingkat keberhasilannya dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Indikator dari prestasi belajar dalam penelitian ini adalah ranah cipta (kognitif) yang ditunjukkan oleh nilai akhir siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi. Nilai tersebut diperoleh dari nilai UAS. Prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut bisa berasal dari dalam diri siswa (intern) atau berasal dari luar (ekstern). Faktor intern misalnya kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. Sedangkan faktor ekstern misalnya pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan dan sebagainya. Lingkungan belajar atau lingkungan pendidikan ada tiga, yaitu lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama, lingkungan sekolah sebagai lingkungan kedua dan lingkungan masyarakat sebagai lingkungan ketiga. Dari pernyataan tersebut, fokus dari penelitian ini adalah mengenai lingkungan sekolah yang dikhususkan pada penyediaan sumber belajar. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan siswa atau guru untuk mengefektifkan proses pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Sumber belajar yang tersedia harus dapat dimanfaatkan dan dioptimalkan dengan baik. Hal tersebut dilakukan karena 39 pemanfaatan sumber belajar dapat menghasilkan proses pembelajaran yang optimal, menarik dan menyenangkan bagi siswa. Penggunaan sumber belajar secara efektif dan efisien akan menghasilkan sesuatu yang berdaya guna. Salah satu sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah adalah perpustakaan. Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar penting dalam proses pembelajaran. Perpustakaan sekolah hendaknya menyediakan fasilitas-fasilitas yang menunjang bagi siswa misalnya buku teks yang disesuaikan dengan kurikulum dan mencukupi bagi siswa, fasilitas komputer dan internet yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi, serta suasana perpustakaan yang kondusif dan nyaman bagi siswa. Hal-hal tersebut harus diperhatikan, guna meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar bagi siswa. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah merupakan upaya memelihara efisiensi dari proses belajar mengajar. Dengan demikian perpustakaan sekolah diharapkan dapat menunjang aktivitas belajar siswa dan dapat membantu kelancaran bagi guru. Perpustakaan sekolah sebagai fasilitas belajar benar-benar harus dijadikan pusat kegiatan belajar yang menyenangkan. Indikator dari pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa adalah : 1. Kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah untuk belajar mandiri ataupun belajar kelompok. 2. Kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah untuk mencari informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa. 3. Kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah untuk mengisi waktu luang dan memenuhi kebutuhan akan hiburan intelektual. 40 4. Kunjungan siswa ke perpustakaan untuk mencari referensi guna melakukan penelitian sederhana. Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dapat muncul dari dalam diri siswa. Keinginan untuk memperoleh informasi di luar kelas, keinginan untuk belajar mandiri dapat memacu siswa untuk memanfaatkan sumber belajar tersebut. Selain itu, dorongan guru seperti memberikan tugas yang materi atau bahannya tersedia di perpustakaan sekolah, mau tidak mau mendorong siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah. Hal-hal seperti itu harus sering dilakukan agar siswa terbiasa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka tepat jika penulis menghubungkan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dengan prestasi siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi, sebab Mata Pelajaran Akuntansi membutuhkan suatu kreatifitas, kerapihan dan ketelitian, dan perpustakaan dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan potensi siswa dalam hal tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dibuat skema kerangka pemikiran seperti di bawah ini : 41 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Faktor Intern Faktor Ekstern Lingkungan Keluarga Lingkungan Sosial PBM Lingkungan Sekolah Kurikulum Guru Sumber belajar : perpustakaan Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran keterangan : : faktor yang diteliti : faktor yang tidak diteliti Setelah mengetahui gambaran kerangka pemikiran, kemudian dapat digambarkan juga hubungan antar variabelnya. Pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar sebagai variabel bebas (variabel X) dan prestasi belajar sebagai variabel terikat (variabel Y). Jika semakin tinggi pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, maka diduga prestasi belajar pun akan semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar , maka semakin rendah pula prestasi belajarnya. Dengan demikian, dari pemaparan tersebut hubungan antar variabelnya dapat ditunjukkan oleh gambar di bawah ini : Prestasi Belajar Siswa 42 X Y Gambar 2.4 Hubungan Antar Variabel keterangan : X : Variabel Bebas (Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah) Y : Variabel Terikat (Prestasi Belajar Siswa) : Garis yang menunjukkan hubungan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar (sebagai variabel X) dengan prestasi belajar (sebagai variabel Y). 2.7. Hipotesis Penelitian Sugiyono (2009:96) menyebutkan bahwa “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.” Oleh karena itu, hipotesis masih harus diuji kebenarannya melalui fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Pemanfaatan perpustakaan sekolah berhubungan positif dengan prestasi belajar siswa dalam Mata Pelajaran Akuntansi. Dalam penelitian ini, fokus utamanya adalah pembelajaran akuntansi hanya untuk konsep kognitif saja bukan untuk keterampilan.