usul kegiatan uber hki

advertisement
No. Identitas:
USUL KEGIATAN UBER HKI
TAHUN 2005
INTRODUKSI BAKTERI LIGNOLITIK KOLON
PSEUDORUMINANSIA DALAM KULTUR FERMENTASI
MIKROBA SELULOLITIK SUPER RUMINANSIA (SMSR)
UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI GAS METHAN
Oleh:
Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes
FAKULTAS PETERNAKAN – PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2005
HALAMAN PENGESAHAN USUL UBER HKI
1. Judul
2. Ketua Peneliti
a. Nama
b. Jenis Kelamin
c. Pangkat /Golongan
d. NIP
e. Jabatan Sekarang
f. Fakultas /Jurusan
: Introduksi Bakteri Lignolitik Kolon
Pseudoruminansia
Dalam
Kultur
Fermentasi
Mikroba
Selulolitik
R
Super Ruminansia (SMS ) Untuk
Peningkatan Produksi Gas Methan
: Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes
: Laki-laki
: Penata /III-D
: 131.929.547
: Lektor
: Peternakan dan Perikanan
/Peternakan
3. Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Malang
4. Jenis Kegiatan yang Dipilih : Percepatan Perolehan Paten
5. Jenis Paten yang Dituju
: Paten Biasa
6. Penelitian yang Mendukung :
a. Evaluasi Kandungan Bakteri Susu dan Coliforms Air Sumur
Pada Beberapa Peternak Sapi Perah Pemakai Instalasi Digester
di Daerah Istimewa Yogyakarta, 1992, Bank Dunia XVII-PAU
Bioteknologi UGM.
b. Isolasi Mikroba Selulolitik Beberapa Ternak Ruminansia
(Kerbau, Sapi, Kambing dan Domba), 1992, Bank Dunia XVIIPAU Bioteknologi UGM.
c. Isolasi Mikroba Selulolitik Rumen untuk Mendapatkan Starter
Pada Proses Dekomposisi Bahan Organik Berserat, 1998,
Lemlit UMM.
d. Uji Aktivitas Enzimatik Biakan Mikroba Selulolitik Rumen untuk
Menentukan Potensi Starter Fermentasi Pakan, 1998, Lemlit
UMM.
e. Optimasi Media Kultur Fermentasi Mikroba Selulolitik Asal
Rumen Terhadap Nilai Protein Kasar Pakan Formulasi Sapi
Perah, 1999, Lemlit, UMM.
f. Pengaruh Penambahan Probiotik Bakteri Selulolitik dan Metode
Pemberian Pakan Terhadap Konsumsi Bahan Kering dan
Kecernaan TDN, 2003, Nomor Kontrak: E.2.b/388/BAA/IX
/2003, UMM.
g. Pengaruh Pemberian Probiotik Selulolitik Terhadap Konsumsi,
Kecernaan Bahan Kering, Kecernaan Energi (TDN) Berbagai
Hijauan Pada Sapi Limousin Cross, 2004. Nomor Kontrak:
074/Disnak/117.04/2003
dan
A1/136/FPP-UMM/IV/2003
Kerjasama Dinas Peternakan Propinsi Jawa Timur dengan
Fakultas Peternakan Perikanan UMM.
h. Pengaruh Pemberian Probiotik Bakteri Pada Metode Pemberian
Pakan yang Berbeda Terhadap Penampilan Produksi Domba
Ekor Gemuk (DEG) Periode Pertumbuhan, 2004, Nomor
Kontrak:
245/P4T/DPPM/DM.SKW.SOSAG/III/2004,
Dirjen
DIKTI.
i. Evaluasi Daya Hidup Probiotik Selulolitik (Yoghurt Sapi)
Dengan Bekatul Sebagai Bahan Pembawa, 2004, Nomor
Kontrak: E.2b./065/BAA-UMM/II/2004, UMM.
j. Peningkatan Kemampuan Bakteri Selulolitik Cairan Rumen
untuk Probiotik Ternak Ruminansia, 2004. Nomor Kontrak:
406/P4T/DPPM/PHKI/IX/2004, Dirjen Dikti.
k. Ketersediaan N, P, dan K pada Media Fermentasi Berbasis
Manure Sapi Perah Dengan Introduksi Bakteri Selulolitik. 2005.
Nomor Kontrak: E.2.b/419/BAA-UMM/IX/2004. Lemlit UMM.
7. Batas Waktu Pemasukan Usul: 30 Juni 2005
8. Biaya yang Diusulkan
: Rp. 15.025.000,-
Mengetahui
Dekan Fakultas Peternakan – Perikanan
Ir. Abdul Malik, M.P
NIP. 131 897 367
Malang, April 2005
Ketua Peneliti
Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes
NIP. 131 929 547
Mengetahui
Ketua Lembaga Penelitian
Dr. Ir. Wahyu Widodo, M.S
NIP. UMM. 110 899 0128
DAFTAR ISI
Halaman
I.
URAIAN UMUM
1.1 Judul ________________________________________________
1.2 Ketua Pelaksana ______________________________________
1.3 Anggota Peneliti ______________________________________
1.4 Subyek Paten ________________________________________
1.5 Jumlah Klaim yang Direncanakan ______________________
1.6 Periode Pelaksanaan __________________________________
1
1
1
1
1
1
II. KEGIATAN PERCEPATAN PENELITIAN
2.1 Uraian Penelitian Terdahulu ___________________________ 2
2.2 Uraian Potensi Paten _________________________________ 2
2.3 Uraian dan Sasaran Percepatan Perolehan Paten _______ 7
III. RANCANGAN DOKUMEN USULAN PATEN
3.1 Judul Penemuan ______________________________________
3.2 Bidang Teknik Temuan _______________________________
3.3 Latar Belakang Penemuan_____________________________
3.4 Ringkasan Penemuan _________________________________
3.5 Uraian Gambar _______________________________________
3.6 Uraian Lengkap Penemuan ____________________________
3.7 Klaim ________________________________________________
3.8 Abstrak ______________________________________________
9
10
10
12
14
15
18
18
IV. ANGGARAN _____________________________________________ 19
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Rincian Anggaran ________________________________
Biodata Ketua Peneliti /Pengusul Paten ___________
Biodata Anggota Peneliti _________________________
Biodata Analis ___________________________________
Label Produk BioPLONK _________________________
20
21
25
26
27
I.
URAIAN UMUM
1.1 Judul Paten
: Introduksi Bakteri Lignolitik
Kolon
Pseudoruminansia
Dalam
Kultur
Fermentasi
Mikroba
Selulolitik
Super
R
Ruminansia
(SMS )
Untuk
Peningkatan
Produksi
Gas
Methan
1.2 Ketua Pelaksana:
Nama Lengkap dan Gelar : Ahmad Wahyudi, Ir. M.Kes
Bidang Keahlian
: Biokimia dan Teknologi
Fermentasi
Unit Kerja
: Fakultas Peternakan dan
Perikanan UMM.
Alamat Surat
: Jl. Raya Tlogomas 246 Malang
65144
Telepon /Faksimili
: (0341) 464318 Psw. 174 – 175
/0341 – 460782
E-mail
: [email protected]
1.3 Anggota Peneliti
No.
Nama dan Gelar Akademik
Bidang Keahlian
Instansi
1.
Listiari Hendraningsih, Ir. MP
Mikrobiologi dan
Nutrisi Ternak
Fak. Peternakan
UMM
1.4 Subyek Paten
Starter fermentasi mengandung bakteri selulolitik super asal
ternak ruminansia (SMSR) yang diintroduksi dengan bakteri
lignolitik asal kolon Pseudoruminansia.
1.5 Jumlah Klaim yang Direncanakan
: 4 (empat)
1.6 Periode Pelaksanaan
: Mulai
berakhir
Juli
2005
Desember
2005
Halaman
1
II. KEGIATAN PERCEPATAN PENELITIAN
2.1 Uraian Penelitian Terdahulu
Penelitian diawali dengan survei terhadap beberapa
peternak sapi perah pemakai instalasi penghasil gas methan
(digester) di daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten
Sleman. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa peternak
sapi perah pemakai digester memperoleh energi alternatif
pengganti liquid petroleum gas (LPG) dan minyak tanah
secara signifikan. Sebuah keluarga dengan 5 orang anggota,
dapat memenuhi kebutuhan energi untuk memasak dan
penerangan
malam
hari
dari
fermentasi
limbah
yang
dihasilkan oleh 5 ekor sapi perah. Disamping gas methan
sebagai sumber energi, peternak sapi perah pemakai digester
juga menghasilkan kualitas air susu dan air sumur yang lebih
baik dibandingkan peternak sapi perah tanpa instalasi
digester. Kualitas air susu diuji berdasarkan reduktase susu
dan air menggunakan metode Most Probably Number (MPN)
(Wahyudi, 1992). Peternak pemakai instalasi digester juga
memperoleh pupuk organik cair dan padat dengan kualitas
lebih baik jika dibandingkan dengan kompos pupuk kandang.
Kelebihan lain dari pupuk organik digester tersebut adalah
dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak dan ikan.
Penelitian kedua lebih mengarah pada produktivitas
gas methan, yaitu
dengan melakukan formulasi
media
fermentasi dalam digester. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui
bahwa
mikroba
methanogenik
memerlukan
komposisi media dengan imbangan Carbon per Nitrogen (C/N
Halaman
2
ratio) sektiar 30. Apabila C/N ratio terlalu tinggi, maka
mikroba akan kekurangan N dan fermentasi berlangsung
lambat. Sebaliknya jika kandungan N terlalu tinggi maka akan
menguap
sebagai
amoniak.
Hasil
penelitian
tersebut
menunjukkan bahwa manure ayam memiliki kadar N tinggi
sedangkan komposisi unsur pada feses sapi mendekati
persyaratan sebagai media fermentasi produksi gas methan
(Wahyudi, 2005). Mikroba methanogenik juga membutuhkan
air sekitar 91% – 93%, atau bahan kering 7% – 9%. Selain
media, produktivitas gas methan ditentukan oleh pemakaian
inokulan
untuk
mempercepat
proses
fermentasi. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal, pada awal pembuatan gas
(methan)
direkomendasikan
untuk
menggunakan
starter
fermentasi berupa lumpur (sludge) yang keluar dari outlet
digester (Basuki, 1992).
Penggunaan sludge sebagai starter bersama-sama
dengan feses ternak mampu meningkatkan kecepatan proses
pembentukan gas methan (Basuki, 1992), namun untuk tujuan
efisiensi
perlu dibuat suatu
starter khusus fermentasi
produksi gas methan yang lebih aplikatif dan memiliki
efektivitas lebih tinggi.
Sebagai upaya pembuatan starter fermentasi produksi
gas methan dan sekaligus perombak limbah organik berserat,
maka penelitian berikutnya dilakukan dengan isolasi dan
identifikasi bakteri-bakteri selulolitik asal ternak ruminansia
seperti kerbau, sapi, kambing dan domba (Wahyudi, 1992,
dan 1998). Sebagaimana telah diketahui dari hasil penelitian
Halaman
3
sebelumnya
bahwa
selulosa
merupakan
prekursor
pembentukan gas methan.
Penelitian
mengenai
kemampuan
enzimatis
dan
formulasi media fermentasi bakteri selulolitik rumen telah
dilakukan dengan uji aktivitas enzim selulase dan penggunaan
berbagai jenis susbtrat alami seperti ampas dan daun tebu
kering serta jerami padi (Wahyudi, 1998, 1999 dan 2003).
Sementara penelitian mengenai formulasi kombinasi antar
bakteri selulolitik rumen dilakukan pada tahun 2004. Dari
serangkaian penelitian tersebut disimpulkan bahwa selain
komposisi media, komposisi bakteri menentukan tingkat
kecernaan selulosa. Penggunaan dua jenis bakteri selulolitik
B. fibrosolvens dan F. succinogenes mampu menurunkan
44,52% kadar selulosa feses sapi perah (Wahyudi, dan
Hendraningsih, 2004), tetap fraksi serat kasar lain dalam
bentuk lignoselulosa, lignin dan cutin tidak dapat dicerna oleh
bakteri selulolitik.
Untuk meningkatkan ketersediaan selulosa sebagai
bahan baku pembuatan gas methan, maka selulosa dalam
bentuk
kompleks
lignoselulosa
harus
dipisahkan.
Lignoselulosa didalam tubuh hewan hanya dapat dicerna oleh
kelompok bakteri lignolitik yang terdapat didalam kolon.
Pencernaan fraksi lignoselulosa dalam kolon paling efektif
terjadi pada beberapa hewan Pseudoruminansia seperti
gajah, kuda dan kelinci. Hal tersebut ditandai dengan
kemampuan hewan-hewan tersebut dalam mengkonsumsi
serat
kasar
walaupun
tidak
memiliki
rumen.
Sistem
Halaman
4
suplementasi mikroba efektif dapat dipelajari dari kebiasaan
Pseudoruminansia (gajah dan kelinci) yang mengkonsumsi
feses sendiri atau induknya untuk membantu meningkatkan
kecernaan serat kasar (fraksi lignoselulosa).
2.2 Uraian Potensi Paten
Perlimbahan bahan organik berserat asal ternak dapat
diatas dengan mengolahnya menjadi gas methan sebagai
bahan bakar pengganti LPG. Namun produksi gas methan
selama ini mengalami kendala dalam hal efektivitas waktu
fermentasi dan volume produksi gas. Kendala tersebut
disebabkan karena fermentasi berlangsung begitu saja secara
alami dilakukan oleh mikroba yang ada dalam feses ternak.
Berdasarkan
hasil
studi
ekologi
mikroba
rumen,
diketahui bahwa ternak ruminansia yang dipelihara secara
intensif kurang mendapatkan suplai bakteri lignolitik yang
memiliki peran penting menguraikan fraksi selulosa dari
kompleks lignoselulosa. Lignoselulosa memiliki ikatan yang
sangat kuat sehingga tidak dapat dihidrolisis oleh enzim
selulase. Kompleks lignoselulosa hanya dapat diurai oleh
enzim ekstraseluler yang disekresikan oleh kelompok bakteri
lignolitik yaitu enzim phenol oxidase, lacase dan peroksidase.
Enzim-enzim
tersebut
akan
merombak
ikatan
rangkap
methoxyl dari struktur lignoselulosa, sehingga jumlah gugus
methoxyl
tersebut
menurun
sedangkan
gugus
hidroxyl
phenolat dan karboxyl meningkat. Kedua derivat lignin
tersebut memiliki kemampuan mengikat kation NH4+ dan
Halaman
5
glukoamida hasil sintesis mikroba. Derivat lignin penting
perannya dalam mengikat NPN sebagai kation yang lebih
tersedia bagi perkembangbiakan mikroba.
Adanya bakteri lignolitik dalam digester fermentasi
sebagai inokulum (starter) akan membantu ketersediaan NPN
bagi
pertumbuhan
bakteri-bakteri
(starter)
fibrolitik
penghasil gas methan. Dengan demikian bakteri-bakteri
penghasil gas methan dapat tumbuh dengan cepat, dan
diharapkan waktu fermentasi berlangsung lebih cepat dan
gas methan yang dihasilkan lebih tinggi.
BioPLONK
adalah
suatu
starter
fermentasi
yang
memiliki kemampuan merombak fraksi serat kasar untuk
membantu
meningkatkan
kecepatan
proses
penyediaan
prekursor pembentuk gas methan. Namun kemampuan untuk
memisahkan fraksi selulosa dari lignin belum terdapat
didalamnya.
BioPLONK mengandung beberapa strain hidup bakteri
selulolitik. Dari hasil penetilian secara in vitro BioPLONK
terbukti; (1) Meningkatkan perombakan serat kasar sampai
dengan 44,52%, (2) Mereduksi bau tidak sedap feses ternak,
(3)
Menekan
pertumbuhan
bakteri
patogen
dan
(4)
Menghasilkan gas methan. Implikasi lebih lanjut dari peran
BioPLONK adalah pengelolaan limbah peternakan menjadi
lebih mudah, cepat, dan menguntungkan.
Starter fermentasi serat kasar yang selama ini beredar
kebanyakan
digunakan
untuk tujuan pengolahan limbah
organik menjadi pupuk dan pakan, sedangkan BioPLONK
Halaman
6
selain pupuk dan pakan juga untuk tujuan lebih spesifik yaitu
penghasil
gas
methan.
Dengan
demikian
BioPLONK
merupakan starter fermentasi pertama sebagai
inokulum
untuk produksi gas methan. Sehingga berpotensi diajukan
untuk mendapatkan hak paten.
2.3 Uraian dan Sasaran Percepatan Perolehan Paten
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diketahui
bahwa kemampuan mencerna serat kasar tidak semata-mata
ditentukan oleh satu jenis bakteri perombak serat, tetapi
lebih
ditentukan
oleh
keseimbangan
simbiosis
antar
komunitas spesies-spesies pencerna serat. Dari delapan
kombinasi bakteri perombak serat kasar diperoleh bahwa
kombinasi F. succinogenes dan B. fibrosolvens memiliki daya
fibrolitik paling tinggi dalam menghidrolisis serat kasar.
Kemampuan fibrolitik kedua jenis bakteri tersebut
terbatas pada hidrolisis, fraksi selulosa dan hemiselulosa,
sedangkan lignoselulosa tetap utuh. Lignoselulosa hanya
dapat dihidrolisis oleh kelompok mikroba, lignolitik yang
berasal dari kolon.
Permasalahan lain muncul ternak ruminansia yang
dipelihara
secara
intensif
tidak
mendapatkan
inokulan
lignolitik yang pada umumnya hidup pada rumput-rumputan.
Akibatnya
ternak
yang
dipelihara
di
kandang
tidak
mengandung cukup bakteri lignolitik pada kolonnya. Kondisi
tersebut yang menyebabkan feses ternak ruminansia masih
mengandung serat kasar tinggi (Hendraningsih, 2003). Oleh
Halaman
7
karena itu untuk efektivitas pencernaan serat kasar dalam
saluran pencernaan ruminansia maka perlu ditambahkan
bakteri-bakteri lignolitik ke dalam rumen (Anonimous, 1992).
Sumber bakteri lignolitik, selain diperoleh dari kolon
ternak ruminansia, juga dapat diperoleh dari kolon hewanhewan jenis Pseudoruminansia seperti gajah, kuda dan
kelinci. Hewan Pseudoruminansia mampu mencerna serat
kasar seperti halnya hewan ruminansia, meskipun tidak
memiliki rumen. Fermentasi serat kasar terjadi didalam
saluran pencernaan bagian belakang yaitu didalam kolon.
Guna mendapatkan efektivitas perombakan serat kasar
utamanya fraksi lignoselulosa sebagai prekursor gas methan
maka perlu dilakukan penelitian mengenai optimasi introduksi
bakteri lignolitik ke dalam kultur mikroba selulolitik rumen
(SMSR). Hal ini mengacu pada suatu mekanisme yang terjadi
di alam bahwa terdapat kebiasaan Pseudoruminansia (gajah
dan kelinci) yang mengkonsumsi feses sendiri atau induknya
untuk membantu meningkatkan kecernaan serat kasar.
Penelitian
akan
mengkombinasikan
diperoleh
dari
dilaksanakan
isolat-isolat
kolon
bakteri
Pseudoruminansia
dengan
cara
lignolitik
yang
dengan
bakteri
selulolitik super ruminansia (SMSR) yang telah diperoleh dari
hasil penelitian sebelumnya (Wahyudi, dan Hendraningsih,
2004).
Teknis penelitian yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
Halaman
8
1.
Ekskreta
hewan
Pseudoruminansia
segar
ditambah
aquades 50 : 50 diinkubasi pada suhu 39oC selama 24
jam.
2.
Isolasi dan identifikasi bakteri lignolitik dalam media
selektif. Pengamatan dilakukan terhadap (a) jumlah,
koloni,
(b)
morfologi
koloni,
(c)
pewarnaan
gram,
(d) aktivitas lignolitik.
3.
Simbion bakteri selulolitik ditumbuhkan pada cairan
diperkaya selama 24 jam pada suhu 39oC.
4.
Menambahkan isolat-isolat hasil identifikasi (point 2)
kedalam kultur simbion bakteri selulolitik (point 3) dan
melanjutkan fermentasi 2 – 3 minggu.
5.
Mengamati perkembangan; (a) gas methan, (b) kadar
serat
kasar,
(c)
membandingkan
kemampuan
antar
simbion.
III. RANCANGAN DOKUMEN USULAN PATEN
3.1 Judul Penemuan
1. Isolat
bakteri
Pseudoruminansia
lignolitik
(gajah,
asal
kuda,
dan
kolon
hewan
kelinci)
dalam
kemasan strater fermentasi pengolah limbah organik
menjadi gas methan dengan merk BioPLONK.
2. Sekam padi sebagai inducer dalam proses isolasi bakteri
lignolitik.
3. Komposisi
bakteri
simbion
selulolitik
dan
lignolitik
penghasil gas methan.
4. Formula media BioPLONK.
Halaman
9
3.2 Bidang Teknik Temuan
BioPLONK adalah produk bidang teknologi fermentasi.
Teknik
fermentasi dilakukan
dengan
prosedur
anaerob
menggunakan bakteri-bakteri lignolitik asal kolon hewan
Pseudoruminansia yang dikombinasikan dengan bakteribakteri selulolitik rumen super (SMSR) dengan sekam padi
sebagai substrat induser.
Produksi aktivitas gas methan dan senyawa-senyawa
sederhana sangat ditentukan oleh sinergisme antar spesies
bakteri. Dalam bentuk terisolasi bakteri tidak memiliki
aktivitas
lebih
tinggi
jika
dibandingkan
dalam
bentuk
simbiosis. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
kombinasi antar spesies selulolitik cenderung meningkatkan
kecernaan serat kasar. Hasil temuan tersebut memberikan
inspirasi
untuk
tujuan
memproduksi
gas
methan
dari
fermentasi fraksi serat kasar oleh bakteri-bakteri selulolitik
ternak
ruminansia
dan
lignolitik
hewan-hewan
Pseudoruminansia.
Aplikasi hasil penelitian bidang teknologi fermentasi ini
sangat
penting
alternatif,
untuk
limbah,
mengatasi
kualitas
produk
permasalahan
dan
energi
kesehatan
di
lingkungan rumah tangga dan industri peternakan.
3.3 Latar Belakang Penemuan
Meskipun telah ada rekomendasi untuk menggunakan
starter fermentasi dalam pembuatan gas methan namun pada
Halaman
10
kenyataannya starter fermentasi tersebut belum ada di
masyarakat. Beberapa starter fermentasi yang telah ada pada
umumnya diaplikasikan untuk mengolah limbah organik
berserat baik secara aerob maupun anaerob. Oleh karena itu
diperlukan suatu penelitian untuk memperoleh produk berupa
starter fermentasi yang memiliki spesifikasi dalam hal
produksi
gas
methan
sebagai
bahan
bakar
alternatif
pengganti LPG.
Hasil
penelitian
sebelumnya
menunjukkan
bahwa
efektivitas perombakan serat kasar fraksi selulosa dan
hemiselulosa
diperoleh
berdasarkan
optimasi
media,
spesifikasi induser substrat dan optimasi simbion mikroba.
Dalam
penelitian
meningkatkan
ini
yang
efektivitas
mendesak
produksi
gas
dilakukan
adalah
methan
melalui
penyediaan prekursor oleh bakteri-bakteri lignolitik dengan
mengkombinasikan dengan bakteri-bakteri super selulolitik
rumen (SMSR).
Prosedur Penemuan
1. Isolasi dan identifikasi bakter-bakteri lignolitik asal kolon
pseudoruminansia (gajah, kuda dan kelinci) pada media
selektif padat (Temuan 1).
2. Kultur bakteri lignolitik dalam media enrichment cair.
3. Kultur bakteri lignolitik dalam media selektif padat dengan
induser substrat spesifik (Temuan 2).
4. Indentifikasi morfologis.
5. Indentifikasi biokhemis.
Halaman
11
6. Optimasi
komposisi
bakteri
lignolitik
dan
selulolitik
(simbion) (Temuan 3).
7. Uji produksi gas methan dan lignin.
8. Pengemasan produk dalam formulasi media (Temuan 4).
3.4 Ringkasan Penemuan
Keunggulan
starter
fermentasi
dengan
merek
BioPLONK adalah sebagai berikut:
1. Bakteri
simbion
dasar
merupakan
super
mikroba
selulolitik rumen (SMSR) yang tidak bersifat patogen
bahkan mampu menekan perkembangan bakteri patogen
dalam
tangki
digester,
sehingga
aman
bagi
sistem
kesehatan lingkungan (Wahyudi, 1992).
2. Simbion SMSR terbukti meningkatkan kecernaan serat
kasar sampai 44,52% (Wahyudi dan Hendraningsih, 2004)
sehingga memperbaiki efektivitas perombakan limbah
organik berserat dan sekaligus menyediakan prekursor
bagi bakteri pembentuk methan.
3. Penambahan
isolat
Pseudoruminansia
meningkatkan
bakteri
(gajah,
kecernaan
lignolitik
kuda
dan
asal
kelinci)
lignoselulosa,
kolon
dapat
sehingga
menyediakan derivat lignin yang mampu mengikat NPN
sebagai kation penting untuk perkembangbiakan mikroba
dalam digester.
Implikasi dari peningkatan kecernaan serat kasar baik
berupa
selulosa
dan
lignoselulosa
tersebut
adalah:
(a) Meningkatkan proses degradasi bahan organik berserat,
Halaman
12
(b) Menyediakan prekursor bagi produksi gas methan,
(c) Meningkatkan perkembangbiakan bakteri perombak serat
kasar dalam digester sehingga waktu fermentasi berlangsung
lebih cepat, (d) Menekan pertumbuhan bakteri patogen dalam
digester, (e) Isi digester atau septictank cepat terurai
sehingga mencegah terjadinya penyumbatan saluran dan (f)
mengurangi bau tidak sedap.
Halaman
13
14
Halaman
3.6 Uraian Lengkap Penemuan
Efisiensi Produksi
Gas Methan
Meningkatkan
Pertumbuhan sel
bakteri fibrolitik
Meningkatkan
kecernaan serat kasar
DIGESTER
Starter
BioPLONK
Formula media
Simbion Lignolitik
dan Selulolitik
(Temuan 4)
Komposisi Bakteri
(Temuan 3)
Kombinasi dengan SMSR
Isolat-isolat lignolitik
Pseudoruminansia
(Temuan 2)
Isolasi dengan substrat spesifik
(Temuan 1)
Bakteri Kolon
Pseudoruminansia
(Gajah, kuda dan
kelinci)
Halaman
15
Keterangan:
Penemuan I. Substrat Induser
Tidak mudah mendapatkan isolat berupa koloni bakteri yang
mempunyai keunggulan tertentu. Bakteri-bakteri lignolitik
memerlukan beberapa persyaratan untuk dapat tumbuh dan
berkembang biak. Lignin dalam bentuk kristal belum tentu
dapat digunakan sebagai substrat induser seperti halnya
Carboxymethyl Cellulose (CMC) dalam menghasilkan isolatisolat perombak serat kasar. Beberapa syarat diperlukan
untuk dapat menginduksi tumbuhnya isolat-isolat bakteri
pencerna serat kasar, diantaranya adalah suasana anaerob,
pH mendekati 7 dan substrat harus spesifik dan alami.
Berdasarkan hasil penelitian dan kaji terap teknologi substrat
alami asal tanaman padi memiliki kemampuan lebih baik
dibandingkan substrat alami lainnya. Sumber lignin dari
tanaman padi utamanya terdapat pada sekam. Penggunaan
sekam sebagai substrat alami sumber lingnin diharapkan
mampu menghasilkan isolat-isolat bakteri lignolitik asal kolon
hewan pseudoruminansia.
Penemuan II. Isolat-isolat Lignolitik
Isolat-isolat
bakteri
lignolitik
secara
teori
tidak
akan
menunjukkan perbedaan sifat dan kemampuan mencerna
lignin. Namun dalam hal jumlah dan jenis koloni akan berbeda.
Perbedaan
jenis
koloni
sangat
penting
sebagai
upaya
mendapatkan berbagai kemungkinan kombinasi jenis bakteri
untuk
starter
fermentasi.
Isolat-isolat
lignolitik
asal
pseudoruminansia akan dikarakterisasi secara morfologis dan
Halaman
16
biochemis
serta
difungsikan
sebagai
komplemen
untuk
memperbaiki sistem fermentasi produksi gas methan.
Penemuan III. Simbion Bakteri
Telah diketahui dari penelitian sebelumnya bahwa dalam
bentuk terisolasi bakteri perombak serat kasar memiliki
kemampuan rendah. Penggabungan bakteri berkemampuan
tinggi (A) dengan bakteri berkemampuan rendah (B) dapat
meningkatkan kemampuan bakteri B dalam merombak serat
kasar. Bahkan penggabungan sesama bakteri berkemampuan
rendahpun
jika
bersinergi
positif
dapat
meningkatkan
kemampuan keduanya dalam merombak serat kasar.
Pada penelitian ini akan dihasilkan simbion-simbion baru hasil
rekombinasi bakteri-bakteri lignolitik kolon pseudoruminansia
dengan bakteri-bakteri selulolitik super ruminansia (SMSR).
Simbion dengan kemampuan tertinggi dalam perombakan serat
kasar dan produksi gas methan akan digunakan sebagai
starter fermentasi unggulan.
Penemuan IV. Formulasi Media BioPLONK
Simbion bakteri SMSR dan lignolitik kolon pseudoruminansia
memerlukan media untuk tetap hidup sebelum diaplikasikan
dalam
digester
sedemikian
rupa
penghasil
sehingga
gas
methan.
mengandung
Media
nutrien
disusun
yang
dibutuhkan oleh kombinasi kedua jenis bakteri tersebut, dan
menekan pertumbuhan jenis bakteri lainnya. Media berbasis
jerami dan sekam padi digunakan untuk mengkultur kedua
jenis bakteri tersebut.
Halaman
17
3.7 Klaim
1. Sekam
padi
menghasilkan
sebagai sumber
isolat-isolat
lignin
lignolitik
digunakan untuk
dengan
metode
induksi.
2. Isolat
bakteri
lignolitik
diisolasi
dari
kolon
hewan
pseudoruminansia (gajah, kuda dan kelinci).
3. Simbion-simbion baru hasil rekombinasi bakteri-bakteri
lignolitik kolon pseudoruminansia dengan bakteri-bakteri
selulolitik super ruminansia (SMSR) digunakan sebagai
starter fermentasi produksi gas methan dan perombak
serat kasar dengan merk BioPLONK.
4. BioPLONK merupakan media selektif dengan beberapa
spesies kombinasi bakteri lignolitik dan selulolitik unggul
untuk starter fermentasi produksi gas methan dan serat
kasar.
3.8 Abstrak
Produksi methan dari limbah /feses ruminansia belum
optimal, akibat masih terikatnya fraksi selulosa pada lignin.
Untuk melepaskan ikatan tersebut, dibutuhkan enzym-enzym
yang dihasilkan oleh bakteri lignolitik pada proses fermentasi
feses. Bakteri lignolitik yang paling dominan terdapat pada
saluran
pencernaan
bagian
belakang
hewan-hewan
pseudoruminansia (gajah, kelinci dan kuda). Untuk
mengisolasi bakteri-bakteri tersebut di luar habitatnya
(kolon) dibutuhkan media spesifik (Penemuan 1).
Guna meningkatkan kinerja dari isolat bakteri lignolitik
pada media selektif ditambahkan induser substrat alami
(Penemuan 2).
Isolat-isolat bakteri lignolitik kemudian ditambahkan
pada media yang mengandung bakteri SMSR untuk
Halaman
18
mengetahui bakteri lignolitik dari pseudoruminansia yang
menunjukkan sinergi dengan bakteri selulolitik (Penemuan 3).
Media bagi bakteri SMSR dan bakteri lignolitik
dibutuhkan untuk tetap dapat hidup sebelum diberikan
sebagai starter pada fermentasi feses. Media harus
mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan baik oleh SMS R
maupun lignolitik (Penemuan 4).
IV. Anggaran
a. Jenis anggaran
: Percepatan Perolehan Paten
b. Biaya Pendaftaran
: Rp.
c. Biaya Pemeriksaan Substantif
: Rp. 2.000.000,-
d. Biaya Pembuatan Dokumen
: Rp. 1.950000 (Rinc. Terlampir)
e. Biaya Penelitian
: (Rincian Terlampir)
575.000,- (paten biasa)
Honorarium
: Rp. 3.900.000,-
Bahan Habis Pakai
: Rp. 5.600.000,-
Sewa Peralatan Laboratorium
: Rp.
500.000,-
Pembuatan Laporan & Makalah : Rp.
500.000,-
Total
: Rp. 15.025.000,-
Halaman
19
LAMPIRAN 1
Rincian Anggaran
I.
Biaya Pembuatan Dokumen Paten
Pengambilan foto di laboratorium
Pembuatan poster dan leaflet
Pembuatan label dan kemasan produk
Presentase dan Publikasi
Sub Total
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
200.000,750.000,750.000,250.000,1.950.000,-
II. Biaya Penelitian
1. Gaji dan Upah
a. Honor tenaga peneliti
Peneliti utama
1 x 6 bln x Rp. 400.000
Anggota peneliti 1 x 6 bln x Rp. 250.000
b. Tenaga analis
1 x 3 bln x Rp. 200.000
Sub Total
Rp. 1.800.000,Rp. 1.500.000,Rp. 600.000,Rp. 3.900.000,-
2. Bahan habis pakai
a. Media Cair
= 8 kombinasi x 3 level x 2 jenis
pseudoruminansia
= 48
= 48 lt x Rp. 75.000
Rp. 3.600.000,b. Media padat
= 48 x 20 kali pengamb. x 4 ml
= 3,8 lt  4 lt
= 4 lt x Rp. 150.000
Rp. 600.000,c. Larutan pengencer = 48 x 9 ml x 20
= 7,68 lt  8 lt
= 8 lt x Rp. 150.000
Rp. 1.200.000,d. Reagen aktivitas = 48 x 10 ml  20
enzim
= 500 ml x Rp. 200.000
Rp. 200.000,Sub Total
Rp. 5.600.000,-
3. Sewa peralatan dan biaya administrasi
Laboratorium
4. Pembuatan laporan dan publikasi
Sub Total
TOTAL
Rp.
500.000,Rp.
500.000,Rp. 9.750.000,Rp. 15.025.000,-
Halaman
20
LAMPIRAN 2
Biodata Ketua Peneliti /Pengusul Paten
1. Nama Lengkap dan Gelar
Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes
2.
Pendidikan (dari Sarjana Muda /yang Sederajat) dan Pelatihan
No.
Gelar
Tahun
Selesai
Bidang Studi
Insinyur/Sarjana
Peternakan
1989
Peternakan
/Biokimia
Universitas /Lokasi
1.
Univ. Gadjah mada
Yogyakarta
2.
PAU Bioteknologi UGM
Yogyakarta
Non degree
Proyek Bank Dunia
XVII
1992
Penanganan Limbah
Industri /Teknologi
Fermentasi
PAU Bioteknologi UGM
Yogyakarta
Non degree
Proyek Bank Dunia
XVII
1992
Magang bidang
Teknologi
Fermentasi
PAU Bioteknologi UGM
Yogyakarta
Non degree
Proyek Bank Dunia
XVII
1993
Uji Mikrobiologi
Pangan Mutakhir
Magister
1996
I. Kedokteran Dasar
/Biokimia
Non degree
1996
Meat Science &
Technology
Non degree
2000
University
Management
Non degree
2000
Technology
Institute
Management
Non degree
2000
University
Management
3.
4.
3.
Tempat/Tanggal Lahir
Magetan, 9 November 1965
5.
PAU Bioteknologi UGM
Yogyakarta
6.
Hohenheim University dan
UNIBRAW Malang
7.
Murdoch University, Australia
8.
Curtin University, Australia
9.
University of West Australia
10.
PAU Bioteknologi ITB dan
PERMI Bandung
Non degree
2003
Identifikasi Mikroba
11.
Universitas Airlangga,
Surabaya
Non degree
2004
Menuju Jurnal
Ilmiah Terakreditasi
12.
Universitas Negeri Malang
Non degree
2004
Mengelola Jurnal
Ilmiah
Pengalaman Kerja dalam Bidang Profesi serta Kedudukan Saat ini
No.
Institusi
Jabatan
Periode Kerja
1.
Kopertis Wilayah VII dpk. UM Malang
Staf Pengajar
1990 – sekarang
2.
Pusat Bioteknologi UMM
Staf Peneliti
1990 – sekarang
3.
Pusat Bioteknologi UMM
Sekretaris I
1991 – 1992
4.
PAU Bioteknologi UGM Proyek Bank
Dunia XVII
Peneliti Bidang
Teknologi Fermentasi
1992 – 1993
Halaman
21
No.
Institusi
Jabatan
Periode Kerja
5.
Kelompok Peneliti Eritromisin (KPE)
PAU Bioteknologi UGM dalam RUT 1
Teknisi Bidang
Fermentasi
1993 – 1996
6.
Pusat Bioteknologi UMM
Sekretaris
1996 – 1998
7.
Proyek Hibah Bersaing Perguruan
Tinggi Tahun Anggaran 1997/1998
Anggota Peneliti
1997 – 1998
8.
Fakultas Peternakan – Perikanan
Dekan
1998 – 2001
9.
Proyek Kaji Terap Teknologi,
Kerjasama UMM – Dinas Peternakan
Propinsi Jawa Timur ( Domba Ekor
Gemuk )
Ketua
2001 - 2003
10.
Komisi Perbaikan Mutu Genetik Aneka
Ternak Jawa Timur
Anggota
2002 - 2005
11.
Proyek Kaji Terap Teknologi,
Kerjasama UMM – Dinas Peternakan
Propinsi Jawa Timur (Sapi Limousin
Cross)
Ketua
2003 - 2008
12.
Proyek Kaji Terap Teknologi,
Kerjasama UMM – Dinas Peternakan
Propinsi Jawa Timur (Pemanfaatan
Limbah untuk Pakan)
13.
Redaksi Jurnal Ilmiah Fak. PeternakanPerikanan “PROTEIN”
Wakil Ketua
Ketua
2003 – 2008
2003 – sekarang
4. Pengalaman Penelitian
No
Judul
Tahun, Sponsor
1.
Evaluasi kandungan bakteri susu dan koliform air sumur
pada beberapa peternak sapi perah pemakai instalasi
digester di DIY
1992, Proyek Bank Dunia
XVII, PAU Bioteknologi
UGM
2.
Isolasi mikroba selulolitik beberapa ternak ruminansia
(kerbau, sapi, kambing dan domba)
1992, Proyek Bank Dunia
XVII, PAU Bioteknologi
UGM
Optimasi medium dengan tapioka pada biakan
Saccharopolyspora erythrea NRRL 2338 untuk
Meningkatkan produksi eritromisin
1995, Proyek RUT I PAU
Bioteknologi UGM
4.
Pengaruh perbedaan konsentrasi starter Lactobacillus
Bulgaricus terhadap pH, kadar asam laktat dan kadar
laktosa pada yogurt
1995, Proyek Bank Dunia
XVII PAU Pangan Gizi
UGM
5.
Increasing the tolerance of S. erythrea CCRC 11513 to
palm oil as prae-precursor erythromycin by induction.
1996, Program Pasca
Sarjana UGM
6.
Isolasi mikroba selulolitik asal rumen (dengan selulosa
alami) untuk mendapatkan starter pada proses pengolahan
limbah organik
1998, Lemlit UMM
7.
Uji aktivitas enzimatik biakan mikroba selulolitik rumen
untuk menentukan potensi starter fermentasi pakan
1998, Lemlit UMM
8.
Optimasi media kultur fermentasi mikroba selulolitik asal
rumen terhadap nilai protein kasar
1999, Lemlit UMM
3.
Halaman
22
No
Judul
Tahun, Sponsor
9.
Evaluasi konsumsi bahan kering dan kecernaan energi pada
domba ekor gemuk yang diberi probiotik selulolitik
2003, Lemlit UMM
10.
Pengaruh Pemberian Probiotik bakteri Selulolitik dan
Metode Pemberian Pakan Terhadap Penampilan Domba
Ekor Gemuk (DEG)
11.
Pengaruh Pemberian probiotik selulolitik terhadap
konsumsi, kecernaan bahan kering, kecernaan energi
(TDN) berbagai hijauan pada sapi limousine cross.
2004, Disnak Propinsi
Jatim-FPP UMM
12.
Evaluasi daya hidup bakteri pada probiotik selulolitik
(yogurt sapi) dengan bekatul sebagai bahan pembawa
2004, Lemlit UMM
13.
Peningkatan Kemampuan Bakteri Selulolitik Cairan Rumen
Untuk Probiotik Ternak Ruminansia
2004, DIKTI
14.
Pengaruh Penambahan Isolat Bakteri Selulolitik Rumen
Pada Fermentasi Feses Sapi Perah Terhadap Kadar N, P,
dan K
2005, Lemlit UMM
2004, DIKTI
5. Daftar Publikasi yang Relevan dengan Proposal Penelitian
No.
Judul
Tahun
1.
Evaluasi kandungan bakteri susu dan koliform air sumur
pada beberapa peternak sapi perah pemakai instalasi
digester di DIY
1992, Buletin Fak.
Peternakan UGM edisi
Khusus
2.
Optimasi medium dengan tapioka pada biakan
Saccharopolyspora erythrea NRRL 2338 untuk
Meningkatkan Produksi Eritromisin
3.
Pengaruh perbedaan konsentrasi starter Lactobacillus
bulgaricus terhadap pH, kadar asam laktat dan kadar
laktosa pada yoghurt
4.
Fermentasi produksi eritromisin oleh Saccharopolyspora
erythrea NRRL 2338 dengan pra-prekursor tapioka dalam
medium gojok dan fermentor
1996, Prosiding Konggres
Ilmiah ISFI Semarang
5.
Peningkatan toleransi Saccharopolyspora erythrea CCRC
11513 terhadap minyak sawit sebagai pra-prekursor
eritromisin dengan cara induksi
1996, Berkala Ilmiah
Pasca Sarjana UGM
6.
Resistensi mikroba terhadap antibiotik dalam sistem
pemeliharaan ayam potong
7.
Increasing the tolerance of Saccharopolyspora erythrea
CCRC 11513 to palm oil as pra-precursor erythromycin by
induction
1997, Proceeding The
International
Biotechnology
Conference, Jakarta
8.
Kultur in vitro mikroba selulolitik asal rumen untuk
mendapatkan starter pada proses dekomposisi bahan
organik berserat
1998, Jurnal Ilmu
Peternakan Ex-Farm
UMM ed. Desember
9.
Evaluasi konsumsi bahan kering dan kecernaan energi pada
domba ekor gemuk yang diberi probiotik selulolitik
1995, Prosiding Seminar
Nasional IBBMI Denpasar
Bali
1995, Jurnal Ilmu
Peternakan Ex-Farm
UMM
1997, Poultry Indonesia
Edisi September
2004, Jural Ilmu
Peternakan, PROTEIN, ed.
Januari
Halaman
23
No.
Judul
Tahun
10.
Isolasi mikroba selulolitik cairan rumen beberapa ternak
ruminansia (kerbau, sapi, kambing, dan domba) untuk
starter probiotik pakan sapi
11.
Peningkatan Kemampuan Bakteri Selulolitik Cairan Rumen
Untuk Probiotik Ternak Ruminansia
Malang,
2004, Jurnal Ilmu
Peternakan, ed. Juli
PROTEIN, ed. Juli
2005, Jurnal Ilmu
Peternakan PROTEIN, Ed.
Januari
April 2005
Ir. Ahmad Wahyudi, M.Kes
Halaman
24
Biodata Anggota Peneliti
1. Nama Lengkap dan Gelar
Ir. Listiari Hendraningsih, MP
Tempat/Tanggal Lahir
Bandung, 11 Oktober 1964
2. Pendidikan (dari Sarjana Muda /yang Sederajat) dan Pelatihan
No.
Universitas /Lokasi
Gelar
Tahun
Selesai
Bidang Studi
1.
Universitas Padjajaran Bandung
Insinyur
1989
Ilmu Ternak
2.
Universitas Padjajaran Bandung
Magister
1999
Nutrisi Ternak
3. Pengalaman Kerja dalam Bidang Profesi serta Kedudukan Saat ini
No.
Institusi
Jabatan
Periode Kerja
1.
Kopertis Wilayah VII dpk. UM Malang
Staf Pengajar
1990 – sekarang
2.
Fakultas Peternakan – Perikanan UMM
Ketua Jurusan
1998 – 2001
3.
Fakultas Peternakan – Perikanan UMM
Pembantu Dekan I
2001 – sekarang
4.
Laboratorium Nutrisi
Peneliti
1998 – sekarang
4. Daftar Publikasi yang Relevan dengan Proposal Penelitian
No.
Judul
Tahun
1.
Pengaruh Penambahan Lemak Dalam Pakan Terhadap
Sapi Laktasi
Ex-Farm Jurnal No. 7 Tahun
VI Januari – Juni 1999 Pusbit
Fak. Peternakan UMM
2.
Pengaruh Penambahan Bakteri Asam Laktat sebagai
Probiotik Terhadap Kecernaan Serat dan Produksi
Asam Lemak Terbang Secara In-Vitro
Ex-Farm Jurnal no. 8 Tahun
VI Juli – Desember 1999
3.
Pengaruh Suplementasi Mineral Terhadap Penyerapan
Calcium dan Phosphor Pada Domba Ekor Gemuk
dengan Pemberian Limbah Pertanian
PROTEIN Journal Ilmiah Ilmu
Peternakan dan Perikanan Juli
– Desember 2003, Nomor 20
4.
The effect fermentation with cellulolytic bacteria
isolate on feed quality of rice straw basal feed
AGRITEK, Januari 2002, Vol.
10
5.
The effect of rice straw fermented on feeds quality of
straw
Proceeding Indonesian
Biotechnology Conference
2001
Malang, April 2005
Ir. Listiari Hendraningsih, MP
Halaman
25
Biodata Analis
1. Nama Lengkap dan Gelar
Ir. Henik Sukorini, MP
Tempat/Tanggal Lahir
Malang, 24 Januari 1967
2. Pendidikan (dari Sarjana Muda /yang Sederajat) dan Pelatihan
No.
Universitas /Lokasi
1.
Universitas Brawijaya Malang
2.
Pasca Sarjana UNIBRAW
Malang
Gelar
Tahun
Selesai
Bidang Studi
Insinyur
1992
Hama dan Penyakit
Tumbuhan
Magister
2000
Perlindungan
Tanaman
3. Pengalaman Kerja dalam Bidang Profesi serta Kedudukan Saat ini
No.
Institusi
Jabatan
Periode Kerja
1.
Laboratorium Bioteknologi UMM
Instruktur
2002 – sekarang
2.
Kerjasama UMM - Pemkot Batu
Instruktur
2003
2.
Fakultas Pertanian
Staf Pengajar
1992 – sekarang
3.
Kelompok Peneliti Pengaruh Pemakaian Pestisida di
tanaman apel terhadap kualitas sumber air minum
(Kerjasama GTZ Jerman – FP UMM)
Peneliti
2001
4.
Kelompok Peneliti Pengaruh Pemakaian pupuk
kimia di tanaman apel terhadap kualitas sumber air
minum (Kerjasama GTZ Jerman – FP UMM)
Peneliti
2001
4. Daftar Publikasi yang Relevan dengan Proposal Penelitian
No.
Judul
Tahun
1.
Pengaruh campuran beberapa mikroba tanah terhadap dekomposisi
kotoran sapi dan pengujiannya pada tanaman bawang merah
Tropika, 1998
2.
Pengaruh saat aplikasi Trichoderma dan macam bahan organik
terhadap populasi Fusasium oxysporum f.sp. lycopersici
Seminar Nasional
Bioteknologi,
1998
3.
Pengaruh Mikroba tanah terhadap dekomposisi kotoran sapi dan
pengujiannya pada tanaman bawang merah
Prosiding
Seminar Nasional
Mikrobiologi,
1999
4.
Isolasi dan Identifikasi Mikroba sampah, pengujian dekomposisi
sampah dan pengujian sampah terhadap pertumbuhan tanaman
Letuce
Tropika, 2002
Malang, April 2005
Ir. Henik Sukorini, M.P
Halaman
26
LAMPIRAN 5
LABEL PRODUK BioPLONK
Halaman
27
Judul : Peningkatan Kemampuan Bakteri Methanogenik Ruminansia
dengan Introduksi Isolat Bakteri Selulolitik Asal Feses Gajah
untuk Membuat Starter Fermentasi Gas Bio
A. Permasalahan
1. Kenaikan harga bahan bakar minyak.
2. Kegagalan proses pembuatan biogas sebagai sumber energi
alternatif keluarga.
3. Tinggi kontaminan E. coli dalam air susu dan air minum rumah
tangga dan industri peternakan sapi perah dan sapi potong.
B. Deskripsi Teknologi
1. Isolasi mikroba super dan feses gajah dengan formula media
selektif
2. Kombinasi mikroba super gajah dengan M.O. ternak
ruminansia (SMSE)
C. Manfaat /Keunggulan Teknologi
1. Menyediakan bahan bakar alternatif untuk keluarga peternak
2. Meningkatkan kecepatan fermentasi untuk mendapatkan gas
bio
3. Mencegah kontaminan E. coli air susu dan air sumur.
D. Potensi Pasar dan Bidang Penerapan
1. Untuk bidang peternakan sebagai starter pembuatan biogas
dan pengolah feses.
INVENSI HKI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Nama Inventor
: AHMAD WAHYUDI
Alamat/Telp./HP
: Pondok Bestari Indah Blok C2/263/0341466629
Judul Invensi
: Peningkatan Kemampuan Bakteri
Methanogenik Ruminansia dengan Introduksi
Isolat Bakteri Selulolitik Asal Feses Gajah
untuk Membuat Starter Fermentasi Gas Bio
Deskripsi:
a. Permasalahan
: 1) Tingginya tingkat kegagalan proses
pembuatan energi biogas
2) Tingginya kontaminan dalam air susu
produksi peternak sapi perah
3) Lambatnya proses pengolahan limbah
peternakan (3 – 4 bulan)
b. Deskripsi Teknologi: 1) Isolasi mikroba feses ruminansia dan
feses gajah dengan media selektif untuk
memperoleh mikroba super (SMSE)
2) Teknologi Fermentasi dengan
mengkombinasi isolat-isolat super
3) Desain fermentor
Manfaat /Keunggulan Teknologi:
1) Menyediakan bahan bakar pengganti LPG dan minyak tanah untuk
keluarga peternak.
2) Mencegah kontaminan mikroba patogen dalam air susu, air minum
dan lingkungan peternakan
3) Mendapatkan desain fermentor sederhana dan aplikatif bagi
keluarga peternak sapi perah /sapi potong.
Potensi Pasar dan /atau Bidang Penerapan:
Produk
starter
bakteri
super
ini
aplikatif
digunakan
untuk
pengolahan limbah organik dalam industri maupun rumah tangga
(limbah septictank), sehingga konsumennya sangat luas.
Tahap Pengembangan:
Kombinasi bakteri dari gajah untuk diintroduksikan pada bakteri
ruminansia.
Kata Kunci :
Methanogenik, Fibrolitik,
Organik, Energi.
Ruminansia,
Gajah/Elephant,
Limbah
Malang, 16 Maret 2005
Inventor
Ahmad Wahyudi
Download