1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Industri rokok di Indonesia saat ini terbagi menjadi beberapa jenis kategori
produk, antara lain Sigaret Kretek Tangan (SKT), Sigaret Kretek Mesin (SKM) &
Sigaret Kretek Mesin lights/mild (SKM mild), juga Sigaret Putih Mesin (SPM).
Hasil riset Nielsen menyebutkan pertumbuhan industri rokok dalam kategori
SKM mild saat ini sedang mengalami kenaikan, pertumbuhan untuk jenis rokok
ini di tahun 2008 mencapai 8,4%, tetapi secara keseluruhan pertumbuhan industri
rokok di tahun yang sama mengalami penurunan sebanyak -4,9% (Nielsen, 2008)
yang artinya adanya penurunan pertumbahan pada jenis rokok lain seperti SKT
dan SPM. Hal ini disebabkan karena masyarakat saat ini lebih peduli akan
kesehatan dan cenderung memilih jenis rokok yang tidak terlalu merugikan
kesehatan. SKM mild adalah produk rokok kretek yang memiliki kandungan tar
dan nikotinnya paling rendah Low Tar Low Nicotine (LTLN) yang 1 dekade
terakhir ini menjadi rokok pilihan favorit kaum muda.
Saat ini banyak produk rokok kategori SKM mild yang bermunculan dan
bersaing memperebutkan momentum ini. Produsen rokok besar seperti PT. H.M.
Sampoerna, PT. Gudang Garam Tbk, PT. Djarum, PT. Bentoel Tbk dan PT.
Nojorono memiliki produk rokok dengan jenis SKM mild dengan merek mereka
masing-masing, bahkan beberapa diantaranya memiliki beberapa merek untuk
jenis rokok SKM mild. Hal tersebut belum terhitung dengan masih banyak lagi
produsen-produsen lain yang skala produksinya masih belum terlalu besar dan
hanya bermain pada skala regional yang juga memproduksi jenis rokok ini.
Produk rokok SKM mild pertama kali diluncurkan oleh produsen rokok
PT. Sampoerna Tbk, melalui produknya dengan merek Sampoerna A Mild. Pada
awal kemunculan-nya jenis rokok ini banyak orang yang memandang dengan
sebelah mata dan pesisimis, karena rasanya yang ringan mengurangi sensasi
kenikmatan dalam merokok. Akan tetapi hal tersebut hanya sementara, seiring
dengan waktu kelemahan akibat rasa hisapan yang ringan berubah menjadi
kekuatan differentiation yang menjadikan senjata ampuh, hal ini di dasari karena
1
Universitas Indonesia
Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.
2
pada masa tersebut masyarakat mulai menyadari efek samping akibat merokok,
karena
rokok
dianggap
dapat
mengganggu
kesehatan
bagi
yang
mengkonsumsinya. Oleh karena itu rokok dengan tar dan nikotin rendah menjadi
alternatif pilihan bagi perokok karena dapat mengurangi dampak yang diakibatkan
oleh rokok, tetapi masih tetap dapat menikmati sensasi yang ditimbulkan oleh
rokok. Selain karena kategori yang unik sejak pertama kali kemunculannya,
merek Sampoerna A Mild juga melakukan berbagai macam promosi secara
sistemik melalui Integrated Marketing Communication (IMC) yang membawa
slogan “Bukan Basa-Basi”. Sejak saat itu banyak produsen rokok yang juga
mengeluarkan produk rokok sejenis SKM mild.
Melihat keberhasilan PT. H.M. SampoernaTbk melalui produk SKM mild
melalui merek Sampoerna A Mild. Salah satu produsen rokok nasional, yaitu PT.
Djarum pada tahun 1996 meluncurkan merek LA Lights sebagai salah satu produk
rokok yang termasuk dalam jenis kategori SKM mild. LA Lights menjadi pesaing
utama bagi Sampoerna A Mild sebelum produsen rokok lain mengeluarkan jenis
rokok yang sejenis. LA Lights dalam komunikasinya membawa slogan Enjoy
Aja! dan memposisikan mereknya lebih muda jika dibandingkan dengan
Sampoerna A Mild. Slogan Enjoy Aja! merekflesikan bahwa merek ini
merupakan merek yang santai untuk menemani aktivitas sehari-hari bagi kaum
muda. Berdasarkan riset Prompt, Enjoy Aja! sudah melekat dan diasosiasikan
bahwa itu merupakan attribut LA Lights. Hal tersebut di karenakan oleh program
IMC yang dilakukan secara berkelanjutan yang dilakukan LA Lights dengan terus
membawa attribut tersebut dari awal kelahirannya.
Dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak bermunculan merekmerek baru dalam kategori rokok SKM mild, akibatnya rokok jenis ini memasuki
pasar yang crowded, semakin banyak pula konsep dan eksekusi IMC untuk
mendukung aktivitas marketing dari merek-merek tersebut yang selalu terlihat
pada seluruh media di tanah air. Karena jenis produk rokok SKM mild yang
memiliki produk karakteristik yang tidak terlalu berbeda secara signifikan, dan
juga target yang di tujukan juga kurang lebih sama yaitu kaum muda, menjadikan
produsen-produsen rokok tersebut berlomba-lomba mempromosikan produk
mereka, bahkan saat ini suatu pabrikan rokok bisa mempunyai beberapa brand
Universitas Indonesia
Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.
3
rokok untuk kategori jenis ini. Hal tersebut mengakibatkan komunikasi yang
dilakukan oleh merek-merek rokok SKM mild/lights menjadi blur dan gamang.
Selain tantangan yang datang dari pihak kompetitor, Industri rokok juga
mendapat rintangan dari segi regulasi, Pemerintah melalui Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM) membuat peraturan yang melarang untuk memperlihatkan
produk rokok maupun bungkus rokok pada setiap promosi yang dilakukan oleh
produsen rokok. Promosi media cetak maupun televisi juga mewajibkan untuk
mencantumkan akibat yang dapat ditimbulkan oleh rokok. Hal ini menggiring
produsen rokok untuk menggunakan media branding untuk berpromosi dan
berkomunikasi dengan konsumennya. Oleh karena itu brand equity dari sebuah
produk rokok dalam hal ini kategori SKM mild sangat penting peranannya.
Peranan sebuah logo dengan brand personality-nya yang dilakukan dalam
Integrated marketing communication (IMC) menjadi alat dan ciri untuk
berkomunikasi dengan konsumen dan membentuk suatu brand equity yang
ditangkap oleh audience-nya. Sehingga peranan suatu program IMC sangat krusial
untuk industri rokok SKM mild yang saat ini sangat banyak pemainnya, brand
equity memegang peranan penting untuk membedakan suatu merek dengan merek
yang lain. Brand equity bisa menciptakan nilai bagi perusahaan dan juga
pelanggan,
ekuitas
merek
berbasis
pelanggan
(Customer-based
Brand
Equity/CBBE) yang positif bisa meningkatkan pendapatan, meningkatkan
kemampuan perusahaan untuk memberikan harga premium, menaikan nilai
selama penggabungan dan pengambilalihan dan memberikan tanggapan pasar
modal yang lebih baik (Aaker, 1991).
Produk rokok di sebagian penjuru dunia terutama negara-negara maju dan
beberapa negara berkembang saat ini sudah dilarang untuk beriklan atau
melakukan sponsorship suatu event, ataupun aktivitas pemasaran lainnya yang
bersifat mempromosikan produk rokok. hal ini untuk menekan bertambahnya
perokok di seluruh dunia karena alasan kesehatan. Saat ini Republik Indonesia
juga sudah mendapat desakan untuk melakukan hal serupa yaitu larangan
berpromosi untuk produk rokok oleh WHO.
LA Lights sebagai salah satu produk merek rokok nasional harus bersiap
mengantisipasi jika peraturan yang melarang sebuah produk rokok untuk beriklan
Universitas Indonesia
Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.
4
dan berpromosi mulai diterapkan di Indonesia. Hal ini menjadikan atribut-atribut
sebuah merek LA Lights menjadi sangat berperan penting untuk menghadapi
ancaman yang datang dari kompetitor maupun regulasi peraturan yang di tetapkan
oleh pemerintah untuk dapat tetap menjaga agar LA Lights tidak mengalami
penurunan dalam benak konsumen baik dari segi image dan persepsi. Perlu
adanya upaya melakukan pengelolaan dan pengembangan brand equity yang tepat
agar tidak terjebak didalam kumpulan brand yang generik dan seiring dengan
waktu menjadi merek yang terlupakan.
1.2
Perumusan Masalah
Larangan beriklan dan berkomunikasi bagi sebuah merek rokok di
Indonesia cepat atau lambat akan diberlakukan menyusul negara-negara lain yang
sudah memberlakukan regulasi tersebut. Menjadi hal yang sangat mendesak untuk
setiap merek rokok memiliki ekuitas merek yang menempel dalam benak dan
persepsi konsumen jika waktu larangan berpromosi untuk rokok itu tiba. Untuk
menanamkan sebuah ekuitas merek yang baik, sesuai dan tepat dalam benak
konsumen bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi untuk sebuah kategori produk
yang sudah penuh (crowded) seperti rokok SKM mild. Hal tersebut juga semakin
disulitkan karena saat ini produk rokok tidak boleh memperlihatkan produk dan
juga kemasannya, identitas produk yang masih di perkenankan untuk ditampilkan
adalah logo dari sebuah merek, akan tetapi harus juga mencantumkan peringatan
pemerintah tentang dampak akibat dari mengkonsumsi rokok.
PT. Djarum sebagai pemegang merek dari LA Lights saat ini telah
melakukan bauran komunikasi pemasaran secara terintegrasi melalui iklan-iklan
thematic, brand activation, dan juga sponshorship event yang memakan waktu,
tenaga dan biaya yang sangat besar. Namun demikian perlu ditelaah lagi apakah
komunikasi dan aktivitas pemasaran yang dilakukan dalam membangun ekuitas
merek (brand equity) yang terlihat dari brand awareness, brand image, perceived
quality dan brand loyalty LA Lights sudah cukup baik untuk dapat bersaing
dengan produk sejenis yang saat ini pasarnya sedang mengalami perkembangan
yang pesat, dan sudah memasuki pasar yang crowded. Hal lain yang perlu juga
untuk di telaah adalah apakah ekuitas merek dari LA Lights melalui atribut-atribut
Universitas Indonesia
Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.
5
brand elements yang ada saat ini mampu untuk memasuki era produk rokok
dilarang untuk beriklan dan berpromosi.
Adapun pengidentifikasian masalah adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui pengaruh IMC terhadap variabel brand equity dan brand
positioning LA Lights.
b. Mempersiapkan brand elements yang tepat dari brand equity LA
Lights yang telah terbangun dari program IMC.
1.3
Pembatasan Masalah
Di dalam penulisan karya akhir ini penulis membatasi ruang lingkup
penelitian sebagai berikut:
a. Penelitian brand equity LA Lights berdasarkan konsep Customer-based
Brand Equity yang melihat elemen-elemen dari brand equity (brand
awareness, brand image, perceived quality, brand loyalty) dan juga brand
positioning dari merek LA Lights.
b. Penelitian elemen atribut-atribut pemasaran LA Lights dari aktivitas
marketing yang telah dilakukan, yang membedakan dengan produk SKM
mild lainnya.
c. Penelitian hanya akan difokuskan pada konsumen rokok yang didalamnya
juga termasuk merek LA Lights.
d. Penelitian menggunakan convenience sampling kepada perokok yang
sudah merokok lebih dari 1 tahun.
e. Penelitian ini hanya membatasi pengaruh tunggal yaitu IMC atau salah
satu media komunikasi pemasaran terhadap brand equity.
f. Penelitian ini mengukur variabel IMC dengan pilihan berbagai media
ataupun salah satu media yang ada dalam komunikasi pemasaran.
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Mengukur brand positioning melalui rangkaian aktivitas program
komunikasi pemasaran yang sudah dilakukan oleh PT. Djarum dalam
membangun brand equity LA Lights dan apakah sudah sesuai dengan
rencana dari strategi marketing LA Lights.
Universitas Indonesia
Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.
6
b. Mengetahui variabel customer based brand equity (CBBE) apa yang
berpengaruh secara signifikan, dan besarnya pengaruh terhadap merek LA
Lights dari dampak aktivitas komunikasi pemasaran yang telah dilakukan.
c. Mencari brand elements yang telah terbentuk dari aktivitas marketing
maupun IMC LA Lights untuk dapat mewakili LA Lights sebagai sarana
marketing baru jika diberlakukannya larangan beriklan dan berpromosi.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan keadaan tentang suatu
merek rokok kategori SKM mild dan juga mengambil kesimpulan berdasarkan
hasil analisis yang diperoleh. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan berguna
bagi pembaca karya akhir ini, dan bisa menjadi rekomendasi bagi PT. Djarum
dalam menyusun strategi komunikasi merek LA Lights untuk mempersiapkan
dalam menghadapi rencana aturan pemerintah yang akan melarang produk rokok
beriklan.
1.5
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian terhadap analisis Customer Based Brand Equity dalam
membangun brand equity LA Lights diharapkan mampu memberikan manfaat
antara lain:
a. Secara Praktis:
•
Sebagai masukan kepada PT. Djarum sebagai pemegang merek agar
dapat meningkatkan brand equity LA Lights secara efektif dan efisien
dalam mensinergikan dan meningkatkan variabel brand equity yang
secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja merek LA Lights dari
program IMC yang dijalankan.
•
Sebagai masukan kepada PT. Djarum dalam mempersiapkan merek
LA Lights jika dilaksanakan ketentuan larangan merek rokok untuk
beriklan dan berpromosi.
b. Secara Akademis:
•
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan
pendidikan, khususnya mengenai hubungan antara IMC dalam
membangun brand equity suatu produk rokok.
Universitas Indonesia
Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.
7
•
Dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian lebih lnjut terhadap
analisis IMC sekaligus Customer based brand equity (CBBE) pada
subyek yang berbeda.
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisana penelitian ini terdiri aras enam Bab, yang masing-
masing terbagi menjadi beberapa sub Bab. Secara garis besar sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB 1
Pendahuluan
pada BAB I akan dijabarkan latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan
sistematika penulisan.
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Bab ini akan mengurai berbagai teori yang berkaitan erat dengan
penelitian ini.
BAB 3
Gambaran
Umum
Perusahaan,
Industry,
dan
Produk
Komunikasi Pemasaran LA Lights
Bab ini akan berisikan gambaran singkat tentang perusahaan,
gambaran umum mengenai industri rokok, produk LA Lights dan
rangkaian
program
komunikasi
pemasarannya
dan
sekilas
mengenai gambaran dan profil-profil dari beberapa kompetitor LA
Lights.
BAB 4
Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan metode-metode riset yang digunakan dalam
penelitian ini.
BAB 5
Analisis dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan hasil-hasil yang didapat penulis dari riset
penelitian yang dilakukan berdasarkan pada konsep teori dan hasil
pengolahan data yang dilakukan beserta pembahasannya.
BAB 6
Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan-pembahasan yang
telah dilakukaan selama proses penelitian dan saran yang diberikan
Universitas Indonesia
Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.
8
untuk proses penyempurnaan hasil penelitian tersebut dan sebagai
masukan bagi pihak manajemen.
Universitas Indonesia
Analisis customer..., Ilman Fachrian Fadli, FE UI, 2010.
Download