Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Volume 3 Nomor 1 KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU) DESA LEBANG KECAMATAN CENDANA KABUPATEN ENREKANG Hamdan1, Musliha Karim2, Samsir Rahim3 1) Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar 2) Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar 3) Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar ABSTRACT The objectives of this research were to describe and to explain about the quality of health services at auxiliary community health centers in Lebang village of Cendana subdistrict in Enrekang regency. The research method of this research was quantitative descriptive that used to explain about the quality of auxiliary community health centers.The respondent were 68 people which were chosen by using incidental sampling. There were some steps in procedures of collecting data. They were question, observation, and interview. The collected data were analyzed by using frequency table. The result of the research showed that the quality of health services at auxiliary community health centers was already good and qualified. These results were based on the recapitulations of each indicators as follows tangible, reliability, competence, and responsiveness where all the mean results were in a good and qualified category. Keywords: quality, healthy service ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas pembantu (PUSTU) Desa Lebang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif yang menjelaskan mengenai kualitas pelayanan kesehatan di PUSTU. Responden sebanyak 68 orang yang dipilih secara sampling insidental.Teknik pengumpulan data yaitu kuesioner, observasi, dan wawancara. Data tersebut dianalisis secara deskriptif kuantitatif menggunakan tabel frekuensi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan sudah baik dan berkualitas.Hal ini berdasarkan hasil rekapitulasi dari tiap-tiap indikator yaitu bukti fisik (tangible), keandalan (reliability), kompetensi (competence), dan responsivitas (responsiveness) dengan hasil rata-rata persentase berada pada kategori baik dan berkualitas. Katakunci: kualitas, pelayanan kesehatan. Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 badan hukum lain yang dibentuk PENDAHULUAN Pelayanan publik merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh pihak Volume 3 Nomor 1 semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. pelaksana Pelayanan kesehatan dalam hal ini adalah pemerintah merupakan salah satu bentuk kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang wajib untuk pemenuhan dan ditingkatkan kualitasnya mengingat pelaksanaan peraturan perundang- kesehatan adalah salah satu unsur undangan. Dalam penyelenggaraan penting dalam kehidupan manusia. pelayanan pemerintah Puskesmas pembantu sebagai salah untuk satu instansi pelayanan kesehatan memberikan pelayanan yang terbaik paling dasar dan mengacu pada dalam rangka menciptakan kepuasan standar pelayanan kesehatan yang dan ada di Puskesmas pada umumnya, kebutuhan publik, bertanggungjawab kesejahteraan masyarakat. Undang-undang Nomor 25 Tahun memiliki 2009 dalam memelihara kesehatan pasien tentang pelayanan publik, peranan menyatkan bahwa pelayanan publik dalam adalah Begitupun kegiatan atau rangkaian suatu yang wilayah dengan penting tertentu. Puskesmas kegiatan dalam rangka pemenuhan pembantu yang ada di Desa Lebang kebutuhan pelayanan sesuai dengan Kecamatan peraturan perundang-undangan bagi Enrekang, memberikan pelayanan setiap warga negara dan penduduk yang berkualitas kepada masyarakat atas barang, jasa, dan atau/pelayanan merupakan administratif yang disediakan oleh harus dilaksananakan dengan baik. penyelenggara publik. Namun pada kenyataannya masih penyelenggara ada beberapa hal-hal yang membuat adalah setiap masyarakat merasa kuarang puas negara, dengan pelayanan di PUSTU tersebut korporasi, lembaga independen yang seperti pelayanan yang kurang tepat dibentuk berdasarkan undang-undang waktu, masih minimnya sarana dan pelayanan Selanjutnya pelayanan institusi publik penyelenggara Cendana Kabupaten tanggungjawab yang untuk kegiatan pelayanan publik, dan Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 16 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Volume 3 Nomor 1 prasarana kesehatan, serta masih merupakan minimnya kompetensi petugas. Hal kebutuhan manajerial yang hanya ini tentu menjadi tanggungjawab akan terpenuhi kalau pengguna jasa oleh selaku itu publik mereka inginkan. Menurut Moenir khususnya yang menangani bidang (2015), pelayanan umum adalah kesehatan untuk lebih meningkatkan kegiatan kualitas layanan kesehatan. seseorang atau sekelompok oramg pemerintah penyelenggara pelayanan Menurut Sedarmayanti (2009) pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala bidang. Kegiatan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu respon mendapatkan dengan yang terhadap produk dilakukan landasan faktor yang oleh materil melalui sistem, prosedur, dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesusai dengan haknya. Menurut Ratminto (2005), tugas dan fungsi administrasi negara. menyatakan bahwa pelayanan publik Menurut Harahap (2010) pelayanan atau pelayanan umum adalah segala sebagai suatu kegiatan/keuntungan bentuk jasa pelayanan, baik dalam yang ditawarkan oleh organisasi atau bentuk barang publik maupun jasa perorangan kepada konsumen yang publik yang pada prinsipnya menjadi bersifat tidak berwujud dan tidak tanggungjawab dapat dimiliki. Dalam pelayanan oleh instansi pemerintah di pusat, di yang adalah daerah, dan di lingkungan badan masyarakat yang mendapat manfaat usaha milik negara (BUMN) atau dari aktivitas yang dilakukan oleh badan usaha milik daerah (BUMD), organisasi daro dalam rangka pemenuhan kebutuhan Sedangkan masyarakat maupun dalam rangka disebut organisasi konsumen atau petugas pelayanan. dan menurut Lovelock (dalam Waluyo, pelaksanaan 2007) menyatakan bahwa pelayanan perundang-undangan. dilaksanakan ketentuan Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi peraturan 17 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Menurut Morgan pelanggan. Sinambela (2006) Murgatroyd (dalam Mukarom, 2015) menyatakan bahwa kualitas kualitas bentuk-bentuk pelayanan publik berhubungan erat istimewa dari suatu produksi atau dengan pelayanan yang sistematis pelayanan yang mempunyai dan komprehensif yang lebih dikenal kemampuan untuk memuaskan dengan konsep pelayanan prima. Dan adalah dan Volume 3 Nomor 1 kebutuhan masyarakat. Parasuraman secara teoritis, tujuan pelayanan (dalam publik dasarnya adalah masyarakat. Untuk Istianto, mendefinisikan 2011) bahwa kualitas pada memuaskan pelayanan publik menunjuk pada mencapai seberapa kualitas jauh kepuasan itu perbedaan antara harapan para tercermin dari beberapa faktor yaitu masyarakat atas (1) transparansi, yakni pelayanan Dengan yang bersifat terbuka, mudah dan demikian terdapat dua unsur utama dapat diakses oleh semua pihak yang dalam kualitas layanan yaitu layanan membutuhkan dan disediakan secara yang diharapkan (expected service) memadai serta mudah dimengerti, (2) dengan diterima akuntabilitas, yakni pelayanan yang (perceived service). Adapun faktor dapat dipertanggungjawabkan sesuai yang dengan kenyataan dan pelanggan atau layanan yang diterima. layanan yang merupakan perwujudan pelayanan dituntut prima ketentuan yang peraturan kepuasan pengguna layanan dapat di perundang-undangan, identifikasi melalui empat dimensi kondisional, yakni pelayanan yang kualitas layanan yaitu (1) aspek sesuai tangible yaitu kualitas layanan yang kemampuan pemberi dan penerima berupa tampilan fisik perkantoran, pelayanan dengan tetap berpegang (2) yaitu teguh pada prinsip efisiensi dan memberikan efektivitas, (4) partisipatif, yakni pelayanan, (3) aspek assurance yaitu pelayanan yang dapat mendorong kemampuan peran aspek kemampuan reliability dalam untuk memberikan dengan serta (3) kondisi masyarakat dan dalam jaminan, (4) aspek empathy yaitu penyelenggaraan pelayanan publik kemampuan memahami kebutuhan dengan memperhatikan Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi aspirasi, 18 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Volume 3 Nomor 1 kebutuhan, dan harapan masyarakat, memberikan pelayanan, (5) courtesy, (5) kesamaan hak, yaitu pelayanan sikap yang tidak melakukan diskriminasi bersahabat, dilihat dari aspek apapun khususnya keinginan konsumen, (6) credibilty, suku, ras, agama, golongan, status sikap jujur dalam setiap upaya untuk sosial, menarik kepercayaan masyarakat, (7) dan lain-lain, (6) dan perilaku ramah, tanggap keseimbangan hak dan kewajiban, security, yaitu diberikan harus bebas dari berbagai pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan bahaya antara terdapat pemberi dan penerima pelayanan. Achmad, 2010) menyatakan bahwa terdapat beberapa dimensi yang harus diperhatikan dalam melihat tolak kualitas Adapun pelayanan publik. dimensi-dimensi tersebut yaitu (1) tangible, terdiri dari fasilitas fisik, peralatan, personil, dan komunikasi,(2) reliability, terdiri dari kemampuan unit pelayanan dalam menciptakan dijanjikan pelayanan dengan yang tepat,(3) responsiveness, kemampuan untuk membantu konsumen bertanggungjawab terhadap kualitas layanan dan pelayanan resiko, (8) kemudahan yang acces, untuk mengadakan kontak dan pendekatan, Zeithmal (dalam ukur jasa terhadap yang competence, diberikan, tuntutan (4) dimilikinya pengetahuan dan keterampilan yang baik oleh aparatur negara dalam (9) communication, pemberi kemauan pelayanan untuk mendengarkan suara, keingintahuan atau aspirasi pelanggan, sekaligus ketersediaan untuk menyampaikan informasi kepada selalu masyarakat, understanding melakukan the segala baru (10) customer, usaha untuk mengetahui kebutuhan pelanggan. Denhart (2013) menyatakan bahwa peningkatan kualitas layanan publik adalah hal yang tidak mudah dan memerlukan waktu karena dibutuhkan kerjasama dai berbagai pihak maupun baik pemerintah, masyarakat. swasta, Meskipun rumit, sudah ada berbagai usaha untuk mendefinisikan kualitas layanan sektor publik. Suatu daftar Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 19 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Volume 3 Nomor 1 komprehensif yang dikembangkan memberikan layanan dengan cara untuk pemerintah lokal meliputi hal- menggunakan hal yaitu (1) kemudahan mengukur bertanggungjawab, seberapa mudah layanan pemerintah warga terakses dan tersedia bagi warga mana warga negara merasa bahwa negara, (2) keamanan mengukur mereka dapat mempengaruhi kualita sejauh layanan yang mereka terima dari mana layanan-layanan diberikan dengan cara yang membuat (3) keandalan menilai sejauh mana layanan pemerintah diberikan dengan benar dan tepat waktu, (4) perhatian personal mengukur sejauh mana para karyawan memberikan informasi kepada warga negara dan bekerja dengan mereka, memenuhi kebutuhan mereka, (5) pendekatan pemecahan sejauh masalah, mana mengukur para karyawan memberikan informasi kepada warga negara dan bekerja dengan mereka untuk memenuhi kebuthan mereka, mengukur sejauh kebutuhan(6) kejujuran, mana para karyawan percaya bahwa layanan pemerintah diberikan dengan cara yang adil kepada semua orang, (7) tanggungjawab sejauh mana mempercayai fiskal, mengukur warga pemerintah negara secara (8) pengaruh mengukur sejauh pemerintah lokal. para warga negara merasa aman dan percaya diri ketika menggunakannya, negara, uang METODE PENELITIAN Penelitian ini dan dilaksanakan selama bulan April sampai Juni 2016 di puskesmas pembantu (PUSTU) Desa Lebang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan tipe penelitian adalah survey mengumpulkan yaitu data dan menganalisis suatu peristiwa atau proses tertentu dengan memilih data atau menemukan ruang lingkup tertentu. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 214 orang. Teknik penentuan sampel adalah insidental dan jumlah sampel yang dijadikan responden sebanyak 68 orang. Teknik pengumpulan data yaitu (1) kuesioner, (2) wawancara (3) observasi. lokal Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 20 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Enrekang dengan ibu kota Enrekang terletak kurang lebih 235 km sebelah utara Kota Makassar. Keadaan wilayahnya berupa tofografi perbukitan, pegunungan, lembah, dan sungai. batas-batas wilayahnya yaitu sebelah utara sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Luwu, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sidrap, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pinrang. Visi Kabupaten Enrekang adalah terwujudnya enrekang maju, aman, dan sejahtera menuju daerah agropolitan berwawasan lingkungan. Misi Kabupaten Enrekang adalah (1) meningkatkan kualitas dan ketersediaan infrastruktur pelayanan publik, (2) meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing dan aplikasi teknologi. Desa Lebang merupakan Cendana Kabupaten Enrekang. Desa ini terdiri atas tiga dusun yaitu Dusun Lebang, Dusun Garege, dan Dusun Panette. Adapun dengan Desa dengan sungai saddang, selatan berbatasan sebelah dengan Desa Malalin, dan sebelah barat berbatsan dengan Kabupaten Pinrang. Puskesmas pembantu (PUSTU) Desa Lebang merupakan unit pelayanan kesehatan dasar yang berfungsi sebagai penunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas induk Kecamatan Cendana dengan memberikan jasa pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang membutuhkan baik berupa pelayanan kesehatan promotif, seperti penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya hidup sehat, maupun pelayanan kesehatan kuratif yaitu penanganan penyakit yang diderita oleh seseorang dengan menyesuaikan kemampuan yang dimiliki oleh para petugas, serta kelengkapan sarana dan prasarana yang ada.. Secara salah satu desa yang berada di Kecamatan berbatasan Pinang, sebelah timur berbatasan Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Kabupaten Enrekang yaitu Volume 3 Nomor 1 rinci di jelaskan mengenai tugas dan fungsi PUSTU yaitu (1) membantu kegiatan-kegiatan yang melakukan dilakukan unit pelaksana dinas (UPTD) dalam Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 21 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Volume 3 Nomor 1 ruang lingkup wilayan yang lebih pelaksanaan kecil, (2) melaksanakan pelayanan setiap akhir bula, serta mengajukan kesehatan dasar kepada masyarakat surat permintaan fasilitas kesehatan melalui pelayanan kesehatan ibu, seperti obat-obatan dan alat-alat anak, keluarga berencana, perbaikan kesehatan gizi, barang imunisasi, sederhana, dan (3) pengobatan melaksanakan pelayanan apabila tersebut kurang. kesehatan ketersediaan dianggap mulai Puskesmas pembantu penyuluhan dan pembinaan peran dalam serta masyarakat dalam wilayah kerja untuk memberikan pelayanan kepada tertentu yang ditetapkan UPTD, (4) masyarakat tidak terlepas dari tujuan melaksanakan tugas-tugas lain yang yang ingin dicapai. Hal tersebut diberikan oleh kepala UPTD sesuai dituangkan dengan tugas dan fungsinya. merupakan tujuan jangka panjang Karena merupakan sebuah instansi kecil, maka susunan melaksanakan dalam fungsinya visi yang yang ingin dicapai, dan juga misi yaitu langkah-langkah yang kepengurusan PUSTU Desa Lebang dilakukan untuk mencapai tujuan Kecamatan tersebut jangka panjang tersebut. Adapun visi berbentuk sederhana dengan jumlah yaitu terwujudnya PUSTU Desa petugas yang terbatas yakni hanya Lebang sebagai pusat kesehatan yang berjumlah tiga orang. Dua orang bermutu dan merata serta terjangkau bidan sebagai anggota dan seorang dengan masyarakat yang senantiasa bidan lainnya, selain memberikan berperilaku hidup bersih dan sehat pelayanan kepada dalam lingkungan yang bersih dan masyarakat, juga bertindak sebagai sehat menuju Desa Lebang yang penanggungjawab sehat. Cendana kesehatan atau kepala Misi yaitu PUSTU. Dan kepala PUSTU tersebut menyelenggarakan bertanggungjawab kepala kesehatan secara bermutu Cendana terjangkau oleh masyarakat, puskesmas kepada Kecamatan (1) pelayanan serta (2) dengan melakukan kegiatan seperti meningkatkan pembinaan peran serta melaporkan atau masyarakat dalam bidang kesehatan dengan sehingga masyarakat bisa mandiri, aktivitas segala yng hal-hal berkaitan Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 22 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 (3) membudayakan perilaku hidup Volume 3 Nomor 1 PUSTU sebagai bersih dan sehat melalui gerakan pelaksana hidup bersih dan sehat (GBHS) dan kesehatan tingkat dasar diharapkan desa (4) memberikan pelayanan yang sebaik- mengembangkan sarana dan mutu baiknya kepada masyarakat demi pelayanan terciptanya siaga/desa sehat, sesuai kebutuhan masyarakat. teknis unit pelayanan kepuasan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan Adapun yang menjadi di Puskesmas Pembantu (PUSTU) indikator penilaian dalam pelayanan Desa Lebang Kecamatan Cendana kesehatan di Puskesmas pembantu Kabupaten Enrekang, menunjuk pada (PUSTU) Desa Lebang Kecamatan seberapa jauh Cendana Kabupaten Enrekang adalah kenyataan perbedaan antara dan para faktor bukti fisik (tangible) yang penerima pelayanan dalam hal ini terdiri atas kondisi ruang tunggu, adalah masyarakat atas layanan yang kondisi ruang pemeriksaan, kondisi diterima dari para petugas yang ada ruang inap, dan kelengkapan fasilitas di kesehatan, faktor pelayanan kesehatan yang diterima (reliability) yang oleh masyarakat khususnya para kemampuan yang dimiliki oleh para pasien sudah sesuai atau bahkan petugas dan ketepatan waktu dalam melebihi daripada harapan mereka, pemberian pelayanan maka bahwa masyarakat, faktor instansi (competence) PUSTU dapat pelayanan tersebut harapan tersebut. dikatakan kesehatan sudah Apabila terdiri atas kepada kompetensi terdiri atas Begitupun pengetahuan yakni mengenai tingkat sebaliknya, jika pelayanan kesehatan pendidikan dan juga keterampilan yang diterima oleh para masyarakat yang dimiliki oleh para petugas, dan kurang sesuai atau bahkan jauh dari faktor responsivitas (responsiveness) hari terdiri harapan baik. di keandalan mereka, maka atas daya tanggap para pelayanan tersebut dikatakan tidak petugas dalam pemberian pelayanan baik atau kurang berkualitas. kepada masyarakat, dan kemauan Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 23 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Volume 3 Nomor 1 bertanggungjawab oleh para petugas turut mengenai tugas yang dilaksanakan. masyarakat. Bukti merupakan fisik (tangible) oleh kondisi ruang pemeriksaan yang merupakan salah satu tempat pasien untuk melakukan fasilitas fisik berupa sarana dan konsultasi awal mengenai kesehatan prasarana yang berpengaruh dalam dengan petugas yang ada, (3) kondisi menunjang ruang terciptanya baik Adapun fisik (2) penilaian serta yang tampilan menjadi kepada yang pelayanan masyarakat. menjadi indikator inap merupakan tempat perawatan khusus untuk pasien yang masih bisa ditangani oleh petugas penilaian yaitu (1) kondisi ruang namun tunggu, merupakan tempat pasien menginap, (4) kelengkapan fasilitas menuggu giliran untuk diperiksa oleh berupa petugas kesehatan jika terjadi antrian kesehatan yang digunakan oleh para dan juga ketika pasien tidak dalam petugas keadaan pelayanan darurat. Kondisi ruang utnggu yang baik, nyaman dan bersih pasien sarana tersebut dan dalam harus prasarana memberikan kesehatan kepada masyarakat. Tabel. 1 Rekapitulasi tanggapan responden mengenai bukti fisik (tangible) dalam pelayanan kesehatan No Pernyataan Skor Rata-rata persentase (%) 1 Kondisi ruang tunggu 3,19 79% 2 Kondisi ruang pemeriksaan 3,47 86% 3 Kondisi ruang inap 3,07 76% 4 Kelengkapan fasilitas 2,76 69% Rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,12 77,5% Sumber: hasil olah data Data pada menunjukkan tabel hasi diatas rekapitulasi Cendana Kabupaten Berdasarkan Enrekang. data tersebut penilaian yang dilakukan oleh para diketahui responden yang berjumlah 68 orang tunggu yang ada dapat dikategorikan mengenai baik dengan rata-rata skor bukti fisik (tangible) bahwa kondisi dapat ruang dan di persentase 3,19 (79%). Selanjutnya PUSTU Desa Lebang Kecamatan mengenai kondisi ruang pemeriksaan dalam pelayanan kesehatan Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 24 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Volume 3 Nomor 1 dengan nilai rata-rata skor dan rata- penyakit yang diderita oleh pasien rata persentase 3,47 (86%) berada maupun pada dan mendiagnosa gejala-gejala penyakit pernyataan yang diderita oleh pasien sehingga Selanjutnya mengenai kondisi ruang bisa segera ditentukan apakah pasien inap dengan nilai rata-rata skor dan tersebut ditangani atau rata-rata maupun ketepatan waktu kategori diperkuat berada sangat dengan persentase pada baik 3,07 kategori (76%) baik dan mendeteksi atau dirujuk, yakni adanya kepastian mengenai waktu diperkuat dengan pernyataan , dan pelaksanaan kelengkapan fasilitas dengan nilai membuka rata-rata skor dan rata-rata persentase waktu. Dengan adanya kepastian 2,76 (69%) berada pada kategori mengenai baik. pelayanan, masyarakat tidak harus Dengan demikian dapat jam menunggu fisik mengenai baik dalam skor dan rata-rata persentase Begitupun 3,12 (77,5%). bertanya-tanya sebuah memberikan intansi pelayanan. dengan puskesmas pembantu, membuka jam pelayanan Keandalan merupakan kemampuan (reliability) sumber daya manusia dalam menjalankan tugasnya dengan baik . Dalam hal ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh para petugas PUSTU dalam memberikan kepada tepat pelaksanaan dan waktu dan berkualitas dengan nilai rata-rata seperti pelayanan waktu disimpulkan bahwa keadaan bukti (tangible)dikategorikan pelayanan pelayanan masyarakat. kesehatan Baik itu kemampuan dalam menangani pasien seperti mampu dalam menangani yang tepat waktu membuat masyarakat dalam hal ini adalah pasien yang datang bisa langsung dilayani karena sudah ada petugas yang sebelumnya melayanani. berpengaruh Faktor telah ini terhadap siap sangat kualitas layanan yang diterima oleh para masyarakat khususnya yang menggunakan jasa layanan kesehatan tersebut. Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 25 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Volume 3 Nomor 1 Tabel. 2 Rekapitulasi tanggapan responden tentang keandalan (reliability) dalam pelayanan kesehatan No Pernyataan Skor Rata-rata persentase (%) 1 Kemampuan petugas 3,35 83% 2 Ketepatan waktu 3,07 76% Rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,20 79% Sumber: Hasil olah data Tabel di atas merupakan hasil rekapitulasi dari dua indikator tersebut kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan dengan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,35 (83%) berada pada kategori sangat baik. dan ketepatan waktu dalam pemberian pelayanan dengan rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,07 (76%) berada pada kategori baik. Berdasarkan hasil olah data, diperoleh hasil nilai rata-rata 3,20 dengan nilai persentase 79%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keandalan pelayanan (reliability) kesehatan di dalam PUSTU baik dan berkualitas. keandalan (reliability) yang menjadi penilaian oleh para responden yaitu dikategorikan Kompetensi (competence) merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menunjang pemberian pelayanan yang baik dan berkualitas kepada dengan masyarakat. pelayanan Begitupun kesehatan di PUSTU, kompetensi yang memadai harus dimiliki oleh para petugas demi terwujudnya kesehatan yang masyarakat. indikator adalah pengetahuan pelayanan memuaskan penilaian dan juga keterampilan, yang sangat penting dalam kesehatan pemberian untuk pelayanan menghindari kesalahan dalam penanganan pasien. Tabel. 3 Rekapitulasi tanggapan responden mengenai kompetensi (competence) petugas dalam pemberian pelayanan kesehatan No Pernyataan Skor Rata-rata persentase (%) 1 Pengetahuan petugas 3,13 78% 2 Keterampilan petugas 3,44 86% Rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,28 82% Sumber: Hasil olah data Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 26 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Data pada tabel di atas Volume 3 Nomor 1 responsivitas (responsiveness) merupakan rekapitulasi dari dua merupakan salah satu faktor yang indikator kompetensi (competence) berkaitan yang menjadi penilaian oleh para yakni kesigapan serta kecepatan para responden yang berjumlah 68 orang, petugas dalam memberikan respon yakni pengetahuan yang dimiliki serta penanganan kepada masyarakat oleh para petugas diperoleh nilai dalam hal ini adalah pasien tanpa rata-rata skor dan persentase 3,13 harus menunggu terlalu lama dan (78%) dan dapat dikategorikan baik bisa langsung diberikan pelayanan serta keterampilan petugas dalam sesuai dengan keperluan dan keluhan melaksanakan pelayanan kesehatan mereka. kepada masyarakat, dengan nilai mengenai kemauan para petugas rata-rata skor dan persentase 3,44 untuk bertanggungjawab terhadap (86%) berada pada kategori sangat masyarakat jika baik. Berdasarkan hasil olah data, kesalahan mengenai diperoleh nilai rata-rata skor 3,28 dan dilaksanakan yang berkaitan dengan rata-rata pelaksanaan pelayanan kesehatan. persentase yaitu 82%. dengan daya tanggap, Selanjutnya adalah terjadi suatu tugas yang Dengan demikian dapat disimpulkan Pertanggungjawaban bahwa kompetensi yang dimiliki oleh kualitas pelayanan yang diberikan para petugas sudah baik dan sangat sangat baik dan berkualitas. kepuasan masyarakat penerima layanan Indikator penilaian yang selanjutnya menjadi berpengaruh mengenai terhadap sebagai kesehatan. adalah Tabel. 4 Rekapitulasi tanggapan responden mengenai responsivitas (responsiveness) dalam pelayanan kesehatan No Pernyataan Skor Rata-rata persentase (%) 1 Kemauan bertanggungjawab 3,58 89% 2 Daya tanggap 3,52 88% Rata-rata skor dan rata-rata persentase 3,55 88,5% Sumber: Hasil olah data Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 27 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Volume 3 Nomor 1 Berdasarkan tabel 4 tersebut diatas, dapat diketahui bahwa kemauan untuk bertanggungjawab oleh para petugas PUSTU dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat dapat dikatakan sudah sangat baik. Hal ini berdasarkan rekapitulasi penilaian yang dilakukan oleh responden yang berjumlah 68 orang dan diperoleh nilai rata-rata skor dan rata dan persentase yaitu 3,58 (89%). Begitupun dengan hasil penilaian oleh para responden terhadap daya tanggap para petugas dalam memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang berada pada kategori sangat baik dengan nilai rata-rata skor dan rata-rata persentase yaitu 3,52 (88%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor responsivitas (responsiviness) dalam pelayanan kesehatan di PUSTU sangat baik dan berkualitas dengan nilai rata-rata skor 3,55 dan rata-rata persentase 88,5%. Tabel 5 Rekapitulasi rata-rata skor dan rata-rata persentase indikator kualitas pelayanan kesehatan No Indikator Skor Persentase kategori 1 Bukti fisik 3,12 77,5% Berkualitas 2 Keandalan 3,20 79% berkualitas 3 Kompetensi 3,28 82% Sangat berkualitas 4 Responsivitas 3,55 88,5% Sangat berkualitas Sumber: Hasil olah data Data pada tabel tersebut merupakan 3,12 (77,5%), keandalan (reliability) hasil rekapitulasi nilai rata-rata skor dengan dan rata-rata persentase dari ke persentase 3,20 (79%) berada pada empat indikator kualitas pelayanan kategori kesehatan yang menjadi penilaian indikator kompetensi (competence) oleh para responden yang berjumlah dikategorikan 68 orang, di PUSTU Desa Lebang dengan rata-rata skor dan persentase Kecamatan 3,28 Enrekang. Cendana Bukti fisik Kabupaten (tangible) berada pada kategori berkualitas nilai rata-rat skor berkualitas. sangat (82%). Dan dan Adapun berkualitas responsivitas (responsiveness) dengan nilai ratarata skor dan persentase dengan rata-rata skor dan persentase Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 3,55 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Volume 3 Nomor 1 (88,5%) berada pada kategori sangat penilaian berkualitas pula. bertanggungjawab dan daya tanggap petugas adalah dikategorikan kemauan baik dan berkualitas. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas pembantu (PUSTU) Desa Lebang Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang sudah baik dan berkualitas. Hal ini berdasarkan hasil akumulasi data secara umum yang diberikan oleh para responden yang berjumlah 68 orang mengenai indikator kualitas pelayanan yaitu bukti fisik (tangible) dengan indikator penilaian yaitu kondisi ruang tunggu, kondisi ruang pemeriksaan, kondisi ruang inap, dan kelengkapan fasilitas, dikategorikan baik dan kerkualitas. (reliability) Keandalan dengan indikator penilaian yaitu kemampuan petugas dan ketepatan waktu dalam memberi pelayanan berada pada kategori baik dan berkualitas. (competence) Kompetensi dengan indikator penilaian yaitu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh para petugas dapat dikategorikan sangat berkualitas. Dan responsivitas (responsiveness) dengan indikator DAFTAR PUSTAKA Achmad, Mansyur, 2010. Teori-teori Mutakhir Administrasi Publik. Yogyakarta: Rangkang Education. Denhart V. Janet dan Robert B. Denhart. 2013. Pelayanan Publik Baru : Dari Manajemen Steering ke Serving. Sidorejo : Kreasi Wacana. Harahap, Tri Rustiana, 2010. Studi Tentang Kualitas Pelayanan Publik (Studi Kasus KTO di Kota Bekasi). Yogyakarta: MAP-UGM. Istianto, Bambang, 2011. Manajemen Pemerintahan dalam Perspektif Pelayanan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Moenir, 2015. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Mukarom, Zaenal, 2015. Manajemen Pelayanan Publik. Bandung: CV Pustaka Setia. Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2005. Manajemen Pelayanan :pengembangan model, konseptual, penerapan citizen`s charter dan standar pelayanan minimal, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 28 Kolaborasi : Jurnal Administrasi Publik, April 2017 Volume 3 Nomor 1 Sedarmayanti, 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan kepemimpinan Masa Depan (Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan yang baik). Bandung: PT Refika Aditama. Sinambela, dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik teori, kebijakan, dan implementasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Waluyo, 2007. ManajemenPublik :Konsep, Aplikasi dan Implementasinya Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah). Bandung : Mand Website : http://journal.unismuh.ac.id/index.php/kolaborasi 29