1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perkembangan industri alat berat Indonesia bertumbuh secara pesat dari tahun 2001-2006. Bahkan untuk wilayah Asia Tenggara, Indonesia adalah negara yang memiliki industri alat berat terlengkap dan maju. Hampir setiap tahunnya volume penjualan alat-alat berat cenderung meningkat. Perkembangan produksi alat berat di Indonesia dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini : Gambar 1.1 Jumlah Produksi Alat Berat di Indonesia Sumber : Perkembangan Penjualan Unit Alat-Alat Berat Indonesia (PAABI 2008) PT. Indolift Sukses Abadi pada awalanya merupakan perusahaan spesialisasi pembuat forklift part yang didirikan sejak tahun 1993. Saat ini perusahaan mengalami perkembangan tidak hanya menjadi produsen, akan tetapi juga telah berkembang menjadi importir forklift parts yang melayani 2 distribusi penjualan skala besar dan kecil (wholeseller and retailer). Pada tahun 2004 PT. Indolift Sukses Abadi ini di angkat menjadi Authorized Parts Dealer Forklift dari PT. United Tractor, Tbk (sekarang PT. Bina Pertiwi). Semenjak tahun 2005 perusahaan ini telah merintis service dan telah mempunyai workshop sendiri di kawasan industri Jababeka. Pada tahun 2006 perusahaan dipercaya menjadi Authorized Parts Dealer (Delivery Partner) untuk Forklift Mitsubishi dari PT. Altrak 1978 (sekarang PT. Berca Mandiri Perkasa) serta pada tahun 2011 mendapatkan Authorized Forklift distributor EP Forklift dan Hangcha. Kemajuan prestasi seperti ini sudah pasti dekat dengan persaingan, terlebih lagi perusahaan ini berada di ibukota Jakarta di mana terdapat banyak perusahaan kecil ataupun besar, y a n g berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Selain itu ada beberapa permasalahan yang di alami oleh perusahaan ini seperti Job Involvement, Job Satisfaction, Organizational Citizenship Behaviour, serta Knowledge Sharing. Namun dari wawancara kami dengan bapak Fong Sumarsono selaku General Manager PT. Indolift Sukses Abadi dapat kami simpulkan bahwa knowledge sharing merupakan masalah utama pada PT. Indolift Sukses Abadi dikarenakan PT. Indolift Sukses Abadi memberlakukan sistem bonus kepada karyawannya yang bisa mencapai target. Oleh karena itu, karyawan menganggap bahwa rekan kerja adalah pesaing dan mereka enggan untuk berbagi pengetahuan mereka. Knowledge sharing merupakan proses komunikasi informal yang melibatkan sesama karyawan (Siemsen, 2008). Setiap karyawan di suatu perusahaan akan lebih baik jika memiliki skill dan knowledge ketika mereka terlibat dalam Knowledge sharing. Para atasan perusahaan pun biasanya menghargai kegiatan Knowledge sharing ini, karena Knowledge sharing antar karyawan akan membuat pekerjaan individu lebih mudah, dan juga menghemat waktu setiap karyawan untuk mengerjakan tugas-tugas yang lain. Tetapi, sulit untuk menjalankan praktek Knowledge sharing dikarenakan faktor karyawannya sendiri. Hampir di setiap tempat kerja Knowledge sharing sudah menjadi masalah yang relatif umum karena setiap karyawan secara individu yang mempunyai pengetahuan, lebih jarang untuk saling berbagi pengetahuan mereka (Ho, 2009). Knowledge sharing tidak akan terjadi jika salah satu dari karyawan tidak berniat untuk saling berbagi terhadap yang 3 karyawan lainnya (Siemsen, 2008). Namun, perilaku Knowledge sharing umumnya tidak mudah di implementasikan karena setiap individu menganggap pengetahuan mereka sebagai suatu aset yang berharga. Setiap individu berkecenderungan mempunyai sikap natural untuk menyimpan informasi untuk diri mereka sendiri (Davenport and Prusak, 1998, dikutip oleh Hsu, 2007). Oleh karena itu, ketidak inginan setiap karyawan untuk saling berbagi pengetahuan akan menciptakan masalah bagi kelangsungan hidup perusahaan (Lin, 2007a). Hislop (2003) dalam artikelnya mengatakan bahwa faktor yang mempengaruhi knowledge sharing adalah sikap karyawan. Sikap karyawan dapat menghambat knowledge sharing behaviour (Yang, 2008). Karena knowledge sharing dianggap sebagai perilaku yang individualistis (Bock and Kim, 2002), maka sangat penting untuk memahami sikap dan perilaku karyawan karena mungkin dapat menyebabkan dampak yang berbeda terhadap perilaku knowledge sharing setiap karyawan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi knowledge sharing adalah job satisfaction dan job involvement. Meningkatkan job involvement dapat meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara mengarahkan karyawannya untuk lebih fokus terhadap pekerjaan mereka dan membuat pekerjaan menjadi pengalaman yang baru (Brown, 1996). Probst (2000) menyatakan bahwa job involvement akan membuat karyawan merasa lebih percaya diri dan siap untuk melakukan knowledge sharing tentang pekerjaan dan pengalaman mereka dibanding dengan karyawan yang memiliki job involvement rendah. Adapun Organ (1977) menjelaskan mengenai logika job satisfaction, dimana kinerja dianggap sebagai bentuk yang tepat dari balasan bagi perusahaan demi mendapatkan pengalaman job satisfaction oleh karyawan. Karyawan dengan job satisfaction yang tinggi akan menyebabkan pembentukan Organizational Citizenship Behaviour, sehingga muncul perasaan sukarela untuk berbagi pengetahuan dengan karyawan lain. (Bateman and Organ, 1983). Dari seluruh uraian diatas, maka penulis proposal skripsi ini memutuskan untuk melakukan penilitian yang berjudul “ANALISIS PENGARUH JOB INVOLVEMENT DAN JOB SATISFACTION TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR SERTA DAMPAKNYA KEPADA KNOWLEDGE SHARING PADA PT. 4 INDOLIFT SUKSES ABADI” dengan menggunakan metode analysis Path yang nantinya diharapkan akan membantu perusahaan tersebut. 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa masalah yang sering muncul dan merumuskannya, antara lain yaitu : 1. Apakah variabel Job Involvement dan Job Satisfaction dapat berkontribusi secara signifikan terhadap Organizational Citizenship Behaviour pada PT. Indolift Sukses Abadi secara parsial maupun simultan? 2. Apakah variabel Job Involvement, Job Satisfaction, Organizational Citizenship Behaviour dapat berkontribusi secara signifikan terhadap Knowledge Sharing pada PT. Indolift Sukses Abadi secara parsial maupun simultan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui variabel Job Satisfaction dan Job Involvement dapat berkontribusi secara signifikan terhadap Organizational Citizenship Behaviour pada PT. Indolift Sukses Abadi secara parsial maupun simultan. 2. Untuk mengetahui Organizational variabel Citizenship Job Involvemen, Behaviour dapat Job Satisfaction, berkontribusi secara signifikan terhadap Knowledge Sharing pada PT. Indolift Sukses Abadi secara parsial maupun simultan. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Perusahaan : 1. Sebagai perencanaan alat pertimbangan Sumber Daya untuk pembuatan kebijakan Manusia selanjutnya dalam dan rangka pengembangan perusahaan secara menyeluruh. 2. Perusahaan dapat mengetahui apakah variabel Job Satisfaction, Job Involvement, Organizational Citizenship Behaviour berkontribusi secara signifikan terhadap Knowledge Sharing dalam perusahaan. Bagi Penulis : 5 1. Mendapatkan wawasan serta pengetahuan tentang Manajemen Sumber Daya Manusia. 2. Penulis lebih memahami tentang Job Satisfaction, Job Involvement, Organizational Citizenship Behaviour dan Knowledge sharing. Bagi Pembaca : 1. Sebagai sumber informasi tentang Job Satisfaction. 2. Sebagai sumber informasi tentang Job Involvement. 3. Sebagai sumber informasi tentang Organizational Citizenship Behaviour. 4. Sebagai sumber informasi tentang Knowledge Sharing. 5. Dapat di jadikan acuan informasi untuk keperluan penilitian berikutnya.