BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran Bahasa Indonesia mengandung empat aspek ketrampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran ketrampilan mendengarkan diarahkan pada ketrampilan mendengarkan selama 30 menit dengan konsentrasi, memahami dan merespon pada informasi yang didengar. Ketrampilan berbicara diarahkan pada pengungkapan gagasan, pesan dan pengalaman dirinya. Ketrampilan membaca diarahkan pada ketrampilan membaca dan memahami berbagai jenis teks, denah, petunjuk, pengumuman dan tata tertib. Ketrampilan menulis diarahkan pada kemampuan menulis berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks secara efektif dan efisien serta diarahkan untuk menumbuhkan kebiasaan menulis. Empat ketrampilan di atas ketrampilan menulis merupakan ketrampilan yang paling kompleks. Proses menulis melibatkan berbagai pengetahuan dan pengalaman serta ketrampilan mengolah ide dan menalarnya agar apa yang disampaikan penulis dapat tersampaikan kepada pembaca sesuai dengan maksud penulisnya, sehingga menjadi tulisan yang baik. Penulisan yang baik menuntut suatu penyajian pokok persoalan yang jelas, pengungkapan ide secara teratur, dan pokok persoalan yang dibahas sesuai dengan minat dan pengalaman. Salah satu kemampuan menulis adalah mengarang, melalui mengarang akan diketahui kecermatan siswa dalam penyusunan kalimat secara logis. Kegiatan mengarang akan melatih siswa menyusun pokok-pokok pikiran secara teratur dan diharapkan siswa dapat mengekspresikan pikiran, perasaannya melalui bahasa tulis yang tepat 1 serta dapat menyusun kalimat demi kalimat sesuai dengan struktur dan ejaan yang berlaku. Berdasarkan penilaian awal pada kelas V SDN Pilanggede kecamatan Balen terungkap bahwa kemampuan mengarang siswa masih rendah. Hal ini terbukti berdasarkan data hasil belajar mengarang siswa yang diperoleh penulis pada kegiatan yang dilakukan sebelum perbaikan pembelajaran siklus I, bahwa dari 7 siswa kelas V SDN Pilanggede hanya 2 siswa yang tuntas belajar dengan perolehan persentase keberhasilan mencapai 28%. Tingkat pemahaman siswa dalam mengarang tidak sama, ada yang tidak mengerti, kurang mengerti, bahkan tidak mengerti sama sekali mengenai tata cara mengarang. Hal ini disebabkan karena kemampuan dan daya serap siswa berbeda-beda serta metode pembelajaran yang dilakukan guru hanya monoton. Oleh karena itu diperlukan solusi cerdas yaitu bimbingan yang terarah dan penggunaan metode yang tepat. Dengan bimbingan tersebut, siswa diharapkan dapat mempunyai pola dan cara yang sama tentang mengarang antar siswa yang satu dengan yang lain. Sedangkan yang membedakan adalah isi, ide, gagasan dan gaya penulisannya. Salah satu cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan yang maksimal adalah menggunakan metode yang tepat. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) ini, diharapkan siswa mempunyai pola dan cara berpikir sesuai dengan yang diharapkan. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan salah satu metode dimana siswa dapat berinteraksi langsung dengan kenyataan atau peristiwa yang ada .Siswa dalam menentukan ide pokok biasanya mengalami kesulitan karena mereka hanya berangan-angan. Menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) siswa akan melakukan 2 pengamatan dan menulis hasil pengamatannya untuk di jadikan ide pokok. Selanjutnya dari ide pokok tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi sebuah karangan. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) ini diharapkan siswa yang mengalami kesulitan mengarang akan teratasi dan akan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengarang, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penulis mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) berobjek lingkungan sekitar untuk peningkatan pemahaman dan hasil belajar materi menulis karangan pada Siswa Kelas V SDN Pilanggede Bojonegoro“. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka secara umum masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana penerapan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) berobjek lingkungan sekitar untuk peningkatan pemahaman dan hasil belajar materi menulis karangan pada siswa kelas V SDN Pilanggede ? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui cara penerapan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) berobjek lingkungan sekitar untuk peningkatan pemahaman dan hasil belajar materi menulis karangan pada siswa kelas V SDN Pilanggede 3 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan bermanfaat terutama bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti: 1. Manfaat Bagi Siswa Secara tidak langsung dapat meningkatkan hasil prestasi belajar siswa pada materi menulis karangan. 2. Manfaat bagi guru : Meningkatkan pengetahuan guru dalam penggunaan Metode Pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar materi menulis karangan. 3. Manfaat Bagi Sekolah : Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah pada materi menulis karangan. 4. Manfaat bagi peneliti : Untuk memperoleh wawasan atau temuan baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi menulis karangan. 1.5 Batasan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas, maka perlu diadakan pembatasan masalah. Penelitian ini mengacu pada Standar Kompetensi 4 Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman secara tertulis dalam bentuk karangan, surat undangan, dan dialog tertulis. Dengan kompetensi dasar 4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan. Pada materi menulis karangan pada siswa kelas V SDN Pilanggede tahun Pelajaran 2010/2011 4 Jumlah peserta didik yang diteliti 7 anak terdiri dari 5 perempuan dan 2 laki-laki dengan rentang usia 10 – 12 tahun. 1.6 Definisi Istilah Agar tidak terjadi kesalahan pengertian maka istilah-istilah penting dalanm skripsi ini didefinisikan sebagai berikut: 1. Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata pelPelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotifasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga,warga Negara dan tenaga kerja, (Blanchard, 2001 dalam Trianto 2009) 2. Kemampuan Pemahaman adalah Kemampuan berarti kesanggupan; kecakapan; kekuatan (KBBI, 1990), pemahaman berarti proses, perbuatan, cara memahami atau memahamkan, (KBBI, 1990), sedangkan konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan kita dapat mengelompokkan objek ke dalam contoh dan non contoh, (Suherman, 2003). 3. Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), Hasil belajar juga diartikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengarahan, (3) sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004). 5 4. Lingkungan sekitar adalah Lingkungan yang ada di sekitar anak- anak dan merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas, sekalipun pada umumnya tidak dirancang secara sengaja untuk kepentingan pendidikan 5. Mengarang berarti menggunakan bahasa untuk menyatakan isi hati dan buah pikiran secara menarik dan mengena di hati pembaca. 6