ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN BAHAN

advertisement
ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN BAHAN
BAKU TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA
PT ALMI CATERINDOPALEMBANG
Herliana
Kiagus Novriyadi
Triena Wahyuni
Jurusan Akuntansi
Politeknik PalComTech Palembang
Abstrak
Di dalam perputaran persediaan tentunya mempengaruhi kualitas laba. Unsur-unsur yang
diperhitungkan dalam menentukan perputaran persediaan ialah Harga pokok penjualan dan
persediaan rata-rata. Namun sebelum menghitung perputaran persediaan tentunya harus
menentukan perhitungan harga pokok penjualan yang mengandung di dalamnya ialah persediaan
awal, pembelian bersih dan persediaan akhir. Maka dari perhitungan perputaran persediaan
tersebut dapat kita ketahui untuk mencari perputaran persediaan terhadap persentase laba.
Sedangkan sebelum perhitungan perputaran persediaan terhadap laba harus dapat diketahui
terlebih dahulu berapa persentase laba, maka unsur-unsur yang diperhitungkan ialah laba bersih
setelah pajak, penjualan dan dikalikan 100%. Setelah perputaran persediaan dan persentase laba
telah diketahui maka dapat diperhitungkan bahwa perputaran persediaan terhadap laba ialah
perputaran persediaan dikali persentase laba. Dalam sistem perusahaan persediaan adalah suatu
faktor yang mempengaruhi laba. Laba merupakan kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu
periode akuntansi. Sementara itu laba juga diartikan selisih pengukuran pendapatan dan biaya.
Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran
pendapatan dan biaya.
Kata Kunci : Analisis, Persediaan, Laba.
PENDAHULUAN
Perencanaan dan pengendalian bahan baku dalam produksi, perusahaan terkadang
memiliki persediaan bahan baku dalam jumlah yang melebihi kebutuhan. Akibatnya di
gudang terjadi penumpukan bahan baku ataupun bisa terjadi sebaliknya. Peranan persediaan
sangat menentukan jalannya operasi perusahaan persediaan tersebut akan berjalan dengan
baik apabila didukung dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu konsep pengelolaan
persediaan sangat penting diterapkan oleh perusahaan agar tujuan efektifitas maupun efisiensi
tercapai. Dalam pengelolaan persediaan harus memperhatikan sifat, jenis, dan tingkat
investasi terhadap persediaan tersebut, karena besarnya tingkat perputaran persediaan
tergantung pada sifat barang, letak perusahaan dan jenis perusahaan yang pada akhinya akan
menentukan laba.
Perputaran persediaan terhadap laba perusahaan harus memperhatikan persentase laba
karena semakin besar laba maka perputaran persediaan terhadap laba meningkat. Perputaran
persediaan adalah suatu ukuran yang menunjukkan berapa kali persediaan berputar dalam
satu periode. Apabila tingkat perputaran persediaan tinggi maka tingkat penjualannya akan
tinggi, sehingga pendapatan dapat meningkat serta laba operasi juga akan meningkat. Apabila
tingkat perputaran persediaan rendah artinya tingkat penjualannnya juga rendah, sehingga
pendapatan mengalami penurunan dan hal tersebut akan menimbulkan penurunan laba
operasi yang diperoleh karena biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarakan oleh
perusahaan seperti biaya pemeliharaan dan biaya penyimpanan persediaan barang dagang.
1
LANDASAN TEORI
Persediaan
Persedian menurut Ristono (2009:1) adalah “persediaan dapat diartikan sebagai
barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan
datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan
persediaan barang jadi”.
Menurut Alexandri (2009:135) menyatakan bahwa:“Persediaan adalah suatu aktiva
yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu
periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau
proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam
pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu
penggunaannya dalam suatu proses produksi”.
Sedangkan menurut Stice, dan Skousen (2011:572) sebagai berikut :“ Persediaan
adalah istilah yang diberikan untuk asset yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan
atau asset yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung , kedalam barang yang akan
diproduksi dan kemudian dijual”.
Jenis dan Macam Persediaan
Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yang dijalani dan
berdasarkan tujuan. Maka persediaan dibagi dalam tiga kategori yang sebagaimana dijelaskan
oleh Ristono (2009:7) yaitu:
1)
Persedian bahan baku dan penolong
2)
Persedian bahan setengah jadi
3)
Persediaan bahan jadi
Pembagian jenis persediaan berdasarkan tujuan terdiri dari :
1. Persediaan pengamanan (safety stock)
Persediaan pengamanan atau sering pula disebut sebagai safety stock adalah
persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian
permintaan dan persediaan. Apabila persediaan pengamanan tidak mampu
mengantisipasi tersebut, maka akan terjadi kekurangan persediaan (stockout).
Faktor- faktor yang menentukan besarnya safety stock
a. Penggunaan bahan baku rata-rata
b. Faktor lama atau lead time (procurement time)
2. Persediaan antisipasi
Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan persediaan
yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yng sudah dapat
diperlukan sebelumnya.
3. Persediaan dalam pengiriman (transit stock)
Persediaan dalam pengiriman disebut work-in process stock adalah persediaan
yang masih dalam pengiriman, yaitu :
a. Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih berada
dalam
transportasi.
b. Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu untuk
proses atau menunggu sebelum dipindahkan.
2
Fungsi dan Tujuan Persediaan
Inventory pada hakikatnya bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas eksistensi
suatu perusahaan dengan mencari keuntungan atau laba perusahaan itu. Caranya adalah
dengan memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan dengan menyediakan barang
yang diminta.
Fungsi persediaan menurut Rangkuti (2004:15) adalah sebagai berikut.
1.
Fungsi Batch Stock atau Lot Size Inventory Penyimpanan persediaan dalam
jumlah besar dengan pertimbangan adanya potongan harga pada harga
pembelian, efisiensi produksi karena psoses produksi yang lama, dan
adanya penghematan di biaya angkutan.
2.
Fungsi Decoupling Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan
persediaan decouple, dengan mengadakan pengelompokan operasional
secara terpisah-pisah.
3.
Fungsi Antisipasi Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang
fungsinya untuk penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya
pesanan bahan dari pemasok atau leveransir. Tujuan utama adalah untuk
menjaga proses konversi agar tetap berjalan dengan lancar.
Alasan yang kuat untuk menyediakan inventoryadalah untuk hal-hal yang
berhubungan dengan skala ekonomi dalam pengadaan dan produksi barang, untuk kebutuhan
yang berubah-ubah dari waktu ke waktu, untuk fleksibilitas di dalam fasilitas penjadwalan
distribusi barang, untuk spekulasi di dalam harga atau biaya, dan untuk ketidakpastian
tentang waktu pesana perlengkapan dan kebutuhan.
Metode Pencatatan Persediaan
Jumlah pembelian dalam suatu periode selalu diakumulasikan dalam sistem akuntansi.
Angka harga pokok penjualan dan persediaan akhir dapat ditentukan dalam menggunakan
salah satu dari sistem persediaan Perpetual dan periodek. Menurut Libby, dan Short
(2008:334) sebagai berikut :
1. Dalam sistem persediaan perpetual perusahaan memiliki detail catatan untuk
setiap persediaan yang dimiliki. Catatan tersebut memuat :
a. Unit dan biaya persediaan awal
b. Unit dan biaya setiap pembelian
c. Unit dan harga pokok penjualan untuk setiap penjualan
d. Unit dan biaya persediaan yang ada di tangan pada setiap waktu
2. Dalam sistem persediaan periodik, tidak ada catatn persediaan. Pada setiap
akhir periode perusahaan mesti melakukan perhitungan fisik persediaan untuk
menentukan jumlah persediaan yang masih dimilik.
Kegunaan Persediaan
Persediaan yang diadakan mulai dari yang berbentuk bahan mentah, barang setengah
jadi sampai dengan barang jadi menurut Prawirosentono (2009:74) adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya atau bahan yang dibutuhkan.
2. Mengurangi risiko penerimaan bahan baku yang dipesan tetapi tidak sesuai
dengan pesanan sehingga harus dikembalikan.
3. Menyimpan barang/bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat
digunakan seandainyapun barang/bahan itu tidak tersedia di pasaran.
3
4. Mempertahankan stabilitas proses produksi perusahaan atau menjamin
kelancaran proses produksi.
5. Upaya penggunaan mesin yang optimal, karena terhindar dari terhentinya
operasi produksi karena ketidakadaan persediaan.
6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan secara lebih baik. Barang cukup
tersedia di pasaran, agar ada setiap waktu diperlukan. Khusus untuk barang
yang dipesan, barang dapat selesai pada waktunya sesuai dengan yang
dijanjikan.
Perputaran Persediaan
Perputaran persediaan merupakan berapa kali persediaan akan berputar dan kembali
lagi. Perputaran persediaan merupakan aktivitas perusahaan yang jelas diperlukan dan
diperhitungkan, karena dapat mengetahui efisiensi biaya, juga berguna untuk memperoleh
laba yang besar. Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam
inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi
untuk adanya overstock.
Pengertian perputaran persediaan menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
Menurut Soemarso (2004:392) bahwa : “Perputaran Persediaan menunjukkan berapa
kali (secara rata-rata) persediaan barang dijual dan diganti selama satu periode”.
Sedangkan menurut Jumingan (2008:128) menjelaskan bahwa : “Perputaran
Persediaan menunjukkan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi”.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perputaran Persediaan
Faktor yang mempengaruhi perputaran persediaaan sebagai berikut:
1. Tingkat penjualan.
2. Sifat teknis dan lamanya proses produksi.
3. Daya tahan produk akhir (faktor mode).
Bahan Baku
Bahan Baku menurut para ahli adalah sebagai berikut : Menurut Stice, Skousen
(2011:572) sebagai berikut : “Bahan Baku adalah barang – barang yang dibeli untuk
digunakan dalam proses produksi”. Sebagian bahan baku diambil langsung dari sumber
aslinya. Namun yang lebih sering terjadi, bahan baku dibeli dari perusahaan lain yang
merupakan barang jadi dari sisi pemasok.
Laba
Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) “kelebihan penghasilan diatas biaya
selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur
akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba
sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan
biaya.
Yang Mempengaruhi Laba
Asumsi yang digunakan dan prinsip yang diaplikasikan diyakini sebagai faktor yang
mempengaruhi kualitas laba, maka akan dibahas tentang bagaimana persediaan berpengaruh
pada kualitas laba perusahaan yang dilaporkan.
Menurut Subramanyam dan Wild (2009) Menyebutkan bahwa Persediaan harus
diperhatikan karena merupakan komponen utama dari aktiva operasi dan langsung
mempengaruhi laba. Dalam melakukan penilaian terhadap persediaan menggunakan asumsi
4
atau metode tertentu. Di mana setiap metode atau asumsi tertentu dapat berpengaruh
penyajian laporan keuangan.
Menurut Angkoso (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Besarnya perusahaan.
Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang
diharapkan semakin tinggi.
b. Umur perusahaan.
Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam
mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.
c. Tingkat leverage.
Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung
memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.
d. Tingkat penjualan.
Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan
di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi.
e. Perubahan laba masa lalu.
Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang
diperoleh di masa mendatang.
ANALISIS
1.
Harga Pokok Penjualan
Menghitung harga pokok penjualan adalah dengan cara menambahkan persediaan
barang dagang awal dengan pembelian bersih dikurang persediaan akhir, maka
perhitungannya adalah sebagai berikut:
HPP2010 = Pers. Awal + Pembelian bersih – Pers.akhir
= Rp. 25.000.000 + 38.500.000 – 33.500.000
= Rp. 30.000.000,HPP2011 = Pers. Awal + Pembelian bersih – Pers.akhir
= Rp. 27.000.000 + 40.500.000 – 35.500.000
= Rp. 32.000.000,HPP2012 = Pers. Awal + Pembelian bersih – Pers.akhir
= Rp. 26.000.000 + 40.200.000 – 32.200.000
= Rp. 34.000.000,Dari perhitungan harga pokok penjualan PT. Almi Caterindo Palembang jumlah Harga
Pokok Penjualan pada tahun 2010 sebesar Rp. . 30.000.000,- pada tahun 2011 dan 2012
mengalami peningkatan sebesar Rp. 32.000.000,- sampai Rp. 45.700.000,- ini menunjukan
bahwa mengalami berfluktuasi.
2.
Perputaran Persediaan
Analisis Pengaruh Perputaran Persediaan Bahan Baku Terhadap Laba Perusahaan Pada
PT. Almi Caterindo Palembang. Suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menilai
pengelolaan persediaan barang dagangan dalam suatu perusahaan adalah dengan melihat
tingkat perputaran persediaannya. Perputaran persediaan adalah suatu ukuran yang
menunjukkan berapa kali persediaan berputar dalam satu periode.harga pokok barang yang
terjual dalam waktu satu tahun dibagi dengan rata-rata nilai persediaan barang dagang.
5
Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan
Persediaan Rata- Rata
Tabel 1
Perhitungan Perputaran Persediaan
PT. Almi Caterindo Palembang
Keterangan
Harga Pokok Penjualan (Rupiah/Tahun)
1. Persediaan Awal (Rupiah/Tahun)
2010
2011
2012
30.000.000 32.000.000 45.700.000
25.000.000 27.000.000 26.000.000
2. Persediaan Akhir (Rupiah/Tahun)
33.500.000 35.500.000 34.000.000
Jumlah 1 + 2
58.500.000 62.500.000 60.000.000
2
Persediaan Rata-rata (Rupiah/Tahun)
Sumber : PT. Almi Caterindo Palembang
2
2
29.250.000 31.250.000 30.000.000
Harga pokok penjualan pada tahun 2010 sampai 2010 mengalami kenaikan. Tahun
2010 sebesar Rp. 30.000.000,- sampai Rp. 32.000.000m- pada tahun 2012 sebesar Rp.
45.700.000,- persediaan awal untuk periode tahun 2010 sampai 2012 sebesar Rp.
25.000.000,- menjadi Rp. 27.000.000,- namun pada tahun 2012 mengalami penurunan
sebesar Rp. 26.000.000,- ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 mengalami penurunan
yang signipikan, persediaan akhir untuk tahun 2010 sebesar Rp. 33.500.000,- menjadi Rp.
33.500.000,- namun pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar Rp. 34.000.000,persediaan rata- rata untuk tahun 2010 sampai 2012 kenaikan dan penurunan sebesar Rp
29.250.000,- sampai Rp 31.250.000,- penurunan pada tahun 2012 sebesar Rp 30.000.000,Berikut ini perhitungan Perputaran Persediaan dari tahun 2010 sampai 2012 sebagai
berikut :
a) Perputaran Persediaan Tahun 2010
PPT2010 = HPP2010
Pers rata-rata 2010
= Rp.30.000.000
Rp.29.250.000
= Rp. 1,025
b. Perputaran Persediaan Tahun 2011
PPT2011 = HPP2011
Pers rata-rata 2011
= Rp. 32.000.000
Rp. 31.250.000
= Rp. 1,024
c) Perputaran Persediaan Tahun 2012
PPT2012 = HPP2012
Pers rata-rata 2012
= Rp. 45.700.000
Rp. 30.000.000
= Rp. 1,523
6
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa perputaran persediaan pada
tahun 2010 adalah Rp. 1,025 namun pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar Rp.
1,024 pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 20112 adalah Rp. 1,523 disebabkan
harga pokok penjualan pada tahun 2010 mengalami kenaikan. Ini menunjukkan bahwa
Semakin besar angka perputaran persediaan maka semakin bagus karena berarti perusahaan
efisien dalam penyediaan persediaannya.
3. Pemecahan Masalah
Dari hasil penelitian dan analisis masalah yang ada maka pemecahan masalah dari
Analisis Pengaruh Perputaran Persediaan Bahan Baku Terhadap Laba Perusahaan Pada PT.
Almi Caterindo Palemban adalah sebagai berikut :.
Table 2
Perincian HPP, Persediaan Dan Total Perputaran Persediaan
Keterangan
2010
Harga Pokok
Rp30.000.000
Penjualan
Persediaan
Rp29.250.000
rata-rata
Perputaran
1,025
Persediaan
Selisih Periode
Tahun Ke
0,001
Tahun
Selisih Periode
Tahun Awal Ke
-0,498
Tahun Akhir
Sumber Data : Hasil Olahan
2011
2012
Rp32.000.000 Rp45.700.000
Rp31.250.000 Rp30.000.000
1,024
1,523
-0,499
TOTAL
Rp.107.700.000
Rp.90.500.000
3,572
-0,498
-0,498
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 sampai tahun 2012
perputaran persediaan sebesar Rp. 3,572 dengan selisih tahun awal ke tahun akhir sebesar 0,498 yang artinya mengalami peningkatan perputaran persediaanya terjadi pada tahun 2011
ke tahun 2012, dikarenakan tahun 2010 ke tahun 2011 selisih 0,001 sedangkan tahun 2011 ke
tahun 2012 selisih -0,499.
Setelah menganalisis perputaran persediaan maka dapat ditentukan berapa persentase
laba dalam tahun 2010 sampai 2012, lalu bagaimanakah perputaran persediaan terhadap laba
?
Persentase laba 2010 = Laba bersih setelah pajak x 100%
Penjualan
= Rp.26.000.000 x 100%
Rp.80.000.000
= 0,325 x 100%
= 32,5 %
Persentase laba 2011 = Laba bersih setelah pajak x 100%
7
Penjualan
= Rp. 15.000.000 x 100%
Rp. 82.000.000
= 0,183 x 100%
= 18,3 %
Persentase laba 2012 = Laba bersih setelah pajak x 100%
Penjualan
= Rp. 60.000.000 x 100%
Rp. 158.400.000
= 0,379 x 100%
= 37,9 %
Berdasarkan analisis persentase laba yang telah diperhitungkan, persentase laba ini
menunjukkan mengalami kenaikan dan penurunan untuk tahun 2010 sebesar 32,5 % Sampai
18,3 % untuk tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 37,9 % kedalam perhitungan
persentase laba dapat diketahui bahwa hasilnya, berikut ini perincian persentase laba yang
akan dihitung kedalam perputaran persediaan terhadap laba.
perputaran persediaan terhadap laba selama 3 tahun tersebut adalah sebagai berikut:
Perputaran persediaan terhadap laba 2010 = PPT2010 x Persentase laba
= 1,025 x 32,5%
= 0,333
Perputaran persediaan terhadap laba 2011 = PPT2011 x Persentase laba
= 1,024 x 18,3%
= 0,187
Perputaran persediaan terhadap laba 2012 = PPT2012 x Persentase laba
= 1,523 x 37,9%
= 0,577
Tabel 3
Perputaran persediaan terhadap laba
PT. Almi Caterindo Palembang
Perputaran
persediaan
2010
1,025
2011
1,024
2012
1,523
Sumber Data : Hasil Olahan
Tahun
Persentase
laba
32,5%
18,3%
37,9%
Hasil
Total 3
tahun
0,333
0,187
0,577
1,097
Berdasarkan tabel 4.5 Perputaran persediaan terhadapa persentase laba tahun 2010
adalah 0,333, dan menurun pada tahun 2011 dengan besar Perputaran persediaan terhadap
8
persentase laba adalah 0,187, lalu meningkat pesat pada tahun 2012 adalah sebesar 0,577.
Total perputaran persediaan terhadap persentase laba selama 3 tahun tersebut adalah 1,097.
Jadi dengan ini, Semakin besar laba maka perputaran persediaan terhadap laba semakin
meningkat.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan kesimpulan dan saran
sebagai berikut:
Setelah melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana perputaran persediaan bahan
baku pada PT Almi Caterindo Palembang melalui uji rumus perputaran persediaan
disesuaikan berdasarkan laporan keuangan yang ada pada tahun 2010 sampai tahun 2012,
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Perputaran persediaan berpengaruh pada harga pokok penjualan dan jumlah
persediaan.
2. Metode perputaran persediaan dapat dijadikan sebagai bahan uji untuk mengetahui
berapa kali perputaran persediaan yang dipengaruhi oleh harga pokok penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Alexandri, Moh. Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis teori dan soal. Bandung :
Penerbit Alfabeta.
Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta. Salemba Empat.
Ellys, Delfrina Sipangkar. 2009. Pengaruh Perputaran Persediaan Pada Tingkat
Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia.Medan.Universitas Sumatera Utara.
Heni, Nurhaeni. 2011. Pengaruh Biaya Produksi dan Perputaran Persediaan Bahan Baku
terhadap Laba Kotor pada Perusahaan MCDonald’s Griya Buah Batu Bandung.
Bandung: Universitas Komputer Indonesia.
Jumingan. 2008. Analisis Laporan Keuangan Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Josephine. 2009. Pengaruh Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan
Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Medan. Universitas Sumatera Utara.
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
K.R. Subramanyam & John J. Wild, 2009, Financial Statement Analysis International
Edition10th.McGraw-Hill.
Libby, Robert, Libby, Patricia A & Short Daniel G. 2008. Akuntansi Keuangan.
Diterjemahkan J.Agung Seputro. Yogyakarta : Penerbit Andi.
9
Nanang, Martono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Analisa isi dan Analisis data
Sekunder. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Rangkuti, Freddy. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi Bidang Bisnis. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan Edisi 1. Jakarta : Graham Ilmu.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis Pendekataan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Suyadi, Prawirosentono. 2009. Manajemen Produktivitas. Jakarta : PT. Bumi Angkasa
Stice, James D & Earl K. Stice. Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Penghantar Edisi 5 Buku 2. Jakarta : Salemba Empat.
Suhardi, Michell. 2006. AKUNTANSI untuk Bisnis dan Jasa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
10
Download