ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT ALMI CATERINDOPALEMBANG Herliana Kiagus Novriyadi Triena Wahyuni Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Di dalam perputaran persediaan tentunya mempengaruhi kualitas laba. Unsur-unsur yang diperhitungkan dalam menentukan perputaran persediaan ialah Harga pokok penjualan dan persediaan rata-rata. Namun sebelum menghitung perputaran persediaan tentunya harus menentukan perhitungan harga pokok penjualan yang mengandung di dalamnya ialah persediaan awal, pembelian bersih dan persediaan akhir. Maka dari perhitungan perputaran persediaan tersebut dapat kita ketahui untuk mencari perputaran persediaan terhadap persentase laba. Sedangkan sebelum perhitungan perputaran persediaan terhadap laba harus dapat diketahui terlebih dahulu berapa persentase laba, maka unsur-unsur yang diperhitungkan ialah laba bersih setelah pajak, penjualan dan dikalikan 100%. Setelah perputaran persediaan dan persentase laba telah diketahui maka dapat diperhitungkan bahwa perputaran persediaan terhadap laba ialah perputaran persediaan dikali persentase laba. Dalam sistem perusahaan persediaan adalah suatu faktor yang mempengaruhi laba. Laba merupakan kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Sementara itu laba juga diartikan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Kata Kunci : Analisis, Persediaan, Laba. PENDAHULUAN Perencanaan dan pengendalian bahan baku dalam produksi, perusahaan terkadang memiliki persediaan bahan baku dalam jumlah yang melebihi kebutuhan. Akibatnya di gudang terjadi penumpukan bahan baku ataupun bisa terjadi sebaliknya. Peranan persediaan sangat menentukan jalannya operasi perusahaan persediaan tersebut akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan manajemen yang baik. Oleh karena itu konsep pengelolaan persediaan sangat penting diterapkan oleh perusahaan agar tujuan efektifitas maupun efisiensi tercapai. Dalam pengelolaan persediaan harus memperhatikan sifat, jenis, dan tingkat investasi terhadap persediaan tersebut, karena besarnya tingkat perputaran persediaan tergantung pada sifat barang, letak perusahaan dan jenis perusahaan yang pada akhinya akan menentukan laba. Perputaran persediaan terhadap laba perusahaan harus memperhatikan persentase laba karena semakin besar laba maka perputaran persediaan terhadap laba meningkat. Perputaran persediaan adalah suatu ukuran yang menunjukkan berapa kali persediaan berputar dalam satu periode. Apabila tingkat perputaran persediaan tinggi maka tingkat penjualannya akan tinggi, sehingga pendapatan dapat meningkat serta laba operasi juga akan meningkat. Apabila tingkat perputaran persediaan rendah artinya tingkat penjualannnya juga rendah, sehingga pendapatan mengalami penurunan dan hal tersebut akan menimbulkan penurunan laba operasi yang diperoleh karena biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarakan oleh perusahaan seperti biaya pemeliharaan dan biaya penyimpanan persediaan barang dagang. 1 LANDASAN TEORI Persediaan Persedian menurut Ristono (2009:1) adalah “persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi”. Menurut Alexandri (2009:135) menyatakan bahwa:“Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi”. Sedangkan menurut Stice, dan Skousen (2011:572) sebagai berikut :“ Persediaan adalah istilah yang diberikan untuk asset yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau asset yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung , kedalam barang yang akan diproduksi dan kemudian dijual”. Jenis dan Macam Persediaan Pembagian jenis persediaan dapat berdasarkan proses manufaktur yang dijalani dan berdasarkan tujuan. Maka persediaan dibagi dalam tiga kategori yang sebagaimana dijelaskan oleh Ristono (2009:7) yaitu: 1) Persedian bahan baku dan penolong 2) Persedian bahan setengah jadi 3) Persediaan bahan jadi Pembagian jenis persediaan berdasarkan tujuan terdiri dari : 1. Persediaan pengamanan (safety stock) Persediaan pengamanan atau sering pula disebut sebagai safety stock adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan persediaan. Apabila persediaan pengamanan tidak mampu mengantisipasi tersebut, maka akan terjadi kekurangan persediaan (stockout). Faktor- faktor yang menentukan besarnya safety stock a. Penggunaan bahan baku rata-rata b. Faktor lama atau lead time (procurement time) 2. Persediaan antisipasi Persediaan antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan persediaan yang dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yng sudah dapat diperlukan sebelumnya. 3. Persediaan dalam pengiriman (transit stock) Persediaan dalam pengiriman disebut work-in process stock adalah persediaan yang masih dalam pengiriman, yaitu : a. Eksternal transit stock adalah persediaan yang masih berada dalam transportasi. b. Internal transit stock adalah persediaan yang masih menunggu untuk proses atau menunggu sebelum dipindahkan. 2 Fungsi dan Tujuan Persediaan Inventory pada hakikatnya bertujuan untuk mempertahankan kontinuitas eksistensi suatu perusahaan dengan mencari keuntungan atau laba perusahaan itu. Caranya adalah dengan memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan dengan menyediakan barang yang diminta. Fungsi persediaan menurut Rangkuti (2004:15) adalah sebagai berikut. 1. Fungsi Batch Stock atau Lot Size Inventory Penyimpanan persediaan dalam jumlah besar dengan pertimbangan adanya potongan harga pada harga pembelian, efisiensi produksi karena psoses produksi yang lama, dan adanya penghematan di biaya angkutan. 2. Fungsi Decoupling Merupakan fungsi perusahaan untuk mengadakan persediaan decouple, dengan mengadakan pengelompokan operasional secara terpisah-pisah. 3. Fungsi Antisipasi Merupakan penyimpanan persediaan bahan yang fungsinya untuk penyelamatan jika sampai terjadi keterlambatan datangnya pesanan bahan dari pemasok atau leveransir. Tujuan utama adalah untuk menjaga proses konversi agar tetap berjalan dengan lancar. Alasan yang kuat untuk menyediakan inventoryadalah untuk hal-hal yang berhubungan dengan skala ekonomi dalam pengadaan dan produksi barang, untuk kebutuhan yang berubah-ubah dari waktu ke waktu, untuk fleksibilitas di dalam fasilitas penjadwalan distribusi barang, untuk spekulasi di dalam harga atau biaya, dan untuk ketidakpastian tentang waktu pesana perlengkapan dan kebutuhan. Metode Pencatatan Persediaan Jumlah pembelian dalam suatu periode selalu diakumulasikan dalam sistem akuntansi. Angka harga pokok penjualan dan persediaan akhir dapat ditentukan dalam menggunakan salah satu dari sistem persediaan Perpetual dan periodek. Menurut Libby, dan Short (2008:334) sebagai berikut : 1. Dalam sistem persediaan perpetual perusahaan memiliki detail catatan untuk setiap persediaan yang dimiliki. Catatan tersebut memuat : a. Unit dan biaya persediaan awal b. Unit dan biaya setiap pembelian c. Unit dan harga pokok penjualan untuk setiap penjualan d. Unit dan biaya persediaan yang ada di tangan pada setiap waktu 2. Dalam sistem persediaan periodik, tidak ada catatn persediaan. Pada setiap akhir periode perusahaan mesti melakukan perhitungan fisik persediaan untuk menentukan jumlah persediaan yang masih dimilik. Kegunaan Persediaan Persediaan yang diadakan mulai dari yang berbentuk bahan mentah, barang setengah jadi sampai dengan barang jadi menurut Prawirosentono (2009:74) adalah sebagai berikut : 1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya atau bahan yang dibutuhkan. 2. Mengurangi risiko penerimaan bahan baku yang dipesan tetapi tidak sesuai dengan pesanan sehingga harus dikembalikan. 3. Menyimpan barang/bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan seandainyapun barang/bahan itu tidak tersedia di pasaran. 3 4. Mempertahankan stabilitas proses produksi perusahaan atau menjamin kelancaran proses produksi. 5. Upaya penggunaan mesin yang optimal, karena terhindar dari terhentinya operasi produksi karena ketidakadaan persediaan. 6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan secara lebih baik. Barang cukup tersedia di pasaran, agar ada setiap waktu diperlukan. Khusus untuk barang yang dipesan, barang dapat selesai pada waktunya sesuai dengan yang dijanjikan. Perputaran Persediaan Perputaran persediaan merupakan berapa kali persediaan akan berputar dan kembali lagi. Perputaran persediaan merupakan aktivitas perusahaan yang jelas diperlukan dan diperhitungkan, karena dapat mengetahui efisiensi biaya, juga berguna untuk memperoleh laba yang besar. Inventory turnover menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock. Pengertian perputaran persediaan menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut : Menurut Soemarso (2004:392) bahwa : “Perputaran Persediaan menunjukkan berapa kali (secara rata-rata) persediaan barang dijual dan diganti selama satu periode”. Sedangkan menurut Jumingan (2008:128) menjelaskan bahwa : “Perputaran Persediaan menunjukkan barang dijual dan diadakan kembali selama satu periode akuntansi”. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perputaran Persediaan Faktor yang mempengaruhi perputaran persediaaan sebagai berikut: 1. Tingkat penjualan. 2. Sifat teknis dan lamanya proses produksi. 3. Daya tahan produk akhir (faktor mode). Bahan Baku Bahan Baku menurut para ahli adalah sebagai berikut : Menurut Stice, Skousen (2011:572) sebagai berikut : “Bahan Baku adalah barang – barang yang dibeli untuk digunakan dalam proses produksi”. Sebagian bahan baku diambil langsung dari sumber aslinya. Namun yang lebih sering terjadi, bahan baku dibeli dari perusahaan lain yang merupakan barang jadi dari sisi pemasok. Laba Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) “kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”. Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Yang Mempengaruhi Laba Asumsi yang digunakan dan prinsip yang diaplikasikan diyakini sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas laba, maka akan dibahas tentang bagaimana persediaan berpengaruh pada kualitas laba perusahaan yang dilaporkan. Menurut Subramanyam dan Wild (2009) Menyebutkan bahwa Persediaan harus diperhatikan karena merupakan komponen utama dari aktiva operasi dan langsung mempengaruhi laba. Dalam melakukan penilaian terhadap persediaan menggunakan asumsi 4 atau metode tertentu. Di mana setiap metode atau asumsi tertentu dapat berpengaruh penyajian laporan keuangan. Menurut Angkoso (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: a. Besarnya perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi. b. Umur perusahaan. Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam mengingkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah. c. Tingkat leverage. Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba. d. Tingkat penjualan. Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba semakin tinggi. e. Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa mendatang. ANALISIS 1. Harga Pokok Penjualan Menghitung harga pokok penjualan adalah dengan cara menambahkan persediaan barang dagang awal dengan pembelian bersih dikurang persediaan akhir, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: HPP2010 = Pers. Awal + Pembelian bersih – Pers.akhir = Rp. 25.000.000 + 38.500.000 – 33.500.000 = Rp. 30.000.000,HPP2011 = Pers. Awal + Pembelian bersih – Pers.akhir = Rp. 27.000.000 + 40.500.000 – 35.500.000 = Rp. 32.000.000,HPP2012 = Pers. Awal + Pembelian bersih – Pers.akhir = Rp. 26.000.000 + 40.200.000 – 32.200.000 = Rp. 34.000.000,Dari perhitungan harga pokok penjualan PT. Almi Caterindo Palembang jumlah Harga Pokok Penjualan pada tahun 2010 sebesar Rp. . 30.000.000,- pada tahun 2011 dan 2012 mengalami peningkatan sebesar Rp. 32.000.000,- sampai Rp. 45.700.000,- ini menunjukan bahwa mengalami berfluktuasi. 2. Perputaran Persediaan Analisis Pengaruh Perputaran Persediaan Bahan Baku Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Almi Caterindo Palembang. Suatu ukuran yang dapat digunakan untuk menilai pengelolaan persediaan barang dagangan dalam suatu perusahaan adalah dengan melihat tingkat perputaran persediaannya. Perputaran persediaan adalah suatu ukuran yang menunjukkan berapa kali persediaan berputar dalam satu periode.harga pokok barang yang terjual dalam waktu satu tahun dibagi dengan rata-rata nilai persediaan barang dagang. 5 Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan Persediaan Rata- Rata Tabel 1 Perhitungan Perputaran Persediaan PT. Almi Caterindo Palembang Keterangan Harga Pokok Penjualan (Rupiah/Tahun) 1. Persediaan Awal (Rupiah/Tahun) 2010 2011 2012 30.000.000 32.000.000 45.700.000 25.000.000 27.000.000 26.000.000 2. Persediaan Akhir (Rupiah/Tahun) 33.500.000 35.500.000 34.000.000 Jumlah 1 + 2 58.500.000 62.500.000 60.000.000 2 Persediaan Rata-rata (Rupiah/Tahun) Sumber : PT. Almi Caterindo Palembang 2 2 29.250.000 31.250.000 30.000.000 Harga pokok penjualan pada tahun 2010 sampai 2010 mengalami kenaikan. Tahun 2010 sebesar Rp. 30.000.000,- sampai Rp. 32.000.000m- pada tahun 2012 sebesar Rp. 45.700.000,- persediaan awal untuk periode tahun 2010 sampai 2012 sebesar Rp. 25.000.000,- menjadi Rp. 27.000.000,- namun pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar Rp. 26.000.000,- ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012 mengalami penurunan yang signipikan, persediaan akhir untuk tahun 2010 sebesar Rp. 33.500.000,- menjadi Rp. 33.500.000,- namun pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar Rp. 34.000.000,persediaan rata- rata untuk tahun 2010 sampai 2012 kenaikan dan penurunan sebesar Rp 29.250.000,- sampai Rp 31.250.000,- penurunan pada tahun 2012 sebesar Rp 30.000.000,Berikut ini perhitungan Perputaran Persediaan dari tahun 2010 sampai 2012 sebagai berikut : a) Perputaran Persediaan Tahun 2010 PPT2010 = HPP2010 Pers rata-rata 2010 = Rp.30.000.000 Rp.29.250.000 = Rp. 1,025 b. Perputaran Persediaan Tahun 2011 PPT2011 = HPP2011 Pers rata-rata 2011 = Rp. 32.000.000 Rp. 31.250.000 = Rp. 1,024 c) Perputaran Persediaan Tahun 2012 PPT2012 = HPP2012 Pers rata-rata 2012 = Rp. 45.700.000 Rp. 30.000.000 = Rp. 1,523 6 Berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa perputaran persediaan pada tahun 2010 adalah Rp. 1,025 namun pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar Rp. 1,024 pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 20112 adalah Rp. 1,523 disebabkan harga pokok penjualan pada tahun 2010 mengalami kenaikan. Ini menunjukkan bahwa Semakin besar angka perputaran persediaan maka semakin bagus karena berarti perusahaan efisien dalam penyediaan persediaannya. 3. Pemecahan Masalah Dari hasil penelitian dan analisis masalah yang ada maka pemecahan masalah dari Analisis Pengaruh Perputaran Persediaan Bahan Baku Terhadap Laba Perusahaan Pada PT. Almi Caterindo Palemban adalah sebagai berikut :. Table 2 Perincian HPP, Persediaan Dan Total Perputaran Persediaan Keterangan 2010 Harga Pokok Rp30.000.000 Penjualan Persediaan Rp29.250.000 rata-rata Perputaran 1,025 Persediaan Selisih Periode Tahun Ke 0,001 Tahun Selisih Periode Tahun Awal Ke -0,498 Tahun Akhir Sumber Data : Hasil Olahan 2011 2012 Rp32.000.000 Rp45.700.000 Rp31.250.000 Rp30.000.000 1,024 1,523 -0,499 TOTAL Rp.107.700.000 Rp.90.500.000 3,572 -0,498 -0,498 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2010 sampai tahun 2012 perputaran persediaan sebesar Rp. 3,572 dengan selisih tahun awal ke tahun akhir sebesar 0,498 yang artinya mengalami peningkatan perputaran persediaanya terjadi pada tahun 2011 ke tahun 2012, dikarenakan tahun 2010 ke tahun 2011 selisih 0,001 sedangkan tahun 2011 ke tahun 2012 selisih -0,499. Setelah menganalisis perputaran persediaan maka dapat ditentukan berapa persentase laba dalam tahun 2010 sampai 2012, lalu bagaimanakah perputaran persediaan terhadap laba ? Persentase laba 2010 = Laba bersih setelah pajak x 100% Penjualan = Rp.26.000.000 x 100% Rp.80.000.000 = 0,325 x 100% = 32,5 % Persentase laba 2011 = Laba bersih setelah pajak x 100% 7 Penjualan = Rp. 15.000.000 x 100% Rp. 82.000.000 = 0,183 x 100% = 18,3 % Persentase laba 2012 = Laba bersih setelah pajak x 100% Penjualan = Rp. 60.000.000 x 100% Rp. 158.400.000 = 0,379 x 100% = 37,9 % Berdasarkan analisis persentase laba yang telah diperhitungkan, persentase laba ini menunjukkan mengalami kenaikan dan penurunan untuk tahun 2010 sebesar 32,5 % Sampai 18,3 % untuk tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 37,9 % kedalam perhitungan persentase laba dapat diketahui bahwa hasilnya, berikut ini perincian persentase laba yang akan dihitung kedalam perputaran persediaan terhadap laba. perputaran persediaan terhadap laba selama 3 tahun tersebut adalah sebagai berikut: Perputaran persediaan terhadap laba 2010 = PPT2010 x Persentase laba = 1,025 x 32,5% = 0,333 Perputaran persediaan terhadap laba 2011 = PPT2011 x Persentase laba = 1,024 x 18,3% = 0,187 Perputaran persediaan terhadap laba 2012 = PPT2012 x Persentase laba = 1,523 x 37,9% = 0,577 Tabel 3 Perputaran persediaan terhadap laba PT. Almi Caterindo Palembang Perputaran persediaan 2010 1,025 2011 1,024 2012 1,523 Sumber Data : Hasil Olahan Tahun Persentase laba 32,5% 18,3% 37,9% Hasil Total 3 tahun 0,333 0,187 0,577 1,097 Berdasarkan tabel 4.5 Perputaran persediaan terhadapa persentase laba tahun 2010 adalah 0,333, dan menurun pada tahun 2011 dengan besar Perputaran persediaan terhadap 8 persentase laba adalah 0,187, lalu meningkat pesat pada tahun 2012 adalah sebesar 0,577. Total perputaran persediaan terhadap persentase laba selama 3 tahun tersebut adalah 1,097. Jadi dengan ini, Semakin besar laba maka perputaran persediaan terhadap laba semakin meningkat. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat memberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut: Setelah melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana perputaran persediaan bahan baku pada PT Almi Caterindo Palembang melalui uji rumus perputaran persediaan disesuaikan berdasarkan laporan keuangan yang ada pada tahun 2010 sampai tahun 2012, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Perputaran persediaan berpengaruh pada harga pokok penjualan dan jumlah persediaan. 2. Metode perputaran persediaan dapat dijadikan sebagai bahan uji untuk mengetahui berapa kali perputaran persediaan yang dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. DAFTAR PUSTAKA Alexandri, Moh. Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis teori dan soal. Bandung : Penerbit Alfabeta. Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Jakarta. Salemba Empat. Ellys, Delfrina Sipangkar. 2009. Pengaruh Perputaran Persediaan Pada Tingkat Profitabilitas Perusahaan Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.Medan.Universitas Sumatera Utara. Heni, Nurhaeni. 2011. Pengaruh Biaya Produksi dan Perputaran Persediaan Bahan Baku terhadap Laba Kotor pada Perusahaan MCDonald’s Griya Buah Batu Bandung. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Jumingan. 2008. Analisis Laporan Keuangan Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Josephine. 2009. Pengaruh Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Dagang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Medan. Universitas Sumatera Utara. Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers. K.R. Subramanyam & John J. Wild, 2009, Financial Statement Analysis International Edition10th.McGraw-Hill. Libby, Robert, Libby, Patricia A & Short Daniel G. 2008. Akuntansi Keuangan. Diterjemahkan J.Agung Seputro. Yogyakarta : Penerbit Andi. 9 Nanang, Martono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Analisa isi dan Analisis data Sekunder. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Rangkuti, Freddy. 2004. Manajemen Persediaan Aplikasi Bidang Bisnis. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan Edisi 1. Jakarta : Graham Ilmu. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis Pendekataan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Suyadi, Prawirosentono. 2009. Manajemen Produktivitas. Jakarta : PT. Bumi Angkasa Stice, James D & Earl K. Stice. Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Penghantar Edisi 5 Buku 2. Jakarta : Salemba Empat. Suhardi, Michell. 2006. AKUNTANSI untuk Bisnis dan Jasa. Yogyakarta: Graha Ilmu. 10