pengaruh kepemimpinan dan komunikasi terhadap kinerja

advertisement
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN KALTIM POS SAMARINDA
M. Kiswanto
(Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Samarinda)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apakah variabel kepemimpinan
dan komunikasi secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan pada Kaltim Post Samarinda, (2) Untuk mengetahui variabel yang memberikan
pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan pada Kaltim Post Samarinda. Metode
pengumpulan data digunakan metode sensus dengan teknik wawancara dan menyebarkan
daftar pertanyaan serta dengan menggunakan pengukuran skala likert. Jumlah sampel 56
orang karyawan Kalim Pos Samarinda. Alat analisis data yang digunakan adalah statistik
deskriptif dan inferensial, khususnya regresi berganda.
Hasil analisis menunjukkan kepemimpinan dan komunikasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan, dan komunikasi mempunyai pengaruh dominan terhadap
kinerja karyawan.
Kata kunci : Kepemimpinan, Komunikasi, Kinerja Karyawan dan Kaltim Pos Samarinda
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia adalah faktor utama
dalam perkembangan dunia usaha. Tujuan dan
kepentingan tersebut apabila sejalan dengan tujuan
organisasi tentu saja tidak masalah, akan tetapi
sering kali kepentingan individu justru bertentangan
dengan kepentingan organisasi. Agar pencapaian
tujuan organisasi berjalan dengan efektif dan
efisien, sumber daya manusia dalam organisasi
harus dapat dikelola dengan baik dan benar
sehingga prestasi kerja menjadi tinggi. Ini
merupakan tugas bagi pemimpin untuk dapat
memanfaatkan, menilai, memilih dan menempatkan
sumber daya manusianya dengan tepat.
Beberapa faktor kepemimpinan yang
mempengaruhi kinerja antara lain kemampuan,
kepribadian,
pengalaman,
intelektual
dan
lingkungan kerja di mana faktor-faktor tersebut
sangat
berhubungan
dengan
keberhasilan
pencapaian tujuan organisasi yaitu peningkatan
kinerja baik kinerja individu (pegawai) maupun
organisasi.
Dengan
adanya
dukungan
Riset / 1429
kepemimpinan yang baik dan tepat pada suatu
organisasi tentunya pegawai akan berupaya untuk
mengembangkan
kemampuan
pribadi
dan
meningkatkan kemampuan di masa mendatang
yang dipengaruhi oleh umpan balik mengenai
kinerja kepemimpinan.
Peran Kaltim Post dalam aktivitas sosial
kemasyarakatan
dilakukan
dalam
berbagai
kegiatan antara lain kontrol publik, mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
dan
menggerakkan
pembangunan. Kaltim Post Group yang terdiri dari
media-media yang merupakan market leader di
wilayah
masing-masing,
terus
berusaha
menyempurnakan kinerja karyawannya.
Kaltim Post Group merupakan perusahaan
yang memiliki perkembangan cukup baik, dengan
kinerja yang maksimal perusahaan ini yakin dapat
mempertahankan eksistensinya. Berbagai upaya
telah
dilakukan
pihak
perusahaan
untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Saat ini para
karyawan telah maksimal dalam melakukan
pekerjaannya, tetapi tentu saja masih terdapat
kekurangan yang tidak diketahui secara detail, hal
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1439
ini menjadi tugas pemimpin untuk bisa
mengantisipasi hal-hal yang dapat menurunkan
kinerja para karyawan, karena seorang pemimpin
harus
bersikap
sebagai
pengasuh
yang
mendorong,
menuntun,
dan
membimbing
asuhannya.
Dalam pelaksanaan kepemimpinan Kaltim
Post, pemimpin terus melakukan komunikasi
terhadap sumber informasi berita yang akan dicari
oleh karyawan di lapangan, kepemimpinan Kaltim
Post saat ini cukup baik, kemampuan yang dimiliki
pemimpin dalam memotivasi dan melakukan
komunikasi menjadi andalan atau faktor utama
yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam
mencari berita atau informasi yang lainnya.
Kemampuan pemimpin dalam melaksanakan
tugasnya juga cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
sifat-sifat yang ditunjukkan oleh pemimpin di dalam
mengorganisir
bawahannya
serta
dalam
berkomunikasi.
Komunikasipun dapat dilakukan dengan
berbagai cara, dengan mengandalkan media
telepon, internet, via sms dan sebagainya maka
kebutuhan komunikasi antara sesama karyawan
bahkan dengan pimpinan dapat berjalan dengan
baik. Hal inilah yang terus dilakukan untuk
meningkatkan kinerja mereka baik secara kualitas
maupun kuantiitasnya.
Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui apakah
variabel kepemimpinan dan komunikasi secara
bersama-sama memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kinerja karyawan pada Kaltim
Post Samarinda, (2) Untuk mengetahui variabel
yang memberikan pengaruh dominan terhadap
kinerja karyawan pada Kaltim Post Samarinda.
KERANGKA KONSEPTUAL
Berdasarkan teori-teori tersebut yang telah
dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka
dapatlah dibuat secara skematis kerangka
konseptual dalam penelitian ini yang dapat
ditunjukkan sebagai berikut:
HIPOTESIS
Kepemimpinan yang baik serta komunikasi
yang lancar merupakan faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan. Kualitas, disiplin dan kreativitas
merupakan modal utama yang harus dimiliki para
karyawan Kaltim Post dalam menunjukkan
kinerjanya. Untuk itulah, maka dapat dikemukakan
bahwa kepemimpinan tanpa dilandasi dengan
komunikasi yang baik akan kurang efektif. Oleh
karena itu setiap pimpinan harus berusaha agar
dapat melaksanakan komunikasi yang baik.
Berdasarkan uraian latar belakang dan
perumusan masalah, serta kerangka konsep, maka
yang menjadi hipotesis di dalam penelitian ini
adalah: (1) Bahwa variabel kepemimpinan dan
komunikasi secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan pada Kaltim
Post Samarinda, (2) Bahwa variabel komunikasi
memberikan pengaruh dominan terhadap kinerja
karyawan pada Kaltim Post Samarinda.
Dari alasan tersebut itulah perusahaan
membutuhkan pigur atau sosok pemimpin yang
mampu memotivasi, mengkoordinasi orang-orang
atau karyawan ke dalam kelompok kerja serta
mengintegrasikan mereka ke dalam situasi atau
iklim kerja yang solid dan harmonis guna mencapai
tujuan
bersama.
Demikian
pula
dengan
komunikasi,
kelancaran
dan
kejelasan
berkomunikasi merupakan faktor penting yang
mendorong
timbulnya
kinerja
yang
baik.
Berdasarkan uraian di dalam latar belakang
masalah, maka hal-hal yang menjadi pokok
masalah di dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah
variabel kepemimpinan dan komunikasi secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan pada Kaltim Post Samarinda?
dan (2) Dari kedua variabel tersebut, manakah
yang memberikan pengaruh dominan terhadap
kinerja karyawan pada Kaltim Post Samarinda?
Definisi Operasional
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1439
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini ada dua variabel, yaitu
variabel bebas (X) dan variabel tidak bebas (Y).
Untuk mempermudah serta memperjelas dari
pengertian variabel-variabel dalam penulisan
skripsi ini, maka secara operasional dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Variabel kepemimpinan (X1), merupakan
cara-cara yang dilakukan oleh pimpinan Kaltim
Post dalam memimpin karyawannya sesuai
dengan keahlian dan bakat yang dimilikinya.
Indikatornya adalah:
a. Kemampuan, upaya yang dilakukan oleh
pimpinan Kaltim Post dalam menggerakkan
dan
mendorong
serta
memotivasi
karyawan dalam bekerja sesuai target yang
ingin dicapai.
b. Kepribadian, merupakan sikap tegas,
berani, dan agressif yang ditunjukkan
Riset / 1430
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
pemimpin dalam memberikan arahan
dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pimpinan Kaltim Post.
c. Pengalaman, merupakan kondisi di mana
pimpinan Kaltim Post menunjukkan kinerja
yang dimiliki, dengan memberikan petunjuk
dan masukan terhadap pekerjaan seperti
melakukan pembicaraan terhadap hal-hal
yang mendesak.
d. Intelektual,
merupakan
kemampuan
pimpinan Kaltim Post di dalam melakukan
komunikasi terhadap karyawan terhadap
tugas yang diberikan masing-masing.
e. Lingkungan
kerja,
kemampuan
menciptakan
lingkungan
kerja
oleh
pemimpin Kaltim Post dalam mengorganisir
situasi pekerjaan yang dihadapi karyawan
di dalam maupun di lapangan.
2. Variabel komunikasi (X2), merupakan caracara yang dilakukan oleh pimpinan Kaltim Post
kepada
karyawannya
untuk
melakukan
hubungan komunikasi baik secara tertulis
maupun secara lisan. Indikatornya adalah:
a. Komunikasi tertulis, merupakan komunikasi
yang dapat disebarluaskan dan dalam
dokumentasi yang tertulis.
b. Komunikasi lisan, merupakan komunikasi
antar karyawan maupun dengan pimpinan
yang dilakukan dengan lebih mendetail
serta dapat menimbulkan partisipasi secara
langsung.
3. Kinerja karyawan (Y), hasil akhir penilaian
atau hasil kerja yang dicapai dari sebuah
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang
menggambarkan seberapa baik karyawan
Kaltim Post dalam memenuhi pekerjaannya.
Indikatornya adalah:
a. Kualitas pekerjaan, yaitu baik atau tidaknya
pekerjaan yang dilakukan oleh para
karyawan dalam menyusun informasi yang
diperoleh di lapangan.
b. Kuantitas pekerjaan, yaitu jumlah atau
banyaknya pekerjaan yang dihasilkan oleh
para karyawan sesuai tugas dan tanggung
jawabnya dalam memenuhi target yang
ingin dicapai.
c. Ketepatan waktu, yaitu ketepatan waktu
kerja dan keefektifan menggunakan waktu
sehingga pekerjaan diselesaikan dengan
baik.
d. Disiplin kerja, yaitu kedisplinan kerja
karyawan dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
1.
Teknik Pengumpulan Data
Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis
Data yang diperlukan dalam penelitian ini
menggunakan cara-cara:
Analisis
yang
digunakan
adalah
menggunakan model regresi linear berganda
Riset / 1431
2.
Penelitian Lapangan (Field Work Research),
pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara:
a) Observasi yaitu pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan terhadap obyek
yang telah diteliti.
b) Wawancara yaitu pengumpulan data
dengan tanya jawab langsung dengan
orang-orang tertentu yang mengetahui
tentang masalah yang akan dibahas.
c) Kuesioner yaitu pengumpulan data dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang
akan diisi oleh responden.
Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan adalah data sekunder,
di mana pengumpulan data ini dilakukan
dengan mempelajari serta mengumpulkan
data-data dari literatur, dokumen maupun teori
yang ada hubungannya dengan penelitian.
Populasi dan Sampel
Sebelum menentukan populasi dan sampel
akan
dikemukakan
pengertian-pengertian
mengenai populasi dan sampel terlebih dahulu.
Menurut Sugiono (2003: 91) “Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut, sedangkan populasi adalah
subjek yang mempunyai kualitas dan karakter
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua
sehingga
penelitiannya
merupakan
penelitian populasi, karena populasi yang diperoleh
kurang dari 100 orang, maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode sensus. Berikut
adalah data karyawan Kaltim Post Samarinda yang
dijadikan sampel:
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1439
(multiple linear regressions), dalam model ini
variabel yang diteliti terdiri dari dua variabel, bentuk
persamaan yang digunakan adalah:
b1x1 y  b2 x2 y....
y 2
R=
(Sutrisno Hadi, 2001: 160)
Y = a + b1X1 + b2X2 + ∙∙∙∙∙∙∙∙∙ bnXn + e
…….. (Sugiono, 2003: 259)
Keterangan:
Y
= Variabel tidak bebas, yaitu kinerja
karyawan
a
= Konstanta
b1, b2, = Angka arah atau koefisien regresi,
X1
= Variabel bebas, yaitu kepemimpinan
X2
= Variabel bebas, yaitu komunikasi
e
= Standard Error (faktor pengganggu)
Untuk mencari a, b,
persamaan sebagai berikut:
a=
dapat
digunakan
Y - b1 X 1+ b2 X 2+ b3 X 3 + ∙∙∙∙∙∙∙∙∙ + bn X
n
 x y  x    x y  x x 
b=
 x  x   x x 
2
1
2
1 2
2
2
1
2
1 2
(Sugiono, 2003: 261)
x
1
 X 

2
 Y 
Berikut adalah tabel koefisien korelasi untuk
melihat seberapa kuat pengaruh antara variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas:
2. Perhitungan Koefisien Parsial (R2)
Perhitungan koefisien parsial digunakan
untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y).
Hal ini dinyatakan dengan rumus:
R2 =
2
2
=
1
X
 y = Y
2
 x2 =
2
SSR
Total SS
2

n
2
=
Di mana:
n
 X2 
x y
1
2
2
n
  X 1  Y 
1
n
 X  Y
x y = X Y   n 
2
2
 x1x2
 X1 X 2 
Sum of Squares Regression
Total Sum of Squares
Pengujian secara serentak adalah untuk
mengetahui secara serentak koefisien regresi
variabel bebas mempunyai pengaruh atau tidak
terhadap variabel tidak bebas.
F hitung 

  X 1  X 2 
n
(Sutrisno Hadi, 2001: 60)
1. Perhitungan koefisien korelasi (R)
Koefisien
korelasi
digunakan
untuk
mengetahui pengaruh antara variabel bebas (X)
terhadap variabel tidak bebas (Y). Semakin besar
R semakin kuat korelasinya, maka semakin tepat
model regresi yang dipakai sebagai alat peramalan.
Koefisien korelasi dengan simbol “R”.
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1439
R 2 / k  1
1  R 2 n  k 


Dengan menggunakan df = n – k – 1
2
=
:
:
3. Uji F (uji serentak)
 X 
X Y 
SSR
(Sutrisno Hadi, 2001: 163)
Total SS
k
n
R
= Jumlah variabel independen
= Banyak sampel
= Korelasi berganda
Uji F merupakan pengujian hipotesis untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau
lebih. Dengan k menyatakan banyak variabel
bebas dan n = ukuran sampel, statistik F ini
berdistribusikan F dengan dk pembilang = k dan dk
penyebut = (n-k-1).
H0: b1 – b2 – 0, artinya tidak terdapat
pengaruh yang nyata.
H0: b1 = b2 = 0, artinya terdapat pengaruh
yang nyata.
Riset / 1432
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
H0: Minimal satu parameter estimator # 0,
artinya terdapat pengaruh yang nyata b 1 terhadap
variabel Y. Pembuktian ini dilakukan dengan
mengamati F pada alpha tertentu yaitu 5% (0,05).
Fhitung < F table dengan taraf keyakinan α =
0,05 maka Ho diterima.
Fhitung > F table dengan taraf keyakinan α =
0,05 maka Ho ditolak.
Kriteria uji F (serentak), pengujian hipotesis
dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung
dengan F tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar
dari pada F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,
sebaliknya jika nilai F hitung lebih kecil dari F tabel
maka menerima H o dan menolak Ha.
4. Uji t (secara parsial)
Pengujian secara parsial ini digunakan untuk
menguji setiap koefisien regresi variabel bebas
mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel
tidak bebas, selanjutnya dijelaskan variabel mana
yang dominan berpengaruh terhadap variabel tidak
bebas.
t hitung =
b
Sb
Di mana:
b : Parameter Estimasi
Sb: Standard Error
Bentuk pengujian adalah:
H0 : b1 = b2 = 0, artinya tidak terdapat
pengaruh yang nyata.
Ha : b1 # 0, artinya terdapat pengaruh yang
nyata.
Pembuktian
dilakukan
dengan
menggunakan derajat kebebasan (Degree of
Freedom) atau tingkat kepercayaan 95% dengan
alpha 5%.
a. Jika nilai t hitung lebih kecil (<) dari nilai t tabel
pada tingkat signifikan 0,05, maka menerima
Ho dan menolak Ha.
b. Jika nilai t hitung lebih besar (>) dari nilai t tabel
pada tingkat signifikan 0,05, maka menolak H o
dan menerima H a.
Berikut adalah nilai skor pertanyaan:

Jawaban (a) diberi skor 5

Jawaban (b) diberi skor 4

Jawaban (c) diberi skor 3

Jawaban (d) diberi skor 2

Jawaban (e) diberi skor 1
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian data melalui
kuesioner yang telah dilakukan sebelumnya,
berikut ini gambaran mengenai rekapitulasi
jawaban responden dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Riset / 1433
1. Variabel kepemimpinan (X1)
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
 Sebanyak 8 orang atau 14,3% menjawab
sangat baik terhadap kemampuan pimpinan
dalam memberikan motivasi kepada karyawan.
 Sebanyak 23 orang atau 41,1% menjawab baik
terhadap
kemampuan
pimpinan
dalam
memberikan motivasi kepada karyawan.
 Sebanyak 25 orang atau 44,6% menjawab
cukup baik terhadap kemampuan pimpinan
dalam memberikan motivasi kepada karyawan.
 Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab kurang
baik terhadap kemampuan pimpinan dalam
memberikan motivasi kepada karyawan.
 Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap kemampuan pimpinan dalam
memberikan motivasi kepada karyawan.
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 4 orang atau 7,1% menjawab sangat
baik terhadap sikap tegas, berani, dan agressif
dan mengayomi yang ditunjukkan pimpinan.
b) Sebanyak 22 orang atau 39,3% menjawab baik
terhadap sikap tegas, berani, dan agressif dan
mengayomi yang ditunjukkan pimpinan.
c) Sebanyak 28 orang atau 50,0% menjawab
cukup baik terhadap sikap tegas, berani, dan
agressif dan mengayomi yang ditunjukkan
pimpinan.
d) Sebanyak 2 orang atau 3,6% menjawab kurang
baik terhadap sikap tegas, berani, dan agressif
dan mengayomi yang ditunjukkan pimpinan.
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1439
e)
Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap sikap tegas, berani, dan agressif
dan mengayomi yang ditunjukkan pimpinan.
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 4 orang atau 7,1% menjawab sangat
baik terhadap kinerja pimpinan dalam
memberikan petunjuk dan masukan terhadap
pekerjaan.
b) Sebanyak 23 orang atau 41,1% menjawab baik
terhadap kinerja pimpinan dalam memberikan
petunjuk dan masukan terhadap pekerjaan.
c) Sebanyak 27 orang atau 48,2% menjawab
cukup baik terhadap kinerja pimpinan dalam
memberikan petunjuk dan masukan terhadap
pekerjaan.
d) Sebanyak 2 orang atau 3,6% menjawab kurang
baik terhadap kinerja pimpinan dalam
memberikan petunjuk dan masukan terhadap
pekerjaan.
e) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap kinerja pimpinan dalam
memberikan petunjuk dan masukan terhadap
pekerjaan.
d) Sebanyak 1 orang atau 1,8% menjawab kurang
baik terhadap kemampuan pimpinan dalam
melakukan komunikasi terhadap karyawan.
e) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap kemampuan pimpinan dalam
melakukan komunikasi terhadap karyawan.
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 10 orang atau 17,9% menjawab
sangat baik terhadap kenyamanan bekerja
yang diciptakan pimpinan pada lingkungan
kerja.
b) Sebanyak 21 orang atau 37,5% menjawab baik
terhadap kenyamanan bekerja yang diciptakan
pimpinan pada lingkungan kerja.
c) Sebanyak 25 orang atau 44,6% menjawab
cukup baik terhadap kenyamanan bekerja yang
diciptakan pimpinan pada lingkungan kerja.
d) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab kurang
baik terhadap kenyamanan bekerja yang
diciptakan pimpinan pada lingkungan kerja.
e) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap kenyamanan bekerja yang
diciptakan pimpinan pada lingkungan kerja.
2. Variabel komunikasi (X2)
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 3 orang atau 5,4% menjawab sangat
baik terhadap kemampuan pimpinan dalam
melakukan komunikasi terhadap karyawan.
b) Sebanyak 23 orang atau 41,1% menjawab baik
terhadap
kemampuan
pimpinan
dalam
melakukan komunikasi terhadap karyawan.
c) Sebanyak 29 orang atau 51,8% menjawab
cukup baik terhadap kemampuan pimpinan
dalam
melakukan
komunikasi
terhadap
karyawan.
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1439
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 3 orang atau 5,4% menjawab sangat
baik terhadap komunikasi dengan media email.
b) Sebanyak 19 orang atau 33,9% menjawab baik
terhadap komunikasi dengan media e-mail.
Riset / 1434
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
c) Sebanyak 29 orang atau 51,8% menjawab
cukup baik terhadap komunikasi dengan media
e-mail.
d) Sebanyak 50 orang atau 8,9% menjawab
kurang baik terhadap komunikasi dengan
media e-mail.
e) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap komunikasi dengan media email.
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 5 orang atau 8,9% menjawab sangat
baik terhadap komunikasi dengan media
telepon.
b) Sebanyak 24 orang atau 42,9% menjawab baik
terhadap komunikasi dengan media telepon.
c) Sebanyak 24 orang atau 42,9% menjawab
cukup baik terhadap komunikasi dengan media
telepon.
d) Sebanyak 3 orang atau 5,4% menjawab kurang
baik terhadap komunikasi dengan media
telepon.
e) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap komunikasi dengan media
telepon.
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 4 orang atau 7,1% menjawab sangat
baik terhadap komunikasi dengan pimpinan
pada saat bekerja.
b) Sebanyak 22 orang atau 39,3% menjawab baik
terhadap komunikasi dengan pimpinan pada
saat bekerja.
c) Sebanyak 26 orang atau 46,4% menjawab
cukup baik terhadap komunikasi dengan
pimpinan pada saat bekerja.
Riset / 1435
d) Sebanyak 4 orang atau 7,1% menjawab kurang
baik terhadap komunikasi dengan pimpinan
pada saat bekerja.
e) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap komunikasi dengan pimpinan
pada saat bekerja.
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 3 orang atau 5,4% menjawab sangat
baik terhadap komunikasi melalui rapat
internal.
b) Sebanyak 23 orang atau 41,1% menjawab baik
terhadap komunikasi melalui rapat internal.
c) Sebanyak 26 orang atau 46,4% menjawab
cukup baik terhadap komunikasi melalui rapat
internal.
d) Sebanyak 3 orang atau 5,4% menjawab kurang
baik terhadap komunikasi melalui rapat
internal.
e) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap komunikasi melalui rapat
internal.
3. Kinerja karyawan (Y)
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 3 orang atau 5,4% menjawab
sangat baik terhadap pekerjaan yang
dihasilkan karyawan dengan banyaknya
pekerjaan yang ditetapkan.
b) Sebanyak 21 orang atau 37,5% menjawab
baik terhadap pekerjaan yang dihasilkan
karyawan dengan banyaknya pekerjaan yang
ditetapkan.
c) Sebanyak 29 orang atau 51,8% menjawab
cukup baik terhadap pekerjaan yang
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1439
dihasilkan karyawan dengan banyaknya
pekerjaan yang ditetapkan.
d) Sebanyak 3 orang atau 5,4% menjawab
kurang baik terhadap pekerjaan yang
dihasilkan karyawan dengan banyaknya
pekerjaan yang ditetapkan.
e) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap pekerjaan yang dihasilkan
karyawan dengan banyaknya pekerjaan yang
ditetapkan.
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 1 orang atau 1,8% menjawab
sangat baik terhadap kondisi pekerjaan yang
mampu diselesaikan karyawan.
b) Sebanyak 23 orang atau 41,1% menjawab
baik terhadap kondisi pekerjaan yang mampu
diselesaikan karyawan.
c) Sebanyak 26 orang atau 46,4% menjawab
cukup baik terhadap kondisi pekerjaan yang
mampu diselesaikan karyawan.
d) Sebanyak 6 orang atau 10,7% menjawab
kurang baik terhadap kondisi pekerjaan yang
mampu diselesaikan karyawan.
e) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap kondisi pekerjaan yang mampu
diselesaikan karyawan.
c) Sebanyak 30 orang atau 53,6% menjawab
cukup baik terhadap karyawan yang memiliki
tips tertentu agar tugas diselesaikan dengan
segera.
d) Sebanyak 4 orang atau 7,1% menjawab
kurang baik terhadap karyawan yang memiliki
tips tertentu agar tugas diselesaikan dengan
segera.
e) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap karyawan yang memiliki tips
tertentu agar tugas diselesaikan dengan
segera.
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 7 orang atau 12,5% menjawab
sangat baik terhadap kehadiran karyawan
dalam melaksanakan tugas.
b) Sebanyak 20 orang atau 35,7% menjawab
baik terhadap kehadiran karyawan dalam
melaksanakan tugas.
c) Sebanyak 28 orang atau 50,0% menjawab
cukup baik terhadap kehadiran karyawan
dalam melaksanakan tugas.
d) Sebanyak 1 orang atau 1,8% menjawab
kurang baik terhadap kehadiran karyawan
dalam melaksanakan tugas.
e) Sebanyak 0 orang atau 0% menjawab tidak
baik terhadap kehadiran karyawan dalam
melaksanakan tugas.
ANALISIS
Dari hasil tabulasi data maka dapat
diperoleh penjelasannya yaitu:
a) Sebanyak 1 orang atau 1,8% menjawab
sangat baik terhadap karyawan yang memiliki
tips tertentu agar tugas diselesaikan dengan
segera.
b) Sebanyak 21 orang atau 37,5% menjawab
baik terhadap karyawan yang memiliki tips
tertentu agar tugas diselesaikan dengan
segera.
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1439
Berdasarkan hasil penelitian kuesioner
pada bab IV, maka diperoleh hasil analisis data
melalui program SPSS versi 12.0, dalam analisis
ini variabel bebas terdiri dari dua variabel yaitu
kepemimpinan (X1) dan komunikasi (X2),
sedangkan yang menjadi variabel tidak bebas
adalah kinerja karyawan (Y). Berikut ini adalah
hasil uraiannya persamaan regresi.
Riset / 1436
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
Tabel 5.1.
Nilai persamaan regresi linier
berganda.
Dari tabel
regresinya adalah:
5.1
diperoleh
persamaan
Y = 0,793 + 0,301 X1 + 0,448 X2
Dari persamaan tersebut, terlihat bahwa
nilai koefisien regresi linier berganda adalah
positif, artinya bahwa jika nilai-nilai variabel X1,
dan X2, meningkat atau ditingkatkan, maka akan
mendorong meningkatnya kinerja karyawan pada
Kaltim Post Samarinda.

2
Analisis korelasi (R) dan determinasi (R ):
Tabel 5.2. Analisis korelasi linier berganda
Hasil analisis korelasi atau nilai keeratan
hubungan (R) pada tabel 5.2 diperoleh nilai
sebesar 0,743, sedangkan nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,552 atau 55,2%.

Analisis uji F hitung
Tabel 5.3. Analisis uji serentak
Analisis uji secara serentak yaitu
pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap
variabel tidak bebas (Y) diperoleh nilai F hitung
sebesar 32,672, dengan nilai signifikansi sebesar
0,000 < 0,05, jika dibanding dengan nilai F tabel
sebesar 3,1716 (dari tabel F, df: 2, 53), maka F
hitung > F tabel (32,672 > 3,1716), pengujian
hipotesisnya adalah Ho ditolak dan Ha diterima.
Riset / 1437
Selanjutnya adalah analisis uji t hitung
atau uji secara parsial (masing-masing variabel
bebas (X) terhadap variabel tidak bebas (Y), yaitu:
Variabel kepemimpinan (X1) diperoleh
nilai beta sebesar 0,409, dan nilai t hitung sebesar
4,451, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 <
0,05, jika dibanding dengan nilai t tabel sebesar
1,6741 (dari tabel t, df: 2, 53), maka t hitung > t
tabel (4,451 > 1,6741), pengujian hipotesisnya
adalah Ho ditolak dan Ha diterima.
Variabel komunikasi (X2) diperoleh nilai
beta sebesar 0,628, dan nilai t hitung sebesar
6,827, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 <
0,05, jika dibanding dengan nilai t tabel sebesar
1,6741 (dari tabel t, df: 2, 53), maka t hitung > t
tabel (4,451 > 1,6741), pengujian hipotesisnya
adalah Ho ditolak dan Ha diterima.
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah uraian pembahasan
dari hasil analisis data yang telah diuji kebenaran
hipotesisnya dengan menggunakan program
SPSS, dalam pembahasan ini akan dibahas
mengenai uji korelasi, determinasi, uji serentak (F
hitung), dan uji secara parsial (uji t hitung). Hasil
perhitungan diperoleh:
Nilai persamaan regresinya adalah Y =
0,793 + 0,301 X1 + 0,448 X2. Dari persamaan
tersebut, terlihat bahwa nilai koefisien regresi
linier berganda keseluruhannya adalah positif, hal
tersebut mengandung arti bahwa jika nilai-nilai
variabel bebas yang berupa kepemimpinan dan
komunikasi meningkat atau ditingkatkan, maka
akan mendorong meningkatnya kinerja karyawan
pada Kaltim Post Samarinda. Nilai positif koefisien
regresi masing-masing variabel yang diteliti,
memberi arti jika salah satu variabel bebas
ditambah sebesar satu satuan akan memberikan
sumbangan terhadap kinerja karyawan, dengan
asumsi variabel yang lain konstan atau tetap.
Analisis korelasi (R) diperoleh nilai
sebesar 0,743, artinya bahwa terdapat hubungan
yang kuat dari variabel bebas (X) yaitu
kepemimpinan dan komunikasi terhadap variabel
tidak bebas (Y) yaitu kinerja karyawan,
sedangkan nilai koefisien determinasi (R 2)
sebesar 0,552 atau 55,2%, artinya bahwa variabel
kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel
kepemimpinan dan komunikasi sebesar 55,2%
dan sisanya sebesar 44,8% dijelaskan oleh
variabel lainnya yang tidak terdapat dalam
penelitian ini.
Berikutnya adalah penjelasan mengenai
uji secara serentak, analisis uji secara serentak
yaitu pengaruh secara bersama-sama antara
variabel bebas (X) terhadap variabel tidak bebas
(Y) di mana nilai F hitung sebesar 32,672, dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, jika
dibanding dengan nilai F tabel sebesar 3,1716,
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1439
maka F hitung > F tabel (32,672 > 3,1716), artinya
bahwa variabel kepemimpinan dan komunikasi
secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan pada Kaltim Post
Samarinda. Sehingga hipotesis pertama yang
berbunyi bahwa variabel kepemimpinan dan
komunikasi secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan pada Kaltim
Post Samarinda terbukti kebenarannya.
Selanjutnya adalah penjelasan mengenai
uji secara parsial, analisis uji t digunakan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel tidak bebas, berikut
penjelasannya:
Variabel kepemimpinan (X1) diperoleh
nilai beta sebesar 0,409, dan nilai t hitung sebesar
4,451, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 <
0,05, jika dibanding dengan nilai t tabel sebesar
1,6741, maka t hitung > t tabel (4,451 > 1,6741),
artinya variabel kepemimpinan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan pada Kaltim
Post Samarinda.
Variabel komunikasi (X2) diperoleh nilai
beta sebesar 0,628, dan nilai t hitung sebesar
6,827, dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 <
0,05, jika dibanding dengan nilai t tabel sebesar
1,6741, maka t hitung > t tabel (4,451 > 1,6741),
artinya
variabel
komunikasi
berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan pada Kaltim
Post Samarinda.
Dari hasil pengujian secara parsial
diketahui bahwa variabel yang berpengaruh
dominan adalah variabel komunikasi, hal ini
dibuktikan dengan nilai standardized coefficient
beta terbesar yaitu 0,628, dan nilai t hitung
terbesar yaitu 6,827, dan didukung oleh nilai
signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga hipotesis
kedua yang berbunyi bahwa variabel komunikasi
memberikan pengaruh dominan terhadap kinerja
karyawan pada Kaltim Post Samarinda terbukti
kebenarannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari analisis dan
pembahasan yang dilakukan sebelumnya, maka
berikut ini dapat diambil beberapa kesimpulannya:
1. Nilai persamaan regresinya adalah Y = 0,793
+ 0,301 X1 + 0,448 X2. Dari persamaan
tersebut, terlihat bahwa nilai koefisien regresi
linier berganda adalah positif, artinya bahwa
jika nilai-nilai variabel X1, dan X2, meningkat
atau ditingkatkan, maka akan mendorong
meningkatnya kinerja karyawan pada Kaltim
Post Samarinda.
2. Analisis korelasi (R) sebesar 0,743, artinya
terdapat hubungan yang kuat dari variabel
bebas
(X)
yaitu
kepemimpinan
dan
komunikasi terhadap variabel tidak bebas (Y)
JURNAL EKSIS Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1439
yaitu kinerja karyawan, nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,552 atau 55,2%,
artinya bahwa variabel kinerja karyawan
dijelaskan oleh variabel kepemimpinan dan
komunikasi sebesar 55,2% dan sisanya
sebesar 44,8% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
3. Nilai F hitung sebesar 32,672, dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, jika
dibanding dengan nilai F tabel sebesar
3,1716, maka F hitung > F tabel (32,672 >
3,1716),
artinya
bahwa
variabel
kepemimpinan dan komunikasi secara
bersama-sama
berpengaruh
signifikan
terhadap kinerja karyawan pada Kaltim Post
Samarinda.
4. Dari hasil pengujian secara parsial diketahui
bahwa variabel yang berpengaruh dominan
adalah variabel komunikasi, hal ini dibuktikan
dengan nilai koefisien beta sebesar 0,628,
dan nilai t hitung sebesar 6,827, dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05, jika
dibanding dengan nilai t tabel sebesar 1,6741,
maka t hitung > t tabel (4,451 > 1,6741).
Saran
Dari hasil kesimpulan yang telah diambil
sebelumnya, dapat diajukan beberapa saran
yaitu:
1. Dari
hasil
penelitian
setiap
variabel
memberikan pengaruh positif terhadap kinerja
karyawan Kaltim Post Samarinda, maka
seyogyanya hal ini harus terus diperhatikan
agar kinerja karyawan dapat menjadi lebih
baik lagi.
2. Dari
hasil
analisis
diketahui
bahwa
kepemimpinan dan komunikasi memiliki
hubungan yang kuat terhadap kinerja
karyawan Kaltim Post Samarinda, hal ini perlu
mendapat perhatian perusahaan khususnya
bagi pimpinan agar dapat melakukan
tugasnya dengan baik lagi, dalam hal ini
adalah memimpin dan berkomunikasi kepada
karyawan, karena semakin erat hubungannya
maka akan semakin baik pula kinerja
karyawannya.
3. Hasil
penelitian
menunjukkan
secara
bersama-sama
kepemimpinan
dan
komunikasi berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan, tentunya hal ini dapat terus
ditingkatkan dan dipertahankan.
4. Berdasarkan analisis pula diketahui bahwa
komunikasi
merupakan
variabel
yang
berpengaruh dominan terhadap kinerja
karyawan Kaltim Post Samarinda, berarti
komunikasi merupakan salah satu hal yang
sangat penting bagi kinerja karyawan,
seyogyanya bagi pimpinan agar terus
meningkatkan komunikasinya dan tetap
Riset / 1438
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id
memperhatikan secara terus menerus dengan
tidak melupakan variabel lain yang juga sama
penting.
DAFTAR PUSTAKA
Malayu S. P, Hasibuan, 2007, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi Revisi, PT Bumi
Aksara, Jakarta.
Martoyo, Susilo, 2001, Manajemen Sumber Daya
Manusia, BPFE, Yogyakarta
Simamora, Henry, 2001, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Bagian Penerbitan STIE YKPN,
Yogyakarta.
George, Terry R, Principle of Management, 2001,
Seventh Edition, Home Wood Illions,
Richard D Irwin Inc.
Oemar, Hamalik, 2001, Manajemen Pelatihan
Ketenaga-kerjaan, Cetakan Kedua, Bumi
Aksara, Jakarta.
Gomez, Faustino Cardoso, 2001, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Cetakan Keempat,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Amirullah, 2004 , Pengantar
Yogyakarta : Graha Ilmu
Manajemen,
Rosyada, Dede, 2004, Paradigma Pendidikan
Demokratis, Jakarta : Prenada media
Sedarmayanti, 2001, Sumber Daya Manusia dan
Produktivitas Kerja, Cetakan II, Penerbit
Mandar Maju, Bandung.
Prof.Dr.Veithzal
Rivai,
M.B.A,
2003
,
Kepemimpinan & perilaku Organisasi, Edisi
kedua, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Payaman J. Simanjuntak, 2005, Manajemen dan
Evaluasi
Kinerja,
Fakultas
Ekonomi,
Universitas Indonesia.
Mangkunegara, A.A.A.P 2000 Manajemen Sumber
Daya Manusia Perusahaan. Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Riduan 2005. Belajar Mudah Penelitian. Bandung :
CV Alfabeta
Sugiono, 2003, Metode Penelitian Administrasi,
Alfabet, Bandung.
Hadi, Sutrisno, 2001, Analisis Regresi, Andi Offset,
Yogyakarta.
Robbins, Stephen P 2006 Perilaku Organisasi Edisi
10, Jakarta PT. Salemba Empat
Wungu. J.& Brotoharsojo. H. 2003. Tingkatkan
Kinerja Perusahaan Anda dengan Merit
System. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Riset / 1439
JURNAL EKSIS
Vol.6 No.1, Maret 2010: 1267 – 1439
Download