BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1. Gambaran Wilayah a. Kondisi Geografis Secara geografis Kota Tasikmalaya terletak antara 108o08’38” Bujur Timur- 108o24’02” Bujur Timur dan antara 7o10’ Lintang Selatan - Kota Tasikmalaya o 7 26’32” Lintang Selatan, berada di bagian tenggara Provinsi Jawa Barat, berjarak ± 105 Km dari Kota Bandung dan ± 255 Km dari Kota Jakarta. Letak geografis tersebut berpengaruh terhadap kondisi geologi Kota Tasikmalaya yang terletak di kawasan perbukitan dan gunung api tua. Struktur Gambar 2.1 Peta Orientasi Kota Tasikmalaya geologi Kota Tasikmalaya terbentuk dari material dasar berupa batuan induk vulkanik, yaitu susunan batuan yang terdiri dari breksi vulkanik termampat lemah dengan bongkah lava andesit yang dihasilkan pada tingkat gunung api tua. Batuan ini tersebar merata, menutupi hampir seluruh wilayah Kota Tasikmalaya. Lebih lanjut, letak Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 1 geografis mempengaruhi iklim iklim di Kota Tasikmalaya, yaitu memiliki 3 sampai 4 bulan kering dan 8 sampai 9 bulan basah, dengan rata-rata curah hujan di Kota Tasikmalaya sekitar 302,67 mm. Kota Tasikmalaya secara administratif berbatasan dengan beberapa daerah kabupaten lainnya, yaitu: 1. Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya (Kecamatan Cisayong, Sukaratu) dan dengan Kabupaten Ciamis (Kecamatan Sindangkasih, Cikoneng, Cihaurbeuti), dengan batas fisik Sungai Citanduy; 2. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya (Kecamatan Jatiwaras dan Sukaraja); Gambar 2.2 Peta Administrasi Kota Tasikmalaya Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 2 3. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya (Kecamatan Sukaratu, Leuwisari, Singaparna, Sukarame, dan Sukaraja) dengan batas fisik Sungai Ciwulan; 4. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya (Kecamatan Manonjaya dan Gunung Tanjung) dengan batas fisik saluran irigasi Cikunten II dan Sungai Cileuwimunding. 5. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 56 Tahun 2012 tentang Batas Daerah Kota Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Baratdan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 58 Tahun 2012 tentang Batas Daerah Kota Tasikmalaya dengan Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Baratserta Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 4 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Tasikmalaya Tahun 2011 – 2031, luas wilayah administrasi Kota Tasikmalaya adalah 18.385,07 Ha (183,85 Km2),terdiri dari 10 Kecamatan dengan 69 Kelurahan sebagaimana tertera pada Tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Luas Wilayah Administratif Kecamatan dan Jumlah Wilayah Administratif Kelurahan No Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Jumlah Kelurahan 1. Kawalu 42,77 10 2. Tamansari 35,99 8 3. Cibeureum 19,04 9 4. Purbaratu 12,01 6 5. Tawang 7,07 5 6. Cihideung 5,49 6 7. Mangkubumi 24,53 8 8. Indihiang 11,04 6 9. Bungursari 16,90 7 10. Cipedes 8,96 4 183,85 69 Jumlah Sumber :RTRWKota Tasikmalaya Tahun 2011– 2031 Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 3 Tabel 2.2 Luas Wilayah dan Luas Terbangun Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan Kawalu 10 Tamansari 8 Cibeureum 9 Purbaratu 6 Tawang 5 Cihideung 6 Mangkubumi 8 Indihiang 6 Bungursari 7 Cipedes 4 TOTAL Sumber : Perhitungan, 2016 Luas Wilayah Administrasi (Ha) (%) thd total administrasi 4,216 22.93 3,708 20.17 1,845 10.04 1,256 6.83 689 3.75 545 2.87 2,397 13.04 1,088 5.92 1,754 9.54 905 4.92 18,403 100.00 Terbangun (Ha) (%) thd luas administrasi 252 5.98 177 4.77 196 10.62 116 9.24 221 32.08 387 73.43 263 10.97 176 16.18 139 7.92 234 25.86 2,160 11.75 Dari tabel diatas, terlihat Kecamatan Kawalu merupakan kecamatan yang mempunyai wilayah terluas 4.126 ha atau setara dengan 22,93% dari luas Kota Tasikmalaya. Setelah Kecamatan Kawalu, Kecamatan terluas kedua adalah Kecamatan Tamansari dengan luas wilayah 3.708 ha atau 20,17%. Kecamatan Cihideung adalah wilayah yang mempunyai luas terkecil yaitu 527 ha atau 2,87% dari total luas Kota Tasikmalaya. Luas terbangun adalah suatu area wilayah yang terdiri dari wilayah permukiman penduduk, area kegiatan perekonomian, area pemerintahan dan lainnya. Dari Tabel 2.1. diatas, terlihat bahwa Kecamatan Cihideung merupakan kecamatan yang memiliki persentase luas terbangun paling tinggi yaitu mencapai 73,43% dari total luas wilayahnya, diikuti oleh Kecamatan Tawang 32,08% dan Kecamatan Cipedes 25,86%. Kecamatan yang memiliki luas terbangun paling kecil terdapat di Kecamatan Tamansari hanya sekitar 4,77%, selanjutnya Kecamatan Kawalu sekitar 5,98%, serta terlihat pula bahwa luas Kota Tasikmalaya yang terbangun baru mencapai 11,75%. Kecamatan Kawalu juga merupakan kecamatan yang memiliki kelurahan terbanyak, yaitu 10 kelurahan. Sementara Kecamatan Cipedes hanya memiliki empat kelurahan Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 4 yang terdiri dari Kelurahan Panglayungan, Kelurahan Cipedes, Kelurahan Nagarasari dan Kelurahan Sukamanah. Sebaran jumlah kelurahan dan nama kelurahan di setiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut ini Tabel 2.3 Sebaran Jumlah dan Nama Kelurahan Jumlah No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Kelurahan 1 Kecamatan Kawalu Leuwiliang, Urug, Gunung Tandala, Gunung Gede, 10 Talagasari, Tanjung, Cibeuti, Karanganyar, Cilamajang, Karsamenak 2 Kecamatan Tamansari Setiamulya, Setiawargi, Tamansari, Tamanjaya, 8 Mulyasari, Sukahurip, Mugarsari, Sumelap 3 Kecamatan Cibeureum Ciherang, Ciakar, Margabakti, Awipari, Kota Baru, 9 Kersanagara, Setiajaya, Setiaratu, Setianagara 4 Kecamatan Purbaratu Sukanagara, Sukamenak, Purbaratu, Sukaasih, 6 Sukajaya, Singkup 5 Kecamatan Tawang Kahuripan, Cikalang, Empangsari, Tawangsari, 5 Lengkongsari 6 Kecamatan Cihideung Tugujaya, Tuguraja, Nagarawangi, Yudanegara, 6 Cilembang, Argasari 7 Kecamatan Mangkubumi Sambongjaya, Sambongpari, Linggajaya, Mangkubumi, 8 Cipari, Karikil, Cipawitra, Cigantang 8 Kecamatan Indihiang Panyingkiran, Parakannyasag, Sirnagalih, Indihiang, 6 Sukamaju Kidul, Sukamaju kaler 9 Kecamatan Bungursari Sukamulya, Sukarindik, Bungursari, Sukajaya, 7 Cibunigeulis, Bantarsari, Sukalaksana 10 Kecamatan Cipedes 4 Panglayungan, Cipedes, Nagarasari, Sukamanah, Sumber : Tasikmalaya Dalam Angka, BPS 2015 b. Kondisi Topografis Kota Tasikmalaya berdasarkan bentang alamnya berada pada daerah dengan ketinggian berkisar antara 201 sampai 503 meter diatas permukaan laut (mdpl) dan mempunyai dataran dengan kemiringan relatif kecil. Daerah tertinggi berada di Kelurahan Bungursari, Kecamatan Bungursari (kaki Gunung Galunggung), yaitu 503 mdpl.Sedangkan daerah yang terendah berada di Kelurahan Urug, Kecamatan Kawalu yaitu sekitar 201 mdpl. Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 5 Ditinjau dari segi fisiografi wilayah, tempat tertinggi Kota Tasikmalaya terdapat di bagian barat dan selatan, kemudian menurun ke tengah di sekitar pusat kota menuju utara serta sebagian kecil dari timur ke tengah dan utara Kota Tasikmalaya. Pada bagian selatan wilayah Kota Tasikmalaya, yaitu di sekitar Kecamatan Kawalu dan Cibeureum, kondisinya cenderung berbukit-bukit dengan ciri hutan dan kebun campuran.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5. Tabel 2.4 Kondisi Kemiringan Lahan Kota Tasikmalaya Kelas Lereng 0–2 2–5 5 – 15 15 – 40 Keterangan Datar Landai Sedang Curam Total Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya 2011 - 2031 Luas (Hektar) 4659,00 6443,14 6221,24 1061,69 18.385,07 % Luas 25,34 35,04 33,83 05,77 100,00 Tabel 2.5 Ketinggian Tempat Wilayah Kecamatan di Kota Tasikmalaya No Kecamatan 1 Kawalu 2 Tamansari 3 Cibeureum 4 Purbaratu 5 6 7 Tinggi dari muka laut (mdpl) 201 mdpl (Kelurahan Urug) - 445 mdpl (Kelurahan Gunung Tandala) 347 mdpl (Kelurahan Setiamulya) - 448 mdpl (Kelurahan Setiawargi) 250 mdpl (Kelurahan Singkup) - 362 mdpl (Kelurahan Setiajaya) 320 mdpl 340 mdpl (Kelurahan Lengkongsari) - 359 mdpl (Kelurahan Kahuripan) 349 mdpl (Kelurahan Nagarawangi) - 365 mdpl (Kelurahan Cihideung Cilembang) 343 mdpl (Kelurahan Sambongjaya) - 473 mdpl (Kelurahan Mangkubumi Cipawitra) Tawang 8 Indihiang 9 Bungursari 410 mdpl (Kelurahan Sukajaya) 503 mdpl (Kelurahan Bungursari) 333 mdpl (Kelurahan Sukamanah) - 398 mdpl (Kelurahan Cipedes) Sumber :RTRW Kota Tasikmalaya Tahun 2011 – 2031 10 Cipedes Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 6 Gambar 2.3 Peta Kemiringan Lahan Kota Tasikmalaya Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 7 c. Kondisi Hidrologi Sungai yang mengaliri wilayah Kota Tasikmalaya terbagi atas Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciwulan dan Citanduy, yang terkoneksi dengan beberapa sub Das lainnya. Nama-nama sungai yang mengaliri wilayah Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 2.4 berikut ini Tabel 2.6 Daftar DAS/Sub DAS di Kota Tasikmalaya No. 1 2 Nama Sub DAS Ciwulan Citanduy Anak Sungai Luas (ha) Cikunir, Cilumajang 5000 ha Cipedes, Ciloseh, Cikalang, Cibadodon, Cimulu, Cikunten II, Leuwimunding, Cihideung, Ciromban 13000 ha Sumber : Bina Marga PPE, dan RTRW 2011-2031 Selain sungai Tasikmalaya, terdapat yang melintasi dibeberapa beberapa danau Kota wilayah sebagai potensi sumber air, diantaranya danau (situ) Gede mempunyai luas 48 hektar, Situ Gede Situ Cibeureum mempunyai luas 7 hektar dan Situ Cipajaran mempunyai luas 5 hektar. Lebih lengkapnya nama danau/situ yang ada di Kota Tasikmalaya dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut ini. Tabel 2.7 Daftar Danau/Situ di Kota Tasikmalaya No. Nama Perairan Luas (Ha) 1 Situ Gede 2 Lokasi Kelurahan Kecamatan 48 Mangkubumi Mangkubumi Situ Cicangri 2,5 Tamanjaya Tamansari 3 Situ Rusdi 1,5 Tramanjaya Tamansari 4 Situ Cibeureum 7 Tamanjaya Tamansari Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 8 5 Situ Cipajaran 5 Tamanjaya Tamansari 6 Situ Malingping 2 Tamanjaya Tamansari 7 Situ Bojong 2 Tamanjaya Tamansari Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya d. Kependudukan Berdasarkan hasil perhitungan Kota Tasikmalaya tahun 2016 Sampai dengan tahun 2021, proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2016 mencapai 619.847 jiwa, dan terdiri dari 163.118 kepala keluarga. Hasil kesepakatan Pokja Sanitasi, bahwa data ini akan dijadikan dasar untuk seluruh analisis perhitungan yang berhubungan dengan jumlah penduduk. Proyeksi jumlah penduduk dianalisis menggunakan pendekatan rata-rata tingkat laju pertumbuhan penduduk (LPP) dari setiap kecamatan. Data proyeksi jumlah penduduk dan jumlah kepala keluarga di Kota Tasikmalaya disajikan pada Tabel 2.6 berikut ini. Tabel 2.8 Proyeksi Penduduk Kota Tasikmalaya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Kecamatan Kawalu Tamansari Cibeureum Purbaratu Tawang Cihideung Mangkubumi Indihiang Bungursari Cipedes JUMLAH Tahun 2016 KK Jiwa 88,547 23,302 65,302 17,185 59,913 15,767 38,661 10,174 55,356 14,567 59,717 15,715 83,051 21,855 48,955 12,883 49,636 13,062 70,709 18,608 619,847 163,118 Indikasi Jumlah Penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2017 Tahun 2019 KK KK Jiwa Jiwa 89,707 23,607 92,073 24,230 66,268 17,439 68,244 17,959 60,416 15,899 61,436 16,167 39,001 10,263 39,690 10,445 55,787 14,681 56,661 14,911 60,333 15,877 61,582 16,206 84,039 22,116 86,051 22,645 49,597 13,052 50,895 13,393 50,286 13,233 51,531 13,561 71,636 18,851 73,264 19,280 627,070 165,018 641,426 168,796 Tahun 2021 KK Jiwa 94,501 24,869 70,279 18,495 62,472 16,440 40,392 10,629 57,548 15,144 62,857 16,541 88,111 23,187 52,227 13,744 52,806 13,896 74,929 19,718 656,122 172,664 Sumber : Hasil analisa Pokja Sanitasi. 2016 Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 9 Tabel 2.9 LPP dan Proyeksi Kepadatan Penduduk Kota Tasikmalaya Tahun LPP (%) 2010 0.84 2011 0.67 2012 0.6 2013 0.54 2014 0.48 2015 0.37 2016 0.32 2017 0.26 2018 0.18 2019 0.11 Sumber : Hasil analisa Pokja Sanitasi. 2016 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota Tasikmalaya per Kecamatan Tahun 2014 Cipedes 1.23% Bungursari 1.23% Indihiang 1.30% Mangkubumi 1.19% Cihideung 1.03% Tawang 0.78% Purbaratu 0.88% Cibeureum 0.84% Tamansari 1.48% Kawalu 13.10% 0.00% 2.00% 4.00% 6.00% 8.00% 10.00% 12.00% 14.00% Gambar 2.4 Grafik Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota Tasikmalaya pe Kecamatan Tahun 2014 Dari Tabel 2.7. terlihat bahwa seluruh kecamatan yang ada di Kota Tasikmalaya dapat dikatagorikan mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 10 menjadi tantangan bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya dalam menyusun strategi pengimplementasian pembangunan di bidang sanitasi untuk saat ini dan lima tahun kedepan. Perlu disadari bahwa kepadatan penduduk sangat erat kaitannya dengan kondisi sanitasi, semakin tinggi kepadatan penduduk dalam suatu wilayah biasanya,umumnya akan semakin buruk kondisi sanitasi di wilayah tersebut. e. Tingkat Kemiskinan Jumlah keluarga miskin yang digunakan mengacu pada data Pemutakhiran Basis Data Perpadu (P-BDT) Tahun 2015, berdasarkan data tersebut, jumlah penduduk miskin sebanyak 39,23%. Jumlah pensusuk tersebut merupakan pensusuk miskin yang menjadi sasaran mendapatkan bantuan. Pada Tabel 2.10 terlihat bahwa tingkat kemiskinan paling tinggi di Kecamatan Tamansari dan Purbaratu, sedangkan terendah di Kecamatan Tawang. Tingkat kemiskinan untuk masingmasing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.10 di bawah ini 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kawalu Tamansari Cibeureum Purbaratu Tawang Cihideung Mangkubumi Indihiang Bungursari Cipedes 86,272 63,411 58,919 37,989 54,502 68,973 81,109 47,707 48,437 69,138 37,857.00 35,307.00 23,669.00 20,708.00 11,696.00 16,407.00 36,072.00 18,541.00 17,840.00 23,730.00 616,457 241,827 Persentase Jumlah Penduduk Miskin (%) Kecamatan Jumlah Penduduk Kota Tasikmalaya No. Jumlah Penduduk miskin Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Miskin Kota Tasikmalaya 43.88% 55.68% 40.17% 54.51% 21.46% 23.79% 44.47% 38.86% 36.83% 34.32% 39.23% Overview Tota Sumber : Hasil analisa Pokja Sanitasi. 2016 Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 11 Namun berdasarkan survey makro yang dikeluarkan oleh BPS tahun 2014, angka kemiskinan Kota Tasikmalaya sebesar 15,95%. Nilai tersebut merupakan penduduk sangat miskin dan miskin. Sedangkan untuk nilai dari P-BDT 2015 nilai 39, 23 % termasuk jumlah penduduk yang rentan miskin. f. Pola Pengembangan Kewilayahan Tujuan penataan ruang di perkotaan adalah mewujudkan ruang Kota Tasikmalaya sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Priangan Timur-Pangandaran, yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan guna mendukung terwujudnya Kota Tasikmalaya sebagai pusat perdagangan, jasa, dan industri kreatif termaju di Jawa Barat. Kebijakan penataan ruang meliputi : a. Kebijakan Pengembangan Struktur Ruang 1) Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang : Pemantapan fungsi pusat pelayanan yang memperkuat kegiatan perdagangan dan jasa; Peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat-pusat kegiatan; dan Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana, sarana, dan utilitas umum. 2) Kebijakan pemantapan fungsi pusat pelayanan yang memperkuat kegiatan perdagangan dan jasa dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut : Menetapkan hierarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang; Mengembangkan pusat perdagangan modern dan tradisional berskala regional. 3) Kebijakan peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut: Meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar pusat-pusat pelayanan; Mengembangkan jalan lingkar dalam (inner ring road)danjalan lingkar luar (outer ring road); Meningkatkan pelayanan moda transportasi yang mendukung tumbuh dan berkembangnya pusat-pusat pelayanan; Mengembangkan sistem transportasi massal; Meningkatkan fungsi terminal angkutan umum; dan Meningkatkan integrasi sistem antar moda transportasi. 4) Kebijakan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem prasarana, sarana, dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut: Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 12 Mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat pelayanan sesuai fungsi kawasan dan hierarki pelayanan; Mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi pada kawasan pertumbuhan ekonomi; Mengembangkan prasarana sumber daya air; Meningkatkan sistem pengelolaan persampahan dengan teknik- teknik yang berwawasan lingkungan; Meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah; dan Mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu b. Kebijakan Pengembangan Pola Ruang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruangmeliputi: 1) Kebijakan pengelolaan kawasan lindung, meliputi: Peningkatan pengelolaan kawasan yang berfungsi lindung; Pelestarian kawasan cagar budaya; dan Penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah kota. 2) Kebijakan peningkatan pengelolaan kawasan yang berfungsi lindung dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut: Peningkatan pengelolaan kawasan yang berfungsi lindung; Pelestarian kawasan cagar budaya; penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas wilayah Kota Meningkatkan konservasi kawasan yang berfungsi lindung 3) Kebijakan pelestarian kawasan cagar budaya dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut: Menetapkan kawasan yang memiliki nilai sejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi sebagai kawasan cagar budaya; dan Memelihara kelestarian kawasan cagar budaya. 4) Kebijakan penyediaan RTH paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Wilayah Kota dilaksanakan melalui strategi sebagai berikut: Mempertahankan fungsi dan menata RTH yang telah ada; Menetapkan persyaratan penyediaan RTH pada setiap fungsi kegiatan; Mengembalikan RTH yang telah beralih fungsi; dan Mengembangkan pola-pola kemitraan dengan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan masyarakat/swasta dalam penyediaan dan pengelolaan RTH Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 13 c. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Strategis Kebijakan Pengembangan kawasan strategis meliputi: 1) Pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentinganekonomi; Menetapkan kawasan pusat kota sebagai kawasan bisnis dengan kegiatan utama perdagangan jasa skala regional; Pengembangan kawasan industri dan pergudangan skala regional; Pengembangan sentra bisnis baru; dan Pengembangan dan penataan sentra-sentra produksi pertanian dan industri kecil dan menegah. 2) Pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentinganlingkungan hidup; Mengatur pemanfaatan kawasan konservasi dengan memadukan perlindungan lingkungan hidup dan pengembangan kawasan; dan Mengintegrasikan fungsi pelestarian lingkungan hidup dengan fungsifungsi lainnya tanpa mengganggu fungsi utama kawasan 3) Pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentingansosial budaya; dan 4) Pengembangan kawasan strategis dari sudut kepentinganpertahanan dan keamanan negara. . RENCANA STRUKTUR RUANG Rencana struktur ruang Wilayah Kota, meliputi: a. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Sistem pusat pelayanan Wilayah Kota meliputi : 1) PPK; merupakan pusat pelayanan umum, perdagangan dan jasa skala kota dan regional yang terletak di Kecamatan Cihideung, Kecamatan Tawang, dan Kecamatan Cipedes 2) SPK; merupakan pusat pelayanan umum, perdagangan, dan jasa skala SWK,meliputi : SPK Cibeureum, terletak di Kelurahan Ciherang, melayani wilayahwilayah sebagian Kecamatan Purbaratu, sebagian Kecamatan Cibeureum, dan sebagian Kecamatan Tamansari; SPK Mugarsari, terletak di Kelurahan Mugarsari, melayani sebagian wilayah Kecamatan Tamansari SPK Kersamenak, terletak di Kelurahan Kersamenak, melayani wilayahwilayah sebagian Kecamatan Tamansari dan sebagian Kecamatan Kawalu Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 14 SPK Mangkubumi, terletak di Kelurahan Mangkubumi, melayani wilayahwilayah sebagian Kecamatan Mangkubumi, sebagian Kecamatan Bungursari, dan sebagian Kecamatan Kawalu SPK Indihiang, terletak di Kelurahan Sukamaju Kidul, melayani wilayahwilayah sebagian Kecamatan Bungursari, sebagian Kecamatan Cipedes, dan sebagian Kecamatan Indihiang 3) PL; merupakan pusat pelayanan umum, perdagangan dan jasa skala lingkungan,meliputi kelurahan Sukamanah, Lengkongsari, Cikalang, Sukahurip Nagarasari; Panglayungan; Purbaratu; Awipari; Ciakar; Kotabaru; Tamanjaya; Mugarsari; Tamansari; Setiawargi; Setiamulya; Gunung Tandala; Urug; Tanjung; Cipari; Cigantang; Karanganyar; Cipawira; Sirnagalih; Sukamulya; Bungursari; dan Sukamaju Kaler b. Rencana Sistem Jaringan Prasarana lainnya Sistem jaringan prasarana infrastruktur perkotaan meliputi : 1) Sistem Drainase; Rencana pengembangan sistem drainase meliputi : Normalisasi sungai-sungai yang berfungsi sebagai jaringan drainase primer sesuai dengan perkiraan debit banjir 20 (duapuluh) tahun, meliputi: Sungai Citanduy, Sungai Ciwulan,Sungai Ciloseh, Sungai Cimulu, Sungai Ciromban, Sungai Cipedes, Sungai Cihideung, Sungai Cikalang, dan SungaiCibadodon. Perbaikan dan peningkatan saluran drainase berdasarkan sistem drainase terpadu ; Penanggulangan titik-titik rawan genangan air, meliputi : Jalan Ir.H. Djuanda;Jalan Residen Ardiwinangun;Jalan Mayor SL. Tobing; Jalan Siliwangi;Jalan Perintis Kemerdekaan;Jalan Ampera; Jalan Bantar;Jalan Elang Subandar; Jalan Utuy Sobandi; Jalan Kalangsari; Jalan Ahmad Yani; Jalan Sutisna Senjaya; Jalan Nagarawangi; Jalan Noenoeng Tisnasaputra; Jalan Bebedahan; Jalan Garuda; Jalan Dadaha; Jalan Lewo Bantar; Jalan KH. Zainal Mustofa; Jalan Sukasari; Jalan Benda Cinanjung; Jalan Rumah Sakit; Jalan AH. Nasution;Jalan Tentara Pelajar;Jalan Mohamad Hatta;Jalan Selakaso;Jalan Cihideung Balong;Jalan Mayagraha;Jalan Situ Gede; danJalan AJ. Witono. 2) Sistem Pengelolaan Sampah; Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 15 Sistem pengelolaan sampah terdiri atas Tempat Pengolahan dan PemrosesanAkhir Sampah yang berlokasi di Ciangir Kecamatan Tamansari dan tempat-tempat penampungan sementara yang tersebar di titik-titik pengumpulan sampah. Pengembangan sistem pengelolaan sampah dilakukan melalui : o Pengembangan tempat pengolahan sampah terpadu di Ciangir Kelurahan Tamansari Kecamatan Tamansari seluas kurang lebih 15 Ha (lima belas hektar) dengan sistem sanitary landfill yang dikelola bersama dengan wilayah yangberbatasan; o Pemanfaatan secara maksimal tempat-tempat penampungansementara; o Pembangunan unit pengolahan sampah di tiap kecamatan; dan o Penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan persampahan. 3) Sistem Penyediaan Air Minum; Sistem penyediaan air minum meliputi : Sistem penyediaan air minum perpipaan; dan pengembangan sistem penyediaan air minum di Kecamatan Tamansari, Kecamatan Purbaratu, Kecamatan Kawalu, Kecamatan Cibeureum; dan pengembangan potensi sumber-sumber air baku untuk air bersih, meliputi Sungai Citanduy dan Sungai Ciwulan. Sistem penyediaan air minum pemanfaatan mata air-mata air non perpipaan, pengoptimalan 4) Sistem pengelolaan air limbah; Sistem pengelolaan air limbah terpusat meliputi : o Pembangunan jaringan perpipaan air limbah di wilayah Kecamatan Cihideung, Kecamatan Tawang, Kecamatan Cipedes, Kecamatan Mangkubumi, dan Kecamatan Indihiang; o Pembuatan instalasi pengolahan air limbah untuk pengelolaan air limbah terpusat di sentra batik Kecamatan Cipedes, sentra mendong Kecamatan Purbaratu dan sentra bordir Kecamatan Kawalu; o Peningkatan kapasitas Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kelurahan Singkup Kecamatan Purbaratu; dan Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 16 o Pembangunan instalasi pengolahan air limbah industri di kawasan peruntukan industri dan pergudangan di Kecamatan Kawalu, Kecamatan Mangkubumi, dan Kecamatan Bungursari. Peningkatan sistem pengelolaan air limbah setempat meliputi : o Pembuatan tangki septik komunal untuk pengelolaan air limbah rumah tangga di kawasan-kawasan padat penduduk; o Peningkatan pelayanan mobil sedot tinja; dan o Pembuatan instalasi pengolahan air limbah industri rumah tangga di sentra-sentra industri rumah tangga. 5) Sarana dan prasarana pejalan kaki; dan 6) Jalur evakuasi bencana. Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 17 Gambar 2.5 PETA POLA RUANG KOTA TASIKMALAYA Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 18 Gambar 2.6 PETA STRUKTUR KOTA TASIKMALAYA Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 19 2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK Tujuan Tabel 2.11 . Kemajuan Pelaksanaan SSK Pencapaian SSK Thn 2013– Thn 2017 Sasaran Data dasar SSK 2016 Status saat ini a. Air Limbah Domestik Tersedianya sarana dan prasarana air limbah yang berwawasan lingkungan Meningkatnya porsi belanja fisik sub sektor air limbah Meningkatnya volumelumpur tinja yang masukIPLT Meningkatnya aksesmasyarakat terhadapsarana jamban keluarga dengan tangki septik Berkurangnya praktekbuang air besar sembarangan (BABs) Meningkatnya kesadaranmasyarakat untuk tidak membuang airlimbah domestik ke salurandrainase Tersedianya regulasi air limbah Rp. 1.992.928.900 (2011) Kepemilikan tangki sedot tinja 1 unit 9 m3/hari 23,50% (EHRA, 2012) 42,5% Kepemilikan Tangki septic 23,50% Kepemilikan Cubluk 19,00% (EHRA, 2012) 1 % (EHRA, 2012) Belum ada Rp. 6.880.509.000 (2014) Kepemilikan tangki sedot tinja 2 unit 18 m3/hari 21,4% (EHRA, 2015) 45,70% Kepemilikan Tangki septic 21,40% Kepemilikan Cubluk 24,30% (EHRA, 2015) 4 % (EHRA, 2015) Belum ada b. Persampahan Mewujudkan pembangunan persampahan yang partisipatif dan tanggap kebutuhan. Meningkatnya aksesmasyarakat terhadappelayanan pengangkutan persampahan permukiman Meningkatnya cakupanpelayanan pengangkutansampah Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 33 % - 32 % Perda 7 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Tasikmalaya II - 20 Tujuan Pencapaian SSK Thn 2013– Thn 2017 Sasaran Data dasar Diterapkannya teknologipengelolaan persampahanberkelanjutan Meningkatnya porsi belanjafisik sub sektorpersampahan Meningkatnya kesadaranmasyarakat berPHBS dalam pengelolaanpersampahan Tersedianya regulasi persampahan yang sesuai dengan UU persampahan pada akhir tahun 2017 Rp. 2,850,000,000 (2011) td Belum ada SSK 2016 Status saat ini Dilaksanakan Program 3R Mandiri (pada tahun 2015-2016 tidak ada pendampingan anggran dari pemerintah) Rp. 24,330,197,000 (2014) td Perda 7 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Tasikmalaya c. Drainase Permukiman Meningkatnya porsi belanja fisik sub sektor drainase Meningkatnya prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana drainase lingkungan Rp. 2,014,500,000 Tidak ada data td Menurunnya luas are agenangan td Menurunnya tinggi genangan rata-rata td Tersedianya Regulasi drainase lingkungan pada Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 Belum ada Rp. 7,221,500,000 Pembangunan panjang drainase16.202 m, Di tahun 2015 17.720 m di tahun 2014 td Berkurang area titik genangan td Belum ada II - 21 Tujuan Pencapaian SSK Thn 2013– Thn 2017 Sasaran Data dasar tahun 2017 SSK 2016 Status saat ini Keterangan: td = tidak ada data Berdasarkan tabel kemajuan pelaksanaan SSK Kota Tasikmalaya tahun 2013 – 2017, terlihat ada beberapa sasaran yang telah tercapai, seperti sasaran meningkatnya porsi belanja fisik sub sektor drainase tercapai dari Rp. 1.1992.928.900,-meningkat menjadi Rp. 6.880.509.000,-.Sama halnya dengan sub sektor sampah dan drainase mengalami peningkatan porsi belanja dari tahun 2011 s.d 2015 dengan nilai berturut-turut sebagai berikut: Rp. 2.850.000.000,- menjadi Rp. 24.330.197.000,- dan Rp. 2.014.500.000,- menjadi Rp. 7.221.500.000,-. Selain itu sasaran yang telah tercapai lainnya adalah terbentuknya regulasi untuk pengelolaan sampah di Kota Tasikmalaya, serta terjadi peningkatan volume tinja yang masuk ke IPLT karena adanya penambahan layanan, yang semula hanya dilayani oleh 1 unit tangki sedot tinja atau setara dengan 9 m3/hari, mejadi 2 unit tangki sendot tinja/18 m3/hari Sasaran berkurangnya praktek buang air besar (BABS) tercapai, yaitu terjadi peningkatan dari 42,50% menjadi 45,70%. Namun apabila dilihat dari data dasarnya, terlihat bahwa peningkatan akses tersebut berasal dari kepemilikan cubluk dari 19,00% menjadi 24,30 %, dan dengan kepemilikan tangki septik dari 23,50% menjadi 21,41%. Namun berdasarkan hal tersebut di atas, masih ada sasaran yang tidak tercapai atau belum tercapai dalam dokumen SSK tahun 2013-2107 diantara: 1. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septik; 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang air limbah domestik ke saluran drainase; 3. Tersedianya regulasi air limbah pada tahun 2017; 4. Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan pengangkutan persampahan permukiman; 5. Tersedianya regulasi drainase lingkungan pada tahun 2017; 6. Tersedianya regulasi pengelolaan air limbah domestik pada tahun 2017 Selain itu terdapat pula sasaran yang tidak dapat terpenuhi karena tidak terdapat data awal untuk mencapai sasaran tersebut diantaranya: 1. Meningkatnya kesadaran masyarakat ber- PHBS dalam pengelolaan persampahan 2. Meningkatnya presentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik 3. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana drainase lingkungan 4. Menurunnya tinggi genangan rata-rata Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 22 2.3. Profil Sanitasi Saat Ini 2.3..1. Air Limbah Domestik a. Sistem dan Infrastruktur Air Limbah Kondisi sistem pengelolaan air limbah domestikdi Kota Tasikmalaya digambarkan dengan Diagram Sistem Sanitasi (DSS) dapat dijelaskan bahwa di Kota Tasikmalaya terdapat berbagai tipe dalam penanganan air limbah domestik (blackwater): 1. Masih ada yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan - BABS (kolam, kebun) secara langsung; 2. Dari kloset individu dibuang langsung ke sungai/kolam; 3. Dari kloset individu ditampung dengan cubluk (lubang tidak aman); 4. Dari kloset individu dialirkan ke tangki septik dan di sedot oleh mobil tinja dan dibuang ke IPLT; dan 5. Dari MCK dialirkan ke tangki septik dan selanjutnya disedot oleh mobil tinja dan dibuang ke IPLT. Untuk penanganan air limbah domestikgreywater (air bekas pencucian pakaian/peralatan makan dan masak, air bekas mandi) dialirkan ke sungai yang ada di Kota Tasikmalaya secara langsung dan ada pula yang dialirkan melalui drainase lingkungan yang selanjutnya masuk ke sungai. DSS di Kota Tasikmalaya secara umum disajikan pada Gambar 2.5sebagai berikut : Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 23 Gambar 2.7 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 24 Tabel 2.12 Cakupan Layanan Air LimbahDomestik Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 25 Tabel 2.13. Persentase Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 26 Dari Tabel 2.12 dan 2.13 dapat dijelaskan bahwa jumlah Kepala Keluarga (KK)yang memiliki jamban terkoneksi dengan tangki septik dan cubluk yang layak sebanyak 54.097 kk atau sebesar 33,35%. Sedangkan jumlah KK yang memiliki jamban yang tidak layak sebanyak 30.500 kk atau sebesar 18,80%. Namun demikian, di Kota Tasikmalaya masih terdapat penduduk yang melakukan praktek BABS, dan yang harus mendapat perhatian adalah bahwa belum ada satu pun dari 69 kelurahan yang bebas dari praktek BABS atau ODF (Open Deffecation Free). Hal tersebut dapat terlihat dari data jumlah KK yang tidak memiliki fasilitas air limbah yaitu sebanyak 65.762 kk atau sebesar 40,54%. Prosentase yang paling besar dalam melakukan BABS adalah Kecamatan Tawang (62,27%), selanjutnya Kecamatan Cihideung (59,77%), yang berada di tengah kota atau di daerah Central Bussiness Distric(CBD). Hal merupakan tantangan bagi Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk lebih membenahi kondisi sanitasi, khususnya bidang pengelolaan air limbah domestik. Lokasi MCK ++ terdapat hampir di seluruh kecamatan, yaitu di Kecamatan Bungursari (Kelurahan Sukalaksana, Bantarsari, Sukarindik) Kecamatan Cibeureum (Kelurahan Ciakar, Awipari), Kecamatan Cihideung (Kelurahan Tuguraja, Tugujaya), Kecamatan Cipedes (Kelurahan Sukamanah 2 unit), Kecamatan Kawalu (Kelurahan Tanjung), Kecamatan Kawalu (Kelurahan Gn. Tandala, Tanjung, Urug, Cibeuti), Kecamatan Purbaratu (Kelurahan Sukamenak), Kecamatan Tamansari (Kelurahan Mugarsari, Mulyasari), dan Kecamatan Tawang (Kelurahan Lengkongsari, Kahuripan 2 unit). Pembangunan MCK di Kota Tasikmalaya dibangun Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan dari kegiatan Sanimas (DAK), fasiltasi permukiman dan perumahan, peningkatan lingkungan permukiman dan sering dilaksanakan di kegiatan PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyrakat) atau sekarang berganti nama menjadi KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 27 b. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT Singkup) IPLT Instalasi pengolahan lumpur tinja(IPLT) Singkup yang merupakan milik Pemerintah Kota Tasikmalaya, yang lokasinya berada di Kp. Cintamanah, Kelurahan Singkup, Kecamatan Purbaratu. IPLT Singkup mulai dibangun pada tahun 1997 dengan menggunakan teknologi/sistem Aerob/pengolahan secara alami). pengolahan terbuka (menggunakan Sistem Luas lahan IPLT Singkup seluas 1,3 Ha mulai dioperasikan pada tahun 2004 dan mengalami rehabilitasi tahun 2014 dengan sumber biaya dari APBN. IPLT Singkup memilii 2 truck, jumlah ritasi pengangkutan 3 ritasi/hari dengan kapasitas tangki 3 m3. Jumlah Personil yang mengelola IPLT sebatas 4 orang. Regulasi yang mendukung terhadap operasional pengelolaan air limbah domestik hanya sebatas Peraturan Walikota Tasikmalaya Nomor 88 tahun 2011 Tentang Peraturan Pelaksanaan Retribusi Penyediaan dan/atau penyediaan kakus. Permasalahan yang sering timbul diakibatkan oleh kurangnya dana APBD untuk kegiatan opersional maupun pemeliharaan, serta volume lumpur tinja yang masuk ke IPLT tidak cukup untuk dioperasikannya IPLT Sinkup. Karena kapasitas IPLT 38 m3/hari sedangkan volume lumpur yang dapat diangkut sebesar 18 m3/hari, dan rendahnya kepemilikan tangki septic menjadi kendala selanjutnya dalam pengoperasian IPLT Singkup. c. Kelembagaan dan Regulasi Pengelolaan air limbah domestik di Kota Tasikmalaya dilakukan oleh Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan. Regulasi yang ada dan mendukung dalam pengelolaan air limbah domestik di Kota Tasikmalaya adalah biaya retribusi penyedotan tangki septik berupa Keputusan Peraturan daerah No. 5 tahun 2011 tentang retribusi jasa umum, dan Peraturan Walikota Tasikmalaya No.88 Tahun 2011 tentang Peraturan Pelaksanaan retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus . Penyedotan kakus di lakukan sesiuai dengan permintaan masyarakat, saat ini penyedotan tinja belum memiliki jadwal khusus. Umumnya penyedotan tinja setiap hari 3 ritasi/hari. Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 28 2.3.2. Persampahan Berdasarkan data pengelolaan sampah yang ada maka apabila digambarkan dalam Diagram Sistem Sanitasi (DSS) pengelolaan sampah seperti disajikan pada Gambar 2.8 berikut. a. Sistem dan Infrastruktur Gambar 2.8 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Sampah di Kota Tasikmalaya Berdasarkan gambar 2.8, di atas, terlihat banyak sekali diagram sitem pengangkutan sampah yang dilakukan di Kota Tasikmalaya, diantrannya adalah: 1. Sampah Tong sampah Pengolahan sampah 3RResidu masuk ke TPS TPA 2. Sampahtong sampahdiangkut dengan gerobakTPSTPA 3. SampahTong sampahdiangkut dengan dump truck 4. SampahTPSTPA 5. Sampah Ditimbun di kebu/dibuang ke sungai/saluran drainase/dibakar Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 29 Tabel 2.14 Timbulan Sampah per Kecamatan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kecamatan Kawalu Tamansari Cibeureum Purbaratu Tawang Cihideung Mangkubumi Indihiang Bungursari Cipedes Overview Total Persentase jumlah sampah Rumah Tangga yang terkumpul dan terangkut (%) Jumlah TPS yang ada (Units) Jumlah TPS3R yang ada (Units) Jumlah Pasar 47.50 14.00 34.83 19.00 88.30 92.67 47.13 58.17 30.79 87.75 19 0 4 10 30 31 19 10 2 16 1 0 0 2 1 0 1 1 1 0 1 2 2 0 1 2 2 1 0 1 52.01 141 7 12 Berdarkan tabel tersebut di atas, telihat bahwa persentasi jumlah rumah tangga yang terkumpul dan terangkut, baru mencapai 52,01%, atau dalam hal ini sampah yang telah dikelola baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Sedangkan berdasarkan laporan dan perhitungan Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan, nilai 51,01% terdiri dari volume sampah yang terangkut 35.98% dan volume pengurangan sampah 16,04 % sedangkan target universal access sebesar 80% pengangkutan sampah, dan sisanya 20% sampah direduksi dari sumber. Penyebaran terangkutnya sampah di Kota Tasikmalaya sangat tidak merata, dimana masih ada cakupan pengangkutannya baru mencapai 17% yaitu di kecamatan Tamansari, dan sangat disayangkan sekali, karena kecamatan tersebut merupakan Kecamatan yang dekat dengan TPA. Wilayah-wilayah yang berada di luar CBD Kota Tasikmalaya, dimana kepadatan penduduk umumnya berada pada kepadatan rendah sampai sedang, dan masih ada kebiasaan masyarakat di Kota Tasikmalaya yang memanfaatkan sampah seperti sampah organik, untuk pakan ternak, dan tidak sedikit pula sampah yang ditimbun bahkan dibakar. Sehingga di wilayah tersebut penanganan sampahnya relative lebih rendah. Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 30 Namun sangat berbeda dengan wilayah CBD di Kecamatan Cipedes, Tawang, dan Cihideung, dimana cakupan pengangkutan sampah sudah mencapai target, bahkan melebihi target 80% pelayanan. Hal tersebut dapat diasumsikan bahwa kegiatan pengolahan sampah di hulu melalui kegiatan 3R masih sangat sedikit, masyarakat masih sangat tergantung oleh pelayanan pengangkutan sampah. Cakupan penanganan sampah di Kota Tasikmalaya sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana pengangkutan dan pengolahan sampah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya. Selain itu, umur kendaraan pengangkut dan jumlah serta kualitas sumberdaya manusia yang bekerja di lapangan juga menentukan capaian penanganan sampah. Untuk memberikan gambaran lebih jelas, ketersediaan sarana dan prasarana penanganan sampah ditampilkan pada tabel 2.15. Tabel 2.15 Kondisi Sarana dan Prasarana Persampahan No Jenis Prasarana / Sarana (i) (ii) 1 Pengumpulan Setempat -Gerobak - Motor roda 3 -Kendaraan Pick Up Tempat Penampungan Sementara (TPS) -Bak sampah (beton/kayu/fiber) -Container 2 3. 4 -Transfer Stasiun -SPA (Stasiun Peralihan Antara) Pengangkutan -Dump Truck -Arm Roll Truck -Compactor Truck Pengolahan Sampah -Sistem 3R Satuan Jumlah/ luas Kapasitas / daya tampung* t o M3 t a l Ritasi /hari Kondisi Baik Rusak ringan (viiii) Rusa k Berat (ix) v v (iii) (iv) (v) (vi) (vii) unit unit unit 50 2 3 4 4 unit 177 unit 90 6 - unit unit 6 14 - 35 - unit unit unit 20 12 - 8 40 unit 7 Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 Ket** (x) v v 2 - 4 II - 31 65 unit di lokasi, kapasitas di lapangan 7-8 m3 No Jenis Prasarana / Sarana -Incinerator 5 6 7 TPA/TPA Regional Konstruksi:lahan urug saniter Operasional: penimbunan terbuka - Luas total TPA yg terpakai - Luas sel Landfill -Daya tampung TPA Alat Berat - Bulldozer - Whell/truck loader - Excavator / backhoe - Truk tanah Satuan Jumlah/ luas Kapasitas / daya tampung* t o M3 t a l Ritasi /hari Kondisi Baik unit 1 Ha 6 Ha (M3/hari) 8 589 - unit unit 1 1 - unit 1 - unit - Rusak ringan Ket** Rusa k Berat v 8 Di TPA - IPL: Sistem kolam/aerasi/….. Tabel 2.15 memperlihatkan bahwa ketersediaan sarana pengelolaan sampah, terutama TPS dan sarana pengelolaan sampah di tingkat masyarakat, seperti TPS 3 R dan bank sampah masih rendah. Selain itu dengan jumlah kendaraan angkut yang ada, pengangkutan menjadi tidak efisien karena memerlukan ritasi dan jarak tempuh yang lama. b. TPA Ciangir Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Ciangir yang merupakan aset Pemerintah Kota Tasikmalaya terdapat di Kp. Ciangir Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari berjarak 10 km dari pusat Kota Tasikmalaya. TPAS Ciangir mulai beroperasi tahun 2001, menempati lahan seluas 11 Ha. Pada saat ini luas lahan yang sudah dipakai mencapai 8 Ha, dengan luas zona aktif seluas 6 Ha. Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 32 Sejak awal pengoperasian, penyimpanan sampah di TPSA Ciangir dilakukan secara open dumping. Namun mulai tahun 2014, Pemerintah Kota Tasikmalaya memperoleh bantuan APBN untuk merehabilitasi TPSA agar dapat mengimplementasikan sistem sanitary landfill sesuai dengan amanat Undang-undang No. 18 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah, Peraturan Dearah No.7 Tahun 2013 dan rencana pengelolaan sampah dalam Masterplan Persampahan Kota Tasikmalaya. Dengan demikian, saat ini TPSA Ciangir sudah mulai beralih menggunakan metode sanitary landfill. Untuk mendukung pengoperasian TPSA, Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan menempatkan tenaga operator sebanyak 3 orang, dan alat berat yang terdiri dari satu unit bulldozer dan satu unit excavator. Adapun volume sampah yang masuk ke TPSA per hari mencapai 589 m3/hari, atau setara dengan jumlah kendaraan pengangkut sampah 40 ritasi/hari (20 truk x 2 rit). Dilihat dari aspek keuangan, pengeluaran rata-rata pertahun APBD Kota Tasikmalaya untuk kegiatan pengoperasian-pemeliharaan-perawatan unit pengolahan sampah selama 5 tahun Tabel 2.16 Biaya Operasional/pemeliharaan Sektor Pesampahan Kota Tasikmalata Tahun 2011-2015 No. Biaya operasional/pemeliharaan (justified) Tahun 1 2011 2,409,307,400 2 3 4 5 2012 2013 2014 2015 1,758,837,850 6,892,200,175 5,756,743,875 6,691,581,750 Sumber: Perhitungan, 2016 pendapatan dari Retribusi setiap tahun terus meningkat, namun nilai tersebut tidak bapat menutupi kebutuhan dari kebutuhan. Berikut kami sajikan realisasi pendapatan retibusi sampah tahun 2011 s.d 2015 Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 33 Tabel 2.17 Realisasi Pendapatan Retribusi Sampah Tahun 2011-2015 No. Realisasi Pendapatan retribusi Sampah Tahun 1 2011 681,006,500 2 3 4 5 2012 2013 2014 2015 911,596,500 1,139,278,500 1,158,332,000 1,232,619,900 Sumber: Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan, 2016 c. Kelembagaan dan Regulasi Sesuai dengan Perda No 6 Tahun 2013, tentang pembentukan organisasi perangkat daerah, bahwa Pengelolaan persampahan di Kota Tasikmalaya dilakukan oleh Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan, dan menjadi tupoksi Bidang Kebersihan. Regulasi yang secara langsung mengatur pengelolaan persampahan di Kota Tasikmalaya, diatur oleh Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah di Kota Tasikmalaya (Lembaran Daerah Kota Tasikmalaya Tahun 2013 Nomor 136) 2.3.2. Drainase Drainase di wilayah kota berfungsi untuk mengelola/mengendalikan limpasan air hujan yang tidak terserap tanah, sehingga tidak menimbulkan masalah genangan atau banjir, dan bermanfaat bagi masyarakat untuk mencegah kekeringan, serta untuk pelestarian lingkungan hidup. Kondisi banjir/genangan permukiman di Kota Tasikmalaya sebenarnya diakibatkan oleh adanya faktor perubahan tata lingkungan akibat partumbuhan penduduk sehingga run off semakin tinggi, faktor pola hidup masyarakat yang tidak mendukung, faktor penampang yang sudah tidak sesuai (dimensi, rusak, sedimentasi), faktor alih fungsi drainase serta faktor kondisi cuaca/iklim. Kota Tasikmalaya wilayahnya dilintasi dibatasi oleh dua sub Daerah Aliran Sungai Sungai, yaitu Sub DAS Ciwulan dan Sub DAS Citanduy. Sub DAS Ciwulan terdiri dari: Anak Sungai Cikunir, Cilumajang. Sub DAS Citanduy terdiri dari: Anak Sungai Cipedes, Ciloseh, Cikalang, Cibadodon, Cimulu, Cikunten II, Leuwimunding, Cihideung, Ciromban. Sebelum menjadi Kota, peruntukan Tasikmalaya untuk perkebangan pertanian, maka perkembangan pembangunan irigasi pada saat itu sangat tinggi. Namun Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 34 bering waktu pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang sangat pesat, irigasi yang telah di bangun tersebut berubah fungsi menjadi saluran drainase. Fungsi drainase dan Irigasi sangat berbeda. Drainase menyalurkan run off ke badan air (sungai), dimana dimensi saluran dari kecil ke besar, sedangkan irigasi menyaluran sumber air (sungai) ke area pertanian dengan dimensi saluran dari besar ke kecil. Maka berdasarkan hal tersebut di atas, genangan di Kota Tasikmalaya tidak dapat dihindari. a. Lokasi Genangan Lokasi genangan di Kota Tasikmalaya, Lokasi genangan yang biasa terjadi di wilayah pekotaan adalah sbb : 1. Lokasi genangan di sekitar jalan Mayor SL. Tobing/Radar (7°20'50.52"S, 108°12'29.71"T) yang menggenangi jalan, toko dan pemukiman seluas 1.82 Ha, dengan tinggi genangan bisa mencapai 50 cm dan lama genangan sampai 1 hari. Penyebab genangan adalah kapasitas saluran drainase dan elevasinya tidak memadai. 2. Lokasi genangan di sekitar jalan KH. Lukman Hakim/pabrik Palm (7°20'48.69"S, 108°12'38.67"T) sering terjadi banjir. Jika terjadi banjir maka persawahan sampai ke jalan dekat pabrik terendam antara 0.50 - 1 m dengan lama genangan bisa mencapai 1 hari. Lebar saluran pembuang disekitar wilayah tersebut antara 0.80 - 1.5 m.Penyebab genangan adalah kapasitas saluran drainase tidak memadai. 3. Lokasi genangan di kawasan Tugu Sirna ( 7°20'41.23"S, 108°12'51.49"T)dengan tinggi genangan mencapai 0.50 – 1 m dikawasan pemukiman seluas 1.06 Ha. Lebar saluran drainase/pembuang sepanjang aliran tugu 1.5 – 2 m. Penyebab banjir karena saluran drainase dibagian hilir dan yang masuk ke Asia Plaza kapasitasnya kecil diperparah lagi dengan menumpuknya endapan sedimen dan sampah. 4. Lokasi genangan dikawasan Cibaregbeg (7°20'38.21"S, 108°12'57.06"T) dengan tinggi genangan mencapai 50 cm dan butuh seharian untuk menuju surut. Areal yang tergenang berupa kawasan pemukiman seluas 0.32 Ha dengan lebar saluran berkisar 1.5 - 2 m. Penyebab banjir karena saluran drainase dibagian hilir dan yang masuk ke Asia Plaza kapasitasnya kecil diperparah lagi dengan menumpuknya endapan sedimen dan sampah. 5. Lokasi genangan di belakang Asia Plaza (7°20'35.82"S, 108°12'54.72"T) tinggi genangan sampai 1 m, luas gengan 1Ha, lama genangan sampai 1 hari, Areal yang tergenang daerah pertokoan.Penyebab banjir karena saluran drainase dibagian hilir dan yang masuk ke Asia Plaza kapasitasnya kecil diperparah lagi dengan menumpuknya endapan sedimen dan sampah. Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 35 6. Lokasi genangan di Jl. K.H. Zainal Musthofa (7°20'33.34"S, 108°13'2.49"T) dengan tinggi genangan di kawasan tersebut mencapai ± 50cm yang jalan dan areal pertokoan seluas 1.64 Ha. Lebar saluran sepanjang saluran Asia plaza berkisar anatar 3 - 5 m. Penyebab banjir karena saluran drainase kapasitasnya kecil diperparah lagi dengan menumpuknya endapan sedimen dan sampah. 7. Lokasi genangan di sekitar Jalan Taman Harapan (7°20'29.57"S, 108°13'12.43"T) tinggi genangan mencapai 0.50 – 1 m yang menggenangi areal pemukiman dan jalan seluas 2.30 Ha. Lebar saluran sepanjang sate maranggi sekitar 3 - 5 m. Penyebab banjir karena saluran drainase kapasitasnya kecil diperparah lagi dengan menumpuknya endapan sedimen dan sampah. Untuk Lebih jelasnya dapat melihat Tabel sebagai berikut: Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 36 Tabel 2.18 Area Genangan di Kota Tasikmalaya NO AREA GENANGAN KECAMATAN LOKASI LUAS GENANGAN DIMENSI SALURAN PANJANG MASALAH/KENDALA KETERANGAN Saluran Penerima tidak sesuai/sedimen 07o20’55.91”S, 108o13’17.62”E Lama genangan 15 menit Dimensi saluran yang ada terlalu kecil 07o21’41.23”S, 108o13’02.61”E Lama genangan 15 menit SUB SUNGAI CIKALANG ( luas genangan 10.600m2) A. Tawang Kampung Petir (Dadaha) Tawang Jl.Siliwangi(depan universitas siliwangi) 4000 m2 0,60 x 0,70 saluran terbuka = 374.8m Tawang Jl.Cilolohan 2000 m2 0,60 x 0,50 ; 0,40 x 0,40 Saluran terbuka = 41m 1 2 1500 m2 3 Cihideung Jl.Perintis Kemerdekaan 600 m2 Cihideung Jl.Nagarawangi 500 m2 Saluran terbuka=108.3m 1,00 x 1,00 ; 0,6 x 0,6 Sal Terbuka=14.50m ; Sal tertutup=232m 4 5 Cihideung Jl.Dadaha 07o20’11.43”S, 108o13’22.64”E Lama genangan 10 menit 2000 m2 6 SUB SUNGAI CIBADONDON (Luas Genangan 6.150 m2) B. Tawang Jl. Paledang 1 Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 2000 m2 1,00 x 1,00 ; 1,00 x 1,00 Saluran tertutup = 9m II - 37 NO AREA GENANGAN KECAMATAN Mangkubumi 2 Cihideung 3 LOKASI Jl S.L Tobing ( Kantor Radar-eks Departemen Kesehatan) Jl.Mayor SL.Tobing (depan pabrik sabun palem) LUAS GENANGAN DIMENSI SALURAN PANJANG 2400 m2 0,50 x 0,45 Saluran terbuka = 114m 500 m2 1,00 x 0,6 Sal terbuka=328 ; Sal tertutup=47m Cihideung Cibaregbeg 500 m2 1,00 x 1,00 Sal tertutup=113m Cihideung Depan pabrik Sabun Agung 250 m2 0,3 x 0,6 Saluran terbuka = 32m MASALAH/KENDALA KETERANGAN Saluran Air ditutup/Sedimentasi 07o20’48.93”S, 108o12’27.05”E Lama genangan 20 menit Pipa Tali Air Saluran Terlalu Kecil/Sedimen 07o20’26.51”S, 108o13’04.68”E Lama genangan 15 menit 4 5 Cihideung Jl.KHZ Mustopa (depan BCA) 500 m2 6 AREA SUNGAI CIHIDEUNG (luas area genangan 1500 m2) Saluran Air ditutup/Sedimentasi C. Tawang Jl.Pasar Pancasila 500 m2 1 Sedimentasi Tawang Jl.Bebedahan 500 m2 Tawang Jl. Khoer Afandi (Cicurug) 500 m2 2 3 Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 38 07o19’41.88”S, 108o13’52.98”E Lama genangan 10 menit NO AREA GENANGAN KECAMATAN LOKASI LUAS GENANGAN DIMENSI SALURAN PANJANG AREA SUNGAI CILAMAJANG (luas area genagan 1200 m2) MASALAH/KENDALA KETERANGAN Saluran Air ditutup/Sedimentasi E Mangkubumi Ngamplang 500 m2 0,70 x 0,70 Saluran terbuka = 115m Mangkubumi Cipawitra 700 m2 0,30 x 0,50 saluran terbuka = 110m Saguling Babakan 750 m2 1 2 Kawalu 3 DAS CIROMBAN-CIMULU (Luas genangan 1100 m2 1 Al MisbahCieunteung Gede Tawang 600 m 2 Jl. Letkol Komir Kartaman (Lengkong) Tawang Jl. Ahmad Yani 200 m2 Cipedes Jl. Moch Hatta (Kalangsari) 200 m2 Cihideung 100 m2 Saluran crossing jalan tidak tersedia/Sedimentasi 2 Sedimentasi 3 4 Pipa Tali saluran Terlalu Kecil/sedimentasi AREA IRIGASI SITU GEDE (Luas Genangan 4650 m2) F. Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 39 07o19’04.48”S, 108o13’44.74”E Lama genangan 15 07o19’07.72”S, 108o13’47.74”E Lama genangan 15 07o19’08.20”S, 108o13’39.81”E Lama genangan 15 NO AREA GENANGAN KECAMATAN Mangkubumi 1 Mangkubumi 2 LOKASI Jl. Ardiwinangun (Pasar I Kota Tasikmalaya) Jl.Raya singaparna (depan Kolam Renang-Depan Perum Andalusia) LUAS GENANGAN DIMENSI SALURAN PANJANG MASALAH/KENDALA KETERANGAN Penyempitan saluran Penerima/Sedimentasi 07o20’47.85”S, 108o11’14.33”E Lama genangan 20 menit 07o20’10.66”S, 108o12’38.76”E Lama genangan 15 menit 1000 m2 2750 m2 0,50 x 0,50 saluran terbuka=289.5m Cihideung Jl. Paseh I 250 m2 0,4 x 0,4 Saluran terbuka 145m Cihideung Paseh II (terusan Paseh BCA) 250 m2 0,4 x 0,4 Saluran terbuka = 145m Dimensi saluran Drainase kecil/Sedimensi 3 4 DI CIGEDE (Luas Genangan 1.900 m2) 1 Indihiang Sukamaju kaler 250 m2 0,3 x 0,3 Saluran terbuka=117m 2 Indihiang Cibungkul 700 m2 0,5 x 0,5 Saluran terbuka=60.50m Indihiang Sindang Palay 200 m2 0,60 x 0,50 ; 1,00 x 0,40 Saluran terbuka= 136m ; saluran tertutup=285.70m 400 m2 0,80 x 0,40 350 m2 0,6 x 0,80 Saluran terbuka = 192,80 m Saluran tertutup = 162m 2000 m2 1,00 x 0,6 ; 1,00 x 0,6 Saluran terbuka= 66m ; saluan tertutup= 127m 3 4 5 1 Jl.Indihiang (Nagrog ) Indihiang Mesjid Agung DI SUKAMULYA (Luas Genangan 2000 M2) Indihiang Jl. Letnan Harun Indihiang (Pertigaan Rancabango) DI SUKAMANDI (Luas Genangan 600 m2) Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 40 Dimensi saluran tidak bisa menampung air, sedimentasi NO 1 1 2 3 AREA GENANGAN KECAMATAN LOKASI Persimpangan Jl.Leuwidahu DI CITANDUY (Luas Genangan 3.100 m2) Indihiang LUAS GENANGAN DIMENSI SALURAN PANJANG 600 m2 0,30 x 0,50 Saluran terbuka= 114.5m 0,60 x 0,50 ; 1,00 x 0,40 Indihiang Cigeureung 600 m2 Cipedes Perum Cisalak 1500 m2 Cipedes Tugu Manggu 1000 m2 MASALAH/KENDALA KETERANGAN Drainase Meluap ke Jalan DI CIKUNTEN (Luas Genangan 2000 m2) Perempatan Tamansari - Jalan Mashudi DI. CIROMBAN (Luas Genangan 2000 m2) Tawang 1 persimpangan jalan gunung sabeulah jalan bantar DI. BENGKOK (Luas Genangan 2000 m2) Cihideung 2 Indihiang-Cipedes 1 2 Indihiang 2000 m2 1500 m2 JL. Martadinata (Jati-Panunggal SMP 5) 2000 m2 Sukarindik 200 m2 Run off tidak bisa masuk ke saluran drainase DI. EYONG (Luas Genangan 2000 m2) Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 41 NO 1 AREA GENANGAN KECAMATAN INDIHIANG LOKASI Jl. Mang Koko (Perempatan) Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 LUAS GENANGAN DIMENSI SALURAN PANJANG 500 m2 II - 42 MASALAH/KENDALA KETERANGAN Gambar 2.9 Skema Irigasi Sungai Citanduy dan Ciwulan Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 43 Gambar 2.10 Peta Area Beresiko Sanitasi Sektor Drainase Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 44 b. Kelembagaan dan Regulasi Penanganan genangan wilayah permukiman di Kota Tasikmalaya tidak bisa dilakukan secara parsial, karena saluran drainase sangat erat hubungannya dengan sungai yang mengalir sebagai penerima badan air dan saluran irigasi yang melinta wilayah Kota Tasikmalaya. Pembagian kewenangan penanganan genangan antara Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan diperuntukan mengelola drainase permukiman, sementara Dinas Bina Marga khusus menangani drainase jalan dan PSDA mengelola sungai yang mengalir di Kota Tasikmalaya. Regulasi yang mengatur secara khusus untuk menangani genangan di permukiman sampai saat ini belum ada. 2.4. Area Beresiko dan Permasalahan Mendesak Tabel 2.19 Area Resiko Sektor Air Limbah Domestik Area Resiko Resiko 4 Kecamatan Kawalu Kawalu Tamansari Tamansari Tamansari Tamansari Purbaratu Purbaratu Purbaratu Purbaratu Cihideung Cihideung Mangkubumi Indihiang Bungursari Bungursari Cipedes Cipedes Cipedes Urug Gunung Gede Setiawargi Tamanjaya Murgasari Sumelap Purbaratu Sukajaya Singkup Empangsari Cilembang Argasari Karikil Sukamaju Kaler Bungursari Cibunigeulis Panglayungan Cipedes Sukamanah Resiko 3 Kawalu Kawalu Kawalu Gunung Gede Talagasari Tanjung Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 Kelurahan II - 45 Area Resiko Kecamatan Kawalu Kawalu Kawalu Kawalu Tamansari Tamansari Tamansari Cibeureum Cibeureum Cibeureum Cibeureum Cibeureum Cibeureum Cibeureum Cibeureum Purbaratu Purbaratu Purbaratu Tawang Tawang Cihideung Cihideung Cihideung Mangkubumi Mangkubumi Mangkubumi Mangkubumi Indihiang Indihiang Indihiang Indihiang Bungursari Bungursari Cipedes Kelurahan Cibeuti Karanganyar Cilamajang Karsamanak Tamansari Mulyasari Sukahurip Ciherang Ciakar Margabakti Kota Baru Kersanagara Setiajaya Setiaratu Setianagara Sukanagara Sukamenak Sukaasih Kahuripan Lengkongsari Tugujaya Tuguraja Nagarawangi Sambongjaya Linggajaya Mangkubumi Cipari Panyingkiran Parakanyasag Indihiang Sukamaju Kidul Sukajaya Sukalaksana Nagarasari Tabel 2.20 Area Resiko Sektor Persampahan Area Resiko Resiko 4 Kecamatan Tamansari Kelurahan Setiawargi Resiko 3 Kawalu Kawalu Kawalu Tamansari Tamansari Tamansari Leuwiliang Urug Karanganyar Setiawargi Tamansari Tamanjaya Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 46 Area Resiko Kecamatan Tamansari Tamansari Cibeurem Cibereum Cibereum Cibereum Cibereum Cibereum Purbaratu Purbaratu Purbaratu Purbaratu Purbaratu Purbaratu Cihideung Cihideung Mangkubumi Mangkubumi Mangkubumi Mangkubumi Mangkubumi Bungursari Bungursari Bungursari Cipedes Cipedes Cipedes Kelurahan Murgasari Sumelap Ciherang Ciakar Margabakti Kersanagara Setiajaya Setiaratu Sukanagara Sukamenak Purbaratu Sukaasih Sukajaya Singkup Tugujaya Cilembang Sambongpari Cipari Karikil Cipawitra Cigantang Cibunigeulis Bantarsari Sukalaksana Panglayungan Nagarasari Sukamanah Tabel 2.21 Area Resiko Sektor Drainase Area Resiko Resiko 4 Resiko 3 Kecamatan Tamansari Tawang Cihideung Cihideung Mangkubumi Cipedes Cipedes Kawalu Kawalu Kawalu Kawalu Kawalu Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 Kelurahan Tamansari Kahuripan Tuguraja Cilembang Linggajaya Panglayungan Cipedes Gunung Tandala Gunung Gede Talagasari Tanjung Cibeuti II - 47 Area Resiko Kecamatan Kawalu Tamansari Tamansari Tamansari Tamansari Tamansari Cibeureum Cibeureum Cibeureum Cibeureum Cibeureum Cibeureum Purbaratu Purbaratu Purbaratu Tawang Cihideung Cihideung Cihideung Mangkubumi Mangkubumi Mangkubumi Mangkubumi Mangkubumi Mangkubumi Indihiang Indihiang Indihiang Indihiang Indihiang Bungursari Cipedes Cipedes Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 Kelurahan Karsamenak Setiamulya Setiawargi Tamanjaya Mulyasari Sumelap Ciherang Ciakar Margabakti Kota Baru Setiajaya Setiaratu Sukamenak Purbaratu Sukajaya Lengkongsari Tugujaya Nagarawangi Argasari Sambongjaya Sambongpari Mangkubumi Cipari Karikil Cipawitra Cigantang Panyingkiran Parakanyasag Indihiang Sukamaju Kidul Sukamaju Kaler Bantarsari Nagarasari Sukamanah II - 48 Peta Area Beresiko Air Limbah (A3) Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 49 Peta Area Beresiko Persampahan (A3) Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 50 Peta Area Beresiko Drainase (A3) Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 51 Tabel 2.22 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik No Permasalahan Mendesak 1. Aspek Teknis: 1 Masih Terdapat Paraktek BABS : 40,54% (65.762 KK) 2 Rendahnya Fasilitas Pengelolaan Air Limbah yang tidak memenuhi Standar a. Kepemilikan tangki septik rendah 21,4 %, b. kepemilikan cubluk tinggi 24,3 %, c. Terbatasnya truk tinja (2 unit) d. Masih terdapat kejadian penyakit terkait sanitasi buruk e. IPLT Singkup belum dapat beroperasi optimal, kapasitas IPLT 38 m^3/hari f. Belum Memiliki IPAL Stempat Aspek Non Teknis: 1 Tupoksi kelembagaan yang belum terfokus dalam bidang pengelolaan air limbah 2 Regulasi yang spesifik berkaitan dengan pengelolaan air limbah domestik belum ada dan penegakan aturan yang lemah 3 Persepsi masyarakat untuk kepemilikan tangki septik masih rendah 4 Perubahan Tata Guna Lahan akibat pesatnya pengembangan kawasan permukiman, tapi tidak terkejar oleh pembangunan PSU yang memadai 5 Sulitnya mendapatkan lahan untuk pengolahan air limbah (tangki septick, komunal, IPAL setempat, IPAL Kawasan) Tabel 2.23 Permasalahan Mendesak Persampahan No Permasalahan Mendesak 1. Aspek Teknis: 1 Volume Sampah yang terangkut masih rendah 35% dan layananya belum menyeluruh 2 Masih ditemukan sampah dibuang bukan pada tempatnya (TPS liar, dibuang di tanah kosong, sungai, dll) 3 Cakupan layanan persampahan belum menyeluruh 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Fasilitas Pengangkutan Sampah Kurang Memadai Sulit Untuk Mendapatkan Tanah untuk membangun/menempatkan sarana dan prasarana pengelolaan sampah (seperti bak sampah,TPS,TPST, dll) Pengangkutan sampah oleh Armada Sampah belum terjadwal dan ritasi belum optimal Sistem TPA belum menerapkan sistem sanitary landfill Biaya Operasional TPA Terbatas Minimnya Alat berat yang dimiliki untuk di TPA SDM di TPA Terbatas Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 52 11 Luas TPA kurang dari kebutuhan Kota 12 Umur TPA Ciangir masa pakai 5 (lima) tahun lagi Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundangundangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi 1 Kurangnya Motivasi masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah dengan sistem 3R 2 Perda Pengelolaan Sampah secara utuh Belum diterapkan Tabel 2.24Permasalahan Mendesak Drainase No Permasalahan Mendesak 1. Aspek Teknis: 1 Pembangunan Drainase tidak sistematis, dan kapasitas saluran serta badan air penerima tidak mampu menampung air hujan 2 Memiliki Area yang tergenang saat musim hujan Aspek Non Teknis: 1 2 3 4 5 6 Lemahnya koordinasi dalam penanganan genagan air hujan Karakter masyarakat yang terbiasa buang sampah ke sungai Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pemelihataan pembangunan drainase Perubahan tata guna lahan akibat pesatnya pengembangan kawasan permukiman Belum Memiliki Regulasi tentang Penyediaan PSU di Perumahan dan Permukiman Regulasi yang tersedia belum memadai dan penegakan aturan yang lemah Strategi Sanitasi Kota Tasikmalaya Tahun 2017-2021 II - 53