10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Periklanan Sebagai Salah Satu Aktivitas Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsure pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antara individu, atau antara organisasi dengan individu. Sedangkan pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya. Tentu saja pemasaran lebih umum pengertiannya dari pada komunikasi pemasaran, namun kegiatan pemasaran banyak melibatkan aktifitas komunikasi1. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, komunikasi pemasaran adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung, tentang produk dan merek yang dijual2. Komunikasi pemasaran dapat memberitahu atau memperlihatkan kepada konsumen tentang bagaimana dan mengapa produk itu digunakan, oleh orang seperti apa, serta dimana dan kapan. Konsumen dapat mempelajari tentang produk apa, siapa Trence A. Shimp. Periklanan dan promosi : Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu, Jakarta: Erlangga, 2003 hak 4 1 2 Philip Kotler & Kevin Lane Keller. Marketing Management. 13 th Edition, Erlangga, Jakarta, 2009 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 yang memproduksi, mereknya apa, cocok dikonsumsi oleh siapa, apa keunggulannya, dapat diperoleh di mana, dan bagaimana caranya memperoleh produk itu. Dengan demikian komunikasi pemasaran memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan produk yang dipasarkan kepada pasar sasaran secara lebih luas, bahkan dapat berkontribusi terhadap ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan image merek, serta mendorong penjualan, dan memperbesar pasar. Kontribusi komunikasi pemasaran dalam membentuk ekuitas merek yaitu melalui bauran komunikasi pemasaran. Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari penjualan perorangan (personal selling), periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), pemasaran sponsorship (sponsorship marketing), publisitas (publicity), dan komunikasi ditempat pembelian (point of purchase)3. Berdasarkan kumpulan teori diatas mengenai komunikasi pemasaran sebagai jembatan perusahaan untuk menginformasikan produk mereka terhadap khalayak luas, komunikasi pemasaran juga erat kaitannya dengan periklanan. Periklanan merupakan salah satu kegiatan bauran pemasaran yang berfungsi memberikan informasi, mengajak, membentuk citra pada merek, membangun khalayak, dan yang paling utama merupakan salah satu alat komunikasi bagi produk. Trence A. Shimp, Periklanan dan Promosi : Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu, Jakarta: Erlangga, 2003 hal 5 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Periklanan adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni si pemasang iklan (pengiklan), yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya, misalnya melalui program siaran televisi4. Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran. Bagi para produsen untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka yang harus di lakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan harus bisa membujuk khalayak ramai agar mencapai target yang sesuai dengan strategi pemasaran untuk mencetak penjualan dan keuntungan. Periklanan harus mampu mengarahkan konsumen membeli produk-produk yang oleh departemen pemasaran telah di rancang sedemikian rupa, sehingga diyakini dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Tepatnya, periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembeli. 2.1.1 Tujuan Periklanan Tujuan periklanan yang utama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa, atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera meskipun banyak juga penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Tujuan periklanan menurut Kotler sebagai berikut : Shundang, Kustandi, Periklanan : Manajemen, Kiat dan Strategi, Bandung, Penerbit Nuansa, 2005 hal 13 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”. Biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya untuk membentuk permintaan pertama. 2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasif”. Penting dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannya untuk membentuk permintaan selektif untuk suatu merek tertentu. 3. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “pengingat”. Iklan pengingat sangat penting bagi produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang berhubungan dengan iklan ini adalah iklan penguat (inforcement advertising) yang bertujuan meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar. 2.1.2 Fungsi Periklanan Iklan mempunyai beberapa fungsi menurut William Wells5: 1. Memberikan informasi : Iklan dapat menciptakan awareness khalayak sasaran tentang produk dan merek. Jika iklan dikomunikasikan secara terus menerus kepada konsumennya dapat memberikan informasi lebih mengenai karakter produk dalam hal ini kelebihan dan kekurangan produk. Sehingga konsumen dapat lebih mengenal segala sesuatu yang berkaitan dengan produk Wells, William, Sandra Moriarty, and John Burnett. Advertising Principle and Practice, 7th edition. New Jersey : Pearson Education Inc, Prentice Hall, 2006 hal 11 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 2. Penghibur : iklan berfungsi membuat konsumen lebih tertarik serta membentuk citra yang diinginkan. Iklan juga untuk menghibur sambil menyampaikan informasi mengenai produk. 3. Pembujuk : iklan menghasilkan bujukan untuk membentuk kesan mendalam yang diinginkan tentang produk dan membangkitkan keinginan untuk membeli produk yang ditawarkan. 4. Pengingat : melalui iklan yang disampaikan berulang-ulang kepada konsumen dapt membuat konsumen lebih mengingat suatu produk yang ditawarkan dengan lebih baik. Iklan yang berulang juga membantu menempatkan produk dan merek pada posisi teratas dalam benak konsumen. Dampaknyaa kecendrungan pola pembelian berulang-ulang pun semakin tinggi, serta dapat mengingat nama perusahaan yang menghasilkan produk tersebut dengan lebih baik. Hal ini menunjang kebiasaan untuk menggunakan produk karena adanya faktor terbiasa. 5. Memberikan jaminan : iklan berperan untuk mengurangi gangguan kognitif dan menciptakan loyalitas terhadap merek dengan mengungkapkan berbagai jaminan kepuasan penggunaan produk. 6. Menunjang kegiatan perusahaan : ukuran kesuksesan sebuah iklan adalah dilihat dari pengingkatan penjualan produk yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi perkembangan perusahaan secara keseluruhan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Hirearchy of Effect Model 2.2 Model komunikasi ini menjelaskan bagaimana tahapan mental yang akan dilalui oleh khalayak setelah melihat terpaan iklan suatu produk. Hierarchy of effect model menjelaskan bahwa ada tiga tahapan mental yang harus dilalui oleh khalayak dan mempunyai enam proses mental. Tahapan tersebut dimulai dari bagaimana khalayak sadar akan suatu produk hingga berakhir pada tindakan untuk membeli produk. Menurut Lavidge dan Steiner, model ini memiliki tiga tahapan yang terdiri dari: a. Tahap kognitif Merupakan suatu tahap mengenai apa yang dipikirkan dan diketahui individu mengenai objek sikap, berdasarkan pada knowledge, opinions, faith dan value system. Tahap ini terdiri dari komponen kesadaran (awareness) dan pengetahuan (knowledge). Pada proses kesadaran (awareness), konsumen menyadari pesan yang ia terima mengenai suatu merek dari produk atau jasa. Akan tetapi jika khalayak sasaran tidak sadar pada sebuah merek maka hal ini bisa diatasi dengan cara rekognisi dan pengulangan nama produk. Sedangkan pengetahuan (knowledge) adalah sejumlah pengalaman dan informasi mengenai fitur, atribut akan suatu produk atau jasa yang dimiliki oleh konsumen. b. Tahap Afektif Dalam tahap ini terdapat reaksi individu mengenai suatu objek, baik itu positif maupun negatif. Hal ini terjadi setelah individu mengevaluasi dan menilai objek http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 berdasarkan tahap kognisi tadi. Tahapan ini memiliki tiga proses, yaitu liking (perasaan suka), preference (preferensi), dan conviction (keyakinan). Liking adalah perasaan khalayak baik suka ataupun tidak suka terhadap suatu produk. Menurut Morarty liking menjadi hal penting karena peran iklan adalah untuk membangun sikap positif konsumen kepada produk. Preference adalah kecenderungan atau preferensi khalayak terhadap suatu produk. Preference adalah keadaan konsumen cenderung menyukai sebuah produk dibandingkan dengan produk sejenis lainnya. Conviction didefinisikan sebagai keadaan mental yang tetap pada konsumen untuk membeli sebuah produk.Conviction juga dapat berarti keyakinan yang kuat yang sudah tertanam kuat didalam pikiran seseorang. c. Tahap Konatif Konatif adalah tahapan terakhir dalam tahapan Hierarchy of Effect Model, khalayak melakukan suatu respon terhadap iklan melalui tindakan atau perbuatan setelah sebelumnya khalayak menyadari, suka, dan yakin terhadap produk sehingga akhirnya membuat keputusan dengan tindakan pembelian (purchase). Pada tahap purchase, konsumen melakukan tindakan akhir berupa pembelian produk dengan brand yang disukainya. Menurut Dictionary of Marketing and Advertising, purchase decision adalah tahapan akhir dari proses pembelian yang memuncak ada keputusan untuk membeli barang atau jasa dari penyedia barang atau jasa tertentu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Tabel 2.1 Lavidge and Steiner’s Hirarchy of Effect Model Stages Hirarchy of Effect Model Cognitive Stage Awareness Knowledge Affective Stage Liking Preference Conviction Behavioral Stage Purchase Sumber : Nessin Hanna dan Richard Wozniak, Consumer Behavior: an Applied Approach, second edition, New Jersey: Prentice Hall, 2001, hal 183 Lavidge and Steiner, pencipta Hierarchy of Effects Model ini mengemukakan bahwa untuk sampai pada tingkatan dimana konsumen melakukan pembelian, iklan tidak hanya perlu memiliki kesadaran (awareness) yang tinggi. Tetapi sebuah iklan juga harus mudah dipahami dengan jelas oleh konsumen. Setelah mengetahui semua informasi atau knowledge mengenai sebuah iklan, maka konsumen akan lebih menghargai iklan, maka konsumen akan lebih menghargai iklan dan produk yang diiklankan. Perusahaan juga perlu untuk membuat khalayak merasa tertarik (liking) sehingga konsumen akan memiliki kecendrungan (preference) terhadap iklan tersebut dan yakin (convictions) terhadap iklan sehingga khalayak melakukan pembelian terhadap produk yang diiklankan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 2.3 Brand Awareness Salah satu yang membedakan antar satu jenis produk yang satu dengan produk lainnya adalah cara persuasi konsumen dan media penyampaian komunikasi pemasaran yang ditujukan kepada konsumen. Perusahaan menerapkan strategi komunikasi efektif yang dapat menciptakan brand awareness pada khalayak. Brand Awareness atau kesadaran merek merupakan langkah awal untuk membangun sebuah merek produk. Aspek paling penting dari brand awareness adalah bentuk informasi dalam ingatan di tempat yang pertama. Ketika konsumen memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan konsumsi, kedekatan dengan namamerek akan cukup untuk menentukan pembelian. Menurut Rossiter dan Percy konsep kesadaran merek yaitu kemampuan pembeli untuk mengidentifikasi (mengenal atau mengingat) suatu merek yang cukup detail untuk melakukan pembelian. Kesadaran merek merupakan langkah awal bagi setiap konsumen terhadap setiap produk atau merekbaru yang ditawarkan melalui periklanan. Hal ini didukung oleh pengiklanan yang dapat menciptakan kesadaran pada suatu merek baru, dan kesadaran itu sendiriakan menghasilkan keinginan untuk membeli, kemudian setelah itu suatu mereka akan mendapatkan jalannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan6. Jhon R. Rossiter, Larry Percy. Advertising and Promotion Management. New York: Mc Grow Hall, 1997. Hal 231 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Brand Awareness (kesadaran merek) merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan katagori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan7. Peter dan Olson menyatakan bahwa brand awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua strategi promosi. Dengan menciptakanbrand awareness, pemasar berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikanpertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan. Tingkat brand awareness dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau brand awareness sudah mulai memadai tergantung pada di mana dan kapan suatu keputusan pembeliandilakukan. Strategi brand awareness yang tepat tergantung pada seberapa terkenal merek tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat brand awareness yang sudah tinggi8. 2.3.1 Tingkatan Brand Awareness Tingkat brand awareness dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama brand yang mana yang dianggap akrab oleh konsumen. Apakah pengingatan ulang atau brand awareness sudah memadai tergantung dimana dan kapan suatu keputusan pembelian dilakukan. Strategi brand Terence A. Shimp, Periklanan dan Promosi : Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu, Jakarta: Erlangga, 2003. Hal. 11 7 Peter, J. Paul. dan Jerry, C. Olson. 2000. Consumer Behavior, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran; alih bahasa, Sihombing, Damos. Jakarta: Erlangga. hlm 138 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 awareness yang tepat tergantung pada seberapa terkenal brand tersebut. Kadang kala tujuan promosi adalah untuk memelihara tingkat brand awareness yang sudah tinggi. Berdasarkan cara pandang konsumen, sebuah merek tidak memiliki ekuitas hingga konsumen menyadari keberadaan merek tersebut. Mecapai kesadaran akan merek adalah tantangan utama bagi merek baru. Mempertahankan tingkat kesadaran akan merek yang tinggi adalah tugas yang harus dihadapi oleh semua merek. Terdapat dua tingkat kesadaran merek, yaitu9: 1. Kenal akan merek (brand recognition) Kategori ini meliputi merek produk yang dikenal konsumen setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall). Mencerminkan tingkat kesadaran yang cenderung dangkal. 2. Mengingat merek (brand recall) Kategori ini meliputi merek dalam kategori suatu produk yang diingat konsumen tanpa harus dilakukan pengingatan kembali, mencerminkan kesadaran yang lebih mendalam. Jhon R. Rossiter, Larry Percy. Advertising and Promotion Management. New York: Mc Grow Hall, 1997. Hal 116 - 117 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 2.3.2 Penciptaan Nilai Brand Awareness Peran brand awareness terhadap brand equity dapat dipahami dengan membahas bagaimana brand awareness menciptakan suatu nilai. Penciptaan nilai dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain10: 1. Anchor to which other association can be attached Pada sadarnya suatu merek dapat memiliki hubungan dengan hal-hal lain. Pengetahuan mengenai berbagai bagian dan manfaat dari produk baru sangat sulit tanpa terlebih dahulu mendapatkan pengakuan. Pengakuan merek merupakan langkah dasar pertama dalam tugas komunikasi. Sebuah merek biasanya dikomunikasikan dengan atribut-atribut asosiasinya. Dengan tingkat pengenalan yang mapan langkah selanjunya yaitu menyangkutkan suatu asosiasi baru, seperti atribut produk. 2. Familiarity – liking. Suatu upaya mengenalkan sebuah merek dengan cara menimbulkan keterkaitan kesukaan yang kadang-kadang dapat berpengaruh dalam membuat keputusan. Terdapat hubungan positif antara jumlah penampakan dan rasa suka, baik penampakan dalam bentuk abstraksi gambar, nama, musik dan lainlain. Pengulangan penampakan bisa mempengaruhi rasa suka bahkan jika tingkat pengenalan tidak terpengaruh. Aaker David. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Gramedia. 2009 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 3. Signal of subtance/ commitment. Kesadaran merek dapat menjadi suatu signal dari kehadiran, komitmen dan substansi dari sebuah merek produk. Jika sebuah merek dikenali, pasti ada sebabnya. 4. Brand to be considered. Langkah awal dalam proses pembelian biasanya adalah menyeleksi sekumpulan merek untuk dipertimbangkan. Oleh karena itu, mengingat merek menjadi penting. Pada umumnya, jika sebuah merek tidak mencapai pengingatan kembali maka merek tersebut tidak akan masuk ke dalam proses pertimbangan pembelian. Tetapi konsumen biasanya juga akan mengingat merek-merek yang sangat mereka tidak sukai. Dalam meraih kesadaran merek, baik dalam tingkat pengenalan maupun pengingatan, melibatkan dua tugas yaitu mendapatkan identitas merek dan mengaitkannya pada suatu kelas produk tertentu. Suatu pesan kesadaran merek hendaknya memberi suatu alasan untuk diperhatikan dan diingat atau menjadi berbeda dan istimewa. Berdasarkan riset mengenai terpaan iklan khususnya iklan televisi terhadap brand awareness, Singh dan Rothschild11 dilakukan penelitian terhadap mahasiswa dengan memperlihatkan tiga iklan televisi yang digabung dengan setengah jam program berita. Tiga iklan dari brand baru dengan kategori produk yang berbeda-beda yaitu tas, kue dan salad dressing. Jhon R. Rossiter, Larry Percy. Advertising and Promotion Management. New York: Mc Grow Hall, 1997. Hal 231 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 Dalam setengah jam program berita, mahasiswa terkena terpaan 1 – 4 kali iklan dengan durasi 15 detik dan 30 detik. Dua minggu kemudian peserta penelitian diundang kembali, hasil dari riset menunjukkan bahwa dalam dua minggu kemudian mahasiswa lebih mudah untuk mengenali produk. Data menunjukan 80% dengan hanya dua kali terpaan iklan mahasiswa berhasil untuk mengenali produk. Namun untuk brand recall lebih susah didapat. Setelah 4 kali terpaan iklan hanya sekitar 20% dari mahasiswa dapat mengingat dengan tepat. Tidak seperti brand recognition, brand recall dapat terus meningkat seiring dengan meningkatnya terpaan iklan. Komunikasi Politik, baik sebagai kajian teoritis meupun praktis senantiasa bersifat dinamis. Banyak konsep dan istilah baru yang muncul seiring dengan muncul dan berkembangnya praktik komunikasi politik di berbagai Negara. Komunikasi politik seolah tak terpisahkan dari dinamika politik yang terjadi sejak era dahulu hingga sekarang. Aktivitas seperti kampanye, propaganda, retotika politik, lobi dan negosiasi, pembentukan opini public, publisitas politik, serta sejumlah aktivitas komunikasi lainnya menjadi begitu penting dalam upaya memengaruhi lingkungan politik. Filsuf, negarwan, teknokrat, birokrat, politisi hingga masyarakat awam hamper setiap saat bersinggungan dengan aktivitas komunikasi politik. Lasswell12, mendefinisikan komunikasi politik adalah, Who gets what when and how? Siapa mendapat apa, kapan dan bagaimana?. Jadi definisi komunikasi politik adalah proses Gun Gun Heryanto & Shulhan Rumarul, Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, Bogor,Ghalia Indonesia. Hal 2 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 penyampaian pesan yang bercirikan politik dari komunikator politik kepada khalayak politik, melalui media tertentu yang bertujuan memengaruhi dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu kepentingan tertentu di masyarakat. 2.4 Terpaan Iklan Aspek-aspek terpaan iklan dapat digolongkan menjadi tiga menurut Effendi13: 1. Frekuensi (Lamanya individu mendengarkan iklan) Maksudnya adalah apakah individu tersebut melihat atau mendengarkan iklan dari awal hingg akhir. Setiap individu saat diterpa iklan memiliki respon yang berbeda, ada yang menyimak iklan dari awal hingga akhir, menghentikan terpaan ditengah-tengahiklan, bahkan ada yang segera menghilangkan iklan begitu menempa. 2. Intensitas (Keseringan individu mendengarkan iklan) Iklan yang sering ditayangkan cenderung akan membuat individu kenal dan memahami isi iklan. 3. Perhatian (Keseriusan individu saat melihat atau mendengarkan iklan) Ada individu yang menyimak iklan dengan serius sehingga ia dapat memahhami informasi yang ada dalam iklan namun ada juga individu yang tidak serius. Effendy, Onong Uchjana. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1998. Hal 24 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Terpaan secara sederhana, dijabarkan berapa kali konsumen yang sama berinteraksi atau tertepa iklan dari pemasaran (mereka melihat iklan majalah, radio, iklan televise) dalam kurun waktu tertentu. Atau penempatan iklan dalam suatu sarana periklanan dimana diharapkan adanya ketertarikan atau kontak antara khalayak dengan sarana periklanan maupun iklan, yaitu dengan memberikan perhatian senhingga mengetahui iklan dengan melihat mendengar, membaca14. Terpaan media merupakan salah satu faktor yang akan menentukan keefektivitasan sebuah iklan sebagai bagian dari bentuk komunikasi iklan yang paling efektif menerpa konsumen pada produk atau ide gagasan ketika ketertarikan dan perhatian dari iklan yang ada cukup tinggi. Iklan dapat didefinisikan segala bentuk penyajian dan promosi, ide, barang atau jasa secara nonpersonal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Tujuan periklanan menurut Kotler 15: 1. Memberi Informasi, Menginformasikan pasar, mengemukakan kegunaan baru sebuah produk, menginformasikan perubahan harga pasar, menjelaskan cara kerja produk dan membangun citra perusahaan. 2. Membujuk, membangun prefensi merek, mendorong agar beralih kemerek anda, mengubah persepsi pembeli tentang atribut merek dan membujuk pembeli untuk memebeli sekarang. Jhon R.Rossiter and Larry Pecy. Advertising and Promotion Management. New York: MCGrow Hall, 1987, hal. 447 14 Kotler, Philip Manajemen, Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi Dan Kontrol, Jilid I, Jakarta, PT. Prehalindo, 1997 hal 236 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 3. Mengingatkan, Mengingatkan pelanggan bahwa produk bias saja dibutuhkan dalam waktu dekat, mengingatkan pelanggan dimana meembeli produk dan menjaga agar kesadaran produk tetap menjadi hal utama Pilihan tujuan periklanan harus didasarkan pada analisis yang mendalam mengenai situasi pemasaran sekarang. Jika kelas produk tersebut mapan dan perusahaan merupakan pemimpin pasar, dan jika penggunaan mereknya rendah, tujuan yang tepat mendorong pemakaian merek yang lebih tinggi. Jika kelas produk itu baru dan perusahaan bukan pemimpin pasar maka tujuan yang tepat adalah meyakinkan pasar tentang keunggulan merek tersebut. Iklan dapat disajikan melalui berbagai macam media seperti Televisi, radio, cetakan (majalah, surat kabar), papan billboard, papan tanda dan macam-macam media lain seperti balon udara atau baju kaos. Walupun pada umumnya konsumen diekspos pada ratusan iklan setiap hari, sebagian besar pesan yang disampaikan hanya menerima perhatian dan pemahaman dari konsumen dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu adalah suatu tantangan yang besar bagi pemasar untuk mengembangkan pesan dalam iklan dan memilih media yang dapat mengekspos konsumen, menangkap perhatian mereka, dan menciptakan pemahaman yang tepat. Iklan ditujukan untuk mempengaruhi afeksi dan kognesi (evaluasi, perasaan, makna, kepercayaan, sikap dan citra) yang telah berkaitan dengan produk atau merek. Dalam prakteknya iklan telah dianggap sebagai manajemen citra, menciptakan dan memelihara citra dan makna dalam benak konsumen. Walupun pertama tama iklan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 akan mempengaruhi afeksi dan kognesi, tujuannya yang paling akhir adalah bagaimana mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Banyak faktor yang mempengaruhi pilihan pemasar dan alat promosi oleh karena ada banyak yang di bentuk dan penggunaan dari periklanan, sulit untuk membuat kesimpulan umum mengenai sifat mereka sebagai sebuah kesimpulan dari bauran promosi. Sifat periklanan adalah: 1. Presentasi Publi (Public Presentation) Periklanan adalah cara komunikasi yang sangat umum. Sifat umumnya adalah memberikan semacam legitimasi pada produk dan juga member kesan penawaran yang baru. Oleh karena itu banyak orang menerima pesan yang sama, maka pembeli mengetahui bahwa motif mereka untuk membeli produk tersebut akan dimengerti secra aumum. 2. Mudah Menyebar (Pervasiveness) Periklanan adalah alat komunikasi yang muda menyebar yang memungkinkan seorang penjual untuk mengulang sebuah pesan berulang kali. Ia juga memungkinkan pembeli untuk menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing. 3. Menguatkan Daya Ekspresi (Ampelified Expressiveness) Periklanan memberikan kesempatan yang mendramatisir perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan suara dan warna yang dapat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 mengelabuhikhalayak. Akan tetapi kadang-kadang daya ekspersi yang sangat berhasil dari alat tersebut dapat mengaburkan atau mengacaukan isi pesan yang seharusnya disampaikan. 4. Impensonality Periklanan tidak dapat memberikan desakan atau dorongan sebagaimana perwakilan penjualan perusahaan. Khalayak tidak merasakan memiliki kewajiban untuk perhatian atau tanggapan periklanan hanya mampu disampaikan secara monolog, satu arah, bukan dialog (dua arah) dengan khalayak. Pada satu sisi, periklanan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang dalam sebuah produk dan pada sisi lain mengerahkan penjulan cepat. Periklanan adalah cara efisien untuk menjangkau banyak konsumen. Periklanan akan memiliki pengaruh terhadap penjualan semata-mata melalui penayangan atau kehadirannya, konsumen mempercayai bahwa merek yang diiklankan secara besarbesaran pasti menawarkan nilai yang baik, jika tidak mengapa pengiklan mengeluarkan begitu banyak data untuk menggembor-gemborkan produk atau jasa tersebut. Beberapa kriteria periklanan adalah, harus menarik, mudah diingat dan mudah dimengerti, harus lebih disiarkan dan lebih dimuat. Fungsi iklan adalah : 1. Membangunkan kesadaran http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Prospek yang tidak mengetahui tentang perusahaan atau produk akan menolak untuk menemui perwakilan selain itu perwakilan penjualan mungkin akan menghabiskan banyak waktu untuk menjelaskan perusahaan produknya. 2. Membangun Pemahaman Apabila produk atau jasa tersebut menambahkan keunggulan atau cirri baru, sebagian untuk menjelaskan keunggulan atau cirri tersebut dapat secara efektif dilaksankan oleh periklanan. a. Pengingat yang efesien Apabila prospek mengetahui tentang produk tersebut tetapi belum siap untuk membeli. Periklanan yang bersifat mengingatkan akan lebih murah daripada kunjungan periklanan. b. Memberikan Tuntutan Iklan yang menawarkan brosur dan menunjukan no telepon perusahaan adalah cara efektif untuk memberikan tuntunan bagi perwakilan penjualan. c. Legitimasi Perwakilan dapat menggunakan seberkas kertas dan dari iklan perusahaan dalam majalah terkemuka untuk melegitimasi perusahaan dan produk mereka. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 d. Peyakinan Ulang Periklanan dapat mengingatkan pelanggan bagaimana menggunakan produk dan meyakinkan ulang mereka tentang pembelian mereka. Dengan demikian inti periklanan adalah menemukan ide yang relevan untuk komunikan sehubungan dengan isi dan kegunaan pesan sehingga calon pemirsa tergerak untuk bertindak. Ide yang ditonjolkan dalam iklan haruslah memiliki daya tarik yang menguntungkan. Berikut beberapa faktor-faktor yang terdapat dalam sebuah iklan menurut Kasali16 a. Bintang iklan, biasanya adalah selebritis, atau toko penting, hal ini dikarenakan daya tarik dan citra mereka dapat dijual bersama produk yang diiklankan. b. Tema iklan, adalah inti cerita yang digunakan untuk menarik konsumen. c. Slogan iklan adalah ungkapan kata atau kalimat yang dirumuskan dalam bentuk ringkasan tetapi padat, tentang suatu produk atau jasa agar mudah diingat. d. Ilustrasi, merupakan sesuatu yang hendak disampaikan oleh pengiklan melalui gambar atau foto Dengan iklan yang diharapkan mampu menaikan penjualan dengan cara mengubah perilaku orang yang tadinya tidak menjadi pembeli menjadi pembeli, baik Kasali. Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi Dan Kontrol, Jilid I, Jakarta, PT. Prehalindo, 1997 hal 236 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 dengan cara menginformasikan kepada orang yang tidak tahu menjadi tahu dan sterusnya sehingga akhirnya membeli. 2.5 Televisi Televisi pada mulanya hanya dipandang sebagai barang mainan atau sesuatu yang baru daripada suatu penemuan yang serius atau sesuatu yang memberikan sumbangan terhadap kehidupan social. Namun seiring dengan berjalannya waktu, televise berperan sebagai media yang berkemampuan menyampaikan komentar atau pengamatan langsung pada saat suatu kejaidan berlangsung. Selain itu, ternyata televise juga member nilai yang sangat luar biasadalam sisi pergaulan hidup manusia. Pada intinya televise lahir dengan memanfaatkan semua media yang sudah ada17. Televisi merupakan perpaduan antara audio dan visual. Televisi mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: 1. Para penonton dapat melihat dan mendengar kejadian dan peristiwa yang sedang berlangsung. Suatu kejadian dengan demikian dapat dilihat secara terus menerus 2. Televisi merupakan komunikasi langsung dan akrab sebeb penonton hanya terdiri dari beebrapa orang saja. Jadi penonton seolah-olah berhadapan langsung dengan kejadian. 17 Mc Quail,. The System of modern Societs, Englewood Cliff, N.J.: Prentice Hall. Inc,1987 : 15-16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 3. Layar televise sedemikian kecilnya, seperti tidak mungkin untuk mempertunjukan seluruh situasi yang ada. Kepopuleran televise hingga mampu berkembang seperti saat sekarang ini dikarenakan kesederhanaan dalam myenyampaikan pesan. Selain memiliki unsure kata-kata, music, Sound Effect, televise juga memiliki unsure visual seperti gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. 2.5.1 Elemen-elemen Iklan Televisi Kreatifitas iklan adalah how to say sebuah pesan periklanan atau cara yang dilakukan untuk mengkomunikasikan pesan iklan kepada audiens. Prinsip pertama kreatifitas dalam sebuah iklan adalah bahwa kreatifitas tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Kreatifitas membuka, memilih, kemudian mengatur kembali, menggabungkan, menghasilkan fakta, keahlian dan ide yang sudah ada sebelumnya Dalam arti lain bahwa kreatifitas adalah penggabungan ide-ide yang telah ada untuk menciptakan sesuatu yang baru18. Roman, Maas & Nisenholtz, How to Advertise, Membangun Merek dan Bisnis dalam Dunia Pemasaran Baru, Jakarta, PT. Elex Media Kompetindo, 2005 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Menurut Wells, Burnett dan Moriarty19, komponen-komponen televisi yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan dalam bentuk iklan televisi adalah: 1. Elemen video Elemen video dari iklan televise adalah apa yang bisa dilihat pada layar televisi. Bagian visual yang ditampilkan melalui video umumnya mendominasi iklan televisi. Elemen visual ini mampu menarik perhatian konsumen sekaligus menyampaikan ide, pesan dan image. 2. Elemen audio Elemen audio televisi terdiri dari musik, narasi dan efek suara, atau kombinasi dari keseluruhan elemen tersebut. Penggunaan ketiga elemen tersebut berbeda karena harus dihubungkan dengan bagian visualnya. Beragam elemen iklan biasanya terpadu untuk menciptakan dampak visual dari iklan-iklan di televisi. Namun elemen seperti audiovisual tidak bisa berdiri sendiri, elemen audiovisual harus didampingi elemen-elemen lain agar dapat menciptakan iklan televisi yang spektakuler, efektif dan kreatif. Moriarty, Sandra E. Creative Advertising – Theory and Practice, Prentice Hall, New Jersey, 1991, Hal 302 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 Berikut ini adalah elemen-elemen yang harus ada dalam iklan televisi20: 1. Action sequences (urutan adegan) Urutan jalan cerita menggambarkan khalayak akan pesan yang ingin disampaikan dalam iklan. Jalan cerita yang jelas memudahkan khalayak dalam memahami pesan yang terdapat dalam iklan. 2. Setting (latar belakang) Latar belakang berfungsi dalam menghidupkan suasana, sehingga sesuai dengan jalan cerita. Membuat suatu pengaturan yang cocok dengan produk akan memudahkan konsumen mengerti alur cerita dari awal hingga selesai. Latar belakang juga memperkuat dari keseluruhan adegan iklan. 3. Talent (model iklan) Model iklan merupakan orang yang muncul dalam iklan. Orang tersebut memainkan berbagai peran sebagai announcers, spoke persons, character types, maupun selebritis. Model iklan yang mampu membawa pesan iklan dan meyakinkan kepada khalayak, menciptakan citra yang baik dimata konsumen. 4. Copy (tulisan) Kalimat-kalimat yang tertulis dan terucap saat iklan berlangsung. Beberapa konsep kreatif terutama berbentuk visual, tetapi ide yang menarik dapat diekspresikan dengan tulisan. Teks iklan yang efektif harus ringkas, focus, spesifik, personal, focus tunggal, konversasional, orisinal, bervariasi dan menggunakan deskripsi imajinatif. George E. Belch & Michael A. Belch. Advertising and promotion 5th edition, New York : MC Graw Hill, 2001, hal. 28 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 2.6 Hipotesis Ha: Terdapat pengaruh terpaan iklan partai Perindo terhadap brand awareness sebagai partai baru bagi para pedagang UMKM di pasar Cawang Kapling. Ho: Tidak Terdapat pengaruh terpaan iklan partai Perindo terhadap brand awareness sebagai partai baru bagi para pedagang UMKM di pasar Cawang Kapling. http://digilib.mercubuana.ac.id/