BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan, tetapi kemudian berkembang menjadi khusus Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. “Real Science is both product and process, inseparably Joint” Suprijono, 2003: 11 Menurut Trianto (2010:136), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa inggris ‘science’. Kata ‘science’ itu sendiri berasal dari kata dalam Bahasa Latin ‘scientia’ yang berarti saya tahu. ‘Science’ terdiri dari social science (ilmu pengetahuan social) dan natural science (ilmu pengetahuan alam). Menurut Slameto dkk (2009:1), IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena-fenomena alam yang disusun melalui tahapantahapan metode ilmiah yang bersifat khas-khusus, penarikan kesimpulan, dan seterusnya. Fenomena-fenomena alam yang diungkap biasanya dapat dirumuskan dalam besaran-besaran fisika. Menurut Hardini dan Puspitasari (2012:151), menuliskan bahwa mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 7 8 4) Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi. 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Karakteristik kajian Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Proses pembelajaran IPA selain mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa juga penemuan sesuatu yang bermakna. Pembelajaran IPA lebih menekankan eksperimen dan pengamatan untuk menemukan hal-hal yang baru bagi siswa. Kegiatan tersebut akan menunjang siswa untuk aktif dalam pembelajaran, karena siswa terlibat penuh dalam proses pembelajaran. IPA merupakan Ilmu Pengetahuan yang sangat memungkinkan untuk melakukan eksperimen dan pengamatan, serta dalam proses pembelajaran juga mudah dilakukan variasi-variasi yang menarik bagi siswa supaya perhatian siswa terfokus dalam pembelajaran. 2.1.2 Pembelajaran IPA di SD Ilmu Pengetahuan Alam di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka mengembangkan kemampuan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta mengembangkan cara berpikir ilmiah. Fokus program pengajaran IPA di SD bertujuan untuk memupuk minat dan pengembangan anak didik terhadap dunia mereka dimana mereka hidup. Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar. Ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata pelajaran itu dimasukkan kedalam kurikulum suatu sekolah. Alasan mengapa IPA diajarkan di SD menurut Samatowa (2010:4) adalah: 9 1. Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materiil suatu bangsa banyak sekali bergantung pada kemampuan bangsa dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi. Sedangkan teknologi sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan. Suatu teknologi tidak akan berkembang pesat bila tidak didasari pengetahuan dasar yang memadai. Pengetahuan dasar untuk teknologi ialah IPA. 2. Bila diajarkan menurut cara yang tepat, IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan untuk berfikir kritis. Misalnya IPA diajarkan dengan mengikuti metode “menemukan sendiri”. Dengan metode ini anak dihadapkan pada suatu masalah. Anak diminta untuk menyelidiki masalah tersebut. Dari berbagai saran dikemukakan anak mereka dituntun merancang percobaan. Akibatnya anak mengamati percobaan sampai memperoleh suatu kesimpulan. 3. Pelajaran IPA modern lebih mementingkan kemampuan berfikir dari pada menghafal. Disamping itu dipentingkan juga kemampuan mengadakan pengamatan secara teliti, menggunakan prinsip memecahkan percobaan sederhana, menyusun data, mengemukakan dugaan dan lain-lainnya. 4. Mata pelajaran ini memiliki nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyau potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya dalam masyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. Samatowa (2010:5), Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Plato dan Marten yang terdapat dalam Carin (1993:5) yaitu: (1) mengamati apa yang terjadi, (2) mencoba memahami apa yang diamati, (3) mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi, (4) Menguji ramalan-ramalan dibawah kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. 2.1.3 Tujuan Pembelajaran IPA Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006:1) secara terperinci adalah: 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya, 2. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, 4. mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, 10 5. meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan 6. memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs. 2.1.4 Pengertian Belajar Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar menurut Slameto (2010:3-4) yaitu: a. Perubahan terjadi secara sadar Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurangkurangnya ia merasakan telah terjadi suatu perubahan dalam dirinya. b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. 11 Pengertian belajar menurut Thursan (2001:1) mengemukakan belajar adalah suatu proses perubahan dalam kepribadian manusia,dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain. Hal ini berarti peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kulitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagi bidang. Apabila tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan,orang tersebut belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain,ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Menurut Hamalik (2002:2) “ belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi, kesenangan atau minat, penyesuaian sosial bermacam- macam keterampilan lain dan cita-cita. Dengan demikian seorang dikatakan belajar apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat adanya latihan dan pengalaman melalui olah informasi, respon positif yang semula belum tahu menjadi lebih tahu supaya mendapat suatu kepribadian baru yang lebih baik. Dari beberapa definisi diatas dapat disumpulkan belajar adalah suatu proses interaksi manusia baik secara langsung (dengan contoh) ataupun tidak langsung (dengan kata-kata) dengan lingkungan untuk memperoleh suatuperubahan, tingkah laku yang berupa perbuatan, pemahaman, keterampilan dan sifat yang positif sehingga membawa pada kondisi kehidupan yang lebih baik dan bermakna. 2.1.5 Motivasi Belajar Menurut Hamalik (2002:205) motivasi adalah kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan kepada mahluk untuk bertingkah laku mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut. Ada ahli psikologi pendidikan yang menyebutkan kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Motivasi di 12 pandang sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia,termasuk perilaku belajar. Menurut Suprijono (2009:162) motivasi adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku. Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi memiliki pengertian yang sama yaitu menunjukkan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak melakukan sesuatu guna tujuan yang diinginkan. 2.1.5.1 Pengertian Motivasi Belajar Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan oleh seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan suatu pertanda yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang lain belum tentu dapat membangkitkan minatnya sejauh apa yang ia lihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Seseorang yang melakukan aktivitas secara terus menerus tanpa motivasi dari dirinya merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun seseorang yang tidak mempunyai keinginan belajar, dorongan dari luar merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh motivasi intrinsik dperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar. Menurut Sardiman (2003:80) mengatakan motivasi mengatakan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dan kegiatan belajar siswa dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar tercapai. Dari pengertian motivasi belajar, dapat disimpulkan 3 fungsi motivasi sebagi berikut: 13 a. Mendorong manusia untuk berbuat (motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan). b. Menyeleksi sesuatu perbuatan (menentukan perbuatan-perbuatan) yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan). c. Menentukan arah perbuatan (kearah tujuan yang hendak dicapai) . Berdasarkan kutipan, maka dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dalam diri individu untuk melakukan sesuatu tindakan, sehingga mencapai hasil yang lebih baik dari pada hasil sebelumnya, menyeleksi dan menentukan arah suatu perbuatan serta memelihara semangat kerja yang tinggi. 2.1.5.2 Teori Tentang Motivasi Terdapat 3 teori motivasi yang terkenal menurut para pakar motivasi, yaitu: Teori Kebutuhan/Keperluan, Teori Humanistik, Teori Behavioristik. 1) Teori Kebutuhan/Keperluan Menurut teori ini, manusia termotivasi untuk bertindak kalau dia ingin memenuhi kebutuhannya. Terdapat tiga jenis kebutuhan yang umum, yaitu : 1). Kebutuhan fisik, yaitu makan, kesehatan, keselamatan. 2). Kebutuhan emosional, yaitu prestasi dan harga diri. 3). Kebutuhan kognitif, yaitu berhasil untuk mencipta, memecahkan suasana konflik,untuk mendapat rangsangan. 2) Teori Humanistik Para pakar teori Humanistik percaya bahwa hanya ada satu motivasi,yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri masing-masing individu dan motivasi ini dimiliki oleh individu sepanjang waktu dan dimanapun ia berada. Motivasi tampil dalam bentuk prilaku. Motivasi dalam diri ini merupakan keinginan dasar yang mendorong individu mencapai berbagai pemenuhan segala keperluan/kebutuhan dirinya sendiri. Keinginan dasr yang dimiliki oleh masing masing siswa dibawa oleh siswa tersebut kesekolah. Guru hanya tinggal ingin memanfaatkan dorongan ingin tahu siswa yang bersifat sudah ada dari dalam diri siswa dengan cara menyajikan bahan pelajaran yang sesuai dan berguna bagi siswa. Untuk meningkatkan gambaran siswa tentang dirinya sendiri, maka guru memberikan berbagai kesempatan agar siswa berprestasi secara maksimum. Yang 14 paling penting untuk meningkatkan motivasi siswa menurut kaum Humanis ini adalah member kesempatan siswa untuk melakukan eksplorasi/penjelajahan secara pribadi dan memungkinkan mereka menemukan sesuatu yang berarti melalui bekerja. 3) Teori Behavioristik Para pakar Behavioristik bahwa motivasi dikontrol/dikendalikan oleh lingkungan sekitar. Suatu perilaku yang bermotivasi terjadi apabila akibat dari perilaku itu dapat menggetarkan emosi individu, yaitu menjadi suka atau tidak suka. Kaum Behavioristik berpandangan bahwa manusia berperilaku jika ada rangsangan dari luar. Perilaku menjadi kuat atau lemah dipengaruhi oleh peristiwa sebagai akibat dari perilaku tersebut yang dapat menguggah emosi orang yang berperilaku. Apabila akibat perilaku itu menimbulkan rasa suka,maka perilaku menjadi kuat; tetapi jika perilaku itu menimbulkan rasa tidak suka, maka perilaku itu akan ditinggalkan. Guru hendaknya dapat mengenalikan emosi siswa untuk menjadi suksa dan ingin belajar. 2.1.5.3 Jenis-Jenis Motivasi Belajar Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, hanya dibahas dari dua sudut pandang yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang disebut “motivasi ekstrinsik” . a. Motivasi Intrinsik Motivasi Intrinsik adalah motiv-motiv yang menjadi aktif dan berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang memiliki motif intrinsik dalam dirinya, maka ia sadar akan melakukan sesuatu kegiatan yang tidak menimbulkan motivasi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi intrinsik diperlukan terutama belajar sendiri.Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju sulit sekali melakukan aktifitas belajar terus menerus. Sedangkan seseorang yang memiliki motivasi intrinsik selalu ingin maju dalam belajar.Keinginan ini dilatarbelakangi 15 oleh pemikiran yang positif, bahwa semua mata pelajarans yang dipelajari sangat dibutuhkan dan sangat berguna kini dan mendatang. Motivasi memang berhubungan dengan kebutuhan seseorang yang memunculkan kesadaran untuk melakukan aktifitas atau kegiatan. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi seseorang yang terdidik, berpengetahuan yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Untuk mendapatkan semuanya itu perlu belajar. Belajar adalah suatu cara untuk mendapatkan suatu ilmu pengetahuan dan ketrampilan. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik dan berpengetahuan.Jadi motivasi intrinsik muncul berdasarkan kesadaran dengan tujuan esensial, bukan kesadaran atribut dan seremonial. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yag aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar. Guru harus dapat membangkitkan minat siswa dengan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuknya. Kesalahan dalam menggunakan motif-motif ekstrinsik bukan menjadi pendorong, tetapi menjadikan siswa malas belajar. Untuk itu guru harus tepat dan benar dalam memotovasi siswa dalam rangka proses interaksi belajar mengajar. Dalam pendidikan dan pengajaran, guru bukan hanya berperan menjadi administator, demonstrator, pengolola kelas, mediator, fasilitator, supervisor dan evaluator, tetapi juga sebagai motivator dan pembimbing. Sebagai motivator guru berperan untuk mendorong siswa agar giat belajar. Usaha ini dapat diusahakan guru dengan memanfaatkan bentuk–bentuk motivasi sekolah agar dapat membangkitkan gairah belajar siswa.Menurut Djamarah (Syamsuddin 2003) ada enam hal yang dapat diusahakan guru yaitu: 1) Membangkitkan dorongan kepada siswa agar belajar. 2) Menjelaskan secara konkrit kepada siswa apa yang dapat di lakukan pada akhir pengajaran. 3) Memberikan ganjaran kepada terhadap prestasi yang dicapai siswa sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik di kemudian hari. 16 4) Membentuk kebiasaan belajar siswa secara individual maupun kelompok. 5) Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok. 6) Menggunakan metode yang bervariasi. Berdasarkan uraian, dapat dipahami bahwa guru dalam membangkitkan gairah belajar siswa dengan motivasi ekstrinsik dalam proses interaksi belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik adalah suatu alat yang cukup ampuh yang senantiasa gunakan guru untuk membangkitkan gairah belajar siswa.Kadangkala ada guru yang keliru dalam menggunakan motivasi ekstrinsik, sehingga siswa tidak berminat untuk belajar, dan bahkan guru tersebut dibenci oleh siswa. Guru yang memaksa siswa dengan kekerasan, tidak akan berhasil dalam memotivasi siswa, malah guru yang merusak jati dirinya itu akan kehilangan wibawanya di depan siswanya. Oleh sebab itu penggunaan motivasi ekstrinsik terkadang menjadi momok bagi setiap siswa.Untuk itulah seluruh aspek dari kehidupan guru merupakan cermin dari kepribadian guru sebagai idola anak didik, yang secara keseluruhan dari kepribadian guru adalah suri tauladan bagi setiap siswa baik di sekolah maupun di masyarakat. Terkait dengan proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik diperlukan untuk mendorong siswa agar tekun melakukan aktivitas belajar. Motif ekstrinsik sangat diperlukan bila ada siswa yang kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu. 2.1.6 Hasil Belajar 2.1.6.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2004:14) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan mengajar atau belajar” Dimyati dan Moedjiono (1992:40). Hasil belajar dapat berupa pengetahuan (kognitif), tingkah laku atau sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor), yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa hasil belajar merupakan perolehan seseorang dari suatu perbuatan belajar, atau hasil 17 belajar merupakan kecakapan nyata yang dicapai siswa dalam waktu tertentu. Hasil belajar yang utama adalah pola tingkah laku yang bulat yang diperoleh oleh setiap siswa setelah proses belajar. Sanjaya (2005:90) juga menjelaskan bahwa, belajar bukan hanya sebagai hasil, akan tetapi juga sebagai proses. Belajar mengembangkan dua sisi yang sama pentingnya yaitu sisi hasil dan proses. Oleh karena itu, keberhasilan belajar tidak hanya diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana proses penguasaan itu terjadi. Hal ini terutama diajukan untuk menentukan perubahan perilaku yang non kognitif. Menurut Bloom (Suprijono,2012:6-7) ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: a. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), menguraikan (analisys), mengorganisasikan (sintesis), dan penilaian (evaluation). b. Ranah afektif Berkenaan dengan sikap (receiving), memberikan respon (responding) dan nilai (valuing). Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuanya itu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. c. Ranah Psikomotor Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan dan mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Cara mengetahui hasil belajar siswa, guru dapat melakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dan tes. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan (UU No 20 Tahun 2003 SISDIKNAS ). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa tersebut mengalami aktivitas belajar. 18 2.1.7 Metode Pembelajaran Picure and Picture Menurut Fathurrahman (Trianto:2010) metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode di definisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan .Dengan demikian salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi, sehingga pencapaian pengajaran diperoleh secara optimal. Menurut Ahmadi ( 2011:58) metode pembelajaran picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan di pasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Dengan penerapan metode pembelajaran picture and picture siswa dapat memperdalam konsep secara leluasa, terkondisi untuk mengembangkan daya nalarnya, dan memperkaya penglamannya di sekolah. Dengan picture atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan (Sahrudin dan Iriani, 2010 : 2). Metode pembelajaran picture and picture mengupayakan siswa belajar secara aktif, berangkat dari pengalaman siswa, mengajak siswa berpikir kritis, dan merupakan pembelajaran kontekstual. Metode ini dapat melatih siswa untuk berani menerima tugas yang diberikan guru dengan maju kedepan untuk memasangkan gambar melatih siswa untuk mendengarkan tugas yang diberikan oleh guru secara lisan.Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya konsep perkembangan teknologi transportasi dapat membantu siswa meningkatkan sikap positif serta menciptakan kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah.Metode ini juga merupakan metode pembelajaran yang mengetumakan keberanian siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 19 2.1.8 Kelebihan dan Kekurangan Metode Picture and Picture 2.1.8.1 Kelebihan Metode Picture and Picture Menurut Ahmadi (2011:58) metode pembelajaran ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Adapun kelebihan dari metode pembelajaran picture and picture ini adalah : a. Guru dengan metode inovatif ini akan dapat dengan mudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa. b. Melatih berfikir logis dan sistematis siswa c. Dengan model ini dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran. d. Guru hanya sebagai pendamping dalam proses belajar. e. Proses belajar akan dapat diikuti seragam oleh siswa 2.1.8.2 Kekurangan Metode Picture and Picture Sedangkan kekurangannya menurut Ahmadi (2011:58) dari metode pembelajaran ini adalah : a. Memakan banyak waktu b. Harus memersiapkan banyak alat dan bahan yang berhubungan dengan materi yang diajarkan dengan model tersebut. c. Membutuhkan biaya yang tidak sedikit d. Guru dituntut untuk lebih terampil dalam menyajikan gambar sehingga mendorong motivasi siswa untuk lebih aktif 2.1.8.3 Langkah-langkah Metode Picture and Picture Menurut Ahmadi (2011:58) adapun langkah-langkah dari pelaksanaan picture and picture ini adalah sebagai berikut : a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai b. Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan c. Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan materi) d. Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan gambar-gambar yang ada 20 e. Guru member pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan gambar f. Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang di capai g. Guru menyampaikan kesimpulan 2.1.8.4 Penerapan Pembelajaran Picture And Picture dalam PBM IPA Berdasarkan Standar Proses Standar proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu bentuk teknis yang merupakan acuan atau kriteria yang dibuat secara terencana atau didesain dalam pelaksanaan pembelajaran (UU No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah). Masih mengacu pada UU tersebut (UU No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah), hal-hal yang diatur dalam standar proses terdiri dari perencanaan proses pembelajaran yang meliputi menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompentensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran materi pembelajaran, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar; pelaksanaan proses pembelajaran dimana hal-hal yang harus diperhatikan antara lain rombongan (peserta) belajar maksimal, beban kerja minimal guru, buku pelajaran, dan pengelolaan kelas; penilaian hasil pembelajaran tujuannya digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, digunakan untuk menyusun laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik dan terprogram dengan menggunakan tes dalam bentuk tes tertulis maupun tes lisan, dan nontes dalam bentuk pengamatan kerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran; serta pengawasan proses pembelajaran yang dilakukan dengan cara pemantauan, supervisi, evaluasi dan pelaporan. Berdasarkan pada hal yang telah dipaparkan, maka dalam pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Picture And 21 Picture pada mata pelajaran IPA pada siswa SD kelas 4, standar kompentensi dan kompentensi dasar (SK/KD), adalah SK/KD mata pelajaran IPA kelas 4 pada semester II pada materi Perubahan lingkungan fisik terhadap daratan , indikator pencapaian, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan penilaian yang dilakukan, serta bentuk penilaian yang dilakukan antara lain dijabarkan dalam RPP berkarakter berdasarkan sintaks metode pembelajaran Picture And Picture berikut ini: 22 Tabel 2.1 Sintaks Metode Pembelajaran Picture And Picture No 1. 2 Kegiatan pembelajaran Kegiatan Awal Guru mengawali pembelajaran dengan Salam Doa Pengkondisian kelas Absensi Apersepsi dan Motivasi Guru bertanya kepada siswa 1. Guru bertanya kepada siswa siapa diantara kalian yang suka bermain hujan? 2. Guru : hari ini materi yang kita pelajari tentang tentang perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dan hasil/KKM belajar yang dicapai setiap siswa dalam evaluasi. 4. Guru memotivasi siswa dan menginformasikan cara belajar yang akan ditempuh dalam proses pembelajaran (dengan metode pembelajaran Picture And Picture). Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk melihat kemampuan siswa, dan melihat siswa yang aktif. 2. Guru menyampaikan materi/pelajaran yang akan dipelajari. 3. Guru menunjukan dan menjelaskan gambar-gambar kegiatan yang berkaitan dengan materi pembelajaran 4. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok 5. Guru membagi LKS yang telah disiapkan kepada siswa Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru : 1. Guru meminta siswa untuk mengamati perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. 2. Siswa mengurutkan gambar perubahan lingkungan fisik terhadap daratan sesuai dengan alat peraga yang sudah dibagikan guru disetiap kelompok. 3. Perwakilan kelompok secara bergantian maju kedepan untuk memasangkan gambar dengan pertanyaan yang ada. 4. Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok menggunakan alat peraga yang sudah disiapkan guru sambil guru dan siswa tanya jawab. 3 Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru 1. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum jelas dari materi yang disampaikan. 2. Guru memberi motivasi berupa pujian kepada siswa yang belum berhasil dalam proses pembelajaran. Kegiatan Akhir 1. Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran. 2. Guru memberikan siswa evaluasi 3. Siswa mengerjakan evaluasi 4. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. 23 2.2 Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan PTK karya Sulastri yang berjudul: meningkatkan hasil belajar IPA melalui metode pembelajaran picture and picture siswa kelas IV semester I SD N Slungkep 02 Kecamatan Keyen Kabupaten Pati Tahun 2011/2012. Hasil penelitian menunjukan: penerapan metode picture and picture dengan KKM 6,5 dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV semester I SD Negeri Slungkep 02 Kecamatan Kayen Kabupaten Pati Tahun 2011/2012 . Hal ini dilihat dari kenaikan nilai hasil belajar setiap siklus dimana pada pra siklus ketuntasan belajar siswa pada pra siklus ada 6 siswa atau 27,3% naik menjadi 16 siswa atau72,7% pada siklus I, meningkat lagi pada siklus II menjadi 19 siswaatau 86,4%. Demikian peningkatan juga terjadi pada keaktifan siswa dimana pada pra siklus keaktifan pada kategori baik sekali ada 7 siswa atau 31,8 naik menjadi 14 siswa atau 6,37% pada siklus I dan terakhir pada siklus II menjadi 20 siswa atau 90,9% . Dari hasil ini ketuntasan hasil belajar dan keaktifan belajar sudah mencapai indikator yaitu 80% keatas. Dengan kata lain hasil belajar siswa dengan menggunakan metode picture and picture telah tuntas atau mencapai KKM yang di harapkan. PTK karya Deden M.Laode yang berjudul:“Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 237 Atue Kabupaten Luwu Timur Melalui Metode Pembelajaran Picture And Picture” menunjukan bahwa adanya peningkatan hasil belajar IPA setelah penerapan metode pembelajaran picture and picture dengan niali ketuntasan belajar siswa secara klasikal pada siklus I 52% (13 dari siswa yang dapat mencapai KKM (≥ 63 ) dan pada siklus II 84% (21 dari 25 siswa yang dapat mencapai nilai KKM (≥63) Hal ini berarti bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa siklus I ke siklus II setelah penerapan metode penerapan picture and picture sebesar 32%. Berdasarkan analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa metode pembeljaran picture and picture sangat efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 237 Atue Kabupaten Luwu Timur. 24 PTK karya Yusup Hanafi Nasution yang berjudul: “Meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode picture and picture pada mata pelajaran IPA pokok bahasan sumber daya alam di kelas V SD Negeri 101777 Saentis T.A 2011/2012” menunjukan bahwa adanya peningkatan motivasi belajar, Pada kondisi awal motivasi siswa tergolong rendah, dimana ada 14 orang dari 23 orang siswa atau (60,8% ) yang motivasinya tergolong rendah, 6 orang siswa dari 23 orang siswa atau ( 26,1% ) yang motivasinya tergolong sedang, dan hanya 3 orang siswa dari 23 orang atau ( 13,1% ) siswa yang motivasinya tergolong tinggi. Pada siklus I 5 orang dari 23 orang siswa atau (21,7%) yang motivasinya tergolong rendah, 11 orang siswa dari 23 orang siswa atau ( 47,8% ) yang motivasinya tergolong sedang, dan 7 orang siswa atau ( 30,4% ) yang motivasinya tergolong tinggi. Selanjutnya pada siklus II yang motivasinya tergolong rendah turun menjadi hanya 1 orang dari 23 orang siswa atau ( 4,4% ), 2 orang siswa yang motivasinya tergolong sedang atau ( 8,7%), dan siswa yang motivasinya tinggi meningkat signifikan menjadi 20 orang siswa dari 23 orang siswa atau ( 86,9% ). Melihat peningkatan yang terjadi pada motivasi siswa dalam pokok bahasan sumber daya alam pada siklus II, maka proses belajar mengajar tidak lagi dilanjutkan pada siklus berikutnya. Dari data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa dapat meningkat pada mata pelajaran IPA pokok bahasan sumber daya alam dengan menggunakan metode picture and picture di kelas V SD Negeri 101777 Saentis T.A 2011/2012. PTK karya Agung rimba kurniawan yang berjudul Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Sains Materi Rantai Makanan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Picture And Picture Siswa Kelas IV SDN No.76/I Sungai Buluh” ,hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan motivasi belajar siswa dengan nilai rata-rata 56,31 dalam kategori cukup tinggi pada siklus I, dan meningkat pada siklus II dengan skor rata-rata menjadi 71,05. Dari siswa yang tuntas belajar 13 siswa pada siklus I menjadi 18 siswa pada siklus kedua. Hal ini menunjukkan kelengkapan klasik 68,42% pada siklus I dan 94,73% pada siklus kedua. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II karena peningkatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi serta anggota kelompok mengubah setiap siklus. Ini 25 menunjukkan hasil dari upaya pemulihan proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar dengan menggunkan model pembelajaran picture and picture. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture untuk meningkatkan motivasi dan pembelajaran ilmu Sains dari rantai makanan pada siswa kelas IV SDN 76 / I Sungai Buluh. Berdasarkan kajian penelitian diatas, penggunaan metode pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Dengan mengacu pada penelitian diatas maka dilakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas IV SD Mangunsari 02 Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. 2.3 Kerangka Berfikir Dalam mengajarkan pelajaran IPA terutama materi Perubahan lingkungan fisik daratan. Dibutuhkan konsep dasar teori yang tepat dalam menyampaikan pelajaran tersebut. Konsep dasar teori yang dipilih harus sesuai dan cocok serta harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, terutama dalam penyampaian materi IPA. Sebab dalam pelajaran IPA siswa diberi kesempatan untuk diberfikir kritis serta menemukan sendiri, mengadakan pengamatan secara teliti, menggunakan prinsip memecahkan percobaan sederhana, menyusun data, mengemukakan dugaan dan menjelaskan gagasan dan pernyataan IPA serta memiliki sikap menghargai kegunaan IPA dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari IPA, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dalam penerapan metode pembelajaran Picture And Picture proses pembelajaran mempunyai keungulan dan dipastikan dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar, keungulannya; guru dengan metode inovatif ini akan dapat dengan mudah mengetahui kemampuan masing-masing siswa,melatih siswa berfikir logis dan sistematis, dapat mendorong siswa lebih aktif dalam pembelajaran, guru hanya sebagai pendamping dalam proses belajar, proses belajar akan diikuti dengan seragam oleh siswa. Untuk meningkatkan keberhasilan siswa, 26 interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. Dalam metode pembelajaran Picture And Picture siswa sangat dilibatkan dalam proses pembelajaran, siswa lebih mudah menemukan dan memahami materimateri yang diangap sulit karena setiap pembahasan ada gambar-gambarnya dan dalam kelompok mereka saling bekerjasama dengan temannya untuk menyelesaikan masalah. Melalui kerjasama akan terjalin rasa kebersamaan, komunikasi, mereka saling berbagi pengetahuan yang dimiliki mereka masingmasing sehingga terjadi pemahaman yang sama dalam persoalan-persoalan yang mereka diskusikan. Ini akan membawa dampak pada peningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar. 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian-kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis tindakan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: penerapan metode pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013. Diduga melalui penerapan picture and picture dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Negeri Mangunsari 02 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013.